SPOT SURVEY RESERVOIR LEPTOSPIROSIS DI BEBERAPA KABUPATEN KOTA DI JAWA TENGAH

SPOT SURVEY RESERVOIR LEPTOSPIROSIS
DI BEBERAPA KABUPATEN KOTA
DI JAWA TENGAH

Sri Wahyuni.*dan Yuliadi**
*) Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah

**) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit, Salatiga
SPOT SURVEY OF LEPTOSPIROSIS IN SEVERAL DISTRICT

IN CENTRAL JAVA PROVINCE, INDONESIA
ABSTRACT

Leptospirosis is currently a public health problem in Central Java especially in Demak district,
Klaten, Pati and Semarang city. Spot survey aims to find out the type mice reservoir was conducted in
May-August 2010. Survey methods by collection types of rat and examination of blood serum of rats.
The survey showed that roof rat (Rattus tanezumi) dominate the habitat houses in Klaten District

(88%) Pati (76%) and Semarang City (50%). Brown rat R. norvegicus was found in Demak regency
(15%) and Semarang City (16%). Polinesian rat R. exulans is found only in the city of Semarang (1).
Other small mammal species found in habitats serind home is home cecurut Suncus murinus. In


Demak regency (12), Pati (5) Klaten Regency (3) and in Semarang (7). Leptotek Lateralflow
examination indicated that the roof rat R. tanezumi seropositivity against leptospira antibody that is in
Demak District (2), Klaten (1), Pati (1) and Semarang City (1). Likewise, brown rat R. norvegicus
were found in Demak district (1) seropositivity against bacteria leptospira antibodies. Roof rat R.
in Central Java
tanezumi and Brown rat R. norvegicus potential as reservoirs of leptospirosis
Province.

Key words : leptospirosis, rat, reservoir, Jawa Tengah
ABSTRAK

Leptospirosis saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat Di Jawa Tengah terutama di Kabupaten
Demak, Klaten, Pati dan Kota Semarang. Spot survey bertujuan mengetahui jenis tikus reservoir telah
dilakukan pada bulan Mei - Agustus 2010. Metode survei dengan cara koleksi jenis tikus dan
pemeriksaan serum darah tikus. Hasil survei menunjukkan bahwa Tikus rumah Rattus tanezumi
mendominasi habitat rumah di Kabupaten Klaten (88%) Pati (76%) dan Kota semarang (50% ekor).
Tikus got R. norvegicus ditemukan di Kabupaten Demak (15% ekor) dan Kota Semarang (16% ekor)
sedang tikus kebun R. exulans hanya ditemukan di Kota Semarang (1 ekor). Jenis mamalia kecil lain
yang sering ditemukan di habitat rumah adalah cecurut rumah Suncus murinus. Di Kabupaten Demak

(12 ekor), Kabupaten Pati (5 ekor) Kabupaten Klaten (3 ekor) dan di Kota Semarang (7 ekor).
Pemeriksaan Leptotek lateralflow mengindikasikan bahwa tikus rumah R. tanezumi seropositif
terhadap antibodi leptospira yaitu di Kabupaten Demak (2 ekor), Klaten (1 ekor), Pati (1 ekor) dan
Kota Semarang (1 ekor). Demikian juga tikus got R. norvegicus di temukan di Kabupaten Demak (1

140

JURNAL VEKTORA VOL. II NO. 2

Sri W. et al, Spot survey reservoir

ekor) seropositif terhadap antibodi bakteri leptospira. Tikus rumah R. tanezumi dan tikus got R.
norvegicus berpotensi sebagai reservoir leptospirosis di Propinsi Jawa Tengah.
Kata kunci: leptospirosis, tikus, reservoir, Jawa Tengah

dengan kematian 7 kasus (CFR 16,28%)

PENDAHULUAN

Di


Jawa

menyebabkan
beberapa

Tengah

kematian

leptospirosis
penduduk

kabupaten/kota,

di

Di

Kabupaten


Klaten,

kasus

di

ditemukan pada tahun 2005 yaitu 5 kasus

Semarang, Demak, Purworejo dan Klaten.

leptospirosis, tetapi CFR relatif tinggi yaitu

Tiga tahun terakhir ini di Kota Semarang

50%, Tetapi tahun 2006 - 2007 kasus

dilaporkan

leptospirosis tidak ditemukan dan tahun


terjadi

seperti

(Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, 2009)

peningkatan

kasus

leptospirosis, tahun 2006 - 2008, yaitu

2008 1 kasus dan tahun 2009 5 kasus

tahun 2006 terdapat 3 kasus leptospirosis

empat

dan 1 kasus meninggal (case fatality rate/


tersebut

CFR = 33,33%), tahun 2007 dilaporkan

berbeda.Daerah leptospirosis di kabupaten

terdapat 12 kasus dan 2 kasus meninggal

Demak dan Pati berupa daerah pantai

(CFR = 16,67%), tahun 2008 terdapat 37

kabupaten Klaten daerah persawahan kota

penderita dan 13 orang meninggal (CFR =

Semarang

35,14%).


(urban)

Berdasarkan

laporan

yang

diterima Kepala Dinas Kesehatan Kota
Semarang dari
hingga

berbagai

Januari

leptospirosis
dirawat


di

tahun

Kota

sebanyak

9

letospirosis

Kabupaten
tahun

mempunyai

jawa

ekosistem


merupakan

Leptospirosis

di

ekosistem

tengah
yang

kota

merupakan penyakit

Rumah

Sakit,


binatang (zoonosis), seperti hewan domestik

2009

kasus

dan binatang pengerat, teratama tikus. Jenis

yang

bakteri Leptospira yang ditularkan oleh

(Dinas

tikus merupakan bakteri yang paling bahaya

Semarang
orang.

Kesehatan Kota Semarang, 2008)

Di

kabupaten/kota

. Ke

bagi

Demak
2005

-

manusia

daripada

semua

jenis

kasus

Leptospira yang ada pada hewan domestik.

2009

Proporsi infeksi bakteri Leptospira pada

menunjukkan kecenderangan meningkat.

tikus

Tahun 2005 ditemukan

meningkatnya umur tikus,

11 kasus. Tahun

berbanding
semakin

banyak

lurus

dengan

semakin tua

2006, 8 kasus dengan kematian 2 kasus, dan

tikus,

jumiah

bakteri

tahun 2007, 29 kasus, sedangkan tahun

Leptospira yang ada pada tubuhnya (Weber,

2008, kasus leptospirosis meningkat tajam

1982).

daripada tahun sebelumnya yaitu 71 kasus

Makalah ini menguraikan tentang

leptospirosis dengan kematian 7 kasus

inang reservoir leptospira yang ditemukan

(CFR 10,14%). dan tahun 2009, 43 kasus

di beberapa daerah yang ditemukan kasus

leptospirosis di Jawa Tengah

JURNAL VEKTORA VOL. UNO. 2

141

Sri W. et al, Spot survey reservoir

ng

METODOLOGI

A. Jenis, Waktu dan Lokasi Survei

Kecamatan

Demak

Kota),

Kabupaten Klaten (Desa Tonggalan,

Studi ini merupakan survei sewaktu

Kecamatan Klaten dan Desa Canan,

(Spot survey), dilaksanakan oleh

Kecamatan Wedi), Kabupaten Pati

Dinas

(Desa Bendar dan Desa Trimulyo,

Kesehatan

Propinsi

Jawa

Tengah dan B2P2VRP pada bulan

Kecamatan

Juwana)

Mei

Semarang

(Kelurahan

-

Agustus

dilakukan

di

2010.

Survei

Kabupaten

Demak

(Desa

Karangsari

Karang

Tengah

dan

Kota

Sambiloto

Kecamatan Tembalang).

Kecamatan

dan

di

desa

4 •
LAUT JAWA

SAMUDERA INDONESIA

Keterangan
Skala

+
20

40

Kitorn fliers

I

PETA SPOT SURVEI RESERVOIR

I Daerah di survei

LEPTOSPIROSIS DI PROPINSI JAWA TENOAH

j| Batas Kabupaten

TAHUN 2010
Sumber pits

I Batas Provinsi

RSI fijkorxunjnx
Oantvm

WGS 84

Gambar 1. Peta lokasi spot survey reservoir leptospirosis di Provinsi Jawa
Tengah

B. Cara Kerja

rangkap kawat berampan kelapa

1. Cara menangkap tikus

Tikus

142

ditangkap

dengan

bakar.
pe

dalam

Perangkap dipasang di
rumah.

Pemasangan

JURNAL VEKTORA VOL. II NO. 2

Sri W. et al, Spot survey reservoir

perangkap

menggunakan

50

maksimal

perangkap.

Setiap rumah

di-

lebih

15.00

-

sore

hari

18.00

pengambilan

tikus

pada

dan disentrifuge selama 15
3000 rpm.

yang

diproses

dalam

dengan

tabung

kecepatan

d). Pemeriksaan serologi dengan

tertangkap dimasukkan di dalam
dan

alat suntik

ke-

09.00
kantong

darah

dimasukkan

menit

Tikus

kali

dan

esokan harinya pukul 06.00 WIB.

2

c). Darah dalam

pukul

WIB,

dari

mengalami hemolisis.

pasang 2 buah perangkap. Waktu
pemasangan

2 kali, apabila

leptotek dilakukan dengan

di

mengambil serum sebanyak
10 pi menggunakan mikro-

laboratorium.

2. Cara pemeriksaan serologi

a). Tikus dalam kantong kain

pipet kemudian diteteskan

sebelum diambil darahnya

pada leptotek kemudian di

dianastesi

dahulu

tambah buffer sebanyak 5

Ketamil dan

tetes Interpretasi hasil test;

terlebih

menggunakan

Seton 2% dengan dosis 50-

Serum

100 mg/kg berat badan. Obat

seropositif mengandung anti

anastesi

bodi

tersebut

diberikan

darah

dinyatakan

Leptospira

sp.

Jika

secara intramuskular dengan

muncul 2 strip pada rapid

syringe needle 21 G. Kapas

test

beralkohol 70% dioleskan di

bagian

dada,

selanjutnya

3.

Cara identifikasi tikus

Tikus

yang

telah

jaram suntik ditusukkan di

karena

bawah tulang rasuk sampai

diidentifikasi dengan cara :

masuk lebih kurang 50-75

a. Kuantitatif (satuan: mm)

jaram

sudut 45°
tikus

membentuk

terhadap badan

yang dipegang tegak

luras. Setelah

darahnya

1. Panjang total (PT) :

% panjang jaram.
b). Posisi

diambil

mati

posisi jaram

tepat mengenai jantung, se

panjang dari ujung
ekor sampai ujung
hidung, diukur da
lam

posisi

tubuh

luras dan terlentang

cara hati-hati darah dihisap

2. Panjang ekor (E) :

dan diusahakan sampai alat

diukur dari pangkal

suntik terisi penuh (2-3 cc).

sampai ujung ekor

Pengambilan darah dari
jantung tikus dapat diulang

3. Panjang kaki bela-

JURNAL VEKTORA VOL. UNO. 2

kang (KB): diukur

143

Sri W. et al, Spot survey reservoir

dari

ujung

tumit

susu yang tumbuh di

jari

dada, sedang angka

sampai

ujung

kaki

terpanjang.

belakang menunjuk

KB

kan pasangan puting

dengan cakar (cum

susu yang tumbuh di

unguis).

perat. Contoh rumus

Pengukuran

puting

4. Panjang telinga (T):

rumah R. tanezumi :

telinga ke titik yang

2+3.

di

4. Warna

daun

telinga.
5. Berat

ekor;

be

berapa jenis
tubuh

tikus

memiliki warna per-

(B);

diukur dengan tim

mukaan bawah dan

bangan tera merek

atas tidak sama atau

Pesola

dwiwarna.

Kualitatif

1. Rambut

pengawal

(guard hair); rambut

HASDL

a. Trap success

tikus yang berukuran

lebih

2.

Trap success (keberhasilan

panjang

penangkapan) antara 24 - 26%

rambut

menunjukkan bahwa di Kabupaten

bawah (under fur).

Demak (26%) lebih tinggi daripada

Rambut

di

daripada

pengawal

Kabupaten Klaten dan Pati

ada yang berbentuk

(25%) dan di Semarang (24%).

duri dan ada yang

Walaupun

tidak.

relatif tidak berbeda secara ber

Warna

rambut:

pengamatan

pada

angka

trap

success

makna namun menunjukkan ke
padatan relatif tikus di suatu daerah

warna rambut pung-

yang

gung

perat.

Kabupaten

warna

fimgsi sebagai waning, gudang dan

dan

Perbedaan

perlu

rambut tersebut me

kandang

nentukan jenis tikus.

Kondisi

3. Rumus puting susu;
angka

144

tikus

diukur dari pangkal
teriauh

b.

susu

depan

me

diperhatikan.

Demak

itik

rumah

(bebek,

tersebut

sangat

Di
ber-

ayam).

sesuai

untuk kehidupan tikus. Menurat
WHO (1991) kelangsungan hidup

nunjukkan

jumiah

tikus dipengarahi oleh ketersediaan

pasangan

puting

makanan dan tempat berlindung.

JURNAL VEKTORA VOL. UNO. 2

Sri W. et al, Spot survey reservoir

Trap success di keempat daerah
survei relatif tinggi yang mengindikasikan kepadatan relatif tikus
di habitat ramah cenderung tinggi.
Menurat Hadi, et al (1991) pada
kondisi normal trap success di
habitat

ramah

sebesar

7%

dan

tanezumi (22 ekor, 1 positif) dan
Cecurut ramah Suncus murinus (3
ekor).

Hasil penangkapan tikus di
Kabupaten

tertangkap
dengan 1

Pati,

tikus

yang

sebanyak 25 ekor
serum positif terdiri

kebun 2%. Angka keberhasilan

atas; tikus ramah R. tanezumi (19

penangkapan tikus tersebut memperlihatkan bahwa kepadatan tikus
di lokasi survey cukup tinggi.
Keberhasilan penangkapan ini
dapat menggambarkan kepadatan
populasi tikus secara kasar di suatu
tempat atau lingkungan.

ekor,

1

memperlihatkan

hasil penangkapan tikus di
Kabupaten Kota daerah penelitian,
Tikus yang tertangkap terdiri dari
3 spesies tikus terdiri atas tikus
ramah Rattus tanezumi, tikus got

Rattus norvegicus, tikus polynesia
Rattus exulans dan 1 spesies
cecurut ramah Suncus murinus. Di

Kabupaten Demak tikus yang
tertangkap sebanyak 26 ekor
dengan 3 serum positif terdiri
atas ; tikus ramah R. tanezumi (10

ekor, 2 positif), tikus got R.
norvegicus (4 ekor, 1 positif),dan
Cecurut ramah S. murinus (12
ekor).

Hasil penangkapan tikus di
Kabupaten Klaten sebanyak 25
ekor dengan 1 serum positif
terdiri

atas;

tikus

got R.

norvegicus (1 ekor),dan Cecurut
rumah S. murinus (5 ekor).

Hasil penangkapan tikus di
Kota

Semarang,

tertangkap
dengan 1

tikus

yang

sebanyak 24 ekor
serum positif terdiri

atas; tikus ramah R. tanezumi (12

b. Jenis tikus

Tabel

1 positif)

tikus

rumah

JURNAL VEKTORA VOL. UNO. 2

R.

ekor) tikus got R. norvegicus (4
ekor), Tikus polynesia R. exulans
(1 ekor) dan Cecurut ramah S.
murinus (7 ekor).

Dari

keempat

daerah

penelitan, tikus ramah R. tanezumi
merupakan jenis tikus paling
dominan daripada jenis tikus
lainnya. Tikus ini merupakan sub
spesies dari Rattus rattus yang
umum ditemukan di ramah pen

duduk di Pulau Jawa, habitatnya di
rumah, tersebar luas di Indonesia,

Malaysia dan Thailand. Tikus ini
berperan penting dalam penularan
beberapa penyakit seperti pes,
leptospirosis dan penyakit cacing
nematoda.

zumi

Tikus ramah R. Tane

dikenal

sebagai

tikus

komensal (commensal rodent atau

synanthropic),

karena

selurah

145

Sri W. et al, Spot survey reservoir

aktivitas hidupnya, seperti mencari

berkembangbiak

makan, berlindung, bersarang, dan

dalam ramah

dilakukan

di

Tabel 1. Jems tikus dan cecurat yang tertangkap di Kec. Karangtengah dan Kec.
Demak, Kabupaten Demak; Kec. Klaten dan Kec. Wedi Kabupaten
Klaten; Kec. Juwono Kabupaten Pati dan Kec. Tembalang Kota
Semarang
Lokas Penangkapan
No

1

2

3

4

Jenis Tikus

Sex

Rattus tanezumi

Rattus norvegicus

Rattus exulans

Suncus murinus

Kab. Demak

Kab. Klaten

Kab. Pati

Kota

Tikus

Semarang

Positif

A

B

C

D

E

F

G

s

3(*)

2

9

9(*)

6

4(*)

8

3

?

2

3(*)

2

2

4

5

4(*)

2

a

1

2(*)

0

0

0

0

1

1

9

0

1

0

0

1

0

3

6

0

0

0

0

0

0

1

9

0

0

0

0

0

0

0

Dokumen yang terkait

SITUASI FILARIASIS DI KABUPATEN SUMBA TENGAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009

0 0 6

DISTRIBUSI DAN KARAKTERISTIK SIKATRIK KORNEA DI INDONESIA, RISKESDAS 2007

0 0 8

PENGARUH SUMBER NUTRISI TERHADAP UMUR VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE Aedes aegypti DI LABORATORIUM

0 0 8

UJI EFIKASI REPELEN “X” TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti, Culex quinquefasciatus DAN Anopheles aconitus DI LABORATOR

0 0 8

INDEKS KERAGAMAN EKTOPARASIT PADA TIKUS RUMAH Rattus tanezumi Temminck, 1844 dan TIKUS POLINESIA R. exulans (Peal, 1848) DI DAERAH ENZOOTIK PES LERENG GUNUNG MERAPI, JAWA TENGAH

0 0 12

STUDI KOLEKSI REFERENSI RESERVOIR PENYAKIT DI DAERAH ENZOOTIK PES DI JAWA BARAT DAN JAWA TIMUR Ristiyanto, Arief Mulyono, B. Yuliadi dan Sukarno Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Jl. Hasanudin 123 Salatiga RESERVOIR REF

0 0 27

MALARIA DI DUSUN BAKAL, DESA CAMPUREJO, KECAMATAN TRETEP, KABUPATEN TEMANGGUNG Umi Widyastuti, Wiwik Trapsilowati, dan Damar Tri Boewono Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Jl. Hasanudin 123 Salatiga  MALARIA IN BAKAL HAM

0 0 17

PENGARUH KONSENTRASI TAWAS PADA AIR SUMUR TERHADAP DAYA TETAS TELUR NYAMUK Aedes aegypti DI LABORATORIUM

0 0 13

UJI EFIKASI LARVISIDA BERBAHAN AKTIF PYRIPROXYFEN SEBAGAI INSECT GROWTH REGULATOR (IGR) TERHADAP LARVA Anopheles aconitus DI LABORATORIUM Siti Alfiah, Astri Maharani I.P Damar Tri Boewono Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyak

0 0 7

GAMBARAN KEMUDAHAN MEMPEROLEH AIR DAN SARANA PENYIMPANAN AIR TERHADAP KASUS DBD DI KOTA SEMARANG, KABUPATEN WONOSOBO DAN KABUPATEN JEPARA Wiwik Trapsilowati, Lulus Susanti dan Aryani Pujiyanti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir P

0 0 13