BAB II MELIHAT BUKIT, MEMANDANG DANAU - Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba (Engagement With Stone)

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

BAB II MELIHAT BUKIT, MEMANDANG DANAU Dalam Dalam proyek ini, penulis mendapat isu proyek yaitu penataan dan

  pengembangan kawasan geopark kaldera toba, dimana telah didaftarkannya kawasan danau toba menjadi salah satu geopark oleh UNESCO. Berdasarkan hal tersebut perancangan ditugaskan untuk mengkaji ulang dan merancang fasilitas- fasilitas yang dianggap urgen untuk dipenuhi demi tujuannya sebagai warisan dunia serta kelak menjadi kawasan wisata prioritas skala nasional maupun skala internasional sehingga penulis mengangkat judul proyek yaitu

  “Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba”.

  Proyek geopark ini merupakan pertama kalinya muncul dalam tugas perancangan arsitektur. Pada awal mula proyek ini diberikan, output yang diharapkan masih belum jelas dan membingungkan, mengingat bahwa cakupan daerah geopark sangatlah luas, sementara PA 6 biasanya hanya berupa kasus dalam lingkup kawasan yang tidak terlalu luas (4-10 Ha). Secara garis besar proyek Geopark Kaldera Toba ini bertujuan mengangkat semua potensi-potensi yang berada ditujuh kabupaten yang termasuk dalam teritori kaldera toba. Sebagai langkah awal, dilakukan pendataan mengenai keadaan geografis dari Danau Toba itu sendiri.

2.1. Data Eksisting Danau Toba

1. Letak Geografis dan Luas Danau

  Danau toba terletak di pulau Sumatera yang berlokasi 176 Km ke arah Selatan kota Medan. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia serta Asia tenggara. Permukaan danau berada pada ketinggian 903 dpl, dan daerah tangkapan air (DTA) 1.981 meter dpl. Danau toba sendiri memiliki luasan sekitar

  2

  1.103 km , dengan kedalaman maksimal danau 529 m. Total luas Daerah

  2 Tangkapan Air (DTA) Danau Toba lebih kurang 4.311,58 km .

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

  2. Iklim DTA Danau Toba juga termasuk ke dalam tipe iklim B1, C1, C2, D2, dan E2.

  Hal ini berakibat bulan basah (Curah Hujan 200 mm/bulan) yang juga berturut- turut pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan, sedangkan bulan kering (Curah Hujan 100 mm/bulan) berturut-turut antara 2-3 bulan.

  3. Curah Hujan

  Curah hujan tahunan yang terdapat di kawasan Daerah Tangkapan Air Danau Toba berkisar antara 1.700 - 2.400 mm/tahun. Sedangkan puncak musim hujannya terjadi pada bulan November-Desemberdengan cakupan curah hujan antara 190- 320 mm/bulan dan juga puncak musim kemarau terjadi selama bulan Juni - Juli dengan curah hujan berkisar 54-151 mm/bulan.

  4. Suhu dan Kelembapan Udara o

  Suhu udara bulanan di EKDT ini berkisar antara 18,0 - 19,7 C di Balige dan

  o

  antara 21,0 - 20,0 C di Sidamanik. Sedangkan angka kelembaban tahunannya berkisar antara 79 - 95 %. Pada musim kemarau kelembaban udara cenderung agak rendah apabila hal ini dibandingkan musim hujan. Evaporasi bulanan di EKDT ini berkisar antara 74 - 88 mm/bulan. Angka evaporasi selama musim- musim kemarau cenderung lebih tinggi dibandingkan selama musim hujan.

  5. Hidrologi

  Air yang masuk ke Danau Toba berasal dari :

  a. Air hujan yang langsung jatuh ke danau ; b. Air yang berasal dari sungai- sungai yang masuk ke danau.

   Sedangkan Outlet Danau Toba 1 buah yaitu Sungai Asahan.  Daerah aliran sungai (Catchment Area) tersebut diatas terdiri dari 26 Sub DAS.

   Total jumlah sungai yang masuk ke Danau Toba adalah 289 sungai.  Dari Pulau Samosir adalah 112 sungai dan dari  Daerah Tangkapan Air lainnya adalah 117 sungai.

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

   Dari 289 sungai itu, 57 diantaranya mengalirkan air secara tetap dan sisa 222 sungai lagi adalah sungai musiman (intermitten).

  6. Topografi

  Kondisi topografi DTA Danau Toba didominasi oleh perbukitan dan pegunungan, dengan kelerengan lapangan terdiri dari datar dengan kemiringan( 0

  • 8 % ) seluas 703,39 Km2, landai (8 - 15 %) seluas 791,32 Km2, agak curam (15
  • 25 %) seluas 620,64 Km2, curam (25 -45 %) seluas 426,69, sangat curam sampai dengan terjal (> 45 %) seluas 43,962 Km2.

  Eksisting penggunaan dan penutupan lahan di DTA Danau Toba terdiri dari hutan alam, hutan rapat,hutan tanaman, hutan jarang dan kebun campuran, semak belukar, resam, tanaman semusim, persawahan dan lahan terbuka (permukiman, bangunan lain, lahan terbuka, padang rumput dan alang-alang).

  7. Fungsi dan Manfaat Danau Toba a.

  Cadangan Air (Air Baku Air Minum) Air danau Toba dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai air baku air minum b.

  Objek Wisata Danau Toba yang memiliki pemandangan alam yang menakjubkan sangat berpotensi sebagai objek wisata c.

  Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) PLTA memproduksi energy listrik 450 MW yang diperoleh dari sumber daya air Danau Toba.

  d.

  Sarana transportasi di kawasan Danau Toba Danau Tobadimanfaatkan sebagai sarana transportasi di kawasan danau e. Budidaya pertanian meliputi budidaya : tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan.

  8. Batas-Batas Pada Site

  Daerah yang termasuk dalam lingkup site Geopark Kaldera Toba adalah : Kab. Samosir,

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

  • Kab. Tobasa,
  • Kab. Tapanuli Utara,
  • Kab. Humbahas,
  • Kab. Dairi,
  • Kab. Tanah Karo,
  • Kab. Simalungun

2.2. Studi Banding Proyek Sejenis

1. Hongkong Global Geopark

Gambar 2.1 Hongkong Global Geopark (sumber : www.globalgeopark.com)

  Salah satu Geopark yang cukup terkenal di China adalah Hongkong Global Geopark of China (Gambar 2.1). Hongkong geopark ini meramu geopark dalam geowisata yang menarik dan tetap edukatif bagi pengunjungnya. Hong kong geopark membagi kawasannya menjadi 8 geo-area yang bisa dikunjungi wisatawan. Masing-masing spot dijaga sedemikian rupa agar tidak terlalu banyak terkontaminasi oleh manusia. Salah satunya dengan menerapkan sistem Boat-tour dimana dengan fasilitas ini pengunjung dapat menikmati pemandangan dan tanpa disadari telah meminimalisir dampak langsung manusia terhadap lingkungan sekaligus tetapi menjaga keselamatan pengunjung.

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

Gambar 2.2 Makanan-makanan yang disediakan bertema Geopark

  Untuk mendorong partisipasi masyarakat lokal, Geopark bekerja sebagai fasilitator untuk membantu restoran lokal membuat beberapa hidangan geologi bagi pengunjung (Gambar 2.2). Hal ini dapat memperkaya pengalaman turis, serta meningkatkan perekonomian lokal. Kemudian pengelola Geopark juga memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin bergabung menjadi mitra pendukung dengan mengikuti syarat yang diberlakukan. Pada geopark ini juga diusung wisata edukasi yang mendukung prinsip Ecotourism. Seluruh kegiatan konservasi, museum, maupun fasilitas-fasilitas di kawasan Geopark ini merupakan sarana edukasi bagi para pengunjungnya. Wisatawan diajak untuk berperan langsung dalam menjaga warisan alam yang telah ada. Kemudian disediakan juga fasilitas seperti Rock Classroom (Gambar 2.3) yang bertujuan mengedukasi anak-anak tentang bebatuan dan geo-konservasi. Kelas ini bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang berada disekitar wilayah Hongkong geopark

  .

Gambar 2.3 Disediakan Rock Clssroom sebagai sarana edukasi dini bagi anak- anak

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

2. Krka National Park

  Krka National Park Krka National Park adalah tempat wisata alam yang terdapat di negara Kroasia, yang berlokasi di sungai Krka. Pada sungai Krka terdapat 7(tujuh) air terjun yang tercipta dari bukit batu kapur. Yang paling terkenal dari ketujuh tersebut adalah Skradinski Buk dengan tinggi 44m dan Roski dengan jauhnya yang bermilmil dan juga deras airnya. Salah satu keindahan yang luar biasa dari tempat wisata ini adalah pulau kecilnya Visovac yang terletak di tengah danau tersebut. Didalam pulau kecil yang indah tersebut ada biara terkenal sebagai pusat monument yang bersejarah. Skradinski Buk adalah salah satu bagian yang paling menarik dari Krka River National Park. Hal ini jelas airnya yang jernih dengan air terjun yang paling tinggi diantara lainnya. karena kekayaan dan berbagai bentuk geomorfologi, vegetasi, dan berbagai efek yang disebabkan oleh cahaya pada pusaran air.

  Pada taman nasional ini terdapat beragam biodiversity yang dijaga kelestariannya dan manusia tetap bisa berinteraksi secara langsung. Contohnya akses disekitar air terjun yang disediakan agar pengunjung dapat melihat formasi Travertine dibagian atas sungai, dapat berinteraksi langsung dengan mikrokosmos yang unik, serta pengunjung juga dapat mendengar suara burung dan melihat-lihat binatang-binatang liar berkeliaran.

Gambar 2.4 Peta Kawasan Krka National Park

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

Gambar 2.5 Suasana Krka National Park

3. Chumble Island Coral Park

Gambar 2.6 Panorama Chumbe Island (sumber : chumbeisland.com)

  Untuk aplikasi tema Ecotourism dalam desain, penulis mengambil studi banding Chumbe Island Coral Park yang berlokasi di Zanzibar, Tanzania. Pulau Chumbe merupakan pulau kecil yang dikelilingi oleh karang dan memiliki pantai berpasir yang indah (Gambar 2.6). Chumbe Island Coral Park didirikan bukan untuk keuntungan pihak swasta, namun dengan tujuan untuk mengelola program konservasi dan pendidikan lingkungan atas nama Pemerintah Zanzibar. Pulau ini hanya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan seperti tenaga surya, toilet kompos, pemanenan air hujan, dll. dalam rangka meminimalisir dampak terhadap lingkungan. Pendapatan dari pariwisata pulau Chumbe hanya digunakan untuk konservasi Terumbu Karang dan pengelolaan hutan beserta kegiatan edukasi

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

  lainnya. Seiring dengan penelitian lokal dan internasional yang didukung oleh CHICOP, telah dikumpulkan data yang menunjukkan bahwa ukuran ikan dan keanekaragaman laut disekitar pulau ini telah meningkat, sementara penangkapan ikan ilegal menurun secara signifikan. Di kawasan ini juga diberikan pendidikan lingkungan bagi anak-anak sekolah maupun masyarakat umum guna meneruskan pemahaman tentang konservasi dan prinsip-prinsip ekowisata.

  Pada kawasan ini terdapat bungalo yang menjadi ikon utama Ekowisata di pulau Chumbe ini (Gambar 2.7). Masing-masing dari tujuh eco-bungalow dibangun menggunakan bahan-bahan lokal sebagai unit mandiri. Tiap unitnya masing-masing dilengkapi dengan tangkapan air hujan, toilet kompos, penyaringan air kotor, dan panel photovoltaic untuk listrik. Suhu ruangan diatur oleh kipas yang menggunakan energi matahari dan terdapat dinding jerami yang dapat diturunkan dengan tali dari serat kelapa, yang memberikan pandangan langsung menghadap Samudera Hindia.

Gambar 2.7 Eco-Bungalow Gambar 2.8 Wanita lokal sebagai juru masak

  Selain itu, di pulau ini tamu akan ditawarkan masakan khas Zanzibarian. Hal ini memungkinkan untuk mempekerjakan perempuan lokal sebagai juru masak (Gambar 2.8). Tidak ada satupun dari mereka yang pernah menerima pelatihan profesional, tetapi mereka dapat konsisten menghasilkan masakan yang nikmat dengan bahan makanan laut, rempah-rempah lokal, sayur dan buah-buahan organik. Hal ini menciptakan pasar untuk produk lokal dan mengurangi pencemaran lingkungan dengan meminimalisir bahan kemasan. Selain itu hal ini juga dapat meningkatkan kebanggaan terhadap budaya lokal dan membantu

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

  nelayan setempat dengan langsung menjual ikan dan makanan laut lainnya ke restoran.

  Staf Chumbe berjumlah 41 orang, dengan rasio staf dan tamu seimbang. Kapasitas eco-bungalow sendiri dapat menampung sekitar 15 tamu dalam semalam. Hampir semua anggota staf merupakan penduduk asli Tanzania, sebagian besar dari pulau utama Zanzibar. Para penjaga taman dahulunya bekerja sebagai nelayan dari desa-desa tetangga, mereka dilatih mengelola taman dan teknik memonitoring terumbu karang dan hutan, sehingga mereka dapat bertugas juga sebagai pemandu wisata. Pulau Chumbe memberikan keuntungan untuk masyarakat lokal dengan menghasilkan pendapatan, lapangan pekerjaan, pasar untuk produk lokal, pengembangan keterampilan kerja baru, edukasi untuk memanajemen sumber daya yang berkelanjutan, dan mengembangkan spesies ikan komersial di daerah sekitarnya.

2.3. Persiapan Preview 1

  Pada awal persiapan preview perancang dan tim mengumpulkan data dari ketujuh kabupaten yang berada diwilayah kaldera Toba tersebut. Data yang dicari berupa gambaran umum, potensi-potensi, akses transportasi, dan budaya yang dimiliki tiap kabupaten.

Gambar 2.9 Peta Wilayah Kaldera Toba

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

1. Kab. Samosir A.

  Gambaran Umum Ibu Kota : Pangururan Luas : 254.715 Ha Kabupaten ini berada diketinggian 700 s/d 1.995 meter di atas permukaan laut Jumlah Kecamatan :

  1. Kec. Harian

  2. Kec. Nainggalon

  3. Kec. Onan Runggu

  4. Kec. Palipi

  5. Kec. Pangururan

  6. Kec. Ronggur Nihuta

  7. Kec. Sianjur Mulamula

  8. Kec. Simanindo

  9. Kec. Sitiotio

Gambar 2.10 Peta Wilayah Kab. Samosir

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba B.

  Potensi-Potensi

Gambar 2.11 Potensi-potensi di Kab. Samosir

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

2. Kab. Tobasa A.

  Gambaran Umum Ibu Kota : Balige

2 Luas : 2.021,81 km

  Kab. Tobasa berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan, ketinggian 300- 2.200 m dpl.

  Jumlah Kecamatan:

  1. Kecamatan Balige

  9. Kecamatan Porsea

  2. Kecamatan Tampahan

  10. Kecamatan Pintu Pohan Meranti

  3. Kecamatan Laguboti

  11. Kecamatan Siantar Narumonda

  4. Kecamatan Habinsaran

  12. Kecamatan Parmaksian

  5. Kecamatan Borbor

  13. Kecamatan Lumban Julu

  6. Kecamatan Nassau

  14. Kecamatan Uluan

  7. Kecamatan Silaen

  15. Kecamatan Ajibata

  8. Kecamatan Sigumpar

  16. Kecamatan Bonatua Lunasi

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

Gambar 2.12 Peta Wilayah Kab. Toba Samosir B.

  Potensi-Potensi

Gambar 2.13 Potensi-potensi di Kab. Toba Samosir

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

3. Kab. Tapanuli Utara A.

  Gambaran Umum Ibu Kota : Tarutung

2 Luas : 3.800,31 Km

  2

  • Luas dataran 3.793,71 Km

  2

  • Luas perairan Danau Toba 6,60 Km Ketinggian : 300-1500 m dpl Jumlah Kecamatan :

  1. Kec. Muara

  9. Kec. Tarutung

  2. Kec. Siborongborong

  10. Kec. Siatas Barita

  3. Kec. Pagaran

  11. Kec. Pahae Julu

  4. Kec. Parmonangan

  12. Kec. Pahae Jae

  5. Kec. Sipahutar

  13. Kec. Adiankoting

  6. Kec. Pangaribuan

  14. Kec. Simangunban

  7. Kec. Garoga

  15. Kec. Purbatua

  8. Kec. Sipoholon

Gambar 2.14 Peta Wilayah Kab. Tapanuli Utara

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba B.

  Potensi-Potensi

Gambar 2.15 Potensi-potensi di Kab. Tapanuli Utara

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

4. Kab. Humbahas A.

  Gambaran Umum Ibu Kota : Dolok Sanggul

2 Luas : 2.335,33 km

  Jumlah Kecamatan:

  1. Kec. Baktiraja

  2. Kec. Paranginan

  3. Kec. Dolok Sanggul

  4. Kec. Parlilitan

  5. Kec. Lintong Nihuta

  6. Kec. Pollung

  7. Kec. Onan Ganjang

  8. Kec. Sijama Polang

  9. Kec. Pakkat

  10. Kec. Tarabintang

Gambar 2.16 Peta Wilayah Kab. Humbahas

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba B.

  Potensi-potensi

Gambar 2.17 Potensi-potensi di Kab. Humbahas

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

5. Kabupaten. Dairi A.

  Gambaran Umum Ibu Kota : Sidikalang

2 Luas : 1927,8 km

  Jumlah Kecamatan :

  1. Kec. Berampu

  2. Kec. Gunung Sitember

  3. Kec. Lae Parira

  4. Kec. Parbuluan

  5. Kec. Pegagan Hilir

  6. Kec. Sidikalang

  7. Kec. Siempat Nempu

  8. Kec. Siempat Nempu Hilir

  9. Kec. Siempat Nempu Hulu

  10. Kec. Silahisabungan

  11. Kec. Silima Pungga-pungga

  12. Kec. Sitinjo

  13. Kec. Sumbul

  14. Kec. Tanah Pinem

  15. Kec. Tigalingga

Gambar 2.18 Peta Wilayah Kab. Dairi

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba B.

  Potensi-potensi

Gambar 2.19 Potensi-potensi di Kab. Dairi

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

6. Kab. Tanah Karo A.

  Gambaran Umum Ibu Kota : Kabanjahe

2 Luas : 2127,25 km

  Jumlah Kecamatan :

  1. Kec. Barusjahe

  10. Kec. Merek

  2. Kec. Berastagi

  11. Kec. Munthe

  3. Kec. Dolat Rayat

  12. Kec. Naman Teran

  4. Kec. Juhar

  13. Kec. Payung

  5. Kec. Kabanjahe

  14. Kec. Simpang Empat

  6. Kec. Kuta Buluh

  15. Kec. Tigabinanga

  7. Kec. Laubalen

  16. Kec. Tiganderket

  8. Kec. Mardingding

  17. Kec. Tigapanah

  9. Kec. Merdeka

Gambar 2.20 Peta Wilayah Kab. Tanah Karo

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba B.

  Potensi-potensi

Gambar 2.21 Potensi-potensi di Kab. Tanah Karo

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

7. Kab. Simalungun A.

  Gambaran Umum Ibu Kota : Pematang Raya Luas : 4.386,60 Km2 Jumlah Kecamatan :

  1. Kec. Bandar

  17. Kec. Huta Bayu Raja

  2. Kec. Bandar Huluan

  18. Kec. Jawa Maraja Bah Jambi

  3. Kec. Bandar Masilam

  19. Kec. Jorlang Hataran

  4. Kec. Bosar Maligas

  20. Kec. Panei

  5. Kec. Dolok Batunanggar

  21. Kec. Panombeian Panei

  6. Kec. Dolok Panribuan

  22. Kec. Pematang Bandar

  7. Kec. Dolok Pardamean

  23. Kec. Pematang Sidamanik

  8. Kec. Dolok Silau

  24. Kec. Pematang Silima Huta

  9. Kec. Girsang Sipangan Bolon

  25. Kec.Purba

  10. Kec. Gunung Malela

  26. Kec. Raya

  11. Kec. Gunung Maligas

  27. Kec. Raya Kahean

  12. Kec. Haranggaol Horison

  28. Kec. Siantar

  13. Kec. Hatonduhan

  29. Kec. Sidamanik

  14. Kec. Silau Kahean

  30. Kec. Tapian Dolok

  15. Kec. Silimakuta

  31. Kec. Ujung Padang

  16. Kec. Tanah Jawa

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

Gambar 2.22 Peta Wilayah Kab. Simalungun B.

  Potensi-potensi

Gambar 2.23 Potensi-potensi di Kab. Simalungun

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba MATRIKS

  Kab. Samosir

Tabel 2.1 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Samosir

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

  Kab. Toba Samosir

Tabel 2.2 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Toba Samosir

  Kab. Tapanuli Utara

Tabel 2.3 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Tapanuli Utara

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

  Kab. Humbang Hasundutan

Tabel 2.4 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Humbahas

  Kab. Dairi

Tabel 2.5 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Dairi

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

  Kab. Karo

Tabel 2.6 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Karo

  Kab. Simalungun

Tabel 2.7 Potensi dan Akses Pariwisata Kab. Simalungun

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba SUMMARY

  Data yang kami kumpulkan dan setelah pengerjaan matriksnya, maka didapat beberapa titik yang memiliki potensi potensi terbanyak dan yang terbaik.

Gambar 2.24 Potensi-potensi yang terfavorit

  Terdapat beberapa titik yang diusulkan dan keterangan mengenai potensi- potensi apa saja pada titik-titik tersebut. Setelah melakukan diskusi dan mengulas kembali data data yang ada akhirnya titik-titik tersebut lebih terselektif.

Gambar 2.25 Potensi-potensi yang dipilih

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

  Terdapat 4(empat) titik akhir yang menjadi usulan kami dalam menghadapi Preview 1. Adapun titik-titik tersebut adalah Pantai Pasir Putih Parbaba, G. Pusuk Buhit, Air terjun Sipiso-piso, dan terakhir Danau Sidihoni.

  Pada pencapaian akhir sebelum kami memasuki preview 1 kami membuat penzoningan usulan fungsi pada keempat titik tersebut.

Gambar 2.26 Rencana Pengembangan Lokasi Kaki Gunung Pusuk Buhit

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

Gambar 2.27 Rencana Pengembangan Lokasi Air Terjun Sipiso-pisoGambar 2.28 Rencana Pengembangan Lokasi Pantai Pasir Putih Parbaba

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba

Gambar 2.29 Rencana Pengembangan Lokasi Danau Sidihoni

  Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba Preview 1

  Persiapan preview 1 sudah selesai. Pada saat itu persiapan kami dari mulai mencari data mengenai potensi potensi apa saja yang di punyai 7(tujuh) kabupaten lalu merangkumnya dalam sebuah matriks, sampai menentukan dan mengusulkan usulan fungsi pada titik akhir yang kami pilih sebelum preview 1.

  Sampailah dihari preview 1 dimana kami mempresentasikan data dan menjelaskan mengenai bagaimana usulan kami mengenai 4 titik yang menjadi usulan untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba kami. Setelah presentasi kami mendapatkan beberapa kritik dan saran dari dosen penguji.

  A. Kritik

  Pada presentasi dari awal kami tidak ada menjelaskan apa itu Geopark, bagaimana dia berfungsi, dan bagaimana kaitannya dengan Tema Sustainable dan Sybiosiss.

  B. Saran Kelompok kami mendapatkan saran yang sangat penting dan sangat bagus.

  Seperti halnya pada perancanaan Geopark, mungkin pada akhirnya kami tidak perlu mengeluarkan design namun lebih kepenataan dan pengembangan bagaimana menghasilkan Geopark Kaldera Toba tersebut menjadi tempat yang dapat mengembangkan potensi luar biasa pada Danau Toba. Hal ini bisa berupa bagaimana wisatawan dapat nyaman dan dapat menikmati semua fasilitas yang diusulkan namun tetap dapat merasakan suasana Danau Toba itu sendiri.

  Paket perjalanan bagi pengunjung yang ingin wisata maupun bagi mereka yang tujuannya untuk edukasi. Hal tersebut juga berupa saran yang diberikan dosen penguji kami dikarenakan bagai mana para pengunjung yang ingin datang melalui jalur travel. Pada kebanyakan travel biasanya menawarkan berbagai paket wisata pada para wisatawan sehingga menjadi daya tarik sendiri.

  Pengembangan dari sebuah tema besar yaitu Sustainable and symbiosiss. Pengembangan tema besar ini juga harus di perkuat lagi bahkan juga bisa berupa menimbulkan sebuah tema yang lebih spesifik lagi. Tujuannya agar benang merah akan timbul pada setiap rancangan kami kedepannya.

Dokumen yang terkait

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max .L Merill) Terhadap Pemberian Abu Vulkanik Sinabung dan Pupuk Kandang Ayam

0 1 8

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max .L Merill) Terhadap Pemberian Abu Vulkanik Sinabung dan Pupuk Kandang Ayam

0 0 13

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Temperatur 45oC

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Temperatur 45oC

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Temperatur 45oC

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karateristik Visual - Kajian Karakteristik Visual Koridor Jalan K. H. Zainul Arifin Medan

0 2 16

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Publik 2.1.1. Pengertian Ruang Terbuka Publik - Persepsi Masyarakat Kota Terhadap Ruang Terbuka Publik di Kota Tebing Tinggi

1 1 12