LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
SEKRETARIAT JENDERAL
TAHUN 2015
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF
3 B. PERAN DAN KEDUDUKAN SEKRETARIAT JENDERAL
4 C. SASARAN PROGRAM
5 D. STRUKTUR ORGANISASI
6 E. SISTEMATIKA
6 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA DALAM KERANGKA SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
A. SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
A. LATAR BELAKANG
9 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
12 B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015
13 BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
26 B. SARAN
26 LAMPIRAN
1 BAB I PENDAHULUAN
8 B. PERJANJIAN KINERJA
IKHTISAR EKSEKUTIF
Berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015
- –2019, dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi, Sekretariat Jenderal melaksanakan 2 (dua) program dari 9 (sembilan) program Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya serta Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Sasaran strategis program tersebut adalah 1) Meningkatnya koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan, 2) Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Sesuai dengan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 tersebut dan dokumen penetapan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan tahun 2015, maka untuk menilai pencapaian sasaran program Sekretariat Jenderal tahun 2015 telah ditetapkan 3 (tiga) indikator utama sebagai alat pengukuran kinerja yaitu:
1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan;
2. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya;
3. Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS). Pencapaian kinerja indikator kesatu, jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, dari target yang ditetapkan sebesar 3 kebijakan publik dapat dicapai 4 atau capaian kinerjanya sebesar 133%. Pencapaian kinerja indikator kedua, persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, dari target sebesar 90% jumlah capaian kinerja pusat/biro dibagi dengan total pusat/biro. Pencapaian kinerja indikator ketiga, jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada tahun 2015 sebanyak 87,8 juta jiwa dari target 88,2 juta jiwa. Capaian target tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan capaian target pada tahun sebelumnya yang sebanyak 86,4 juta jiwa.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja. Hal ini sejalan dengan upaya reformasi birokrasi yang sedang dilakukan oleh seluruh Kementerian dan Lembaga, yaitu mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan berwibawa serta memiliki kinerja yang baik (Good Governance).
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal diperlukan untuk meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kementerian Kesehatan. Sekretariat Jenderal berperan juga dalam meningkatkan kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, sinkronisasi perencanaan kebijakan, program dan anggaran serta koordinasi dan integrasi lintas sektor dan berperan pada optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Sebagai salah satu prioritas perubahan terhadap program reformasi birokrasi, Sekretariat Jenderal berupaya mendukung pembangunan kesehatan secara sistematis, berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga tercipta Good Governance sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 sebagai tindak lanjut Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Sekretariat Jenderal pada setiap tahunnya menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja kepada Menteri Kesehatan. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal tersebut merujuk pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, Rencana Aksi Program dan Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2015.
B. PERAN DAN KEDUDUKAN SEKRETARIAT JENDERAL
Memperhatikan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara serta Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/Menkes/per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Sekretariat Jenderal merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
1. Koordinasi kegiatan Kementerian Kesehatan;
2. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran Kementerian Kesehatan;
3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Kesehatan;
4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
6. Penyelanggaraan pengelolaan barang milik negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Kesehatan.
Rencana Aksi Program (RAP) dan peta strategis yang didasarkan juga atas Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.
C. SASARAN PROGRAM Sasaran Program Kesatu
“Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan.
Indikator: 1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
2. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
Sasaran Program Kedua
“Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)”.
Indikator:
Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (dalam juta).
D. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, maka struktur organisasi Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut:
Sekretariat Jenderal Biro Hukum
Biro Biro Biro
Biro Perencanaan Keuangan dan Kepegawaian Umum Organisasi
dan Anggaran dan BMN
Pusat Pusat Pusat PusatPusat Pusat Pusat Sekretariat Pusat
Data dan
Komunikasi
Kerjasama Penanggula Pembiayaan PromosiKonsil Intelegensia Kesehatan Informasi dan Jaminan Publik Kesehatan Luar Negeri ngan Krisis
Haji Kedokteran Kesehatan Kesehatan
E. SISTEMATIKA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 ini menjelaskan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal selama Tahun 2015. Capaian kinerja tahun 2015 dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya. Dengan kerangka pikir seperti demikian, sistematika penyajian laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut: Ikhtisar Eksekutif (Executive Summary)
Bab I Pendahuluan Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja).
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/ketidakberhasilan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya. Bab IV Penutup Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA DALAM KERANGKA SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA A. SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dibangun
oriented government. SAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan
manajemen berbasis kinerja guna pengelolaan kinerja.Upaya penguatan sistem akuntabilitas kinerja perlu dilakukan secara menyeluruh pada beberapa komponen, antara lain Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi. Dengan kata lain, SAKIP tidak hanya meliputi satu komponen saja sehingga penguatannya memerlukan upaya menyeluruh dari instansi pemerintah yang terkait. Keterkaitan komponen tersebut tidak terlepas dari 3(tiga) sistem yang saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan 3 (tiga) sistem ini dapat terlihat dari gambar berikut ini:
Gambar 1.
Keterkaitan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Sistem Penganggaran dan Sistem AKIP
Keterkaitan 3 sistem RPJPS istem Perencanaan Pembangunan Nasional
RPJM/D RKP/D
Sistem Penganggaran RKA- DIPA KL/ & POK RENSTRA SKPD KL/SKPD RKT , RENJA PENETAPAN SKO/SKP KINERJA (PK) KL/SKPD
Sistem AKIP PENGUKURAN & LAKIP EVALUASI PENGUMPULAN DATA KINERJA PENILAIAN SKP
B. PERJANJIAN KINERJA
Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan kesehatan telah ditetapkan target-target sasaran indikator kinerja yang tertuang didalam Penetapan Kinerja (TAPJA) tahun 2015.
Penetapan kinerja berisi tekad dalam rencana kinerja tahunan yang amanah/tanggungjawab/kinerja dengan pihak yang memberikannya.
Penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.
Target capaian indikator kegiatan untuk tercapainya sasaran “meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kese hatan” adalah seperti dalam tabel berikut:
Tabel 1.
Target Capaian Indikator Sasaran Program
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1 Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan
1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
2. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
3 90%
2 Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Jumlah Penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/ Kartu Indonesia Sehat (KIS)
88,2 Juta
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Kegiatan pengukuran dan evaluasi terhadap kinerja dilakukan untuk
mendapatkan gambaran keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di awal program.
Didasarkan atas informasi kinerja atau gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator yang diukur, maka ditindaklanjuti sebagai bagian pembinaan dan perencanaan program/kegiatan kedepan sehingga setiap program/kegiatan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Manfaat lain dari pengukuran kinerja adalah memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan dalam dokumen Renstra atau pun Penetapan Kinerja.
Kegiatan pembandingan tingkat kinerja yang dicapai dengan target dalam penetapan kinerja, dan pembandingan pencapaian kinerja tahun berjalan dengan tahun sebelumnya menjadi salah satu bagian yang menjadi fokus pengukuran.
Didasarkan atas Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015
- – 2019 dan Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015, maka pelaporan ini mengacu dan melaporkan capaian kinerja sesuai penetapan kinerja yang telah di tandatangani pada kontrak kinerja.
Pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan penetapan kinerja secara serentak di lingkungan Sekretariat Jenderal seiring dengan rapat koordinasi staf paripurna bulanan.
B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015
Sasaran program/kegiatan Sekretariat Jenderal terdiri 2 (dua) sasaran dan 3 indikator. Adapun capaian dari masing-masing sasaran program ini sebagai berikut:
1. Sasaran Program Kesatu
Kementerian Kesehatan, indikator dari sasaran strategis ini dapat dilihat pada tabel di bawah berikut ini:
Tabel 2.
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Ke Satu
Indikator Persentase SimbolNo. Target Realisasi Kinerja Pencapaian Capaian
1 Jumlah
3 4 133% kebijakan yang berwawasan kesehatan
(biru)
2 Persentase 90% 245 245% harmonisasi dukungan manajemen dan
(biru) pelaksanaan tugas lainnya
I. Jumlah Kebijakan yang Berwawasan Kesehatan
Lintas sektor berperan penting dalam kesehatan, terutama untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat. Menyadari hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah mendorong lintas sektor untuk mengeluarkan kebijakan berwawasan kesehatan (Health in All Policy). Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan yang dibuat sektoral (K/L) berupa Peraturan Presiden/Peraturan Menteri/Instruksi Menteri/Surat Edaran Menteri/Surat Keputusan Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Gambar 2.
Target dan Capaian Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan Tahun 2015
4
4
3
3 Target
2 Capaian
1 2015
Jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan yang dikeluarkan oleh lintas sektor pada tahun 2015 adalah sebanyak 4 (empat) kebijakan atau 133% dari target. Hasil ini menunjukkan bahwa target Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan tahun 2015 telah tercapai.
Pada tahun 2015 telah terbit kebijakan publik berwawasan kesehatan sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.07/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok yang menyebutkan bahwa penggunaan dana pajak petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan;
2. Kebijakan tarif cukai yg baru melalui PMK No. 198/PMK.010/2015 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor: 179/PMK.011/2012 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau;
3. Surat kawat dari Kementerian Dalam Negeri Nomor: T.900/2239/KEUDA kepada Gubernur Se-Indonesia dan Bupati/Walikota Se-Indonesia untuk pemenuhan anggaran kesehatan minimal 10% sesuai dengan amanah UU 36/2009; dan
4. Surat Edaran Kementerian Perhubungan Januari 2015 untuk menjadikan transportasi umum sebagai Kawasan tanpa Rokok (KTR) sesuai dengan PP 109 tahun 2012.
Gambar 3.
Pembukaan Pertemuan Koordinasi Penguatan Pemberdayaan Masyarakat
Menuju Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga
oleh Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya advokasi ke pemegang kebijakan baik lintas program maupun lintas sektor. Upaya
- –upaya yang telah dilakukan dalam rangka menghasilkan Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah:
1. Penyusunan dan sosialisasi petunjuk teknis penggunaan dana pajak rokok ke daerah; rokok;
3. Koordinasi pelaksanaan penggalangan komitmen dalam mendukung percepatan penurunan AKI dan AKB;
4. Penggalangan komitmen dalam determinan sosial kesehatan;
5. Penggalangan komitmen dalam peningkatan gaya hidup sehat;
6. Koordinasi lintas program dan lintas sector dalam pengembangan PKRS dalam rangka penguatan promosi kesehatan di rumah sakit;
7. Pengembangan strategi advokasi;
8. Pemantauan dan evaluasi proses pembuatan dan implementasi kebijakan publik berwawasan kesehatan; dan
9. Pelatihan pengelolaan advokasi petugas promkes provinsi.
Adapun permasalahan yang dihadapi antara lain: 1) Terbitnya kebijakan publik yang dikeluarkan oleh lintas sektor memerlukan proses dengan serangkaian kegiatan yang berjalan dalam rentang waktu yang cukup panjang;
2) Isu kebijakan publik yang diinisiasi merupakan isu yang sedang bergulir di lintas sektor, sehingga tidak dapat ditentukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, telah dilakukan upaya antara lain: a. Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor/lintas program (LS/LP) secara intensif dan memastikan semua proses berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan hingga selesai;
b. Melakukan identifikasi isu kebijakan berwawasan yang diperlukan kemasyarakatan dan akademisi.
Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari indikator kebijakan publik berwawasan kesehatan hingga dapat menjadi acuan bagi program selanjutnya yaitu:
a) Pendorong peran serta dari LSM, organisasi kemasyarakatan dan akademisi untuk mendukung terbitnya kebijakan publik berwawasan kesehatan.
b) Pendorong peran serta pemerintah daerah yang mampu lintas sektor dalam membuat kebijakan yang berwawasan kesehatan seperti kebijakan kawasan tanpa rokok, yang menindaklanjuti kebijakan berwawasan kesehatan dari pusat.
II. Persentase Harmonisasi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya.
Sesuai dengan Renstra Kemenkes 2015-2019 bahwa cara menghitung indikator ini yaitu hasil dari jumlah capaian kinerja Pusat/Biro dibagi dengan total Pusat/Biro yang ada di Sekretariat Jenderal.
Seperti diketahui pada tabel 2 di atas bahwa indikator persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya, dari target 90% telah dicapai realisasi sebesar 245% (penjelasan rinci terlampir).
Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, kegiatan yang telah dilakukan adalah:
1. Perencanaan dan penganggaran program pembangunan kesehatan;
2. Pembinaan administrasi kepegawaian;
3. Pembinaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara;
4. Perumusan peraturan perundang-undangan dan organisasi; dan gaji;
6. Pengelolaan data dan informasi kesehatan;
7. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan;
8. Penanggulangan krisis kesehatan;
9. Pengelolaan komunikasi publik;
10. Peningkatan intelegensia kesehatan;
11. Peningkatan kesehatan jemaah haji;
12. Peningkatan kerja sama luar negeri; 13. Pengelolaan Konsil Kedokteran Indonesia.
Selain itu indikator ini dapat dilihat pada laporan PP39/2006 atau sesuai dengan aplikasi e-monev Bappenas. Pembangunan aplikasi monev berbasis website (e-monev) merupakan upaya untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pelaporan menuju pada peningkatan kualitas dengan melakukan penyederhanaan terhadap format, aplikasi dan mekanisme pelaporan monev kinerja pembangunan. Secara paralel, e-monev yang dikembangkan saat ini telah memuat informasi kinerja yang dibutuhkan. Dalam menetapkan target kinerja dan target anggaran kegiatan, penanggung jawab program melakukan konsolidasi dengan pelaksana kegiatan/ penanggung jawab indikator sasaran kegiatan terkait dan disepakati bersama dengan Sekretariat Jenderal K/L (cq. Biro Perencanaan dan Anggaran).
Gambar 5.
Capaian Realisasi Kinerja Sekretariat Jenderal
Melalui e-monev Bappenas
Dalam e-monev Bappenas pengisian target triwulan kegiatan dihitung berdasarkan breakdown dari target tahunan yang telah ditetapkan (tersedia dalam data dasar Renja K/L dan RKA K/L). Target triwulan menjadi acuan dalam penilaian Status Capaian Anggaran dan Status Capaian Kinerja tiap kegiatan yang dilakukan oleh K/L.
Target triwulanan merupakan prakiraan nilai pencapaian penyerapan anggaran dan prakiraan nilai pencapaian kinerja suatu kegiatan secara kumulatif per triwulan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Target triwulanan merupakan besaran/nilai yang ingin dicapai sampai
dengan triwulan tersebut dan bukan hanya nilai pada triwulan itu
saja; 2) Target triwulanan dinyatakan dalam satuan persen (%);
3) Nilai persentase yang diinput merupakan kumulatif dari triwulan sebelumnya; 4) Target yang diinput adalah target penyerapan anggaran dan target
capaian kinerja kegiatan per triwulan;
5) Nilai akhir dari target anggaran dan target kinerja pada triwulan IV wajib 100%.
(Rencana Kerja Pemerintah) baik target maupun realisasinya.
2. Sasaran Program kedua
Terselenggaranya penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS). Berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 sasaran Program Terselenggaranya Penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS). Indikator tercapainya sasaran program adalah jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebanyak 92,2 juta jiwa. Namun besaran target jumlah peserta PBI yang digunakan sebagai target adalah sesuai Perpres No.3 Tahun 2015 tentang perubahan RKP 2015 sebanyak 88,2 juta jiwa.
Tabel 3.
Capaian Indikator Program Kedua
Simbol No Indikator Kinerja Traget Realisasi Capaian Capaian
1 Jumlah penduduk yang 88,2 87,8Juta 99,60 % menjadi peserta Penerima Juta Jiwa Bantuan Iuran (PBI) melalui Jiwa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu
(hijau)
indonesia Sehat (KIS) Pada tahun 2015, realisasi pencapaian indikator “Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu indonesia Sehat (KIS)” sebanyak 87.882.867 jiwa dari target 88.231.816 jiwa. Dengan demikian, capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 99,60%. Upaya pemenuhan capaian indikator tersebut
dikarenakan beberapa faktor eksternal diantaranya:
1) Tidak terpenuhinya target jumlah peserta PBI tambahan yang didaftarkan dikarenakan belum seluruhnya penetapan peserta PBI tambahan diselesaikan tepat waktu oleh Kementerian Sosial. Pada tahun 2015 dari target PBI tambahan sebesar 1.831.816 jiwa Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang meliputi kelompok masyarakat miskin, rentan miskin, serta tuna wisma dan orang penghuni lapas dan rutan yang terealisasi hanya sebanyak 1.482.867 jiwa. Pendaftaran peserta PBI tambahan tersebut dilakukan
secara bertahap berdasarkan SK Mensos RI Nomor 44B/HUK/2015;
SK Mensos RI Nomor 58/HUK/2015; SK Mensos RI Nomor 128/HUK/2015 dan SK Mensos RI Nomor 132/HUK/2015.
Tabel 4. Rincian Penetapan Peserta PBI Tambahan JKN/KIS Oleh Kementerian Sosial Tahun 2015 No SK Mensos RI Tanggal Jumlah PBI Baru (jiwa)
15
22 Mei 2015 1.273
12
44B/HUK/2015
25 Mei 2015
6
13
44B/HUK/2015
28 Mei 2015 526
14
44B/HUK/2015
29 Mei 2015
18
44B/HUK/2015
11
30 Mei 2015 120
16
44B/HUK/2015
30 Mei 2015 1.807
17
44B/HUK/2015
01 Juni 2015 141
18
44B/HUK/2015
02 Juni 2015
94
19
44B/HUK/2015
44B/HUK/2015
21 Mei 2015 620
1
44B/HUK/2015
44B/HUK/2015
04 Mei 2015 1.355
2
44B/HUK/2015
04 Mei 2015 3.842
3
44B/HUK/2015
07 Mei 2015 204
4
44B/HUK/2015
09 Mei 2015 2.766
5
11 Mei 2015 2.206
44B/HUK/2015
6
44B/HUK/2015
13 Mei 2015
1.5127
44B/HUK/2015
13 Mei 2015 624
8
44B/HUK/2015
21 Mei 2015 6.883
9
44B/HUK/2015
21 Mei 2015 1.568
10
20 Juni 2015 763
20
44B/HUK/2015
rekonsiliasi data yang melibatkan berbagai pihak baik lintas
Kementerian/Lembaga serta proses pemadanan data di BPJS Kesehatan.Proses penetapan peserta PBI tambahan oleh pihak Kementerian Sosial melalui proses yang panjang serta membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sebelum peserta tambahan tersebut ditetapkan, perlu dilakukan proses
01 Desember 2015 1.385.929 T O T A L 1.482.867
26 132/HUK/2015
01 Desember 2015 2.084
25 128/HUK/2015
01 Desember 2015 60.051
24 58/HUK/2015
10 Juli 2015 8.260
23
44B/HUK/2015
36
30 Juni 2015
44B/HUK/2015
22
35
21 Juni 2015
44B/HUK/2015
21
21 Juni 2015 144
Berikut disajikan tabel target jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN/KIS dan persentase kenaikannya tiap tahun berdasarkan Rencana Kinerja Satker Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan sampai tahun 2019.
Gambar 6.
Target Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN/KIS
Tahun 2014 - 2019 Berdasarkan Rencana Kinerja PPJK
Berdasarkan tabel di atas diketahui terjadi peningkatan target peserta PBI tambahan tiap tahun. Peningkatan target peserta PBI JKN/KIS tersebut perlu menjadi perhatian khusus oleh Kementerian Kesehatan khususnya PPJK sebagai pelaksana program.
Guna mencapai target indikator tersebut, PPJK berdasarkan tupoksinya diarahkan untuk melakukan pemantauan (monitoring) serta melakukan koordinasi dalam proses pemutakhiran data PBI. Berikut berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: a. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar dapat mengirimkan data kepesertaan Jamkesda yang belum berintegrasi ke dalam Program JKN.
b. Berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dalam hal verifikasi dan validasi data kepesertaan PBI Jaminan Kesehatan, sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan. c. Berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan terkait permintaan data untuk updating kepesertaan JKN, yaitu jumlah kepesertaan PBI yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah daerah.
BAB IV PENUTUP Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Sekretariat Jenderal sekaligus sebagai informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara
A. KESIMPULAN
1. Sasaran program Sekretariat Jenderal sesuai Penetapan Kinerja tahun anggaran 2015 telah dapat dicapai. Dari 2 (dua) sasaran program dengan 3 (tiga) indikator, yang telah memperoleh kategori biru sebanyak 2 indikator dan kategori hijau sebanyak 1 indikator, atau dalam prosentase realisasi sebesar 99,35%.
2. Dari sisi anggaran, dimana pagu alokasi anggaran Sekretaris
Jenderal Rp 24.283.103.731.000,- (dua puluh empat trilyun dua ratus delapan puluh tiga milyar seratus tiga juta tujuh ratus tiga puluh satu ribu rupiah) telah dapat direalisasikan sebesar Rp 22.852.102.817.223,- (dua puluh dua trilyun delapan ratus lima puluh dua milyar seratus dua juta delapan ratus tujuh belas juta dua ratus dua puluh tiga rupiah) atau dalam prosentase realisasi sebesar 94,11%.
B. SARAN
1. Penetapan indikator kinerja sebaiknya tetap menggunakan indikator yang dapat diukur, sesuai tugas pokok dan fungsinya, data di unit dapat dijangkau, serta memenuhi kaidah SMART.
2. Sinergi antara perencana, pelaksana, dan pemantau (monev) sehingga terjadi keterpaduan dalam menjangkau akuntabilitas kinerja, perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan.
Keberhasilan Sekretariat Jenderal dalam pencapaian kinerja pada tahun 2015 ini diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di tahun mendatang dapat dilaksanakan lebih efektif, efisien, dan akuntabel. Segala kekurangan dan hal-hal lain yang menjadi hambatan dalam pencapaian target yang sudah direncanakan dapat dicarikan solusi serta Sekretariat Jenderal.
PERSENTASE HARMONISASI DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
3 Biro Keuangan
30%
54
54
3 Persentase pengadaan menggunakan e-procurement Perbandingan jumlah Satker Kantor Pusat dan Satker Kantor Daerah yang menggunakan LPSE dibagi dengan jumlah seluruh Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah
65%
73
73
a) Meningkatnya pemenuhan kebutuhan SDM aparatur, b)Terwujudnya sistem rekrutmen dan pengelolaan administrasi kepegawaian yang transparan, c) Terwujudnya penyelesaian administrasi kepegawaian yang tepat waktu, d) Meningkatnya produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui sistem layanan kepegawaian;, e) Meningkatnya jumlah pegawai yang menerima reward , f) Menurunnya jumlah pegawai yang menerima punishment .
TOTAL
menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP.
Jumlah Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang menyampaikan laporan keuangan dibagi dengan jumlah seluruh Satker Kantor
100%
100.00 NO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN
dan BMN
1
Pembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan
1
1 Biro
Perencanaan dan Anggaran
Perencanaan dan Penganggaran Program Pembangunan Kesehatan
Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran program pembangunan kesehatan
100
2 Biro
Kepegawaian
Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaian
245 RENCANA AKSI PROGRAM REALI SASI PERSENTA SE
100
178
Nilai aset tetap yang telah mendapatkan PSP dibagi dengan nilai aset tetap laporan keuangan audited
TARGET 2015
INDIKATOR CARA PERHITUNGAN
5 Persentase Satker yang
85
9
9 100 100
Provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber dana
1 Jumlah Provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber tersedianya anggaran untuk pembangunan kesehatan yang terintegrasi dari berbagai sumber
11
10
8
8
Penyusunan dokumen kebijakan, perencanaan dan penganggaran Dokumen-dokumen dikelompokkan berdasarkan tugas dan fungsi unit kerja
6
4
3
2
2 Jumlah dokumen kebijakan perencanaan, anggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan yang berkualitas
25 100 100
85
Jumlah pejabat struktural yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan terhadap seluruh pejabat struktural
80%
Jumlah CPNS dan PNS yang mempunyai hasil penilaian SKP dengan kriteria minimal baik terhadap seluruh CPNS dan PNS
3 Persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai kinerja minimal baik
73
73
60%
2 Persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan
3 Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi terpadu penyusunan laporan serta rekomendasi pelaksanaan monitoring evaluasi terpadu.
87
87
90%
Realisasi pengangkatan CPNS dan PTT/P3K terhadap jumlah formasi CPNS dan PTT/P3K per tahun
1 Persentase pemenuhan kebutuhan SDM aparatur kesehatan
Rekomendasi monitoring dan evaluasi terpadu yang dihasilkan 34 100 100
2 Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan
PERSENTA TARGET CARA PERHITUNGAN NO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN
Perumusan Peraturan Meningkatnya produk peraturan
1 Jumlah produk hukum bidang 1)mempersiapkan produk Perundang-undangan dan perundang-undangan, pelayanan kesehatan yang diselesaikan : hukum bidang kesehatan dengan Organisasi hukum, organisasi dan tata melakukan harmonisasi dengan laksana unit teknis KL terkait. 2)
Pendokumentasian RUU, Perpres, Kemenkes, Permenkes ,3) Sosialisasi Perundang- undangan a. RUU/RPP/R.Perpres/ Membandingkan tren hasil
15
13
87 R.Keppres/R.Inpres tahun-tahun sebelumnya dengan prakiraan kebutuhan tahun-tahun mendatang
b. Permenkes/Kepmenkes Membandingkan tren hasil 75 205 273 bidang kesehatan. tahun-tahun sebelumnya dengan prakiraan kebutuhan tahun-tahun mendatang
2 Jumlah penanganan Memberikan bantuan hukum masalah/kasus dan perjanjian dan telaahan terhadap kerjasama bidang kesehatan permasalahan hukum di lingkungan permenkes a. Jumlah penanganan masalah Membandingkan tren hasil
60 78 130 hukum terkait aset tahun-tahun sebelumnya dengan prakiraan kebutuhan tahun-tahun mendatang
Biro Hukum dan
4 Organisasi
b. Jumlah penanganan kasus- Membandingkan tren hasil
35
31
89 kasus hukum tahun-tahun sebelumnya dengan prakiraan kebutuhan tahun-tahun mendatang
421
c. Jumlah perjanjian kerja sama Membandingkan tren hasil
30 72 240 di bidang kesehatan tahun-tahun sebelumnya dengan prakiraan kebutuhan tahun-tahun mendatang
3 Jumlah produk organisasi dan 1) Melakukan kajian Membandingkan tren hasil
12
11
92 tata kerja serta analisis jabatan kelembagaan organisasi dan tata tahun-tahun sebelumnya laksana, 2) Penyusunan dengan prakiraan kebutuhan dokumen RB, 3)Penyusunan tahun-tahun mendatang juklak evaluasi sakip dan lakip, 4) penyusunan, peraturan jabatan fungsional dan penataan kelembagaan
4 Jumlah produk ketatalaksanaan, Membandingkan tren hasil
15 26 173 penyelenggaraan urusan tahun-tahun sebelumnya pemerintahan bidang kesehatan, dengan prakiraan kebutuhan akuntabilitas kinerja dan jabatan tahun-tahun mendatang fungsional
PERSENTA TARGET CARA PERHITUNGAN NO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN
Pengelolaan Urusan Tata Meningkatnya kualitas
1 Persentase terselenggaranya 1) Kualitas administrasi A = Jumlah korespondensi 91% 102 102
Usaha, Keprotokolan, Rumah administrasi korespondensi, administrasi korespondensi, korespondensi, pengaturan acara yang diselesaikan dibagi Tangga, Keuangan, dan Gaji pengaturan acara dan kegiatan pengaturan acara dan kegiatan dan kegiatan pimpinan dengan jumlah seluruh korespondensi pimpinan dengan baik dan lancar pimpinan dengan baik dan baik dan lancer sesuai aturan, 2) dikali seratus persen sesuai aturan lancar sesuai aturan Kualitas pelayanan administrasi B = Jumlah acara harian yang dokumen perjalanan dinas luar terlaksana dengan baik dibagi negeri, tata naskah dinas dan jumlah seluruh acara harian pengelolaan kearsipan dikali seratus persen. dillingkungan Kementerian Kumulatif A ditambah B dibagi Kesehatan, 3) Pengelolaan kantor dua sama dengan target Kementerian Kesehatan, 4) Pengelolaan pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga
Meningkatnya kualitas pelayanan
1 Persentase pelayanan dokumen
a. Jumlah dokumen persiapan 91%
77
77 kesehatan strategis tepat waktu, dokumen perjalanan dinas luar perjalanan dinas luar negeri keberangkatan pegawai
5) Pengelolaan pembayaran gaji negeri, tata naskah dinas dan tepat waktu perjalanan dinas luar negeri dan tunjangan PNS dan CPNS pengelolaan kearsipan di selesai maksimal 10 hari tenaga kesehatan tepat waktu , lingkungan Kementerian setelah tanggal pengusulan
5) Layanan pengelolaan Kesehatan ketatausahaan Biro Umum
2 Persentase pembinaan kearsipan
b. Jumlah Satker Pusat yang 80% 106 106 dan tata naskah dinas terbina kearsipannya dibagi dengan jumlah seluruh Satker dikali seratus persen c. Jumlah Satker UPT daerah 60% 67 112 yang terbina kearsipan dan tata naskah dinasnya dibagi dengan jumlah seluruh Satker dikali seratus persen
5 Biro Umum
421
Meningkatnya pengelolaan kantor Persentase tersedianya sarana SP-1 = Jumlah M2 100%
97
97 Kementerian Kesehatan dan prasarana kantor pembangunan, renovasi, rehabilitasi gedung kantor dibagi jumlah realisasi M2 pembangunan, renovasi, rehabilitasi gedung kantor dikali seratus persen. SP-2 = Jumlah pengadaan peralatan kantor yang diadakan dibagi jumlah realisasi pengadaan peralatan kantor yang diadakan dikali seratus persen. SP-3 = Jumlah perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana kantor dibagi jumlah realisasi perawatan dan pemeliharaan sarana prasaranan kantor dikali seratus persen.
IKK-2 = Keseluruhan SP dibagi tiga
PERSENTA TARGET CARA PERHITUNGAN NO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN
Meningkatnya kualitas Persentase pembayaran gaji Jumlah tenaga kesehatan 92% 107 107 pengelolaan pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga strategis tepat sasaran dibagi dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis tepat sasaran jumlah seluruh pegawai di kali kesehatan strategis tepat sasaran 100 persen dalam rangka mendukung capaian indikator program pembangunan kesehatan 2015- 2019
Pengelolaan Data dan Meningkatnya pengelolaan data
1 Persentase Kabupaten/Kota yang Jumlah Kabupaten/Kota yang 30% 206 206 Informasi Kesehatan dan informasi kesehatan melaporkan data kesehatan mengirimkan laporan dibagi prioritas dengan seluruh
Kabupaten/Kota yang ada
6 PUSDATIN
259
Jumlah Kabupaten/Kota yang
2 Persentase tersedianya jaringan 10% 105 105 komunikasi data yang tersedia koneksi dibagi dengan diperuntukkan untuk seluruh Kabupaten/Kota yang pelaksanaan e-kesehatan ada
Pemberdayaan Masyarakat Meningkatnya pelaksanaan
1 Jumlah kebijakan publik yang Jumlah kebijakan publik 3 100 100 dan Promosi Kesehatan pemberdayaan dan promosi berwawasan kesehatan berwawasan kesehatan kesehatan kepada masyarakat
2 Persentase Kabupaten/Kota yang (Jumlah Kabupaten/Kota yang 40% 111 111 memiliki kebijakan PHBS membuat kebijakan yang mendukung PHBS minimal 1 kebijakan baru per tahun dibagi jumlah kab dan kota) x 100%
3 Persentase Desa yang (Jumlah Desa yang 10%
9
90 memanfaatkan dana Desa 10% memanfaatkan dana desa untuk UKBM minimal 10 persen untuk
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dibagi total jumlah
7 Promkes
421
desa) x 100%
4 Jumlah dunia usaha yang Jumlah dunia usaha yang 4 100 100 memanfaatkan CSR-nya untuk melakukan kerja sama (MOU) program kesehatan dengan Kementerian
Kesehatan dalam mendukung program kesehatan
5 Jumlah organisasi Jumlah organisasi 3 100 100 kemasyarakatan yang kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya melakukan kerja sama (MOU) untuk mendukung kesehatan dengan Kementerian
Kesehatan dalam mendukung program kesehatan
TARGET 2015 TOTAL NO UNIT KERJA PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN
1 Jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan dukungan untuk mampu melaksanakan upaya pengurangan risiko krisis kesehatan di wilayahnya ada 8 kegiatan: 1) Penilaian kapasitas kab/kota dlm penerapan manajemen penaggulangan krisis kesehatan,2) peningkt. Kapasitas petugas dalam penyusunan peta respon, 3) peningk. Dalam penyusunan rencana kontijensi,4)Penigk. kapasitas rs menghadapi bencana,5) Peningk. kapasitas petugas dlm pengelolaan dalam sistem infomasi penggulangan krisis kesehatan,6) Peningk. kapasitas pengkajian kebutuhan sumber daya kesehatan pasca bencana,7) table top exercise penerapan manajemen penanggulangan krisis kesehatan, 8) simulasi penanggulangan krisis kesehatan.
Menghitung jumlah Kabupaten/Kota yang telah didampingi dalam melaksanakan upaya pengurangan risiko krisis kesehatan di wilayahnya
34 34 100
2 Jumlah Provinsi yang mendapatkan advokasi dan sosialisasi untuk mendukung pelaksanaan upaya pengurangan risiko krisis kesehatan di wilayahnya
142.5
Meningkatnya upaya pengurangan risiko krisis kesehatan
8 PP Krisis Penanggulangan Krisis Kesehatan