4. Angka Kesakitan Bayi Dan Balita - ILMU PENY. YG LAZIM DI MASY

KEADAAN BAYI DAN BALITA DI INDONESIA
1 Pengertian Bayi
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada
batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang merentang
dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada
orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti
bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. Pada masa ini
manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi
dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan postneonatal (setelah 27 hari).
Pemberian makanan dilakukan dengan penetekan atau dengan susu industri khusus.
Bayi memiliki insting menyedot, yang membuat mereka dapat mengambil susu dari buah
dada. Bila sang ibu tidak bisa menyusuinya, atau tidak mau, formula bayi biasa digunakan di
negara-negara Barat. Di negara lain ada yang menyewa "perawat basah" (wet nurse) untuk
menyusui bayi tersebut.
Bayi tidak mampu mengatur pembuangan kotorannya, oleh karena itu digunakanlah
popok. Popok yang digunakan bayi bisa berupa popok kain biasa atau popok sekali pakai
(diapers). Dewasa ini, popok sekali pakai menjadi lebih populer penggunaannya
dibandingkan popok kain biasa karena lebih praktis dan tidak terlalu merepotkan. Namun,
masalah baru yang utamanya timbul akibat pemakaian popok sekali pakai adalah masalah
ruam popok. Kulit bayi yang masih sensitif lebih sering tertutup dan menjadi sulit bernapas
sehingga memungkinkan timbulnya masalah ruam dan iritasi pada kulit bayi. Meskipun

masalah ruam popok merupakan masalah yang biasa terjadi, namun bila dibiarkan begitu saja
tanpa penanganan yang tepat bisa timbul masalah yang cukup serius seperti peradangan dan
infeksi kulit bayi.
2 Keadaan Kesehatan Bayi dan Anak Balita di Indonesia
Saat ini keadaan kesehatan bayi dan anak balita di Indonesia menjadi hal penting
untuk diperhatikan dan dibahas. Pada beberapa masa sebelum dekade 1980an, masalah
kesehatan ibu dan anak belum terlalu mendapatkan perhatian serius. Bahkan kasus kematian
ibu dan balita pun masih menjadi sebuah fenomena kesehatan yang cukup memprihatinkan.
Menginjak pada dekade 1990an, kesehatan ibu menjadi sorotan penting di dalam program

kesehatan, khususnya terkait dengan masalah reproduksi, kehamilan dan persalinan. Di jaman
modern setelah melewati abad keemasan, yaitu era 21 ini, kesehatan ibu masih terus dipantau,
namun kesehatan bayi dan anak balita menduduki ranking pertama di dalam programprogram kesehatan. Anak, bayi dan balita merupakan generasi penerus bangsa. Di situlah
awal kokoh atau rapuhnya suatu Negara, dapat disaksikan dari kualitas para generasi
penerusnya. Jika terlahir anak-anak dengan tingkat kesehatan yang rendah, tentulah kondisi
bangsa menjadi lemah dan tidak mampu membangun negaranya secara optimal.
Saat ini distribusi dan frekuensi terjangkitnya penyakit bayi dan anak balita seperti
diare, disentri, cacar, campak dan penyakit-penyakit berbahaya lain mengalami penurunan
yang cukup drastis dibandingkan beberapa masa sebelumnya. Keberhasilan program
imunisasi yang digelar oleh pemerintah nampaknya memberikan hasil yang tidak

mengecewakan. Meskipun di beberapa waktu terakhir ini sempat diberitakan mengenai
adanya vaksin DPT yang menimbulkan kematian pada bayi, namun saat ini kasusnya masih
terus dipelajari. Akan tetapi secara keseluruhan, program imunisasi telah mampu menurunkan
tingkat kesakitan pada bayi dan balita cukup signifikan.
Keadaan kesehatan bayi dan anak balita di Indonesia juga menyangkut masalah gizi
buruk. Peningkatan kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ditunjang dengan system
informasi dan tingginya tingkat pendidikan masyarakat, meningkatkan kesadaran rakyat
untuk memperhatikan kondisi kesehatan anak-anak. Orang tua berlomba memberikan yang
terbaik bagi buah hatinya. Meskipun di beberapa lapisan masyarakat masih ada yang kurang
sejahtera, namun tingkat kepedulian masyarakat lain pun juga relatif bagus sehingga keadaan
kesehatan bayi dan anak balita di Indonesia bias lebih terkontrol.
Jakarta - Survei Demografi Kntatao Inckinesia (SDKI) 121 mit Departemen
Kesehatan (Depkes) mengungkapkan.rata-rata per tahun terdapat 401 bayi di Indonesia yang
meninggal dunia sebelum umurnya mencapai 1 tahun.
Bila dirinci. 157.000 bayi meninggal dunia per tahun, atau 430 bayi per hari. Angka
Kematian Balita (Akaba), yaitu 46 dari 1.000 balita meninggal setiap tahunnya. Bila dirinci,
kematian balita ini mencapai 206.580 balita per tahun, dan 569 balita per hari. Parahnya,
dalam rentang waktu 2002-2007, angka neonatus tidak pernah mengalami penurunan.
Penyebab kemauan terbanyak pada periode ini disebabkan oleh sepsis (infeksi sistemik),
kelainan bawaan, dan infeksi saluran pemapasan akut (Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007).


3 Angka Kesakitan Dan Kematian Bayi Dan Balita
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia (Kompas, 2006). Derajat kesehatan anak
mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa
memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa.
Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau
penataan pembangunan bangsa (Kompas, 2006).
Dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan, antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi, dan angka
harapan hidup waktu lahir.
4. Angka Kesakitan Bayi Dan Balita
Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan
anak, karena nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan
anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan
pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, faktor social ekonomi, dan
pendidikan ibu.
Angka kesakitan bayi dan balita didapat dari hasil pengumpulan data dari sarana
pelayanan kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan
pelaporan.

Adapun beberapa indikator dapat diuraikan sebagai berilkut:
1. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan
imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi
secara aktif terhadap kasus-kasus AFP kelompok umur