HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI REMAJA (Studi di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII Ranupakis Klakah Lumajang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA DIRI REMAJA

  

(Studi di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII Ranupakis Klakah Lumajang)

FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA 13.321.0231 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

  

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN

HARGA DIRI REMAJA

( Studi di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII Ranupakis Klakah Lumajang )

SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1 Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  Insan Cendekia Medika Jombang

  

FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA

133210231

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  

MOTTO

JANGAN TAKUT GAGAL KARENA PROSES TIDAK AKAN PERNAH

MENGHIANATI HASIL

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu nikmat dan hidayah di setiap detik hidup dan langkahku, tempatku berlindung, berdoa dan memohon segala sesuatu. Dengan segala kerendahan hati kepersembahkan karya tulis ini untuk :

  1. Kedua orang tuaku Bapak Abd Rofiq dan Ibu Nur Rocmah yang telah senantiasa mendukung dan mendo’akan aku sehingga bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan lancar.

  2. Terimakasih kepada Adikku tersayang Alfitri Novita yang selalu memberi semangat.

  3. Terimakasih kepada selaku Pembimbing utama Inayatur Rosyidah.,S.Kep.Ns.,M.Kep dan selaku pembimbing kedua Iva Milia HR.,S.Kep.Ns.,M.kep terima kasih telah bersabar membimbing saya hingga dapat terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

  4. Terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah MTs Darul Ulum dan seluruh staff yang telah membantu

  5. Terima Kasih buat teman-teman seperjuangan, M Rois Assidiq, Virda Riski, Septian Armanda, Yulia Andani yang selalu ada setiap senang maupun susah canda tawa sudah jadi kehidupan kita sehari-hari sudah seperti keluarga sendiri.

RIWAYAT HIDUP

  Peneliti dilahirkan di Lumajang, 04 juni 1993, peneliti merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Abdul rofiq dan Ibu Nur Rochmah

  Pada tahun 2006 peneliti lulus dari SD NEGERI 01 TEKUNG, pada tahun 2009 peneliti lulus dari SMPN 01 TEKUNG Lumajang, pada tahun 2012 peneliti lulus dari SMAN YOSOWILANGUN ,Dan pada tahun 2013 peneliti lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur Reguler. Peneliti memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKes “ICMe” Jombang.

  Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar - benarnya.

  Jombang, juli 2017 Feni Rofika New

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia

  • –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Perilaku Merokok Dengan Harga Diri Remaja (Studi Di MTs Darul Ulum Ranupakis Kabupaten Lumajang) ini dengan sebaik-baiknya.

  Dalam penyusunan Skripsi penelitian ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat H. Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua STIKes ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Kaprodi S1 Keperawatan, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Iva Milia HR., S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya Skripsi penelitian ini, Kepala Sekolah MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah yang telah memberikan ijin penelitian. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselesaikannya Skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan Skripsi ini, dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan Skripsi penelitian ini dan semoga Skripsi penelitian ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

  Jombang, Juli 2017 Feni Rofika New

  

ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN HARGA

DIRI REMAJA

( Studi di MTs Darul Ulum kelas VII dan VIII Ranupakis Klakah Lumajang )

Oleh:

  

FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA

Harga diri merupakan dimensi evaluatif global mengenai diri sendiri.

  Individu mendapatkatkan nilai harga dirinya melalui persepsi yang diperoleh dari persepsi diri sendiri dan orang lain. Bagi remaja merokok dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi perasaan negatif yang remaja rasakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang.

  Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, populasinya adalah seluruh siswa laki- laki kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang sejumlah 51 remaja dengan jumlah sampel 45 orang dengan menggunakan teknik propotional random sampling. Alat ukur dengan kuesioner dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating. Variabel Independen yaitu perilaku merokok dan variabel dependen yaitu harga diri remaja. Analisa data menggunakan uji Chi-square dengan nilai Alpha (0,05).

  Hasil penelitian di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab.

Lumajang yang perilaku negatif merokok (64,4%) dan perilaku positif tidak

merokok (35,6%) dengan harga diri rendah (62,2%), dan harga diri tinggi

(37,8%). Berdasarkan uji Chi-Square p <rho antara variabel hubungan perilaku

  α

  merokok dengan harga diri remaja didapatkan nilai p=0.001 < 0.05, hasil tersebut kurang dari tarif signifikan yang digunakan yaitu α =0,05, sehingga ada hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri remaja.

  Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja di MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang.

  Kata kunci: harga diri, perilaku, merokok, remaja.

  

ABSTRACT

RELATION of SMOKING BEHAVIOR to TEENAGERS PRIDE

(study in MTs Darul Ulum Class VII & VIII Rnupakis Klakah Lumajang)

By :

FENI ROFIKA NURDIYANA EKA WIJAYA

  Pride is a global evaluative dimention about our selft. Individu gets it’s pride by perception from it self and other people. For teenagers, smoking can be one of many ways to reduce negative feeling that they feel. This research has a purpose to analyze relation of smoking behavior to teenagers pride in MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang.

  Research design used is quantitative research by cross sectional approach, population are all male student of class VII & VIII in MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab. Lumajang a number of 51 student with number of proportional random sampling technique. Date are measured by questionaire and managed by editing, coding, scoring, tabulating, independent variable that is smoking behavior and dependent variable is teenagers pride dan. Data analysis using chi square test with an alpha value (0,05).

  Research results at MTs Darul Ulum Ranupakis Kec. Klakah Kab.

Lumajang the negative behavior of smoking (64,4%) and positive behavior is not

smoking (35,6%) with low self esteem (62,2%), and high self esteem (37,8%) .

  Based on chi-square test p value = 0,001 <0,05, the result is less than significant value used that is α-0,05, so that there is relation between smoking behavior to teenagers pride.

  The conclution of this research, there is relation between can control their children, because patrents are first educator hen teenagerrs at home.

  Keyword : Pride, Behavior, Smoking, teenagers

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... v MOTTO........................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP........................................................................................ viii

KATA PENGANTAR.................................................................................... xi

ABSTRAK....................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

DAFTAR LAMBANG................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN............................................................................... xviii

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

  1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3

  1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

  1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Konsep Remaja ............................................................................... 6

  2.2 Konsep Harga Diri .......................................................................... 12

  2.3 Konsep Perilaku Merokok .............................................................. 21

  2.4 Konsep Hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja ..... 37

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

  3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 32

  3.2 Hipotesis .......................................................................................... 33

  BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1 Desain Penelitian ............................................................................ 34

  4.2 Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 34

  4.3 Populasi, sampel dan sampling ........................................................ 35

  4.4 Kerangka Kerja ................................................................................ 37

  4.5 Identifikasi Variabel ........................................................................ 39

  4.6 Definisi Operasional ........................................................................ 39

  4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ........................................ 41

  4.8 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 44

  4.9 Etika penelitian ............................................................................... 50

  BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  5.1 Hasil penelitian ................................................................................ 51

  5.2 Pembahasan hasil penelitian ............................................................ 54

  BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

  6.1 kesimpulan ........................................................................................ 60 6.2 saran .................................................................................................. 60

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

  4.1. Definisi operasional...............................................................................37

  5.1. Distribusi responden berdasarkan usia .................................................50

  5.2 Distribusi responden berdasarkan status siswa......................................50

  5.3 Distribusi responden berdasarkan jumlah rokok yang dihisap...............51

  5.4 Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir orang tua..........51

  5.5 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan orang tua..........................51

  5.6 Distribusi responden berdasarkan sumber informasi..............................52

  5.6 Distribusi responden berdasarkan perilaku merokok.............................52

  5.7 Distribusi responden berdasarkan harga diri remaja..............................53 5.8 Tabulasi silang hubungan perilaku merokok dengan harga diri............53.

  

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

  3.1 Kerangka konseptual ................................................................................ 30

  4.1 Kerangka kerja ......................................................................................... 35

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Jadwal kegiatan Lampiran 2 Surat perpustakaan Lampiran 3 Surat pre survey data, studi pendahuluan dan penelitian Lampiran 4 Surat balasan penelitian Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 6 Lembar Pernyataan Menjadi Responden Lampiran 7 Kisi

  • – kisi Kuesioner Lampiran 8 Lembar Kuesioner Lampiran 9 Tabulasi data umum Lampiran 10 Tabulasi data khusus Lampiran11 Hasil uji SPSS Lampiran 12 Lembar konsultasi Lampiran 13 Surat pernyataan bebas plagiasi

DAFTAR LAMBANG DAFTAR LAMBANG

  1. H1/Ha : hipotesis alternatif 2. % : prosentase 3. : alfa (tingkat signifikansi)

  

  4. N : jumlah skor total 5. n : jumlah sampel

  6. S : total sampel 7. > : lebih besar 8. < : lebih kecil 9. :kurang dari sama dengan

  ≤

  10. F :jumlah jawaban yang benar

  11. X :skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi Skor- T

  12. x :mean skor kelompok

  13. Sd :deviasi standar kelompok 14. :lebih besar dari

  ≥

  15. Rxy : Koefisien validitas item yang dicari

  16. X : Skor yang di peroleh subyek dari seluruh item

  17. Y : Skor total yang di peroleh subyek dari seluruh item 18. : Jumlah skor dalam distribusi X

  ∑X 19. : Jumlah skor dalam distribusi

  ∑Y 20. : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi X

  ∑X² 21. : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y

  ∑Y²

  22. N : Banyaknya responden

  23. r xy : Realibilitas 24. k : Jumlah butir soal

  2

  25.  b : Varian skor setiap butir

  2 26.  t : Varian total

DAFTAR SINGKATAN

  STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  ICMe : Insan Cendekia Medika MTs : Madrasah Tsanawiyah SS : Sangat sering S : Sering KK : Kadang-kadang S : Selalu TP : Tidak Pernah J : Jarang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Harga diri merupakan dimensi evaluatif global mengenai diri sendiri.

  Individu mendapatkatkan nilai harga dirinya melalui persepsi yang diperoleh dari persepsi diri sendiri dan orang lain. Bagi remaja merokok dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi perasaan negatif yang remaja rasakan (Veselka, 2009). Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun (Santrock, 2007). Fenomena yang terjadi pada remaja banyak yang mengkonsumsi rokok, Karena beranggapan bahwa ketika remaja merokok harga diri mereka naik, selain itu mereka beranggapan ketika merokok dapat memberikan dampak positif seperti pikiran merasa tenang, muncul ide-ide baru atau inspirasi baru (Cahanar & Suhanda, 2006).

  Harga diri rendah merupakan gangguan konsep diri dimana klien menganggap dirinya selalu rendah sebanyak 5-7% dari populasi di dunia menderita harga diri rendah. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014, menyatakan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta yang terdiri dari pasien harga diri rendah, diperkirakan sekitar 60% menderita harga diri rendah di Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jukarnain (2015) di Rumah Sakit Khusus Daerah Propinsi Sulawesi Selatan, sebanyak 7,897 klien gangguan jiwa dan sebanyak 1,467 (18,6%) orang klien harga diri rendah. belakang remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial pada masa perkembangan remaja, yaitu masa ketika remaja sedang mencari jati diri, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Azkiyati, 2012) Tentang hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok di SMK Putra Bangsa menunjukkan bahwa harga diri pada remaja dipengaruhi oleh hasil eksplorasi yang remaja lakukan diantaranya adalah mencoba perilaku merokok. Penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang bermakna antara perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang merokok. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 April 2016 di MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah dengan wawancara kepada siswa didapatkan bahwa 8 dari 10 orang siswa laki-laki merokok diluar sekolah ketika pulang sekolah, siswa beranggapan ketika mereka merokok pikiran menjadi tenang dan selain itu mereka beranggapan agar terlihat lebih dewasa.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi lingkungan social ,hal tersebut merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya, dari proses lingkungan social mengakibatkan remaja mempunyai keinginan untuk merokok, karena remaja yang merokok akan mendapatkan masalah social serta kejiwaan (Ghufron, 2010). Dalam konteks sosial, remaja yang merokok kemungkinan besar teman-temannya juga merokok hal ini yang menyebabkan rasa ingin tahu dan mencoba untuk mengkonsumsi rokok. Akibat dari lingkungan sosial, remaja akan merasa dikucilkan oleh teman sebayanya dan dikucilkan dari lingkungan pergaulan jika mereka tidak merokok, selain itu akibat dari bahaya merokok akan meningkatkan resiko kanker paru-paru

  2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Azkiyati (2012) menyebutkan bahwa harga diri pada remaja dipengaruhi oleh hasil eksplorasi yang remaja lakukan, diantaranya adalah mencoba perilaku merokok.

  Seiring dengan perkembangan pergaulan yang semakin bebas, lingkungan social yang baik sangat diperlukan dalam mengatasi perilaku merokok pada remaja, diharapkan orang tua dapat mengawasi anaknya, karena orang tua adalah sebagai pendidik pertama saat remaja dirumah. Peran tenaga pengajar dalam hal ini guru juga sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada siswanya, oleh karenanya guru harus dapat mengevaluasi tentang perilaku laku siswanya disekolah. Dari permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan j udul ”Hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja kelas VII dan VIII di MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten

  Lumajang”

  1.2 Rumusan Masalah

  Apakah ada hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja kelas VII dan VIII di Mts Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum Peneliti ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja kelas VII dan VIII di Mts Darul Ulum Ranu pakis

  Klakah Kabupaten Lumajang.

  1.3.2 Tujuan Khusus

  1. Mengidentifikasi perilaku merokok remaja laki-laki di MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang.

  2. Mengidentifikasi harga diri remaja laki-laki di MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang.

  3. Menganalisis hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja kelas VII dan VIII di Mts Darul Ulum Ranupakis Klakah Kabupaten Lumajang.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian pustaka untuk menambah keilmuan dalam bidang keperawatan.

  1.4.2 Manfaat praktis

  1. Bagi Guru MTs Darul Ulum Ranupakis Klakah Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang perilaku merokok pada remaja sehingga dapat menjadi acuan untuk menuju hidup yang lebih baik dan sehat.

  2. Bagi Siswa Mts Darul Ulum Ranupaki Klakah Dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai bahaya merokok

  3. Bagi Dosen STIKes ICME Jombang Hasil penelitian ini dijadikan bahan kajian bagi dosen STIKes ICME Jombang sebagai data dan memberikan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian kesehatan.

  4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dengan masalah dan judul yang berbeda, serta menambah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja

  2.1.1 Definisi Remaja Remaja (adolescense) berasal dari Bahasa Latin yang memiliki arti "tumbuh untuk mencapai kematangan" (Wong, 2008). Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja merupakan waktu untuk kematangan fisik, kognitif, emosional, yang cepat pada laki-laki dan wanita untuk mempersiapkan diri menjadi individu dewasa (Wong, 2008).

  2.1.2 Fase Remaja Masa remaja sangat penting. Oleh karena itu, beberapa ahli membagi masa remaja menjadi tiga fase (Hockenberry, 2009). Fase- fase tersebut antara lain꞉

  1. Masa remaja awal (11-14 tahun) Selama tahap remaja awal, remaja merasa harus menjadi bagian dari kelompok, sebab kelompok dapat memberikan status kepada dirinya

  (Wong, 2008). Remaja akan berusaha untuk mengikuti gaya kelompok, mulai dari gaya berpakaian, merias wajah, serta menata rambut dengan kreteria yang dianut oleh kelompok. Remaja berusaha untuk menjadi bagian dengan cara-cara demikian.Sebab, menjadi individu yang berbeda dari kelompok dapat menyebabkan remaja tidak dapat diterima, bahkan di asingkan oleh kelompok (Hockenberry, 2009).

  2. Masa remaja pertengahan (15-17 tahun) Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan diri, dan membuat keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai (Hockenberry, 2009).

  3. Masa remaja akhir (18-20 tahun) Masa ini ditandai dengan persiapan akhir remaja untuk memasuki peran dewasa.Selain periode ini, remaja berusaha memantapkan tujuan dan mengembangkan identitas personal (Hockenberry, 2009). Ciri dari tahap ini adalah꞉ (1) remaja memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi pribadi yang matang; dan (2) remaja berusaha agar dapat diterima dalam kelompok teman sebaya serta orang dewasa (hockenberry, 2009)

  2.1.2 Perkembangan pada Masa Remaja Setiap individu yang memasuki usia remaja akan mengalami berbagai perkembangan pada dirinya. Berikut ini adalah berbagai perkembangan yang dialami oleh remaja (Wong, 2008)꞉

  1. Perkembangan fisik Perubahan fisik pada masa pubertas merupakan hasil perubahan hormonal yang berada dibawah pengaruh system saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan fisik serta pada penampakan dan perkembangan karakteristik seks sekunder (Wong, 2008).

  Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan berdasarkan kedua karakteristik, yaitu꞉ (1) karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi reproduksi (misal꞉ ovarium, uterus, payudara, penis); dan (2) karakteristik seks sekunder yang seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (misal; perubahan suara, munculnya rambut pubertas, penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam fungsi reproduksi (Wong, 2008).

  2. Perkembangan emosional Remaja sering dijuluki sebagai orang yang labi, tidak konsisten, dan tidak dapat diterka (Wong, 2008). Hal ini di dikarenakan status emosional remaja masih belum stabil.Remaja awal beraksi cepat dan emosional dan sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosi hingga mendapatkan situasi dan kondisi yang tepat untuk mengekspresikan dirinya (Wong, 2008).

  3. Perkembangan kognitif Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif pada remaja mencapai puncaknya pada kemampuan berpikir abstrak (Wong, 2008).

  Remaja sudah memiliki pola piker sendiri sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks dan abstrak.

  4. Perkembangan moral Konlberg menyebutkan bahwa pada masa remaja mulai terbentuk sikap autonomi. Remaja sudah memiliki suatu prinsip yang diyakini, mulai memikirkan keabsahan dari pemikiran yang ada serta mencari dan mempertimbangkan cara-cara alternative untuk mencapai tujuan (Wong, 2008).

  5. Perkembangan spiritual Perkembangan spiritual remaja ditandai dengan munculnya keberadaan tuhan dan membandingkan agamanya dengan orang lain (Wong, 2008). Hal ini dapat menyebabkan remaja seringkali mempertanyakan kepercayaan yang dianut oleh diri remaja sendiri (Wong, 2008).

  6. Perkembangan social perkembangansosial remaja ditandai dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat, mulai membebaskan diri dari dominasi keluarga, serta menetapkan identitas yang mandarin dari wewenang orang tua (Wong, 2008).

  7. Perkembangan konsep diri Perkembangan konsep diri remaja ditandai dengan menerima perubahan, tubuh menggali tujuan hidup untuk masa depan, menilai positif tentang dirinya sendiri, dan terjalin hubungan dengan lawan jenis (Sianturi, 2009). Perkembangan konsep diri, khususnya harga diri, akan terus mengalami perkembangan. Robinson et, al (2010) menyebutkan bahwa individu yang memasuki masa remaja dengan harga diri yang utuh, akan mampu mengatasi semua perubahan perkembangan yang terjadi pada masa remaja (Shaffer, 2009).

  8. Perkembangan psikososial Perkembangan psikososial dicirikan dengan tingginya inisiatif dan kesenangan remaja untuk mencoba suatu hal yang baru. Erikson (1963) menyebutkan, latar belakang remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial pada masa perkembangannya, yaitu masa ketika remaja sedang mencari jati diri dan memiliki inisiatif tinggi untuk mencoba hal-hal baru yang menentang (Mubarok, 2009).

  2.1.3 Tugas Perkembangan Remaja Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (Dariyo, 2008; Gunarsa

  & Yulia, 2008) adalah ꞉ 1. Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologi dan psikologis.

  Perbedaan antara harapan remaja dan lingkungan terhadap penampilan fisik remaja, dapat menimbulkan masalah bagi remaja untuk menerima keadaannya dan pengaruh pada perilaku remaja (Gunarsa & Yulia, 2008). Permasalahan ini dapat menimbulkan masalah pada konsep diri dan beresiko terjadinya perilaku yang membahayakan kesehatan, seperti merokok. Hal ini remaja lakukan untuk menghilangkan perasaan negatif yang remaja rasakan.

  2. Belajar bersosialisasi dengan orang lain.

  Kozier et, al (2004) menyebutkan, nilai-lain yang ditanamkan oleh orang tua sering diabaikan oleh remaja karena remaja seringkali mengadopsi nilai-nilai yang baru (Dariyo, 2008). Perubahan nilai-nilai yang dianut dapat menyebabkan konflik dengan orang tua.Konflik ini dapat memicu remaja untuk mudah terjerumus pada perilaku maladapatif seperti merokok.

  3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

  Remaja harus memiliki kemampuan membedakan mana yang baik

  (Gunarsa & Yulia, 2008). Hal ini dapat menjadi konflik bagi remaja saat remaja menginginkan kebebasan dengan cara berkumpul dengan teman sebaya. Remaja seringkali menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bergaul bersama dengan teman sebaya (Dariyo, 2004). Konflik dapat terjadi jika nilai yang dianut oleh teman sebayanya bertentangan dengan nilai dalam keluarga.

  4. Memperoleh kemandirian secara ekonomi.

  Keinginan terbesar dari remaja adalah mulai menjadi seseorang yang mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua secara ekonomi (Desmita, 2005). Kondisi internal dan eksternal dapat menyebabkan remaja tidak mendapatkan keinginannya untuk menjadi individu yang mandiri dan terbebas dari masalah ekonomi (Desmita, 2005). Permasalahan ini dapat menjadi konflik bagi remaja dan dapat menjerumuskan remaja pada perilaku merokok.

  5. Menemukan model untuk identifikasi.

  Tugas perkembangan remaja adalah menemukan model untuk identitasnya. Remaja seringkali memberikan identitas pada dirinya seperti pada tokoh remaja kagumi. Tokoh tersebut merupakan model bagi remaja yang patut untuk dicontoh, baik karena tingkah laku maupun kepribadiannya. Permasalahannya saat ini, banyak remaja yang mengidolakan tokoh yang seringkali menonjolkan kekerasan dan perilaku tidak sehat, seperti merokok, pornografi, maupun pornoaksi. Hal ini menyebabkan munculnya resiko masalah perilaku merokok, agresif dan

2.2 Konsep Harga Diri

  2.2.1 Definisi Harga Diri Harga diri sebagai nilai yang ditempatkan individu pada diri sendiri

  (Wong, 2008). Hal ini mengacu pada evaluasi diri secara menyeluruh terhadap diri sendiri (Wong, 2008). Santrock (2007) juga mendefinisikan harga diri (Self

  

esteem) sebagai suatu dimensi evaluasi global mengenai diri sendiri. Harga diri

  berasal dari dua sumber, yaitu sumber internal dan eksternal, yang mencakup penerimaan diri meski lemah dan terbatas (Potter & Perry, 2005). Maka, harga diri dapat dikatakan sebagai evaluasi individu terhadap dirinya sendiri dengan menilai dirinya sendiri secara positif dan negatif.

  Penilaian harga diri secara positif atau negatif diperoleh dari evaluasi individual terhadap dirinya.Individu mengevaluasi diri dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat berorganisasi tempat bekerja, maupun lingkungan sosial. Penilaian positif terhadap diri sendiri adalah penilaian terhadap kondisi diri, seperti: menghargai kelebihan, menghargai potensi diri, dan menerima kekurangan diri sendiri (Santrock, 2007). Sedangkan penilaian negatif terhadap diri sendiri adalah: penilaian tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri sendiri, tidak menghargai kelebihan diri sendiri sebagai sesuatu yang selalu berkurang (Santrock, 2007).

  2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Harga diri dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor yang melatar belakangi harga diri terdiri atas empat komponen (Sriati & Hernawati,

  2007), yaitu:

  1. Pengalaman Yusuf (2000) mendefinisikan pengalaman sebagai suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang pernah dialami individu, dirasakan bermakna, dan meninggalkan pesan dalam hidup individu (Sriati & Hernawaty, 2007). Pengalaman individu yang positif dapat meningkatkan harga diri seperti: prestasi yang diraih dan kompetensi diri dalam berbagai hal. Sedangkan pengalaman individu yang negative dapat menurunkan harga diri seperti: merasa dirinya tidak diterima, tidak kompeten, dan tidak bernilai.

  2. Pola asuh Mendefinisikan pola asuh sebagai cara orang tua dalam menunjukkan otoritasnya (Sriati & Hernawaty, 2007). Pola asuh merupakan cara orang tua untuk memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak (Sriati & Hernawaty). Adanya hukuman dalam keluarga yang tidak konsisten serta perilaku orang tua yang selalu membanding-bandingkan anak, dapat menurunkan harga diri anak (Potter & Perry, 2005).

  3. Lingkungan Yusuf (2000) menyebutkan, lingkungan memberikan dampak besar kepada remaja melalui hubungan yang baik antara remaja dengan orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sekitar (Sriati, 2007). Lingkungan yang membuat remaja merasa diterima, dihargai, dan hormati akan menjadikan remaja merasa bahwa dirinya bernilai untuk dirinya sendiri dan orang lain.

  4. Sosial ekonomi Sosial ekonomi merupakan suatu hal mendasari perbuatan individu untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial

  (Sriati, 2007). Individu dengan latar belakang sosial ekonomi tinggi, akan merasa dirinya lebih berarti dan berharga, dibandingkan dengan orang lain dengan status sosial ekonomi dibawah.

  2.2.3 Aspek-aspek Harga Diri Harga diri individu terdiri dari tiga aspek yaitu:

  1. Perasaan berharga Perasaan berharga merupakan perasaan yang dimiliki individu saat merasa dirinya berharga karena dihargai oleh orang lain. Individu yang merasa dirinya berharga, akan mengekspresikan dirinya dengan baik, dapat menerima kritik dan memiliki kecenderungan dapat mengontrol perilaku (Sriati, 2007).

  2. Perasaan mampu Perasaan mampu merupakan perasaan yang dimiliki individu pada saat individu merasa mampu untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan.Individu yang memiliki harga diri positif menyukai tugas baru yang menantang, aktif, dan tidan cepat bingung jika sesuatu berjalan diluar rencana.Perasaan mampu dan merasa kompeten ketika melaksanakan tugas, secara bertahan dapat meningkatkan harga diri remaja (Sriati, 2007).

  3. Perasaan diterima Perasaan diterima merupakan perasaan yang dimiliki individu ketika individu diperlukan sebagai bagian dari kelompok, maka ia akan merasa dirinya diterima dan dihargai dalam kelompok tersebut (Sriati, 2007).

  2.2.4 Perkembangan Harga Diri Remaja Shaffer (2005) menyebutkan bahwa remaja awal akan mengalami kebingungan karena mengalami perubahan dari segi fisik, kognitif, dan sosial saat pubertas. Individu yang memasuki masa remaja dengan harga diri yang utuh, akan mampu mengatasi semua perubahan perkembangan yang terjadi pada masa remaja. Remaja yang mampun mengatasi semua perubahan perkembangan yang terjadi, akan mengalami peningkatan harga diri secara bertahap.

  Pencapaian harga diri yang tinggi akan menolong remaja melewati masa perkembangannya dengan optimal. Harga diri remaja dapat ditingkatkan dengan:

  1. Mengidentifikasi penyebab rendahnya harga diri Intervensi yang diberikan kepada remaja dengan harga diri negatif, harus sampai pada penyebab rendahnya harga diri.Hal ini dilakukan agar harga diri remaja dapat meningkat.Berbagai penelitian menyebutkan, intervensi yang dilakukan untuk membuat remasa merasa nyaman dengan dirinya sendiri, ternyata tidak efektif untuk meningkatkan harga diri remaja (Santrock, 2007).

  2. Mengidentifikasi bidang-bidang kopetensi yang penting bagi diri remaja.

  Remaja memiliki harga diri positif apabila dapat tampil dengan kompeten dalam bidangnya. Sehingga, remaja harus didorong agar dapat mengidentifikasi bidang kompetensi yang dicapainya (Santrock, 2007).

3. Menyediakan emosional dan persetujuan sosial.

  Dukungan dan persetujuan dari orang tua dan teman sebaya menjadi hal yang sangat penting bagi remaja untuk meningkatkan harga diri (Santrock, 2007). Lingkungan yang nyaman bagi remaja, meliputi lingkungan yang memberikan dukungan emosional dan sosia, dapat miningkatkan harga diri remaja, karena remaja merasa dicintai dan diterima oleh orang lain.

  4. Meningkatkan prestasi.

  Prestasi dapat meningkatkan harga diri remaja. Sebab, prestasi membuat remaja merasadirinya mampun untuk melakukan tugas, yang belum tentu dapat dilakukan oleh orang lain.

  5. Meningkatkan keterampilan koping remaja.

  Harga diri remaja akan meningkat apabila mencoba untuk mengatasi masalah yang dihadapi, bukan menghindari masalah, menghadapi masalah dengan relistis, jujur dan tidak defensive dapat menghasilkan evaluasi diri yang positif. Sebaliknya, menghadapi masalah dengan pengingkaran, menipu diri dan menghindar dapat menjadi pemicu bagi remaja untuk mengevaluasi diri secara negative (Santrock, 2007).

  2.2.5 Kategori Harga Diri Santrock, (2008) membagi taraf harga diri dalam tiga kategori, yaitu taraf harga diri tinggi, taraf harga diri sedang, dan taraf harga diri rendah.

  1. Harga diri tinggi Individu yang harga dirinya tinggi mempunyai sifat aktif dan agresif, dalam bidang akademis cenderung sukses dan juga dalam hal hubungan sosial.

  Ciri-ciri membagi karakteristik harga diri tinggi sebagai berikut: a. Bertindak mandiri.

  Individu akan membuat pilihan dan mengambil keputusan masalah seperti pemanfaatan waktu, uang, pekerjaan dan pakaian.

  b. Menerima tanggung jawab.

  Individu akan bertindak dengan segera dan penuh keyakinan dan kadang-kadang menerima tanggung jawab untuk tugas dan kebutuhan sehari-hari.

  c. Merasa bangga akan presentasinya.

  Individu akan menerima pengakuan terhadap prestasi yang dicapainya dengan gembira dan bahkan kadang-kadang memuji diri sendiri.

  d. Mendekati tantangan baru dengan penuh antusias.

  Tugas yang belum diketahui, belajar dan melakukan aktivitas baru menarik perhatiannya dan ia mau melibatkan dirinya dengan penuh percaya diri.

  e. Menunjukkan segala perasaan dan sederet emosional luas.

  f. Individu mampu tertawa berteriak, menangis, mengungkapkan kasih sayangnya secara sepontan dan secara umum mengalami berbagai perasaan emosi tanpa menyadarinya. g. Mentolerir frustasi dengan baik.

  Individu akan mampu menghadapi frustasinya dengan berbagai reaksi seperti menertawakan diri sendiri, berteriak keras-keras dan sebagainya dan dapat berbicara tentang apa saja yang membuatnya frustasi.

  h. Merasa mampu mempengaruhi orang lain.

  Ia merasa percaya diri akan kesan yang diperolehnya dan mampu mempengaruhi anggota keluarga, teman, bahkan para pemimpin seperti guru, menteri, direktur dan lain-lain.

  2. Harga Diri Rendah.

  Individu yang mempunyai harga diri rendah memiliki ciri-ciri: a.

  Meremehkan bakatnya sendiri. Individu akan mengatakan “saya tidak bisa melakukan ini atau itu, saya tidak tahu bagaimana saya pernah belajar itu”.

  b. Merasa bahwa orang lain tidak menghargainya. Individu akan merasa tidak yakin atau selalu bersikap negatif terhadap dukungan dan kasih sayang orang tua dan temannya.

  c. Merasa tidak berdaya. Kurang percaya diri atau bahkan tidak keberdayaan akan tampak dalam sikap dan tindakan anak remaja.

  Individu tidak mampu berusaha keras menghadapi tantangan atau masalah.

  d. Mudah dipengaruhi orang lain. Gagasan dan perlakuannya kerap berubah mengikuti orang yang banyak bergaul dengannya, seringkali individu dimanipulasi orang yang berkepribadian kuat. f. Remaja dengan harga diri rendah ini sering menunjukkan beberapa emosi yang khas seperti tidak sopan, keras keras kepala, histeria.

  g. Menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan. Toleransi yang rendah terhadap stres terutama rasa takut, amarah atau lingkungan yang menimbulkan kecemasan.

  h. Menjadi defensif dan mudah frustasi. Individu akan mudah tersinggung, tidak mampu menerima kritik atau perintah yang tidak diduga dan selalu mempunyai dalih mengapa individu tidak dapat melaksanakannya. i. Menyalahkan orang lain karena kelemahan sendiri. Individu jarang mengikuti kesalahan atau kelemahan dan kerap kali menyalahkan orang lain atau keadaan yang tidak menguntungkan sebagai penyebab kesulitannya.

  2.2.6 Pengukuran Harga diri Harga diri dapat terukur melalui beberapa perilaku positif maupun perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang (Santrock, 2007). Berikut ini adalah indikator yang digunakan untuk mengukur harga diri individu melalui observasi perilaku:

  1. Indikator Positif

  a. Memberika arahan atau perintah kepada orang lain b. Menggunakan kualitas suara yang sesuai dengan situasinya.

  c. Mengungkapkan pendapat.

  d. Duduk bersama orang lain selama melakukan aktivitas sosial. f. Memulai percakapan yang ramah dengan orang lain.

  g. Menjaga jarak jarak yang nyaman antara dirinya dengan orang lain h. Menatap orang lain ketika sedang berbicara atau diajak berbicara. i. Mempertahankan kontak mata selama melakukan percakapan. j. Lancer dan tidak ragu-ragu dalam berbicara.

  2. Indikator Negatif.

  a. Merendahkan orang lain dengan cara mengejek, memanggil nama secara secara langsung, atau bergosip.

  b. Menggunakan bahasa tubuh secara berlebihan atau diluar konteks.

  c. Melakukan sentuhan yang tidak pada tempatnya atau menghindari kontak fisik.

  d. Membiarkan kesalahan terjadi.

  e. Menyombongkan prestasi, ketrampilan dan penampilan.

  f. Secara verbal merendahkan dirinya sendiri atau menjatuhkan dirinya sendiri.

  g. Berbicara dengan nada yang keras, kasar dan dognatik.

  Pengukuran menggunakan “Skala Guttman” dari setiap jawaban “Ya” diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0. Kemudian data ditabulasikan dan dikelompokkan sesuai subvariabel yang diteliti ( Aziz, 2009). Hasil jawaban diberi nilai kemudian dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi 100%.

  Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut: P = X100%

  P: Prosentase

  f: Jumlah jawaban yang benar N: Jumlah skor total (Aziz, 2009) Setelah diprosentasikan hasil data ditafsirkan secara komulatif dengan kreteria sebagai berikut: 1) >50% : Harga diri rendah 2)

  ≤50% : Harga diri tinggi (Aziz, 2012).

2.3 Konsep Perilaku Merokok

  2.3.1 Definisi Merokok Rokok sebagai gulungan tembakau yang dibungkus dengan daun nipah, dibungkus kertas berbentuk silinder, ukuran 70-120 mm, diameter 10 mm, serta berwana putih atau cokelat (Widowati, 2010). Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan sejenisnya (Sa’diah, 2007). Asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia dengan 43 diantaranya bersifat karsinogen. Pengaruh asap rokok dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit: seperti kanker mulut, kanker faring, kanker paru, kanker prostat, gangguan kehamilan dan janin, penyakit jantung coroner, pneumonia, dan lainnya (Sriamin, 2006).

  2.3.2 Jenis Rokok.

  Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas dan penggunaan filter pada rokok (Yulianto, n.d). jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus:

  1. Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daung jagung.

  2. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN PERILAKU MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KABUH KABUPATEN JOMBANG Ruliati STIKES Insan Cendekia Medika Jombang ABSTRAK - HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN PERILAKU MEROKOK DENGAN TEKANAN D

0 0 7

Jurnal Keperawatan Volume 8 No. 1 September 2014 - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 70

PERAN SUAMI DENGAN MINAT IBU HAMIL DALAM PELAKSANAAN KELAS HYPNOBIRTHING - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 9

PERAN SUAMI DENGAN MINAT IBU HAMIL DALAM PELAKSANAAN KELAS HYPNOBIRTHING - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 11

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN DEPRESI POSTPARTUM (Studi di RSIA Muslimat Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III DENGAN PERILAKU PERSIAPAN PERSALINAN (Di BPM Ny. Uning MarhandikaDesa Grudo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 9

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 12

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI MADRASAH ALIYAH KALIBENING MOJOAGUNG JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 11

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA REMAJA MENJELANG UJIAN NASIONAL DI SMA PGRI 2 JOMBANG (Studi Di Kelas XII SMA PGRI 2 Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 1 121

Kualitas pelayanan puskesmas dengan kepuasaan pasien lanjut usia (Studi di Puskesmas Mojowanro Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 136