HUBUNGAN JENIS KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) SUHARTINI KARANGANYAR KEBUMEN

  HUBUNGAN JENIS KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK

DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) SUHARTINI

KARANGANYAR KEBUMEN

  1

  2

  3 Reni Hapsari , Herniyatun , Eni Indrayani 1,2, 3

  Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong

ABSTRACT

  The high morbidity rate in Indonesia is one of the major problems that requires special attention from the government. One of the concrete program to overcome the high morbidity rate issued by the government is family planning program. Contraception usage is a way or attempt to prevent a meeting between the mature egg cell with sperm cells inside the uterus that can cause pregnancy.

  The study is aimed to find out the correlation between one and three monthly injection family planning acceptors with the menstrual disorders in Suhartini Midwifery Clinic in Karanganyar Kebumen in 2010. This study used descriptive correlation design with cross sectional approach with one and three monthly injection family planning acceptors as the independent variable and menstrual disorders as the dependent variable. There were 88 injection family planning acceptors taken as the samples. The data were collected by questionnaires. The data were analyzed by using Chi-Square correlation formula.

  One monthly injection family planning acceptors in Suhartini Midwifery Clinic did not experience menstrual disorders, (2). Three monthly injection family planning acceptors in Suhartini Midwifery Clinic experienced menstrual disorders, (3) there was a significant one and three monthly injection family planning acceptors with the menstrual disorders in Suhartini Midwifery Clinic in Karanganyar Kebumen in 2010 with the acquisition value of Chi Square 76.766 and Asymp.Sig. (P-Value) 0.000.

  Keywords: One and three monthly injection family planning acceptors, menstrual disorder dalam mencapai pembangunan

PENDAHULUAN

  Di Indonesia saat ini berkelanjutan. Hak ini diperkirakan bahwa, dalam satu diselenggarakan melalui (1) tahun jumlah penduduknya pengendalian kualitas penduduk bertambah 3.159.826 jiwa, dan peningkatan kualitas insani dalam satu (1) hari bertambah dan Sumber Daya Manusia 8.657 jiwa, dalam satu (1) jam (SDM). Karakteristik bertambah 361 jiwa, dalam satu pembangunan antara lain (1) menit bertambah enam (6) dilaksanakan melalui jiwa (Hartanto, 2003). pengendalian pertumbuhan Pembangunan kependudukan penduduk, keluarga berencana, dan keluarga kecil berkualitas dan dengan cara pengembangan merupakan langkah penting kualitas, penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2005).

  Tingginya angka kelahiran di Indonesia merupakan salah satu masalah besar dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya. Salah satu bentuk perhatian khusus pemerintah dalam menanggulangi angka kelahiran yang tinggi tersebut, adalah dengan melaksanakan pembangunan dan keluarga berencana secara komprehensif. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersama dengan pembangunan ekonomi, dikuatirkan hasil pembangunan tidak berarti. Dalam hal ini, keluarga berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan

  preventif yang paling dasar dan utama (Saifuddin, 2006).

  Satu-satunya jalan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara adalah melakukan pembangunan dan persamaan dengan pelaksanaan gerakan Keluarga Berencana (KB), karena pembangunan dan progam KB merupakan salah satu sisi mata uang. Upaya paling penting adalah untuk menekankan penerimaan

  zero population growth (pertumbuhan penduduk

  nol) dengan orientasi dua anak saja (Manuaba, 2003).

  Secara umum tujuan KB adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia (Prawirohardjo, 2002).

  Apabila tidak mengikuti gerakan KB akan terjadi kegagalan dalam ber-KB dan akan menimbulkan masalah pada bidang pendidikan, lapangan kerja, masalah perumahan, masalah gizi, memburuknya lalu lintas, serta gangguan ketertiban dan keamanan (Manuaba, 2003).

  Salah satu jenis

  kontrasepsi efektif yang menjadi

  pilihan dan merupakan salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini adalah KB suntik. Suntikan satu bulanan dan tiga bulanan adalah jenis KB suntik dan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang sangat efektif, tidak mengganggu senggama atau hubungan suami istri, aman, reversibilitas tinggi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode

  kontrasepsi yang baik adalah

  aman, dapat diandalkan, sederhana, murah dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian jangka panjang namun sampai saat ini belum ada suatu metode kontrasepsi yang benar–benar 100 persen ideal (Hartanto, 2003). Begitu juga dengan akseptor suntik yang dapat mengalami efek samping antara lain perubahan pola menstruasi, kenaikan berat badan, mual, hipertensi, sakit kepala, payudara terasa penuh, keputihan dan kegagalan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI), 2000).

  Gangguan menstruasi paling sering terjadi pada bulan pertama penyuntikan. Setelah satu atau dua tahun penyuntikan akan terjadi

  amenorea pada kebanyakan

  wanita. Namun, pada penggunaan Depo Noretisteron

  Nantat sedikit sekali ditemukan amenorea. Setelah penggunaan

  simultan atau dalam waktu yang

  eksklusi.

  Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2006), jika populasi berjumlah 100, maka sampel bisa diambil 100 persen. Tetapi jika populasi berjumlah lebih dari 100, maka sampel diambil sepuluh (10) sampai 15 persen atau 20 sampai 25 persen.Maka sampel yang digunakan oleh peneliti adalah 25 persen x 353 = 88 responden. Besar sampel yang digunakan yaitu akseptor KB suntik satu bulanan dan tiga bulanan yang datang ke BPS Suhartini Grenggeng Karanganyar pada saat dilakukan penelitian yaitu 88 responden (44 sampel KB suntik satu bulanan dan 44 sampel KB tiga bulanan) yang memenuhi kriteria inklusi dan

  dan tiga bulanan yang datang pada waktu penelitian.

  akseptor KB suntik satu bulanan

  Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampel secara accidental sampling yaitu tehnik pengambilan secara subyektif yang ditemui saat itu dalam jumlah secukupnya (Saryono, 2008). Sampel yang diambil secara accidental berarti sampel diambil dari responden kasus yang kebetulan ada yaitu

  Menurut Sugiyono (2007), populasi adalah keseluruhan unit individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua ibu akseptor Keluarga Berencana (KB) suntik satu bulanan dan tiga bulanan di Bidan Praktek Swasta Suhartini. Populasi KB suntik sebanyak 353 akseptor, bulan Oktober 2008 sampai September 2009.

  bersamaan atau tidak follow-up (Nursalam, 2003).

  sebab dan akibat yang terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan secara

  empat tahun, dijumpai hampir 75 persen wanita siklus

  Cross sectional yaitu variabel

  menggambarkan hubungan antara kedua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmodjo, 2005).

  analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Analitik korelasional yaitu

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

  2.653.011 orang (66,63 persen), KB pil 875.468 orang (22 persen), KB implant 452.638 orang (11,37 persen) (BKKBN, 2007).

  akseptor KB suntik sebanyak

  Data yang ada di Jawa Tengah, akseptor KB aktif periode tahun 2007 sejumlah 4.900.159 orang (78,36 persen) dari total Pasangan Usia Subur (PUS) 6.253.241 orang. Jumlah

  menstruasinya tetap teratur (Hartanto, 2003).

  a. Kriteria Inklusi Menurut Saryono (2008), kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subyek peneliti mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pada penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah: 1).

  Akseptor KB suntik satu bulanan.

  2).

  Akseptor KB suntik tiga bulanan.

  3). Akseptor yang bisa baca dan tulis. 4). Bersedia menjadi responden.

  b. Kriteria Eksklusi Menurut Saryono (2008), kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi karakteristik umum penelitian dari suatu populasi target terjangkau yang akan diteliti tetapi harus dikeluarkan dari studi karena tidak memenuhi syarat sampel. Pada penelitian ini yang menjadi kriteria eksklusi adalah akseptor KB suntik yang mengalami gangguan menstruasi karena penyakit, faktor

  psikologis, dan pola makan yang tidak baik.

  Menurut Sugiyono (2007), pengertian variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

  Variabel bebas menurut Sugiyono (2007), adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya

  dependent variabel

  atau yang mempengaruhi stimulus, input. Pada penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah akseptor Keluarga Berencana suntik satu bulanan dan tiga bulanan .

  Variabel terikat menurut Sugiyono (2007), adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini sering disebut variabel respon,

  output. Pada penelitian ini yang

  merupakan variabel terikat adalah efek samping KB suntik satu bulanan dan tiga bulanan yaitu gangguan menstruasi.

  Menurut Notoatmodjo (2005), analisa data yaitu data- data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan program komputer dan manual. Analisa data meliputi:

  Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi, yaitu dari variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik yang digunakan adalah korelasi chi square. Karena skala data yang digunakan adalah nominal dengan nominal. Rumus : = Σ

  Keterangan : = Chi square = Frekuensi yang diperoleh dari hasil pengamatan sampel

  Gangguan Mengalami Gangguan

  bulanan, ternyata semuanya (50 persen) tidak mengalami gangguan menstruasi.

  akseptor KB suntik satu (1)

  Sumber: Data primer tahun 2010 Tabel 1 menunjukkan, bahwa dari 44 orang (50 persen)

  0,000

  =

  Asym.Sig.(p-Value)

  Satu (1) Bulanan 44 (50%) 0 (0%) 44 (50%) Tiga (3) Bulanan 3 (3.4%) 41(46.6%) 44 (50%) Jumlah 47 (53.4%) 41(46.6%) 88 (100%) X² = 76,766

  Jenis Gangguan Menstruasi Jumlah KB Suntik Tidak Mengalami

  = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dan yang diharapkan dari populasi. Dikatakan signifikan apabila nilai α kurang dari 0,05.

  

Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik Di BPS Suhartini Karanganyar

Kebumen (N=88).

  Tabel 1 Hubungan Penggunaan Jenis KB Suntik Dengan Gangguan

  Karanganyar Kebumen, dapat dilihat pada tabel silang berikut ini.

  HASIL DAN BAHASAN Hubungan penggunaan jenis KB suntik dengan gangguan menst r uasi pada akseptor KB suntik di BPS Suhartini

  Ha diterima, artinya ada hubungan antara variabel satu dengan yang lain.

  Hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Bila nilai perhitungan uji statistik lebih besar dibandingkan nilai yang berasal dari tabel (nilai perhitungan lebih dari nilai tabel) maka keputusannya : Ho ditolak dan

  Hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain Ha : Hipotesis Alternatif

  Kriteria pengujian hipotesis: Ho : Hipotetis Nol

  Selanjutnya dari 44 orang (50 persen) akseptor KB suntik tiga (3) bulanan, ternyata mayoritas sebanyak 41 orang (46,6 persen) mengalami gangguan

  menstruasi, hanya tiga (3) orang

  ²) sebesar

  Suhartini Karanganyar Kebumen tahun 2010, dalam arti responden yang memakai jenis suntik tiga (3) bulanan mempunyai kecenderungan mengalami gangguan

  akseptor KB suntik di BPS

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis KB suntik yang dipakai akseptor dengan gangguan menstruasi pada

  SIMPULAN

  menstruasi, sedangkan akseptor satu bulanan tidak.

  (DMPA), Pola Menstruasi Dan Kelangsungan Pemakaian", yang salah satu hasil penelitiannya menyatakan bahwa akseptor KB suntik tiga bulanan mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan

  Cycloprovera Dengan Depo Medroxy Progesteron Asetat

  Diterimanya hipotesis kerja tersebut pada dasarnya selaras dengan hasil penelitian Soetrisno, (1993) yang berjudul "Studi Banding Kontrasepsi

  menstruasi, sebaliknya akseptor KB suntik satu bulanan tidak.

  (lebih kecil dibandingkan 0,05), dengan demikian hipotesis kerja diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan jenis KB suntik dengan gangguan menstruasi di BPS Suhartini Karanganyar Kebumen. Hubungannya bersifat positif, artinya akseptor KB suntik tiga bulanan cenderung mengalami gangguan

  0,000

  dan Asymp.Sig. (p-Value)

  76,766

  Chi Kuadrat ( χ

  (3,4 persen) yang tidak mengalami gangguan

  Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara penggunaan jenis KB suntik dengan gangguan menstruasi digunakan analisis Chi-Square (Chi Kuadrat), diperoleh hasil nilai

  menstruasi.

  responden (6,8 persen) yang tidak mengalami gangguan

  menstruasi, hanya tiga (3)

  bulanan, ternyata mayoritas sebanyak 41responden (93,2 persen) mengalami gangguan

  akseptor KB suntik tiga (3)

  Berdasarkan tabulasi silang, dapat diketahui bahwa dari 44 responden akseptor KB suntik satu (1) bulanan, ternyata semuanya tidak mengalami gangguan menstruasi. Selanjutnya dari 44 responden

  ²) sebesar 76,766 dan Asymp.Sig. (p-Value) 0,000 (lebih kecil dibandingkan 0,05), dengan demikian hipotesis kerja diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan jenis KB suntik dengan gangguan menstruasi di BPS Suhartini Karanganyar Kebumen.

  Chi Kuadrat ( χ

  Setelah dilakukan uji statistika, diperoleh hasil nilai

  perhitungannya menggunakan bantuan program komputer.

  Chi-Square (Chi Kuadrat), yang

  Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara penggunaan jenis KB suntik dengan gangguan menstruasi di BPS Suhartini Karanganyar Kebumen, digunakan analisis

  menstruasi.

  menstruasi, seballiknya yang memakai KB suntik satu (1) bulanan tidak mengalami gangguan menstruasi. Perolehan nilai Chi Square (

  χ

  Obstetri: Obstetric Operatif, Obstetric Social.

  Jakarta: EGC. Manuaba, I.B.G. (2003). Ilmu

  Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

  Margareta. (2005).

  Tingkat Pengetahuan Tentang Metode KB Suntik Pada Ibu Akseptor KB Suntik Di Puskesmas Ngawen

  II, Gunung Kidul,Yogyakarta: Karya Tulis Ilmiah Program Diploma

  III Kesehatan Jurusan Kebidanan Yogyakarta.

  Mochtar, R. (2003). Sinopsis

  Jakarta: EGC. Nursalam, (2003). Konsep Dan

  Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.

  Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

  Notoatmodjo, S. (2005).

  Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

  Rineka Cipta. Prawiroharjo, S .(2003). Buku

  Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

  Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

  Prawiroharjo, S .(2002). Ilmu

  Kebidanan. Jakarta:

  Jakarta: Salemba Medika. Maimunah, S. (2005). Kamus Istilah Kebidanan.

  Pustaka Sinar Harapan. Hidayat, A.A. (2007). Metode

  ²

  Keluarga Berencana Nasional. (2005).

  hitung

  ) sebesar 76,766 dan Asymp.Sig. (p-Value) 0,000.

  DAFTAR PUSTAKA

  Ardiyan, (2005). Hubungan

  Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Dan Metode Kontrasepsi Dengan kesesuaian Penelitian Metode Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur Di Kelurahan Sumbersari Jember.

  Arikunto, S. (2006). Prosedur

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

  Jakarta: Rineka Cipta. Badan Kependudukan dan

  Partisipasi Pria Dalam KB Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Depkes RI.

  Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta:

  Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. (2007). Materi

  Konseling Untuk Membantu Klien Memilih Jenis Kontrasepsi.

  Jakarta: Depkes RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

  (2000). Buku Petugas

  Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.

  Jakarta: EGC. Glasier A Dan Gebbie A. (2004).

  Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi.

  Jakarta: EGC. Hartanto, H. (2003). Keluarga

  Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Riwidikdo, H.(2007). Statistika Sebagai Faktor Risiko

  Kesehatan (Belajar Mudah Obesitas Pada Peserta KB Teknis Analisis Data Di Kabupaten Kulonprogo Penelitian Kesehatan). Studi Kontrol. Yogyakarta: Yogjakarta: Mitra UGM.

  Cendekia. Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Saifuddin, A.B. (2006). Buku Penelitian. Jakarta: Panduan Praktis Alfabeta.

  Pelayanan Kontrasepsi. Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu

  Jakarta: Yayasan Bina Kandungan. Jakarta: Pustaka Sarwono Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo. Sarwono Prawirohardjo.

  Saryono.(2008). Metodologi Wulansari Dan Nuriawati.

  Penelitian (2006). Ragam Metode Kesehatan.Yogyakarta: Kontrasepsi. Jakarta:

  Citra Medika. EGC. Sugiharti, (2002). Penggunaan

  Kontrasepsi Hormonal