KONTRIBUSI ASAP KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA JAMBI

KONTRIBUSI ASAP KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA JAMBI

  • Meyliana Santy, Nova Srikandi

  ABSTRAK

  Perencanaan transportasi mutlak diperlukan untuk mendukung aktivitas masyarakat perkotaan saat ini. Penggunaan jasa transportasi akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kota Jambi merupakan salah satu kota kecil namun padat penduduk di Indonesia. Sebagai salah satu kota yang padat penduduk dengan beragam aktivitas, tentunya mereka menggunakan jasa transportasi, baik umum maupun pribadi untuk mempermudah mobilitas mereka. Hal tersebut mengakibatkan kualitas udara di Kota Jambi semakin memburuk, yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap tingkat kesehatan penduduk karena asap buang gas kendaraan bermotor mengandung karbon monooksida (CO), karbon dioksida (CO

  2 ) , nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC),

  sulfur dioksida (SO 2 ), timbal (Pb) dan partikulat debu.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, angket (kuisioner), dan studi literatur/studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang cukup besar antara emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan masyarakat Kota Jambi. Umumnya, masyarakat menderita penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), sesak nafas, batuk-batuk, mata perih, dan lain-lain. Jumlah penderita penyakit akibat emisi gas buang kendaraan bermotor akan terus bertambah seiring dengan menurunnya kualitas udara akibat pertambahan jumlah kendaraan bermotor.

I. PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk semakin meningkat dengan nilai konsumsi atas barang dan jasa yang meningkat pula sehingga dapat menimbulkan efek terhadap lingkungan hidup. Sebagai contoh, perencanaan transportasi mutlak diperlukan untuk mendukung aktivitas masyarakat perkotaan saat ini. Penggunaan jasa transportasi akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini dikarenakan tidak semua fasilitas yang dibutuhkan masyarakat berada pada satu tempat.

  Aktivitas transportasi tidak selamanya membawa dampak positif melainkan * juga membawa dampak negatif. Salah satunya yaitu dampak terhadap lingkungan

  Penulis adalah siswa SMA 3 Jambi sekitarnya. Khusus di daerah perkotaan, sektor transportasi merupakan kontribusi terbesar polusi udara. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya yang sebanding dengan meningkatnya emisi gas buang kendaraan bermotor. Keadaan ini dapat diperparah lagi apabila kendaraan bermotor tersebut tidak melakukan pemeriksaan emisi dan perawatan secara rutin.

  Kota Jambi merupakan salah satu kota kecil namun padat penduduk di Indonesia. Sebagai salah satu kota yang padat penduduk dengan beragam aktivitas, tentunya mereka menggunakan jasa transportasi, baik umum maupun pribadi untuk mempermudah mobilitas mereka. Hal tersebut yang tidak dapat dihindari. Kualitas udara di Kota Jambi semakin memburuk, yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap tingkat kesehatan penduduk. Untuk itu, perlu dilakukan suatu studi untuk mengetahui seperti apa keterkaitan antara transportasi khususnya kendaraan bermotor terhadap kesehatan penduduk khususnya di Kota Jambi sehingga lahirlah karya tulis ilmiah yang berjudul “ Kontribusi Asap Kendaraan Bermotor Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Kota Jambi ”.

  1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang karya tulis ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :

  1. Bagaimana potensi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai pencemar udara ? ;

  2. Bagaimana peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Jambi tiap tahunnya ? ;

  3. Zat apa yang menyebabkan emisi gas buang dari kendaraan bermotor berbahaya bagi kesehatan manusia ? ; dan

4. Bagaimana keterkaitan antara emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap

  tingkat kesehatan masyarakat di Kota Jambi ?

1.3 Tujuan

  Tujuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui potensi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai pencemar udara ;

  2. Untuk mengetahui jumlah peningkatan kendaraan bermotor di Kota Jambi tiap tahunnya ;

  3. Untuk mengetahui zat hasil emisi gas buang kendaraan bermotor yang berbahaya bagi kesehatan manusia ; dan

  4. Untuk mengetahui keterkaitan antara emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap tingkat kesehatan masyarakat di Kota Jambi.

1.4 Manfaat

  Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau pengetahuan sehingga dapat mengetahui bahaya dari emisi gas buang kendaraan bermotor yang digunakan tiap harinya bagi kesehatan manusia itu sendiri. Selain itu, karya tulis ilmiah ini juga diharapkan dapat menyadarkan masyarakat kota di Indonesia akan pentingnya udara yang bersih dan sehat.

II. TELAAH PUSTAKA

2.1 Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

  Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin

  

pembakaran dalam maupun mesin pembakaran luar yang dikeluarkan melalui sistem

pembuangan mesin .

  Proses pembakaran merupakan proses oksidasi yang memerlukan oksigen. Untuk menghasilkan tenaga pada kendaraan bermotor berbahan bakar minyak bumi, maka terjadi reaksi kimia berupa pembakaran senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang biasa digunakan adalah oktana. Proses pembakaran pada kendaraan bermotor, ikatan hidrokarbon (HC) pada bahan bakar (BB) hanya akan bereaksi dengan oksigen pada saat proses pembakaran sempurna dan menghasilkan air (H

  2 O) serta

  karbondioksida (CO

  

2 ) sedangkan nitrogen akan keluar sebagai N

2 . Pada dasarnya,

  reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

  C

8 H 18 (oktana) + 25/2O 2 → 8CO 2 + 9H

  

2 O

  Reaksi tersebut adalah reaksi pembakaran yang terjadi secara sempurna walaupun masih terdapat polutan, yaitu karbon dioksida (CO

  2 ). Teoritis pembakaran

  sempurna didapat dengan perbandingan udara/BB (Air to Fuel Ratio) adalah 14,7 dan sering disebut sebagai Stoichiometry, juga sering disebut sebagai perbandingan Lambda=1.

  .

  2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Emisi

  Emisi gas buang tiap-tiap kendaraan bermotor tidak sama satu dengan yang lainnya. Perbedaan komposisi kandungan senyawa kimia gas buang kendaraan bermotor tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis bahan bakar yang digunakan, kondisi mengemudi, jenis mesin (tahun pembuatan dan tipe), alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi, dan berbagai faktor lainnya. Namun faktor yang paling berpengaruh adalah jenis mesin. Dalam hal ini terdapat lima jenis mesin, yaitu mesin empat langkah, dua langkah, mesin bensin, mesin diesel, dan mesin rotari.

  Bahan bakar juga sangat penting dalam menentukan tingginya emisi suatu kendaraan. Contohnya jika kendaraan berkompresi rendah diisi dengan bensin beroktan tinggi, maka mesin akan lebih cepat terkena karat. Sehingga kerja mesin menjadi kurang optimal. Selain itu kinerja mesin juga tidak meningkat, malah mesin menjadi cepat panas dan boros. Dengan tidak efisiennya mesin, emisi pun menigkat sehingga polusi semakin bertambah. Lalu apabila sebaliknya (mesin kompresi tinggi diisi dengan bensin oktan rendah), ledakan akan terjadi beruntun pada ruang pembakaran yang semestinya hanya boleh terjadi satu ledakan. Hal ini terjadi karena bensin beroktan rendah lebih cepat terbakar sehingga terjadi ledakan beruntun pada ruang pembakaran mesin kompresi tinggi. Dengan adanya ledakan tersebut, mesin menjadi rusak dan emisi menjadi naik dan polusi pun bertambah.

  2.3 Pencemaran Udara

  Saat ini, masalah pencemaran udara sudah sering didengar, baik di kalangan intelektual maupun orang awam. Bahkan masalah pencemaran udara telah menjadi masalah dunia, dimana semua orang turut merasakan akibatnya. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang- undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

  Definisi tentang pencemaran (polusi) udara telah banyak disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya Lee dan Parkins. Polusi udara menurut CC. Lee : 1997 adalah sebagai berikut.

  “Air pollution means the presence in the atmosphere of one or more air contaminants in sufficient quantities and of such characteristics and duration as to be injurious to human, plant, or animal life, to health, or to property, or to unreasonably interfere with the enjoyment of life or property”

  Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pencemaran (polusi) udara adalah masuknya zat lain ke dalam udara, baik disengaja maupun secara alamiah, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang dapat menyebabkan gangguan dan atau kerugian terhadap makhluk hidup atau benda-benda di sekitarnya. Bahkan sering disampaikan pula bahwa masuknya zat tersebut tidak hanya merupakan zat namun juga dapat berupa makhluk hidup, energi atau komponen lainnya (berbentuk gas dan atau partikel kecil/aerosol) termasuk juga di dalamnya adalah kebisingan yang berasal dari kegiatan manusia atau oleh proses alam.

  .

2.4 Dampak Emisi Gas Buang

  Emisi gas buang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui berbagai cara, antara lain dengan merangsang timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi, orang tua dan golongan berpenghasilan rendah biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi perumahan dan lingkungan yang buruk.Polusi kendaraan mempengaruhi manusia di lebih dari satu cara. Emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor adalah racun tidak hanya untuk manusia, tetapi untuk semua makhluk hidup lainnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan pada : Hari, Tanggal : Senin, 18 Juli 2011 dan Jum’at, 22 Juli 2011

  Tempat : Dinas Pendapatan Kota Jambi, Dinas Kesehatan Kota Jambi, PT PERTAMINA,

  3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan penulis kepada staf/pegawai Dinas Pendapatan Kota Jambi, Dinas

  Kesehatan Kota Jambi, PT PERTAMINA, dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Kota Jambi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan. Selain itu penulis juga menggunakan metode angket (kuisioner) yang diberikan kepada setiap siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Penulis juga menggunakan metode studi literatur/studi pustaka untuk mendukung data-data yang telah dikumpulkan.

  3.3 Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kendaraan bermotor di Kota

  Jambi. Sementara, penulis mengambil sampel sebanyak 50 penduduk Kota Jambi (baik pengendara maupun bukan) yang merupakan pelajar SMA Negeri 3 Kota Jambi yang kemudian akan didata seberapa besar pengaruh asap kendaraan terhadap kesehatan mereka masing-masing.

  3.4 Data dan Sumber Data Data dan sumber data diperoleh dalam karya tulis ilmiah ini berasal dari hasil wawancara yang penulis lakukan. Selain itu, sumber data juga diperoleh dari angket yang penulis sebarkan kepada 50 pelajar (baik pengendara maupun bukan). Hasil wawancara dan angket tersebut juga berpanduan kepada buku-buku dan artikel-artikel yang ada di internet.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode skala, yaitu suatu metode pengambilan data di mana data-data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh melalui pernyataan atau pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai suatu hal yang disajikan dalam bentuk suatu daftar pertanyaan (Koentjaraningrat, 1994 : 173).

  3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis kualitatif data yang berupa reduksi data, display data kemudian mengambil kesimpulan dan verivikasi digunakan untuk menganalisis hasil wawancara dan hasil penyebaran angket (kuisioner) kepada 50 pelajar di Kota Jambi.

  Sedangkan teknik analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dari hasil wawancara yang berupa kenaikan jumlah kendaran bermotor di kota Jambi pada tahun-tahun tertentu, jumlah kenaikan dampak dari emisi gas buang kendaraan bermotor di Kota Jambi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan lain-lain yang ditulis dalam bentuk persentase dan juga diagram.

IV. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  Kota Jambi merupakan salah satu kota kecil di Indonesia namun padat penduduk. Hal tersebut terjadi karena tidak idealnya perbandingan antara luas wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata di Kota Jambi dari tahun 2000 hingga 2005 adalah 3,37 %. Pertumbuhan penduduk tersebut berbanding lurus dengan tingkat transportasi. Setiap tahunnya, jumlah kendaraan bermotor yang berada di Kota Jambi selalu meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Kota Jambi, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di kantor pelayanan pajak kendaraan bermotor tersebut dilampirkan dalam tabel berikut.

  Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor Yang Terdaftar Di KPP Tahun

  Jenis kendaraan Jumlah Tatol

  Kendaraan Dalam

  (%) Roda 4 Roda 2 2005 51.433 359.816 411.249 10,30 %

  2006 56.966 441.601 498.567 12,48 % 2007 63.311 529.886 593.197 14,85 % 2008 73.015 657.084 730.099 18,28 % 2009 80.752 730.012 810.764 20,30 % 2010 90.672 859.727 950.399 23,79 %

  100% Total 3.994.275

  Sumber : Dinas Pendapatan Kota Jambi Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan, baik roda 4 maupun roda 2 selalu meningkat setiap tahunnya dengan kenaikan rata-rata sebesar

  2,70 % tiap tahunnya atau sama dengan sekitar 107.845 buah kendaraan bermotor setiap tahun.

  Sementara itu, berdasarkan data yang penulis dapat dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Kota Jambi, untuk saat ini, kualitas udara ambien kota Jambi masih berada pada ambang batas normal (baik). Namun, akan terjadi kecenderungan yang meningkat pada trend pertumbuhan ambang batas kualitas udara. Hingga pada tahun tertentu, ambang batas ini akan melebihi ambang batas normal (baik) karena terjadi peningkatan jumlah kendaraan bermotor seiring dengan berjalannya waktu. Dari sampel kendaraan bermotor sebanyak 504 unit yang diambil BAPEDALDA untuk uji emisi pada tahun 2008, sebanyak 135 unit atau 26,8 % kendaraan tidak lulus uji emisi.

  Hal ini jugalah yang menyebabkan semakin tingginya tingkat polusi udara di Kota Jambi.

4.2 Pembahasan

  Bahaya gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan tergantung dari toksisitas (daya racun) masing-masing senyawa dan seberapa luas masyarakat terpajan olehnya. Pada umumnya istilah dari bahaya terhadap kesehatan yang digunakan adalah pengaruh bahan pencemar yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko atau penyakit atau kondisi medik lainnya pada seseorang atau kelompok orang. Pengaruh ini tidak dibatasi hanya pada pengaruhnya terhadap penyakit yang dapat dibuktikan secara klinik saja, tetapi juga pada pengaruh yang pada suatu mungkin juga dipengaruhi faktor lainnya seperti umur.

  Dari hasil penyebaran angket yang penulis lakukan kepada 50 pelajar SMA N 3 Kota Jambi (baik pengendara sepeda motor maupun bukan) ternyata didapatkan hasil bahwa sebanyak 32 siswa menggunakan kendaraan bermotor (kesemuanya adalah beroda dua). Sementara 18 siswa lainnya tidak menggunakan kendaraan bermotor melainkan diantar-jemput oleh orang tua mereka.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

  Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa asap kendaraan bermotor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan masyarakat di Kota Jambi. Namun, pengaruh dari pencemaran/polusi udara khususnya akibat kendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat kumulatif. Penyakit yang paling umum dan dominan yang diderita oleh masyarakat Kota Jambi adalah penyakit saluran pernafasan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Penyakit tersebut akan terus menyerang penduduk Kota Jambi karena jumlah kendaraan bermotor terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang akhirnya akan memperparah kondisi udara di Kota Jambi.

5.2. Saran

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :

  1. Pemerintah hendaknya lebih serius memperhatikan tentang pengendalian pencemaran udara terutama dengan lebih intensif melakukan pemeriksaan gas buang (uji emisi) kendaraan bermotor baik untuk roda dua maupun roda empat (pribadi maupun dinas) dan mensosialisasikan pentingnya perawatan kendaraan bermotor ;

  2. Pemerintah sebaiknya menetapkan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) yang pernah dilaksanakan di Jakarta dimana seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali hanya diperbolehkan menggunakan sepeda ;

  3. Masyarakat hendaknya memiliki prinsip hemat dalam mengonsumsi kendaraan bermotor dengan mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan menggunakan kendaraan umum.

4. Kepada semua masyarakat yang berkompeten agar menciptakan bahan bakar

  alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti CNG (Compressed Natural Gas), LPG, dan minyak nabati.

DAFTAR PUSTAKA

  Arifin, Zainal dan Sukoco. 2009. Pengendalian Polusi Kendaraan.Bandung : ALFABETA

  Sukardjo. 2009. Kimia SMA/MA. Jakarta : PT Bumi Aksara ________. Bahan Bakar Minyak Untuk Kendaraan Bermotor, Rumah Tangga,

  Industri, dan Kapal. Jakarta : PERTAMINA

  http://ada-blazer.blogspot.com/2009/12/polusi-kendaraan-bermotor.html (diakses

  tanggal 06 Juli 2011)

  http://cepot.wordpress.com/2006/11/04/analisa-emisi-gas-buang/ ( diakses tanggal 09 Juli

  2011 )

  http://forum.otomotifnet.com/otoforum/showthread.php?4911-Polusi-mesin-kendaraan- bermotor ( diakses tanggal 06 Juli 2011 ) http://id.wikipedia.org/wiki/Emisi_gas_buang ( diakses tanggal 09 Juli 2011 ) http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara ( diakses tanggal 08 Juli 2011 ) http://kafemotor.wordpress.com/2007/11/09/bahaya-polusi-kendaraan-bermotor-i/ (diakses

  tanggal 06 Juli 2011)

  http://radmarssy.wordpress.com/2007/02/06/dampak-polusi-asap-kendaraan-bagi-kesehatan/

  ( diakses tanggal 06 Juli 2011 )

  http://sains.kompas.com/read/2009/12/07/07514859/ada.seribu.racun.di.asap.kendaraan (

  diakses tanggal 09 Juli 2011 )

  http://techno.okezone.com/read/2011/04/08/56/443806/awas-polusi-kendaraan-sebabkan- kerusakan-otak ( diakses tanggal 06 Juli 2011 ) http://www.i-berita.com/hot/awaspolusi-kendaraan-sangat-berbahaya-bagi-kesehatan.html (

  diakses tanggal 06 Juli 2011 )

  http://www.ligagame.com/forum/index.php?topic=69747.0;wap2 ( diakses tanggal 09 Juli

  2011 )

Dokumen yang terkait

PENGARUH SERVICE PERFORMANCE DAN RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

0 0 14

ANALISIS MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMPENSASI SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR

0 0 15

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MASYARAKAT PESISIR BERBASIS KOPERASI NELAYAN BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR SEMARANG (Coastal Resources Development Based Community Development Cooperation In The Coastal Fishermen Semarang) Iin Indarti )

0 0 18

MODEL KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI PADA RUMAH SAKIT DI KOTA SEMARANG) Model Customer Satisfaction With Work Experience as Moderating Variable (Study in Hospital in Semarang City) Maduretno Widowati ) Mohkla

0 0 22

PENGARUH KEBIJAKSANAAN PERUSAHAAN TERHADAP SEMANGAT DAN KEGAIRAHAN KERJA KARYAWAN

1 1 21

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Kecamatan Gayamsari Kota Semarang) Effect of Competence and Motivation to the Performance of Employees with Communication as Moderating Var

0 0 21

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2012 (Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure on Financial Performance Companies Listed in Indonesia St

0 0 20

PENGARUH LEVEL TRANSPARANSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI (The Effect of Good Corporate Governance Transparancy Level and Board of Comisioner Characteristic on

0 0 21

PENGARUH ANALISIS DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA), STOCHASTIC FRONTIER APPROACH (SFA), DISTRIBUTION FREE APPROACH (DFA), DERIVASI FUNGSI PROFIT DAN BOPO TERHADAP PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 0 24

KERAGAMAN PAKET LAYANAN UBI JALAR SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF DALAM MEMBANGUN DIVERSIFIKASI PANGAN DI PROVINSI JAMBI

0 0 7