Kain Identifikasi serat <841> Memenuhi uji untuk Katun atau

  • 622 - (2) larutan Neamin BPFI 0,004%. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak amonium asetat LP 3,85% dibuat segar. Angkat lempeng, keringkan dengan aliran udara hangat, panaskan pada suhu 110º selama 10 menit dan semprot lempeng panas dengan mengencerkan natrium hipoklorit

  Kasa Pembalut Klorheksidin terdiri dari tenunan kain linen dengan dua benang yang dipilin pada tiap lapis, benang arah memanjang dan arah melebar terdiri dari benang katun atau benang viskosa atau campuran benang katun dan benang viskosa. Kain diimpregnasi secara rata dengan salep yang sesuai, mengandung dispersi klorheksidin asetat. Pembalut tersedia dalam kemasan tunggal steril.

  dari kasa dan bahan lainnya, campur. Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, ekstraksi dengan 20 ml kloroform P dan larutan dapar fosfat pH 8,0 steril hingga larutan mengandung framisetin sulfat 0,01%. Batas kesalahan fidusial tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% dari potensi yang diperkirakan. Hitung kadar framisetin sulfat dalam tiap gram campuran salep, tiap 676 unit setara dengan 1 mg framisetin sulfat. Batas kesalahan fidusial tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang dinyatakan.

  Sterilitas &lt;71&gt; Memenuhi syarat; lakukan penetapan

  dengan cara inokulasi langsung menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut: gunakan secara aseptik sejumlah kemasan yang cukup hingga diperoleh potongan 10 cm pembalut dan perlakukan terpisah. Masukkan tiap potongan ke dalam wadah berisi 200 ml isopropil miristat

  P steril yang tidak bersifat antimikroba pada kondisi

  pengujian, campur baik-baik dan panaskan pada suhu tidak lebih dari 40º selama 15 menit dengan sesekali dikocok hingga terdispersi. Masukkan 5 ml suspensi ini ke dalam wadah yang berisi 200 ml larutan Ringer steril berkekuatan seperempat yang ditambahkan polisorbat 80

  P 1%, campur baik-baik. Masukkan 1 ml larutan ini ke

  dalam media perbenihan hingga pengenceran mendekati kelipatan 10. Inkubasikan media dan amati perbenihan.

  KASA PEMBALUT KLORHEKSIDIN Chlorhexidin Gauze Dressing

  Kain Identifikasi serat &lt;841&gt; Memenuhi uji untuk Katun atau Viskosa atau keduanya, Katun dan Viskosa, menggunakan

  sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Luas puncak neomisin (Larutan uji) tidak lebih dari 3,0% dari jumlah luas puncak neomisin B dan neomisin C.

  kain terekstraksi yang diperoleh pada uji Zat larut dalam air.

  Jumlah benang per 10 cm Untuk benang arah

  memanjang tidak kurang dari 74; untuk benang arah melebar tidak kurang dari 80; lakukan penetapan seperti tertera pada Pembalut tidak meregang Metode I dalam

  Jumlah Benang per Satuan Panjang &lt;871&gt;, mengunakan kain diimpregnasi.

  Bobot per satuan luas &lt;771&gt; Tidak kurang dari 49 g per

  m

  2

  ; lakukan penetapan sebagai berikut: Keluarkan kasa pembalut dari wadah dan hitung luas. Masukkan dengan pinset ke dalam ekstraktor sinambung, ekstraksi dengan

  eter P selama 6 jam atau hingga semua salep terektraksi

  Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi dan Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Pisahkan salep

  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume

  LP dengan air hingga mengandung 0,5% klor. Keringkan

  60º selama 1 jam dan dinginkan. Encerkan dengan Fase

  dalam aliran udara dingin hingga daerah tersemprot di bawah garis penotolan memberikan warna biru lemah dengan 1 tetes kanji-kaliumiodida LP , hindarkan pemaparan udara dingin lebih lama. Semprot lempeng dengan kanji-kaliumiodida LP. Tiap bercak yang sesuai dengan neamin dari larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak yang diperoleh dari larutan (2).

  Neomisin C Tidak lebih dari 3,0%; lakukan penetapan

  dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  Fase gerak Buat campuran 97 ml tetrahidrofuran P, 1

  ml air, 0,5 ml asam asetat glasial P dan encerkan secukupnya dengan larutan etanol mutlak P 2,0% dalam

  kloroform bebas etanol P hingga 250 ml, saring dan awaudarakan.

  Larutan baku Tambahkan 1,5 ml larutan segar 1- fluoro-2,4-dinitrobenzen P 2% dalam metanol P pada 0,5

  ml Framisetin Sulfat BPFI 0,10% dalam natrium

  tetraborat 0,02 M , panaskan di atas tangas air pada suhu

  gerak hingga 25 ml, biarkan dan gunakan lapisan bawah yang jernih.

  Larutan baku; jumlah lempeng teoritis tidak kurang dari 13.000 lempeng per m.

  Larutan uji Pisahkan salep dari kasa dan bahan lainnya

  dan dispersikan 0,5 g dalam 20 ml kloroform P, tambahkan 5 ml natrium tetraborat 0,02 M, campur dan biarkan memisah. Lanjutkan menurut cara yang tertera pada Larutan baku menggunakan 0,5 ml lapisan air.

  Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;. Kromatograf cair kinerja tinggi

  dilengkapi dengan detektor 350 nm dan kolom baja tahan karat 4,6 mm x 20 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1,6 ml per menit. Jika perlu atur kandungan

  tetrahidrofuran P dan air dalam fase gerak hingga

  diperoleh resolusi Larutan baku sama dengan resolusi

  Framisetin Sulfat BPFI. Lewatkan Fase gerak pada

  kolom beberapa jam sebelum larutan disuntikkan, lanjutkan kromatografi hingga 1,4 kali waktu retensi puncak neomisin

  B. Efesiensi kolom ditetapkan menggunakan puncak neomisin B dalam kromatogram

  sempurna. Pisahkan larutan eter untuk uji Zat Larut

  • 623 -

  16 ClNO.HCl.

  pada panjang gelombang maksimum 480 nm menggunakan asam klorida 0,4 N sebagai blangko.

  Cuci kain yang sudah di ekstraksi dengan air panas untuk menghilangkan semua sisa-sisa salep dan keringkan pada suhu 105° hingga bobot tetap. Tetapkan bobot salep dari bobot awal kasa pembalut.

  Sterilitas Memenuhi syarat; lakukan penetapan dengan

  cara Inokulasi langsung menggunakan larutan yang dibuat sebagai berikut: Buka secara aseptik sejumlah kemasan yang cukup hingga diperoleh sejumlah potongan 10 cm

  2

  kasa pembalut dan perlakukan masing-masing terpisah. Masukkan tiap potongan ke dalam wadah berisi 200 ml isopropil miristat P steril yang tidak bersifat antimikroba pada kondisi pengujian, campur baik-baik dan panaskan pada suhu tidak lebih dari 40° selama 15 menit, dengan sesekali dikocok hingga terdispersi. Masukkan 5,0 ml suspensi ini ke dalam wadah yang berisi 200 ml larutan Ringer steril berkekuatan seperempat yang telah ditambahkan polisorbat 80 P 1%, campur baik-baik. Masukkan 1 ml enceran ini ke dalam masing-masing media perbenihan hingga pengenceran mendekati kelipatan 10. Inkubasikan media inokulasi dan amati perbenihan.

  KETAMIN HIDROKLORIDA Ketamine Hydrochloride (±)-2-(o-Klorofenil)-2-(metilamino)sikloheksanon hidroklorida [1867-66-9]

  C

  13 H

  16 ClNO.HCl BM 274,19

  Ketamin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C

  13 H

  Pemerian Serbuk hablur; putih; bau agak khas. Kelarutan Mudah larut dalam air dan metanol; larut dalam etanol; agak sukar larut dalam kloroform.

  mengencerkan 5 ml larutan klorheksidin asetat P 0,12% dalam air, encerkan dengan asam klorida 0,4 N hingga 100 ml, mulai dari “tambahkan 50 ml air”.

  Baku pembanding Ketamin Hidroklorida BPFI; tidak

  boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa sejenis A Ketamin

  Hidroklorida BPFI ; tidak boleh dikeringkan, simpan

  dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya [Perhatian

  Hindarkan larutan dari cahaya dan lakukan pengujian segera setelah larutan dibuat.] Identifikasi

  A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ketamin Hidroklorida BPFI .

  B. Pelarut asam Spektrum serapan ultraviolet larutan

  zat (1 dalam 3000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Ketamin Hidroklorida

  BPFI ; daya serap masing-masing pada panjang

  gelombang serapan maksimum lebih kurang 269 dan 276 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.

  Pelarut basa Spektrum serapan ultraviolet larutan zat

  (1 dalam 1250) dalam natrium hidroksida 0,01 N dalam campuran air dan metanol P (1 dalam 20), menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Ketamin Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 302 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.

  Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku

  Larutan baku Buat larutan seperti tertera pada Larutan uji menggunakan 20,0 ml larutan yang dibuat dengan

  dalam Eter &lt;1311&gt;. Keluarkan kain dan keringkan pada

  4 O

  suhu 105

  o

  hingga bobot tetap. Hitung bobot per satuan luas kain dalam g per m

  2 .

  Salep

  Kandungan klorheksidin asetat C

  22 H

  30 Cl

  2 N

  10

  . 2C

  2 H

  2 Tidak kurang dari 0,4 % dan tidak lebih dari 0,6 %.

  natrium hipobromit LP , encerkan dengan air hingga 100 ml dan kocok. Biarkan selama 25 menit pada suhu 20°.

  Identifikasi Kocok kasa pembalut yang mengandung 10

  mg klorheksidin asetat dengan 10 ml kloroform P, tambahkan 10 ml air dan 2 ml larutan setrimida P 20%, 1 ml larutan brom P 1% dalam larutan natrium hidroksida 10 N dan kocok: terjadi warna merah tua pada lapisan air.

  Zat larut dalam eter &lt;1311&gt; Tidak kurang dari 100 g

  per m

  2

  ; lakukan penetapan menggunakan larutan eter yang diperoleh pada Bobot per satuan luas, uapkan dan keringkan sisa pada pada suhu 105

  o sampai bobot tetap.

  Bagi, bobot sisa dengan luas pembalut yang digunakan dalam penetapan.

  Penetapan kadar Larutan uji Timbang saksama pembalut seluas 100

  cm

  2

  . Kocok dengan 25 ml kloroform P selama 2 menit, tambahkan 100 ml asam klorida 0,4 N dan kocok terus menerus selama 45 menit. Buang lapisan kloroform dan saring lapisan asam. Pada 20,0 ml filtrat tambahkan 50 ml air dan 5 ml larutan setrimida P 20%, kocok. Tambahkan 8,5 ml natrium hidroksida 1 N, 1 ml isopropanol dan 2 ml

  Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1 g zat dalam 5 ml air: larutan jernih dan tidak berwarna. pH &lt;1071&gt; Antara 3,5 dan 4,1; lakukan penetapan

  • 624 - Sisa pemijaran &lt;301&gt; Tidak lebih dari 0,1%.

  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume

  saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada

  Kromatografi &lt;931&gt;.

  Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-

  masing lebih kurang 12,5 mg Ketamin Hidroklorida BPFI dan Senyawa sejenis A Ketamin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu sonikasi, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

  Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg Ketamin Hidroklorida BPFI , masukkan ke dalam labu

  tentukur 50-ml, tambahkan 20 ml Fase gerak, sonikasi sampai larut. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

  Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,

  masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 35 ml Fase gerak, sonikasi sampai larut. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

  Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;. Kromatograf cair kinerja tinggi

  dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: urutan eluat adalah ketamin hidroklorida diikuti dengan senyawa sejenis A ketamin; resolusi, R, antara puncak ketamin hidroklorida dengan puncak senyawa sejenis A ketamin tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom dari puncak ketamin tidak kurang dari 9400 lempeng teoritis dan faktor ikutan dari puncak ketamin tidak lebih dari 1,6. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,6%.

  sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg ketamin hidroklorida, C

  dalam 1000 ml air. Tambahkan 6 ml trietilamina P dan atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P.

  13 H

  16 ClNO.HCl, dalam zat yang

  digunakan dengan rumus:

     

    S U r r

  C 100 C adalah kadar Ketamin Hidroklorida BPFI, dalam mg

  per ml Larutan baku; r

  U

  dan r

  S

  berturut-turut adalah respons puncak ketamin dari Larutan uji dan Larutan

  Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P (65:35),

  Dapar Larutkan 5,75 g amonium fosfat monobasa P

  Logam berat &lt;371&gt; Metode I Tidak lebih dari 20 bpj. Senyawa sejenis Senyawa sejenis A Ketamin tidak lebih

  Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: urutan eluat adalah ketamin hidroklorida diikuti dengan senyawa sejenis A ketamin; resolusi, R, antara puncak ketamin hidroklorida dengan puncak senyawa sejenis A ketamin tidak kurang dari 2,0; waktu retensi ketamin hidroklorida adalah antara 3,0 dan 4,5 menit (jika perlu atur kadar air dan asetonitril); faktor ikutan tidak lebih dari 1,5.

  dari 0,1%; cemaran lain yang tidak diketahui, tidak lebih dari 0,3% dan total cemaran yang tidak diketahui, tidak lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara

  Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  Fase gerak Larutkan 0,95 g natrium heksansulfonat P dalam 1000 ml campuran air-asetonitril P (3:1).

  Tambahkan 4 ml asam asetat P, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketamin Hidroklorida BPFI dan Senyawa sejenis A Ketamin BPFI , larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masing-

  masing lebih kurang 0,005 mg per ml (jika perlu lakukan sonikasi). Larutan dibuat segera sebelum digunakan.

  Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,

  masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, jika perlu lakukan sonikasi.

  Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;. Kromatograf cair kinerja tinggi

  dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom pelindung 4,0 mm x 4,0 cm dengan kolom analitik 4,0 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm.

  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume

  Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, identifikasi puncak ketamin hidroklorida dan senyawa sejenis A ketamin, ukur respons puncak masing-masing. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

     

       

    S i r r

  W C 5000

  C adalah kadar Ketamin Hidroklorida BPFI dalam mg

  per ml Larutan baku; W adalah bobot zat dalam mg yang digunakan untuk membuat Larutan uji; r

  i

  adalah respons puncak masing-masing cemaran dalam Larutan uji dan r

  S

  adalah respons puncak ketamin hidroklorida dari Larutan baku .

  baku .

  • 625 -

  2 N

  237,73 dan 274,19 berturut-turut adalah bobot molekul

  ketamin dan ketamin hidroklorida; C adalah kadar

  Ketamin Hidroklorida BPFI dalam µg per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml; A U

  dan A

  S

  berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku .

  Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal

  atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, terlindung cahaya dan panas.

  KETOKONAZOL Ketoconazole (±) cis-1-Asetil-4-[p-[[2(2,4-diklorofenil)- 2-(imidazol-1-ilmetil-1,3dioksolan-4-il] metoksi]fenil] piperazina [65277-42-1]

  C

  26 H

  28 Cl

  4 O

  V C

  4 BM 531,44

  Ketokonazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C

  26 H

  28 Cl

  2 N

  4 O

  4

  , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

  Baku pembanding Ketokonazol BPFI; tidak boleh

  dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

  Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah

  dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ketokonazol BPFI.

  Jarak lebur &lt;1021&gt; Antara 148º dan 152º. Rotasi jenis &lt;1081&gt; Antara -1 dan +1, dihitung terhadap

  2 274 19 , 237 73 ,

    S U A A

  Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup

  Endotoksin bakteri &lt;201&gt; Tidak lebih dari 0,4 unit Endotoksin FI per mg ketamin hidroklorida. pH &lt;1071&gt; Antara 3,5 dan 5,5. Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. Penetapan kadar

  baik pada suhu 25º, diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º.

  INJEKSI KETAMIN HIDROKLORIDA Ketamine Hydrocloride Injection

  Injeksi Ketamin Hidroklorida adalah larutan steril ketamin hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung ketamin hidroklorida, setara dengan ketamin, C

  13 H

  16 ClNO, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

  Baku pembanding Ketamin Hidroklorida BPFI; tidak

  boleh dikeringkan sebelum digunakan. Endotoksin BPFI;

  [Catatan Bersifat pirogenik , penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]

  Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.

  Identifikasi

  A. Spektrum serapan ultraviolet enceran larutan injeksi yang mengandung lebih kurang 800 µg per ml ketamin dalam natrium hidroksida metanol 0,01 N pada panjang gelombang antara 250 dan 350 nm menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Ketamin Hidroklorida BPFI.

  B. Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Larutan baku dalam Penetapan kadar.

  Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketamin Hidroklorida BPFI , larutkan dalam asam sulfat 0,1 N

       

  yang dijenuhkan dengan kloroform P hingga kadar lebih kurang 250 µg per ml.

  Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi

  setara dengan lebih kurang 500 mg ketamin hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml larutan ini ke dalam corong pisah 125 ml, tambahkan 3 ml natrium hidroksida

  0,1 N dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 15 ml kloroform P . Kumpulkan ekstrak kloroform dalam corong

  pisah 125 ml kedua dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 30ml asam sulfat 0,1 N. Kumpulkan ekstrak asam dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan dengan asam

  sulfat 0,1 N yang dijenuhkan dengan kloroform P sampai tanda.

  Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku

  pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 269 nm menggunakan asam sulfat 0,1 N yang dijenuhkan dengan kloroform P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg ketamin hidroklorida, C

  13 H

  16 ClNO, dalam tiap

  ml injeksi yang digunakan dengan rumus:

     

       

  zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan pada suhu 20º menggunakan larutan yang mengandung 400 mg per

  • 626 -

  baku.

  4 O

  2 N

  28 Cl

  26 H

  Alat tipe 2 : 50 rpm. Waktu : 30 menit. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C

  Disolusi &lt;1231&gt; Media disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N.

  bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan

  yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot yang telah disaring melalui penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 m, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku Ketokonazol BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang 270 nm.

  F

  µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm dan biarkan bercak mengering. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang tidak jenuh, berisi Fase gerak dan biarkan merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan keringkan dengan aliran udara kering. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet 254 nm, harga R

  Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10

  P, kocok selama lebih kurang 2 menit dan saring.

  setara dengan lebih kurang 50 mg ketokonazol, masukkan ke dalam labu yang sesuai, tambahkan 50 ml kloroform

  Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk tablet

  4

  Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak

  Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketokonazol BPFI , larutkan dalam kloroform P hingga kadar 1 mg per

  dalam metanol P (1 dalam 500)-larutan amonium asetat P (1 dalam 200) (7:3). Saring dan awaudarakan.

  20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 200 mg ketokonazol, masukkan ke dalam botol bertutup ulir yang sesuai, tambahkan 50,0 ml

  Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari

  ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

  Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg Ketokonazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-

  kurang 5 mg per ml.

  Pelarut Campuran metanol P-metilen klorida P (1:1). Larutan baku internal Larutkan dan encerkan sejumlah Terkonazol BPFI dalam Pelarut hingga kadar lebih

  Fase gerak Buat campuran larutan diisopropilamina P

  kurang dari 80% (Q) C

  Keseragaman sediaan &lt;911&gt; Memenuhi syarat. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  , dari jumlah yang tertera pada etiket.

  4

  4 O

  2 N

  28 Cl

  26 H

  ml.

  Tidak dijenuhkan.

  Susut pengeringan &lt;1121&gt; Tidak lebih dari 0,5%;

  larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm dan biarkan bercak mengering.

  baku. Bercak lain selain bercak utama Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak utama Enceran larutan baku.

  bercak utama Larutan uji sama dengan Larutan

  F

  harga R

  iodum P dalam bejana tertutup, tandai bercak: ukuran dan

  Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak dan biarkan merambat sampai tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan keringkan dengan aliran udara kering. Uapi lempeng dengan uap

  µl Larutan uji, 10 µl Larutan baku dan 2 µl Enceran

  Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.

  Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Larutan baku dengan kloroform P hingga kadar 0,1 mg per ml. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10

  per ml.

  Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, larutkan dalam 3,0 ml kloroform P. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketokonazol BPFI , larutkan dalam kloroform P hingga kadar 10 mg

  dijenuhkan.

  Fase gerak Campuran n-heksan P-etil asetat P-metanol P-air-asam asetat glasial P (42:40:15:2:1). Tidak

  Sisa pemijaran &lt;301&gt; Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan menggunakan 2 g zat. Logam berat &lt;371&gt; Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Cemaran senyawa organik mudah menguap &lt;471&gt; Metode IV Memenuhi syarat. Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º selama 4 jam.

  Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, larutkan dalam 40 ml asam asetat glasial P.

  Tiap ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 26,57 mg C

  Fase gerak Buat campuran n-heksan P-etil asetat P- metanol P-air-asam asetat glasial P (42:40:15:2:1).

  2 N

  Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis &lt;281&gt;.

  pengeringan dalam hampa udara pada suhu 80º selama 4 jam sebelum digunakan. Terkonazol BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

  Baku pembanding Ketokonazol BPFI ; lakukan

  , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

  4

  4 O

  28 Cl

  26 H

  26 H

  Tablet Ketokonazol mengandung ketokonazol, C

  TABLET KETOKONAZOL KetoconazoleTablet

  4 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

  4 O

  2 N

  28 Cl

  Pelarut , kocok menggunakan alat mekanik selama 30 menit

  • 627 - dan sentrifus. Pipet 5,0 ml beningan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku internal dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

  Logam berat &lt;371&gt; Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60  selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

  Identifikasi

  A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ketoprofen BPFI .

  B. Serapan larutan zat (1 dalam 100.000) dalam metanol

  P- air (3:1) menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang 258 nm.

  .

  Berbeda tidak lebih dari 3%

  ,

  dihitung terhadap zat yang sudah dikeringkan.

  Jarak lebur &lt;1031&gt; Metode I antara 92,0  dan 97,0. Susut pengeringan &lt;1121&gt; Tidak lebih dari 0,5%;

  lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5,2 mm Hg, pada suhu 60° hingga bobot tetap, menggunakan 1 g zat.

  Sisa pemijaran &lt;301&gt; Tidak lebih dari 0,2%. Rotasi jenis &lt;1081&gt; Antara +1  dan -1, lakukan

  penetapan menggunakan 10 mg zat per ml dalam etanol dehidrat P.

  Fase gerak Buat campuran larutan amonium asetat P

  Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak atau hampir tidak berbau. Kelarutan Mudah larut dalam etanol, kloroform dan eter; praktis tidak larut dalam air. Baku pembanding

  1%-metanol P-asetonitril P (55:30:15), atur pH hingga 6,5 dengan penambahan asam asetat glasial P, awaudarakan. [Catatan Buat semua larutan segar.]

  Larutan baku Timbang saksama sejumlah 3-Asetil- benzofenon BPFI , larutkan dalam Fase gerak hingga

  diperoleh kadar 0,0025%.

  Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dalam Fase gerak hingga diperoleh kadar 0,50%. Enceran larutan uji Encerkan sejumlah volume Larutan uji dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar

  0,0010%.

  Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;. Kromatograf cair kinerja tinggi

  dilengkapi dengan detektor 233 nm dan kolom 4,6 mm x 20 cm berisi bahan pengisi L1 laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit.

  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan baku, Larutan uji dan Enceran larutan uji ke dalam

  kromatograf, rekam kromatogram dan ukur luas puncak. Lanjutkan kromatografi selama lima kali waktu retensi ketoprofen. Puncak Larutan uji sesuai dengan puncak

  Larutan baku luasnya tidak lebih besar dari luas puncak Enceran larutan uji , luas dari puncak sekunder lain tidak

  lebih besar dari dua setengah kali luas puncak Enceran

  larutan uji dan tidak lebih dari tiga puncak semacam ini

  mempunyai luas lebih besar dari luas puncak Enceran

  larutan uji . Lanjutkan kromatografi selama lima kali waktu retensi ketoprofen.

  Ketoprofen BPFI ; lakukan

  , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

  Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;. Kromatograf cair kinerja tinggi

  10 W S

  dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 3,9 mm x 30 cm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 3 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan

  baku , rekam kromatogram dan ukur respons puncak

  seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif ketokonazol dan terkonazol berturut-turut adalah 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak ketokonazol dan puncak terkonazol tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume

  sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg ketokonazol, C

  26 H

  28 Cl

  2 N

  4 O

  4

  , dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:

     

    S U S R R W

  adalah bobot Ketokonazol BPFI dalam mg yang digunakan; R

  3

  U

  dan R

  S

  berturut-turut adalah perbandingan respons puncak ketokonazol terhadap terkonazol dari

  Larutan uji dan Larutan baku.

  Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

  KETOPROFEN Ketoprofen Asam 2-(3-benzoilfenil)propionat [22071-15-4]

  C

  16 H

  14 O

  3 BM 254,3

  Ketoprofen mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C

  16 H

  14 O

  Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,2% dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%.

  • 628 - Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  dengan melarutkan 1,46 g kalium fosfat monobasa P dan 20,06 g natrium fosfat dibasa P dalam air hingga 1000 ml, atur pH hingga 7,5 dengan penambahan asam fosfat P.

  Kapsul Ketoprofen mengandung ketoprofen, C

  16 H

  14 O

  3

  , tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket.

  Baku pembanding Ketoprofen BPFI ; lakukan

  pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60  selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A Ketoprofen BPFI (3-

  Asetilbenzofenon). Senyawa Sejenis C Ketoprofen BPFI{Asam 2-(3-karboksifenil) propionat}.

  Identifikasi

  Kocok sejumlah isi kapsul yang mengandung 500 mg ketoprofen dengan 50 ml kloroform

  P selama 5 menit, saring, uapkan hingga kering

  menggunakan penguap rotasi, percepat penghabluran dengan menggesek bagian dalam cawan dengan pengaduk kaca. Spektrum serapan inframerah hablur yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ketoprofen BPFI.

  Disolusi &lt;1231&gt; Media disolusi : 900 ml dapar fosfat yang dibuat

  Alat tipe 2 :50 rpm. Waktu :45 menit. Prosedur Lakukan penetapan jumlah, C

  3 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

  16 H

  14 O

  3

  yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot yang diencerkan dengan Media disolusi hingga kadar ketoprofen lebih kurang 0,001% dan serapan larutan baku

  Ketoprofen BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 260 nm.

  Serapan jenis pada panjang gelombang maksimum 260 nm adalah 662.

  Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak

  kurang dari 70% (Q) C

  16 H

  14 O

  3

  dari jumlah yang tertera pada etiket.

  Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada

  KAPSUL KETOPROFEN Ketoprofen Capsule

  14 O

  Dapar pH 3,5 Larutkan 68,0 g kalium fosfat monobasa P dalam 1000 ml air, atur hingga pH 3,5+0,05 dengan

  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume

  penambahan asam fosfat P.

  Fase gerak Buat campuran Dapar pH 3,5 asetonitril P- air (2:43:55), saring dan awaudarakan. Jika perlu

  lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;.

  Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah tertentu Ketoprofen BPFI dan 3-benzoil benzoat encerkan secara

  kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar berturut-turut 0,01 mg dan 5 µg per ml. [Catatan Lindungi larutan dari cahaya.]

  Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ketoprofen BPFI , larutkan dalam Fase gerak sehingga diperoleh

  kadar lebih kurang 2 µg per ml. [Catatan Lindungi larutan dari cahaya] .

  Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,

  masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. [Catatan

  Lindungi larutan dari cahaya.] Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;. Kromatograf cair kinerja tinggi

  dilengkapi dengan detektor 233 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 m. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada

  Prosedur : waktu retensi relatif untuk asam 3-

  benzoilbenzoat dan ketoprofen berturut-turut lebih kurang 0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara asam 3-benzoilbenzoat dan ketoprofen tidak kurang dari 4; efisiensi kolom yang ditetapkan dari puncak ketoprofen, tidak kurang dari 2250 lempeng teoritis dan faktor ikutan untuk puncak ketoprofen tidak lebih dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.

  sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, lakukan kromatografi selama 7 kali waktu retensi ketoprofen, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan rumus yang sama.

  16 H

     

       

    S i r r

  W C 000 .

  Larutan baku ; W adalah berat dalam mg ketoprofen dalam Larutan uji; r i

  adalah respons puncak masing-masing cemaran selain puncak utama ketoprofen yang diperoleh dari Larutan uji; r

  S

  adalah respons puncak utama ketoprofen dari Larutan baku.

  Cemaran organik mudah menguap &lt;471&gt; Metode IV Memenuhi syarat.

  Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 450

  mg zat, larutkan dalam 25 ml etanol P. Tambahkan 25 ml air dan beberapa tetes merah fenol LP. Titrasi dengan

  natrium hidroksida 0,1 N LV yang telah dibakukan

  dengan baku primer asam benzoat. Lakukan penetapan blangko jika perlu lakukan koreksi.

  Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 25,43 mg C

10 C adalah kadar Ketoprofen BPFI dalam mg per ml dalam

  • 629 -

  11 NO

  13 NO

  3 .

  C

  4 H

  11 NO

  3 BM 376,40

  Ketorolak Trometamin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C

  15 H

  13 NO

  3 .

  C

  4 H

  3 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

  C

  Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih. Kelarutan Mudah larut dalam air dan metanol; sukar

  larut dalam etanol, etanol mutlak dan tetrahidrofuran; praktis tidak larut dalam aseton, diklorometan, toluen, etilasetat, dioksan, heksan, butilalkohol dan asetonitril.

  Baku pembanding Ketorolak Trometamin BPFI,

  lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60  selama 3 jam. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.

  Identifikasi

  A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ketorolak

  Trometamin BPFI.

  B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Ketorolak Trometamin BPFI.

  C. Uji trometamin Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis

  &lt;281&gt;.

  Fase gerak Buat campuran diklorometan P-aseton P- asam asetat glasial P (95:5:2). Larutan baku Timbang sejumlah Ketorolak Trometamin BPFI , larutkan dalam campuran diklorometan P -metanol P (2:1) hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml.

  Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Larutan baku hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 40

  15 H

  (±)-5-benzoil-2,3-dihidro-1H-pirolizin-1-asam karboksilik, campur dengan 2-amino-2-(hidroksimetil) - 1,3-propandiol (1:1) [74103-07-4]

  Kromatografi &lt;931&gt;. [Catatan Gunakan larutan yang dibuat baru dan terlindung dari cahaya.] Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 3,5 - asetonitril P - air (2:43:55) yang dibuat baru. Pelarut A Buat campuran asetonitril P-air (40:60). Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis C Ketoprofen BPFI (Asam 2-(3-karboksifenil)

  Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume

  propionat) dalam Pelarut A hingga kadar 0,0002%.

  Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Ketoprofen BPFI (3-asetilbenzofenon) dalam Pelarut A hingga kadar 0,0003%.

  Larutan uji Timbang saksama sejumlah isi kapsul

  setara dengan 100 mg ketoprofen, kocok dengan 100 ml Pelarut A, saring dan gunakan filtrat.

  Enceran larutan uji Encerkan 1 bagian volume Larutan uji dengan Pelarut A hingga 50 bagian volume,

  kemudian encerkan 1 bagian volume larutan ini dengan Pelarut A hingga 10 bagian volume.

  Larutan resolusi Encerkan 1 bagian volume Larutan uji dengan Pelarut A hingga 100 bagian volume,

  kemudian pada 1 ml larutan ini tambahkan 1 ml Larutan baku 2.

  Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi &lt;931&gt;. Kromatograf cair kinerja tinggi

  dilengkapi dengan detektor 233 nm, kolom baja tahan karat 4,6 mm x15 cm dan berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5

  m dan laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi rekam luas puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi,

  R , antara ketoprofen dan 3-asetilbenzofenon tidak kurang dari 7.

  sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku 1, Larutan baku 2,

  KETOROLAK TROMETAMIN Ketorolac Tromethamine N OH O O HO OH NH 2 OH

  Larutan uji dan Enceran larutan uji ke dalam