STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENDERITA RAWAT INAP PNEUMONIA (PENELITIAN DI SUB DEPARTEMEN ANAK RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA)

  ISSN : 1693-9883 Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No. 3, Desember 2009, 142 - 155

  

STUDI PEN GGUN AAN AN TIBIOTIKA PADA

PEN DERITA RAW AT IN AP PN EUM ON IA (PEN ELITIAN DI SUB DEPARTEM EN AN AK RUM KITAL DR. RAM ELAN SURABAYA) Suhar jono* , Yuniati T* , Sumar no* , Semedi SJ* *

  • Bagian Ilmu Biomedik Far masi – Fakultas Far masi Univer sitas Air langga, Jl. Dhar mawangsa Dalam, Sur abaya - 6 0 2 8 6
  • Depar temen Far masi Rumkital Dr .Ramelan, Jl. Gadung, Sur abaya

  

ABSTRACT

Pneumonia is an infectious disease that was caused inflammation of acute parenchy-

mal compression of the lungs and bacterial exudate from lung tissue on the main from

  Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae

  , , ,

  Klebsiella pneumonia , Mycobacterium tuberculosis . Selection of appropriate

  

antibiotic therapy and rational will determine the treatment to avoid the occurrence

of bacterial resistance. In addition it is also possible the use of other drugs that can

increase the chances of Drug Related Problems (DRP). Pattern of antibiotic use in

Rumkital Dr. Ramelan Surabaya has never been done. Studying the pattern use of

antibiotics in hospitalized patients with pneumonia in the Sub Department of Pedi-

atric Rumkital Dr. Ramelan and related the dose, other therapies, as well as identify

the DRP. This research is a method descriptive survey research in the form of a

retrospective and descriptive study. M aterials research is the M edical Records pa-

tients hospitalized with the final diagnosis of pneumonia, starting January 1, 2004

until A pril 30, 2006 that meet inclusion criteria. Of the study population who

account for 50 found 41 patients who fulfilled the inclusion criteria. A ntibiotics

single most widely accepted patients without comorbidities were ampicillin iv 26.92%

(14 patients) and iv sefotaksim 21.15% (11 patients), while the antibiotic combina-

tion widely accepted patients is ampicillin iv / po + kloksasilin iv / po 13.46% (7

patients) and kloksasilin iv + ceftriaxone iv 5.77% (3 patients) and the rest other

antibiotic combinations. DRP study found 56.9% patients received appropriate anti-

biotic dose literature and 43.1% patients receiving doses underdose. Use of antibiotics

above is already in accordance with reference and other therapies. Single antibiotic or

combination of 2 antibiotics penicillin and cephalosporin classes often used to treat

pneumonia.

  Keywords: Pneumonia-antibiotics-DUS.

  Corresponding author : E-mail : shj_ms_ud@yahoo.com

  

ABSTRAK

Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyebabkan peradangan akut parenkim

paru-paru dan pemadatan eksudat pada jaringan paru Bakteri penyebab yang utama

adalah Streptococcus pneumoniae , Staphylococcus aureus untuk bakteri yang

tergolong gram positif dan Haemophilus influenzae , Klebsiella pneumoniae ,

  Mycobacteri um tuberkulosis

  untuk bakteri yang tergolong gram negatif. Pemilihan

dan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan

keberhasilan pengobatan untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri. Selain itu

tidak tertutup kemungkinan penggunaan obat-obat yang lain dapat meningkatkan

peluang terjadinya Drug Related Problems (DRP). Pola penggunaan antibiotika

di Rumkital D r. Ramelan Surabaya belum pernah dilakukan. M empelajari pola

penggunaan antibiotika pada penderita rawat inap pneumonia di Sub Departemen

A nak Rumkital Dr. Ramelan dan mengkaitkan dosis, mengetahui terapi lain, serta

mengidentifikasi adanya DRP. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode

penelitian survey yang bersifat deskriptif berupa suatu studi retrospektif dan deskriptif.

Bahan penelitian adalah Rekam M edik Kesehatan (RM K) penderita rawat inap di Sub

Departemen A nak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dengan diagnosa akhir pneumo-

nia, mulai tanggal 1 Januari 2004 sampai tanggal 30 A pril 2006 yang memenuhi

kriteria inklusi. Dari populasi penelitian yang berjumlah 50 didapatkan 41 penderita

yang memenuhi kriteria inklusi. A ntibiotika tunggal yang paling banyak diterima

penderita tanpa penyakit penyerta adalah ampisilin iv 26,92% (14 penderita) dan

sefotaksim iv 21,15% (11 penderita), sedang antibiotika kombinasi yang banyak diterima

penderita adalah ampisilin iv/po+kloksasilin iv/po 13,46% (7 penderita) dan kloksasilin

iv+seftriakson iv 5,77% (3 penderita) dan sisanya antibiotika kombinasi lainnya.

Penelitian DRP ditemukan 56,9% penderita menerima dosis antibiotika yang sesuai

underdose.

pustaka dan 43,1% penderita menerima dosis Penggunaan antibiotika

di atas adalah sudah sesuai dengan buku pedoman terapi dan referensi lainnya.

A ntibiotika tunggal atau kombinasi 2 antibiotika golongan penisilin dan sefalosporin

sering digunakan untuk terapi pneumonia.

  Keywords: Pneumonia-antibiotics-DUS.

PEN D A HULUA N 2001 m enunjukkan bahw a p ad a

  tahun 2001 kematian balita tertinggi Salah satu penyebab kematian adalah akibat pneumonia yaitu 4,6 per utama pada bayi dan anak balita di 1000 balita. Pneum o nia ad alah negara berkembang yang penata- penyakit infeksi yang menyebabkan laksanaannya membutuhkan terapi peradangan akut parenkim paru-paru dengan antibiotika adalah pneumo- dan pemadatan eksudat pada jaring- nia. Hasil SKRT 1995 dan Surkesnas an paru.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  Bakteri penyebab yang utama adalah

  M ETODOLOGI Rancangan Penelitian

  Po pulasi penelitian ini ad alah RMK penderita raw at inap di Sub D ep artem en A nak Rum kital D r.

  Populasi Dan Sampel

  Kriteria inklusinya adalah pen- d erita raw at inap d engan d engan d iag no sa akhir p neumo nia y ang RMK-nya lengkap dalam hal data penderita, data klinik dengan atau tanpa data laboratorium pendukung dengan atau tanpa data laboratorium mikro bio lo gi, terapi o bat meliputi jenis o bat, d o sis, rute pemberian, aturan pakai dan lama pemakaian. Kriteria eksklusinya adalah penderita raw at inap dengan diagnosa akhir selain p neumo nia d an p end erita raw at inap dengan diagnosa akhir p neumo nia y ang RMK-ny a tid ak lengkap seperti tersebut diatas.

  Kriteria inklusi dan eksklusi

  Bahan Penelitian ini adalah Re- kam Medik Kesehatan (RMK) pen- derita rawat inap di Sub Departemen A nak Rumkital Dr. Ramelan Sura- baya dengan diagnosa akhir pneu- monia, mulai tanggal 1 Januari 2004 sampai tanggal 30 A pril 2006 yang memenuhi kriteria inklusi.

  Bahan Penelitian

  d ata d imulai d ari p eristiw a yang telah terjadi (5).

  ward looking ), artinya pengumpulan

  Penelitian ini merupakan pene- litian dengan metode penelitian sur- vey yang bersifat deskriptif berupa suatu stud i retro sp ektif. Bersifat deskriptif karena penelitian diarah- kan untuk menguraikan suatu ke- adaan di dalam suatu komunitas atau m asy arakat. Berup a suatu stud i retro sp ektif karena p enelitian ini berusaha melihat kebelakang ( back-

  p asien raw at inap p neumo nia d i Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Tujuan untuk mengetahui jenis anti- biotika, regimentasi dosis antibiotika yang diperoleh penderita rawat inap pneumonia di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.

  Streptococcus pneumoniae

  drug utilization study ) antibiotika pada

  (DRP). Sehubungan dengan adanya DRP, setiap farmasis harus dapat mendeteksi, mengatasi dan mencegah masalahmasalah yang terjadi atau akan terjadi dalam pe- ngelolaan dan penggunaan antibio- tika (4). Untuk hal tersebut diperlu- kan studi penggunaan obat (DUS =

  lated Problems

  Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pe- ngobatan untuk menghindari terjadi- nya resistensi bakteri. Selain itu tidak tertutup kemungkinan penggunaan obat-obat yang lain dapat mening- katkan peluang terjadinya Drug Re-

  bakteri yang tergolong gram negatif (1, 2, 3).

  Haemo- philus influenzae , Klebsiella pneumoniae , M y cobacterium tuberkulosis untuk

  tergolong gram positif dan

  Sta- phylococcus aureus untuk bakteri yang

  ,

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  Ramelan Surabaya dengan diagnosa akhir p neum o nia m ulai tang g al

  3. RMK sampel yang telah ditetap- kan dikumpulkan

  HA SIL DA N PEM BA HA SA N

  3. Id entifikasi DRP d iantaranya dalam hal kesesuaian dosis anti- biotika dan kemungkinan ada- nya interaksi antibiotika dengan terapi obat lain yang disajikan d alam bentuk uraian d alam tabel.

  2. A nalisis kesesuaian terapi anti- biotika dengan data klinik, data labo rato rium d an d ata mikro - biologi dalam bentuk uraian.

  1. A nalisis d ata univariate y ang dilakukan terhadap tiap data dari hasil p enelitian. A kan meng- hasilkan distribusi jenis kelamin penderita, distribusi umur pen- d erita, p ersentase p emakaian antibio tika, persen tase terapi obat lain yang disajikan dalam bentuk pie diagram .

  Dari d ata tersebut kemud ian dilakukan :

  Dari lembar p engump ul d ata dibuat rekapitulasi data-data yang d ip ero leh ke d alam sebuah tabel ind uk yang memuat inisial nama, jenis kelamin, umur, berat bad an, tanggal masuk rumah sakit, keluhan utama, riw ayat penyakit, riw ayat obat, diagnosa masuk, komplikasi/ tambahan d an akhir, terap i anti- biotika dan obat lain yang diberikan, d o sis, interv al p em akaian, rute pemakaian, data klinik, data labora- to rium d an mikro bio lo gi, tanggal keluar rumah sakit, alasan keluar rumah sakit dan terapi untuk rawat jalan yang diterima.

  A nalisis Data

  4. Pemindahan data yang diperlu- kan dari tiap-tiap RMK sampel ke lembar pengumpul data.

  2. Dari populasi ditentukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi

  1 Januari 2004 sampai tanggal 30 A pril 2006. Populasi dihitung pada buku registrasi penderita berdasar- kan tanggal keluar yang dibuat oleh bagian rekam medik, menggunakan sistem info rmasi d an manajemen Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.

  1. Dari buku registrasi diketahui populasi penelitian

  Prosedur Pengumpulan Data

  Waktu Penelitian : A pril 2006-Juni 2006.

  Lokasi Penelitian : Ruang Rekam Medik Rumkital Dr. Ramelan Sura- baya, alamat : Jl. Gadung 1 Surabaya.

  Lokasi dan W aktu Penelitian

  Instrumen penelitian ini adalah lembar pengumpul data untuk tiap sampel/ RMK (Rekam Medik Kese- hatan).

  Instrumen Penelitian

  Sampel penelitian diambil dengan metode time limited sampling .

  Pada populasi penelitian (Tabel 1), diketahui distribusi jenis kelamin penderita yaitu laki-laki sebanyak 27 penderita (65,85%) sedangkan pen- Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta. derita yang berjenis kelamin perem- puan sebanyak 14 penderita (34,15%). Data ini sesuai d engan d ata Ep i- demiologi dari BTS ( British Thoracic

  Society ) yang menyebutkan pneu-

  m o nia p ad a anak-anak d ibaw ah umur 5 tahun sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (6). Mekanisme mengapa pneumonia lebih banyak diderita laki-laki belum diketahui.

  Dari Tabel 2, data distribusi pen- derita berdasarkan umur diketahui jumlah penderita yang berumur 1-12 bulan m enunjukkan p ro sentase terbesar yaitu 60,97% (25 penderita), diikuti berturut-turut umur 1-3 tahun 24,38% (10 p end erita), 0-1 bulan 4,88% (2 penderita), 3-5 tahun dan 5- 18 tahun d engan pro sentase yang sama masing-masing 4,88% (2 pen- derita). Data ini juga sesuai dengan data epidemiologi dari BTS ( British

  Thoracic Society

  ) dan penelitian Lak- hanpaul et al yang menyebutkan insi-

  

Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin dan Umur Penderita Rawat Inap Pneumonia

di Sub Departemen Anak Rumkital Dr Ramelan Surabaya

Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

  Klasifikasi Jenis Kelamin Total Umur Jumlah Penderita Prosentase (%) Prosen- Laki-Laki Perem- Laki-Laki Perem- tase (%) puan puan Bayi Baru Lahir 2 - 4,88 - 4,88 (0-1 Bulan) Bayi / Infant

  18 7 43,90 17,07 60,97 (1-12 Bulan) Toddler

  5 5 12,19 12,19 24,38 (1-3 Tahun) Pra Sekolah

  1 1 2,44 2,44 4,88 (3-5 Tahun) Usia Sekolah

  1 1 2,44 2,44 4,88 (5-18 Tahun) Jumlah Sampel

  

Jenis Kelamin Jumlah Penderita Prosentase (%)

Laki-laki 27 65,85 Perempuan

  14 34,15 Total 41 100

  

Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Penderita Rawat Inap Pneumonia

di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan, Surabaya

Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

41 Jumlah Prosentase 100 Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  den pneumonia pada anak-anak ber- umur kurang dari 5 tahun lebih besar dari pada umur 5-14 tahun (6, 7).

  

Penyakit Penyerta Jumlah Penderita

Tanpa Penyakit Penyerta

  1 Total

  1 Decompensation Cordis

  1 Dengue Fever

  1 Congenital Deformity of Spine

  1 Congenital Malformation of Sternum

  2 GEA + Dehidrasi

  9 Bronchiolitis

  25 GEA

  41 Tabel 4. Penyakit Penyerta Pada Penderita Rawat Inap Pneumonia

di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

  Pada Tabel 3, populasi penelitian pembagian atau klasifikasi pneumo- nia d id asarkan p ad a g am baran rad io lo gi atau d istribusi penyakit yaitu bronchopneumonia dan lobar pneumonia. Data klasifikasi pneumo- nia menunjukkan 35 penderita meng- alami bronchopneumonia (85,36%), 1 penderita mengalami lobar pneumo- nia (2,44%), 3 penderita mengalami aspirasi pneumonia (7,32%) dan pneu- mo nia

  2 Total

  1 Pneumonia (Unspecific)

  3 Lobar Pneumonia

  35 Aspirasi Pneumonia

  

Klasifikasi Pneumonia Jumlah Penderita

Bronchopneumonia

  

Tabel 3. Klasifikasi Pneumonia Pada Penderita Rawat Inap Pneumonia

di Sub Departemen Anak Rumkital Dr Ramelan Surabaya

Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

  pad a 2 pend erita (4,8%). Pada Tabel 4, populasi penderita dengan penyakit penyerta dan pen- d erita tanp a p eny akit p eny erta. 60,97% populasi (25 penderita) ada- lah penderita tanpa penyakit penyer- ta, diikuti berturut-turut GEA 21,95% (9 penderita), Bronkiolitis 4,88% (2 penderita) dan penderita dengan pe- nyakit penyerta yang lainnya masing- masing 2,44% (1 penderita).

  unspecific

  41 Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Tabel 5. Golongan Antibiotika Yang Diterima Penderita Rawat Inap Pneumonia

Tanpa Penyakit Penyerta di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. RAMELAN

Surabaya, Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

  Jumlah Prosentase Komposisi No. Golongan Antibiotika Penderita* (%)

  1. Sefalosporin Generasi III 18 34,62

  2. Penisilin 16 30,77 Tunggal

  3. Gentamisin 1 1,92

  4. Penisilin-Penisilin 8 15,38 Penisilin + Kombinasi 5. 7 13,46 Sefalosporin Generasi III Dua Gentamisin + Antibiotika 6. 2 3,85 Sefalosporin Generasi III

  Total 52 100

Keterangan: * Tiap penderita dapat dihitung lebih dari satu (satu penderita dapat

menerima lebih dari satu komposisi antibiotika)

  Pad a Tabel 5, pad a pend erita penyakit penyerta prosentase pema- tanpa penyakit penyerta, golongan kaian antibio tika tunggal terbesar antibiotika yang paling banyak di- juga tidak berbeda dengan penderita gunakan adalah go lo ngan sefalo s- tanp a p eny akit p eny erta y aitu porin generasi ketiga (34,62%) dan sefotaksim iv (18,42%) dan ampisilin penisilin (30,77%). Kedua golongan iv (13,16%). Ampisilin tunggal masih antibiotika ini merupakan broad spec- merup akan ag en y ang p o tensial, yang memiliki aktifitas baik dengan spektrum yang lebih sempit,

  trum

  terhadap bakteri Gram negatif mau- non toksik, murah dengan kemung- pun bakteri Gram positif dan aktif kinan kecil terjadi kolonisasi orga- melawan (8). Penisilin nisme yang resisten d an perkem-

  S. pneumoniae

  tunggal (ampisilin, amo ksilin) d i- bangan

  C. difficile atau komplikasi

  gunakan sebagai terapi pada candida. Untuk sefalosporin generasi

  first line

  semua umur jika S. pneumoniae di- ketiga, sefotaksim merupakan agen duga sebagai patogen yang paling yang lebih dipilih untuk anak-anak mungkin (6). terutama neonatus dari pada seftri-

  Pada Tabel 6, menurut jenisnya, akson karena tidak mempengaruhi pada penderita tanpa penyakit pe- metabolisme bilirubin sebagaimana nyerta prosentase pemakaian anti- seftriakson (8). biotika tunggal terbesar yaitu ampi- Pengunaan sefiksim po tunggal silin iv (26,92%) dan sefotaksim iv karena sefiksim merupakan sefalos- (21,15%). Pad a p end erita d engan porin generasi ketiga yang lebih aktif Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Tabel 6. Jumlah dan Prosentase Antibiotika Tunggal/ Kombinasi Yang Diterima

Penderita Rawat Inap Pneumonia Tanpa Penyakit Penyerta di Sub Departemen

Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

   Jenis Rute Jumlah Prosentase Komposisi No. Antibiotika Pemakaian Penderita* (%) Tunggal

  1. Ampisilin iv 14 26,92

  2. Sefotaksim iv 11 21,15

  3. Seftriakson iv/im 4 7,69

  4. Sefiksim po 3 5,77

  5. Amoksilin po 1 1,92

  6. Kloksasilin po 1 1,92

  7. Neomisin po 1 1,92

  8. Ampisilin iv/po 7 13,46 Kloksasilin iv/po

  9. Kloksasilin iv 3 5,77 Seftriakson iv

  10. Kloksasilin iv 2 3,85 Sefotaksim iv Kombinasi

  11. Ampisilin iv 1 1,92 Dua Amoksilin po Antibiotika

  12. Ampisilin iv 1 1,92 Sefotaksim iv

  13. Amoksilin po 1 1,92 Sefotaksim iv

  14. Seftriakson iv 1 1,92 Neomisin po

  15 Sefotaksim iv 1 1,92 Gentamisin iv Total 52 100

Keterangan: * Tiap penderita dapat dihitung lebih dari satu (satu penderita dapat

menerima lebih dari satu komposisi antibiotika)

  melawan bakteri gram negatif ( bagai antibiotika bakte-

  Hae- first choice

mophilus influenzae termasuk strain risidal untuk mengatasi penisilinase

  p eng hasil laktam ase) d iband ing yang dihasilkan oleh Staphylococcus sefalo spo rin generasi ketiga yang (8, 9) sehingga kebanyakan

  aureus

  sebelumnya tersedia, tetapi kurang diberikan dalam bentuk kombinasi aktif terhad ap (8). untuk tujuan memperluas spektrum

  S. pneumoniae Sefiksim po digunakan setelah pem- aktifitas.

  berian sefotaksim iv tidak menun- Pend erita tanp a p enyakit p e- jukkan perbaikan klinik. nyerta menerima anti biotika tunggal Kloksasilin iv/ po diberikan se- d an ko m binasi d ua antibio tika.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Tabel 7. Jumlah dan Prosentase Antibiotika Tunggal/ Kombinasi Yang Diterima

Penderita Rawat Inap Pneumonia Dengan Penyakit Penyerta di Sub Departemen

Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

  Komposisi No. Jenis Rute Jumlah Prosentase Antibiotika Pemakaian Penderita* (%) Tunggal

  1. Sefotaksim i v 7 18,42

  2. Ampisilin i v 5 13,16

  3. Amoksilin i v 2 5,26

  4. Seftriakson i v 1 2,63

5. Kloramfenikol po 1 2,63 6.

  10. Kloksasilin i v 1 2,63 Dua Seftriakson i v Antibiotika

  11. Ampisilin i v 1 2,63 Sefaklor po 12.

  Ampisilin i v 1 2,63 Sefadroksil po 13. Kloksasilin i v 1 2,63 Seftazidim i v 14. Sulfametoksasol po 1 2,63 Trimetoprim po 15. Ampisilin i v 1 2,63 Kloramfenikol po 16. Ampisilin i v 1 2,63 Amoksilin po Kloksasilin i v

  17. Ampisilin i v 1 2,63 Amoksilin po Tiamfenikol po

  Ampisilin iv/po 2 5,26 Kloksasilin iv/po 7. Ampisilin i v 2 5,26 Seftriakson i v 8. Kloksasilin i v 1 2,63 Sefotaksim i v 9. Ampisilin i v 1 2,63 Amoksilin po Kombinasi

  Antibiotika 19.

  Ampisilin i v 1 2,63 Sefaklor po Tiamfenikol po

  20. Ampisilin i v 1 2,63 Sulfametoksasol po Trimetoprim po

  21. Sulfametoksasol po 1 2,63 Trimetoprim po Metronidasol po

  22. Ampisilin i v 2 5,26 Kloksasilin i v Sulfametoksasol po

  Kombinasi Trimetoprim po Empat

  23. Ampisilin i v 1 2,63 Antibiotika Kloksasilin i v Kloramfenikol po

  Tiamfenikol po 24. Ampisilin i v

  1 2,63 Kloksasilin i v Kombinasi Lima Sulfametoksasol po

  Antibiotika Trimetroprim po Metronidasol po Total 38 100

Keterangan: * Tiap penderita dapat dihitung lebih dari satu (satu penderita dapat menerima lebih dari satu komposisi

antibiotika) Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  18. Ampisilin i v 1 2,63 Kloksasilin i v Kombinasi Tiga Tiamfenikol po Ko mbinasi d ua antibio tika keba- nyakan merupakan kombinasi peni- silin (ampisilin, amoksilin, kloksa- silin) dan sefalosporin generasi ketiga (sefotaksim & seftriakson). Aktifitas antibiotika golongan penisilin dan sefalo spo rin generasi ketiga sama terhadap Gram positif bakteri yaitu

  S. pneumoniae

  tetap i sefalo sp o rin generasi ketiga memiliki aktivitas yang lebih baik terutama untuk H.

  influenzae

  penghasil β laktamase dan

  Stapylococcus aureus penghasil pe-

  nisilinase (8) sehingga kedua golong- an ini d iko mbinasi untuk tujuan m em p erluas sp ektrum aktifitas. Ko mbinasi sefo taksim+gentamisin pada 1 penderita diberikan untuk kemungkinan multiresisten bakteri staphylococci spp. dan bakteri aerob yang lain (10).

  Pada Tabel 7, penderita dengan penyakit penyerta menerima anti- biotika tunggal, kombinasi dua, tiga, empat d an lima antibio tika. Pad a kombinasi dua dan tiga antibiotika tujuannya sama dengan pada pen- derita tanpa penyakit penyerta yaitu untuk memperluas spektrum akti- fitas. Seftazid im yang d iterima 1 p end erita d iberikan setelah p en- derita tidak menunjukkan perbaikan klinik dalam w aktu lama (17 hari) sehingga kemungkinan p end erita mendapatkan juga nosocomial pneu- monia. Seftazidim merupakan sefa- losporin generasi ketiga yang memi- liki aktivitas sebagai anti pseudomo- nas (11).

  Penggantian terapi iv menjadi o ral d ip ertim bang kan jika ad a p erbaikan y ang jelas, terutam a setelah 24 jam terapi dengan iv pada saat temp eratur turun d an gejala kesulitan bernafas membaik (6, 7). Terdapat 2 penderita yang menerima penggantian terapi antibiotika dari intravena menjadi oral, data klinik pada kedua penderita tersebut me- nunjukkan penurunan suhu dan RR.

  Pada Tabel 8, terdapat 2 interaksi antibiotika yang dapat terjadi yaitu

  

Tabel 8. Interaksi Antibiotika-Antibiotika Yang Dapat Terjadi Pada Penderita

Rawat Inap Pneumonia di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

  Interaksi Onzet* Severity* Documenta- Efek tion* Gentamisin- Tertunda Menengah Suspected Sinergisme Sefotaksim peningkatan aktivitas bakterisidal

Kloramfenikol- Tertunda Major Possible Sinergisme, t.u

  Ampisilin thd Haemophilus influenzae- resistance ampisilin

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta. interaksi gentamisin+sefotaksim dan feniko l d iberikan terlebih d ahulu klo ramfeniko l+amp isilin d imana dari pada ampisilin (12). Selain itu kedua interaksi tersebut memberikan kedua interaksi tersebut belum ter- efek sinergis terapi antibiotika pada ukur dengan penelitian terko ntro l penderita. Interaksi tersebut menjadi ( established ). DRP misalnya interaksi kloramfeni- Pada Tabel 9 , Regimentasi dosis ko l-sefo taksim ap abila saat p em- antibio tika 23 p end erita (56,1% ) beriannya tidak tepat. Kloramfenikol sesuai p ustaka d an 18 p end erita merupakan bakteriostatik yang dapat (43,9%) mengalami kejad ian regi- mengubah aktifitas p ertumbuhan mentasi dosis antibiotika underdose. koloni bakteri menjadi fase stasioner Pada Tabel 10 dan 11, Efektivitas akibatnya menurunkan efek bakteri- terapi secara klinik dapat ditentukan sidal ampisilin yang bekerja meng- dari lama perawatan di rumah sakit hambat sintesis dinding sel bakteri (11), selain d ari kead aan keluar pada fase log (pertumbuhan). Hal ini penderita pada saat KRS. Rata-rata dapat menyebabkan kombinasi ter- perawatan penderita CAP di rumah sebut berefek antagonis jika kloram- sakit adalah 10 hari (11). Pada pene-

  

Tabel 9. Kejadian DRP Dalam Hal Regimentasi Dosis Antibiotika Yang Diterima

Penderita Rawat Inap Pneumonia di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan

Surabaya periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

  Jumlah Keterangan Prosentase Penderita Penderita yang menerima regimentasi 23 56,1 dosis antibiotika sesuai pustaka* Penderita yang menerima regimentasi

  18 43,9 dosis antibiotika yang underdose Jumlah 41 100

  

Tabel 10. Lama Perawatan Penderita Rawat Inap Pneumonia

di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Periode 1Januari 2004 - 30 April 2006

  

Lama Perawatan Jumlah Penderita

  2 Hari - 7 Hari

  24

  8 Hari - 10 Hari

  3

  11 Hari - 13 Hari

  5

  14 Hari - 18 Hari

  9 Total

  41 Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Tabel 11. Keadaan Keluar Penderita Rawat Inap Pneumonia

di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Periode 1 Januari 2004 - 30 April 2006

  

Keadaan Keluar Jumlah Penderita

Sembuh

  17 Membaik

  18 Pulang Paksa

  2 Dirujuk ke RS lain

  3 Meninggal

  1 Total

  41

  litian ini p end erita mend ap atkan 0-1 bulan, masing-masing 4,88% peraw atan di rumah sakit dengan berum ur 3-5 tahun d an 5-18 prosentase terbanyak 58,54% dalam tahun rentang 2 - 7 hari d an p end erita

  2. Pend erita p neum o nia tanp a d eng an kead aan keluar sem buh p eny akit p eny erta menerima menunjukkan pro sentase terbesar antibio tika tunggal d an ko m- yaitu 41,46% sehingga dapat disim- binasi dua antibiotika: pulkan pola terapi antibiotika yang

  a. A ntibio tika tung g al y ang

  diberikan pada populasi penelitian ini paling banyak diterima penderita secara klinik efektif pneumonia tanpa penyakit pe- nyerta adalah ampisilin iv 26,92%

  

KESIM PULA N (14 penderita) dan sefotaksim iv

  21,15% (11 penderita) Berdasarkan hasil penelitian dan Kombinasi dua antibiotika b. pembahasan dapat diambil beberapa yang p aling banyak d iterima kesim p ulan terhad ap p end erita penderita pneumonia tanpa pe- rawat inap pneumonia di Sub Depar- nyakit penyerta adalah ampisilin temen A nak Rumkital Dr. Ramelan iv/ po +kloksasilin iv/ po 13,46% Surabaya periode 1 Januari 2004 - 30 (7 penderita) dan kloksa silin iv April 2006 sebagai berikut : + seftriakso n iv 5,77% (3 pen-

  1. Data d emo grafi menunjukkan derita) d istribusi jenis kelamin p en-

  3. Pola penggunaan terapi obat lain derita yaitu 65,85% laki-laki dan yang diterima penderita tidak 34,15% perempuan sedangkan d ap at d iketahui karena d ata distribusi penderita berdasarkan terap i o bat lain d alam RM K umur menunjukkan 60,97% ber- penderita tidak lengkap umur 1-12 bulan, 24,38% ber-

  4. Tid ak d ilakukan pemeriksaan umur 1-3 tahun, 4,88% berumur mikrobiologi maupun sensitifitas

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta. antibio tika p ad a semua p en- derita

  5. Terdapat 2 kemungkinan inter- aksi antibiotika-antibiotika yang d ap at terjad i y aitu interaksi gentamisin+sefotaksim dan klo- ramfeniko l+amp isilin d imana kedua interaksi tersebut mem- berikan efek sinergis

  3 rd

  7. Lakhanpaul M, M A tkinson, T Stephenso n, 2004. Co mmunity Acquired Pneumonia in Children.

  A Clinical Update. In :

  A rchives of Disease in Childhood Educa-

  tion and Practice. Vol.

  89 : 100- 110.

  8. Resse RE, R Betts, and B Gumus- top, 2000.

  Handbook of A ntibiotics .

  Ed., Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

  British Thoracic Society for Man- ag em ent o f Co m m unity A c- quired Pneumonia in Childhood. In : Thorax , Vol.

  9. Ang JV, E Ezike, BI Asmar, 2004.

  Antibacterial Resistance. In: The

  Indian Journal of Pediatrics . Vol.

  71 , p. 229-39.

  10. WHO, 2001. W HO M odel Prescrib-

  ing Information : Drug Used In Bac- terial Infections . Geneva :

  11. Van der Eerden MM, et al, 2005.

  Comparison Betw een Pathogen Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

   57 , 12-19.

  6. British Thoracic Society of Stan- dards of Care Committee, 2002.

  6. Regimentasi dosis antibiotika 23 penderita (56,1%) sesuai pustaka dan 18 penderita (43,9%) meng- alami kejadian regimentasi dosis antibiotika underdose.

  Jakarta : PT Rineka Cipta.

  M etodologi Penelitian Kesehatan . Ed. Revisi,

  5. Notoatmodjo S, 2002.

  . Surabaya : AMRIN Study Group and Infectio us Disease Center dan FKUA RSU Dr. Soetomo, hal. 55-69.

  Simposium Peny akit Infeksi dan Problema Resistensi A ntimikroba

  4. W o ro karti, et al, 2005. Peran Farmasis Dalam Peng elo laan Penderita Penyakit Infeksi Untuk Mencegah Timbulnya Resistensi Antimikroba. In : Naskah Lengkap

UCAPAN TERIM AKASIH

  M akalah Penyakit Tropis dan Infeksi D i Indonesia . Surabay a : A ir-

  3. So eg ijanto S, 2004. Kumpulan

  langga University Press, hal. 65- 72, 81-91.

  5 th

  Handbook . Ed.

  2. DiPiro JT, 2000. Infectious Dis- eases. In : BG Wells, JT Dipiro, TL Schw inghammer, CW Ha- milto n (Ed s.). Pharmacotherapy

  Ed., Diterje- mahkan oleh P Anugerah. Jakar- ta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal. 645-48; 709-14.

  4 th

  Pathohysiology. Clinical Concepts of Disease Processes .

  DAFTAR ACUAN 1. Wilson LM, et al. (Eds.), 1994.

  Ucapan terimakasih disampaikan kepada Rumkital Dr.Ramelan atas izin penelitian ini.

  , New York : Mc Graw-Hill, p. 322 ; 414-419. Directed A ntibio tic Treatment domised Study., Thorax . Vol.

  60 , and Empirical Broad Spectrum p. 672-8.

  Antibiotic Treatment in Patients

  12. Stockley IH, 2001. Drug Interac- th W ith Co m m unity A cquired . Ed., Nottingham : Phar-

  tions

  5 Pneumonia. A Prospective Ran- maceutical Press, p.129-30.