Sejarah Peradaban Islam pada Masa Dinast

PEMIKIRAN DAN PERADABAN ISLAM MASA DINASTI
MURABITHUN DAN MUWAHHIDUN1
Oleh: Sukron Ma’mun2

A. Pendahuluan
Sejarah peradaban Islam hampir selalu ditandai oleh adanya penaklukkan
dan penguasaan satu kekuasaan oleh kekuasaan yang lainnya, tidak hanya antara
Islam dengan non-Islam namun juga oleh dinasti-dinasti dalam umat Islam
sendiri.3 Demikian halnya dengan sejarah peradaban Islam di Afrika Utara. Dalam
catatan sejarah Peradaban Islam, Afrika Utara memegang peran penting dalam
proses penyebaran Islam di kawasan tersebut dan juga daratan Eropa. Pada
kawasan ini pula Islam mengalami masa kejayaan dalam banyak bidang. Dua
dinasti yang sangat terkenal yakni Murabithun dan Muwahhidun merupakan
dinasti yang pernah berkuasa dalam kurun waktu cukup lama.
Dinasti Murabithun berkuasa antara tahun 1056-1147 M, sementara Dinasti
Muwahhidun berkuasa setelahnya yakni antara tahun 1130-1269 M. Paling tidak
empat negara dikuasai oleh dua dinasti tersebut, yakni Tunisia, Aljazair, Maroko,
dan Andalusia atau kini dikenal dengan nama Spanyol. Dinasti Murabithun
menguasai Maroko dan Spanyol, sementara dinasti Muwahhidun tidak hanya
Maroko dan Spanyol, namun juga Tunisia dan Aljazair.4
Dinasti Murabithun dan Muwahhidun bukanlah yang pertama kali

menaklukkan kawasan Afrika Utara dan Spanyol, namun penaklukan kawasan
Afrika Utara dan Spanyol sudah berlangsung pada tahun 600-an oleh bangsa
Arab.5 Mengecualikan Islam di Mesir, Libya takluk dalam kekuasaan Islam pada
tahun 634 M, kemudian berlanjut penaklukan Spanyol oleh Dinasti Umayyah
(756M). Di berbagai wilayah lain seperti Aljazair oleh dinasti Rustamiyah tahun
1

Disampaikan pada forum diskusi bulanan Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam
STAIN Salatiga. 16 Oktober 2013.
2
Ketua Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam STAIN Salatiga.
3
Catatan sejarah dalam lintas sejarah Islam khususnya pasca wafatnya Rasulullah menurut
Farag Fouda memang banyak diwarnai oleh pertikaian, bahakn tidak jarang pertikaian tersebut
melibatkan sesama umat Islam sendiri. Lebih lanjut Fouda menjelaskan bahwa kebencian tersebut
telah tertanam lama semenjak masa khalifat Usman. Lihat Farag Fouda, Kebenaran yang Hilang,
(Jakarta: Paramadia dan Dian Rakyat, 2003).
4
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam; Bagian ke Satu dan Dua, cet I. Terj. oleh
Gufron A Mas’adi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 564-565.

5
Lihat Ira M Lapidus, Sejarah Sosial.., hlm. 564. Dapat juga dilihat dalam sketsa kronologi
Islam di Afrika Utara dalam makalah ini, pada bab II. Lihat Juga Ajid Thohir, Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam; Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 92. Harun Nasution menyatakan bahwa Islam
mulai memasuki Afrika Utara dan melakukan ekspansi kekuasaan di kawasan tersebut pada tahun
35 H semenjak masa khalifah Umar bin Khattab, dan kemudian pada Khalifah Usman bin Affan.
Lihat Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), hlm. 777.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

761 M, Maroko oleh dinasti Idrisiyah (Fez) tahun 789 M, Tunisia dan Aljazair
Timur oleh dinasti Aghlabiyah berlanjut ke dinasti Qayrawan (800 M), Dinasti
Fatimiyah (909 M), dan Zirids (972 M). Dinasti Fatimiyah berkuasa hingga ke
daratan Maroko pada tahun 921 M.6
Dinasti Hammadiyah juga pernah menguasai Aljazair pada tahun 1015
hingga 1152 M. Pada umumnya berbagai dinasti tersebut tidak lagi menguasai
kawasan Afrika Utara setelah kehancuran mereka. Penguasaan terus beralih ke
berbagai dinasti, termasuk Murabithun dan Muwahhidun. Bahkan Dinasti
Muwahhidun dapat dikategorikan satu dinasti yang cukup sukses menguasai

kawasan Afrika Utara karena berkuasa di tiga wilayah, yakni Tunisia, Aljazair,
dan Maroko.
Dinasti Murabithun menjadi catatan menarik dalam pandangan sejarawan
Islam, karena dinasti ini berawal dari gerakan keagamaan dan berkembang
menjadi gerakan politik. Demikian halnya dengan dinasti Muwahhidun yang juga
berkembang dari gerakan keagamaan. Kedua dinasti berkuasa pada masa yang
berbeda dalam kurun waktu yang cukup lama, berbagai kemajuan dicapai dan
dicatat dalam sejarah peradaban umat Islam khususnya di Afrika Utara, bahkan
hingga Spanyol.
Kajian dalam penelitian sederhana ini ingin mengetengahkan perkembangan
dalam sejarah pemikiran dan peradaban yang berlangsung pada dua dinasti
tersebut, yakni Murabithun dan Muwahhidun. Dua peradaban yang tidak banyak
atau kurang mendapatkan perhatian khusus dalam ranah penelitian sejarah Islam
klasik. Tentu sangat menarik membahas persoalan tersebut, karena kajian ini lebih
menfokuskan pada dua aspek utama yakni pemikiran Islam dan peradaban yang
berlangsung. Di sinilah letak urgensi kajian ini.
B. Dinasti Murabithun dan Muwahidun
Kekuasaan Dinasti Murabitun dan Muwahhidun menguasai daerah yang
sama, yakni daratan Afrika Utara dan daratan Andalusia atau lebih dikenal dengan
Spanyol. Keduanya berkuasa dalam kurun waktu yang berbeda secara beruntun.

Berikut peta kekuasaan Dinasti Murabithun dan Muwahhidun.
Menurut Ira M Lapidus dua dinasti ini menguasai kawasan Afrika Utara
pada tahun 1056 hingga 1226 M. Sebelum dua dinasti tersebut berjaya pada
masanya, dinasti yang lainnya pernah mengusai kawasan Afrika Utara dan
Andalusia. Di antaranya adalah dinasti Umayyah 756-1031 M berkuasa di
Andalusia (Spanyol), Dinasti Rustamiyah pada tahun 761-909 M di AlJazair,
Dinasti Idrisiyah di kawasan Fez, Maroko tahun789-926 M, Dinasti Aghlabiyah
yang menguasai Tunisia dan Aljazair Timur tahun 800-909 M, Dinasti Fatimiyah
yang menguasai Tunisia, Aljazair, dan Maroko pada tahun 909-921 M, Zirids
6

Lihat C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam, (Jakarta: Mizan, 1980), hlm. 42-49.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

yang menguasai Tunisia tahun 972-1148 M, dan Hammadiyah yang menguasai
AlJazair tahun 1015-1152 M.7
Sketsa Kronologi Islam di Afrika Utara8
Libya
Tunisia

Penaklukan
Arab 634700

800

Aljazair

Rustamiyah
761-909

Aglabiyah
(Tunisia&Aljazai
r
Timur)
Qayrawan 800- Fatimiyah
909
Fatimiyah 909
Zirids 972-1148
Hammadiya
h 1015-1152


900

1000

Migrasi
Hilali 1052

1100

Muwahhidu
Muwa
n 1160hhidun 1147

Maroko

Spanyol

Penaklukan Arab
mulai

711,
Idrisiyah
Dinasti Umayyah
(fez) 789- 756-1031
926

Fatimiyah
921-

Khalifah I, Abdul
Rahman III 912996

Mamluk
Thawa’if 10301090 partai rajaraja
Malaga,
Sevile, Cordova,
Toledo, Valencia,
Saragossa dst.
Murabithun Penaklukan
(Marakhes) Kristen terhadap

1056-1147
Toledo, 1085.
Penaklukan
Murabithun
1086-1106
Muwa
Penaklukan
hhidun
Muwahhidun
1130-1269
1145

7

Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 562. Lihat juga C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam,
hlm. 42-29.
8
Sumber: Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, bagian satu dan dua, hlm. 562.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195


Peta 1:
Negara-negara Afrika Utara yang pernah dikuasai oleh Dinasti Murabithun dan
Muwahhidun. Peta Afrika Utara dan Andalusia, daerah kekuasaan Dinasti
Murabithun dan Muwahhidun ini diambil dari: www.picturehosting.com
C. Gerakan Awal Dinasti Murabithun dan Muwahiddun
1. Dinasti Murabithun
Dinasti Murabithun berawal dari gerakan keagamaan yang dipelopori oleh
suku Lamtunah, kelompok suku nomade9 barbar yang mendiami Gurun Sahara
antara Maroko bagian selatan, tepi sungai Sinegal hingga Sungai Niger. Suku
Lamtunah merupakan cabang dari suku Shanhajah merupakan suku Arab Himyar
yang pindah dari Yaman ke Syam. Orang-orang suku Lamtunah ini juga disebut
Al-Mulatsimun atau orang-orang bercadar. Hasan Ibrahim Hasan menyebut
dinasti Murabithun dengan istilah dinasti Mulatsimun.10
Dalam Ensiklopedi Islam Karya Cyril Glasse dinyatakan bahwa kelompok
Murabithun merujuk pada praktik lembaga masyarakat Islam yang berkembang
pada masa Khalifah Umar. Murabithun berarti orang-orang yang sedang dalam
keadaan berhenti atau antri. Orang-orang yang memasuki organisasi mileter
keagamaan untuk mempertahankan perbatasan Islam (dar al-Islam), mereka
biasanya mengasingkan diri di ribath (rubuth). Khalifah Umar pernah

mengeluarkan kebijakan mileter perbatasan ini, saat bangsa Arab tidak diizinkan
memiliki tanah-tanah di negeri yang ditaklukkan. Kebijakan ini pernah di
modifikasi oleh Khalifah Usman. Orang-orang Spanyol menyebut gerakan ini
dengan istilah Almoravids.11
Gerakan Murabithun berawal dari kegelisahan atas kondisi keagamaan di
Maroko bagian selatan. Yahya bin Ibrahim al-Jaddali, pimpinan suku Lamtunah,
merasa bahwa kondisi keagamaan pada masyarakatnya perlu diperbaiki. Hal ini
disadarinya setelah ia melakukan ibadah haji di Makkah. Sepulang dari ibadah
9

Masyarakat yang hidup berkelompok dan berpindah-pindah tempat, sesuai dengan musim
dan ketersediaan makanan.
10
Sebagaimana dikutip oleh Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban, hlm. 95.
11
Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam (Ringkasan), terjemahan Ghufron A Mas’adi (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 288.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195


haji ia mengundang seorang Alim ulama, Abdullah Yasin Al-Jazuli untuk
bersedia mengajarkan pengetahuan agama pada umatnya. Penunjukan Abdullah
Yasin Al-Jazuli ini atas masukkan Abu Imran yang beraliran madzhab Maliki.12
Yahya bin Ibrahim mengajak orang-orang suku Lamtunah untuk belajar agama
pada Abdullah Yasin. Dua di antaranya yang termasuk petinggi suku Lamtunah
kakak beradik yakni Yahya bin Umar dan Abu Bakar bin Umar.
Ketiga orang yakni Yahya bin Ibrahim Al-Jaddali,Yahya bin Umar, dan
Abu Bakar bin Umar inilah yang kemudian dikenal sebagai pimpinan pertama
dalam Dinasti Murabithun. Abdullah Yasin yang menjadi guru agama pada suku
Lamtunah kenyataannya tidak banyak mampu menarik simpati masyarakat.
Namun ketiga orang tersebut setia dan mengakui otoritas spiritual Abdullah
Yasin.13
Abdullah Yasin menyadari bahwa tidak banyak orang-orang suku Lamtunah
yang tertarik pada ajarannya. Oleh karena itu ia mengajak orang-orang yang setia
padanya pindah menuju daerah perbatasan Sinegal. Ketiga pimpinan suku
Lamtunah, Yahya bin Ibrahim, Yahya bin Umar dan Abu Bakar bin Umar juga
mengikutinya. Pada daerah baru ini mereka mendirikan ribath atau semacam
rumah ibadah yang juga berfungsi menjadi benteng pertahanan, sehingga gerakan
ini disebut dengan Murabithun. Kata Murabithun berakar pada kata yang sama
dengan ribat, yakni r-b-th. Kata ini berasal dari akar kata dalam Al-Qur’an yang
menunjuk pada “teknik pertempuaran jarak dekat dengan infantry di barisan
depan serta pasukan unta dan kuda pada barisa belakang”. Model seperti ini
berlaku umum pada masyarakat barbar. Dengan demikian pengertian Murabithun
menunjuk pada orang-orang yang terjun pada medan perang suci sebagaimana
disampaikan dalam Al-Qur’an.14
Pada daerah baru inilah gerakan Murabithun mulai berkembang pesat.
Abdullah Yasin memerintahkan pengikutnya untuk berdakwah di luar kelompok
ribath. Tidak mengherankan dalam kurun waktu sepuluh tahun komunitas gerakan
Murabithun meningkat pesat dan kemudian berubah menjadi gerakan politik.
Yahya bin Ibrahim menjadi pimpinan politik pertama dan mengangkat Yahya bin
Umar sebagai panglima militer. Gerakan Murabithun kemudian mulai melakukan
ekpansi kekuasaan dan menaklukkan beberapa kawasan serta penguasanya. Suku
bangsa di Sahara ditaklukan pada tahun 1055 M. Kota-kota yang ada di Sahara di
rebut oleh kelompok Murabithun. Penguasa Sijilmasah yang bernama Mas’ud bin
Wanuddin Al-Maghrawi pernah melakukan perlawanan sengit sebelum akhirnya
gugur.
12

Departemen Agama, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Proyek PPSPPTA, 1992),
hlm. 806.
13
C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti, hlm. 49.
14
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 572.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Setelah melakukan beberapa ekspansi kekuasaan gerakan Murabithun resmi
mendirikan daulah yang wilayah kekuasaannya meliputi Maroko dan beberapa
kawasan disekitarnya. Yahya Ibramim meninggal pada tahun 1056 M, kekuasaan
Murabithun beralih guru priritualnya yakni Abdullah Yasin (Ibnu Yasin). Tidak
berselang lama Abdullah Yasin sendiri meninggal dalam upaya penaklukan
penduduk suku barbar disekitar pantai samudera Atlantik.15 Kekuasaan Murabitun
beralih pada Abu Bakar bin Umar dibantu Yusuf bin Tasyfin, saudara
seperjuangan Yahya bin Ibramin Al-Jadalli.
Dinasti Murabithun pernah menjadikan kota Aghmat, kota kecil di Sahara,
sebagai pusat pemerintahan. Tahun 1070 M 9462 H) dinasti Murabithun
menaklukkan Marakesy (Maroko) dan menjadikannya sebagai pusat pemerintahan
setelah dari Aghmat. Abu Bakar dan Yusuf bin Tasyfin pernah berpisah dan
melakukan perluasan kekuasaan. Abu Bakar melakukan perluasan kekuasaan di
daerah utara, sementara Yusuf bin Tasyfin mengusai tanah Maghribi (barat).
Namun kekuasaan kemudian berpindah ke tangan Yusuf bin Tasyfin, sementara
Abu Bakar tidak memperoleh apapun kecuali hanya hadiah dari Yusuf bin
Tasyfin. Abu Bakar sendiri kemudian kembali ke gurun Sahara dan meninggal
tahun 1087 M dalam perjalanannya ke Sudan.16
Kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin terbilang paling sukses di antara para
pemimpin dinasti Murabithun. Pasca kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin, ia
digantikan anaknya Ali bin Yusuf. Yusuf bin Tasyfin pernah melakukan hingga
Algeria tahun 1080-1082 M dan Spanyol tahun 1086-1106 M.
Bagan 1:
Para pemimpin Dinasti Murabithun17
448-541 H/1056-1147 M Afrika Utara dan Spanyol
Tahun (M)
?
?
1056-1059
1059-1061
1061-1107
1107-1143
1143-1145
1145-1147

Nama Pemimpin
Yahya bin Ibrahim
Yahya bin Umar
Abdullah bin Yasin
Abu Bakar al-Lamtuni
Yusuf bin Tasyfin
Ali bin Yusuf
Ibrahim bin Tasyfin
Ishaq bin Tasyfin

Keterangan
Pemimpin-pemimpin barbar
Shanhaja yang mengakui
otoritas spiritual Abdullah bin
Yasin

15

A. Nicholson Reinold, ‘A Literary of the Arabs’ (London: Cambridge University Press,
1979), hlm. 223.
16
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban, hlm. 96-97.
17
C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti, hlm. 49-50.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

1147

Penaklukkan
Muwahhidun

2. Dinasti Muwahhidun
Gerakan Muwahhidun muncul semasa dinasti Murabithun mulai melemah,
secara politis dan keagamaan. Pemerintahan yang dipegang oleh Ishaq bin Tasyfin
mulai kurang mendapatkan tempat di kalangan masyarakat. Penolakan terhadap
pemerintahan Murabithun nampak saat mulai munculnya pemberontakanpemberontakan dari bawah. Pemberontakan juga disinyalir akibat ketidakpuasaan
pada sistem pemerintahan yang dibangun dan dominannya madzhab yang dianut
oleh pemerintahan. Gerakan keagamaan menjadi faktor yang cukup dominan
dalam melatarbelakangi munculnya gerakan Muwahhidun ini. Gerakan ini
dipelopori oleh Muhammad bin Tumart, yang menekankan ajaran ketauhidan.18
Gerakan Muwahhidun muncul sebagai protes atas dominasi madzhab resmi
Negara, yakni madzhab Maliki yang dianggap kaku. Muhammad bin Tumart (Ibn
Tumart) sendiri merupakan orang barbar yang berlaku zuhud serta menerima
kesetiaan dari suku Masmudah dan beribu kota di Marakesy yang didirikan oleh
Dinasti Murabithun. Para pengikut Ibn Tumart memanggilnya dengan sebutan alMahdi karena ia dianggap sebagai imam yang ditunggu-tunggu, menurut tradisi
Syi’ah dan menisbahkan keturunan Nabi Muhammad Saw. melalui dinasti
Idrisiyah yang telah berkuasa di wilayah itu sebelumnya.19 Dinamakan alMuwahhidun karena mereka menganggap yang paling mengesakan Allah di
antara umat Islam yang lain dan ajaran tauhid atau ke-esa-an Allah yang
diutamakan dan diajarkan kepada para pengikut Ibn Tumart.20
Stagnasi pemikiran keagamaan yang dialami dinasti Murabithun
melatarbelakangi kelahiran gerakan Muwahidun. Para pengikut Imam Malik, dari
Dinasti Murabithun, menganggap bahwa belajar tafsir Al-Qur’an dan Hadist
sudah tidak diperlukan lagi bagi setiap muslim karena hal tersebut telah dilakukan
oleh Imam Malik sendiri. Ibnu Tumart menyatakan bahwa umat Islam hendaknya
kembali pada Al-Qur’an, Hadis, dan Ijma sahabat, serta menolak ra’yu sebagai
dasar ajaran dan humum agama. Sebagai konsekuaensinya qiyas pun ditolak.21

18

Istilah Muwahhidun telah dipakai lama oleh kelompok wahabi untuk menamkan dirinya
sendiri. Demikian halnya kelompok Deuze. Nama lain dari Muwahhidun adalah Almohads. Lihat
Cyril Glasse, Ibid., hlm. 294.
19
Dinasti Idrisiyah menguasai daerah Afrika Utara, khususnya Maroko pada tahun 789
hingga 926 M. penguasa pertama dinasti ini adalah Idris, cicit putra khalifah Ali bin Abi Thalib,
Al-Hasan. Dinasti Idrisyah beraliran Syi’ah yang memiliki hubungan dengan imam-imam Syi’ah
diatasnya. C.E Bosworth, Dinasti-Dinasti, hlm. 42.
20
Dr Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos, 1997), hlm. 112113.
21
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban, hlm. 104-105.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Menghadapi kondisi ini, Ibnu Tumart pergi ke Cordova, Alexandria,
Makkah bahkan hingga Bagdad untuk mendalami Agama. Bahkan Watt dalam
bukunya “A History of Islamic Spain” sebagaimana di kutip Ajid Thohir dalam
menyatakan bahwa Ibnu Tumart belajar langsung kepada Imam Ghazali. Ibnu
Tumart juga dimungkinkan mengenal baik aliran Asy’ariyah, Ibnu Hazm,
penganut paham Ad-Dhahiri dari Spanyol. Ensiklopedi Islam Indonesia
menyebutkan bahwa Ibnu Tumart termasuk pengikut fanatik aliran Asy’ariyah.
Bagi Ibnu Tumart memahami Al-Qur’an secara literer akan menjurus kepada
antromorfisme dan menjadikannya kafir.22
Ibnu Tumart selain berpaham Asy’ariyah, ia dikenal sebagai orang yang
sangat zuhud dan reformis. Ibnu Tumart menyangkal tradisi barbar Pagan yang
masuk dalam praktik-praktik Islam. Ia juga menentang keras memimun khamr
(anggur), musik, dan kesenangan berpakaian mewah. Ia memandang dirinya
pewaris Nabi Muhammad Saw., karirnya sebagai duplikasi dari karir Nabi,
ajarannya sebagai upaya mengamankan komunitas Islam sebagaimana pernah
berlaku pada masa Rasulullah.
Ibnu Tumart berhasil menarik simpati dan kepercayaan kepala-kepala suku
di Maroko. Tidak kurang dari lima puluh perwakilan kepala suku ada dibawah
kendalinya dan ia organisir melalui dewan perwakilan suku. Di Tinmal, sebuah
daerah di bagian selatan Maroko, ia mendapatkan dukungan dari kepala suku
setempat yakni Abu Hafs Umar dan memprokramirkan diri sebagai Imam Mahdi23
dan ma’sum atau pemimpin tak ternoda yang dikirim Allah. Para pengikutnya
menyatukan gerakan mereka sebagai sebuah kolektivitas di bawah pimpinan
mereka. Dengan demikian sebuah hirarki keagamaan telah dipaksakan terhadap
sebuah masyarakat kesukuan.24
Ibnu Tumart membangun gerakan politiknya melalui gerakan dakwah, ia
mengirimkan tenaga dainya ke berbagai suku dan mengajak umat Islam ke jalan
yang ‘benar’ dan menyelamatkan diri dari ajaran kaum Murabithun yang telah
mengikuti ajaran antromorfisme dan menyekutukan Allah. Ia memerintahkan
kepada pengikutnya untuk berakhlaq terpuji, taat undang-undang, shalat tepat
waktu, membaca wirid yang dibuatnya dan mendalami kitab-kitab alMuwahhidah.25
Dalam upaya menggalang para pengikutnya, Al-Muwahhidun memilik
garis-garis politik sebagai berikut:
22

Ibid, hlm. 105.
Istilah Imam Al-Mahdi adalah ungkapan untuk menyebut orang yang ditunggu-tunggu
oleh umat manusia dan dianggap sebagai ‘juru selamat’ pasca kerasulan Muhammmad SAW. Hal
ini sebagaimana dijanjikan dalam Al-Qur’an. Namun sebutan Al-Mahdi sendiri menjadi sangat
interpretatif dan akibatnya banyak orang yang mengaku sebagai Al-Mahdi.
24
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 575.
25
Departemen Agama, Ensiklopedi, hlm. 823.
23

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Rakyat Al-Muwahhidun merupakan satu kesatuan sosial yang beriman
secara benar. Sedangkan orang-orang di luar kelompoknya adalah kafir yang
harus diperangi. Kesatuan dalam al-Muwahhidun dipimpin oleh imam. Imam
pertama adalah Al-Mahdi dan selanjutnya disebut khalifah.
Al-Mahdi dibantu oleh dewan sepuluh yang anggotanya dipilih secara
selektif dan berfungsi sebagai cabinet pemerintahannya. Dewan sepuluh ini
memiliki hak suara dalam pemerintahan dan dapat menjadi komandan militer
serta dapat mewakili Al-Mahdi sebagai imam shalat.
Dewan sepuluh yang anggotanya terdiri dari perwakilan cabang-cabang
suku barbar merupakan bagian dari masyarakat Al-Muwahhidun, yang salah satu
fungsinya sebagai penasihat. Di samping Dewan Sepuluh, ada juga Dewan Tujuh
Pulau sebagai anggota majelis rakyat.26
Al-Muwahhidun mulai melakukan konfrontasi dengan Dinasti Murabithun
di saat suku Masmudah membangkang kepada pemerintahan resmi yang saat itu
dipimpin oleh Gubernur Sus. Dalam kontak sejata dimenangkan oleh kelompok
Muwahhidun. Lambat laun gerakan Muwahhidun berkembang pesat dan
menggerogoti kekuasaan Murabithun.
Kepemimpinan Ibnu Tumart sendiri hanya sampai tahun 1130 M, di saat
kekuasaan Murabithun masih dikuasai oleh Ali bin Yusuf. Ibnu Tumart
meninggal dan digantikan oleh Abdul Mu’min, sebagaimana kesepakatan Dewan
Sepuluh. Abdul Mu’min diangkat menjadi pengganti Al-Mahdi dengan sebutan
Amirul Mukminin. Abdul Mu’min merupakan orang yang pernah menyelamatkan
Ibnu Tumart saat ia lari setelah diusir oleh dinasti Murabithun saat berdakwah di
Bijaya tahun 1117 M. Abdul Mu’min menjadi murid sekaligus orang kepercayaan
Ibnu Tumart.
Abdul Mu’min tergolong pemimpin Al-Muwahhidun yang sukses, ia
berhasil menaklukkan beberapa daerah yang semula menjadi kekuasaan
Murabithun. Spanyol yang semula dikuasai oleh Dinasti Murabithun direbutnya
pada tahun 1145 M. Tahun 1147 M, seluruh dinasti Murabithun dikuasai. Tahun
1159 M, Abdul Mu’min menguasai kota Almeria dan menjadikan Gibaltar
sebagai pusat pemerintahannya. Pada tahun ini pulalah Dinasti Murabithun resmi
runtuh setelah berkuasa hampir seratus tahun. Tahun 1160 M Dinasti
Muwahhidun menguasai Al-jazair, Tunisia, dan Tripoli. Abdul Mu’min kembali
ke Maroko dan menguatkan pangkalan Militer di Maroko. Abdul Mu’min wafat
tahun 1163 M, di saat ia merancang untuk beberapa kota di Spanyol yang masih
dalam kekuasaan orang-orang Kristen.
Abu Yakub Yusuf, putra Abdul Mu’min, menggantikan kepemimpin
mendiang ayahnya. Ia melanjutkan kebijakan ayahnya untuk menaklukan
beberapa kota di Spanyol. Rencana tersebut cukup berhasil. Kota Seville
26

Ajid Thohr, Perkembangan Peradaban., hlm. 106-107.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

ditaklukan tahun 1172 M, kemudian berlanjut ke Spanyol utara hingga Toledo,
Santarem dekat Lisabon. Abu Yakub meninggal tahun 1181 M di saat peperangan
yang cukup sengit dengan orang-orang Kristen di dekat Lisabon.
Abu Yakub digantikan oleh putranya Abu Yusuf Yakub Al-Manshur.
Sebagai upaya memperkuat pemerintahannya Abu Yusuf mengangkat Abu Hafs
sebagai wazir dan Yahya bin Yusuf sebagai panglima militer di Spanyol. Yahya
bin Yusuf memperoleh tugas membersihkan sisa-sisa orang-orang Murabithun
yang dipelopori oleh Yahya, wali kota Valencia dan Muhammad, wali kota
Cordova. Sisa-sisa orang-orang Murabithun yang masih memiliki kekuasaan ini
menjadi penghalang bagi dinasti Muwahhidun. Mereka terus melakukan
pemberontakan-pemberontakan meskipun dalam bentuk yang kecil.
Semua pemberontkan dapat diatasi, bahkan Abu Yusuf dapat menguasai
kota Bijaya (Bogie). Ia juga dapat meruntuhkan kekuasaan Alfonso Vii di Alarcos.
Abu Yusuf meninggal pad tahun 1198 M dan digantikan oleh Muhammad Nashir.
Kekuasaan Nashir bertahan hingga tahun 1214 dan dihantikan oleh Abu Yakub
Yusuf II. Namun kekuasaan Muwahhidun mulai pasang surut, namun demikian
dapat bertahan hingga tahun 1269 M.
1. Para Pemimpin Dinasti Muwahhidun27 524-667 H/1130-1269 M di Afrika
Utara dan Spanyol

1130
1163
1184
1199
1214
1224
1227
1229
1232
1242
1248
1266-1269

Muhammad Ibnu Tumart (w. 1130)
Abdul Mu’min
Abu Yakub Yusuf I
Abu Yusuf Yakub Al-Manshur
Muhammad An-Nashir
Abu Yakub Yusuf II Al-Mustanshir
Abdul Wahid I Al-Makhluk
Yahya Al-Mu’tashim
Abdul Ala Idris al-Ma’mun
Abu Muhammad Abdul Wahid II Ar-Rasyid
Abul Hasan Ali As-Said Al-Mu’tadhid
Abu Hafs Umar Al-Murtadha
Abdul Ula Al-Watsiq

(Penaklukkan seluruh Spanyol oleh orang-orang Kristen, kecuali Granada;
daerah Afrika Utara terbagi di antara Abdul Wadiyyah, Hafshiyyah, dan
Mariniyyah).
D. Dua Dinasti dan Masa Kejayaaannya
27

C.E Bestworth, Dinasti-Dinasti, hlm. 51-52.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

1. Dinasti Murabithun
Masa kejayaan Dinasti Murabithun berlangsung hanya pada dua
kepemimpinan, yakni Yusuf bin Tasyfin dan Ali bin Yusuf. Keduanya
merupakan pemimpin dinasti Murabithun yang cukup lama, Yusuf bin Tasyfin
berkuasa pada tahun 1061-1107 M atau selama 46 tahun. Sementara Ali bin
Yusuf, putra Yusuf bin Tasyfin juga berkuasa cukup lama yakni antara tahun
1107-1143 M atau sekitar 36 tahun. Yusuf Bin Tasyfin tergolong pemimpin yang
konsisten dalam perjuangan politiknya, kebijakan-kebijakannya banyak diterima
oleh masyarakat dinasti Murabithun saat itu. Yusuf bin Tasyfin merupakan satusatunya pemimpin Dinasti Murabithun yang mampu menguasai sebagian besar
daratan Afika Utara bagian barat. Tetapi pada yang sama, di Spanyol juga sedang
terjadi reconguista28 Kristen.
Yusuf bin Tasyfin pernah diminta oleh Al-Mutamid Ibnu Abbad, raja
Sevilla saat itu untuk membantunya menghadapi serangan Alfonso VI yang telah
menguasai Toledo dan hendak merebut kembali wilayah kekuasaan yang ada
ditangan umat Islam di Spanyol.29 Tahun 1086, Yusuf bin Tasyfin berangkat ke
Spanyol untuk memerangi Alfonso VI, setelah ia berunding dengan para ulama
dan pembesar dinasti Murabithun. Ia berangkat bersama pasukannya menelu-suri
Spanyol bagian selatan dan bertempur dengan Alfonso VI di Zallaga. Dalam
pertempuran tersebut Yusuf bin Tasyfin memenanginya dan Alfonso VI tewas.
Namun demikian, Yusuf bin Tasyfin tetap belum mampu menguasai Badajoz dan
Toledo karean masih dikuasai oleh orang-orang Kristen.
Hal terpenting dalam catatan kemenangan perang ini adalah titik awal
penaklukan Spanyol oleh Dinasti Murabithun pada masa kekuasaan Yusuf bin
Tasyfin. Meskipun Spanyol masih dalam kekuasaan Daulah Abassiyah, Yusuf bin
Tasyfin berani memakai gelar amirul mukminin. Yusuf bin Tasfyin kembali ke
Afrika Utara dan menempatkan tidak kurang dari 300 tentaranya untuk
mengawasi dan menjaga kawasan tersebut.
Tetapi 300 tentara yang ditinggalkan oleh Yusuf, pada akhirnya tidak dapat
berkutik saat tentara-tentara Kristen menyerbunya. Kekuatan Kristen ternyata
masih berjumlah sangat besar, mulai dari Valensia sampai Lorca dan Murcia serta
Aledo. Al-Mutamid kembali mengundang Yusuf bin Tasyfin kembali ke Spanyol
untuk membantu menahan serangkan kelompok Kristen. Yusuf bin Tasyfin
kembali ke Spanyol pada tahun 1090 M dan berhasil menaklukkan tentara

28

Reconguista adalah penaklukkan kembali. Spanyol dan Portugal pada abad pertengahan
dilakukan serangkaian kampanye oleh Negara-negara Kristen untuk mendapatkan kembali
wilayah-wilayah mereka dari kaum muslimin yang telah mendudukinya hampir di semua jazirah
pada awal abad VIII M. lihat, Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban, hal. 97. baca juga Ira M
Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 590-591.
29
Ibid.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Kristen. Aledo menjadi daerah yang ditaklukkan pertama semenjak kembali ke
Spanyol.
Undangan Al-Mutamid untuk meminta kembali bantuan Yusuf bin Tasyfin
menunjukkan kelemahan politik dan melunturkan kepercayaan rakyat alMutamid. Yusuf bin Tasyfin menganggap Al-Mutamid tidak lagi cakap
memimpin negara. Yusuf kemudian meminta kepada ulama-ulama Granada untuk
mengeluarkan fatwa bahwa pemimpin para pemimpin di Spanyol (Andalusia)
termasuk Al-Mutamid tidak lagi cakap memimpin dan telah menyimpang AlQur’an. Fatwa ini ternyata mendapat dukungan ulama Timur, termasuk di
antaranya adalah Al-Ghazali. Fatwa tersebut dijadikan dasar oleh Yusuf bin
Tasyfin menguasai Spanyol dan menaklukkan tentara-tentara Kristen yang masih
tersisa. Yusuf bin Tasyfin kemudian menghapuskan raja-raja kecil muslim di
Spanyol dan menggabungkannya dalam kekuasaan Dinasti Murabithun di Afrika
Utara.
Semenjak keberhasilan menguasai beberapa daerah Spanyol, kota-kota
penting di Spanyol di kuasai oleh Murabithun di bawah pimpinan Yusuf bin
Tasyfin. Kota Granada takluk tanpa peperangan pada tahun 1090 M, berlanjut
Cordova. Kota Badajoz Spanyol bagian utara dikuasai tahun 1094 M, Sevilla
dikuasai pada tahun 1095 M. Saragosa juga takluk pada tahun 1102 M, dan
Saragosa pada tahun 1107 M.30
2. Dinasti Muwahhidun
Berbeda dengan pemerintahan Dinasti Murabithun di mana Yusuf bin
Tasyfin dan putranya Ali bin Yusuf sangat dominan dan menonjol keberhasilannya dibandingkan dengan pemimpin yang lain, kepemimpinan Dinasti
Muwahhidun cukup merata. Kepemimpana Ibnu Tumart menjadi catatan sejaran
yang paling penting dalam perkembangan Dinasti Muwahhidun. Keberhasilan-nya
menggulingkan Dinasti Murabithun dan membangun imperium kekuasaan AlMuwahhidun dikenang sepanjang masa. Hal ini dapat dimaklumi karena Ibnu
Tumart lah sang al-Mahdi.
Kejayaan Dinasti Muwahhidun lebih kentara dalam segi jajahan
geografisnya. Jika Dinasti Murabithun hanya menguasai Maroko dan Spanyol,
Dinasti Muwahhidun merambah ke Aljazair, Tunisia, dan Spanyol. Secara de
facto kekuasaan Murabithun dan Muwahhidun berimbang. Dinasti Murabthun
bertahan tidak kurang dari 134 tahun, sementara Dinasti Muwahhidun selama 139
tahun dan secara de jure selama 122 tahun.31
Bahkan dalam catatan sejarah, dinasti Muwahhidun tergolong cukup sukses
dalam ekspansinya di Andalusia (Spanyol). Beberapa catatan penting dalam
30
31

Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban.., hlm. 99-100.
C.E Bestworth, Dinasti-Dinasti, hlm. 51-52.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

peradaban Islam dicapai oleh dinasti Muwahhidun selama di Andalusia. Ira M
Lapidus mencatat banyak peradaban Islam yang dibangun oleh dinasti
Muwahhidun selama di Andalusia.32

Peta 2:
Wilayah kekuasaan Al-Muwahhidun di Andalusia (sekarang Spanyol) pada masa
kejayaan Al-Manshur33
E. Sejaran Pemikiran dan Peradaban Dua Dinasti
Dua dinasti yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol pada abad sembilan
hingga sebelas ini memiliki karakteristik yang berberda. Dinasti Murabithun lebih
cenderung pada pengembangan model kepemerintahan. Namun demikian bukan
berarti tidak ada perkembangan peradaban lain yang menarik untuk disimak.
Di bawah kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin selain perluasan wilayah,
perkembangan di bidang ekonomi, budaya, dan sastra mengalami kemajuan yang
laur biasa. Perekonomian berkembang pesat searah dengan perkembangan
kesusastraan di Maroko. Kota Marakesy menjadi kota yang sangat menarik bagi
kaum sastrawan dan pujangga. Demikian halnya para pedangan dari berbagai
penjuru banyak berdatangan di Marakesy.
Kegemilangan perekonomian dan sastra berlanjut hingga Spanyol, berapa
arsitektur bangunan di Spanyol berdiri kokoh hingga kini. Bangsa Barbar
tergolong bangsa yang memiliki kemampuan alamiah membangun peradaban
tinggi.34 Di ibu kota Marakesy dibangun masjid agung yang menjadi kebanggaan
bangsa Maroko pada masa Murabithun.
Di bidang ilmu pengetahuan muncullah Imam Al-Ghazali35 seorang ulama
besar dengan berbagai karya di bidang fiqh hingga tasawuf. Beberapa karya Al32

Lihat Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, pada Bab 16, hlm. 562-581.
“Al-Andalus” diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Al_Andalus-c.1000-id.gif.
Diakses pada 26 Oktober 2009.
34
Lihat Thohir Ajid, Perkembangan Peradaban.., hlm. 100-101.
35
Al-Ghazali termasuk pemikir besar yang berangkat dari pemikiran filsafat sebelum
kemudian banyak menulis kitab Fiqh dan Tasawuf. Pemikiran filsafat Al-Ghazali banyak
dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Barat, yakni Yunani. Hal ini dapaty dimaklumi karena
pemikiran keilmuan di Andalusia ketika itu telah bersentuhan dengan filsafat Yunani. Al-Ghazali
sendiri sebenarnya ilmuan yang lahir di Khurasan, Iran pada tahun 450 H. Ia dijuluki Hujjatul
33

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Ghazali bahkan hingga kini manjdi rujukan utama para ulama modern hingga di
Indonesia. Pemikiran filsafat pada masa Murabithun juga berkembang cukup
pesat. Al-Ghazali sebelum menjadi seorang fuqaha, juga di kenal sebagai seorang
filosof. Dua karya Al-Ghazali yang terkenal adalah Tahafut al-Falasifah dan
Munqidz min al-Adhlalal, atau kitab Fash al-Maqal yang membahas tentang
kesesuaian akal dan wahyu atau filsafat dan agama.
Dalam bidang Fiqh dan Kalam,di antara karya-karya Al-Ghazali adalah AlWajiz, Al-Wasith, Al-Basith, dan AlMusthafa, keempat tersebut dalam bidang Fiqh
dan Ushul Fiqh. Dalam bidang kalam terdapat Al-Iqtisad fi al-I’tidal, dalam
bidang mantiq (logika) Mi’yarul Ilm. Dalam masa akhir hidupnya Al-Ghazali
masih sempat menulis beberapa karya yang cenderung sufistik, di antaranya Ihya’
Ulumuddin, Kimiya’ al-Sa’adah, misykat al-Anwar, dan Al-Munqidz min alDhalal.36
Sementara kemajuan Dinasti Muwahhidun meliputi berbagai bidang di
antaranya adalah:
1. Bidang politik
Dinasti Muwahhidun tidak hanya menguasai Maroko namun juga mampu
menguasai wilayah kepualauan Atlantik sampai ke daerah teluk Gebes di Mesir
dan Andalusia (Spanyol). Kekuasaan Muwahhidun di Spanyol bahkan boleh jadi
cukup sukses. Pada masa dinasti Muwahhidun model kepemerintahan dan tata
hukum berjalan cukup baik. Persinggungan dengan peradaban Eropa membuat
sistem pemeritahan, hukum, dan berbagai kemajuan politik menjadi cukup berarti.
Dinasti Muwahhidun cukup di segani oleh masyarakat Eropa yang sebagian besar
Kristen.
2. Bidang ekonomi
Kesuksesan di bidang politik juga diikuti kesuksesan dalam bidang
ekonomi. Dinasti Muwahhidun berhasil menjalin hubungan perdagangan dengan
beberapa daerah di Itali, seperti perjanjian dengan Pisa pada tahun 1154 M,
Marseie, Voince, dan Sycilia pada tahun 1157 M yang berisi ketentuan tentang
perdagangan, izin mendirikan gedung, kantor, loji dan bentuk-bentuk pungutan
pajak.
3. Bidang Arsitektur
Karya-karya dalam bentuk monument juga banyak dihasilkan, seperti
Granada, menara pada masjid jami’ Sevilla, Bab Aguwnaou dan Al-Kutubiyah,
menara yang sangat megah di Marakiyah serta Hasan di Rabbath.

Islam dan banyak melalang buana dan pemikirannya banyak mempengaruhi dunia Islam saat itu.
Lihat Pradana Boy ZTF, Filsafat Islam; Sejarah, Aliran dan Tokoh, (Malang: UMM Press, 2003),
hlm. 166-173.
36
Ibid, hlm. 168.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Semasa Dinasti Murabithun, penguasa banyak membangun masjid-masjid
bergaya arsitektur Andalusia di Afrika Utara, seperti Masjid Agung di Tlemsem
yang dibangun pada tahun 1136 dan masjid Qarrawiyin di Fez, yang dipugar dan
dibangun ala arsitektur Andalusia.37
4. Bidang ilmu pengetahuan dan filsafat
Pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan Filsafat banyak terjadi pada
saat kekuasaan Muwahiddun mulai menguasai daratan Andalusia (Spanyol).
Persinggungan dengan budaya kosmopolit (urban) yang ada di Spanyol membuat
para ilmuwan Maroko mulai mempelajari filsafat. Buku Filsafat Yunani,
khususnya karangan Ariestoteles, banyak diterjemahkan ulang dan di ringkas
sehingga mudah dipahami oleh umat Islam.
Abu Yusuf Al-Manshur mencabut larangan mempelajari Filsafat yang
pernah diberlakukan pada masa pemerirahan Al-Murabithun. Al-Manshur bahkan
meminta Abu Al Walid Ibnu Rusyd atau lebih dikelan dengan Ibnu Rusdy untuk
meringkas buku-buku filsafat Ariestoteles dan memberinya komentar.38 Tidak
mengherankan jika Ibnu Rusyd terkenal sebagai filosof. Ciri pemikiran filsafat
Ibnu Rusyd adalah perhatiannya terhadap keserasian antara filsafat dan agama.
Ibnu Rusyd Juga terkenal sebagai faqih (ahli hukum Islam), salah satu karyanya
yang di baca umat Islam hingga kini adalah Bidayatul Mujahid wa Nihayatul
Muqtasid. Ibnu Rusyd pernah di angkat sebagai qadhi (hakim).
Selian Ibnu Rusyd banyak para ilmuan yang muncul pada masa Dinasti
Muwahhidun, seperti Ibrahim bin Malik bin Mulkun, seorang pakar Al-Qur’an
dan ilmu Nahwu. Al-Hafidz Abu Bakar bin Al-Jad, seorang ahli Fiqh. Ibnu AlZuhr, seorang ahli kedokteran. Ibnu Thufail dan Ibnu Rusyd, dua orang faqih dan
filosof yang sangat terkenal.39
Dinasti Murabithun juga pernah memerintahkan para pakar Ilmuan
Andalusia untuk menerjemah beberapa karya Filsafat ke dalam bahasa Arab.
Bahkan para elit politik Dinasti Murabithun kemudian banyak yang menjadi ahli
dalam bahasa Spanyol serta banyak menguasai Filsafat dan Arsitektur.40
5. Pemikiran Islam yang Berkembang
Pada masa dinasti Murabithun pemikiran Islam yang berkembang
cenderung bersorak Islam sufi. Selain itu pemerintah juga berusaha keras untuk
mengembalikan nilai-nilai Islam yang selama ini dianggap luntur dalam
kehidupan masyarakat. Penerapan hukum syariat diberlakukan dengan faham
utama Negara Sunni dengan Madzab utama Maliki.41
37

Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 574-575.
Baca Jurnal Religiusta, ‘Kronika Budaya Dalam Perjalanan Ideologi Politik Di
Andalusia’ http://religiusta.multiply.com/journal/item/73. di akses 26 Oktober 2009.
39
Ibid, hlm. 110.
40
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 574.
41
ibid.
38

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Beberapa ulama Maliki menduduki posisi penting dalam pemerintahan
Dinasti Murabithun. Tugas ulama-ulama ini adalah memberikan fatwa dan
nasihat-nasihat hukum baik pada pemerintah maupun masyarakat. pemerintahan
juga cenderung keras dalam menerapakan Syari’at Islam. Abdullah Ibn Yasin,
penguasa Dinasi Murabithun di Andalusia, menutup kedai-kedai muniman keras,
menghancurkan berbagai instrument musik menghapuskan pajak yang illegal, dan
menerapkan hukum muslim dalam distribusi harta rampasan.42
Demikian halnya dengan Dinasti Muwahhidun juga memiliki pandangan
yang serupa dalam pemikiran Islam. Bedanya Dinasti Muwahhidun menolak
secara tegas praktik-praktik Sufiesme sebagaimana diterapkan oleh Dinasti
Murabithun. Semasa kekuasaan Ibn Tumart, ia membentuk struktur pemerintahan
yang memiliki tugas khusus menjaga moralitas Islam, diantaranya seorang mizwar
atau penjaga moral, mu’azzin, dan instruktur Al-Qur’an. Tugas mizwar adalah
penghancuran instrumen musik dan pelarangan alkohol.43
Meskipun bertentangan dengan faham keagamaan dengan dinasti
sebelumnya, Dinasti Murabithun, beberapa ekspresi Islam yang berkembang saat
itu masih ditolelir. Penganut madzhab Malikiyah juga masih banyak, pemuja
makam-makam wali dan tempat keramat masih banyak, serta filsafat ala Ibnu
Rusyd masih tetap berkembang.44
F. Keruntuhan Dua Dinasti
Kemunduran Murabithun mulai tampak pada akhir kepeminpian Ali bin
Yusuf. Kecenderungan Ali pada keagamaan melupakan ia pada berbagai macam
persoalan kenegaraan. Ulama begitu di agungkan hingga mampu mempengaruhi
kebijakan Negara yang sangat penting dan semestinya bukan kewenangan ulama.
Kelompok-kelompok non Islam terutama yang di Spanyol merasa banyak di
rugikan akibat berbagai kebijakan dan fatwa ulama. Orang-orang non Islam harus
membayar pajak yang sangat tinggi atau memiliki keluar dari Negara Spanyol.
Ulama-ulama kemudian seolah memanfaatkan situasi ini untuk menumpuk
harta kekayaannya. Dalam hal kafir mengkafirkan, mereka bahkan berani
mengkafirkan Al-Ghazali. Para ulama pemerintahan mengeluarkan fatwa agar
kitab-kitab karangan Al-Ghazali, khususnya Ihya Ulumuddin di bakar karena
mengandung kalam.
Kejumudan dalam berfikir para ulama-ulama saat itu menjadi pendorong
keruntuhan Dinasti Murabithun. Pemberontakan kemudian terjadi pada masa

42

Ibid.
Ibid, hlm. 576.
44
Ibid.
43

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

pemerintahan Ibrahim pada tahun 1144 dan 1145 M hingga akhirnya Dinasti
Murabithun berakhir pada tahun 1147 M.45
Sementara keruntuhan Dinasti Muwahhidun saat dinasti ini dipegang oleh
Muhammad Al-Nashir. Al-Nashir tidak memiliki pandangan dan wawasan politik
sebagaimana pendahulunya. Kelompok Kristen yang memamahi kelemahan
tersebut mulai menyusun kekuatan untuk menggulingkan kekuasaan
Muwahhidun. Alfonso VIII yang semakin aktif mengadakan penetrasi ke daerahdaerah kekuasaan Muslim khususnya di kawasan Andalusia mulai menggoyang
kekuatan Muwahhidun.
Pada tahun 1212 M kelompok Kristen yang merupakan gabungan dari Leon,
Castile, Navarre, dan Aragea melakukan kontak senjata dengan tentara
Muwahhidun. Kelompok Muwahhidun terpukul, dan memaksa Nashir
meninggalkan Spanyol. Spanyol ditinggalkan dan diserahkan putranya ynag baru
berusia 15 tahun, yakni Abu Yakub Yusuf II al-Muntashir.
Dinasti Muwahhidun semakin suram hingga tahun 1221 M Al-Muntashir
meninggal. Sepeninggal Al-Muntashir terjadi perebutan kekuasaan pada
kekhalifahan karena Al-Muntashir tidak memiliki putra. Perebutan ini
menimbulkan perpecahan dikalangan pembesar, hingga memunculkan daulahdaulah baru. Seperti Bani Nafs (1228 M) di Tunisia, Daulah Bani Ziyan (1235 M)
di Tlesman. Di Spanyol juga terbelah-belah, Abu Yakub di Sevilla, Tripoli
menjadi kekuasaan Bani Ayubiyyah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Perpecahan ini dimanfaatkan oleh kelompok Kristen untuk mengakhiri
kekuasaan Muwahhidun di Spanyol khususnya. Tahun 1269 M Dinasti
Muwahhidun di Maroko benar-benar habis dan keluar dari pentas sejarah.
G. Penutup
Berdasarkan penelitian sederhana ini, penulis dapat memberikan catatan
kesimpulan, sebagai berikut:
Dinasti Murabithun dan Muwahhidun memiliki catatan penting dalam
peradaban Islam di Afrika Utara, khusunya Maroko, Aljazair, Tunisia, dan
sekitarnya. Keunikan dari dua dinasti tersebut muncul bersadarkan gerakan
keagamaan dan menjelma menjadi gerakan politik yang cukup tangguh.
Dinasti Murabithun dibentuk oleh Abdullah Ibn Yasin yang beraliran
sufistik. Sementara dinasti Muwahhidun dibentuk oleh Muhammad Ibn Tumart.
Kedua dinasti tersebut hidup pada masa yang berbeda, Murabithun muncul
lebih awal dan disusul kemudian oleh kelompok Muwahhidun yang akhirnya
menjadi Dinasti Muwahhidun. Kedua Dinasti pernah memiliki masa kejayaannya
dengan berbagai perkembangan ekonomi, sosial, pilitik, arsitektur, dan sastra.

45

C.E Bostworth, Dinasti-Dinasti, hlm. 50-51.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Dinasti Murabithun mengalami kejayaan pada masa Yusuf bin Tasyfin dan
Ali bin Yusuf. Keduanya merupakan pemimpin dinasti Murabithun yang cukup
lama, Yusuf bin Tasyfin berkuasa pada tahun 1061-1107 M atau selama 46 tahun.
Sementara Ali bin Yusuf, putra Yusuf bin Tasyfin juga berkuasa cukup lama
yakni antara tahun 1107-1143 M atau sekitar 36 tahun. Sementara kejayaan
Dinasti Muwahhidun cukup merata, artinya tidak banyak yang menonjol dari dari
masing-masing penguasa pada dinasti tersebut. Ibn Tumart lah yang mewarnai
dalam sejarah dinasti tersebut.
Berbagai kemajuan peradaban juga terjadi pada dua dinasti tersebut.
Peradaban politik, ekonomi, sosial, arsitektur, ilmu pengetahuan dan sastra cukup
mewarnai pada dua dinasti baik, Murabthun atau Muwahhidun. Dari dua
peradaban tersebut lahirlah pula tokoh-tokoh dunia baik dibidang agama; Filsafat,
Fiqh, dan Falaq, di bidang kesehatan seperti; kedokteran, dll.
Perebutan kekuasaan dan ketiakpedualian pemerintahan terhadap
masyarakatnya membuat dua dinasti tersebut diancam kehancuran. Murabithun
takluk karena terjadinya kejumudan berfikir kalangan ulama, sementara ulama
juga memanfaatkan situasi tersebut untuk memperkaya diri. Sementara Dinasti
Muwahhidun, hancur sebagai akibat ketidakcakapan pimpinan mereka dan saling
berebut kekuasaan di antara pembesar-pembesarnya. Dinasti ini kemudian pecahpecah dalam daulah kecil-kecil menduduki beberapa kawasan.

Chapter Book of Mozaik Sejarah Islam, Published by Nusantara Press Yogyak arta, 2011, p. 169-195

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22