Pengamanan Data Identitas Bus pada Kartu NFC Menggunakan Enkripsi AES-128 (Securing Bus Identity Data In a NFC Card Using AES-128 Encryption)

  Benni Agung Nugroho, Fery Sofian Efendi pISSN: 2252

  Pengamanan Data Identitas Bus pada Kartu NFC Menggunakan Enkripsi AES-128 (Securing Bus Identity Data In a NFC Card Using AES-128 Encryption)

  Benni Agung Nugroho 1) , Fery Sofian Efendi 2) 1)

  Benni Agung Nugroho, Teknik Informatika, Politeknik Kediri Email

  2)

  Fery Sofian Efendi, Teknik Informatika, Politeknik Kediri Email

  Intisari Pendataan dan pemeriksaan bus yang keluar masuk terminal yang ada di Indonesia saat ini masih banyak yang menggunakan cara manual (menggunakan alat tulis dan kertas). Pendataan dengan cara ini tentu saja memiliki banyak kekurangan terutama karena faktor human error dan membuang waktu. Pada penelitian ini dikembangkan sistem pendataan dan pemeriksaan kendaraan bus dengan menggunakan NFC tag dimana NFC tag ini berfungsi sebagai kartu identitas bus dimana didalamnya terdapat informasi mengenai kendaraan bus yang saat ini sedang beroperasi Informasi/data di dalam NFC tag dapat dibaca dengan mudah dengan menggunakan NFC reader. Untuk mencegah penyalahgunaan informasi yang terdapat pada NFC tag dan untuk mencegah perubahan-perubahan data pada NFC tag oleh orang yang tidak berhak maka informasi di dalam NFC tag perlu untuk dienkripsi. Enkripsi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Advanced Encryption Standard dengan panjang kunci 128 bit (AES-128). AES-128 dipilih karena proses enkripsi dan dekripsi yang cepat dengan tetap mengutamakan tingkat pengamanan yang tinggi pada hasil enkripsinya, selain ukuran byte array hasil enkripsi yang relatif kecil sehingga cocok untuk digunakan pada NFC tag yang memiliki memori penyimpanan yang terbatas.

  Kata kunci : NFC, AES, cryptography, cipher, encryption, decryption

  Abstract Data collection and inspection of buses that go in and out of terminals in Indonesia are still many using manual methods (using pen and paper). Data collection in this way certainly has many shortcomings, especially because of the factor of human error and wasting of time. In this study a data collection and inspection system for bus vehicles was developed using NFC tags where NFC tags function as bus identity cards in which there is information about bus vehicles currently operating. Information / data in NFC tags can be read easily using NFC reader. To prevent misuse of information contained in NFC tags and to prevent changes to data on NFC tags by unauthorized people, the information in the NFC tag needs to be encrypted. The encryption used in this study uses the Advanced Encryption Standard with a 128-bit key length (AES-128).AES-128 was chosen because the encryption and decryption process was fast enough while prioritizing the high level of security in the encryption results, in addition to the byte array size of the encryption results that are relatively small so it is suitable for use on NFC tags that have limited storage memory. Keywords : NFC, AES, cryptography, cipher, encryption, decryption

  I. PENDAHULUAN Terminal bus merupakan tempat dimana terjadi pertemuan antara bus dari beberapa trayek atau rute yang berbeda dengan calon penumpang. Terminal bus tipe B dan C dikelola oleh pemerintah daerah melalui dinas perhubungan darat. Sedangkan untuk terminal tipe A dikelola oleh pemerintah pusat melalui kementerian perhubungan melalui direktorat jenderal perhubungan darat [1]

  Bus yang singgah di terminal akan didata oleh petugas, baik bus yang masuk ke terminal ataupun yang keluar terminal. Dalam melakukan pendataan bus yang singgah di terminal, masih banyak didapati proses pendataan bus yang belum didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi, yaitu, pendataan masih mengunakan alat tulis dan kertas. Dengan cara pendataan bus yang masih manual menyebabkan pendataan menjadi tidak efisien dari sisi waktu dan tentu menyulitkan dalam melakukan pengolahan data.

  Solusi dari pendataan bus yang masih menggunakan cara manual adalah dengan menggunakan kartu pintar (smart card)

  • – 486X
dengan teknologi nirkabel NFC (Near Field Communication) dimana dengan menggunakan teknologi NFC maka proses pendataan bus dapat dilakukan dengan lebih cepat yaitu dengan cara melakukan tapping pada perangkat reader. NFC tag memiliki memori yang dapat ditulis dan dibaca sehingga dapat digunakan untuk menyimpan berbagi macam informasi tentang bus seperti plat nomor kendaraan, nama perusahaan Gambar 1. Ilustrasi penyusunan byte didalam array dua dimensi otobus, trayek, masa berlaku berlaku trayek, masa berlaku uji berkala, tilang dan sebagainya. Data yang tersimpan didalam Ukuran kunci yang digunakan dalam sebuah cipher AES NFC tag seperti tags (gantungan kunci,stiker) ataupun kartu menentukan berapa jumlah putaran (round) transformasi yang identitas (KTP, SIM) dapat dibaca dan ditulis dengan mudah digunakan untuk merubah masukan (input) berupa plain text menggunakan perangkat NFC writer yang sesuai, sehingga menjadi keluaran (output) yang disebut cipher text. Untuk data di dalam NFC tag dapat dengan mudah dibaca, disalin setiap ukuran kunci, berikut jumlah putaran transformasi yang (cloning) dan dirubah oleh pihak-pihak yang tidak dilakukan : berkepentingan apabila tidak diproteksi dengan baik. 1)

  Kunci 128 bit, 10 putaran AES (Advanced Encryption Standard) adalah algoritma 2)

  Kunci 192 bit, 12 putaran kriptografi yang menggunakan kunci-simetris (kunci yang 3) Kunci 256 bit, 14 putaran digunakan untuk enkripsi dan dekrips sama) merupakan subset Setiap putaran terdiri dari beberapa langkah pemrosesan, dari Rijndael block cipher yang yang dikembangkan oleh dua termasuk satu putaran yang tergantung dari kunci enkripsi itu orang kriptografer asal Belgia yaitu Vincent Rijmen dan Joan sendiri. Untuk melakukan dekripsi maka urutan putaran untuk Daemen. AES telah dipakai oleh Pemerintah Amerika Serikat enkripsi tersebut dibalik dengan mengunakan kunci yang sama secara efektif sejak 26 Mei 2002 . NSA (National Security untuk melakukan enkripsi. Sedangkan algoritma AES sendiri

  Agency / agen keamanan nasional Amerika Serikat) untuk secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut :

  pertama kalinya menyetujui AES digunakan secara publik untuk mengamankan informasi rahasia tingkat tinggi

  Algoritma AES

  negara[2]. Saat ini AES telah diadopsi secara luas di dunia 1.

  Inisialisasi kunci putaran. untuk mengamankan berbagai informasi penting. Berdasarkan

  Kunci putaran (round key) berasal dari kata kunci hal tersebut maka algoritma AES merupakan pilihan yang (bisa juga disebut password) yang didefinisikan oleh tepat untuk digunakan dalam mengamankan data atau pengguna berupa plain text yang kemudian dengan informasi tentang bus yang tersimpan didalam NFC tag agar menggunakan Rijndael's key scheduler dibuatlah cipher informasi didalamnya tidak disalahgunakan oleh orang-orang

  key .

  yang tidak bertanggungjawab 2.

  Penambahan round key (AddRoundKey)

  II. LANDASAN TEORI Langkah awal proses transformasi data adalah, untuk setiap data dengan panjang 128 bit kombinasikan dengan

A. Advanced Encryption Standard (AES)

  round key menggunakan operasi bitwise XOR seperti AES merupakan suatu algoritma kriptografi yang ditunjukkan oleh Gambar 2 mengunakan blok cipher kunci simetris untuk melakukan proses enkripsi maupun dekripsi. AES merupakan turunan dari algoritma Rijndael block cipher dimana Rijndael memiliki berbagai macam varian ukuran block cipher dan kunci.

  Sedangkan untuk AES sendiri, NIST (National Institute of

  Standards Technology , Amerika Serikat) [2] memilih tiga

  varian dari keluarga Rijndael block cipher, yaitu tiga kunci yang dapat dipilih dengan ukuran 128 bit, 192 bit dan 256 bit, tetapi, dengan satu blok cipher berukuran 128 bit.

  Algoritma AES bekerja berdasarkan pada prinsip

  Gambar 2. Kombinasi data dan kunci cipher menggunakan operasi

  jaringan subtitusi-permutasi yang efisien untuk digunakan di

  bitwise XOR[3]

  dalam software maupun hardware. AES bekerja pada array of dengan ukuran matriks 4x4 yang diurutkan berdasarkan

  bytes 3.

  Transformasi 9, 11 atau 13 putaran (round) kolom seperti ditunjukkan oleh Gambar 1 Selanjutnya, lakukan perulangan sebanyak 9, 11 atau 13 putaran (tergantung dari panjang kunci yang digunakan,

  Benni Agung Nugroho, Fery Sofian Efendi pISSN: 2252

  • – 486X
apakah 128 bit, 192 bit atau 256 bit). Didalam setiap

  B. Near Field Communication (NFC)

  putaran lakukan proses-proses berikut NFC merupakan sekumpulan protokol komunikasi yang a. SubBytes, langkah subtitusi non linear dimana setiap memakai standar ISO/IEC 18092, 14443-3A, FeliCa dan byte data diganti dengan byte data yang berasal dari standar RFID pada teknologi komunikasi jarak dekat (kurang tabel lookup (Gambar 3) dari 10 cm) pada jaringan nirkabel yang beroperasi pada frekuensi 13,56 Mhz sesuai standar ISO/IEC 18000-3 dengan kecepatan transmisi data antara 106 Kbit/s sampai dengan 424 Kbit/s. NFC selalu melibatkan inisiator dan target dimana inisiator secara aktif membangkitkan medan RF (radio frequency) yang dapat memberikan sumber daya listrik ke target. Target sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu :

  Gambar 3. Subtitusi data dengan lookup table[3]

  1) Target aktif, yaitu target yang memiliki sumber daya listrik sendiri. Contoh target : smartphone yang b.

  ShiftRows, sebuah langkah transposisi dimana tiga mengimplementasikan teknologi NFC baris terakhir dari byte data yang terdapat didalam

  2) Target pasif, yaitu target yang tidak memiliki sumber matriks 4x4 digeser posisinya secara berputar dengan daya listrik sendiri, sumber daya listrik diperoleh dari jumlah putaran tertentu perangkat inisiator melalui mekanisme induksi elektromagnetik. Contoh target : NFC tags berbentuk, stiker, gantungan kunci, kartu ATM dan bentuk-bentuk lainnya.

  NFC memiliki memori penyimpanan antara 96 hingga 8192 byte yang dapat berisi berbagai macam data seperti data

  Gambar 4. Operasi ShiftRows pada matriks data[3]

  pribadi, PIN, kontak, transaksi keuangan, URI ataupun plain

  text. Selain itu NFC dapat beroperasi pada tiga mode yang c.

  MixColumns, operasi pencampuran secara linear berbeda, yaitu : yang beroperasi pada kolom-kolom data dengan cara

  1) NFC card emulation, memungkinkan perangkat yang mengkombinasikan empat byte data pada setiap mengaktifkan teknologi NFC seperti smartphone kolom(Gambar 5.2) dengan melakukan operasi berfungsi layaknya smart card yang dapat digunakan perkalian matriks (Gambar 5.1) untuk melakukan transaksi seperti transaksi pembayaran

  2) NFC reader/writer, memungkinkan perangkat yang mengaktifkan teknologi NFC untuk membaca dan menulis data yang tersimpan di dalam NFC tags

Gambar 5.1 Operasi perkalian pada matriks data[3]

  3) NFC peer-to-peer, memungkinkan dua perangkat yang mengaktifkan teknologi NFC untuk bertukar data secara adhoc

  III. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan lebih lanjut dari penelitian [4] yang mengembangkan sistem

Gambar 5.2 Operasi MixColums[3]

  pendataan bus dan penumpang di terminal mengunakan QR Code yang terdapat pada kartu identitas bus. Kartu identitas d. AddRoundKey, setiap data dengan panjang 128 bit bus yang digunakan pada penelitian [4] merupakan NFC tag kombinasikan dengan round key menggunakan

  (NFC smart card) yang dapat digunakan untuk menyimpan operasi bitwise XOR informasi tentang bus 4. Putaran terakhir (putaran ke 10, 12 atau 14)

  Metode pengembangan aplikasi dalam penelitian ini Pada putaran dilakukan langkah-langkah menggunakan cara yang sama dengan penelitian [4], yaitu transformasi : menggunakan metode agile software development dimana a. SubBytes proses pengembangan aplikasi secara repetitif yang dimulai b. ShiftRows dari tahap c. AddRoundKey

  1) Diskusi/Review, untuk mengetahui dan memetakan Setelah putaran ini dihasilkan keluaran berupa cipher text. permasalahan yang dihadapi

  Benni Agung Nugroho, Fery Sofian Efendi pISSN: 2252

  • – 486X
Perencanaan, merencanakan langkah-langkah yang akan diambil dalam memecahkan masalah yang didalamnya meliputi analisa kebutuhan, memahami alur proses bisnis, merancang arsitektur sistem yang akan dikembangkan

  • Nomor rangka kendaraan
  • Tanggal berakhir KIR
  • Tanggal berakhir KPS (kartu ijin trayek bus / kartu pengawasan)
  • Status kadaluarsa KIR

  IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

  4) Implementasi, menerapkan atau uji coba sistem dari hasil pengembangan dengan melakukan pengujian pada kondisi nyata menggunakan data yang sesungguhnya sesuai dengan kondisi di lapangan dan melakukan pencatatan terhadap permasalahan yang terjadi

  Data yang sudah tersusun dalam format CSV tersebut kemudian dienkripsi menggunakan kunci dengan panjang 128 bit (16 byte) atau kunci dengan panjang 16 karakter sehingga dihasilkan ciphertext.

  Pada bahasa pemrograman Java untuk enkripsi digunakan kelas :

  Gambar 6. Repetisi pengembangan sistem menggunakan metode Agile Software Development

  Gambaran langkah-langkah dalam mengembangkan sistem menggunakan metode agile software development dapat dilihat pada Gambar 6

  5) Review, melakukan review dari hasil uji coba lapangan untuk mengetahui dan memetakan permasalahan- permasalahan yang muncul (kembali ke langkah ke-1)

  3) Pengembangan, melakukan pengembangan aplikasi perangkat lunak beserta dengan sistem pendukungnya sesuai dengan perencanaan sebelumnya

  • Status kadaluarsa KPS

  Data-data bus tersebut kemudian disusun dalam format CSV (comma separated value) dengan tanda pemisah tiap data menggu kan karakter “;” (titik koma), sehingga data tersusun dalam bentuk plaintext seperti berikut :

  • SecretKeySpec, digunakan untuk mempersiapkan kunci enkripsi. Didalam algoritma AES, berfungsi untuk menyiapkan RoundKey

  • Cipher, kelas ini menyediakan berbagai algoritma enkripsi/dekripsi, termasuk AES didalamnya

  2) Dekripsi

  Berfungsi untuk melakukan dekripsi pada ciphertext yang tersimpan di dalam NFC tag dengan menggunakan kunci 128 bit yang dipakai untuk enkripsi sehingga ciphertext dapat dikembalikan bentuknya kedalam bentuk plaintext dengan format CSV

  Pada bahasa pemrograman Java untuk dekripsi digunakan kelas :

  nomor_seri;plat_nomor;nama_bus;jenis_bus; jenis_trayek;trayek_asal;trayek_tujuan;jumlah_kursi; nomor_mesin;nomor_rangka;tgl_kir;tgl_kps;status_kir;s tatus_kps

A. Implementasi Aplikasi

  • SecretKeySpec, digunakan untuk mempersiapkan kunci dekripsi, yaitu, untuk menyiapkan RoundKey
  • Cipher 3)
  • Tag, digunakan untuk mengetahui apakah terdeteksi terdapat NFC tag dalam jangkauan

  Fungsi enkripsi ini berfungsi untuk mengenkripsi data-data bus berupa :

  Enkripsi Berfungsi untuk melakukan enkripsi data bus yang akan dituliskan ke NFC tag menggunakan enkripsi AES-128.

  Implementasi aplikasi dilakukan dengan menambahkan beberapa fungsi pada aplikasi yang sebelumnya dikembangkan oleh [4] yaitu fungsi : 1)

  • Ndef, NDEF (NFC data exchange format) merupakan protokol komunikasi yang digunakan untuk melakukan operasi pada perangkat NFC aktif maupun pasif.
  • Nomor seri unik NFC tag yang berukuran 7 byte
  • Plat nomor kendaraan
  • Nama perusahaan otobus / nama bus
  • NdefRecord, merupakan bagian dari NDEF, digunakan untuk menampung suatu jenis data (disebut juga dengan
  • Jenis bus (ekonomi, patas atau eksekutif)
  • Jenis trayek (DP = dalam propinsi, AP = antar propinsi)
  • Trayek asal, berupa nama kota asal bus berangkat
  • NdefMessage, merupakan kontainer bagi NdefRecord, penulisan/pembacaan data/payload didalam memori NFC menggunakan NdefMessage ini
  • Trayek tujuan, berupa nama kota tujuan bus berangkat
  • Jumlah kursi dalam bus
  • Nomor mesin kendaraan

  Benni Agung Nugroho, Fery Sofian Efendi pISSN: 2252

  NFC writer Berfungsi untuk menuliskan data yang sudah terenkripsi ke NFC tag. Untuk menuliskan data ke NFC tag, pada bahasa pemrograman Java digunakan kelas-kelas berikut :

  payload )

  • – 486X 2)

  2) Alur Proses Dekripsi

  4) NFC reader,

  Alur proses dekripsi dimulai ketika aplikasi mendeteksi berfungsi untuk membaca data yang masih terenkripsi keberadaan NFC tag didekatnya maka aplikasi akan mencoba yang terdapat di dalam NFC tag. Untuk melakukan pembacaan untuk mendapatkan data. Secara lebih detail dijelaskan dalam data digunakan kelas-kelas berikut : alur proses berikut :

  • a.

  Tag, Ndef dan NdefMessage

  Tampilkan antarmuka pembaca NFC tag seperti ditunjukkan oleh Gambar 8 5)

  Pengecekan duplikasi data, Fungsi ini berguna untuk melakukan pengecekan apakah data terenkripsi yang tersimpan di dalam NFC tag merupakan salinan (cloning) dari NFC tag yang asli. Pengecekan dilakukan dengan mencocokkan nomor seri yang tersimpan didalam data yang terenkripsi dengan nomor seri yang tertera di NFC tag. Apabila nomor seri sama maka dianggap NFC tag dan data tersebut asli, bila tidak sama maka dianggap NFC tag tersebut merupkan hasil duplikasi.

  B. Alur Proses Enkripsi dan Dekripsi Data 1) Alur Proses Enkripsi

  Alur proses enkripsi data dimulai dari proses input data bus baru, yaitu a.

  Input data baru dengan layout antarmuka pengguna

  Gambar 8. Antarmuka pembaca NFC tag

  ditunjukkan oleh Gambar 7 b.

  Cek apakah terdapat NFC tag, bila True ke langkah c, bila

  False ke langkah h c.

  Cek apakah terdapat data di NFC tag, bila True ke langkah

  d , bila False ke langkah g d.

  Cek apakah data dapat di dekrip, bila True ke langkah e, bila False maka ke langkah g e.

  Cek apakah nomor_seri di dalam data = nomor seri NFC tag, bila True ke langkah f, bila False ke langkah g f.

  Tampilkan informasi bus sesuai dengan yang tersimpan di NFC tag. Setelah itu menuju ke langkah h g. Tampilkan informasi data tidak valid. Setelah itu ke langkah h h.

  Selesai Alur proses dekripsi ditunjukkn oleh Gambar 10

  Gambar 7. Antarmuka pengguna input data bus baru b.

  Bila smartphone mendeteksi terdapat NFC tag maka 1.

  Simpan data baru ke basisdata 2. Enkripsi data baru menggunakan AES-128 3. Simpan hasil enkripsi ke NFC tag 4. Selesai c. Bila smartphone tidak mendeteksi adanya NFC tag maka 1.

  Menuju langkah b.1 2. Menuju ke langkah b.4

  Alur proses enkripsi data ditunjukkan oleh Gambar 8 Benni Agung Nugroho, Fery Sofian Efendi pISSN: 2252

  • – 486X

  1) Uji kecepatan baca tulis NFC

  Pengujian kecepatan baca tulis NFCtag dengan menggunakan ciphertext dengan panjang 175 karakter (175 byte) seperti berikut

  1NeEMPMt89YLBVCKEOf84abRS9CXhbFn2owL3ZJ83 KK2TbRwIplp7QZDLoFTcoalLPOeDfGmXx6E mUjUIt3J8i4R7u/vCjmHPjpnNnC9FQUICbQ+NcDoQW LHuVF84FdtlMVKdx8GvkxJs+EwyW+RP7TM F/Q0oiAWccNsgBQIIIU=

  Sedangkan untuk isi dari ciphertext tersebut apabila didekrip menjadi plaintext hasilnya adalah karakter sepanjang 124 karakter (124 byte) sebagai berikut

  04379D022A5880;Z 9999 Z;Harapan Jaya;Eksekutif;AKAP;Blitar;Blitar;10;MH14TB0065Z44 Gambar 9. Alur proses enkripsi data baru

  7821;5TP681XXX;2018-12-08;2018-12-08;ok;ok

  Uji kecepatan baca tulis ini tidak hanya dihitung proses baca atau tulis ke NFC tag saja, tetapi dihitung mulai proses : Baca (read) : read NFC tag →dekripsi → cek duplikasi

  • NFC tag → tampilkan data plaintext
  • Sedangkan untuk kecepatan baca-tulis dari/ke NFC tag didapatkan nilai yang ditunjukkan oleh Tabel 1 dan Tabel 2

  Tulis (write) : data plaintext →enkripsi → write NFC tag

  Tabel 1 Pengujian kecepatan baca NFC tag

  Panjang Kecepatan dalam mili second Karakter Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Rata-rata

  (ASCII) 175 520 530 525 525

  Tabel 2 Pengujian kecepatan tulis NFC tag

  Panjang Kecepatan dalam mili second Karakter Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Rata-rata

  (ASCII) 175 285 290 286 287

  Gambar 10. Alur proses dekripsi data berbentuk ciphertext ke plaintext

  Berdasarkan dari hasil pengujian didapatkan proses dekripsi AES-128 lebih lambat bila dibandingkan dengan

C. Pengujian Sistem

  proses enkripsi AES-128. Demikian juga berdasarkan pada penelitian [5] didapatkan hasil bahwa, proses enkripsi AES- Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui beberapa 128 lebih lambat dari proses dekripsinya. aspek terkait enkripsi, dekripsi dan komunikasi dengan NFC

  Sedangkan pada penelitian [6] didapatkan hasil bahwa tag. Dalam pengujian ini digunakan perangkat dan media enkripsi maupun dekripsi AES-128 berjalan lebih lambat bila sebagai berikut dibandingkan dengan algoritma simetris lainnya, yaitu,

  • algoritma DES dan algoritma 3DES. Dengan jumlah karakter

  Smartphone Fujitsu F-02G dengan sistem operasi

  Android Lollipop (API 21) dimana didalamnya sudah yang lebih banyak maka proses enkripsi/dekripsi AES-128 disematkan teknologi NFC akan berjalan lebih lambat sehingga gap kecepatan

  • enkripsi/dekripsi AES-128 dengan enkripsi/dekripsi DES dengan standar ISO 14443-3A dengan ukuran memori maupun 3DES akan semakin lebar. Hal ini terjadi karena yang dapat dipakai sebesar 492 byte dari ukuran total algoritma AES-128 yang lebih kompleks dibanding algoritma memori sebesar 512 byte

  NFC tag dengan jenis NXP Mifare Ultralight yang sesuai

  DES maupun 3DES Benni Agung Nugroho, Fery Sofian Efendi pISSN: 2252

  • – 486X

2) Uji pengecekan keaslian NFC tag

  • Baca (read) : read NFC tag →dekripsi → cek duplikasi
    • – 4696 [5] Widura et al.,2015, Enkripsi Data pada Kartu RFID Menggunakan

  [7] Fahmi, h., et al, 2011, Rancangan TIK untuk Penerapan KTP Elektronik secara Nasional , e-Indonesia Initiatives Forum ke VII, Institut Teknologi Bandung, 13 Juni 2011

  [6] Ratnadewi et al, 2017, Implementation and performance analysis of AES- 128 cryptography method in an NFC-bases communication system , World Transactions on Engineering and Technology Education, v.15 n.2 2017

  Algoritma AES-128 untuk Angkutan Umum di Kabupaten Bandung , e- Proceeding of Engineering v.2 n.2 p 3857-3863, Agustus 2015, eISSN 2355-9365

  [4] Benni dan Fery, 2018, Pengembangan Aplikasi Android Berbasis Teknologi Cloud Computing Dan Qr Code Untuk Pendataan Bus Dan Penumpang Di Terminal Tipe-A Tamanan Kota Kediri , Seminar Nasional Sistem Informasi (SENASIF) [S.l.] p. 1017-1026, 9 Agustus 2018. eISSN 2597

  [1] Presiden NKRI, 2014, UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah , diakses pada 01/12/2018 [2] NIST, 2001, Federal Information Processing Standards Publication 197 diterbitkan pada 26 Nov 2001, diakses pada 01/12/2018 [3] Crypto, Matt, 2006, Public Domain Pictures, https://en.wikipedia.org/wiki/Advanced_Encryption_Standard, diakses pada 01/12/2018

  REFERENSI

  Proses pengecekan duplikasi data ke NFC tag akan membuat proses duplikasi data ke NFC tag lain akan menjadi tidak berguna karena data yang hasil duplikasi akan dianggap data yang tidak valid dan tidak akan diproses oleh sistem. Hal ini berguna untuk memastikan NFC tag dan data bus menjadi unik

  cracking 4.

  3DES, tetapi dengan kompleksitas algoritma AES-128 membuat data yang di- enkrip oleh AES-128 akan lebih aman dari proses

  3. Walaupun algoritma AES-128 berjalan lebih lambat dalam proses enkripsi/dekripsi bila dibandingkan dengan algoritma DES maupun

  2. Proses enkripsi berjalan lebih cepat dibanding proses dekripsi data

  V. KESIMPULAN Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Algoritma AES-128 telah berhasil diterapkan untuk mengamankan pembacaan dan penulisan data bus pada NFC tag sehingga data yang tersimpan di dalam NFC tag menjadi lebih aman sehingga tidak mudah untuk dibaca dan diganti oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Enkripsi menjadi sangat penting untuk melindungi data/informasi yang terdapat pada NFC tag terutama pada NFC tag jenis Memory-only IC Chip[7]

  Berdasarkan dari hasil pengujian didapatkan proses pengecekan validitas NFC tag berjalan lebih lambat bila dibandingkan dengan proses penulisan data ke NFC tag, hal ini dikarenakan proses dekripsi yang dilakukan terlebih dulu untuk dapat membaca data nomor seri NFC tag di dalam ciphertext, berjalan lebih lambat bila dibandingkan proses enkripsi data

  Kecepatan dalam satuan mili second Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Rata-rata 175 425 433 425 428

  Karakter (ASCII)

  . Tabel 3 Pengujian kecepatan pengecekan validitas NFC tag Panjang

  NFC tag Sedangkan kecepatan pengecekan nomor seri nilainya ditunjukkan oleh Tabel 3

  Sedangkan untuk proses pengecekan validitas NFC tag langkah-langkahnya adalah :

  IF ((canDecrypt == true) && (nomorSeriNfcTagDiCiphertext == nomorSeriNfcTag)) THEN “NFC Tag Valid” ELSE “NFC Tag Not Valid”

  ini. Proses pengecekannya sederhana yaitu :

  ciphertext dengan nomor seri NFC tag yang digunakan saat

  Pengecekan keaslian NFC tag bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi duplikasi data dari NFC tag yang asli ke NFC tag lain. Proses pengecekan dilakukan dengan mencocokkan data nomor seri NFC tag yang terdapat didalam

  Benni Agung Nugroho, Fery Sofian Efendi pISSN: 2252

  • – 486X