PEMAKNAAN NUSYUZ DALAM PANDANGAN DOSEN UIN RADEN INTAN LAMPUNG SKRIPSI (Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah)

  

PEMAKNAAN NUSYUZ DALAM PANDANGAN DOSEN

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

SKRIPSI

(Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat guna

memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah)

  

Oleh:

Wiwit Trijayanti

Npm. 1421010099

Jurusan : Al-ahkwal al-syakhshiyah

   Pembimbing Akademik I : Drs. Maimun, S.H., M.A.

Pembimbing Akademik II : Yufi Wiyos Rini M, S.Ag.,M.Si.

  

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

  

ABSTRAK

PEMAKNAAN NUSYUZ DALAM PANDANGAN DOSEN UIN RADEN

  

INTAN LAMPUNG

Oleh

Wiwit Trijayanti

  Pernikahan merupakan tempat menumbuhkan ketentraman, kebahagiaan dan cinta kasih bukan hanya untuk memadamkan kobaran syahwat yang ada atau hanya sebagai sebab untuk meneruskan keturunan, Dan tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia, Namun dalam Prakteknya tidak selalu sejalan dengan harapan ada saja masalah yang kerap kali muncul dalam sebuah hubungan yang salah satunya adalah nusyuz. Nusyuz yang berarti kedurhakaan atau melalaikan hak dan kewajibannya sebagai suami isteri, merupakan sesuatu yang harus disikapi dalam berumah tangga. Nusyuz di dalam Al-

  Qur’an tercantum dalam surah An-Nisa’[4]: 34 & 128, telah dijelaskan bahwasannya nusyuz dapat dilakukan oleh suami maupun isteri.

  Rumusan masalah dari penelitian adalah Bagaimana Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung terhadap pemaknaan konsep Nusyuz dalam era sekarang (kontemporer). Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang makna nusyuz yang dilakukan oleh isteri terhadap suami maupun suami terhadap isterinya.

  Adapun metode yang digunakan adalah field research, yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden. Metode pengumpulan data diperoleh dari data primer yaitu interview dan dokumentasi serta data sekunder berupa buku-buku penunjang untuk peneletian ini khususnya mengenai materi nusyuz. Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis. selanjutnya dianalisis dengan melakukan pemeriksaan secara konsepsional atau suatu pernyataan, sehingga dapat diperoleh kejelasan arti yang terkandung dalam pernyataan tersebut.

  Hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa konsep nusyuz pada masa sekarang secara garis besar dari pandangan dosen UIN Raden Intan Lampung yaitu bahwa yang dikatakan nusyuz bukan hanya isteri melainkan suami juga. Dan nusyuz berpangkal dari hak dan kewajiban, mayoritas dosen menegaskan bahwa semua tergantung dari kesepakatan kedua pihak. Dasar hukum nusyuz yaitu QS.An-nisa-34 & 128, adapun faktor penyebab nusyuz adalah adanya sikap acuh dari suami atau isteri sehingga tidak menjalankan hak dan kewajibannya, ataupun karena adanya tekhnologi pada era sekarang. Apabila terjadi nusyuz isteri langkah penyelesaiannya yaitu, diberi nasehat, pisah ranjang dan dipukul, dalam memukul tidak boleh berlebihan ataupun sampai menyakiti, akan tetapi jika dalam tahap pertama isteri tidak nusyuz lagi, maka jangan dilanjutkan tahap berikutnya, jika suami nusyuz, isteri berhak mengajaknya berdamai, jika belum berhasil maka mendatangkan orang ketiga atau keluarga dari kedua belah pihak untuk perdamaian, jika belum berhasil isteri berhak melaporkan ke pengadilan.

  

MOTTO

            

  ُلله

           

  ُلله

        

1          

  َلله

  Artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (isteri), karena

  Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah 2 3 menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.

  Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.

1 Departemen Agama RI, Cordova, Al-Qur’an dan Terjemah, Surat An-nisa’: 34, h. 84.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1.

  Ibunda Sumarni dan Ayahandaku Slamet Riyadi, yang tiada henti- hentinya selalu memberi semangat, mendukung, membimbing, dan mendo’akan segala aktifitas, agar dapat mencapai puncak prestasi yang terbaik.

  2. Kepada kakandaku Mulyono Sahirin dan Ahmad Rohmat, serta adik- adikku, Reni Nur Cahyani, dan Roiyan Ramadhani, yang tersayang, yang selalu memberi semangat dikala diri ini berkeluh kesah, serta tidak pernah lelahnya memberikan dukungan penuh dan memotivasi hingga teraihnya gelar sarjana ini.

3. Terakhir disampaikan kepada Almamater Tercinta, UIN RADEN INTAN

  LAMPUNG, yang sangat berjasa, karena telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu, serta memberikan jalan untuk meraih cita-cita.

RIWAYAT HIDUP 1.

  Wiwit Trijayanti, dilahirkan di Sidomulyo (Lampung Barat) pada tanggal 27 Agustus 1995, merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Slamet Riyadi dan Ibu Sumarni.

2. Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 1 Sidomulyo Kecamatan Pagar

  Dewa dan selesai pada tahun 2008 3. Kemudian dilanjutkan pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Falah Sidomulyo

  Lampung Barat, selesai pada tahun 2010 4. Kemudian penulis melanjutkan kejenjang selanjutnya di SMA N 1 Tanjung

  Bintang Lampung Selatan, selesai pada tahun 2013 5. Dan pada tahun 2014 penulis melanjutkan studi pada perguruan tinggi UIN

  Raden Intan Lampung dan Masuk pada Fakultas Sy ari’ah, Jurusan Ahwal Al- Syakhshiyah (Hukum Keluarga).

KATA PENGANTAR

  Segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, sang pemilik kesempurnaan, yang selalu memberikan nikmat kepada hamba-hambanya, nikmat iman, Islam serta nikmat kesehatan yang tiada terukur jumlahnya. Shalawat beriring salam yang tiada terkira selalu tercurahkan kepada habibina, wasyafi’ina waqurrata a’yunina wamaulana Muhammad Saw, yang telah memberikan dan menuntun kita kejalan yang lurus, jalan yang penuh dengan keridhoan Allah Swt, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PEMAKNAAN NUSYUZ DALAM PANDANGAN DOSEN UIN RADEN INTAN LAMPUNG ”.

  Karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang sangat berjasa. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih atas bantuannya dari berbagai pihak yang sebesar-besarnya kepada : 1.

  Dr. H. Moh. Mukri, M. Ag., selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung.

  2. Dr. Alamsyah, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah serta para Wakil Dekan di lingkungan Fakulta s Syari’ah UIN Raden Intan Lampung.

  3. Marwin, S.H., M.H., selaku Ketua Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyah Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung.

  4. Drs. Maimun, S.H., M.A., selaku Pembimbing I dan Yufi Wiyos Rini M, S.Ag.,M.Si. Pembimbing II, yang telah banyak berjasa dalam memberi arahan dan penyusunan karya ilmiah ini.

  5. Seluruh dosen, asisten dosen dan Pegawai UIN Raden Intan Lampung yang telah membimbing dan membantu selama mengikuti perkuliahan

6. Bapak/Ibu Ketua Jurusan semua Fakultas yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

  7. Kedua orang tuaku, Kakak, Adik, serta Kamu terimakasih atas do’a, dukungan, dan semangatnya. Semoga Allah senantiasa membalasnya dan memberikan keberkahan kepada kita semua.

  8. Kawan-kawanku mahasiswa/i Fakultas Syariah Angkatan 2014, khususnya keluarga besar Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyah yang telah bersama- sama berjuang untuk mewujudkan cita-cita.

  Mudah-mudahan seluruh jasa baik moril maupun materil berbagai pihak diberkahi Allah Swt.

  Bandar Lampung, Januari 2018 Penulis

  Wiwit Trijayanti

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ............................................................................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv MOTTO ......................................................................................................... v PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

  BAB I : PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ........................................................................ 1 B. Alasan Memilih Judul ............................................................... 3 C. Latar Belakang Masalah ........................................................... 4 D. Rumusan Masalah .................................................................... 7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 7 F. Metode Penelitian .................................................................... 8 BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Nusyuz ................................................................... 14 B. Dasar Hukum Nusyuz Suami dan Isteri .................................. 18 C. Faktor yang Melatar Belakangi Nusyuz .................................. 26 D. Hak dan Kewajiban Suami Isteri ............................................. 27 E. Langkah-langkah Penyelesaian Nusyuz oleh Suami dan Isteri ... 29

  BAB III : LAPORAN PENELITIAN SEJARAH SINGKAT UIN A. Profil UIN Raden Intan Lampung ........................................... 42 B. Dosen Tetap UIN Raden Intan Lampung ................................ 52 C. Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung terhadap Makna Nusyuz ......................................................................... 55 BAB IV : ANALISIS DATA A. Makna Nusyuz dalam Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung .................................................................................. 68 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 76 B. Saran ........................................................................................ 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum menjelaskan secara keseluruhan materi dan untuk menghindari

  kesalahpahaman tentang judul skripsi ini, maka akan diartikan secara terminologis terlebih dahulu beberapa terma yang terdapat dalam judul skripsi ini yaitu “Pemaknaan Nusyuz dalam Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung. Adapun terma-terma tersebut adalah sebagai berikut: 1.

  Pemaknaan Nusyuz Secara bahasa pemaknaan nusyuz terdiri dari dua kata yaitu makna dan nusyuz.

  Makna adalah memperhatikan setiap kata yang terdapat dalam tulisan 1 atau pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Makna yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah berupa memperhatikan atau pengertian yang membahas perihal nusyuz yang dilakukan oleh suami terhadap isteri atau isteri terhadap suami. Sedangkan kata

  Nusyuz berasal dari bahasa Arab yang berarti meninggi atau 2 عافترا terangkat. Nusyuz juga memiliki definisi kedurhakaan suami atau isteri terhadap suami atau isteri dalam hal menjalankan apa-apa yang diwajibkan 3 Allah atas keduanya. 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), h. 864. 2 Selamet Abiding dan Aminudin, Fikih Munakahat Cet ke-1 (Bandung: Pustaka setia, 1999), h. 185.

  Jadi, yang dimaksud dengan Makna Nusyuz adalah suatu perilaku tentang adanya sesuatu perbuatan buruk (kedurhakaan) yang dilakukan oleh suami atau isteri (nusyuz).

2. Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung

  Secara bahasa, terdiri dari kata “pandangan”, “dosen”, dan UIN Raden

  Intan L ampung” Pandangan adalah hasil perbuatan memandang (memperhatikan, 4 5 melihat, dsb). Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi.

  Universitas adalah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau professional dl sejumlah 6 disiplin ilmu tertentu.

  Jadi, yang dimaksudkan dengan Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung adalah suatu pendapat para akademisi atau tenaga pengajar yang mengajar di Perguruan Tinggi Islam Negeri Raden Intan Lampung yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau professional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu yaitu dengan cara memperhatikan atau melihat bagaimana memaknai kata nusyuz pada era sekarang (kontemporer).

  Berdasarkan penjelasan terma-terma secara terminologis tersebut di atas maka dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah peneliti ingin mengetahui sekaligus menganalisis pendapat atau 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 1011. pandangan para Dosen tetap UIN Raden Intan Lampung dalam memaknai lafadz nusyuz.

B. Alasan Memilih Judul

  Adapun alasan untuk memilih judul yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Alasan Objektif a.

  Alasan objektif dari penelitian ini adalah karena pendapat tentang nuyuz banyak sekali dalam teori dan peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana pendapat dosen UIN Raden Intan Lampung tentang nusyuz.

  b.

  Judul tersebut merupakan salah satu fenomena yang terjadi di masyarakat yang harus dihindari demi terjalinnya keluarga yang sakinah mawadah warahmah.

2. Alasan Subjektif a.

  Tersedianya literatur-literatur yang memadai untuk dapat membahas dan menulis skripsi ini dengan baik dan judul tersebut sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni sebagai mahasiswi Jurusan Al-Ahwal Asy- Syakhsiyyah (AS) yang mencakup hukum keluarga di Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung.

  b.

  Judul tersebut belum pernah dibahas sebelumnya, jadi dipandang baik untuk dibahas dalam skripsi ini.

  c.

  UIN Raden Intan Lampung adalah tempat penulis belajar atau menuntut ilmu, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

C. Latar Belakang Masalah

  Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dalam Pasal 1 menyebutkan: ”Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga 7

  (rumah tangga) yang bahagia dan kek al berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. karena tujuan perkawinan yang begitu mulia yaitu untuk membina keluarga bahagia, memperoleh ketenangan hidup, kekal, abadi berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, maka perlu diatur hak dan kewajiban antara masing-masing suami dan isteri tersebut. Apabila hak dan kewajiban mereka terpenuhi, maka dambaan berumah tangga dengan didasari rasa cinta dan kasih sayang akan dapat terwujud. Kondisi seperti ini tersirat dalam firman-Nya dalam QS. Ar-Rum: 21 yaitu

  

           

...

    

  Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang, ... 8

  ” (QS. Ar-Rum: 21). Ayat ini menunjukkan bahwa fungsi pernikahan merupakan tempat menumbuhkan ketentraman, kebahagiaan, dan cinta kasih bukan hanya untuk memadamkan kobaran syahwat yang ada padanya atau hanya sebagai sebab untuk meneruskan tali keturunan. Umumnya setiap orang yang akan berkeluarga pasti 7 Undang-Undang Pokok Perkawinan (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 2. mengharapkan akan terciptanya kebahagiaan dan keharmonisan dalam rumah 9 tangganya. Dan tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera, dan 10 bahagia. Namun dalam prakteknya tidak selalu sejalan dengan harapan semula.

  Ketegangan dan konflik kerap kali muncul, perselisihan pendapat, perdebatan, pertengkaran, saling mengejek atau bahkan memaki pun sering terjadi, semua itu sudah semestinya dapat diselesaikan secara arif dengan jalan bermusyawarah: saling berdialog secara terbuka. Dan pada kenyataannya banyak persoalan dalam rumah tangga meskipun terlihat kecil dan sepele namun dapat mengakibatkan terganggunya keharmonisan hubungan suami isteri.

  Sungguh Islam telah menetapkan dasar-dasar dan menegakkan sandaran untuk membangun keluarga dan melindunginya dengan sesuatu yang besar.

  Termasuk bagian dari permasalahan manusia adalah munculnya perselisihan di antara mereka. Timbullah pertentangan ketika keinginan saling berlawanan, atau ketidaksenangan karakter dengan hal yang ada di keluarga berupa perselisihan dan kedekatan, terkadang terjadi kebosanan sehingga menjadikan udara di dalam keluarga berembus dengan awan tebal. Oleh karena itu, Islam mengakui adanya kemungkinan terjadinya perselisihan suami dan isteri dan pertentangan dalam lingkungan keluarga, memberikan penyelesaian, memberitahukan berbagai penyebabnya yang berjalan bersama peristiwa yang terjadi. Islam tidak

9 Dedi Junaedi, Keluarga Sakinah Pembinaan dan Pelestarian (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007), h. 31.

  membiarkan dan mengabaikan atas permasalahan yang timbul di dalam keluarga karena mengabaikan tidak dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup sedikitpun.

  Jadi persoalan nusyuz seharusnya tidak selalu dilihat sebagai persoalan yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap yang lain tetapi juga terkadang harus dilihat sebagai bentuk lain dari protes yang dilakukan salah satu pihak terhadap kesewenang-wenangan pasanganya.

  Selama ini memang persoalan nusyuz terlalu dipandang sebelah mata. Artinya, nusyuz selalu saja dikaitkan dengan isteri, dengan anggapan bahwa nusyuz merupakan sikap ketidakpatuhan atau kedurhakaan isteri terhadap suami, sehingga isteri dalam hal ini selalu saja menjadi pihak yang dipersalahkan. Begitu pula dalam kitab-kitab fiqh, persoalan nusyuz seakan-akan merupakan status hukum yang khusus ada pada perempuan (isteri).

  Untuk itu, pihak laki-laki (suami) diberi kewenangan atau beberapa hak dalam menyikapi nusyuznya isteri. Tetapi sebenarnya bukan hanya isteri yang bisa dikatakan nusyuz tetapi suami juga dapat dikatakan nusyuz, jika melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyakiti isteri tanpa sebab-sebab yang jelas seperti halnya menghina isteri, membentak bentak isteri, dan tidak memberinya nafkah. Dan dasar hukum nusyuz suami-isteri tercantum dalam QS. An- nisa‟: 34 dan 128.

  Berdasarkan uraian di atas maksud dari judul skripsi ini adalah peneliti ingin menelaah bagaimana pendapat Dosen UIN Raden Intan Lampung mengenai Makna Nusyuz dalam Era Kontemporer.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan dosen UIN Raden Intan Lampung terhadap pemaknaan konsep Nusyuz dalam era kontemporer ?

  E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.

  Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan dosen UIN Raden Intan Lampung tentang makna nusyuz dalam era kontemporer.

2. Kegunaan a.

  Secara teoritis, kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala berpikir bagi penulis dan pembaca, serta dapat menjadi salah satu bahan refrensi.

  b.

  Secara praktis, penelitian ini sebagai tambahan wawasan berfikir bagi penulis tentang Makna Nusyuz yang dilakukan oleh isteri terhadap suami maupun suami terhadap isterinya.

  c.

  Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Sifat Penelitian a.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penilitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada 11 responden. Dalam hal ini melakukan penelitiannya di UIN Raden Intan

  Lampung.

  b.

  Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Deskriptif adalah metode yang bertumpu pada pencarian fakta

  • –fakta dengan interpretasi yang tepat, sehingga gambaran dan pembahasan menjadi jelas dan gamblang. Sedangkan analitik adalah cara untuk menguraikan dan menganalisa data
  • 12 dengan cermat, tepat dan terarah.

      Dalam hal ini penulis ingin menggambarkan apa adanya mengenai pemikiran Dosen UIN Raden Intan Lampung tentang pemaknaan nusyuz dalam pandangan dosen UIN Raden Intan Lampung.

    2. Sumber Data a.

      Data Primer Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab 11 Susiadi As, Metodelogi Penelitian, Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung,

      13

      pertanyaan penelitian. Dalam hal ini data diperoleh melalui interview kepada narasumber yang bersangkutan dalam penelitian ini, yaitu beberapa Dosen Tetap UIN Raden Intan Lampung yang dijadikan informan.

      b.

      Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan 14 dicatat oleh pihak lain). Data sekunder ini diperoleh dari dokumen- dokumen, tulisan, dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

    3. Populasi dan Sampel Penelitian a.

      Populasi Populasi atau universe adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala- gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang 15 memiliki karakteristik tertentu di dalam penelitian. yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Dosen tetap UIN Raden Intan Lampung, yang berjumlah 280 (dua ratus delapan puluh) dosen tetap.

      Untuk meneliti seluruh populasi tentu akan banyak mengalami kesulitan dan tidak efektif jika dilihat dari segi waktu yang ada, maka dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah Dosen tetap UIN Raden

      13 Nur Indriantoro, Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama (Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta, 1999). h. 146. 14 Ibid. h. 147. Intan Lampung yang membidangi Mata Kuliah Fiqh, Fiqh Munakahat dan Hadis Ahkam Keluarga.

      b.

      Sampel 16 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Atau sampling adalah metode atau teknik untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili populasi, dalam hal menentukan anggota sampel dengan jenis purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi. Dengan demikian diusahakan agar sampel itu memiliki ciri-ciri yang esensial 17 dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif. Jadi yang dimaksud dengan purposive sampling adalah sampel yang ditarik sesuai dengan kepentingan dan dianggap mampu mewakili populasi. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah dosen tetap yang membidangi mata kuliah Fiqh, Fiqh Munakat dan Hadis Ahkam Keluarga di UIN Raden Intan Lampung.

      Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini terdiri dari: a.

      Dosen Tetap Fakultas Syariah 4 Orang b.

      Dosen Tetap Fakultas Dakwah 0 Orang c. Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah 1 Orang d. 16 Dosen tetap Fakultas Ushuludin 2 Orang

      Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 124. e.

      Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Bisnis Islam 1 Orang Jadi total seluruh sampel berjumlah 8 orang, peneliti dalam hal menentukan sampel menggunakan tehnik purposive sampling sehingga yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap tepat atau yang memang ahli dalam bidangnya, yang dapat memberikan pendapatnya tentang Pemaknaan Nusyuz dalam Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung.

    4. Metode Pengumpulan Data

      Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan cara berikut: a.

      Metode Interview Interview menurut Kartini Kartono adalah Suatu percakapan yang diarahkan kepada suatu masalah tertentu, merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih berhadapan langsung secara fisik, 18 berbincang dan tanya jawab.

      Jadi teknik interview dapat dipandang sebagai alat pengumpul data dengan jalan jawaban secara berhadapan langsung dengan sampel yang telah ditentukan sebagai responden. Interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview terpimpin dan tidak terpimpin. Dalam interview bebas terpimpin ini pewawancara telah membawa pedoman pertanyaan yang berupa garis besarnya saja.

      Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang Pemaknaan Nusyuz dalam Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung.

      b.

      Metode Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto Metode dokumentasi adalah Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, cetakan, 19 transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi dan sebagainya.

      Teknik ini digunakan untuk mencari data dengan menggunakan pencatatan terhadap bahan tertulis, dalam hal ini bersumber dari wawancara dengan narasumber yang berhubungan dengan penelitian.

    5. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data a.

      Pengolahan Data Pengolahan data adalah kegiatan merapikan data hasil

      20 pengumpulan data di lapangan sehingga siap pakai untuk dianalisis.

      Pengolahan data dalam penelitian ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1). Editing yaitu pengecekan terhadap data atau bahan-bahan yang telah diperoleh untuk mengetahui catatan itu cukup baik dan dapat segera dipersiapkan untuk keperluan selanjutnya. 2). Organising yaitu pengaturan dan penyusunan data sedemikian rupa sehingga menghasilkan dasar pemikiran yang teratur untuk 19 menyusun skripsi.

      Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 274.

      3). Penemuan hasil riset, menganalisa data hasil dari organizing dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori-teori dan dalil sehingga diperoleh kesimpulan tertentu dan jawaban dari pertanyaan dalam rumusan 21 masalah dapat terjawab dengan baik.

      b.

      Analisis data Analisis data merupakan suatu proses penyelidikan dan pengaturan secara sistematis transkip, wawancara, dan bahan-bahan lainnya sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada 22 orang lain.

      Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Metode ini digunakan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penulisan dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Untuk selanjutnya dianalisis dengan melakukan pemeriksaan secara konsepsional atau suatu pernyataan sehingga dapat diperoleh kejelasan arti yang terkandung dalam pernyataan tersebut.

      Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan serta menganalisis terhadap Pemaknaan Nusyuz dalam Pandangan Dosen UIN Raden Intan Lampung.

    21 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 145.

    BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nusyuz Secara bahasa nusyuz adalah masdar dari kata, ( ) yang

      سشن , سشني

      mempunyai arti tanah yang terangkat tinggi ke atas. Ali As-Shabuni dalam tafsirnya mengatakan bahwa nusyuz berarti tempat yang tinggi seperti perkataan, 23 Nusyuz juga berasal dari sebuah bukit yang ”nasyiz” dalam arti lain yang tinggi. 24 bahasa Arab yang berarti meninggi atau terangkat. Dalam kamus fiqh,

      عافترا 25

      nusyuz artinya menolak atau durhaka. Kemudian, digunakan untuk isteri yang angkuh dan tinggi hati, yang bisa memperlihatkan sikap tak menyenangkan bahkan meremehkan suaminya, sehingga dapat dikategorikan sebagai 26 pembangkangan dan kedurhakaan.

      Secara istilah nusyuz dikenal sebagai kebencian salah satu pihak, baik 27 suami atau isteri, terhadap pasangannya. Nusyuz mempunyai beberapa pengertian menurut ulama klasik diantaranya: Menurut ulama Hanafi: Isteri dikatakana nusyuz apabila seorang isteri yang berada di luar rumah tanpa seizin suaminya dan menutup diri dari sang suami padahal beliau tidak punya hak yang demikian. Sedangkan suami nusyuz yaitu rasa benci terhadap isterinya dengan kasar. 23 Ali Ash-Shabuni, Rawai’ul Bayan; Tafsir Ayat Al-Ahkam min Al-Qur’an, Juz I, h.

      366. 24 Selamet Abiding dan Aminudin, Fikih Munakahat Cet ke-1 (Bandung: Pustaka setia, 1999), h. 185. 25 26 Ahsin W. Alhafidz, Kamus Fiqh (Jakarta: Amzah, 2013), h. 176 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis (Bandung: Mizam Media Utama, 2002), h. 174.

      Menurut ulama Malikiah Nusyuz adalah keluarnya seorang dari garis-garis taat yang diwajibkan, seperti isteri yang menolak suaminya untuk bersenang- senang dengannya atau isteri yang keluar dengan tanpa izin suaminya kesuatu tempat yang ia tahu sesungguhnya suaminya tidak akan mengizinkannya ketempat itu atau isteri yang meninggalkan kewajiban-kewajibannya terhadap Allah swt seperti mandi janabat atau salat dan juga isteri yang mengunci pintu untuk suaminya.

      Selanjutnya, menurut mazhab Syafi‟i nusyuz adalah keluarnya isteri dari mentaati suaminya. Dan menurut ulama Hambali nusyuz adalah maksiatnya isteri terhadap apa yang telah diwajibkan Allah kepadanya dan taat pada suaminya. Apabila seorang isteri yang nusyuz kepada suaminya, sedangkan ia masih dalam keadaan mengandung, maka suami tidak berhak memberikan nafkah pada isteri, 28 tetapi suami tetap wajib memberi nafkah pada anaknya.

      Adapun nusyuz menurut tokoh kontemporer diantaranya: Menurut Abu Mansyur al-Lughawi Nusyuz adalah rasa bencinya masing-masing suami dan 29 isteri terhadap pasangannya. Sedangkan Wahbah az-Zuhaili mengatakan bahwa 30 nusyuz merupakan sikap ketidaktaatan pada pihak yang lain. Selanjutnya Abu

      Ishaq, ia mengatakan bahwa nusyuz ialah hubungan yang tidak harmonis yang di sebabkan suami dan isteri saling membenci.

      28 Alamsyah, Makalah yang dipaparkan pada Acara Aicis, Rekontruksi Nusyuz dalam Hukum Islam Modern (Bandar Lampung, 2016), h. 5. 29 Abu Yasid, Fiqh Realitas, Respon Ma’had Aly Terhadap Wacana Hukum Islam Nusyuz menurut Husein Bahreisy, ia mengatakan nusyuz yaitu sikap membangkang isteri terhadap suaminya, seperti keluar rumah tanpa izin, mengusir 31 suami, atau tidak mau pindah ke rumah yang disediakan oleh suami untuknya.

      Dan Menurut Musdah Mulia nusyuz diartikan sebagai sikap membangkan atau tidak tunduk terhadap tuhan. Diantara perintah tuhan adalah keharusan untuk tidak menyakiti hati sesama manusia, apalagi menyakiti hati isteri pasangan yang pada prinsipnya merupakan belahan jiwa. Karena itu menyakiti hati isteri atau 32 suami, baik melalui ucapan maupun perbuatan adalah nusyuz.

      Sedangkan dalam buku Adhwa ala Nizam Al-Usrah fi Al-Islam telah dijelaskan bahwa Nusyuz adalah kedurhakaan isteri atau kekasaran suami. Islam telah menetapkan bagi suami untuk mengobati isterinya dengan apa yang tertulis atau sesuai tuntunan Al-

      Qur‟an. Perempuan juga diperintahkan untuk mengobati 33 suaminya berupa ancaman kepadanya dengan kehalusan budi.

      Menurut Slamet Abidin dan H. Aminudin, nusyuz berarti durhaka. Maksudnya seorang isteri melakukan perbuatan yang menentang suami tanpa alasan yang dapat diterima oleh syarak. Ia tidak menaati suaminya atau menolak diajak ke tempat tidurnya. Dalam kitab fath Al-

      Mu‟in disebutkan termasuk perbuatan nusyuz jika isteri enggan bahkan tidak mau memenuhi ajakan suami, 34 sekalipun ia sedang sibuk mengerjakan sesuatu.

      31 32 Ahsin W. Alhafidz, Op.Cit. h. 176. 33 Alamsyah, Op.Cit. h. 10.

      Dr.Su‟ad Ibrahim Shalih, Adhwa ala Nizam Al-Usrah fi Al-Islam, Ali Yusuf As- Subki, Fikih Keluarga (Jakarta: Amzah, 2012), h. 322. Nusyuz terbagi dalam dua kategori, yaitu: a. Nusyuz isteri, seperti tidak mau pindah ke rumah yang disediakan oleh suami tanpa alasan yang benar, atau meninggalkan rumah tanpa izin suaminya, atau berjalan dengan orang lain yang bukan mahramnya, atau tidak mau diajak berjimak oleh suaminya.

      b.

      Sedangkan nusyuz dari pihak suami adalah seperti suami bersikap keras terhadap isterinya, atau menganggap biasa-biasa saja atau merendahkan isterinya, atau dengan tidak mau menggaulinya dan tidak mau memberi haknya, atau berfoya-foya dengan wanita lain yang bukan isterinya. 35 Pandangan jumhur fuqaha bahwa jika nusyuz dilakukan isteri maka sang isteri dapat dihukum secara fisik dan psikis. Tetapi jika nusyuz berasal dari pihak laki-laki dan isterinya tidak senang dengan perbuatan nusyuz dari suaminya maka isterinya harus menerimanya apa adanya dengan jalan selalu mengadakan perdamaian, namun jika tidak mau mengadakan perdamaian maka suami wajib menceraikannya.

      Selanjutnya jika nusyuz itu datangnya secara bersamaan dari kedua belah pihak suami dan isteri maka jalan yang harus ditempuh adalah mengadakan Islah (perdamaian) dengan mengutus masing-masing dari keluarganya atau saudaranya dan tidak boleh suaminya langsung menceraikannya tanpa suatu kejelasan atau alasan. 36 Dari uraian di atas, jelaslah bahwa sikap ketidaktaatan (nusyuz) tidak hanya lahir dari isteri, tetapi bisa juga dari suami yang berbuat nusyuz terhadap isterinya. 35 Rahmat Taufik Hidayat, Dkk, Almanak Alam Islam, Sumber Rujukan Keluarga Dalam beberapa literatur Fiqih dituturkan bahwa nusyuz seorang suami merupakan perubahan sikap yang terjadi pada dirinya. Semula penuh kasih sayang, lemah lembut dalam bertutur, ramah saat bersikap pada isterinya, tapi semua itu berubah menjadi acuh tak acuh, bermuka masam, bahkan bersikap kasar dan sesekali penuh penentangan serta suami meninggalkan semua kewajibanya sebagai seorang suami.

      Dalam Ensiklopedia Hukum Islam, nusyuz pihak suami terhadap isteri lebih banyak berupa kebencian atau ketidak senangan suami atau ketidak senangan suami terhadap isterinya sehingga suami menjauh atau tidak memperhatikan isterinya. Selain istilah nusyuz, a dapula istilah I‟rad (berpaling). Perbedaan antara keduanya adalah nusyuz terjadi jika suami menjauhi isterinya, sedangkan I‟rad adalah suami tidak menjauhi isterinya melainkan hanya tidak mau berbicara dan tidak menunjukan rasa kasih saying kepada isterinya. Dengan demikian, maka 37 setiap nusyuz pasti I‟rad, akan tetapi tidak setiap I‟rad tergolong nusyuz.

    B. Dasar Hukum Nusyuz Suami Isteri 1.

      Dasar Hukum Nusyuz Isteri Dasar hukum nusyuz yang dilakukan oleh isteri terhadap suaminya tercantum dalam QS. An-

      Nisa‟: 34 sebagai berikut :

                                   

                    

      Artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (isteri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). 38 Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, 39 hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar. 40 Allah swt, dalam ayat ini menjelaskan tentang bagaimana seharusnya hubungan suami dan isteri dalam suatu rumah tangga. Dikatakan rumah tangga adalah suatu masyarakat kecil yang sebagaimana halnya masyarakat yang besar, ia menghendaki adanya pimpinan.

      Untuk memimpin rumah tangga itu pimpinannya diserahkan kepada laki-laki atau suami. Namun pemimpin di sini bukan maksudnya suami itu yang berkuasa tetapi ibaratnya suatu negara maka pemimpin di sini lebih condong pada memikul tanggung jawab seperti pemimpin masyarakat. Dan nusyuz di sini berarti membangkang atau suatu tempat yang tinggi, atau juga berarti berdiri. 41 Sikap seorang suami sebagai imam dalam keluarga, hendaknya memiliki keutamaan dalam bertakwa kepada Allah. Ia menjadi imam bagi 38 Allah telah mewajibkan kepada suami untuk menggauli isterinya dengan baik. 39 Nusyuz yaitu meninggalkan kewajiban selaku isteri atau suami. 40 Departemen Agama Republik Indonesia, Cordova Al-

      Qur’an dan Terjemah, Surah An-Nisa ; 34, h. 84. isteri dan anak-anaknya. Sehingga ia harus bertanggung jawab member nafkah, memperhatikan pendidikan agama bagi anggota keluarganya, pembimbing dan motivator bagi keluarganya, bersikap baik dan sabar, dan selalu sabar mendoakan yang terbaik baik keluarganya.

      Allah Ta‟ala berfirman,”Kaum laki-laki adalah pemimpin kaum wanita”, yakni laki-laki adalah pemimpin wanita, bertindak sebagai orang dewasa terhadapnya, yang menguasainya, dan pendidiknya tatkala dia melakukan penyimpangan. “Karena Allah telah mengunggulkan sebagian mereka atas sebagian yang lain.” Yakni, karena kaum laki-laki itu lebih unggul dan lebih baik daripada wanita. Oleh karena itu, kenabian hanya diberikan kepada kaum laki-laki. Demikian pula dengan kekuasaan yang 42 besar.

      Akan tetapi, fenomena pada masa sekarang ini dalam menangani atau menyikapi isterinya yang nusyuz, suami sangat leluasa atau semena-mena dalam menyikapi isteri yang nusyuz, para suami bahkan tidak segan-segan memukul sampai melebihi batas, sampai-sampai isteri tidak sempat melakukan pembelaan atas dirinya, dalam hal ini bahwa posisi isteri rentan sekali sebagai pihak yang dipersalahkan.

      Kebanyakan suami dalam menghukum isterinya tidak melihat batasan-batasan seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-Q ur‟an, dan tidak mengetahui atau tidak memahami apa kandungan ayat tersebut, sehingga ketika suami mengetahui isterinya berlaku nusyuz, suami beranggapan memiliki hak sepenuhnya dalam menghukum isteri yang nusyuz mulai dari hak memukul, menjauhi, dan tidak memberikan nafkah lahir maupun batin.

      Padahal ketika menghakimi isteri yang nusyuz sudah dijelaskan dalam QS. An- Nisa‟: 34, bagaimana cara-cara menyelesaikan isteri yang nusyuz.

      Ayat di atas menjelaskan bahwasannya untuk memberi pelajaran. kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya. Karena suami merupakan pelindung bagi isterinya, dan seorang kepala keluaga hendaknya selalu mengharapkan yang terbaik bagi keluarganya, di 43 berikan kelancaran rezeki, di jauhkan dari musibah dan siksa.

    2. Dasar Hukum Nusyuz Suami

      Dasar hukum nusyuz yang dilakukan oleh suami terhadap isterinya tercantum dalam QS. An- Nisa‟ (4) : 128 sebagai berikut:

      

                

                َلله        

      Artinya: Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu memperbaiki

Dokumen yang terkait

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

0 1 11

PERAN POLITIK PEREMPUAN MENURUT PEMIKIRAN SITI MUSDAH MULIA DALAM PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Syari’ah

0 0 111

Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 97

MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS DI TK KARTIKA II-26 BANDAR LAMPUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

0 1 121

MATAHARI DALAM PERSPEKTIF SAINS DAN AL-QUR’AN Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika

0 1 126

1 TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI DAGING HEWAN BURUAN (Studi di Desa Jagaraga Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas-tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syariah

0 1 99

SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah

0 0 89

Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Dalam Ilmu Ushuluddin

0 0 85

RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN R.A KARTINI DENGAN KONSEP FEMINISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

0 0 128

SKRIPSI Di Ajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama ( S.Ag ) Dalam Ilmu Ushuluddin Dan Studi Agama

0 2 177