15.SI PI Analisa Kelebihan dan Kekuranga

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL (SI-PI)
ANALISA KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM SERTA REKOMENDASI UNTUK
PERBAIKAN SISTEM YANG AKAN DATANG

Dosen :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Oleh :
YOHANES AGUNG NUGROHO
55516120049

FAKULTAS MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA MERUYA
JAKARTA
2017

DAFTAR ISI________________________________________________________________________i

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1


LATAR BELAKANG___________________________________________________________1

1.2

PERUMUSAN MASALAH______________________________________________________2

1.3

TUJUAN_____________________________________________________________________2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN_____________________________________________3

2.2

KOMPONEN SISTEM INFORMASI MANAJAMEN_________________________________9

2.3


IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS___________________________11

BAB 3. PEMBAHASAN
3.1

KEUNTUNGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI________________________________13

3.2

KESUKSESAN SISTEM INFORMASI_____________________________________________13

3.3

KEGAGALAN SISTEM INFORMASI_____________________________________________15

3.4

SOLUSI KEGAGALAN SISTEM INFORMASI______________________________________16


BAB 4. PENUTUP
4.1

KESIMPULAN_______________________________________________________________26

4.2

SARAN_____________________________________________________________________27

DAFTAR PUSTAKA_________________________________________________________________28

1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menghadapi persaingan industri yang semakin berkembang, menuntut suatu perusahaan untuk memiliki
suatu sistem informasi yang mampu untuk menciptakan dan memanipulasi informasi internal dan
eksternal secara efektif, sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk mendeteksi secara efektif
kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan strategi. Dalam menghadapi banyaknya tantangan
dalam industri, maka perusahaan dapat mengimplementasikan sebuah sistem informasi.

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia. Tanpa darah, manusia
tidak akan dapat melanjutkan kehidupannya. Hal ini berlaku juga di dalam sebuah perusahaan,
bagaimana peran informasi yang sangat besar dalam mendukung kelangsungan perusahaan. Akibat
ketiadaan atau kekurangan informasi dalam waktu tertentu, perusahaan akan mengalami
ketidakmampuan dalam mengelola dan mengontrol sumber daya secara terpadu, yang pada akhirnya
akan mengalami kekalahan bersaing dengan para pesaingnya.
Upaya perusahaan dalam menghasilkan informasi yang handal harus dilakukan dengan mengembangkan
Sistem Informasi Manajemen. Sistem Informasi Manajemen mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam mengelola informasi berbasis komputer secara menyeluruh dan terkoordinasi yang mampu
mentransformasikan data menjadi informasi lewat serangkaian cara yang dapat meningkatkan
produktivitas dan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Peran manajemen menjadi sangat
penting dalam menghasilkan informasi, terkait pemetaan kebutuhan informasi, penentuan jenis dan
kualifikasi informasi, dan penggunaan informasi tersebut yang didasarkan kepada “core business” dan
tujuan perusahaan. Dengan kata lain, Sistem Informasi Manajemen memiliki cakupan lebih luas dari
teknologi informasi yang merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen.
Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan adalah pelaksanaan yang efektif dari teknlogi informasi,
karena memerlukan orang untuk memahami, menyerap, dan beradaptasi dengan persyaratan baru.
Banyak yang mengatakan bahwa orang menyukai kemajuan tetapi membenci perubahan. Sistem
informasi tidak akan pernah berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu di dukung banyak faktor-faktor
yang mampu menjadikan efektifitas sistem akan tercapai. Kesuksesan pengembangan sistem informasi

sangat tergantung pada kessesuaian harapan antara system analyst, pemakai (user), sponsor
dan customer. Sistem informasi bagi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua
sumber daya, informasi, dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap adalah ERP
(Enterprise Resource Planning) adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk
mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi, dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis
lengkap.
Perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi
tetapi juga perubahan prilaku dan organisasional. Oleh karena itu, dampak utama dari teknologi
informasi dimediasi oleh sejumlah faktor, banyak yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang
konteks organisasi dan perilaku manusia. Saat ini hampir semua perusahaan melakukan investasi /
implementasi teknologi informasi, untuk menunjang bisnis mereka. Tidak sedikit perusahaan yang
melakukan implementasi hanya sebatas mengikuti tren tanpa memahami apa tujuan dari implementasi
teknologi informasi tersebut sehingga menyebabkan kegagalan dalam implementasinya.
1

Namun tidak sedikit pula perusahaan yang mampu merasakan manfaat melalui penerapan teknologi
informasi sebagai penunjang bisnis mereka.
Dengan demikian, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai “Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Kegagalan dan Kesuksesan dalam Pembangunan dan Penerapan Sistem Informasi di
Suatu Perusahaan”.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini akan diuraikan mengenai sistem informasi manajemen dari berbagai aspek. Dimulai
dari definisi dan pengertian sistem informasi manajemen, ruang lingkup sistem informasi manajemen,
Pihak-pihak mana saja yang membutuhkan system informasi manajemen dan siapa saja yang dapat
menjalankan serta mendapatkan manfaat dari sistim informasi manajemen.
Kita juga perlu mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari adanya penerapan sistim informasi
manajemen. Apa saja yang dapat dikembangkan lagi dengan adanya sistim informasi manajemen. Dan
mengenai kekurangan dari sistim informasi manajemen, maka bagaimana caranya untuk mengatasi
kekurangan-kekurangan tersebut dan bagaimana untuk bisa antisipasinya.
Pada kesempatan ini juga saya akan coba juga membahas hal-hal lain yang berhubungan dan berkaitan
langsung dengan sistim informasi manajemen yaitu mengenai sistim pendukung keputusan. Apa definisi
dan pengertian dari sistim pendukung keputusan, kriteria-kriterianya, karakterstik, komponen
pendukung serta keuntungan-keuntungan dari sistim pendukung keputusan.

1.3 Tujuan
Paper ini ditujukan untuk :






Mengkaji keterkaitan antara sistem informasi dengan proses bisnis perusahaan.
Mengindentifikasi berbagai faktor pendukung dalam kesuksesan maupun kegagalan terhadap
penerapan dan pengembangan sistem informasi di suatu perusahaan.
Menemukan solusi untuk faktor-faktor penghambat terhadap pembangunan dan penerapan sistem
informasi di suatu perusahaan dan memberikan masukan bagi para pengembang sistem informasi.
Diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dasar mengenai Sistem Informasi Manajemen dan
memahami peran sistem informasi manajemen dalam proses pengambilan keputusan pengendalian
internal.

2

BAB 2. TINJAUN PUSTAKA
2.1

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut O’Brien (2002) dikatakan bahwa SIM adalah suatu sistem
terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi
pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem

informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan
berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen
(Wikipedia, 2010).
Tujuan SIM, yaitu:




Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan
perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi melakukan pemrosesan data dan
kemudian mengubahnya menjadi informasi. Menurut O’brien (2010) SIM merupakan kombinasi yang
teratur antara people, hardware, software, communication network dan data resources (kelima unsur ini
disebut komponen sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam
organisasi seperti pada Gambar 1.


Gambar 1. Komponen Sistem Informasi
Sumber: O’Brien (2010)
Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu :
• Mendukung proses bisnis dan operasional
• Mendukung pengambilan keputusan
• Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif

3

Gambar 2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi
Sumber: O’Brien (2010)

2.1.1

Teknologi Informasi

a. Definisi Teknologi Informasi
Teknologi Informasi biasa disebut TI, IT (Information Technology) atau Infotech. Berbagai definisi
teknologi informasi telah diutarakan oleh beberapa ahli, diantaranya :
Haag den Keen (1996), Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu pengguna bekerja

dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
Martin (1999), Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras atau
lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
Williams dan Swayer (2003), Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi
(komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
Dari definisi diatas terlihat bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun eksplisit tidak
sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain, yang
disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi.
b. Pengelompokan Teknologi Informasi
Telah diketahui bahwa teknologi informasi mencakup teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
Lebih rinci, teknologi infromasi dapat dikelompokan menjadi 6 teknologi, yakni teknologi komunikasi,
teknologi masukan, teknologi perangkat lunak, teknologi penyimpanan, dan teknologi mesin pemroses.
1. Teknologi Komunikasi
2. Teknologi Masukan
Teknologi masukan (input technology) adalah teknologi yang berhubungan dengan peralatan untuk
memasukkan data ke dalam sistem komputer. Piranti masukan yang lazim dijumpai dalam sistem
komputer berupa keyboard dan mouse.

3.


Teknologi Mesin Pemroses
4

Mesin Pemroses (processing machine) lebih dikenal dengan sebutan CPU (Central Processing Unit),
mikroprosesor, atau prosesor. Contoh prosesor yang terkeanl saat ini, antara lain adalah Intel dan
AMD.
4.

Teknologi Penyimpanan
Teknologi penyimpanan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu memori internal dan penyimpanan
eksternal.
Memori internal (biasa juga disebut main memory atau memori utama) berfungsi sebagai pengikat
sementara baik bagi data, program, maupun informasi ketika proses pengolahannya dilaksanakan
oleh CPU. Dua contoh memori internal yaitu ROM dan RAM. ROM (Read Only Memory) adalah
memori yang hanya bisa dibaca, sedangkan RAM (Read Access Memory) adalah memori yang
isinya bisa diperbaharui.
Penyimpanan eksternal (external storage) dikenal juga dengan sebutan penyimpanan sekunder.
Penyimpanan eksternal adalah segala piranti yang berfungsi untuk menyimpan data secara
permanen. Pengertian permanen disini berarti bahwa data yang terdapat pada penyimpanan akan
tetap terpelihara dengan baik sekalipun komputer sudah dalam keadaan mati (tidak mendapat aliran
listrik). Harddisk, disket, dan flashdisk adalah contoh penyimpanan eksternal.

5.

Teknologi Keluaran
Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang berhubungan dengan segala piranti
yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil pengolahan sistem. Layar dan monitor dan printer
merupakan piranti yang biasa digunakan sebagai piranti keluaran.

6.

Teknologi Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) atau dikenal juga dengan sebutan program. Tentu saja untuk
mengerjakan tugas komputer, diperlukan perangkat lunak sendiri. Sebagai contoh Microsoft Word
merupakan contoh perangkat lunak pengolah kata yang berguna untuk membuat dokumen,
sedangkan Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang berguna untuk mengolah gambar.

c.

Komponen Sistem Teknologi Informasi

Yang dimaksud dengan sistem teknologi informasi adalah sistem yang terbentuk sehubungan dengan
penggunaan teknologi informasi. Suatu sistem teknologi informasi pada dasarnya tidak hanya mencakup
hal-hal yang bersifat fisik, seperti komputer dan printer, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak terlihat
secara fisik, yaitu piranti lunak dan yang lebih penting lagi adalah orang. Dengan kata lain, komponen
utama sistem teknologi informasi adalah berupa:
1.
2.
3.
4.
5.

Data
perangkat keras (hardware)
perangkat lunak (software)
Perangkat Jaringan (netware)
orang (brainware)

5

Gambar 3. Skema Sistem Teknologi Informasi
Sumber: O’Brien (2010)
Sistem teknologi informasi dapat dibedakan dengan berbagai cara pengklasifikasian. Misalnya, menurut
fungsi sistem (embedded IT System, dedicated IT system, dan general purpose IT system), menurut
departemen atau perusahaan bisnis (sistem informasi akuntansi, sistem informasi pemasaran, sistem
informasi produksi, dll), menurut dukungan terhadap level manajemen dalam perusahana (sistem
pemrosesan transaksi, sistem pendukung keputusan, dan sistem informasi eksekutif), menurut ukuran
dan menurut cara melayani permintaan (klien-server).
d.

Peranan Teknologi Informasi

Peranan teknologi informasi pada aktifitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi
informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap
perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur,operasi dan manajemen organisasi. Berkat teknologi
ini berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Pengambilan uang melalui ATM, transaksi
melalui internet yang dikenal dengan E-Commerce atau perdagangan elektronik, transfer uang melalui
E-Banking yang dapat dilakukan dirumah merupakan sejumlah contoh hasil penerapan teknologi
informasi.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa :
• Teknologi informasi menggatikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan
otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
• Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan suatu tugas atau proses.
• Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia.

Dalam hal ini teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas
atau proses. Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi dibidang teknologi
informasi. Alasan yang paling umum adalah adanya kebutuhan untuk mempertahankan dan
meningkatkan posisi kompetitif, mengurangi biaya, meningkatkan fleksibilitas dan tanggapan.

6

2.1.2
a.

Internet Working

Intranet

Intranet adalah sebuah jaringan privat (private network) yang menggunakan protokol-protokol Internet
(TCP/IP), untuk membagi informasi rahasia perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada
karyawannya. Istilah intranet hanya merujuk kepada layanan yang terlihat, yakni situs web internal
perusahaan. Untuk membangun sebuah intranet, maka sebuah jaringan haruslah memiliki beberapa
komponen yang membangun internet, yakni Protocol Internet (Protokol TCP/IP, alamat IP, dan protokol
lainnya), client dan juga server. Protokol HTTP dan beberapa protokol internet lainnya (FTP, POP3, atau
SMTP) umumnya merupakan komponen protokol yang sering digunakan.

Gambar 4. Intranet Network
Umumnya, sebuah intranet dapat dipahami sebagai sebuah “versi pribadi dari jaringan Internet” atau
sebagai sebuah versi dari internet yang dimiliki oleh sebuah organisasi.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Intranet)
b.

Ekstranet

Ekstranet adalah jaringan pribadi yang menggunakan protokol internet dan sistem telekomunikasi publik
untuk membagi sebagian informasi bisnis atau operasi secara aman kepada penyalur (supplier), penjual
(vendor), mitra (partner), pelanggan dan lain-lain. Ekstranet dapat juga diartikan sebagai intranet sebuah
perusahaan yang dilebarkan bagi pengguna di luar perusahaan. Perusahaan yang membangun ekstranet
dapat bertukar data bervolume besar dengan EDI (Electronic Data Interchange), berkolaborasi dengan
perusahaan lain dalam suatu jaringan kerjasama dan lain-lain.

Gambar 5. Jaringan Ekstranet
7

Jadi, ekstranet merupakan perluasan dari jaringan intranet yang biasanya menghubungkan jaringan satu
jaringan lokal dengan jaringan lokal lainnya. Ekstranet memiliki security yang lebih aman
dibandingakan dengan internet. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstranet)
c.

Internet

Internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di
dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang
berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching
communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan internet. Cara menghubungkan
rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.

Gambar 6. Internet Network
Jadi, internet menggunakan suatu pengalamatan khusus untuk menyampaikan pesan atau informasi antar
perangkat. Jaringan internet merupakan jaringan besar yang ada di dunia ini yang menghubungkan satu
benua dengan benua lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Internet)
2.1.3

E-commerce

E-commerce adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penjualan barang dan jasa melalui
Internet. Dalam pengertian yang paling umum, hanya menciptakan situs Web yang mengiklankan dan
mempromosikan produk dapat dianggap “e-commerce.” Dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun
e-commerce telah menjadi jauh lebih canggih. Bisnis e-commerce sekarang menawarkan toko online
yang rumit di mana pelanggan dapat mengakses ribuan produk, pemesanan, pilih metode pengiriman
yang diinginkan dan membayar untuk pembelian menggunakan kartu kredit mereka.
Sedangkan menurut O’Brien (2011), E-commerce adalah pembelian, penjualan, pemasaran, dan
pelayanan produk, layanan, dan informasi melalui berbagai jaringan komputer. Banyak perusahaan
sekarang menggunakan internet, intranet, extranet, dan jaringan lain untuk mendukung setiap langkah
dari proses komersial, termasuk segala sesuatu dari dukungan iklan, penjualan, dan pelanggan di World
Wide Web untuk keamanan Internet dan mekanisme pembayaran yang memastikan penyelesaian
pengiriman dan proses pembayaran. Sebagai contoh, sistem e-commerce termasuk situs Web Internet
untuk penjualan online, akses ke database persediaan ekstranet oleh pelanggan besar, dan penggunaan
intranet perusahaan dengan tenaga penjualan untuk mengakses catatan pelanggan untuk manajemen
hubungan pelanggan.

8

Gambar 7. Framework untuk e-commerce
2.1.4

E- Business

e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan secara langsung
maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet
sebagai medium komunikasi dan transaksi ,dan salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah
dunia bisnis internal, melingkupi sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk, dan
pengembangan usaha. Secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi.
Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan
jasa internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.
Marketspace adalah arena di internet, tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli secara bebas
seperti layaknya di dunia nyata (marketplace). Mekanisme yang terjadi di marketspace pada hakekatnya
merupakan adopsi dari konsep “pasar bebas” dan “pasar terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka
untuk masuk ke arena tersebut dan bebas melakukan berbagai inisiatif bisnis yang mengarah pada
transaksi pertukaran barang atau jasa. (http://id.wikipedia.org/wiki/E-business).
E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk,
pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis
melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven
Alter. Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall. 2002)
2.2 KOMPONEN SISTEM INFORMASI MANAJAMEN
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi menghasilkan hasil keluaran (output)
dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Menurut O’brien (2007) SIM merupakan kombinasi yang
teratur antara people, hardware, software,communication network dan data resources (kelima unsur ini
disebut komponen system informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam
organisasi.
Prinsip utama perancangan SIM: harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan
sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam
perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai
dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang
terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen
hardware, komponen software, komponen basis data, komponen kontrol, dan komponen jaringan.
Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk
mencapai sasaran.
9

Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media
untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar.
Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi
data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang
berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data
dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang diambil
dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan
yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System).
Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air, debu,
kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal
yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
10

Komponen Jaringan
Untuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan media
untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di suatu perusahaan.
Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware komponen jaringan berupa
kartu penghubung jaringan (Network Interface Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator),
repeater, bridge, dan router. Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network
adapter drive, dan protokol jaringan.

2.3 IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS
Sistem informasi adalah suatu sistem yang saling berinteraksi dengan lingkungan dan melalui suatu
siklus yang disebut siklus sistem informasi. Siklus tersebut terdiri dari input, process,
dan output (“IPO”). Siklus IPO menggambarkan bagaimana system memperoleh input dari luar dan
kemudian diproses sehingga menghasilkan suatu output.
Output yang dihasilkan akan dikembalikan sebagai information service. Ada tiga bagian utama dari
sistem informasi:
Data yang mendukung informasi
Prosedur bagaimana mengoperasikan sistem informasi
Orang yang membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan menggunakan sistem
informasi

Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis, yaitu :
1. Mendukung proses bisnis dan operasional.
2. Mendukung pengambilan keputusan.
3. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif.

Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen dan pihak nonmanajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun atau
dipakai dalam sebuah organisasi perlu mengakomodasi kebutuhan pemakai berdasarkan level
manajemen. Namun sebelum membicarakan sistem informasi seperti itu, berbagai level manajemen
dalam suatu organisasi akan dibahas terlebih dulu.
Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil baik mengatasi masalah bisnis adalah tantangan
utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat ini. Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab
untuk mengajukan atau mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi
perusahaan. Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola usaha pengembangan
yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para pemakai akhir bisnis. Mengembangkan solusi
system.
Di dalam organisasi tradisional umumnya terdapat 4 kelompok, yaitu manajemen tingkat atas,
manajemen tingkat menengah, manajemen tingkat bawah, dan pegawai non-manajemen.
11

Manajemen tingkat atas (atau sering disebut manajemen strategis) adalah manajemen pada level paling
atas yang menangani keputusan-keputusan strategis. Keputusan strategis adalah keputusan yang sangat
kompleks dan jarang sekali menggunakan prosedur yang telah ditentukan.
Manajemen tingkat menengah (atau disebut manajemen taktis) adalah manajemen yang bertanggung
jawab terhadap keputusan-keputusan taktis, yaitu keputusan-keputusan yang mengimplementasikan
sasaran-sasaran strategis suatu organisasi.
Manajemen tingkat bawah adalah manajemen yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan
operasional dalam suatu organisasi. Fokus utama kejadian-kejadian sehari-hari, dan melakukan
tindakan-tindakan koreksi jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Para pegawai non-manajemen adalah semua
pegawai yang tidak termasuk dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan horisontal. Arus
informasi vertikal dibedakan menjadi arus informasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Arus
informasi vertikal ke bawah berupa strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus informasi vertikal ke atas
berupa ringkasan kinerja organisasi.
Teknologi sistem informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan
andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur,operasi dan manajemen
organisasi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa :
Teknologi informasi menggatikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi
terhadap suatu tugas atau proses.
Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan suatu tugas atau proses. Teknologi
informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia.
Dalam hal ini teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas
atau proses. Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi dibidang teknologi
informasi. Alasan yang paling umum adalah adanya kebutuhan untuk mempertahankan dan
meningkatkan posisi kompetitif, mengurangi biaya, meningkatkan fleksibilitas dan tanggapan (R. E.
Indrajit, 2000).

12

BAB 3. PEMBAHASAN
Dengan adanya komputer untuk membantu teknologi informasi, berbagai organisasi telah
mangalokasikan dana yang cukup besar untuk sistem informasi. Untuk itu diperlukan analisa mengenai
faktor-faktor apa saja yang menunjang sistem informasi yang bagus. Meskipun suatu organisasi telah
menerapkan sistem informasi untuk menunjang aktivitasnya, penerapan tersebut bisa berhasil ataupun
tidak. Seringkali penerapan sistem informasi, terutama yang berbasis IT menjadi gagal. Kegagalan
tersebut bisa berarti proyeknya tidak selesai ataupun telah diimplementasikan namun penggunaannya
tidak efektif.

3.1 KEUNTUNGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI
a)

Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih
efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya
(low-cost leadership). Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan
juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan
jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki
persaingan pasar.

b)

Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching
costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya.

c)

Membangun sumber-sumber informasi strategis
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh
perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa
spesialis sistem informasi, dan melatih end users.

3.2 KESUKSESAN SISTEM INFORMASI
Peluang kegagalan penerapan sistem informasi terutama yang berbasis komputer sangat besar, maka
sebaiknya dalam pembuatan sistem informasi harus melalui proses yang tepat. System
Development Lyfe Cycle adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan
programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :







Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
Merancang sistem informasi baru
13





Membangun sistem informasi baru
Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan

System Development Lyfe Cycle (“SDLC”) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem
melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak
digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping,
incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang
besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat
enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah
sama. Langkah tersebut adalah. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang
sedang berjalan Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek
system Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman
yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi Pengembangan sistem, yaitu tahap
pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan Pengujian sistem, yaitu
melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu
menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai
dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang,
kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan
sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak
maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di
langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk
membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji
kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan
mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi system.
Salah satu tantangan yang dihadapi sistem informasi adalah teknologi dan keadaan perusahaan yang
terus mengalami perkembangan sehingga menimbulkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Oleh
karena itu perusahaan perlu mengetahui langkah-langkah yang tepat agar sistem informasi bisa terus
diterapkan dengan sukses mengikuti perkembangan perusahaan. Fuadi (1995) menyebutkan empat
langkah-langkah yang perlu diketahui perusahaan untuk penyempurnaan suatu sistem informasi.
Langkah pertama adalah analisa sistem. Pada langkah ini dilakukan survei intensif atas sistem yang ada
dan kebutuhan pengolahan data informasi di masa depan. Suatu analisa dilakukan atas informasi yang
diperoleh dalam survei. Selanjutnya, analisa tersebut mencoba untuk mengetahui apa masalah-masalah
utama yang terdapat dalam sistem yang telah ada. Selanjutnya, dilakukan sintese system, yaitu
pengumpulan hasil survei dan analisa untuk merancang rekomendasi bagi revisi sistem yang telah ada
atau mengembangkan suatu sistem baru. Analisa tersebut harus mencakup evaluasi mengenai kebutuhan
informasi bagi para manajer dan para pemakai sistem lainnya. Dengan begitu, akan diketahui
kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem tersebut.
14

Langkah kedua dalam penyempurnaan sistem informasi adalah desain sistem. Desain sistem merupakan
proses penyiapan spesifikasi yang terperinci untuk pengembangan suatu sistem baru. Untuk itu, harus
dibuat rencana pengembangan yang disiapkan pada langkah analisa sistem. Desain sistem harus dimulai
dengan spesifikasi output sistem yang diperlukan yang mencakup isi, format, volume, serta frekuensi
laporan dan dokumen. Selanjutnya menentukan isi dan format input sistem dan file. Setelah itu
dilakukan desain mengenai langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur, dan pengendalian. Serta
kegiatan untuk menyiapkan suatu sistem implementasi sistem yang baru.
Langkah ketiga dalam penyempurnaan sistem informasi adalah implementasi sistem. Pertama-tama
dilakukan perencanaan dan penjadwalan aktivitas implementasi agar dapat dikordinasi dengan baik.
Selain itu, bila perlu, dilakukan penerimaan pegawai baru dan pelatihan kepada pegawai baru baru serta
realokasi pegawai-pegawai yang ada. Setelah itu dilakukan pengujian terhadap prosedur baru dan bila
perlu dilakukan modifikasi. Standar dan pengendalian atas sistem yang baru harus diciptakan.
Dokumentasi sistem yang lengkap perlu dibuat. Penggunaan sistem baru dan sistem lama dapat
dilakukan secara simultan untuk periode yang singkat dan hasilnya kemudian dibandingkan untuk
meyakinkan bahwa sistem baru tidak mempunayi kelemahan seperti sistem lama. Tahap akhir dari
implementasi adalah mengganti sistem lama dengan sistem baru.
Langkah keempat dalam penyempurnaan sistem informasi adalah review sistem. Review tersebut
dilakukan tidak lama setelah sistem baru dioperasikan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang
ada dan mengoreksinya. Hal ini dilakukan supaya hal-hal kecil yang mungkin tidak tampak atau tidak
jelas saat penggantian sistem dapat diketahui. Review tersebut harus dilakukan secara periodik.
Terkadang review akan menunjukkan modifikasi besar atau penggantian yang perlu dilakukan dan
prosesnya akan dimulai lagi seperti pada langkah pertama.

3.3 KEGAGALAN SISTEM INFORMASI
Tidak perlu diragukan lagi bahwa sebuah perusahaan mengharapkan suatu sistem yang dapat bekerja
secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di perusahaan lebih meningkat dan perusahaan akan
memperoleh keuntungan yang besar dari penerapan sistem informasi tersebut. Hal ini menyebabkan
banyak perusahan mengeluarkan dana yang sangat besar untuk investasi dalam pengembangan dan
penerapan sistem informasi. Berikut kegagalan penerapan sistem informasi menurut Rosemary Cassafo
dalam O’Brien (1999):


Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Pihak eksekutif perusahaan menyerahkan seluruh penerapan sistem informasi pada bagian TI, dan
enggan untuk mempelajari sistem informasi yang baru atau mereka tidak mengerti sama sekali. Hal
ini dapat menjadi faktor penghambat atau kegagalan dalam penerapan SI dalam suatu perusahaan
yang besar. Hal ini diakibatkan karena rasa kurang memilki terhadap sistem informasi yang
diterapkan oleh perusahaan. Hal ini akan menyebabkan banyak satuan kerja dalam perusahaan
belum dapat mengoptimalkan fungsi dan potensi SI untuk mempermudah komunikasi antar satuan
kerja, transfer informasi, dan data perusahaan, serta sharing pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan untuk memajukan perusahaan.

15



Tidak memiliki perencanaan memadai mengenai tahapan dan arahan yang harus dilakukan
Dalam hal ini penerapan sistem informasi dalam perusahan tidak didukung dengan perencanaan
yang matang dan tidak dapat menjembatani keinginan dan kepentingan orang-orang dalam
perusahaan dengan pihak yang mengerti dan membuat sistem informasi tersebut. Hal ini
menyebabkan sistem yang akan dijalankan menjadi tidak terarah sesuai dengan tujuan perusahaan.



Inkompetensi secara teknologi
Kurangnya keterampilan dari tenaga-tenaga yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan
teknologi informasi dan kurangnya inisiatif dan keaktifan sumber daya manusia (“SDM”) dalam
mensosialisasikan keuntungan dan kemudahan dari sistem informasi yang ada akan menyebabkan
sistem yang diterapkan tidak akan berjalan seperti yang diinginkan. Hal ini sering terjadi terutama
pada perusahaan yang pengetahuan di bidang teknologi informasi -nya masih rendah. Kesalahannya
adalah perusahaan sering memaksakan SDM yang ada untuk menjalankan investasi teknologi
informasi, padahal SDM tersebut belum mampu.



Strategi dan tujuan tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi
Kebanyakan pimpinan perusahaan tidak mengetahui apa visi, misi, strategi ataupun rencana bisnis
yang berkenaan dengan implementasi sistem informasi pada perusahaannya. Strategi dan tujuan
merupakan faktor penting yang menjadi penentu seberapa besar pencapaian yang diinginkan ketika
perusahaan akan melakukan sesuatu. Tanpa strategi dan tujuan yang jelas maka apapun yang
dilakukan menjadi tidak terarah karena tidak ada batasan dimana sistem yang digunakan dapat
dianggap berhasil ataupun tidak.



Tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem
Mengidentifikasi kebutuhan terhadap sistem dalam suatu perusahaan merupakan bagian dari
perencanaan sistem informasi yang merupakan komponen penting dalam perencanaan perusahaan.
Implementasi sistem tertentu harus dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya yaitu
memperkuat bisnis, memberikan keunggulan kompetitif, mempermudah pengelolaan sumber daya
perusahaan dan penerapan teknologi dalam perusahaan.

3.4 SOLUSI KEGAGALAN SISTEM INFORMASI
Telah dipaparkan bahwa resiko kegagalan pembangunan dan penerapan sistem informasi bagi
perusahaan berkemungkinan besar terjadi, namun hal tersebut dapat dilakukan pencegahannya. Seperti
pada sub-bab kesuksesan system informasi yakni menggunakan metode SDLC. Dengan menggunakan
metode tersebut dapat meminimalisisr terjadinya kegagalan tersebut.
Kemudian faktor diluar itu juga dibutuhan kerjasama tim dari sumber daya manusia perusahaan tersebut,
Sehingga adanya proses evaluasi dari programmer ataupun user dapat bersinergis. Dapat kita katakana
bahwa userlah yang harus merasa dilayani oleh system informasi tersebut namun programmer tak luput
dari pengetahuan aktivitas bisnis user.

16

Sekilas Tentang PT. CCAI
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan anak perusahaan The Coca-Cola Company yang memiliki
merek dagang Coca-Cola. PT. Coca-Cola Amatil Indonesia telah berdiri dan mulai berkiprah dalam
industri dalam negeri sejak tahun 1927, dimana pada saat itu bernama De Nederland Indische Mineral
Water Fabrieck yang kemudian berubah nama menjadi The Indonesian Bottles Ltd. N. V. (IBL) sejak
berubah status menjadi perusahaan nasional.
Pada tahun 1971, IBL berubah menjadi nama baru PT Djaya Bevarages Bottling Company (PT. DBBC)
yang merupakan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia. Adanya penambahan modal
menyebabkan peningkatkan kapasitas pabrik yang diikuti pula dengan penambahan macam produk yang
dihasilkan dalam berbagai ukuran kemasan.
Perubahan nama perusahaan kembali terjadi pada 1993, dimana pada saat itu seluruh saham PT. DBBC
diambil alih oleh Coca-Cola Amatil Ltd, Australia. PT. DBBC berubah nama menjadi PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia. Pada tahun 2000, seluruh pabrik pembotolan minuman merek dagang Coca-Cola yang
ada di Indonesia resmi bergabung menjadi satu dibawah PT. CCAI. Hingga saat ini tercatat 11 pabrik
Coca-cola yang beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia.
Peranan Sistem Informasi dalam Perusahaan
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia adalah perusahaan yang berusaha untuk memanfaatkan perkembangan
teknologi dan sistem informasi dalam strategi pengembangan bisnisnya; Dimana sistem informasi selalu
dibutuhkan oleh perusahaan manapun termasuk PT. Coca-Cola Amatil Indonesia untuk memproses data
yang digunakan dalam kegiatan operasional bisnis. Sistem pendukung operasi semacam ini
menghasilkan berbagai produk informasi yang dapat digunakan para manajer untuk membantu
pengambilan keputusan.

Pemrosesan lebih lanjut oleh sistem informasi manajemen biasanya masih tetap dibutuhkan. Peran dari
sistem pendukung operasi perusahaan dalam bisnis adalah untuk melakukan proses transaksi bisnis
secara efisien, mengendalikan proses produksi, mendukung komunikasi dan kerjasama perusahaan,
memperbarui database perusahaan, dan yang paling penting ialah meningkatkan efektifitas operasional
perusahaan dan daya serap produk perusahaan dalam pasar.

17

A. Operational Support System (OSS)
OSS ditujukan untuk memproses data yang dihasilkan dan digunakan dalam operasi bisnis perusahaan.
Aplikasi ini terbagi dalam sistem yang berbeda. Sistem yang berhubungan dengan transaksi penjualan
dan pengelolaan data master dilakukan oleh aplikasi Basis sedangkan domain yang terkait dengan
transaksi keuangan dan transaksi ke pemasok dilakukan oleh aplikasi Oracle Finance.
1.
Basis
Aplikasi ini dibangun di atas platform AS 400 sehingga sangat teruji dari sisi kecepatan proses dan
keamanan data yang terdiri-dari beberapa modul :
A.

Article Master

Modul ini digunakan untuk pemeliharaan data master produk PT. Coca-Cola Amatil Indonesia. Total
produk PT. Coca-Cola Amatil Indonesia saat ini mencapai 532 produk yang terbagi dalam kelompok
produk yang berbeda.
B.

Outlet Master

Modul ini digunakan untuk pemeliharaan data master pelanggan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
Pemeliharaan mencakup perekaman dan pengorganisasian data outlet dalam masing-masing segmen
yang berbeda. Total outlet PT. Coca-Cola Amatil Indonesia saat ini mencapai tiga juta dan terbagi dalam
59 segmen yang berbeda.
C.

Order Entry

Modul ini digunakan untuk proses perekaman data transaksi penjualan ke database penjualan.
D.

Sales Accounting & Account Receivable

18

Modul ini digunakan untuk memposting penjualan dan penerimaan kas pada pelanggan yang tepat ke
dalam jurnal piutang.
E.

Inventory Management

Modul ini digunakan untuk mengelola dan mengontrol inventori yang berkaitan dengan barang jadi
(finished good) maupun bahan baku (raw material).
2.
Oracle
Finance
Aplikasi ini dibangun di atas platform Oracle database yang sudah terbukti dan teruji karena banyak
digunakan perusahaan mutinasional yang bergerak di bidang manufaktur maupun keuangan. Beberapa
modul yag ada dalam aplikasi ini, antara lain :
A.

Vendor Master

Modul ini digunakan untuk pemeliharaan data master pemasok PT. Coca-Cola Amatil Indonesia.
Pemeliharaan mencakup perekaman dan pengorganisasian data pemasok dengan total pemasok PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia mencapai 300 pemasok.
B.

Fixed Asset

Modul ini digunakan untuk mengelola dan mengontrol semua aset yang dimiliki perusahaan.
C.

Purchasing

Modul ini digunakan untuk merekam data pembelian barang termasuk melakukan kontrol terhadap
ketersediaan barang sesuai permintaan atau kebutuhan setiap departemen agar operasional perusahaan
bisa terjaga.
D.

General Ledger

Modul ini digunakan untuk mencatat transaksi jurnal dan menghasilkan laporan keuangan seperti
neraca, laba-rugi, buku besar, dan jurnal.
B. Management Support System (MSS)
MSS ditujukan untuk melakukan dukungan dalam pengambilan keputusan yang efektif oleh para
manajer di perusahaan. Sistem pendukung manajemen di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia terbagi
menjadi
tiga
bagian
yaitu
:
1.

Company Dashboard

Aplikasi ini merupakan bagian dari Sistem Informasi Eksekutif karena menyediakan informasi penting
dari sumber internal dan eksternal yang mudah digunakan para eksekutif dan manajer. Informasi yang
disediakan terdiri-dari beberapa Key Performance Indicator (KPI) semua departmen dan disajikan dalam
satu laporan agar memudahkan eksekutif dan manajer dalam proses pengambilan keputusan. Ada sekitar
30 KPI yang terbagi dalam masing-masing departmen yaitu Sales, Marketing, Manufacture, Logistic, IT,
dan
Customer
Service.
2.

Hyperion Essbase

19

Aplikasi ini merupakan bagian dari Sistem Pengambilan Keputusan karena memberikan dukungan
informasi dan laporan secara langsung kepada manajer dalam proses pengambilan keputusan di
perusahaan. Ada sekitar 160 cube dan 300 laporan yang bisa digunakan manajer dalam melakukan
analisis perkiraan penjualan, supply/demand, ketersediaan stok. Di samping itu, aplikasi ini juga
mendukung adhoc reporting dan membantu tim finance dalam perencanaan keuangan dan penentuan
anggaran (Financial Planning and Budgeting). Laporan disajikan secara self-service sehingga
memudahkan manajer atau analis dalam melakukan pengolahan data tanpa harus melibatkan tim IT.
3.

SQL Server Reporting Service

Aplikasi ini merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen karena menyediakan informasi dalam
bentuk laporan statis dan tampilan kepada para manajer dan professional bisnis. Aplikasi ini bersifat
laporan data operasional seperti data penjualan masing-masing sales office.
Untuk membuat sistem informasi di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, seluruh departemen diharapkan
bisa saling bersinergi satu sama lain sehingga memungkinkan antar departmen di perusahaan dapat
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan proses bisnis yang ada. Oleh kerena itu, dibutuhan Sistem
Informasi Terintegrasi atau Enterprise Information System. Pembahasan berikutnya lebih difokuskan
pada pemanfaatan Sistem Pengambilan Keputusan dalam menunjang kegiatan operasional bisnis
perusahaan
terutama
bagian
pemasaran.
Penerapan DSS di Perusahaan
Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan analisis perilaku konsumen adalah Market Based
Analysis dimana mekanismenya harus didahului oleh analisis yang mendalam mengenai data transaksi
pelanggan dengan menggunakan konsep data mining. Penggunaan data mining ini diharapkan dapat
membantu mempercepat proses pengambilan keputusan bagi manajemen dan memungkinkan
perusahaan untuk mengelola informasi yang terkandung di dalam transaksi menjadi sebuah knowledge.
Dengan begitu, pendapatan perusahaan dapat meningkat dan di masa yang akan datang perusahaan dapat
lebih kompetitif.
Saat ini PT. Coca-Cola Amatil Indonesia memiliki sistem yang sudah terintegrasi berupa Enterprise
Resource Planning (ERP) yang menunjang seluruh proses bisnis yang ada, namun belum maksimal
digunakan sebagai referensi bagi penetapan strategi pemasaran perusahaan. Oleh karena itu, peran DSS
sangat dibutuhkan untuk menggali dan melakukan analisis perilaku konsumen terhadap pembelian suatu
produk melalui data historikal transaksi pelanggan selama dua tahun.
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia menjadikan beberapa parameter dalam pengambilan keputusan antara
lain, ranking (peringkat) berdasarkan revenue yang diperoleh di setiap wilayah, penetrasi pasar, basket
index untuk mengetahui persentase pembelian produk PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, market share
produk PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibandingkan dengan produk perusahaan lain, jumlah penjualan
produk, dan nilai penjualan ritel setiap bulan untuk peningkatan penjualannya.
Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder berupa deret waktu (time series) dengan periode
dua tahun terkahir. Jenis sumber data berasal dari data eksternal perusahaan yang didapatkan melalui
kerjasama antara PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dengan masing-masing outlet melalui trading term
yang telah disepakati kedua belah pihak. Untuk saat ini PT. Coca-Cola Amatil Indonesia telah
bekerjasama dengan outlet seperti Matahari, Carefour, Giant, dan Indomart. Mela