MAKALAH TAFSIR AKIDAH Tentang KEYAKINAN

MAKALAH TAFSIR AKIDAH
Tentang

“ KEYAKINAN KEPADA ALLAH
SEBAGAI ILLAH”

(Dari Pandangan Tiga Mufasir)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Tafsir Akidah

Di Susun Oleh:
SUPRIYANTO
NIM:13.3.1.015
Dosen Pembimbing :
Delmus Puneri Salim, Ph. D
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO
TAHUN 2015

0


BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latarbelakang Masalah

Makna Ilah
Untuk dapat memahami kalimat ini, maka pertama tama kita harus memahami
makna dari kata Ilah, sehingga ketika kita mengucapkan kalimat "tidak ada Ilah
kecuali Allah" maka kita mengucapkannya berdasarkan ilmu, kita mengetahui apa
yang kita ucapkan dan kita siap untuk merealisasikannya. Kita hidup dan mati
demi kalimat ini.
Kata Ilah ‫ إله‬dalam bahasa Arab bermakna: sesuatu yang diibadahi, baik secara
haq ataupun secara batil. Allah adalah satu satunya Ilah yang haq, hanya Dia saja
Ilah yang berhak untuk diibadahi. Adapun pancasila yang disembah, presiden
yang ditaati secara mutlak, kuburan yang disembah, salib, patung budha, tempat
tempat yang dikeramatkan dan dikultuskan dan lain lain adalah merupakan Ilah
bagi orang yang beribadah kepadanya, tapi ini semua adalah Ilah Ilah yang bathil
dan palsu, karena ini semua hanyalah makhluk dan sama sekali tidak berhak untuk
diibadahi.


‫( الله‬Al Ilah) berasal dari kata alaha - ya'lahu - uluuhah - ilaahah - uluuhiyyah

yang bermakna beribadah. Adapun Ilaah adalah sinonim dari kata Ma'luuh yang
bermakna obyek yang diibadahi atau sesuatu yang di ibadahi. Bentuk jamak dari
kata Ilaah ‫ إله‬adalah aalihah ‫( آلهة‬Ilah Ilah). Orang orang musyrikin Arab pada
zaman Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam telah menyebut berhala berhala mereka
dengan aalihah, karena berhala yang mereka ibadahi tidak hanya satu, tapi
banyak, diantaranya adalah berhala lata, berhala uzza, berhala manat dan lain lain.
Itulah sebabnya kenapa mereka sangat heran terhadap da'wah tauhid Nabi
Muhammad shollallahu 'alihi wa sallam, mereka berkata:

‫أجعل اللهة إلها واحدا إن هذا لشيئ عجاب‬
"Kenapa ia menjadikan Ilah Ilah itu hanya Ilah Yang Satu saja? Sesungguhnya ini
benar benar suatu hal yang mengherankan"(Shaad : 5)
Jadi mereka heran terhadap da'wah tauhid yang disampaikan oleh Nabi shollallahu
'alaihi wa sallam. Mereka sangat tahu sekali makna dari kata Ilah. Itulah sebabnya
mereka enggan mengucapkan laa ilaaha illallaah (tidak ada Ilah kecuali Allah),
karena dengan mengucapkan kalimat ini berarti mereka harus meninggalkan Ilah
Ilah mereka yang sedang mereka ibadahi. Mereka tahu betul bahwa konsistensi

dari mengucapkan kalimat tauhid adalah meninggalkan peribadatan kepada

1

seluruh Ilah Ilah selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Ta'ala telah
menceritakan keadaan mereka:

‫ ويقولون أإنالتاركوا الهتنا لشاعر مجنون‬،‫إنهم كانواإذا قيل لهم لإله إلالله يستكبرون‬
"Sesungguhnya mereka (orang orang musyrikin) apabila dikatakan kepada
mereka: "Laa ilaaha illallaah (tidak ada Ilah kecuali Allah)" mereka
menyombongkan diri, dan mereka berkata: "Apakah kami harus meninggalkan
Ilah Ilah kami karena seorang penyair yang gila?"(Ash Shaaffaat : 35-36)
Mereka tahu betul makna kata Ilah. Maka celakalah orang yang mana Abu Jahal
lebih tahu darinya tentang makna Ilah !
Jadi segala sesuatu yang diibadahi walau dengan satu bentuk ibadah saja, adalah
merupakan Ilah bagi orang yang beribadah kepadanya. Dan ibadah itu sendiri
memiliki arti yang luas, tidak seperti yang digambarkan oleh orang orang sekuler,
ulama ulama pancasila dan penyembah penyembah kubur. Mereka
menggambarkan bahwa ibadah hanyalah amalan amalan seperti sholat, sedekah,
puasa, baca Al Quran, dan melaksanakan ibadah haji saja. Sehingga mereka santai

santai saja ketika mempersembahkan satu atau beberapa bentuk ibadah kepada
sembahan sembahan mereka selain Allah, mereka mengklaim bahwa mereka
meyakini tidak ada Ilah selain Allah, padahal kenyataannya mereka telah
beribadah kepada banyak Ilah Ilah selain Allah !!!
Perantau tidak bercadang untuk membahaskan kesemua perkataan
dalam kalimah tauhid itu. Perantau hanya ingin menyentuh mengenai
perkataan "illah".
Kebiasaanya perkataan "illah" ini diterjemahkan kedalam bahasa
melayu sebagai TUHAN, atau pun God dalam bahasa inggeris. Jadi
maksud kalimah tauhid itu membawa erti, TIADA TUHAN SELAIN
ALLAH.
Mari kita membahaskan perkataan "illah" ini melebihi skop yang
biasa kita guna pakai(TUHAN)
Kenapa kalimah illah yang digunakan? Kenapa bukan rab? sedangkan
rab juga membawa erti yang sama yakni TUHAN? Kenapa?

2

Jadi sudah semestinya perkataan "illah" ini begitu istimewa
sehinggakan ia menjadi sebahagian dari kalimah tauhid yang agung

itu.
Illah,

selain

dari

ertinya

TUHAN

juga

membawa

erti

sesembahan/perkara yang disembah/sesuatu yang disembah
Jika ingin diperbahaskan maksud illah dari segi linguistik, memang
akan membazirkan masa. Dan perantau tidak bercadangan untuk

membawa pembaca kepada perbahasan yang membazirkan masa.
Jadi, apa yang ada di sebalik perkataan illah ini? Apa kah kandungan
illah itu?
Apabila kita memahami kandungan sesuatu perkara, sudah semestinya
kita akan lebih menghayati kalimah ini. InsyaAllah.
Empat kesimpulan yang dapat Perantau kongsi mengenai kandungan
perkataan illah
YANG PERTAMA
Merasa tenang terhadap sesuatu
" Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya
akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan
dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang
yang melalaikan ayat-ayat Kami, "(Surah Yunus:7)
Seperti yang dinyatakan dalam ayat Quran diatas, illah mengandungi
maksud merasakan tenang terhadap sesuatu. Adakah ada perkara yang
boleh membuatkan manusia itu merasa tenang?

3

Suatu contoh yang perantau ingin bawakan ialah, duit. Berapa ramai

manusia yang merasakan tenang apabila melihat duit, atau merasa
tenang apabila memikirkan tentang duit. Tidak dinafikan, manusia
pada hari ini bekerja bertungkus lumus, membuat apa sahaja untuk
mendapatkan duit yang banyak. Sama sahaja, di timur dibarat apatah
lagi. Pada mereka, duit mampu memberikan ketenangan dan kepuasan
sebagai mana yang dinyatakan dalam ayat Quran diatas. Bagaimana
manusia merasa tenteram dengan kehidupan dunia.
Ada banyak lagi contoh yang boleh perantau huraikan, namun, ia akan
membazirkan masa. Antara contohnya ialah harta, wanita, pangkat,
darjat, kedudukan.
berapa ramai yang merasa tenang dengan pangkatnya? Sedangkan
Nabi SAW sendiri yang dikurniakan pangkat Nabi pun merasa gelisah
dek kerana amanah yang dipikul baginda amat besar.
Kita lihat pula contoh pada ayat ini;
"Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah
mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala
mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah
tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan
(berhala)." Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum
yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)."

(Al Araf:138)
Bagaimana kisah kaum Nabi Musa as yang sudah diselamatkan Allah
dari bencana Firaun, mereka tetap menginginkan berhala untuk
disembah selain dari Allah. Kenapa? Mereka merasa tenang
menyembah berhala itu. Alangkah zalimnya mereka pada diri sendiri.

4

Hari ini berhala berhala bukan lagi dalam bentuk patung, tetapi
bentuk duit, pangkat, derajat, kemasyhuran.
Bagaimana ketenangan orang beriman?
Orang beriman pula hanya akan tenang/tenteram apabila dia
mengingati Penciptanya. Sebagaimana firman Allah SWT:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram. (Ar-Rad: 28)
Apa kata kita muhasabah sebentar diri kita. Apakah kita merasa
tenang terhadap sesuatu yang lain selain dari Allah? Hati hati,
mungkin perkara itu yang kita sembah. Bahkan sampai kepada
men"tuhan"kan perkara itu.

Realiti umat pada hari ini, ramai yang menyembah duit, kemewahan
dunia...bahkan wanita...
Carilah ketenangan dalam apa yang kamu sembah...yakni Allah...
YANG KEDUA
Merasa selamat/berlindung/ditolong dengan sesuatu
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jinjin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."
(Al Jin: 6)

5

Bagaimanakah yang dikatakan merasakan selamat dengan sesuatu?
Sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat di atas, ada di antara orangorang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka
minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap kuasa di tempat
itu. Mari kita melihat kepada skop yang lebih luas dari jin. Skop yang
menjadi realiti umat pada hari ini. Contoh yang sama seperti yang
pertama tadi, yakni duit.
Ada manusia, yang merasakan dengan adanya duit yang banyak,
adanya


duit

yang

bertimbun

timbun

mampu

memberikan

perlindungan kepadanya. Di anggapnya duit itu mampu memberikan
keselamatan. Di anggapanya duit itu mampu memberi keselamatan.
Dianggapnya duit itulah pelindungnya selain dari Allah.
Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka
mendapat pertolongan. (Yasin:74)
Inilah arti perkataan illah yang kedua.
Ada pula orang yang beranggapan bahawa pangkat yang tinggi mampu
memberikan keselamatan dan perlindungan kepadanya. Ada yang

beranggapan bahawa rumah yang besar dilengkapi dengan CCTV,
pengawal

keselamatan

mampu

memberikan

keselamatan

dan

perlindungan kepadanya. Ini semua adalah anggapan yang jahil!
Anggapan yang tidak mendasarkan hak ALLAH.
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka
dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang
kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka
daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al Baqarah: 257)

6

Allah lah pelindung sebenar orang beriman.
Muhasabah diri kita. Apa kita benar benar merasakan Allah sebagai
pelindung

kita

atau

sesuatu

yang

lain.

Jika

kita

merasa

terlindung/selamat dari sesuatu selain Allah, ditakuti, perkara itu
menjadi TUHAN kita. Nauzubbillah.
YANG KETIGA
Selalu merindukan sesuatu.
Mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan kami
senantiasa tekun menyembahnya." (Asy Syuara:71)
Merindukan sesuatu dan tekun dalam merinduinya juga merupakan
salah satu kandungan perkataan illah.
KIta mengambil contoh yang sama yakni duit.
Apabila kita selalu memikirkan tentang duit, dan sentiada berusaha
bersungguh sungguh mendapatkannya melalui apa jua cara, maka ini
juga dikatakan suatu penyembahan kepada selain dari Allah.
Berapa ramai orang yang selalu mengidamkan duit yang banyak?
Mengimpikan untuk memiliki rumah yang mewah? Mengimpikan
untuk memiliki segenap kemewahan dunia?
Hati hati pembaca sekalian,...mungkin itulah yang kita sembah. DUIT!
Keluar dari skop duit. Kita lihat pula contoh wanita. Merindui seorang
wanita dan berusaha memenuhi kehendaknya. Bukankah ini bentuk

7

penyembahan? Sedangkan kehendak Allah yang lebih utama untuk
dipenuhi.
Inilah kandungan illah yang ketiga. Sentiasa merasa rindu dan
berusaha memenuhi tuntutan perkara yang dirinduinya.
Sesembahan yang kita tidak sedar. MENSYIRIKKAN ALLAH!
YANG KEEMPAT
Kandungan yang terakhir barang kali ialah mencintai dan cenderung
kepada yang dicintainya.
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingantandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (Al Baqarah:165)
Sebagai mana yang dinyatakan dalam ayat suci Quran diatas, nyatalah
bahawa ada manusia yang mengambil sesuatu untuk dicintai selain
dari Allah.
Jika pada zaman Rasulullah SAW, perkara yang di cintai masyarakat
jahililiah adalah patung patung berhala.....maka pada hari ini patung
patung itu diubah menjadi duit, pangkat, wanita, harta, kekayaan,
kemasyhuran.

8

Persoalan cinta, tidak perlu dihuraikan panjang, kerana pada hemat
perantau, ramai yang memahami cinta itu.
Sebagai kesimpulannya perantau ingin mengariskan semua kandungan
kandungan perkataan illah;
1. Merasa tenang terhadap sesuatu
2. Merasa dilindungi oleh sesuatu
3. Merindui dan berusaha memenuhi tuntutan yang dirindui
4. Mencintai sesuatu
Orang yang beriman hanya akan merasa tenang apabila dia teringat
kepada Allah, merasa dilindungi oleh Allah, sentiasa merindui dan
berusaha memenuhi kehendak Allah dan mencintai Allah.
sedangkan orang yang belum beriman/munafiq/kafir pula merasa
tenang terhadap sesuatu selain dari Allah, merasa terlindung oleh
sesuatu selain Allah, merindui dan memenuhi tuntutan sesuatu selain
Allah dan mencintai sesuatu selain Allah.
Apabila kita memahami manifestasi dan kandungan disebalik
perkataan illah itu tadi, maka kita akan lebih menghayati kalimah
Tauhid yang suci dan agung itu.
TIADA SESEMBAHAN YANG LAYAK DISEMBAH MELAINKAN
ALLAH

9

Inilah manifestasi cinta yang amat tinggi. Hanya meletakan Allah
sebagai maksud/matlamat kehidupannya.
Dengan pengertian 4 kandungan perkataan illah itu, boleh lah
dikatakan bahawa, kalimah tauhid itu ialah suatu revolusi kepada
perhambaan sesama makhluk, pengtuhanan kepada makhluk, penafian
kepada segala bentuk pengabdian selain kepada Allah sahaja.

Surat Al Fatihah merupakan surat yang agung lagi mulia. Di antara
keagungan dan kemuliaannya :


Mushaf Al Qur`an yang agung ini dibuka dan diawali dengan surat
ini, sehingga dinamakan Al Faatihah.



Semua makna Al Qur`an terkandung dalam surat ini, sehingga
dinamakan Ummul Qur`an.



Setiap Muslim yang sejati selalu membaca surat ini berulang-ulang
pada setiap shalatnya sehari semalam minimal 17 kali, sehingga
dinamakan Al Matsaaniy.

Oleh karena itu, seorang muslim harus mempelajari, mentadabburi, dan
mengamalkan makna ayat-ayat yang terkandung di dalam surat yang agung ini,
karena hal itu adalah salah satu sebab yang akan membantunya untuk melakukan
kekhusyu’an dalam shalatnya.
Surat Al Fatihah ada tujuh ayat, tiga ayat dan setengah ayat (berikutnya dari
firman Allah: iyyakana’budu) adalah hak Allah, sebagai pujian kepada Allah
SWT, sedangkan tiga ayat dan setengah ayatnya lagi untuk hamba, dari firmanNya: (wa iyyakanasta’in ) sampai akhir surat.
B.

Rumusan masalah
1. Illah yang berhak disembah dari Tafsir surah Zukhruf ayat 26-28 dan
Thaha ayat 98 menurut pandangan para mufasir
2.

Bukti Keesaan Allah dari tafsir surah Al Anbiya’ ayat 21-24
menurut menurut pandangan para mufasir

10

3. Larangan

menyekutukan

Allah

dari

tafsir

surah

Luqman ayat 3 dan An Nisa ayat 48,116 menurut menurut
pandangan para mufasir
BAB II
PEMBAHASAN
I.

Illah yang berhak disembah dari Tafsir surah Zukhruf ayat 26-28 dan
Thaha ayat 98 menurut pandangan para mufasir
Al Fatihah juga dinamakan dengan Al Matsaanii, karena dibaca berulangulang di setiap rakaat. Ia juga dikenal dengan nama Ummul Qur`an karena ummu
asy syai`i (induk sesuatu), yaitu asal yang segala sesuatu kembali kepadanya.
Makna-makna Al Qur`an kembali kepada kandungan surat ini (Al Fatihah). Dan
dinamakan pula dengan ash sholah, berdasarkan sabda Nabi SAW pada hadits
yang diriwayatkan dari Rabbnya,
bahwasanya Allah SWT berfirman yang artinya:
“ Aku bahagi shalat setengah untuk-Ku dan setengah untuk hamba-Ku, yakni Al
Fatihah. Jika hamba berkata: (Alhamdulillahirabbil’alamin) Allah berfirman:
“Hamba-Ku telah memuji-Ku.” Apabila dia berkata: (Arrahmanirrahim), Allah
berfirman:

“Hamba-Ku

telah

memuji-Ku.”

Apabila

dia

berkata:

(Maalikiyaumiddin) , Allah berfirman: “Hamba-Ku telah mengagungkanKu.”Lalu apabila dia berkata : (Iyyakana’budu Wa iyyakanasta’in) “hanya
kepada-Mulah kami beribadah dan hanya kepada-Mulah kami meminta
pertolongan.” Allah berfirman : “Ini antara Aku dan hamba-Ku. Hamba-Ku akan
mendapatkan apa yang dimintanya.” (HR. Muslim (393) dari hadits Abu
Hurairah)



Ayat 5

‫وا عيياَّ ت‬
‫ا عيياَّ ت‬
‫ن‬
‫ست ت ع‬
‫عب ن ن‬
‫ك َن ت ي‬
‫ك َن ت ي‬
‫عي ي ن‬
‫د َ ت‬

11

"Hanya kepada-Mu Kami mengabdi dan hanya kepada-Mu Kami meminta
pertolongan."
Kalimat "Hanya kepada-Mu Kami mengabdi dan hanya kepada-Mu Kami
meminta pertolongan", adalah bukti bahwa kalimat-kalimat tersebut adalah
pengajaran. Allah mengajarkan ini kepada kita agar kita ucapkan, karena mustahil
Allah yang Maha Kuasa itu berucap demikian, bila bukan untuk pengajaran.
Banyak sekali pesan yang dikandung kata iyyaka dan na'budu. Secara tidak
langsung penggalan ayat ini mengecam mereka yang mempertuhan atau
menyembah selain Allah, baik masyarakat Arab ketika itu maupun selainnya.
Penggalan ayat mengecam mereka semua dan mengumandangkan bahwa Allah
lah yang patut disembah dan tidak ada sesembahan yang lain.
Selain itu dalam meminta pertolongan kita tidak dapat mengabaikan Allah
dalam peranan-Nya. Permohonan bantuan kepada Allah agar Dia mempermudah
apa yang tidak mampu diraih oleh yang bermohon dengan upaya sendiri. Para
ulama mendefinisikannya sebagai "Penciptaan sesuatu yang dengannya menjadi
sempurna atau mudah pencapaian apa yang diharapkan."
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa permohonan bantuan itu, bukan
berarti berlepas tangan sama sekali. Tetapi Kita masih dituntut untuk berperan,
sedikit atau banyak, sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

 Ayat 6
‫صترا ت‬
‫م‬
‫ست ت ع‬
‫ا ي‬
‫ه ع‬
‫م ي‬
‫قي ي ت‬
‫ط َال ي ن‬
‫دتناَّ َال ص‬
"Bimbing (antar)lah Kami (memasuki) jalan lebar dan luas."
Setelah mempersembahkan puja puji kepada Allah dan mengakui kekuasaan
dan kepemilikan-Nya, ayat selanjutnya merupakan pernyataan tentang ketulusanNya beribadah serta kebutuhannya kepada pertolongan Allah.
Maka dengan ayat ini sang hamba mengajukan permohonan kepada Allah,
yakni bimbing dan antarkanlah Kami memasuki jalan yang lebar dan luas.

12

Shiroth di sini bagaikan jalan tol yang lurus dan tanpa hambatan, semua yang
telah memasukinya tudak dapat keluar kecuali setelah tiba di tempat tujuan.
Shiroth adalah jalan yang lurus, semua orang dapat melaluinya tanpa
berdesak-desakan. Sehingga shiroth menjadi jalan utama untuk sampai kepada
tujuan utama umat manusia, yaitu keridloan Allah dalam setiap tingkah laku.



Ayat 7

‫ط َال يييذين َأ ت‬
‫ت‬
‫صييترا ت‬
‫ت‬
‫ر‬
‫يي‬
‫ي‬
‫غ‬
َ ‫م‬
‫يي‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ع‬
َ ‫ت‬
‫يي‬
‫م‬
‫ع‬
‫ن‬
‫ت‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ي‬
‫ي‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ع ي ت‬
‫ي‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ع‬
‫عل ت‬
‫ال ي‬
‫و ت‬
‫ن‬
‫ي‬
َ ‫ب‬
‫و‬
‫ض‬
‫غ‬
‫م‬
‫ي‬
‫ت‬
‫ل َال ي‬
‫ن‬
‫ي‬
‫ضاَّل صي ي ت‬
‫ه ي‬
‫ت‬
‫ع‬
‫م َ ت‬
‫ي‬
‫ع‬
"(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang
yang sesat."
Kata ni'mah/nikmat yang dimaksud di sini adalah nikmat yang paling
bernilai yang tanpa nik mat itu, nikmat-nikmat yang lain tidak akan mempunyai
nilai yang berarti, bahkan dapat menjadi niqmah atau bencana jika tidak bisa
mensyukuri dan menggunakannya dengan benar.
Nikmat tersebut adalah nikmat memperoleh hidayah Allah serta ketaatan
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka yang taat melaksanakan pesan-pesan Ilahi
yang merupakan nikmat terbesar itu, mereka itulah yang masuk dan bisa melalui
shiroth al-mustaqim.
Mengenai yang disebut dengan al-maghdhub 'alaihim,ayat ini tidak
menjelaskan siapakah orang-orang tersebut, tetapi rasulullah telah memberi
contoh konkret,yaitu orang-orang Yahudi yang mengerti akan kebenaran tetapi
enggan melaksanakannya.
Demikian ayat terakhir surah al-Fatihah ini mengajarkan manusia agar
bermohon kepada Allah, kiranya ia diberi petunjuk oleh-Nya sehingga mampu

13

menelusuri Shiroth al-mustaqim, jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang
sukses di dunia maupun di akhirat.
Ayat ini juga mengajarkan kaum muslimin agar selalu optimis menghadapi
hidup ini, bukankah nikmat Allah selalu tercurah kepada hamba-hamba-Nya?

II.

Tafsir Al Fatihah ayat 5-7 dan Amin dari terjemahan kitab Asy-Syaikh
Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan
 Ayat 5

‫وا عيياَّ ت‬
‫ا عيياَّ ت‬
‫ن‬
‫ست ت ع‬
‫عب ن ن‬
‫ك َن ت ي‬
‫ك َن ت ي‬
‫عي ي ن‬
‫د َ ت‬
"Hanya kepada-Mu Kami beribadah dan
hanya kepada-Mu Kami meminta pertolongan."
Dalam ayat ini (terdapat dalil yang menunjukkan) tauhid uluhiyyah dan
tauhid rububiyyah:



(Iyyakana’budu) menunjukkan tauhid uluhiyyah.
(Wa Iyyakanasta’in) menunjukkan tauhid rububiyyah.
Penjelasan :

Tauhid uluhiyyah, yaitu mengesakan Allah dengan perbuatanperbuatan
hamba yang disyariatkan oleh Allah, karena al uluhiyyah artinya ibadah .
Dan ibadah itu termasuk perbuatan-perbuatan para hamba.
Tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan-perbuatan
yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya menurut cara pendekatan diri yang
disyariatkan seperti do’a, nadzar menyembelih, berharap, takut, tawakkal,
roghbah, rohbah dan inaabah.” Asy Syaikh Al Utsaimiin berkata:” Roghbah
adalah cinta yang sampai kepada sesuatu yang dicintai. Rohbah adalah takut
yang menyebabkan (pelakunya) lari dari yang ditakuti. Takut ini berkaitan
dengan amalan. Inaabah adalah kembali kepada Allah dengan melakukan
ketaatan kepada-Nya dan manjauhi perbuatan maksiat. Inaabah ini dekat
maknanya dengan taubat.

14

Jadi Tauhid uluhiyyah adalah mengikhlaskan atau memurnikan semua
bentuk ibadah hanya untuk Allah semata tidak kepada yang lainNya Dan tauhid
rububiyyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan-perbuatanNya
Tauhid rububiyyah, karena member pertolongan termasuk perbuatanperbuatan Ar Rabb (Allah) . Asy Syaikh Sholeh Al Fauzan dalam kitab Syarh Al
Qowaa’idul Arba: “Tauhid rububiyyah adalah pengikraran bahwasanya Allah
Sang Pencipta, Pemberi Rizki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan lagi
Mengatur (alam semesta), atau dengan pengertian yang ringkas Tauhid
rububiyyah adalah mengesakan Allah SWT dengan perbuatanperbuatanNya.”

 Ayat 6
‫صترا ت‬
‫م‬
‫ست ت ع‬
‫ا ي‬
‫ه ع‬
‫م ي‬
‫قي ي ت‬
‫ط َال ي ن‬
‫دتناَّ َال ص‬
"Bimbing (antar)lah Kami (memasuki) jalan lebar dan luas."
Penjelasan :
(Ihdinassirato) hidayah (petunjuk) itu ada dua macam :
 Hidayah dalaalah dan irsyaad (hidayah berupa petunjuk dan bimbingan).
 Hidayah taufiiq dan tasdiid
(Hidayah yang pertama): Hidayah dalaalah dan irsyaad. Hidayah ini
untuk seluruh makhluk baik yang mukmin, kafir atau yang musyrik. Karena
sesungguhnya Allah memberi penjelasan dan petunjuk kepada mereka (makhluk),
untuk menempuh jalan yang benar, akan tetapi orang-orang kafir tidak (mau)
menerimanya.
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi
mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk.” (Fushshilat : 17)
Artinya Kami menjelaskan kepada mereka. maka Allah yang memberikan
petunjuk kepada seluruh makhluk dengan hidayah berupa penjelasan dan
bimbingan.
(Hidayah yang kedua) : hidayah taufiiq dan menerima kebenaran. Hidayah
ini khusus untuk orang-orang yang beriman saja. Maka kamu minta kepada Allah
kedua hidayah ini.

15

Jalan Allah adalah mustaqiim yaitu lurus. Berbeda dengan jalan-jalan
kesesatan. Karena jalan-jalan kesesatan itu adalah jalan yang berbelok-belok dan
menyimpang serta menyianyiakan orang yang menempuh jalan tersebut. Adapun
jalan Allah adalah jalan yang terang lagi lurus. Barangsiapa yang menempuh
jalanNya, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalanjalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya.” (Al An’aam: 153)
Maka mohonlah kamu kepada Allah agar diberikan petunjuk kepada jalan
ini.



Ayat 7

‫ط َال يذين َأ ت‬
‫ت‬
‫صترا ت‬
‫ت‬
‫ر‬
‫ي‬
‫غ‬
َ ‫م‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ع‬
َ ‫ت‬
‫م‬
‫ع‬
‫ن‬
‫ت‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ي‬
‫ي‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ع ي ت‬
‫ع ي‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ب َ ت ت‬
‫و ت‬
َ ‫ن‬
‫م ي‬
‫ل َال ي‬
‫غ ن‬
‫ضاَّل صي ي ت‬
‫ه ي‬
‫ال ي ت‬
‫و ع‬
‫م َ ت‬
‫ض ي‬
‫علي ي ع‬
"(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang
yang sesat." terdapat beberapa faedah yang menyebutkan keadaankeadaan
manusia. Allah membagi manusia menjadi tiga golongan :
1. (Golongan) yang diberikan nikmat
2. (Golongan yang dimurkai
3. (golongan) yang sesat
Penjelasan :
Manusia itu ada yang diberikan kenikmatan (jalan yang lurus), ada yang
dimurkai dan ada pula yang sesat. Adapun orang-orang yang diberikan
kenikmatan adalah orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.
Dan orangorang yang dimurkai adalah Orangorang yang berilmu tetapi
meninggalkan amalan (tidak mengamalkan ilmunya).

16

Dan orang-orang yang sesat adalah orangorang yang beramal akan tetapi
tanpa didasari ilmu). Engkau memohon kepada Allah, agar menjadikanmu dan
diriku bersama orang-orang yang diberikan kenikmatan, dan dijauhi dari jalan
orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat. Surat Al Fatihah ini
adalah surat yang agung. Oleh karena itulah, Allah mewajibkanmu (membaca)nya
pada setiap rakaat. Mengapa? karena di dalamnya terdapat rahasia-rahasia
(hikmah).
Orang-orang yang dimurkai adalah ahlul ilmi (orang yang berilmu) yang
tidak beramal.
Penjelasan :
Mereka adalah Yahudi dan orang yang bersama mereka menempuh jalan ini
dari kalangan umat ini (umat Islam) yang mengetahui (berilmu, akan tetapi) tidak
mengamalkan ilmunya.
(Golongan yang kedua): Orangorang yang sesat Ahli ibadah yang tidak berilmu.
Penjelasan :
Di antara mereka adalah kaum sufisme pelaku bid'ah dan ahli khurofat.
Semuanya termasuk dalam golongan orang-orang sesat. Karena mereka sibuk
beribadah dan meninggalkan ilmu (tidak mau mempelajari dan
menuntut ilmu syar’i). Mereka mengatakan ilmu itu (hanya) menyibukkanmu dari
beramal (menyibukkanmu untuk tidak beramal). Oleh karena itu, sebagian salaf
berkata:
“Barangsiapa yang rusak dari ulama kita, karena pada dirinya terdapat
(sifat) yang serupa dengan Yahudi. Dan barangsiapa yang rusak dari ahli ibadah
kita, karena pada dirinya terdapat (sifat) yang serupa dengan Nashrani.”
(Golongan yang ketiga) : orang yang berhias dengan ilmu dan amal. Mereka
adalah orang-orang yang diberikan kenikmatan.
Penjelasan :
Allah SWT berfirman yang artinya :

17

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersamasama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu:
nabinabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orangorang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaikbaiknya.” (An Nisaa’ : 69)
Siroothol mustaqiim adalah jalan yang ditempuh oleh para rasul dalam
perkara keyakinan dan selainnya dan juga jalan yang ditempuh oleh Ahlus Sunnah
wal Jama’ah yaitu jalannya orangorang yang diberikan kenikmatan oleh Allah.
Dia memberikan kenikmatan yang mutlak lagi sempurna kepada mereka dengan
kenikmatan yang mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi.
Allah memerintahkan agar kita berdo’a kepada-Nya supaya diberikan
petunjuk untuk menempuh jalan mereka. Mereka adalah 4 golongan yang
mendapatkan kenikmatan yang mutlak ini. Mereka itu adalah:
1. Al Anbiyaa’ (para nabi) yaitu orang-orang yang dikhususkan oleh Allah untuk
mendapatkan nubuwwah dan risalah.
2. As Shiddiquun yaitu orang-orang sangat jujur, tunduk dan membenarkan ajaran
para rasul dengan sebenar-benarnya disertai keikhlasan yang sempurna
kepada Allah. Firman Allah :
“Dan

orang

yang

membawa

kebenaran

(Muhammad)

dan

membenarkannya. Mereka itulah orangorang yang bertakwa.” (Az Zumaar : 33)
Dan firman Allah SWT:
“Yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang shiddiqin
dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala
dan cahaya mereka.” (Al Hadiid : 19)
3. Asy Syuhadaa’ adalah orangorang yang terbunuh di jalan Allah. Mereka
dinamakan syahiid karena = kenikmatan oleh Allah. Dia memberikan kenikmatan
yang mutlak lagi sempurna kepada mereka dengan kenikmatan yang
mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi. Allah memerintahkan agar kita
berdo’a kepada-Nya supaya diberikan petunjuk untuk menempuh jalan mereka.
Mereka adalah orang-orang yang diberikan kenikmatan. Apabila kamu
ingin bersama mereka, maka padukanlah antara ilmu yang bermanfaat

18

dengan amalan sholeh. Pada ayat ini terdapat beberapa faedah, di antaranya
berlepas diri dari segala upaya dan kekuatan. Karena sesungguhnya ia (ilmu dan
amal) hanyalah pemberian Allah semata.
Penjelasan :
Hal tersebut terkandung dalam firman
Allah SWT berfirman :

‫وا عيياَّ ت‬
‫ا عيياَّ ت‬
‫ن‬
‫ست ت ع‬
‫عب ن ن‬
‫ك َن ت ي‬
‫ك َن ت ي‬
‫عي ي ن‬
‫د َ ت‬
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah dan hanya kepada-Mulah
kami meminta pertolongan” (Al Faatihah : 5)
Semuanya itu merupakan keutaman dari Allah bukan karena upayamu dan
bukan pula kekuatanmu. Kamu mendapatkan taufiq (kemudahan) untuk
(mendapatkan) ilmu yang bermanfaat dan beramal dengan ilmu tersebut. Ini
semua merupakan keutamaan dari Allah. Seandainya Allah berkehendak niscaya
kamu akan bersama golongan yang dimurkai atau termasuk golongan yang sesat.
Dialah Allah yang memberikan nikmat kepadamu dan mengeluarkanmu dari dua
golongan ini, dan menjadikanmu bersama para nabi, para shiddiiqiin, dan syuhada
(orang-orang yang mati syahid). Ini (semua) bukanlah karena upayamu dan bukan
pula karena kekuatanmu akan tetapi karena keutamaan dari Allah SWT. Karena
itu, sepantasnyalah engkau menggantungkan (menyandarkan) hatimu ha nya
kepada Allah, dan berlepas diri dari daya dan kekuatan kecuali kepada-Nya.
Ibnul Qoyyim berkata : “Seandainya Rabbmu berkendak, niscaya engkau
juga akan seperti mereka. Karena hati (manusia) itu (berada) di antara jarijemari
Ar Rahman.
III.

Tafsir Amin menurut tafsir Al Misbah dan Al Maraghikan bagian
Dianjurkan mengakhiri bacaan surah ini dengan ucapan Amin walaupun kata
ini bukan bagian dari al Fatihah. Terdapat beberapa pendapat tentang makna
Amin:
1. Ya Allah perkenankanlah! Demikian pendapat mayorits ulama.
2. Ya Allah! Lakukanlah!

19

3. Demikian itu, Ya Allah. Maka, semoga Engkau mengabulkannya.
4. Jangan kecewakan kami, Ya Allah!
5. Amin adalah salah satu nama Allah SWT.
Jika pengertian Amin dikaitkan langsung kepada ayat-ayat surah al Fatihah,
permohonan yang kita ajukan adalah kandungan ayat ketujuh, dan dengan
demikian permohonan itu diakhiri dengan permohonan baru yaitu Amin yakni
kiranya Allah memperkenankan dan tidak mengecewakan pemohon.
Tetepi, jika Amin dikaitkan dengan bunyi salah satu hadits, permohonan itu
mencakup seluruh ayat-ayat surah al Fatihah.
Sebelum ini telah dikemukakan hadits yang diriwayatkan dari Sayyidina ali
Ibn abi Thalib berkata: Sesungguhnya aku telah telah mendengar Rasulullah SAW.
bersabda. bahwasanya Allah SWT berfirman yang artinya:
“ Aku bahagi shalat setengah untuk-Ku dan setengah untuk hamba-Ku,
yakni Al Fatihah. Jika hamba berkata: (Bismillahirrahmanirrahim) Allah
berfirman: “Hamba-Ku telah memulai pekerjaannya dengan memuji-Ku maka
menjadi kewajiban-Ku untuk menyempurnakan seluruh pekerjaannya serta
memberkati

seluruh

keadaannya.”

Apabila

dia

berkata:

(Alhamdulillahirabbil’alamin), Allah berfirman: “Hamba-Ku mengetahui bahwa
seluruh nikmat yang dirasakannya bersumber dari-Ku, dan bahwa dia telah
terhindar dari malapetaka karena kekuasaan-Ku.” Apabila dia berkata:
(Arrahmanirrahim) , Allah berfirman: “ Aku diakui oleh hamba-Ku sebagai
Pemberi rahmat dan sumber segala rahmat. Ku-persaksikan hai para malaikat
bahwa akan-ku curahkan rahmat-Ku sampai sempuna dan akan Ku-perbanyak
pula anugerah-Ku untuknya.”Lalu apabila dia berkata : (Maalikiyaumiddin), Allah
menyambutnya dengan berfirman: “Ku-persaksikan hai malaikat sebagaimana
diakui oleh hamba-Ku, bahwa Akulah Raja, Pemilik hari kemudian, maka pasti
akan-Ku permudah baginya perhitungan pada hari itu, akan-Ku terima kebajikankebjikannya

dan

Ku

ampuni

dosa-dosanya”.

Apabila

ia

membaca

(Iyyakana’budu), Allah berfirman: “Benar yang diuapkan hamba-Ku, hanya Aku
yang disembahnya. Ku persaksikan kamu semua, akan Ku-beri ganjaran atas

20

pengabdiannya, ganjaran yang menjadikan semua yang berbeda ibadah dengannya
akan merasa iri dengan ganjaran itu”. Apabila ia membaca (Wa iyyakanasta’in)
“hanya kepada-Mulah kami beribadah dan hanya kepada-Mulah kami meminta
pertolongan.” Allah berfirman : “Kepada-Ku hamba-Ku meminta pertolongan dan
perlindungan. Ku-persaksikan kamu, pasti akan Ku-bantu ia dalamsegala
urusannya, akan Ku-tolong ia dalam segala kesulitannya, dan akan Ku-bimbing ia
dalam saat-saat krisisnya”. Apabila ia membaca (ihdinash-shiratl al mustaqim)
hingga akhir ayat, Allah menyambutnya dan berfirman: “Ini antara Aku dan
hamba-Ku. Hamba-Ku akan mendapatkan apa yang dimintanya,Ku-beri
harapannya,dan Ku-tentramkan jiwanya dari segala yang mengkhawatirkannya”
(HR. Muslim (393) dari hadits Abu Hurairah)
Kembali kepada Amin, jika kita membacanya, kaitkanlanlah ia dengan
kandungan hadits-hadits qutsi di atas. Karena, kini kita telah mengetahui apa yang
dijanjikan Allah. Ucapkanlah Amin dengan maksud “Perkenankanlah semua itu ya
Allah, jangan kecewakan Kami.”
Dengan surah al Fatihah ini, kita bermohon kiranya Allah SWT. Mengantar
kita kepada kejelasan, pergerakkan, dan peningkatan. Itulah agama yang benar
dan itu pulalah seharusnya kenyataan hidup kita. Jalan yang diharapkan itu telah
mengantar puluhan ribu manusia, para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan orang-orang
saleh ke tujuan yang mereka harapkan. Semoga kita juga berhasil, sebagaimana
mereka. Amin. Demikian, wa Allah a’lam`

21

kaidah bahasa yang dipakai oleh al-Qur’an.1
Sedang
bukan
dimurkai

mereka

orang-orang
dan

bukan

itu
yang
pula

orang-orang yang sesat.2
A.

Penutup / Kesimpulan

Surat Al-Fatihah merupakan surat makiyyah (yaitu surat yang diturunkan di
kota Mekkah) dan terdiri dari 7 (tujuh) ayat. Surat ini merupakan satu-satunya
surat yang diturunkan secara lengkap diantara surat-surat yang lain dalam AlQur’an.
Surat ini disebut “al-Fatihah” (pembuka) karena dengan surat inilah
dibukanya dan dimulainya al-Qur’an. Disamping nama tersebut di atas, ternyata
surat al-Fatihah mempunyai nama lain yaitu “Ummul Qur’an” atau disebut
“Ummul Kitab”. Dinamakan “Ummul Qur’an” karena dia merupakan induk dari
semua isi al-Qur’an, serta menjadi intisari dari al-Qur’an. Pendek kata, surat alFatihah mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi alQur’an. Karena saking hebatnya surat al-Fatihah, maka surat itu diwajibkan
membacanya pada tiap-tiap shalat, dinamakan pula “As-Sab’ul Matsaani” (tujuh
yang berulang-ulang) karena jumlah ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang
dalam shalat.

1
2

Jalaluddin Al Mahalli, Tafsir Jalalain, (Bandung : Sinar Baru Algesindo), hal. VIII
Mamud junus, Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim, (Bandung : PT. Al-Ma’arif)

22

DAFTAR PUSTAKA
-

Mustafa, Ahmad, Tafsir al-Maraghi, Beirut : Darul Fikri, t.t.

-

Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Tilawatil Qur’an, t.t. Al-

Qur’an dan Terjemahannya, Jombang.
-

Junus, Mahmud. 2000. Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim. Bandung :

PT. Al-Ma’arif.
-

Al-Mahalli, Imam Jalaluddin, et.al., Tafsir Jalalain, Bandung :

Sinar Baru Algesindo.

23

24