HEALTH COACHING BERBASIS HEALTH PROMOTION MODEL TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA PASIEN TB PARU

  Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF

  HEALTH COACHING BERBASIS HEALTH PROMOTION MODEL TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA PASIEN TB PARU Yohana Agustina Sitanggang (Program Magister Keperawatan, Fakultas

  Keperawatan, Universitas Airlangga) Muhammad Amin (Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga)

  Tintin Sukartini (Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga)

  ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru.

  Penerimaan pasien ketika mengetahui bahwa dirinya menderita tuberkulosis bervariasi, sebagian besar pasien mengatakan terkejut, sedih, kecewa, marah dan akhirnya pasrah dan menunjukkan penurunan efikasi diri dan meningkatnya risiko penularan. Salah satu cara untuk meningkatkan efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan adalah dengan memberikan health coaching. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh health coaching terhadap efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan TB paru yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Penelitian ini menggunakan quasy eksperimen dengan rancangan penelitian pre-post test control group design. Teknik sampling pada penelitian ini adalah consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah 30 responden, pelaksanaan dilakukan dalam 4 tahap selama 4 minggu dengan durasi waktu 30- 60 menit. Variabel independen dalam penelitian ini adalah health coaching dan variabel dependennya adalah efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan TB paru yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Uji statistik yang digunakan adalah MANOVA untuk menguji hipotesisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh health coaching terhadap efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan TB paru. Kata Kunci: TB Paru, Health Coaching, Efikasi Diri, Perilaku Pencegahan Penularan

  PENDAHULUAN

  Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

  Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru.

  Penerimaan pasien ketika mengetahui bahwa dirinya menderita tuberkulosis bervariasi, sebagian besar mereka mengatakan terkejut, sedih, kecewa, marah, dan akhirnya pasrah, bahkan ada yang merasakan putus asa dan tidak memiliki makna yang berarti. Persepsi terhadap sakit ditunjukkan dengan perubahan perilaku, seperti marah-marah, lebih menarik diri, atau bisa dikatakan bahwa individu menunjukkan krisis efikasi diri (Ginting, 2008).

  Pasien dengan tingkat efikasi diri kurang menyebabkan pasien menganggap dirinya kurang mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat atau merasa kurang produktif karena mengidap TB paru. Pasien TB yang tidak menuntaskan pengobatan secara benar dapat menimbulkan masalah kesehatan baru yang akan mengakibatkan kuman menjadi resisten, relaps, meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta memberikan risiko penularan (Volmink, 2012 dalam Sari, 2013).

  Penularan kuman TB dipengaruhi oleh perilaku dari pasien, keluarga serta masyarakat dalam mencegah penularan penyakit TB. Perilaku dalam mencegah penularan penyakit TB antara lain, menutup mulut pada waktu batuk dan bersin, meludah pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan, imunisasi BCG pada bayi, menghindari udara dingin, mengusahakan sinar matahari masuk ke tempat tidur, serta makan- makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi protein (Depkes RI, 2008).

  Salah satu cara untuk meningkatkan efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan TB paruadalah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Health

  coaching merupakan suatu pendidikan dan

  promosi kesehatan yang berpusat pada pasien dan pemilihan tujuan aktifitas yang juga ditentukan oleh pasien sehingga pasien lebih terlibat dalam aktifitas. Pemberian health coaching dengan menggunakan pendekatan teori keperawatan Health Promotion Model (HPM) yang diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan TB paru. HPM memiliki aspek utama yaitu aspek intern Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF dan ekstern individu yang diperhatikan dalam upaya meningkatkan perilaku kesehatan sehingga keinginan dan upaya berperilakusehat akan muncul sendiri dari individu tersebut (Indrawati, 2012). Teori HPM merupakan teori yang mencakup secara luas untuk menunjukkan perilaku yang dibutuhkan dalam meningkatkan kesehatan dan menerapkannya sepanjang hidup dan teori tersebut menekankan peran aktif pasien dalam mengatur perilaku kesehatan mereka (Alligood, 2014).

  Health coaching adalah praktik

  Tabel 3. Pengetahuan Pasien TB Paru Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok

  Post test 15 34,66 2,023 32-38 15 29,06 1,533 27-32

  Min- Maks Sikap Pre test 15 29,80 1,373 27-32 15 29,00 1,253 27-31

  Mean SD Min- Max n Mean SD

  Variabel n Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

  Tabel 4. Sikap Pasien TB Paru pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

  kelompok kontrol diperoleh nilai rata- rata pada pre test adalah 29,20 dan post test menjadi 29,46. Hasil menunjukkan bahwa kelompok perlakuan memiliki nilai rata- rata pengetahuan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

  post test menjadi 30,73 sedangkan pada

  Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan pasien TB paru kelompok perlakuan pada pre test adalah 28,46 dan

  15 30,73 0,883 29-32 15 29,20 1,014 27-31

  Pre test 15 28,46 1,355 26-30 15 29,46 1,355 27-32 Post test

  Min- Maks Penge- tahuan

  Mean SD Min- Max n Mean SD

  

Variabel n

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

  Kontrol

  Perilaku Pencegahan Penularan Pasien TB Paru

  pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan individu dan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan kesehatan yang secara efektif memotivasi perubahan perilaku secara terstruktur, melalui hubungan suportif antara partisipan dan coach (Huffman, 2007 dalam Effendy, 2016). Macadam (2014) menyebutkan fokus health coaching meliputi faktor yang mempengaruhi motivasi, mengatasi hambatan, mengatasi rasa ketidakmampuan pasien, mempengaruhi pasien untuk tidak membatasi diri, menghasilkan solusi (sendiri/realistis), mengambil tindakan langkah-langkah kecil,

  HASIL PENELITIAN Efikasi Diri Pasien TB Paru

  review, refleksi, dukungan, membangun

  kepercayaan dan keyakinan diri (penerimaan diri, self efficacy) serta bagaimana menjadi lebih terlibat dan mengambil keputusan.

  Penelitian ini menggunakan quasi

  eksperiment dengan desainpre-test and post-test with control group design yaitu

  penelitian yang memberikan perlakuan atau intervensi pada subyek penelitian kemudian efek perlakuan tersebut diukur dan dianalisis. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah pasien TB paru yang menjalani pengobatan di Puskesmas Martapura dan Martapura Timur yang memenuhi criteria inklusi, sampel penelitian berjumlah 15 responden untuk kelompok perlakuan dan

  15 responden untuk kelompok kontrol dengan menggunakan teknik sampling consecutive sampling. Pelaksanaan health coaching dilakukan dalam 4 tahap dengan durasi waktu 30-60 menit setiap minggu sebanyak empat kali kunjungan. Uji statistik yang digunakan adalah MANOVA yang digunakan untuk mengetahui pengaruh health coaching terhadap efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan pada pasien TB paru yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan.

  Tabel 2. Efikasi Diri Pasien TB Paru

  sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata- rata pada pre test adalah 45,93 dan post test 45,60. Hasil menunjukkan kelompok perlakuan memiliki nilai rata- rata efikasi diri yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

  

Variabel n

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

  Mean SD Min- Max n Mean SD

  Min- Max Efikasi Diri

  Pre test 15 46,60 1,594 44-49 15 45,93 1,533 43-49 Post test 15 49,26 1,279 49-51 15 45,60 1,502 43-48

  Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata efikasi diri pasien TB paru kelompok perlakuan pada pre test adalah 46,60 dan

  post test meningkat menjadi 49,26

METODE PENELITIAN

  Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata sikap pasien TB paru kelompok perlakuan pada pre test adalah 29,80 dan post test menjadi 34,66 sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata- rata pada pre test adalah 29,00 dan post test 29,06.

  perilaku pencegahan yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan pada pasien TB paru pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

  TB Paru

  Variabel df Mean F P value Partial Eta

  

Efikasi diri

1 100,833 51,773 0,000 0,649

Pengetahuan

1 17,633 19,489 0,000 0,410

Sikap

1 253,200 72,957 0,000 0,723 Tindakan -1 388,800 19,302 0,000 0,408

  Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan (pengetahuan, sikap dan tindakan) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Nilai p-

  value menujukkan signifikan yaitu p= 0,00,

  hal ini berarti bahwa uji hipotesis diterima yaitu secara simultan terdapat pengaruh

  health coaching terhadap efikasi diri dan

  PEMBAHASAN Pengaruh Health Coaching Terhadap Efikasi Diri Pasien TB Paru

  sig. 0.00 lebih kecil dari nilai α 0,05 sehingga dinyatakan bahwa ada perbedaan.

  Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh health coaching berbasis health

  promotion model (HPM) terhadap efikasi

  diri pada pasien TB paru. Berdasarkan dari nilai rerata pre test dan post test, kelompok perlakuan mengalami peningkatan yang signifikan setelah diberikan health coaching dari pada kelompok control.

  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rochman (2010) yang meneliti tentang pengaruh health coaching meningkatkan self efficacy. Pada hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa health coaching dapat meningkatkan efikasi diri. Hasil penelitian lainnya yang mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh Linden, Butterworth dan Prochaska (2010) yang meneliti tentang motivational interviewing-based

  health coaching as a chronic care intervention, hasil penelitian menyatakan

  bahwa motivational interviewing-based

  health coaching dapat meningkatkan efikasi

  Tabel 7. Hasil Analisis pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pasien

  wilk’s lambda

  Hasil menunjukkan bahwa kelompok perlakuan memiliki nilai rata- rata sikap yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

  kelompok kontrol diperoleh nilai rata- rata pada pre test adalah 36,93 dan post test 36,00. Hasil menunjukkan bahwa kelompok perlakuan memiliki nilai rata- rata tindakan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

  Tabel 5. Tindakan Pasien TB Paru pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol

  Variabel n Kelompok Perlakuan Kelompok

  Kontrol Mean SD Min- Max

  N Mean SD Min- Maks Tindakan Pre test 15 36,86 5,097 31-46 15 36,93 4,216 30-40

  Post test 15 43,33 5,080 33-50 15 36,60 4,084 32-45

  Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata tindakan pasien TB paru kelompok perlakuan pada pre test adalah 37,66 dan

  post test menjadi 43,80 sedangkan pada

  Pengaruh Health Coaching Terhadap Efikasi Diri dan Perilaku Pencegahan penularam pada Pasien TB Paru

  Tabel 6 menunjukkan bahwa secara umum terdapat perbedaan rata-rata efikasi diri dan perilaku pencegahan penularan yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil menunjukkan nilai

  Tabel 6. Uji Perbedaan Antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok

  Kontrol Pasien TB Paru

  Effect Value F Hipotesis df

  Sig Partial eta squared Health coaching Pillai’s trace 0,866 40,323ᵃ 4,000 0,000 0,866

  Wilk’s lambda 0,134 40,323ᵃ 4,000 0,000 0,866 Hotteling’s trace

  6,452 40,323 ᵃ 4,000 0,000 0,866 Roy’s largest root

  6,452 40,323 ᵃ 4,000 0,000 0,866

  diri pasien. Penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anggrasari (2015) tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap efikasi diri keluarga, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pemberian pendidikan Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF kesehatan dapat meningkatkan efikasi diri. Pendidikan kesehatan yang berikan dengan pendekatan teori sosial kognitif Bandura sama prinsipnya dengan pemberian health

  coaching berbasis health promotion model

  yaitu memberikan pengetahuan dan motivasi kepada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan efikasi diri.

  Hasil penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Makhfudli (2016) tentang pengaruh pengembangan model asuhan keperawatan model keperawatan adaptasi Roy terhadap self

  efficacy pada pasien TB paru, penelitian

  dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang konsep penyakit TB paru, pengobatan dan aktivitas perawatan mandiri pasien penyakit tuberkulosis yang dilakukan dengan metode bimbingan dan konseling dengan melakukan kunjungan rumah pasien TB paru sebanyak empat kali. Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya pengaruh pengambangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy terhadap self efficacy pasien TB paru. Hasil penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sukartini (2015) tentang pengaruh model peningkatan kepatuhan berbasis teori sistem interaksi King terhadap self efficacy pasien TB paru. Intevensi diberikan melalaui tindakan pembelajaran dan motivasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa model peningkatan kepatuhan berbasis teori sistem interaksi King berpengaruh terhadap self efficacy pasien TB paru.

  Health coaching merupakan salah satu

  praktik pendidikan kesehatan yang meliputi empat tahapan yaitu pengkajian kesiapan, pemberian edukasi dan motivasi, melatih tindakan pencegahan penularan dan motivasi serta evaluasi dan memberikan motivasi berulang. Hal ini dilakukan berusaha untuk membantu individu mengungkapkan tentang apa yang ingin mereka capai, apa yang mengganggu, apa yang mereka ingin ubah, apa dukungan yang mereka butuhkan, membantu membuat perubahan dan kesulitan yang perlu ditangani atau diminimalkan sehingga mampu mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi (National Health Service, 2014). Pemberian health coaching bertujuan untuk meningkatkan efikasi diri pasien TB paru. Efikasi diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain; jenis kelamin,usia dan tingkat pendidikan. Pada penelitian ini jenis kelamin tidak berpengaruh pada tingkat efikasi diri responden karena pada responden laki-laki maupun perempuan nilai efikasi diri bervariasi sedangkan dari faktor usia, responden yang usianya lebih tua tingkat efikasi diri lebih tinggi hal ini sesuai dengan teori dari Bandura (1997) bahwa efikasi diri terbentuk melalui proses belajar sosial yang dapat berlangsung selama masa kehidupan. Individu yang lebih tua cenderung memiliki rentang waktu dan pengalaman yang lebih banyak dalam mengatasi suatu hal yang terjadi jika dibandingkan dengan individu yang lebih muda, yang mungkin masih memikul sedikit pengalaman dan berbagai peristiwa dalam hidupnya. Individu yang lebih tua akan lebih mampu dalam mengatasi rintangan dalam hidupnya dibandingkan dengan pengalaman yang individu miliki sepanjang rentang kehidupannya. Pada responden yang usia muda memiliki nilai efikasi diri tinggi hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan responden yang berpendidikan SMA hal ini sesuai dengan teori Bandura (1997) bahwa efikasi diri terbentuk melalui proses belajar, semakin lama seseorang belajar maka semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki individu tersebut dalam pekerjaan tertentu akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa efikasi diri yang dimiliki individu tersebut justru cenderung menurun atau tetap.

  Pada penelitian ini sebagian besar pasien dalam kategori efikasi diri kuat, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan yang diberikan rata-rata pasien memilih jawaban yakin dalam mengahadapi penyakit TB paru dan pengobatan yang harus dijalani. Sebagian besar pasien telah mengetahui informasi terkait penyakitnya dari petugas kesehatan pada saat berkunjung ke Puskesmas dan pasien bersikap terbuka terhadap peyakit TB paru yang dideritanya. Hasil menunjukkan ada perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan efikasi diri dibandingkan kelompok kontrol yang efikasi dirinya cenderung tetap. Pada kelompok perlakuan pasien mendapatkan motivasi secara berulang-berulang yang mendukung meningkatnya efikasi diri pada pasien TB paru. Health coaching dengan pendekatan

  health promotion model (HPM) yang

  berfokus pada peningkatan persepsi tentang manfaat, membantu mengatasi hambatan, meningkatkan sikap, dukungan Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF keluarga dan meningkatkan efikasi diri terbukti meningkatkan efikasi diri pasien TB paru.

  Pengaruh Health Coaching Terhadap Pengetahuan Pasien TB Paru

  system Dorothy E. Johnson, penelitian

  promotion model (HPM) terhadap sikap

  Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh health coaching berbasis health

  Pengaruh health coaching terhadap sikap pencegahan penularan pasien TB paru

  dimana kelompok perlakuan mengalami peningkatan pengetahuan dari pada kelompok kontrol. Health coaching dengan pendekatan health promotion model (HPM) yang berfokus pada peningkatan persespsi tentang manfaat, membantu mengatasi hambatan, meningkatkan sikap dan dukungan keluarga terbukti meningkatkan pengetahuan pasien terkait pencegahan penularan TB paru.

  post test terdapat adanya perbedaan

  Pengetahuan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang secara keseluruhan dalam kategori baik, hal ini dipengaruhi oleh informasi yang didapatkan sebelumnya dari petugas kesehatan di Puskesmas pada awal pengobatan TB paru sehingga untuk pengetahuan penyakit TB paru tentang penyebab, tanda dan gejala sudah baik namun untuk penularan, tentang metode pembuangan dahak dan pencegahan penularan masih rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan health coaching pada saat

  tersebut memiliki prinsip yang sama dengan health coaching yang memberikan motivasi dan edukasi pada pasien. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pasien diabetes melitus setelah pemberian motivasi dan edukasi. Simons-Morton et al, (2012) dalam Putra, (2016) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan suatu pembentukan yang terus-menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman- pemahaman baru. Peningkatan pengetahuan juga bisa disebabkan karena adanya interaksi dengan orang lain dan lingkungan sosial, sehingga dimungkinkan melalui interaksi tersebut responden mendapatkan pemahaman-pemahaman. Pengetahuan yang menetap atau hanya mengalami kenaikan yang sedikit dapat dipengaruhi oleh daya ingat seseorang. Menurut Smilkstein, (2011) dalam proses pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Proses pengolahan informasi ini melalui interaksi antara kondisi internal dan eksternal individu, untuk mengingat sesuatu manusia harus melakukan 3 hal yaitu mendapatkan informasi, menyimpannya, dan mengeluarkan kembali. Daya ingat seseorang dipengaruhi oleh tingkat perhatian, minat, daya konsentrasi, emosi dan kelelahan. Pada pelaksanaan health coaching hal-hal tersebut yang dapat mempengaruhi penerimaan dari responden.

  Hasil penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Aini (2011) tentang upaya meningkatkan perilaku pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus dengan pendekatan teori model behavioral

  Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh health coaching berbasis health

  bahwa one-on-one coaching dapat meningkatkan pengetahuan pasien gagal jantung terkait self care.

  coaching session on hearth failure pati ent’s knowledge of self care disease management. Hasil penelitian menyatakan

  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulaeman (2016) tentang pengaruh peer coaching terhadap perilaku kepatuhan diet dan kadar glukosa darah. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa peer coaching dapat meningkatkan pengetahuan, dan tindakan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Penelitian lain yang sejalan yang dilakukan oleh Palupi (2011) tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TB paru. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengatahuan pada pasien TB paru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Delacruz (2015) tentang the impact of a one-one

  peningkatan yang signifikan setelah diberikan health coaching dari pada kelompok kontrol.

  post test, kelompok perlakuan mengalami

  Berdasarkan dari nilai rerata pre test dan

  promotion model (HPM) terhadap pengetahuan pada pasien TB paru.

  pencegahan penularan pada pasien TB Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF paru. Berdasarkan dari nilai rerata pre test dan post test, kelompok perlakuan mengalami peningkatan yang signifikan setelah diberikan health coaching dari pada kelompok kontrol. Pengaruh terhadap sikap dapat dicapai dengan melalui pengetahuan yang diberikan melalui kunjungan rumah setiap minggu sebanyak empat kali kunjungan, perawat berinteraksi langsung, memberikan pengetahuan serta berdiskusi dengan pasien.

  Hasil penelitian yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2011) tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TB paru. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengatahuan pada pasien TB paru. Hasil penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Aini (2011) tentang upaya meningkatkan perilaku pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus dengan pendekatan teori model behavioral system Dorothy E. Johnson, penelitian tersebut memiliki prinsip yang sama dengan health

  pada peningkatan persespsi tentang manfaat, membantu mengatasi hambatan, meningkatkan sikap dan dukungan keluarga terbukti meningkatkan sikap pasien TB paru.

  penularan dapat dicapai dengan meningkatakan persepsi pasien, membantu mengatasi hambatan yang dihadapi dalam melakukan pencegahan penularan melalui kunjungan rumah setiap minggu sebanyak empat kali kunjungan dimana perawat berinteraksi dan berdiskusi langsung dengan pasien.

  coaching terhadap tindakan pencegahan

  pencegahan penularan pada pasien TB paru. Berdasarkan dari nilai rerata pre test dan post test, kelompok perlakuan mengalami peningkatan yang signifikan setelah diberikan health coaching dari pada kelompok kontrol. Pengaruh health

  promotion model (HPM) terhadap tindakan

  Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh health coaching berbasis health

  Pengaruh Health Coaching Terhadap Tindakan Pencegahan Penularan Pasien TB Paru

  coaching dengan pendekatan health promotion model (HPM) yang berfokus

  coaching yang memberikan motivasi dan

  pembinaan kesehatan yang berfokus pada responden yang secara efektif memotivasi perubahan perilaku secara terstruktur, melalui hubungan yang suportif. Health

  coaching dimana responden mendapatkan

  Perbedaan sikap antara responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dipengaruhi oleh adanya pemberian health

  Sikap seseorang terhadap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan yaitu a) sikap terhadap sakit dan penyakit, merupakan bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap ; gejala atau tanda dari penyakit, penyebab penyakit dan sebagainya, b) sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat, merupakan bagaimana penilaian atau pendapat terhadap cara-cara pemeliharaan berperilaku hidup sehat, c) sikap terhadap kesehatan lingkungan, merupakan bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

  Sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu. interaksi sosial ini lebih dari sekedar kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial, dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat, lebih lanjut lagi interaksi sosial ini dapat meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan (Azwar, 2007). Peningkatan sikap pada kelompok pelakuan dapat terjadi karena adanya interaksi sosial yang dialami individi baik dengan peneliti pada saat memberikan perlakuan maupun dengan orang lain di sekitar responden, petugas kesehatan, keluarga dan orang yang dianggap penting yang dapat mempengaruhi sikap respoden dalam pencegahan penularan TB paru.

  edukasi pada pasien. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat peningkatan sikap pasien diabetes melitus setelah pemberian motivasi dan edukasi.

  Hasil penelitian lain yang sejalan yang dilakukan oleh Palupi (2011) tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku penderita tuberkulosis. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengatahuan pada pasien TB paru. Hasil penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Aini (2011) tentang upaya meningkatkan perilaku pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF dengan pendekatan teori model behavioral

  system Dorothy E. Johnson, penelitian

  Nursing Theorists and Their Work. 6th. ed, Mosby Missouri. Aini, Nur. (2011).Upaya Meningkatkan

  Macadam. C .(2014). Health Coaching-A Powerful Approach to Support Self Care, British Medical Association, United Kingdom

  Motivational Interviewing-Based Health Coaching As A Chronic Care Intervention. Internasional Journal of Public Health Policy And Health Service Research, vol. 16, no. 1, hal. 1.

  Ginting T, Tuahta. (2008). Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Timbulnya Gangguan Jiwa pada penderita Tuberkulosis Paru Dewasa di RS. Persahabatan. Jurnal Respir Indo, vol.28, no. 1, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Linden, Ariel, Butterworth, Susan W dan Prochaska, James O. (2010).

  Effendy, F F. ( 2016).Pengaruh Health Coaching Dengan Pendekatan Health Belief Model Terhadap Perilaku Compliance Dan Kestabilan Tekanan Darah Penderita Hipertensi, Tesis, Universitas Airlangga, Surabaya.

  Delacruz, Flordelis. (2015). The Impact of A One-On-One Coaching Session On Heart Failure Pa tients’ Knowledge Of Self-Care Disease Management, Disertation, Azusa Pacific University, California.

  Depkes, RI & WHO .(2008). Lembar Fakta Tuberkulosis. Hari TB sedunia 24 Maret 2008.

  Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

  E. Johnson , Jurnal Ners, STIKES Insan Unggul Surabaya, vol. 2, no. 1, hal. 1- 11.

  Perilaku Pasien dalam Tatalaksana Diabetes Mellitus dengan Pendekatan Teori Model Behavioral System Dorothy

  DAFTAR PUSTAKA Alligood, M. R. & Tomey, A. M .(2006).

  tersebut memiliki prinsip yang sama dengan health coaching yang memberikan motivasi dan edukasi pada pasien. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat peningkatan perilaku pasien diabetes melitus setelah pemberian motivasi dan edukasi. Hasil penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sukartini (2015) tentang pengaruh model peningkatan kepatuhan berbasis teori sistem interaksi King terhadap self efficacy pasien TB paru. Intevensi diberikan melalaui tindakan pembelajaran dan motivasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa model peningkatan kepatuhan berbasis teori sistem interaksi King berpengaruh terhadap pencegahan penularan pasien TB paru. Perubahan perilaku dengan pendidikan akan menghasilkan perubahan yang efektif bila dilakukan melalui metode “diskusi partisipasi” yaitu dalam memberikan informasi tidak bersifat searah saja tetapi dua arah. Hal ini berarti masyarakat aktif berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya (Notoatmodjo, 2012).

  pasien TB paru baik saat kunjungan rumah atau pada saat pasien datang ke Puskemas.

  healthcoaching secara terstruktur pada

  efikasi diri pasien TB paru dan perilaku pencegahan yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Puskesmas khususnya pada ruang poli TB paru diharapkan dapat menerapkan kegiatan pemberian

  Health coaching berbasis health promotion model dapat meningkatkan

  peningkatan persespsi tentang manfaat, membantu mengatasi hambatan, meningkatkan sikap dan dukungan keluarga terbukti meningkatkan tindakan pasien TB paru. Pasien diberikan pembelajaran bagaimana cara batuk yang benar dan bersin yang benar, cara membuang dahak, menggunakan masker, dan menciptakan lingkungan yang baik untuk mencegah terjadinya penularan.

  model (HPM) yang berfokus pada

  mendapatkan pembinaan kesehatan yang berfokus pada pasien yang secara efektif memotivasi perubahan perilaku secara terstruktur, melalui hubungan yang suportif sehingga mempegaruhi pasien untuk bertindak lebih baik terkait pencegahan penularan TB paru. Health coaching dengan pendekatan health promotion

  promotion model (HPM). Pasien

  Perbedaan tindakan pencegahan penularan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dipengaruhi oleh adanya pemberian health coaching berbasis health

KESIMPULAN DAN SARAN

  Makhfudli. (2016). Pengaruh Modifikasi Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Self Efficacy, Respons Penerimaan, dan Respons Biologis pada Pasien Tuberkulosis Paru, Disertasi, Universitas Airlangga, Surabaya.

  National Health Service. (2014). Does Health Coaching Work, diakses 23 oktober 2016, eoeleadership.hee.nhs.uk. Notoatmodjo, S. (2012).Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,

  Jakarta Palupi, Dwi Lestari Mukti. (2011).Pengaruh

  Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penderita Tuberkulosis Yang Berobat di Wilayah Kerja Puskesmas Surakarta, Tesis, Universitas Sebelas Maret Surakarta Putra, Putu Wira Kusuma. (2016).

  Pengaruh Self Management Education Terhadap Pemberdayaan Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Di RSUD Wagaya Denpasar, Tesis, Universitas Airlangga, Surabaya.

  Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2002). Health Promotion in Nursing Practice. 4th ed, Upper Saddle River, (NJ), Prentice-Hall

  Rochman, T. (2010). Health Coaching Meningkatkan Self-Efficacy Keluarga dalam Melaksanakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue, Jurnal keperawatan,hal. 1-8

  Sukartini, Tintin. (2015). Pengembangan Model Peningkatan Kepatuhan Berbasis Teori Sistem Interaksi King dan Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru, Disertasi, Universitas Indonesia, Depok.

  Sulaeman, Zakiyah Darajat. (2016).

  Pengaruh Peer Coaching Terhadap Perilaku Kepatuhan Diet dan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ciumbuleuit Kota Bandung, Skripsi Thesis, Universitas Airlangga, Surabaya.

  Sari, Pipit M. (2013).Gambaran kepatuhan pengobatan penderita tuberkulosis paru setelah mengikuti peer group therapy di rumah sakit khusus paru respira UPKPM Yogyakarta, Skripsi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

  Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF