EVALUASI KINERJA DAN ANGGARAN

EVALUASI KINERJA DAN ANGGARAN

SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

KATA PENGANTAR

Penyusunan Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2016 dilaksanakan dalam rangka menunjang penyusunan Laporan Kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2016 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengungkapan informasi kinerja saat ini relevan dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasi secara jelas keluaran (output) dari setiap kinerja dan hasil (outcome) dari setiap program.

Laporan Evaluasi Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 dibuat berdasarkan data monitoring dan evaluasi yang diklasifikasikan berdasarkan realisasi fisik dan anggaran. Laporan dimaksudkan untuk menilai kinerja dari setiap kegiatan dengan mengacu pada perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Laporan juga dapat memberikan informasi sejauh mana setiap kegiatan telah mencapai target yang direncanakan di awal yang merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi serta menjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Jakarta, Januari 2017 Sekretaris,

Heru Arnowo, SH, MM, CFrA

NIP. 196011221986031002

BAB I PENDAHULUAN

A. UMUM

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan disusun untuk melaksanakan ketentuan pasal 30 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Dalam sistem ini, tahapan perencanaan pembangunan terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: (1) penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat tahapan ini merupakan satu kesatuan fungsi manajemen yang saling terkait dan saling melengkapi. Setiap pelaksanaan rencana tidak akan berjalan lancar jika tidak didasarkan kepada perencanaan yang baik. Sejalan dengan itu, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program pembangunan, perlu dilakukan upaya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan.

Pemantauan dan pengawasan merupakan salah satu upaya pengendalian pelaksanaan rencana. Pengendalian dilakukan dengan maksud untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, sedangkan kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan seperti perkembangan realisasi penyerapan dana dan realisasi target keluaran (output), mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.

Dari hasil pemantauan dan pengawasan tersebut, dilakukan tahap evaluasi dengan maksud untuk menilai efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak dan keberlanjutan dari suatu program. Selain itu, tahap evaluasi juga dilakukan untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai Dari hasil pemantauan dan pengawasan tersebut, dilakukan tahap evaluasi dengan maksud untuk menilai efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak dan keberlanjutan dari suatu program. Selain itu, tahap evaluasi juga dilakukan untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai

1. Evaluasi pada tahap perencanaan, yaitu evaluasi dilakukan sebelum ditetapkan rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan menentukan skala prioritas dan berbagai alternatif serta kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan, yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan atau progress report realisasi dibandingkan dengan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi inilah yang dilakukan setiap triwulan.

3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan, yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil yang dibandingkan masukan), efektifitas (hasil dan dampak terhadap sasaran) atau pun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program.

B. ORGANISASI SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 Tanggal

29 September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri dari 4 (empat) Bagian (Bagian TUKUMPEG, Bagian PI, Bagian Keuangan dan BMN, Bagian APTLH) dan 8 (delapan) Sub Bagian (Subbagian Kepegawaian dan Organisasi, Subbagian TU dan Hukum, Subbagian Program dan Anggaran, Subbagian Evaluasi, Informasi dan Humas, Subbagian Perbendaharaan dan Verifikasi, Subbagian Pengelolaan BMN dan RT, Subbagian APTLHP I dan Subbagian APTLHP II) Penjabaran Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Jenderal dapat dilihat sebagai berikut:

Struktur Organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Inspektorat Jenderal. Pada Tahun 2016 Sekretariat Inspektorat Jenderal menerima alokasi anggaran sebesar Rp61.318.937.000,- namun terdapat revisi pagu anggaran pada Bulan November Tahun 2016 berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016, Tanggal 28 Agustus 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016, sehingga Sekretariat Inspektorat Jenderla anggarannya menjadi Rp56.344.156.000,- yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Dokumen

pencegahan dan pemberantasan korupsi. Keluaran dari kegiatan-kegiatan tersebut berupa dokumen dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.608.097.000,-

2. Dukungan Manajemen Inspektorat Jenderal. Keluaran yang dihasilkan

berupa laporan dengan alokasi anggaran sebesar Rp10.597.756.000,-

3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran. Alokasi anggaran sebesar Rp2.624.989.000,-

4. Layanan Perkantoran. Keluaran yang dihasilkan berupa layanan per 12 bulan dengan alokasi anggaran sebesar Rp40.513.314.000,-.

RKA-K/L

REVISI PAGU OUTPUT

TARGET

REVISI

AWAL 2016 S.D TW IV IV 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT

SUB OUTPUT

Pendampingan Program 1 Pencegahan Korupsi

Hasil Pendampingan Program

Base Line

1 Pencegahan Korupsi

Perencanaan-Pengaggaran 1 dan Informasi

20 20 2.702.863.000 2.509.146.000 Hasil Dukungan Manajemen

2 Inspektorat Jenderal

Layanan Umum dan

Base Line

2 Kepegawaian

[2057.022.002] Pengelolaan Keuangan dan 3 Aset

[2057.022.003] Pemutakhiran data dan analisis 4 tindak lanjut hasil pengawasan

Pengadaan Peralatan dan

3 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

36 19 335.048.000 311.199.000 Base Line

1 Fasilitas Perkantoran

Pengadaan Furniture 2 Workstation

Layanan Perkantoran 4 Base Line

Target Fisik dan Pagu Anggaran Tahun 2016 Sekretariat Inspektorat

Catatan : 1. Terdapat revisi target fisik pada Bulan November Tahun 2016 dari 243 dokumen/laporan menjadi 226 dokumen/laporan; 2. Terdapat revisi anggaran pada Bulan November Tahun 2016 dari

Rp61.318.937.000,- menjadi Rp56.344.156.000,-.

Revisi target fisik dan anggaran dilakukan untuk mengoptimalkan output kegiatan dan realisasi anggaran Tahun 2016.

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah. Perjanjian Kinerja digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

Perjanjian Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2016 merupakan kinerja tahun kedua dari Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 sebagai sasaran pendukung program Inspektorat Jenderal, yang didukung dengan anggaran sebesar Rp61.318.937.000,-.

No Kegiatan

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Meningkatnya dukungan

Persentase satuan

Teknis Lainnya pada

manajemen dan

kerja yang telah

pelaksanaan tugas

Program

menerapkan

Rp61.318.937.000,- Pengawasan dan

1. Peningkatan

teknis lainnya pada

program aksi

Program Peningkatan

40%

pencegahan dan

Akuntabilitas

Pengawasan dan

pemberantasan

Aparatur

Akuntabilitas Aparatur

korupsi

Kementerian

Kementerian Kesehatan

Kesehatan

Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud diatas berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja tersebut, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. REALISASI KINERJA DAN ANGGARAN

Sasaran Kegiatan Sekretariat Inspektorat Jenderal adalah Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp56.344.156.000,- dengan target fisik sebanyak 226 laporan/dokumen/bulan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp54.595.866.837,- (96,90%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 236 laporan/dokumen/bulan (104,42%), dengan rincian sebagai berikut:

Realisasi Anggaran dan Realisasi Laporan Sekretariat Inspektorat Tahun 2016

Realisasi Anggaran Per Triwulan Realisasi Laporan Per Triwulan

Tingginya realisasi anggaran pada TW III dikarenakan adanya pembayaran belanja modal pengadaan workstation, meskipun pengerjaannya menjadi output pada TW II.

Rp53.940.503.930,- 76,18

Perbandingan Capaian Realisasi Tahun 2016 dan Tahun 2015

Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal dari Rp70.803.237.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp56.344.156.000,- pada Tahun 2016.

Rincian Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan sebagai berikut:

RKA-K/L

PAGU OUTPUT

SUB OUTPUT

ANGGARAN ANGGARAN 2016

2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT

Pendampingan Program Pencegahan

Hasil Pendampingan

1 Korupsi 1 Base Line Program Pencegahan Korupsi 71 76 2.608.097.000 2.575.532.426 (2057.021)

Perencanaan- 1 Pengaggaran dan Informasi

20 20 2.509.146.000 2.481.533.961 Hasil Dukungan Manajemen

2 Inspektorat Jenderal

Layanan Umum dan

Base Line

2 Kepegawaian

[2057.022.002] Pengelolaan Keuangan

3 dan Aset

[2057.022.003] Pemutakhiran data dan 4 analisis tindak lanjut hasil pengawasan

Pengadaan Peralatan dan Fasilitas

19 19 311.199.000 2.313.790.000 Base Line

3 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Pengadaan Furniture 2 Workstation

Layanan Perkantoran 4 Base Line

1. Pendampingan program pencegahan dan pemberantasan korupsi. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp2.608.097.000,- dengan target fisik sebanyak 71 dokumen dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan

Desember 2016 sebesar Rp2.575.532.426,- (98,75%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 76 laporan (107,04). Dengan rincian sebagai berikut:

TW I 3 laporan (4,23%):

 Lapaporan bulanan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);  Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);  Lapaporan pengelolaan LHKPN/LHKASN (1 laporan).

TW II 30 laporan (42,25%):

 Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);  Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);  Laporan kegiatan pendampingan PPK (26 laporan);

1 RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu

14 Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu; Bandung;

2 BKMM Cikampek;

15 Poltekkes Gorontalo;

3 KKP Kelas III Jambi;

16 BPFK Medan;

4 Poltekes Bandung;

17 Politeknik Kesehatan Banjarmasin;

5 B2P2 TOOT

18 RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Tawangmangu;

Lawang;

6 BBKPM Surakarta;

19 Poltekkes Medan;

7 Poltekkes Riau;

20 KKP Dumai;

8 BKMM Makassar;

21 Poltekkes Jambi;

9 KKP Tambilahan;

22 BBTKL Pengendalian Penyakit

Yogyakarta;

10 Poltekkes Ternate;

23 KKP Kelas III Merauke

11 KKP Ternate;

24 Loka Litbang P2B2 Waikabubak;

12 KKP Pekanbaru;

25 Loka Litbang P2B2 Baturaja;

26 BPFK Surabaya.  Laporan pengelolaan LHKPN/LHKASN (1 laporan);  Laporan RDK LHKPN (1 laporan).

13 Poltekkes Malang;

TW III 3 laporan (4,23%):

 Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);  Laporan bulanan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);  Laporan pengelolaan LHKPN/LHKASN (1 laporan).

TW IV 40 laporan (56,34%):

 Laporan Tahunan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);  Laporan Tahunan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);  Laporan pengelolaan LHKPN/LHKASN (1 laporan);  Laporan RDK LHKPN (1 laporan);  Laporan RDK UPG (2 laporan);  Laporan triwulanan pengelolaan gratifikasi itjen (1 laporan);  Laporan triwulanan pengelolaan gratifikasi Kemenkes (1 laporan);  Laporan kegiatan pendampingan PPK (19 laporan);  Laporan monev JKN (13 laporan).

2. Dukungan Manajemen Inspektorat Jenderal. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp10.597.756.000,- dengan target fisik sebanyak 123 laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp10.328.780.594,- (97,46%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 128 laporan (104,07). Dengan rincian sebagai berikut:  Perencanaan, Pengaggaran dan Informasi:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp2.509.146.000,- dengan target fisik sebanyak 20 laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp2.481.553.961,- (98,90%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 20 laporan (100,00%). Dengan rincian sebagai berikut:

TW I 5 laporan (25,00%):

1. Laporan penyelesaian PAGU indikatif RKA-K/L (1 laporan);

2. Laporan Penyelesaian LAKIP (1 laporan);

3. Laporan Penyelesaian LAPTAH (1 laporan);

4. Laporan Penyelesaian Laporan PP39 (1 laporan);

5. Laporan Penyelesaian PKPT (1 laporan).

TW II 3 laporan (15,00%):

1. Laporan Kegiatan Rakorwas (1 laporan);

2. Laporan Penyusunan Renja 2017 (1 laporan);

3. Laporan Penyelesaian Laporan PP39 (1 laporan).

TW III 11 laporan (55,00%):

1. Laporan Penyusunan Jakwas 2017 (1 laporan);

2. Laporan Penyelesaian Laporan PP39 (1 laporan);

3. Laporan RB dan Tata Kelola (19 September dan 21 September 2016) (8 laporan);

4. Laporan Penyusunan RKA-K/L (1 laporan).

TW IV 1 laporan (5,00%):

Laporan Pelaksanaan PP39.  Layanan Umum dan Kepegawaian: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp6.128.110.000,- dengan target fisik sebanyak 53 laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp5.939.960.827,- (96,93%),

sedangkan realisasi fisik sebanyak 54 laporan (101,89%). Dengan rincian sebagai berikut:

TW I 9 laporan (16,98%):

1. Sosialisasi dan Diseminasi Penguatan Manajemen (2 laporan);

2. Penatausahaan LHP (1 laporan);

3. Pengelolaan arsip (2 laporan);

4. Pengembangan SDM (2 laporan);

5. Sosialisasi dan Diseminasi Penguatan Manajemen (1 laporan);

6. Peningkatan JFT Auditor (1 laporan).

TW II 11 laporan (20,75%):

1. Pemutakhiran SIMKA (1 laporan);

2. Penatausahaan LHP (1 laporan);

3. Pengelolaan arsip (1 laporan);

4. Pengembangan SDM (6 laporan);

5. Peningkatan JFT Auditor (Jenewa) (1 laporan);

6. Koordinasi Humas (1 laporan).

TW III 15 laporan (28,30%):

1. Laporan Pemutakhiran SIMKA (1 laporan);

2. Laporan Capacity Building (1 laporan);

3. Kegiatan Penilaian Angka Kredit (2 laporan);

4. Lap penataan usahaan LHP (1 laporan);

5. Laporan Pembinaan Hukum dan Organisasi (1 laporan);

6. Laporan Pembinaan dan Edukasi (9 laporan).

TW IV 19 laporan (35,85%):

1. Rapat Pleno PAK 26-27 Desember 2016 (1 laporan);

2. RDK SIMKA (KGB) Itjen Kemenkes RI 2 Desember 2016 (1 laporan);

3. RDK Penghapusan Arsip 8 Desember 2016 (1 laporan);

4. Penata usahaan LHP 21 Desember 2016 (1 laporan);

5. RDK 20 Desember 2016 (Hukor) (1 laporan);

6. Pemutakhiran SIMKA, 1 Des, 5 Des dan 2 Des 2016 (3 laporan);

7. Laporan pembinaan JFA, 20 Des 2016 (2 laporan);

8. Rapat Pleno PAK, 14-15 Nov 2016 (1 laporan);

9. RDK SIMKA (KGB) Itjen Kemenkes RI 17 November 2016 (1 laporan);

10. RDK Pengelolaan Arsip, 23-24 November 2016 (1 laporan);

11. RDK Penghapusan Arsip, 3-4 Oktober 2016 (1 laporan);

12. RDK Pengelolaan Arsip, 19-20 Oktober 2016 (1 laporan);

13. RDK Pengelolaan Arsip, 28 Oktober 2016 (1 laporan);

14. Workshop dan Penilaian Maturitas SPIP, 4-5 Sep 2016 (Desiminasi) (1 laporan);

15. Pengambilan Sumpah PNS Tahun 2016, 28 Oktober 2016 (Desiminasi) (1 laporan);

16. RDK, 7 Oktober 2016 (Hukor) (1 laporan).  Pengelolaan Keuangan dan Aset: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp668.200.000,- dengan target fisik sebanyak 29 laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp641.113.251,- (95,95%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 29 laporan (100,00%). Dengan rincian sebagai berikut:

TW I 7 laporan (24,14%):

1. Koordinasi keuangan lintas sektor (3 laporan);

2. Pengelolaan persediaan (3 laporan);

3. Pengelolaan BMN (1 laporan).

TW II 8 laporan (27,58%):

1. Koordinasi keuangan lintas sektor (3 laporan);

2. Pengelolaan persediaan (3 laporan);

3. Penyusunan Laporan Keuangan (1 laporan);

4. Inventarisasi BMN (1 laporan).

TW III 6 laporan (20,69%):

1. Koordinasi keuangan lintas sektor (3 laporan);

2. Pengelolaan persediaan (3 laporan).

TW IV 8 laporan (27,59%):

1. Koordinasi Keu lintas sektor (3 laporan);

2. Pengelolaan persediaan (3 laporan);

3. Inventaris BMN (1 laporan);

4. Penyusunan Lapaporan Keuangan (1 laporan).  Pemutakhiran Data dan Analisis Tindak Lanjut Hasil Pengawasan:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp1.292.300.000,- dengan target fisik sebanyak 24 laporan dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp1.266.172.555,- (97,98%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 25 laporan (119,05%). Dengan rincian sebagai berikut:

TW I 6 laporan (28,62%):

1. Pemutakhiran TL (surat apresiasi), 21 - 22 Januari 2016;

2. Pemutakhiran TL (surat apresiasi), 24 - 27 Januari 2016;

3. RDK IHPS, 10 - 11 Februari 2016;

4. RDK Pemutakhiran TL, 17 - 18 Februari 2016;

5. Pemutakhiran TL Provinsi Maluku, 1 - 5 Maret 2016;

6. Pemutakhiran TL Provinsi Sulut, 1 - 5 Maret 2016.

TW II 8 laporan (38,10%):

1. Laporan Pemutakhiran TL dengan PPSDM, 26 - 28 April 2016;

2. RDK Pembahasan TPTGR, 10 Juni 2016;

3. RDK Pembahasan TPTGR, 13 - 14 Juni 2016;

4. Pemutakhiran TL dengan Ditjen P2P;

5. RDK Inventarisasi TPTD, 28 - 29 Juni 2016;

6. RDK Koordinasi Pemutakhiran TL Mei 2016 (3 Laporan).

TW III 5 laporan (23,81%):

1. Pemutakhiran TL, 27 - 29 Juli 2016;

2. RDK Inventarisasi TPTD, 26 - 27 Juli 2016;

3. RDK Pemutakhiran TL, 1 Agustus 2016;

4. Pemutakhiran TL Batam, 17 - 21 Agustus 2016;

5. RDK IHPS Semester I Tahun 2016, 29 - 30 Agustus 2016.

TW IV 6 laporan (28,57%):

1. Pemutakhiran TL Jabar, 4 - 8 Oktober 2016;

2. Pemutakhiran TL Jateng, 4 - 8 Oktober 2016;

3. Kemendagri Regional I Jabar, 10 - 14 Oktober;

4. Kemendagri Regional II Jabar, 17 - 21 Oktober;

5. Pemutakhiran TL Padang, 1 - 4 November 2016;

6. Pemutakhiran TL Jabar, 23 - 25 November 2016.

3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp2.624.989.000,- dengan target fisik sebanyak 20 dokumen dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp2.624.988.800,- (100,00%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 20 laporan (100,00%).  Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp311.199.000,- dengan target fisik sebanyak 19 dokumen dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp311.198.800,- (100,00%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 19 laporan (100,00%). Dengan rincian sebagai berikut:

TW I 0 laporan (00,00%):

Pengadan Peralatan dan Fasilitas Kantor direncanakan pada TW II tahun 2016.

TW II 19 laporan (100,00%):

1. Pengadaan Portable active speaker (3 laporan);

2. Pengadaan Penghancur Kertas Besar (1 laporan);

3. Pengadaan Telp Mesin Fax (2 laporan);

4. Pengadaan Roll Opack (7 laporan);

5. Pengadaan LCD Projektor (3 laporan);

6. Pengadaan Mesin Penghitung Uang (1 laporan);

7. Pengadaan Action Camera Kit (2 laporan).

TW III 0 laporan (00,00%):

Pengadan Peralatan dan Fasilitas Kantor dilaksanakan pada TW II tahun 2016.

TW IV 0 laporan (00,00%):

Pengadan Peralatan dan Fasilitas Kantor dilaksanakan pada TW II tahun 2016.

 Pengadaan Furniture Workstation: Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp2.313.790.000,- dengan target fisik sebanyak 1 dokumen dalam satu tahun. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan Bulan Desember 2016 sebesar Rp2.313.790.000,- (100,00%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 1 laporan (100,00%). Dengan rincian sebagai berikut:

TW I 0 laporan (00,00%):

Pengadaan Furniture Workstation direncanakan pada TW II tahun 2016.

TW II 1 laporan (100,00%):

Paket Furniture Workstation (1 paket/laporan).

TW III 0 laporan (00,00%):

Pengadaan Furniture Workstation dilaksanakan pada TW II tahun 2016.

TW IV 0 laporan (00,00%):

Pengadaan Furniture Workstation dilaksanakan pada TW II tahun 2016.

4. Layanan Perkantoran. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp40.513.314.000,- selama 12 bulan. Realisasi penyerapan anggaran

2016 sebesar Rp39.066.390.814,- (96,43%). Dengan rincian layanan perkantoran periode Januari s.d Desember 2016 (12 bulan) (100,00%).

sampai

dengan

Bulan

Desember

Adapun beberapa penyebab tidak optimalnya penyerapan anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan secara penuh yaitu :

a. Perhitungan estimasi pengangkatan jabatan fungsional auditor yang diperkirakan sejak Bulan April 2016, namun SK pengangkatan jabatan fungsional auditor baru diterima pada akhir Desember 2016;

b. Terdapat sisa tunjangan kinerja yang diakibatkan kenaikan dasar pengenaan pajak/PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) sehingga pajak yang melekat pada tunjangan kinerja semakin kecil;

c. Terdapat saldo uang makan yang merupakan sisa anggaran uang makan yang tidak dibayarkan sehubungan dengan pegawai melaksanakan penugasan diluar kantor.

B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing

ditindaklanjuti dalam perencanaan/program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran dengan menggunakan strategi yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) dan dituangkan dalam Penetapan Kinerja yang disusun setiap awal tahun berjalan.

Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pengungkapan informasi kinerja saat ini relevan dengan perubahan paradigma

Dengan perubahan paradigma tersebut, maka pengukuran kinerja yang menjadi bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana disebutkan diatas setidaknya mencakup perkembangan keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja yang menjadi tolok ukur keberhasilan organisasi.

Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Inspektorat Jenderal melaksanakan 1 (satu) program dari 9 (sembilan) program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu program “Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan”.

Dalam mencapai indikator utama tersebut di atas, didukung oleh beberapa kinerja kegiatan dengan menghasilkan output, salah satunya adalah Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Sekretariat Inspektorat Jenderal yaitu “Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan ”

Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebesar 41,12% dari 40% target yang ditetapkan pada Tahun 2016 yang dihitung berdasarkan persentase satuan kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi sampai dengan Tahun 2016.

Evaluasi dan analisa capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan sebagai berikut:

1. Capaian Realisasi Terhadap Target:

Dilihat dari capaian indikator, untuk Tahun 2016 Sekretariat Inspektorat Jenderal dapat melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan:

Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan. Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut, yaitu: Persentase satuan kerja yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Definisi operasional dari indikator kinerja kegiatan: Satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi adalah satuan kerja yang telah melaksanakan salah satu dari kegiatan berikut:

a) Pengendalian gratifikasi;

b) Pengelolaan pengaduan masyarakat;

c) Pengelolaan LHKPN;

d) Kebijakan benturan kepentingan.

Kondisi yang dicapai: Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2016 adalah 41,12% dari target 40% dengan dasar perhitungan sebagai berikut:

Jumlah satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi

x 100%

Jumlah satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah di lingkungan Kemenkes

Cara hitung disesuaikan dengan persentase realisasi aksi PPK: 2015: 43 satker 2016: 45 satker Realisasi = Jumlah aksi PPK s/d 2016

Seluruh satker Kemenkes

2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dan Tahun 2015:

2015 Realisasi IKK

Target Realisasi Sekretariat Inspektorat

Jika melihat dari tabel diatas realisasi IKK Sekretariat Inspektorat mengalami kenaikan capaian dari 20,09% pada Tahun 2015 dan 41,12% pada Tahun 2016. Hal ini sesuai dengan yang telah direncanakan dalam Rencana Aksi Program (RAP) Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan 2015-2019 dimana pada Tahun 2016 ditargetkan satuan kerja kantor pusat dan kantor daerah yang telah menerapkan program aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi sebesar 40%.

3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah:

Apabila capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal diperbandingkan dengan target capaian kinerja jangka menengah maka dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:

Grafik Perbandingan Realisasi Kinerja s.d Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah 2015 - 2019

Capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal sebesar 41,12% pada Tahun 2016 telah melebihi target kinerja yang direncanakan pada tahun tersebut yakni sebesar 40%. Diharapkan capaian target Tahun 2017 juga akan tercapai.

4. Keberhasilan Pencapaian Target:

Keberhasilan pencapaian target sasaran Sekretariat Inspektorat Jenderal dikarenakan telah dilaksanakannya pembinaan secara berkesinambungan terhadap satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan diantaranya melalui berbagai kegiatan sebagai berikut:

a. Pendampingan Pengelolaan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan;

b. Pendampingan dan pengelolaan pengisian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Laporan Harta kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan.

c. Evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

d. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawas Fungsional (APF).

e. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) lain.

f. Penanganan Pengaduan Masyarakat.

g. Penerapan Pendidikan Budaya Anti Korupsi pada Poltekkes Kementerian Kesehatan.

h. Penerapan Whistleblower’s System dan Justice Collaborator.

i. Penerpan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten dan Melayani (WBBKM).

j. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. k. Monitoring dan evaluasi pengendalian fraud JKN pada Rumah Sakit

Vertikal di lingkungan Kementerian Kesehatan.

5. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya:

Realisasi capaian Indikator Kinerja Kegiatan Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2016 adalah sebesar 41,12% dari target 40%. Alokasi dan target

Jika melihat capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal Tahun 2016 sebesar 41,12% dan penyerapan anggaran sebesar 96,90% dengan realisasi fisik sebesar 104,42% maka telah terjadi efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan Inspektorat Jenderal. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan pembinaan dan pendampingan terkait aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi dalam satu penugasan kepada satu Tim.

Dari sisi pelaksanaan aggaran pada Tahun 2016 terdapat efisiensi belanja modal paket pengadaan workstation senilai Rp855.898.300,- dari nilai HPS sebesar Rp3.169.688.300,- dengan nilai kontrak sebesar Rp2.313.790.000,-

6. Kegiatan Penunjang Keberhasilan:

Beberapa kegiatan penunjang untuk mendukung pencapaian sasaran ini dilakukan upaya antara lain:

a. Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang: Inspektur Jenderal Drs. Purwadi, Apt.,MM.,ME dan Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan drg. S.R. Mustikowati, M.Kes memberikan sosialisasi tentang Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi serta strategi pembangunan Zona Integritas seluruh pimpinan/pejabat struktural dan fungsional, pegawai dan tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, Apoteker, Rekam

Medis, dll) di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang pada tanggal

15 Januari 2016.

b. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan 2016: Tema Rapat Koordinasi Pengawasan Tahun 2016 adalah “Pencegahan Fraud dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan ”. Acara rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh kurang lebih 130 peserta yang terdiri dari Direktur Keuangan dan perwakilan dari Satuan Pemeriksa Internal (SPI) Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan, perwakilan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), Perwakilan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) dan Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.

c. Komitmen Menolak Gratifikasi: Penandatanganan secara serempak mengenai pernyataanya MENOLAK GRATIFIKASI di lingkungan profesi kedokteran. Adapun pihak-pihak yang terlibat adalah Kementerian Kesehatan RI, IDI, Badan POM, RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, IPMG, KKI, Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia, Glaxo Smith Kline Pharma, PT. Merck Tbk, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, RSK. Dharmais, dan PT. Kimia Farma.

d. Sosialisasi dan Penandatanganan Komitmen Bersama Pengendalian Gratifikasi dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Antara KKP Kelas III Gorontalo dan Mitra Kerja: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi pengendalian gratifikasi di Lingkungan KKP Kelas III Gorontalo dan menyaksikan penandatanganan komitmen bersama pengendalian gratifikasi dan pencegahan tindak pidana korupsi antara KKP Kelas III Gorontalo dan mitra kerjanya di kota Gorontalo pada tanggal 15 Februari 2016.

e. Asistensi Pengisian dan Pengumpulan LHKPN di Lingkungan Sekretariat Jenderal: Sekretariat Jenderal mengadakan Asistensi Pengisian dan Pengumpulan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dengan mengundang Inspektorat Jenderal dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bertempat di auditorium G.A. Siwabessy, asistensi diikuti oleh kurang

f. Pencanangan Zona Integritas Satker BBKPM Surakarta Menuju WBK/WBBM: Inspektorat Jenderal melaksanakan sosialisasi dan pendampingan pembentukan zona integritas pada satuan kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta pada tanggal 3 Maret 2016.

g. Kunjungan Kerja Ke Inspektorat Jenderal Kemendikbud: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan melaksanakan kunjungan kerja ke Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna membahas agenda kerja koordinasi pengawasan dalam hal pertukaran informasi kebijakan pengawasan di masing-masing Instansi pada Tanggal 10 Maret 2016.

h. Kunjungan Kerja ke Inspektorat Jenderal Kemenhub: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengadakan kunjungan kerja ke Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat. Kunjungan kerja tersebut dipimpin oleh Inspektur Jenderal, Drs. Purwadi, Apt, MM, ME dengan diikuti oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal, drg. S.R Mustikowati, M.Kes, Inspektur IV, Drs. Wayan Rai Suarthana, MM, Auditor Fungsional dan Struktural Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Kunjungan tersebut diterima baik oleh jajaran Inspektorat Jenderal Kemenhub yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Dr. Cris Kuntadi, CA, CPA, QIA, FCMA, CGMA, Ak. Tujuan diadakannya Kunjungan Kerja tersebut adalah untuk menjalin tata hubungan kerja yang harmonis khususnya dalam hal pertukaran informasi terkait dengan metode pengawasan yang efektif, efisien dan tepat. Kunjungan dilakukan pada Tanggal 17 Maret 2016.

i. Sosialisasi Penilaian Satuan kerja WBK/WBBM Pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda: Inspektorat Jenderal memberikan sosialisasi kepada pimpinan dan pegawai di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda tentang usulan satuan kerja yang dapat meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tanggal 23 Maret 2016.

k. Penerbitan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016: Menerbitkan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016 tentang Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tanggal

27 Mei 2016. l. Penandatanganan MoU antara Kemenkes dengan KPK: Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) bersama Ketua KPK Agus Rahardjo, ST., MSc. Mgt, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Ristek Dikti dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menandatangani Nota Kesepahaman mengenai Pencegahan Tindak Pidana Korupsi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin 25Juli 2016.

m. Rakornas APIP Tahun 2016 di Kantor Pusat BPKP: Rakornas APIP T ahun 2016 mengambil tema “Aktualisasi Peran APIP sebagai Early Warning System dalam Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” yang dihadiri oleh

10 Menteri atau yang mewakili dari Big Spender, 5 Gubernur, Ketua Pengurus Asosiasi Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, 90 Inspektur Jenderal K/L, 34 Inspektur Provinsi, 68 Inspektur Kabupaten/Kota, para Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan BPKP. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan bersama dengan Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada tanggal 23 Agustus 2016 bertempat di Kantor BPKP Pusat Jl. Pramuka No. 33 Jakarta.

n. Sosialisasi Penilaian Integritas Organisasi Publik sebagai Upaya

Pencegahan Korupsi dan Penguatan Sistem Integritas Nasional: Bertempat di Auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Kesehatan yang diwakili oleh Inspektorat Jenderal menghadiri acara yang diselenggarakan oleh KPK, yaitu kerjasama

o. Penandatanganan MoU antara Kemenkes dengan BPKP: Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek menandatangani Nota Kesepahaman bersama Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguna (BPKP), Ardan Adiperdana terkait penguataan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dalam rangka meningkatkan program pencegahan tindak pidana korupsi di Lingkungan Kementerian Kesehatan pada Tanggal 7 Oktober 2016.

p. Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Tahun 2016: Kegiatan diselenggarakan di Hotel Aston Bogor yang berlangsung dari Tanggal 31 Oktober s.d 3 November 2016 dan dihadiri oleh perwakilan

dari 80 Kementerian Lembaga, Pemprov/Pemkot/Pemkab dan BUMN/BUMD se-Indonesia. Berkesempatan hadir menjadi peserta sekaligus sebagai narasumber Rakornas UPG dari Kementerian Kesehatan dalam pembukaan kegiatan tersebut adalah Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Heru Arnowo, SH, MM yang didampingi oleh Kepala Bagian TU-Hukum dan Kepegawaian dan Kepala Bagian Keuangan dan BMN.

q. Penerbitan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016: Menerbitkan Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan pada Tanggal 8 November 2016.

r. Penerbitan Kepmenkes tentang Pemberantasan Pungutan Liar: Menerbitkan Kepmenkes Nomor: HK.02.02/MENKES/604/2016 tentang Unit Pencegahan dan Pemberantasan Pungutan Liar dilingkungan Kementerian Kesehatan pada Tanggal 18 November 2016.

s. International Business Integrity Conference (IBIC) Tahun 2016: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI berpartisipasi sebagai peserta diskusi dalam kegiatan IBIC Tahun 2016 berlangsung di Hotel Grand Sahid Jakarta pada tanggal 16-17 November 2016 yang

u. Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di lingkungan Kementerian Kesehatan pada Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) Tahun 2016: Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengikuti Pameran Integritas dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) Tahun 2016 untuk mensosialisasikan program-program anti korupsi yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tanggal 8 s.d 10 Desember 2016.

v. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN): Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) mendapat tugas untuk mengumpulkan LHKPN di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk disampaikan ke KPK. Selanjutnya dibentuk tim pengelola LHKPN di lingkungan Kementerian Kesehatan yang akan bertanggung jawab terhadap pengumpulan semua laporan tersebut, yang tugas dan fungsinya diundangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/296/2016 Tanggal 27 Mei 2016 tentang Tim Pengelola Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

w. Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG): Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan mengamanatkan bahwa Kementerian Kesehatan harus membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Tugas UPG Kementerian Kesehatan sebagaimana diatur dalam permenkes 14 Tahun 2014 Pasal 7 ayat (2) huruf a bertugas sebagai unit yang melaksanakan analisa, pelaporan, monitoring dan evaluasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi terkait

1) Menerima pelaporan Gratifikasi dari UPG Unit Utama dan UPG Unit Pelaksana Teknis;

2) Melakukan analisis pemprosesan setiap laporan Gratifikasi yang diterima;

3) Melakukan konfirmasi langsung atas laporan Gratifikasi kepada pelapor yang

terkait dengan kejadian penerimaan/pemberian Gratifikasi;

4) Menentukan dan memberikan rekomendasi atas penanganan dan pemanfaatan Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap terkait kedinasan;

5) Melakukan koordinasi, konsultasi dan surat-menyurat dengan Komisi Pemberantasan Korupsi atas nama Kementerian Kesehatan;

6) Memantau tindak lanjut atas rekomendasi dan pemanfaatan Gratifikasi yang diberikan oleh UPG Unit Utama dan UPG Unit Pelaksana Teknis atau Komisi Pemberantasan Korupsi;

7) Meminta data dan informasi kepada unit kerja tertentu dan Aparatur Kementerian Kesehatan terkait pemantauan penerapan program pengendalian Gratifikasi;

8) Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada Inspektorat Jenderal, dalam hal terjadi pelanggaran oleh Aparatur Kementerian Kesehatan; dan

9) Melaporkan hasil penanganan pelaporan Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan kepada Menteri dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA PENUNJANG

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selain dukungan anggaran, Inspektorat Jenderal juga didukung dengan sumber daya penunjuang lainnya dimana pengelolaannya melekat pada tugas dan fungsi Sekretariat Inspektorat Jenderal yaitu sumber daya manusia serta sarana dan prasarana.

1. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia di lingkungan Inspektorat Jenderal s.d Desember 2016 sebanyak 315 orang, dengan rincian sebagai berikut:

a. Berdasarkan Jabatan: Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2016 berdasarkan jabatan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik Daftar Pegawai Berdasarkan Jabatan

Berdasarkan grafik diatas dapat dijabarkan bahwa keadaan pegawai di lingkungan Inspektorat Jenderal berdasarkan jabatan terdiri dari:

2 Fungsional Tertentu

166 Orang

3 Fungsional Umum

Untuk Jabatan Fungsional Tertentu (JFT), dapat dibedakan lagi menjadi jabatan fungsional auditor dan arsiparis yaitu:

No

Jabatan Fungsional Tertentu

Jumlah

1 Auditor Utama - 2 Auditor Madya

18 Orang 3 Auditor Muda

55 Orang

4 Auditor Pertama 83 Orang 5 Auditor Kepegawaian Madya

1 Orang 6 Auditor Kepegawaian Muda

3 Orang 7 Auditor Kepegawaian Pertama

3 Orang 8 Arsiparis Penyelia

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari tabel diatas komposisi terbanyak pada jenjang Auditor Pertama 83 orang (50%) dan komposisi terendah pada jenjang Auditor Utama sebanyak 0%. Jika digambarkan dalam grafik terlihat sebagai berikut:

Grafik Jabatan Fungsional Tertentu

Jabatan Fungsional Umum (JFU) merupakan jabatan fungsional PNS yang pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat tidak disyaratkan dengan angka kredit, terdiri dari: auditor (JFU), Auditor Pemula (JFU) dan lainnya yaitu:

No

Jabatan Fungsional Umum

Jumlah

1 Auditor Pertama 51 Orang 2 Auditor Pemula

2 Orang 3 Lainnya

73 Orang

Total

126 Orang

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa komposisi terbanyak pada jenjang JFU lainnya sebanyak 73 orang (58%) dan terendah pada jenjang Auditor Pemula sebanyak 2 orang (1.6%). Jika digambarkan dalam grafik terlihat sebagai berikut:

Grafik Jabatan Fungsional Umum

b. Berdasarkan Kelompok Umur: Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2016 berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat distribusi kelompok umur pegawai yang paling banyak adalah kelompok umur 31-35 tahun sebanyak 69 orang (22%) dan terendah adalah kelompok umur kurang dari 26 tahun sebanyak 16 orang (5.07%).

c. Berdasarkan Jenis Kelamin: Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2016 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pegawai jenis kelamin pria lebih banyak dari pegawai jenis kelamin wanita yaitu 164 orang pria (52%) dan 151 orang perempuan (48%).

d. Berdasarkan Pendidikan: Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2016 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan

Jenjang Pendidikan

SDM yang berada di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan apabila diklasifikasikan berdasarkan pendidikan, menunjukkan bahwa Pendidikan Strata-2 (S-2) merupakan tingkat pendidikan sebanyak dengan 136 orang (43.17%), Strata-1 (S-1) sebanyak 150 orang (47.61%), DIII sebanyak 15 orang (4.76%). Sisanya 14 orang (4.44%) merupakan lulusan SLTA.

e. Berdasarkan Golongan Jumlah pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 2016 berdasarkan golongan dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Golongan

Berdasarkan tabel di atas, distribusi pegawai di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai adalah golongan III yakni sebanyak 255 orang (80.95%) sedangkan golongan IV sebanyak 44 orang (14%) dan golongan II sebanyak 16 orang (5%).

2. Sarana dan Prasarana Keadaan Barang Milik Negara di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada 31 Desember 2016 adalah:

a. Nilai BMN per 31 Desember 2016 Nilai BMN per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp25.394.865.742,- yang terdiri dari nilai BMN intrakomptabel (nilai BMN yang disajikan dalam Neraca) sebesar Rp25.380.305.742,- dan nilai BMN ekstrakomptabel sebesar Rp14.560.000,-.

b. Ringkasan Mutasi Barang Milik Negara Tahun Anggaran 2016 Mutasi BMN per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

1) Barang Persediaan: Saldo Persediaan pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan per 31 Desember 2016 sebesar Rp51.005.098,-. Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp128.950.290,- mutasi tambah habis pakai barang konsumsi persediaan selama periode laporan sebesar Rp77.945.192,-. Total nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak dan usang adalah sebesar Rp0,-.

2) Peralatan dan Mesin: Saldo Peralatan dan Mesin pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan

adalah sebesar Rp22.840.304.226,- jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp19.796.963.759,-, mutasi tambah sebesar Rp3.043.340.467,-, dan mutasi kurang sebesar Rp0,- .