Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif terhadap Hasil Belajar Peserta didik Kelas V MIS DDI Bosalia Kab. Jeneponto. - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF

TERHADAPHASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS VMIS DDI

BOSALIA KAB. JENEPONTO

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

  Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

  

Oleh:

ZULHAJJI RISMAN

NIM. 208001130011

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDINMAKASSAR 2017

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt atas rahmat Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt atas rahmat Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt atas rahmat

  dan hidayah-Nya yang senantiasa dicurahkan kepada penulis dalam menyusun skripsi dan hidayah-Nya yang senantiasa dicurahkan kepada penulis dalam menyusun skripsi dan hidayah-Nya yang senantiasa dicurahkan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini hingga selesai. Salam dan shalawat senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah ini hingga selesai. Salam dan shalawat senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah ini hingga selesai. Salam dan shalawat senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam sebagai satu-satunya uswatun hasanah Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam sebagai satu-satunya uswatun hasanah Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam sebagai satu-satunya uswatun hasanah dalam menjalankan aktivitas keseharian kita. dalam menjalankan aktivitas keseharian kita. dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.

  Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda terhingga, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda terhingga, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda M. Sain dan M. Sain dan M. Sain dan Ibunda St. Rosmiati yang telah mengasuh, membimbing dan memberi berbagai Ibunda St. Rosmiati yang telah mengasuh, membimbing dan memberi berbagai Ibunda St. Rosmiati yang telah mengasuh, membimbing dan memberi berbagai dukungan kepada penulis selama dalam pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, dukungan kepada penulis selama dalam pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, dukungan kepada penulis selama dalam pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi, melimpahkan rezki-Nya dan mengampuni dosanya. Amin. melimpahkan rezki-Nya dan mengampuni dosanya. Amin. melimpahkan rezki-Nya dan mengampuni dosanya. Amin.

  Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis patut menyampaikan terima kasih kepada: itu, penulis patut menyampaikan terima kasih kepada: itu, penulis patut menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir, M.Si, selakuRektor UIN Alauddin Makassar beserta para Wakil Rektor UIN Alauddin. Wakil Rektor UIN Alauddin. Wakil Rektor UIN Alauddin.

  1. Prof. Dr. H. Musafir, M.Si, selakuRektor UIN Alauddin Makassar beserta para

  1. Prof. Dr. H. Musafir, M.Si, selakuRektor UIN Alauddin Makassar beserta para

  2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc.,M,Ag.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar besertaWakil Dekan I, II, dan III. UIN Alauddin Makassar besertaWakil Dekan I, II, dan III. UIN Alauddin Makassar besertaWakil Dekan I, II, dan III.

  2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc.,M,Ag.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

  2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc.,M,Ag.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

  3. Dr.M.ShabirU.,M.Ag .dan Dr. Muhammad Yahdi,M.Ag. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah beserta para staf atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan lebih mudah.

  4. Rafiqah, S. Si., M.Pd.dan Drs. Muh. Yusuf Seknun, M.Si.selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai taraf penyelesaian.

  5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.

  6. Saudara-saudaraku tercinta Zaldy Rusnaedy, S.Ip,. M.Ip, dan Zulfikar Bambang S. yang telah memotivasi, mendo’akan serta selalu memberikan semangat dan bantuan baik moril dan materi sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

  7. Saudara tak sekandung yang paling membantu saya menyelesaikan dan membimbing saya menyelesaikan skripsi saudara Muh. Syahrul Anhar, S.Pd dan kawan-kawan PGMI 2013 yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi dan doa.

  8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan skripsi ini.

  Akhirnya hanya kepada Allah jualah penyusun serahkan segalanya, semoga semua pihak yang membantu penyusun mendapat pahala di sisi Allah swt, serta semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi penyusun sendiri.

  Makassar, 23 Oktober2017 Penulis,

  ZulhajjiRisman NIM: 208001130011

  DAFTAR ISI JUDUL ........................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

  

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. LatarBelakang Masalah............................................................ 1 B. RumusanMasalah ..................................................................... 7 C. HipotesisPenelitian................................................................... 8 D. DefinisiOperasionalVariabel ................................................. .. 9 E. ManfaatdantujuanPenelitian..................................................... 10 F. KajianTeori............................................................................... 11 BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................15 A. Model PembelajaranKolaboratif…………...............................15 B. HasilBelajar..............................................................................

  23 BAB III METODEPENELITIAN ..................................................... ........

  32 A. PendekatanJenisPenelitian ....................................................... 32

  B. Desaindan Model Penelitian..................................................... 32

  C. SubjekPenelitian....................................................................... 33

  D. InstrumenPenelitian.................................................................. 34

  E. TeknikPengumpulan Data ........................................................ 35

  F. TeknikAnalisis Data ................................................................. 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................

  42 A. HasilPenelitian ......................................................................... 42

  B. PembahasanHasilPenelitian ..................................................... 56 BAB V PENUTUP ......................................................................................

  60 A. Kesimpulan............................................................................... 60

  B. ImplikasiPenelitian................................................................... 61

  DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  61 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................

  RIWAYAT HIDUP .........................................................................................

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel 3.1 : Pengkategorian S Model Kolaboratif Peserta Didik Kelas V

  ...................... ........................................................................................................ 40

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V MIS DDI

  Bosalia Kabupaten Jeneponto Sebelum Diajar dengan Model Kolaboratif…………………………………………………………………..43

Tabel 4.2 Statistik Hasil Belajar IPA Peserta didik Sebelum Diajar dengan Model

  Pembelajaran Kolaboratif ...................................................................... 44

Tabel 4.3 Pengkategorian Sebelum Model Kolaboratif Peserta Didik Kelas V.... 46Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik MIS DDI Bosalia

  Kabupaten Jeneponto Setelah diajar dengan Model Kolaboratif. ........ 46

Tabel 4.5. Statistik Hasil Belajar Peserta didik Setelah diajar dengan Model

  Kolaboratif ............................................................................................ 47

Tabel 4.6. Pengkategorian Setelah Model Kolaboratif Peserta Didik Kelas V..... 49Tabel 4.7. Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas VMIS DDI Bosalia

  Kabupaten Jeneponto ........................................................................... 50

Tabel 4.8. Uji T (Hasil Analisis SPSS 23) ............................................................. 52

  

ABSTRAK

Nama : Zulhajji Risman Nim : 20800113011 Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif terhadap Hasil Belajar Peserta didik Kelas V MIS DDI Bosalia Kab. Jeneponto.”

  Penelitian ini membahas tentang pengaruh penerapan model pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar peserta didik kelas V. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kolaboratif, hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran kolaboratif, dan pengaruh penerapan model pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar peserta didik kelas V MIS DDI Bosalia Kab. Jeneponto.

  Penelitian pre-eksperimen ini menggunakan desain penelitian one group

  

pretest-posttest design. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas

  V MIS DDI Bosalia Kab. Jeneponto. Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar, dan dokumentasi. Teknik anlisis data yang digunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

  Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata peserta sebelum penerapan model pembelajaran kolaboratif sebesar 58,25 dan nilai rata-rata setelah diajar dengan model pembelajaran kolaboratif sebesar 85,3. Adapun hasil analisis statistik inferensial hasil perhitungan SPSS versi 23 diperoleh nilai sign. < = 0,05 (0,026 < 0,05) hal ini menunjukkan H ditolak dan H

  

1 diterima, dengan tingkat kepercayaan 95 % dikatakan bahwa rata-rata nilai hasil

  belajar peserta didik sebelum diajar menggunakan model pembelajaran kolaboratif tidak sama dengan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dilakukan

  untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mampu mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasa, akhlak mulia serta keterampilan yang dibutuhkan lingkungan, bangsa dan Negara. Pendidikan adalah suatu proses pengalaman belajaryang terjadi pada lingkungan individu dan berlangsung sepanjang masa sepanjang hidup. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik dan anak didik dalam upaya membantu anak didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang StandarNasional Pendidikan disebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademikdan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilikikemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Yang dimaksud denganpendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lainsebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta

  1 didik(Presiden RI, 2005).

  Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sebagai Negara berkembang Indonesia tentunya tidak terlepas dari pengaruhperubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni danbudaya yang terus merambat masuk di Indonesia tidak dapat terhindari. Perkembangan dan perubahan secara global terus menerus menuntu tperlunya terjadi peningkatan mutu pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yangmampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman agar Indonesia dapat ikut andil. Untuk dapat bersaing dengan bangsa- bangsa lain dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) peningkatan 1

  

1 sumber daya manusia dapat dicapai melalui pendidikan yang bermutu atau berkualitas Salah satu masalah utama bagi bangsa adalah pendidikan, tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menuju terwujudnya masyarakat adil makmur.Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia mendapat perhatian dari pemerintah danmasyarakat. Lembaga pendidikan mendapat prioritas utama dalam melaksanakanserta menyempurnakan kegiatan belajar mengajar, sehingga akan melahirkan peserta didik yang memiliki pola pikir cerdas, mandiri dalam menjalani kehidupan, berbudi pekerti luhur dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dan bangsanya. Dengan demikiandapat dikatakan bahwa pendidikan mempersiapkan keluaran agar dapat diterima dan tidakmengecewakan masyarakat itu sendiri.Keberhasilan pendidikan nasional selalu terkait dengan masalah untuk mencapai keberhasilan belajar mengajar di sekolah.

  Oleh karena itu secara tidaklangsung berhasil tidaknya proses pendidikan dipengaruhi oleh mutu prosesbelajar mengajar yang terjadi di ruang lingkup sekolah dan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan sistem pendidikan disekolah. Pendidikan itu akan membawa manfaat pada perkembangan ilmu danteknologi yang semakin maju. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutusesuai dengan perkembangan zaman dituntut perkembangan proses belajarmengajar yang efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut, jika dicermati secara mendalam maka dapat dikatakan bahwa keberhasilan pendidikan nasional selalu berhubungan erat dengan masalah untukmencapai keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah.

  Untuk menjawab tantangan pendidik bukanlah satu-satunya sumber belajar tersebut, maka sebagai seorang pendidik diharapkan untuk terus berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan peserta didik.Pendidik perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan peserta didik. Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses dibandingkan hasil yang didasari bahwa setiap orang pasti mempunyai potensi yang dimiliki. Sebagai gambaran pada paradigma lama mengklasifikasikan peserta didik dalam kategori prestasi belajar seperti dalam penilaian ranking dan hasil-hasil tes. Paradigma lama ini menganggap kemampuan sebagai sesuatu yang sudah mapan dan tidak dipengaruhi oleh usaha dan pendidikan. Paradigma baru mengembangkan kompetensi dan potensi peserta didik berdasarkan asumsi bahwa usaha dan pendidikan bisa meningkatkan kemampuan mereka. Tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan peserta didik sampai setinggi yang dia bisa.

  Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Metode pembelajaran yang hanya meneruskan pengetahuan, the sage on the stage, pada metode ini tidak memberikan peluang kepada peserta didik untuk berinteraksi, dan bertransaksi antar peserta didik dengan peserta didik menyebabkan mereka kehilangan waktunya untuk mengartikulasikan pengalaman belajar. Pembelajaran yang memberikan latihan berpikir kritis (critical thinking) dan interaksi sosial (social

  

interaction) hanya mendapatkan kesempatan yang sangat sedikit karena pendidik

  lebih disibukkan dan terjebak dengan tugas rutinitas untuk segera menuntaskanï kurikulum yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa mempertimbangkan lebih detail kualitas belajar yang dihasilkan.Pada proses pembelajaran perlu memperhatikan penanaman aspek-aspek soft skills, yang antara lain kerja sama, rasa saling menghargai pendapat, rasa saling memiliki (sense of belonging), rasa tanggung jawab (sense of responsibility), kejujuran dan rela berkorban dan seterusnya yang saat semakin terlupakan, danmasih belum memperoleh perhatian yang relative kecil dalamdunia pendidikan di Indonesia. Selain itu pada kenyataannya yang Nampak di sekolah-sekolah peserta didik hanya diajarkan pengetahuan kognitif demi memperoleh nilai di atas nilai ketuntasan minimum.

  Akibat cara-cara pendidikan yang terjadi di sekolah selama ini, tidak jarang hanya akan meniupkan adanya main curang, menipu, menyontek, mencuri, saling menjegal satu sama lain dan sebagainya. Saling melemparkan kesalahan antarapendidik, kepala sekolah, pengawas, dan bahkan petugas yang membocorkan rahasia negara demi menuntaskan pembelajaran dari kebodohan Mereka yang dinyatakan lulus ujian mengungkapkan rasa kegembiraan luar biasa dan meluapkannya dengan berbagai cara. Pada gilirannya, hal ini akan menimbulkan misalnya rasa besar hati berlebihan, egoisme, individualistis, dan sebagainya. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak lulus ujian berakibat adanya sifat apatis, pesimis, putus asa, rendah diri, minder, bahkan ada yang mengarah pada usaha bunuh diri. Akibat fatal, akan memunculkan rasa kebencian, ketidaksenangan, sifat permusuhan dan sebagainya. Tidak mengherankan, jika dalam situasi kehidupan masyarakat penuh adanya rasa permusuhan, sentimen, antipati, perpecahan dan sebagainya.

  Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan dengan menggunakan model atau metode yang tepat akan memberikan ketrampilan sosial yang baik serta motivasi yang tinggi bagi peserta didik. Dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar tersebut selain pendidiknya harus kreatif, dituntut pula adanya partisipasi aktif dari peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, peserta didik akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian peserta didik, dampak negatifnya antara lain adalah sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan semangat peserta didik. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu, pengajar perlu menciptakansuasana belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik bekerja sama secara gotong royong dalam suatu kolaborasi yang positif.

  Model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas daripada strategi pembelajaran, metode atau prosedur pembelajaran karena model pembelajaran merupakan bingkai dari pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, teknik dan taktik pembelajaran.Pembelajaran kolaboratif termasuk dari bagian model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik(acvtive learning) yang merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan dan mencapai proses belajar yang lebih aktif dengan satu kelompoknya. Menggabungkan dua atau lebih kemampuan, keterampilan, dan kekuatan yang dimiliki setiap individu untuk saling melengkapi satu sama lain, masing-masing kelompok terdiri dariindividu yang mempunyai tingkat intelenjensi yang berbeda menjadikan out put dari hasil belajar yang berbeda-beda dan lebih ideal. Kegiatan ini dilakukan agar muncul sinergi yaitu antara teman sebaya.

  Model kolaboratif adalah teori interaksional yang memandang belajar sebagai suatu proses membangun makna melalui interaksi sosial. Pembelajaran kolaboratif lebih menekankan pada pembangunan makna oleh peserta didik dari proses sosial yang bertumpu pada konteks belajar. Model kolaboratif ini lebih jauh dan mendalam dibandingkan hanya sekedar kooperatif. Selain itu model pembelajaran kolaboratif merupakan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran termasuk dalam pembelajaran

  IPA, sebab mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan diajarakan dalam setiap jenjang pendidikan, semestinya IPA menjadi pelajaran yang diminati peserta didik, namun kenyataannya yang terjadi dalam dunia pendidikan mata pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh sebagian besar peserta didik, hal ini merupakan suatu permasalahan bagi sekolah untuk mengadakan perbaikan dan perubahan agar pandangan mengenai mata pelajaran IPA yang merupakan momok bagi peserta didik dapat dihilangkan. Selaku pendidik, pendidik yang diamanahkan pada mata pelajarang IPA mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Pendididk memegang peranan penting dalam merencanakan, melaksanaan dan mengevaluasi pembelajaran sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan, aktif, kreatif, dan tidak membosankan.

  Pembelajaran yang baik yaitu pembelajaran yang tidak hanya menjadikan pendidik sebagai sumber utama ilmu pengetahuan, tetapi peserta didik juga harus dapat ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.Model pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu kunci untuk mencapai hal tersebut.

  Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di MIS DDI Bosalia Kabupaten Jeneponto, pendekatan pembelajaran yang diterapkan pendidik dapat dikatakan klasikalkarna pendekatan pembelajaran masih berpusat pada pendidk.sehingga proses pembelajaran IPA dianggap peserta didik sangat membosankan dan tidak dapat menarik perhatian peserta didik, karena model pembelajaran yang digunakan bersifat konvensional seperti ceramah, dan masih jarang menggunakan model-model pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dalam penerapan pembelajaran konvensional pendidik menjadi sumber ilmu pengetahuan pesrta didik hanya mendengarkan dan menerima apa yang disajiakan oleh pendidik, akibatnya peserta didik hanya menjadi pasif dan tidak mendapat kesempatan untuk bereksplorasi. Ketika pendidik menjelaskan materi mereka tidak memperhatiakn penjelasan yang diberikan oleh pendidik peserta didik sibuk dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pembelajaran beberapa peserta didik berbicara dengan teman sebangku bahkan bermain, serta mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Selain itu pendidik juga jarang mengorganisasikan dan memberikan intruksi kepada peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok sehingga interaksi antar peserta didik dalam pembeklajaran masih kurang terlaksana dengan baik. Pada saat pendidik memberi soal latihan, mereka tidak dapat menyelesaikannya karena tidak mengerti cara penyelesaian soal sehingga mereka menyalin jawaban dari temannya.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu dan termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul’’Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif

  

Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas V MIS DDI BOSALIA

Kabupaten Jeneponto.”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana hasil belajar IPA peserta didik kelas V MI DDI Bosalia Kabupaten Jeneponto sebelum penerapan model pembelajaran kolaboratif?

  2. Bagaimana hasil belajar IPA peserta didik kelas V MI DDI Bosalia Kabupaten Jeneponto setelah penerapan model pembelajaran kolaboratif ?

  3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas V MI DDI Bosalia Kabupaten Jeneponto.

C. Hipotesis

  Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti dari data yang

  2

  dikumpul. Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuanya, atau

  3 merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.

  Menurut istilah hipotesis dari bahasa yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang, atau dibawah dan thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu

  4 dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan semantara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang

  5 empirik dengan data.

  Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah kebenaran yang sementara, artinya kebenaran yanga masih lemah, dan kebenarannya perlu diuji dalam penelitian yang ilmiah, sehingga kebenaran tersebut dapat menjadi kebenaran yang empirik dan dapat diterima secara universal.

  2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (cet. VI; Jakarta 3 Rineka Cipta, 2006), h. 71.

  

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif(Cet. VII; Jakarta:

4 Raja Grafindo Persada, 2012), h.76.

  

M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif)(Cet. VII: Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2015), h. 140. 5 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)

  Ditinjau dari operasinya, hipotesis dibedakan menjadi hipotesis nol (Ho), yakni hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel. Dan hipotesis alternatif (H ), yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan

  1

  6 antara variabel.

  Ada dua cara dalam menyatakan hipotesis-hipotesis, yakni bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Nol berarti keberadaanya tidak ada.Disebut hipotesis nol (H ) karena tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan, dan tidak ada perbedaan. Tipe hipotesis lain adalah hipotesis alternatif (H ), hipotesis

  1 ini adalah harapan berdasarkan teori.

  Adapun hipotesis pada penelitian ini terdapat pengaruh model pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas V MIS DDI Bosalia Kabuaten Jeneponto

D. Definisi Operasional Variabel

  Definisi oprasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefenisikan tersebut.Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah merupakan kunci defenisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi, pengamatan, atau pengamatansecara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian

  7

  dapat diulang lagi oleh orang lain. Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan pemahaman serta memberikan persepsi yang sama antara penulis dan pembaca terhadap judul serta memperjelas ruang lingkup penelitian ini makapenulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian yang sesuai dengan variabel dalam judul skripsi ini, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya. 6 7 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 87.

  Muh.Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Aynat Publishing, Berikut penjelasannya secara operasional, yaitu:

  1. Model Kolaboratif

  Model kolaboratif yang dimaksud peneliti adalah model pembelajaran yang menfokuskan pada keberhasilan proses. Model kolaboratif mengasumsikan pentingnya bekerja samadengan teman kelompok. Dalam satu kelompok tidak terjadi persaingan, namun lebih kepada kerja sama demi tercapainya tujuan bersama.

  2. Hasil Belajar

  Hasil belajar peserta didik yang penulis maksudkan disini adalah skor atau nilai yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman peserta didik kelas V MI DDI Bosalia, pada saat peserta didik telah mengikuti proses belajar mengajar dalam rentang waktu yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif.

E. Manfaat dan TujuanPenelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, pada penelitian ini memiliki tujuan untuk:

  1. Mengetahui hasil belajar IPA sebelum penerapan mode pembelajaran kolaboratif di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Bosalia Kabupaten Jeneponto.

  2. Mengetahui hasil belajar IPA sesudah penerapan model pembelajaran kolaboratif di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Bosalia Kabupaten Jeneponto.

  3. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar IPA pada peserta didik V Madrasah Ibtidaiyah Bosalia Kabupaten Jeneponto.

  Adapun manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Secara teoritis

  a. Sebagai wahana menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pendidikan b. Khasanah bacaan sekaligus sebagai bahan kajian bagi penelitian selanjutnya.

  2. Secara praktis

  a. Bagi peneliti Dapat dijadikan bahan untuk memperluas wawasan sebagai calon pendidik dalam hal pengetahuan sistem pembelajaran yang baik khussusnya pengaruh model pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar IPA.

  b. Bagi guru Dapat menambah wawasan dan pemahaman guru dalam menggunakan model pembelajaran kolaboratif guna penyempurnaan dan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan mengoptimalkan model pembelajaran kolaboratif.

  c. Bagi sekolah Sebagai sarana informasi untuk meningkatkan mutu pengajaran IPA di MIS

  DDI Bosalia dan dapat dijadikan dan dapat dijadikan alternatif untuk mengaplikasikan dalam proses pembelajaran.

F. Kajian Teori

  1. Syahruddin Noor dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kolaborasi pada Siswa-siswi Kelas IV SDN Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015 hasil penelitian menunjukkan bahwaHasil: (1) pada penggunaan model pembelajaran kolaborasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas berbicara peserta didik yang ditunjukkan dengan perolehan skor hasil pengamatan di atas 3, (2) pengunaan model pembelajaran kolaborasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan berbicarapeserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 60,11 pada siklus I meningkat menjadi 72,02 pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal juga mengalami peningkatan dengan nilai 61% pada siklus I meningkat menjadi 85,7% pada siklus II.

  2. Singgih Santoso pengaruh model pembelajaran kolaboratif dan motivasi belajar terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas x sma negeri 1 purwantoro wonogiri, jawa tengah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) pada hasil belajar yang diberi perlakuan model pembelajaran kolaboratif dengan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemberian modeal pembelajran pada metode ceramah,(2) pada hasil belajar yang diberi perlakuan model pembelajaran kolaboratif lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemberian perlakuan dengan metode ceramah yang dikaitkan dengan motivasi belajar. Sumbangan motivasi belajar terhadap peningkatan hasil belajar fisika dengan model pembelajaran kolaboratif adalah 64,8 %.

  3. RusminHusain pengembangan model pembelajaran kolaboratif dalam meningkatkan hasil belajar warga belajar paket c menunjukkan bahwa:Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa:(1) kondisi awal pembelajaran program paket C bersifat konvensional, masih didominasi oleh tutor, warga kurang dilibatkan dalam pembelajaran, (2) validasi ahli telah menghasilkan model konseptual pembelajaran kolaboreatif dalam meningkatkan hasil belajar warga belajar, (3) implementasi model dapat menghasilkan model pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan hasil belajar warga belajar, dan (4) model pembelajaran kolaboratif yang dikembangkan dalam penelitian ini sesuai dengan hasil analisis kualitatif maupun kuantitatif dari hasil pengujian telah efektif meningkatkan hasil belajar warga belajar program paket C. Teman penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kolaboratif yang dikembangkan patut direkomendasikan kepada pihak-pihak yang terkait dalam memberdayakan warga belajar program paket C agar pembelajaran lebih kondusif dan optimal,dengan harapan kiranya model pembelajaran kolaboratif ini juga dapat dimasukkan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran program paket C. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kolaboratif yang dikembangkan ternyata telah efektif dalam meningkatkan hasil belajar warga belajar program paket C di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)KotaGorontalo.

  4. Danik Margowati dengan judul penerapan model pembelajaran kolaboratif disertai strategi quantum learning dalam meningkatkan hasil belajar biologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kolaboratif disertai strategi quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan hasil belajar biologi diukur dari nilai kemampuan awal, tes evaluasi siklus 1, dan tes evaluasi siklus 2. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada tes kemampuan awal adalah 55%, siklus 1 76,32%, dan siklus 2 97,5 %. Persentase hasil belajar ranah afektif pada tes kemampuan awal sebesar 43,27 %, siklus 1 sebesar 59,68 %, dan siklus 2 sebesar 75,03% persentase hasil belajar ranah psikomotor tes kemampuan awal sebesar 49,76%, siklus 1 sebesar 6,73, dan siklus 2 sebesar 86,73%.

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Kolaboratif

  1. Pengertian Model Pembelajaran Kolaboratif IPA Belajar merupakan istilah yang tidak asingdalam kehidupan manusia sehari- hari. Tetapi kalau ditanyakan kepada diri sendiri, maka akan termenunglah kita untuk mencari jawaban apakah sebenarnya yang dimaksud dengan belajar itu. Kemungkinan besar atas pertanyaan tersebut akan mendapatkan jawaban yang bermacam-macam pula dikalangan para ahli.

  Belajar menurut M. E. B.Gredler adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Defenisi kamus memberikan tuntunan yang berguna , seperti Shorter Oxford English Dictionary mendefenisikan belajar : to

  

get knowledge of (subject) or skill in (an art, ect) by study ,experience , or

teaching memperoleh pengetahuan dari bidang studi atau keterampilan dalam (

  seni, dsb) dengan kajian, pengalaman atau pengajaran. Cassell”s New English

  

Dictionary mendefenisikan belajar: to acquire knowledge of or skill in by ,

experience, or instruction (memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui

13 kajian pengalaman atau pengajaran).

  Hintzman (1978) dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa : Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dari dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat

  14 mempengaruhi tingkah laku organisme tersbut.

  Witting (1981) dalam bukunya Psychology of Learning mendefenisikan belajar sebagai: any relatively permanent change in an organism’s 13 behavioral repertoire that occurs as result of experience (Belajar adalah

  Suhanir, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Pakerjasidalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Salomekko Kecamatan. Salomekko Kabupaten. Bone (Skripsi), H. 15 14 perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

  15 pengalaman).

  Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang dan dilandasi dengan adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan yang ingin dicapai melalui belajar pada dasarnya adalah perubahan yang diperhatikan oleh individu dalam bentuk tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya dengan melalui suatu yang mengarah pada tujuan. Perubahan- perubahan yang dimaksud dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, pemahaman, dan aspek-aspek lain yang ada pada diri

  16 individu yang belajar.

  Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat sbergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika berada

  17

  disekolah maupun dilingkungan rumah atau kelurganya sendiri. Belajar merupakan cara untuk mengetahui tentang hal-hal yang belum diketahui. Seperti halnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada saat menerima firman allah Subhana Wata’ ala di gua Hira. Berikut QS: Al- Alaq ayat 1-5 yang pertama turun yang berkaitan anjuran untuk selalu belajar terutama membaca.

   

  Terjemahnya:

  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

  3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

  4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 15 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 16 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, h. 66.

  Suhanir, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Pakerjasidalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Salomekko Kecamatan. Salomekko Kabupaten. Bone (Skripsi), h. 23 17 Muhibbin Syah, psikologi belajar (Cet. V ;Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada, 2006),

  [1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

  1) Morgan

  Lerning is any relatively permanent change in behavior that is a result of

past experience.( belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen

18 sebagai hasil dari pengalaman).

  2) Carl Rogers Belajar adalah kebebasan dan kemerdekaan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, anak dapat melakukan pilihan tantang apa yang dilaksanakannya

  19

  dengan penuh tanggung jawab. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.

  Model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas daripada strategi pembelajaran, metode atau prosedur pembelajaran karena model pembelajaran merupakan bingkai dari pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, teknik dan taktik pembelajaran.Joyce dalam Trianto menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat- perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,

  20 kurikulum, dan lainnya.

  Huda mengemukakan model pembelajaran adalah kerangka kerja struktural yang dapat digunakan sebagai pemandu untuk mengembangkan 18 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Cet. I ; Yogyakarta: pustaka belajar, 2009), h.

  3 19 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna pembelajaran (Cet. VIII. Bandung : Alfabeta, 2010),h. 33. 20 Trianto.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka. 2011) h. 5

  21

  lingkungan dan aktifitas belajar yang kondusif. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas model pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang digunakan dalam mengatur pembelajaran di kelas, mencakup tujuan

  22 pembelajaran, lingkungan pembelajaran, serta proses pengelolaan kelas.

  Model pembelajaran merupakan serangkaian kerangka kerja struktural dalam kegiatan pembelajaran mencakup proses perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi dengan tujuan untuk mengembangkan lingkungan dan aktivitas belajar yang kondusif.

  Model kolaboratif adalah teori interaksional yang memandang belajar

  23

  sebagai suatu proses membangun makna melalui interaksi sosial. Pembelajaran kolaboratif lebih menekankan pada pembangunan makna oleh siswa dari proses sosial yang bertumpu pada konteks belajar. Model kolaboratif ini lebih jau dan mendalam dibandingkan hanya sekedar kooperatif.

  Model pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran.Sebagai teknologi untuk pembelajaran dan melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi perbedaan-perbedaan antar individu. Pembelajaran kolaboratif telah menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatanyang bertemu yaitu:

  1) Realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas 21 kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata.

  Miftahul Huda. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013) h. 143 22 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka

  Pelajar. 2014) h. 46 23 Nurhadi, Pendekatan Kontekstual (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004),h.

  2) Menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan

  24 pembelajaran bermakna.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe the Learning Cell terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI Min Salekoa Kab. Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 69

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Deeper Learning Cycle (DELC) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas VII MTs. DDI Parangsialla Kab. Jeneponto - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 71

Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Tipe Think Pair Share (TPS) Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Babussalam DDI Kassi Kab. Jeneponto. - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 126

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Bontonompo Kab. Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 157

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Post Solution Posing terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 211

Perbandingan Hasil Belajar IPA antara Penggunaan Model Pembelajaran Terbalik dan Model Pembelajaran Langsung Murid Kelas IV MI DDI Passembarang Kab. Polewali Mandar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 80

Pengaruh Kemampuan Mengingat Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas VI Mi An-Nashar Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 86

Peranan Kompetensi Guru Dalam Mengembangkan Minat Belajar Peserta Didik Kelas V dan Kelas VI MIS Sicini Kec. Parigi Kab. Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 89

Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Hasil Belajar Peserta Didik MI Muhammadiyah Pannampu Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 70

Pengaruh Reinforcement terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas V YPS MI Manggarupi Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 120