Peran SNVT PJSA BWS Sumatera IV dalam Me

Peran SNVT PJSA BWS Sumatera IV
dalam
Menjaga Pulau Terluar Indonesia
Anna Rosida, ST

Indonesia termasuk dalam negara maritim, maksudnya Indonesia adalah negara
kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas laut. Dengan demikian secara
administratif kita memiliki kekhasan dalam hal batas-batas wilayah negara. Hal ini
berbeda dengan negara-negara yang terletak di daratan yang hanya memiliki satu jenis
batas negara yaitu batas teritorial yang langsung berbatasan dengan negara lain di
sekitarnya.
Batas perairan suatu negara telah disepakati oleh negara-negara yang tergabung
dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sesuai dengan hasil Konferensi Hukum Laut
Internasional yang telah disepakati, Indonesia memiliki tiga batas wilayah laut yaitu
Batas Laut Teritorial, Batas Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
a Batas Laut Teritorial
Laut Nusantara merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yang
dibatasi oleh garis dasar pulau tersebut. Sedangkan Batas Laut Teritorial merupakan
batas kedaulatan penuh negara Indonesia artinya negara-negara lain tidak
diperbolehkan memasuki wilayah ini tanpa izin negara kita. Namun demikian
Indonesia juga menyediakan jalur pelayaran sebagai prasarana lalu lintas damai. Di

jalur ini Indonesia mempunyai hak penuh untuk memanfaatkan sumberdaya yang
terkandung di dalamnya. Batas Laut Teritorial ini ditarik sejauh 12 mil laut dari garis
pantai yang terjauh menjorok ke laut (1 mil laut = 1,852 km).
Penentuan titik pantai yang dijadikan dasar untuk melakukan pengukuran
adalah dengan mencari garis pantai yang paling jauh menjorok ke laut. Setelah
ketemu kemudian pada garis itu dicari rata-rata pada saat air pasang dengan saat air
surut. Garis ini disebut garis dasar. Dari garis dasar inilah kemudian diukur sejauh
12 mil ke laut untuk menentukan Batas Laut Teritorial.
b. Batas Landas Kontinen

Landas Kontinen (Continental Shelf) adalah bagian dari benua yang terendam
oleh air laut. Untuk menentukan apakah dasar laut merupakan kelanjutan dari suatu
benua, biasanya dilihat dari struktur batuan pembentuknya (kondisi geologi). Yang
paling mudah diamati, landas kontinen memiliki kedalaman tidak boleh lebih dari
150 meter. Sedangkan Batas Landas Kontinen merupakan batas dasar laut yang
sumberdaya alamnya dapat dikelola oleh negara yang bersangkutan.
Batas Landas Kontinen diukur dari garis dasar ke arah luar paling jauh 200 mil
laut. Jika terdapat 2 negara yang berdampingan dalam satu landas kontinen dengan
jarak yang kurang dari 200 mil, maka untuk menentukan batas landas kontinen bagi
kedua negara tersebut dilakukan dengan cara membagi dua wilayah tersebut yang

sama jauhnya dari garis pantai masing-masing.
Negara kita terletak pada 2 landas kontinen (landas kontinen Asia di bagian
barat dan landas kontinen Australia di bagian timur), maka baik batas Indonesia
dengan Malaysia dan Thailand (di bagian barat) serta Indonesia dengan Australia (di
bagian timur) keduanya menggunakan Batas Landas Kontinen.
Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Malaysia dan Thailand di selat
Malaka, Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Australia di selat Arafuru.
Indonesia memiliki hak penuh untuk mengelola sumber alam yang terkandung di
dasar laut yang masih dalam wilayah Batas Landas Kontinen dengan tetap
menghormati dan tanpa mengganggu jalur lalu lintas pelayaran damai. Hal lain yang
perlu diindahkan dan dilindungi adalah kepentingan-kepentingan yang menyangkut
masalah: pertahanan keamanan, perhubungan, telekomunikasi dan transmisi listrik
bawah laut, perikanan, penelitian ilmiah dan cagar alam.
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah daerah-daerah yang berbatasan dengan
laut bebas seperti sebelah selatan pulau Jawa dan sebelah barat pulau Sumatera yang
berbatasan dengan Samudera Hindia atau Maluku Utara yang berbatasan dengan
Samudera Pasifik.
ZEE diukur sejauh 200 mil laut dari garis pantai yang paling jauh menjorok ke
laut (garis dasar). Di wilayah ini Indonesia memiliki hak dan kesempatan yang

pertama untuk mengelola sumber daya alam yang terdapat di dalamnya dengan
tanpa mengganggu jalur lalu lintas damai yang terdapat di wilayah tersebut.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia mencapai 1.922.570 km² sedangkan luas

perairannya mencapai 3.257.483 km². Indonesia terdiri dari lima pulau besar, yaitu:
Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan
luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981
km².
Secara keseluruhan Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang di dunia
yakni 81.000 km yang merupakan 14% dari garis pantai dunia. Luas laut Indonesia
mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas keseluruhan Indonesia.
Indonesia memiliki 92 pulau terluar yang memiliki titik pangkal yang berbatasan
dengan 10 negara tetangga, yaitu Australia, Malaysia, Singapura, India, Thailand,
Vietnam, Fillipina, Palau, Papua Nugini dan Timor Leste. Pulau-pulau itu tersebar di 9
provinsi yang sebagian besar terdapat di kepulauan Riau dan Maluku. Setengah dari
pulau-pulau tersebut berpenghuni dengan luas pulau antara 0,02-2000 km².
92 pulau terluar Indonesia telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 78
Tahun 2005. Peraturan Presiden tersebut ditandatangani oleh Presiden Republik
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 29 Desember 2005. Sebanyak 92 pulau di

wilayah Indonesia berbatasan langsung dengan negara tetangga di antaranya: Malaysia
(22), Vietnam (2), Filipina (11), Palau (7), Australia (23), Timor Leste (10), India (13),
Singapura (4) dan Papua Nugini (1). Ke-92 pulau tersebut tersebar di 18 provinsi
Indonesia yaitu Aceh (6), Sumatera Utara (3), Kepulauan Riau (20), Sumatera Barat (2),
Bengkulu (2), Lampung (1), Banten (1), Jawa Barat (1), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3),
Nusa Tenggara Barat (1), Nusa Tenggara Timur (5), Kalimantan Timur (4), Sulawesi
Tengah (3), Sulawesi Utara (11), Maluku Utara (1), Maluku (18), Papua (6) dan Papua
Barat (3).
Pada artikel kali ini penulis akan membahas mengenai pulau terluar Indonesia
yang termasuk dalam provinsi Kepulauan Riau saja. Kepri memiliki 20 pulau yang
berbatasan langsung dengan Negara tetangga, yaitu:

No
1
2

Wilayah

Negara


Selat

Administrasi
Kota Batam,

Berbatasan
Singapura

Singapura
Selat Malaka

Kepulauan Riau
Kabupaten Bintan,

Malaysia

Nama Pulau

Koordinat


Perairan

Batu

1°11′6″LU

Berhanti
Batu Mandi

103°52′57″BT
2°52′10″LU

3

Damar

4

Iyu Kecil


5

Karimun
Kecil

6

Kepala

7

Mangkai

8

Nipa

9

Nongsa


10
11
12

Pelampong

Sebetul
Sekatung

13

Semiun

14

Sentut

15


Senua

16

Subi Kecil

17
18
19
20

100°41′5″BT
2°44′29″LU
105°22′46″BT
1°11′30″LU
103°21′8″BT
1°9′59″LU
103°23′20″BT
2°38′42″LU
109°10′4″BT

3°5′32″LU
105°35′0″BT
1°9′13″LU

Selat Malaka
Selat Malaka
Laut Natuna
Laut Natuna

Malaysia

Kepulauan Riau
Kabupaten Karimun,

Malaysia

Kepulauan Riau
Kabupaten Karimun,
Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,

Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,

Selat

Kepulauan Riau
Kota Batam,

103°39′11″BT
1°12′29″LU

Singapura
Selat

Kepulauan Riau
Kota Batam,

04°4′47″BT
1°7′44″LU

Singapura
Selat

Kepulauan Riau
Kota Batam,

103°41′58″BT
4°42′25″LU

Singapura
Laut China

Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,

107°54′20″BT
4°47′45″LU

Selatan
Laut China

Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,

108°1′19″BT
4°31′9″LU

Selatan

Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,

107°43′17″BT

Laut Natuna

1°2′52″LU

Selat

104°49′50″BT

Singapura

4°0′48″LU

Laut China

108°25′4″BT
3°1′51″LU

Selatan

Tokong

108°54′52″BT
3°27′4″LU

Belayar
Tokong

106°16′8″BT
2°18′0″LU

Malang Biru
Tokong

105°35′47″BT
3°19′52″LU

Nanas

105°57′4″BT
4°4′1″LU

Tokongboro

Laut Natuna

Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,

Laut Natuna
Laut Natuna
Laut Natuna
Laut Natuna

Kepulauan Riau
Kabupaten
Kepulauan Riau,
Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,
Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,
Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,
Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,
Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,
Kepulauan Riau
Kabupaten Natuna,

Malaysia
Malaysia
Malaysia
Singapura
Singapura
Singapura
Vietnam
Vietnam
Malaysia

Malaysia

Malaysia
Malaysia
Malaysia
Malaysia
Malaysia

Laut Natuna
Malaysia
107°26′9″BT
Kepulauan Riau
Tabel 1. Pulau-pulau terluar Indonesia yang termasuk dalam provinsi Kepri

Ada beberapa kondisi yang membahayakan keutuhan wilayah jika terjadi pada
pulau-pulau terluar, diantaranya:
1. Hilangnya pulau secara fisik akibat abrasi, tenggelam, atau karena kesengajaan
manusia.
2. Hilangnya pulau secara kepemilikan, akibat perubahan status kepemilikan akibat
pemaksaan militer atau sebagai sebuah ketaatan pada keputusan hukum seperti
yang terjadi pada kasus berpindahnya status kepemilikan Sipadan dan Ligitan dari
Indonesia ke Malaysia
3. Hilang secara sosial dan ekonomi, akibat praktek ekonomi dan sosial dari
masyarakat di pulau tersebut. Misalnya pulau yang secara turun temurun didiami
oleh masyarakat dari negara lain.
Kerusakan pulau terluar yang terdapat di provinsi Kepri kebanyakan terjadi karena
alasan nomor 1. Disinilah peran SNVT PJSA BWS Sumatera IV sangat dibutuhkan, karena
salah satu tugasnya adalah memperbaiki kondisi-kondisi pulau yang mulai terancam
keberadaannya dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan. Beberapa pulau yang telah
diperbaiki oleh SNVT PJSA BWS Sumatera IV antara lain:
1. Pulau Nipa yang telah diperbaiki pada tahun 2007
2. Pulau Batu Berhanti yang diperbaiki semenjak tahun 2012 sampai 2014
3. Pulau Putri/ Nongsa yang diperbaiki pada tahun 2014
4. Pulau Laut/ Natuna yang diperbaiki semenjak tahun 2007
5. Pulau Pelampong yang diperbaiki semenjak tahun 2013

Gambar 1. Proses perbaikan Pulau Nipa

Gambar 2. Pulau Batu Berhanti setelah diberi pasangan batu pada tahun 2014

Gambar 3. Pantai Pulau Putri/Nongsa yang telah diberi pasangan buis
Perbaikan pulau-pulau terluar yang dilakukan oleh SNVT PJSA Sumatera IV ini
bertujuan untuk tetap mempertahankan batas territorial Indonesia. Perbaikan fisik yang
dilakukan ini tentu tidak akan bertahan selamanya, karena itulah peran aktif masyarakat
sangat diperlukan. Masyarakat dapat melakukan beberapa hal positif untuk ikut serta
menjaga keberadaan pulau terluar Indonesia, antara lain:

1. Tidak melakukan penambangan pasir pantai untuk kebutuhan komersil, apabila
penambangan pasir terus dilakukan bukan hal yang mustahil pulau terluar
Indonesia akan hilang.
2. Menjadi pengunjung yang bijak, sebagian pulau terluar Indonesia dijadikan sebagai
tempat wisata, para pengunjung hendaknya ikut menjaga keindahan dan keberadaan
pulau tersebut dengan menjaga kebersihannya dan menjaga infrastruktur yeng telah
ada di pulau tersebut.
3. Tidak mendirikan bangunan tanpa ijin yang berwenang di pulau terluar Indonesia,
apalagi memperjualbelikannya dengan pihak asing.
4. Mengajarkan wawasan kebangsaan kepada anak sedari dini.
Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat diharapkan pulaupulau terluar Indonesia tetap terjaga keberadaan dan kelestariannya.