LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN METEOROLOGI D

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAPANGAN METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI LAUT DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA :

MELATI PERTIWI 26020216120015 BERNARDUS B.A.S

26020216120016 HANIFA ZUHAIRA

26020216120017 DINDA TEODORA PASARIBU

26020216120032 GALIH TRITIANTO

26020216130075 SAMUDERA ADI B

TIM ASISTEN :

AUFI DINA ‘AMALINA 26020214120010 AULIA PUTRI AJI

26020215120003 AZHAR KANZU ARASY

26020215120033 YUNVITA WISETYA DEWI

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang te lah berkontribusi dalam pembuatan “Lapporan Praktikum Lapangan Meteorologi dan Klimatologi Laut” dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan penulis, semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi terciptanya kesempurnaan laporan ini.

Penulis

LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN

2 Tinjauan Pustaka

3 Materi dan Metode

7 Daftar Pustaka

Nilai

Semarang, 17 Mei 2017

Mengetahui, Mengetahui, Koordinator Asisten Meteorologi dan

Asisten Praktikum Meteorologi dan Klimatologi Laut

Klimatologi Laut

Aufi Dina ‘Amalina Aufi Dina ‘Amalina

NIM. 26020214120010 NIM. 26020214120010

Mengetahui, Koordinator Dosen Meteorologi dan Klimatologi Laut

LEMBAR PERNYATAAN TEAMWORK LAPORAN

Dengan ini, Kelompok 4 Departemen Oseanografi menyatakan bahwa “Laporan Resmi Praktikum Lapangan Meteorologi dan Klimatologi Laut, di Perairan Teluk Awur, Jepara” Ini adalah asli karya kelompok kami sendiri dengan hasil kerja sama dan diskusi dari semua anggota kelompok.

Semarang, 17 Mei 2017 Praktikan

Praktikan

Melati Pertiwi Bernardus B.A.S

NIM. 26020216120015 NIM. 26020216120016

Praktikan Praktikan

Hanifa Zuhaira Dinda Teodora Pasaribu

NIM. 26020216120017 NIM. 26020216120032

Praktikan Praktikan

Gaih Tristianto Samudera Adi B

NIM. 26020216130075 NIM. 26020216140111

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum . ................................................................... 26

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Sementara ....................................................................... 130 Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum Lapangan . .............................................. 131 Lampiran 3. Cover/Abstrak Jurnal .................................................................... 132

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cuaca merupakan suatu kondisi udara di suatu tempat pada waktu yang relatif singkat, yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter seperti suhu, tekanan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, dan berbagai fenomena atmosfer lainnya. Pemilihan metode dan alat yang tepat untuk menentukan kondisi cuaca adalah kegiatan yang akhir-akhir ini sering dilakukan oleh beberapa peneliti atmosfer atau cuaca. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.

Dalam bidang oseanografi yang mempelajari tentang keseluruhan bidang di laut sangat berhubungan dalam proses cuaca dan iklim, Cuaca dan iklim akan mempengaruhi laut, karena cuaca dan iklim menjadi satu kesatuan tentang apa yang terjadi di laut, seperti adanya gelombang akibat angin. Maka di perlukan pengetahuan tentang instrument-instrumen meteorologi dan klimatologi untuk mengukur aspek-aspek cuaca dan iklim.

Pengamatan akan menunjukan apa yang akan terjadi kedepannya tentang iklim dan cuaca. Didalam sebuah pengamatan kita dapat mengaati dan setelah itu akan diolah kembali hasil sebuah pengamatan tersebut dan akan sebarkan bagi masyarakat yang membutuhkan. Seperti nelayan dan pesawat yang akan terbang. Di dalam praktikum kunjungan ini ingin mengetahui bagaimana cara mngoprasikan alat-alat tersebut dan mengnalinya serta mengolahnya. Sebab di dalam oseanografi kita perlu untuk mengetahui bagaimana klim dan cuaca yang akan terjadi nantinya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan praktikum lapangan Meteorologi dan Klimatologi Laut adalah mengetahui :

1. Bagaimana kondisi suhu udara (di darat maupun di laut) Perairan Teluk Awur Jepara.

2. Bagaimana hubungan antara suhu udara (di darat maupun di laut) dengan waktu di Perairan Teluk Awur Jepara.

6. Vektor angin di Perairan Teluk Awur Jepara

1.3 Manfaat

Manfaat dari pembuatan laporan praktikum 1aporan praktikum lapangan Meteorologi dan Klimatologi Laut adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi suhu udara (di darat maupun di laut) Perairan Teluk Awur Jepara.

2. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara suhu udara (di darat maupun di laut) dengan waktu di Perairan Teluk Awur Jepara.

3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan yang terjadi antara suhu udara di darat dengan suhu udara di laut

4. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh apa yang terjadi antara suhu udara du darat dengan suhu udara di laut

1.4 Lokasi Praktikum

Praktikum Lapangan ini dilaksanakan dengan pembagian 3 (tiga) stasiun di Perairan teluk Awur, Provinsi Jawa Tengah yang secara geografis terletak yaitu :

1. Stasiun 1 secara geografis terletak pada 6°37'1.93" LS dan 110°38'20.87"E

2. Stasiun 2 secara geografis terletak pada 6°37'0.92" LS dan 110°38'20.41"E

3. Stasiun 3 secara geografis terletak pada 6°37'0.26" LS dan 110°38'20.07"E

Peta lokasi praktikum dapa dilihat pada Gambar 1 .

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cuaca

Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya.Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari.Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim.Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim (Admiranto, 2009).

Cuaca selalu berubah, karena itu disadari bahwa memperkirakan cuaca tidak mudah karena di samping harus memahami sifat atmosfer atau dinamika atmosfer, diperlukan juga pengalaman dan keberanian dalam membuat keputusan suatu prakiraan.Namun demikian pendekatan-pendekatan dalam membuat prakiraan cuaca sudah banyak dikembangkan oleh negara maju meskipun pendekatan-pendekatan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan keadan cuaca pada lintang tropis seperti Indonesia. Secara umum dalam membuat prakiraan cuaca harus menggunakan data hasil pengamata dan prosedur serta metode prakiraan cuaca yang digunakan (Zakir, 2014).

2.2 Pengertian Iklim

Iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan kedaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting (Trewartha, 1995).

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai

2.3 Suhu (Temperature)

Suhu merupakan besaran yang menyatakan panas atau dinginnya suatu benda terhadap suatu ukuran standar. Panas dapat berpindah, perpindahan panas ini dapat terjadi dari benda yang panas ke benda yang dingin, tetapi tidak dapat sebaliknya. Energi panas yang berpindah dinamakan kalor. Kalor mengalir dari zat yang bersuhu lebih tinggi ke zat yang bersuhu lebih rendah (Surya, 2002).

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut (Surya, 2002).

2.4 Angin

Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu/temperatur rendah ke wilayah bersuhu tinggi. Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang terkena banyak paparan sinar matahari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain (Sudarto, 2011).

Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang disebut angin (Nasir, 1990).

2.5 Instrument Meteorologi dan Klimatologi Laut 2.5 Instrument Meteorologi dan Klimatologi Laut

Menurut Komatsu et al. (2013), macam-macam WQC yaitu

a. U-50 series

b. U-10 series

c. TDS meter DW139 Kelebihan dari WQC adalah dapat mengambil banyak data dengan

menggunakan 1 alat saja, lebih hemat dalam biaya dan waktu. Sedangkan untuk kelemahan dari WQC yaitu karena WQC adalah alat yang multi fungsi maka didalamnya terdapat berbagai macam sensor yang sangat sensitif yang setiap pemakaiannya harus di celupkan ke dalam aquades (sebelum maupun setelah) agar sensornya tersebut tidak berkurang keakuratannya (Komatsu et al., 2013).

2.5.2 Thermometer

Thermometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur). Thermometer ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu, bila thermometer terkena suhu yang berbeda maka thermometer tersebut akan mengubah nilai yang ditunjukkan melalui nilai dari skalanya (Rivera, 1970).

Thermometer maksimum dan minumum digunakan untuk mencatat suhu maksimum dan minimum air yang terjadi selama 24 jam. Pada umumnya alat ini terdiri dari sebuah pipa gelas yang berbentuk U dengan dua buah bola pada ujungnya. Thermometer dipasang pada rangka baja non magnetis yang terapung sedikit dibawah permukaan air oleh pelampung alumunium. Suhu maksimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam thermometer atas dan suhu minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam tabung bawah. Untuk menyetel kedudukan indeks kembali, setelah suhu dibaca digunakan magnet batang (Hamdi, 2014).

2.5.3 Global Positioning System

Menurut Farrel dan Barth (1998), Global Positioning System atau disingkat dengan GPS merupakan sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 Menurut Farrel dan Barth (1998), Global Positioning System atau disingkat dengan GPS merupakan sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24

b. GPS handheld GPS ini merupakan salah satu jenis GPS yang umumnya digunakan untuk kegiatan outdoor.

c. GPS untuk kegiatan olahraga

d. GPS ini didesikasikan untuk pengguna yang sedang dalam program latihan dan fitness.

e. GPS untuk kegiatan di perairan GPS ini di produksi untuk jenis kendaraan kapal, dan lebih banyak digunakan oleh kapal-kapal komersial dan rekreasi.

f. GPS untuk pesawat

g. GPS ini menggunakan teknologi yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan penerbangan. Menurut Farrel dan Barth (1998), kelebihan dan kekurangan dari GPS yaitu :

a. GPS harus di kalibrasi setiap pemakainnya.

b. GPS harus berada di tempat terbuka, tidak boleh ada penghalang apapun.

c. GPS bisa tanpa menyambung ke internet.

d. GPS menerima langsung sinyal dari satelit.

2.5.4 Anemometer

Anemometer adalah sebuah perangkat untuk mengukur kecepatan angin dan untuk mengukur arah angin. Anemometer merupakan salah satu instrumen yang sering digunakan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer berasal dari Bahasa Yunani anemos yang berarti angin, angin merupakan udara yang bergerak ke segala arah, angin bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain. Anemometer ini pertama kali diperkenalkan oleh Leon Batista Alberti dari Italia pada tahun 1450 (Hamdi, 2014).

Anemometer berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor Anemometer berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor

2.5.5 Kompas Tembak

Kompas adalah suatu alat penunjuk yang dapat digunakan untuk menetapkan arah, dimana arah disini adalah arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Tentu saja dalam hal ini arah yang ditunjukkan adalah arah Utara Kompas/Utara Magnetis. Karena kita ketahui ada tiga buah arah utara, yakni utara peta, utara magnetis dan utara sebenarnya (Soen, 2011).

Menurut Soen (2011), kompas memiliki beberapa jenis yaitu :

a. Kompas prisma Merupakan kompas yang berputar di dalam cairan bening (minyak), sehingga jarum kompas lebih tenang dan cepat berhenti.

b. Kompas lensa Mirip dengan kompas prisma, hanya saja optik yang digunakan berupa lensa cembung, yang berfungsi sama untuk melihat/memperbesar skala-skala sudut kompas.

c. Kompas silva Kompas ini terdapat clinometers yang dipakai untuk mengukur sudut inklinasi, dimana jarum indikator inklinasi( tidak bermagnet ) digabungkan dalam tempat

kompas. Menurut Soen (2011), kelebihan dan kekurangan kompas tembak yaitu :

a. Saat bergerak, jarum selalu bergeser-geser sehingga sulit menunjukkan arah 0 (utara) saat bergerak.

b. Penentuan sudut pasti yang kurang akurat.

c. Mudah digunakan dan dibawa.

d. Terdapat sudut arah mata angin.

abrasi.Kabupaten Jepara yang terletak di semenanjung utara Pulau Jawa memiliki potensi alam nan eksotis. Hampir semua pantai di wilayah Jepara berpasir putih. Bisa dikatakan bahwa Pantai Teluk Awur memiliki karakteristik yang mirip dengan Pantai Bandengan, yakni pantai yang landai dengan hamparan pasir putih yang memukau (Rachmatun, 2009).

Perairan Jepara termasuk perairan di daerah utara Pulau Jawa yang memiliki kandungan biotik dan abiotik melimpah meskipun kondisi perairannya tidak baik pada musim hujan. Perairan Teluk Awur, Jepara dan sekitarnya tergolong perairan yang masih baik dibandingkan dengan perairan lain di pantai utara Jawa sehingga banyak flora maupun fauna laut yang dapat tumbuh di tempat ini. Sebagian besar gisik Pantai Teluk Awur ini dikuasai oleh material rombakan terumbu karang yang berukuran pasir, sehingga endapan pasir di gisik ini berwarna putih kuning kecoklatan. Arus sepanjang pantai yang mengalir di sepanjang pantai barat Jepara, yang melewati Pantai Teluk Awur pula, banyak membawa muatan sedimen dari muara sungai (Pramesti et al., 2016).

Kawasan mangrove Teluk Awur secara ekologi menjadi tempat untuk bereproduksi, mencari makan dan pertumbuhan bagi berbagai jenis biota. Lingkungan ini juga menghasilkan detritus yang menyokong keberadaan bahan organik di perairan sekitar. Kondisi vegetasi mangrove di Teluk Awur termasuk dalan vegetasi mangrove yang baik. Kawasan mangrove yang ada di Teluk Awur ini memiliki tingkat keanekaragaman jenis flora mangrove yang beragam, ini terbukti dari banyaknya spesies mangrove yang ditemukan dari komponen mayor, minor dan asosiasi (Pradana et al., 2013).

III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Hari/tanggal

: Sabtu dan Minggu, 29 – 30 April 2017

Waktu

: 07.00 - 07.00 WIB

Tempat

: Dermaga Perairan Teluk Awur, Jepara

3.2 Alat dan Bahan Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum

NO Nama Alat

Gambar

keterangan

1 Alat Tulis Menulis Untuk menulis hasil lapangan.

2. Kertas Untuk mencatat hasil lapangan

3. Termometer Udara Untuk mengukur suhu di lapangan

4. Anemometer Untuk mengukur kecepatan angin

Untuk mengetahui posisi dimana

5. GPS mengambil data

Water Quality Untuk mengetahui kadar salinitas dan

6. Checker

DO perairan

7. Kompas Tembak Untuk mengetahui arah mata angin

Botol, tali, dan

8. Untuk mengambil air sampel pemberat

Untuk menaruh air sampel dan

9. Gelas Plastik aquadest

10. Aquadest Untuk kalibrasi alat

11. Air Laut Sampel air yang akan dicek kualitasnya

3.3 Metode

3.3.1 Metode Pengambilan Data

3.3.1.1 Metode Pengambilan Data Koordinat Stasiun

1. Alat dan bahan disiapkan.

5. Koordinat dicari dengan menekan tombol mark pada GPS.

6. Koordinat dimarking dan diberi nama sesuai stasiun.

7. Data koordinat disimpan dalam GPS.

8. Koordinat dilihat dalam GPS hasil marking dan dicatat pada laporan sementara.

9. Pengambilan data koordinat diulangi sampai didapat data koordinat stasiun 2 dan 3

3.3.1.2 Metode Pengambilan Data Suhu Udara di Darat

1. Alat dan Bahan disiapkan.

2. Anemometer dinyalakan dengan tombol power ditekan.

3. Setiap stasiun didatangi dan telah siap untuk mengambil data.

4. Saat pengambilan data, tombol hold ditekan supaya data tidak berubah-ubah.

5. Suhu yang tertera pada layar anemometer dicatat.

6. Setiap 15 menit sekali dilakukan pengambilan data.

3.3.1.3 Metode Pengambilan Data Suhu Udara di Laut

1. Alat Anemometer disiapkan

2. Anemometer diangkat sampai melewati kepala

3. Suhu angin akan diukur oleh anemometer

4. Suhu angin ditampilkan secara digital pada layar display

5. Hasil pengukuran dicatat

3.3.1.4 Metode Pengambilan Data Suhu Air Laut

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. WQC dinyalakan.

3. Sampel air laut diambil dari setiap stasiun.

4. WQC di lap terlebih dahulu pada sensor DO dan Salinitas.

5. WQC di kalibrasi dengan menggunakan aquades dan dilap kembali.

6. Sensor DO dan salinitas dicelupkan ke dalam sampel air laut pada stasiun 1 secara bergantian.

7. Suhu yang tertera pada WQC dicatat.

8. Sensor WQC di lap kembali

12. Sensor WQC di lap kembali

13. Dikalibrasi ulang dengan aquades dan sensor dilap.

14. Sensor dicelupkan ke dalam sampel air laut stasiun 6 secara bergantian antara DO dengan salinitas

15. Suhu yang tertera di monitor dicatat.

16. Sensor WQC di lap kembali

17. Dikalibrasi ulang dengan aquades dan sensor dilap.

18. Data suhu diambil setiap 15 menit sekali.

3.3.1.5 Metode Pengambilan Data Kecepatan Angin

1. Alat dan Bahan disiapkan.

2. Anemometer dinyalakan dengan tombol power ditekan.

3. Setiap stasiun didatangi dan telah siap untuk mengambil data.

4. Saat pengambilan data, tombol hold ditekan supaya data tidak berubah-ubah.

5. Kecepatan yang tertera pada layar anemometer dicatat.

6. Setiap 15 menit sekali dilakukan pengambilan data.

3.3.1.6 Metode Pengambilan Data Sudut dan Arah Angin

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Anemometer dinyalakan dan kompas tembak dibuka.

3. Arah angin dilihat berdasarkan kemana arah tali plastik itu melayang.

4. Kompas tembak diarahkan sesuai dengan arah plastik itu mengarah.

5. Arah dilihat dari lensa kompas dan disesuaikan dengan garis tengah pada kompas.

6. Kompas diluruskan dan hitung berapa derajat yang dihasilkan

7. Arah angin ditentukan berdasarkan arah derajat angin.

8. Hasil dicatat kedalam laporan sementara.

3.3.2 Metode Pengolahan Data

3.3.2.1 Suhu udara di darat vs Suhu udara di laut

1. Hasil pengukuran suhu udara di darat dan suhu di laut disiapkan untuk membuat grafik hubungan antara suhu udara di darat dengan suhu udara di laut. Data hasil

Gambar 2. Data hasil pengukuran dalam Microsoft Excel

2. Kemudian pada bagian ribbon, pilih Insert => Chart. Pada bagian All Charts, chart tipe Stacked Line dipilih. Lalu klik Ok.

Gambar 3. Pengoperasian Ms.Excel

3. Grafik akan muncul seperti di bawah. Lalu pada bagian ribbon, bagian Design => Change Chart dipilih untuk mengganti type chart.

Gambar 4. Proses pemasukan data dalam grafik

4. Pada bagian All Charts, chart tipe Line dipilih untuk mengganti jenis grafik menjadi line.

Gambar 5. Mengganti atau memilih jenis grafik

5. Untuk mempertebal Major Gridlines pada grafik ,bagian Format yang berada di dalam ribbon dipilih. Pada ujung kiri atas terdapat combobox yang berfungsi untuk melakukan editting terhadap komponen-komponen dari chart itu sendiri. Vertical (Value) Axis Major Gridlines dipilih.

Gambar 6. Editting terhadap komponen chart

6. Warna dari major gridlines sendiri diganti menjadi lebih tua untuk memperjelas grafik

7. Vertical (Value) Axis ditambahkan sehingga garis pada sumbu-Y terlihat jelas.

Gambar 8. Penambahan Vertical (Value) Axis

8. Primary Minor Horizontal Gridlines ditambahkan ke dalam grafik melalui Add Chart Element => Gridlines => Primary Minor Horizontal

Gambar 9. Penambahan variasi grafik

9. Ukuran dari grafik diatur sedemikian menyesuaikan dengan format yaitu dengan panjang grafik 20 cm dan lebar 10 cm.

grafik. Pilihan ketiga yaitu Chart Filters dipilih lalu Edit series dipilih untuk mengubah informasi dari grafik tersebut.

Gambar 11. Penamaan Grafik

11. Di dalam combobox Series name pilih kolom yang merupakan judul dari informasi grafik yang tersedia.

Gambar 12. Penambahan informasi grafik

12. Langkah nomor 10 diulangi dengan data series yang berbeda.

Gambar 13. Penambahan informasi grafik

13. Langkah 11 diulangi dengan data series yang berbeda.

14. Keterangan pada sumbu-x dan sumbu-y ditambahkan melalui Axis Title, melalui Add Chart Elements.

Gambar 15. Penamaan grafik sumbu X dan Y

15. Axis title pada sumbu-x diberi nama “ Waktu” , lalu pada sumbu-y diberi nama “ Suhu (ºC)”.

Gambar 16. Penamaan grafik sumbu X dan Y

16. Untuk mengganti data pada sumbu-x menjadi waktu praktikum dilakukan dengan melalui chart filters, lalu pilih select data.

17. Akan muncul kotak Select Data Source. Lalu pada combobox Horizontal (Category) Axis Labels diubah dengan cara klik Edit.

Gambar 18. Pengeditan Axis Label

Lalu data waktu dari baris ke 2 sampai seterusnya diblock untuk dimasukkan kedalam grafik.

Gambar 19. Hail Pengeditan Axiz Label

18. Grafik diberi judul dengan cara Design => Add Chart Element => Chart Title => Above Chart. Judulnya diganti dengan “ Grafik Suhu Udara di Darat vs Suhu Udara di Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2 017 pada Stasiun 1 “

19. Pada sudut kanan dari Grafik ditambahkan keterangan Kelompok dan identitas lainnya.

Gambar 21. Pemberian informasi dan identitas kelompok

3.3.2.2 Suhu udara di laut vs Suhu air laut

1. Hasil pengukuran suhu udara di laut dan suhu air laut disiapkan untuk membuat grafik hubungan antara suhu udara di laut dengan suhu air laut. Data hasil pengukuran dimasukkan secara runtut ke dalam Microsoft Excel untuk diolah. Kemudian data suhu udara dan suhu air laut diblock.

Gambar 22. Input data ke Ms.Excel

2. Kemudian pada bagian ribbon, pilih Insert => Chart. Pada bagian All Charts, chart tipe Stacked Line dipilih. Lalu klik Ok.

3. Grafik akan muncul seperti di bawah. Lalu pada bagian ribbon, bagian Design => Change Chart dipilih untuk mengganti type chart.

Gambar 24. Pemilihan type chart

4. Pada bagian All Charts, chart tipe Line dipilih untuk mengganti jenis grafik menjadi line.

Gambar 25. Pemilihan jenis grafik

5. Primary Minor Horizontal Gridlines ditambahkan ke dalam grafik melalui Add Chart Element => Gridlines => Primary Minor Horizontal .

6. Ukuran dari grafik diatur sedemikian menyesuaikan dengan format yaitu dengan panjang grafik 20 cm dan lebar 10 cm

Gambar 27. Resize grafik

7. Untuk mengganti data pada sumbu-x menjadi waktu praktikum dilakukan dengan melalui chart filters, lalu pilih select data.

Gambar 28. Penamaan sumbu X

8. Akan muncul kotak Select Data Source. Lalu pada combobox Horizontal (Category) Axis Labels diubah dengan cara klik Edit.

Lalu data waktu dari baris ke 2 sampai seterusnya diblock untuk dimasukkan ke dalam grafik.

Gambar 30. Hasil Axis Labels

9. Untuk masing-masing grafik diberi nama sesuai dengan grafiknya dengan klik pada bagian kosong chart lalu akan muncul 3 pilihan pada sebelah kanan atas grafik. Pilihan ketiga yaitu Chart Filters dipilih lalu Edit series dipilih untuk mengubah informasi dari grafik tersebut.

Gambar 31. Penamaan setiap grafik

10. Di dalam combobox Series name pilih kolom yang merupakan judul dari informasi grafik yang tersedia.

Gambar 32. Pemberian informasi tiap tabel

11. Langkah nomor 8 diulangi dengan data series yang berbeda.

12. Langkah nomor 9 diulangi dengan data series yang berbeda.

Gambar 34. Penamaan setiap grafik

13. Keterangan pada sumbu-x dan sumbu-y ditambahkan melalui Axis Title, melalui Add Chart Elements

Gambar 35. Pemberian Keterangan pada sumbu-x dan sumbu-y

14. Axis title pada sumbu-x diberi nama “ Waktu” , lalu pada sumbu-y diberi nama “ Suhu (ºC)”.

Gambar 36. Pemberian keterangan pada tiap sumbu

15. Grafik diberi judul dengan cara Design => Add Chart Element => Chart Title => Above Chart. Judulnya diganti dengan “ Grafik Selisih Suhu Udara di Laut vs Suhu Udara di Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun <nama stasiun> “

16. Pada sudut kanan dari Grafik ditambahkan keterangan Kelompok dan identitas lainnya.

Gambar 38. Pemberian informasi dan identitas kelompok

3.3.2.3 Selisih suhu udara darat dengan suhu di laut

1. Hasil pengukuran suhu udara di darat dan suhu di laut disiapkan dan dimasukkan ke dalam Microsoft Excel untuk diolah. Kemudian selisih suhu udara di darat dengan suhu udara di laut dicari dengan mengurangkannya, lalu hasilnya dimutlakkan dengan menggunakan formula “ =abs ( number) “

Gambar 39. Indput data

2. Lalu data tersebut ditarik kebawah.

3. Kemudian pada bagian ribbon, pilih Insert => Chart. Pada bagian All Charts, chart tipe Stacked Line dipilih. Lalu klik Ok.

Gambar 41. Pemilihan line untuk grafik

4. Grafik akan muncul seperti di bawah. Lalu pada bagian ribbon, bagian Design => Change Chart dipilih untuk mengganti type chart.

Gambar 42. Pemilihan type chart

5. Pada bagian All Charts, chart tipe Line dipilih untuk mengganti jenis grafik menjadi line.

6. Ukuran dari grafik diatur sedemikian menyesuaikan dengan format yaitu dengan panjang grafik 20 cm dan lebar 10 cm.

Gambar 44. Resize grafik

7. Untuk masing-masing grafik diberi nama sesuai dengan grafiknya dengan klik pada bagian kosong chart lalu akan muncul 3 pilihan pada sebelah kanan atas grafik. Pilihan ketiga yaitu Chart Filters dipilih lalu Edit series dipilih untuk mengubah informasi dari grafik tersebut.

Gambar 45. Pemberian nama tiap grafik

8. Di dalam combobox Series name pilih kolom yang merupakan judul dari informasi grafik yang tersedia.

9. Primary Minor Horizontal Gridlines ditambahkan ke dalam grafik melalui Add Chart Element => Gridlines => Primary Minor Horizontal

Gambar 47. Pemberiaan Primary Minor Horizontal

10. Untuk mempertebal Major Gridlines pada grafik ,bagian Format yang berada di dalam ribbon dipilih. Pada ujung kiri atas terdapat combobox yang berfungsi untuk melakukan editting terhadap komponen-komponen dari chart itu sendiri. Vertical (Value) Axis Major Gridlines dipilih.

Gambar 48. Penambahan variasi Vertical (Value) Axis Major Gridlines

11. Warna dari major gridlines sendiri diganti menjadi lebih tua untuk memperjelas grafik.

12. Keterangan pada sumbu-x dan sumbu-y ditambahkan melalui Axis Title, melalui Add Chart Elements.

Gambar 50. Penambahan keterangan sumbu X dan sumbu Y

13. Untuk mengganti data pada sumbu-x menjadi waktu praktikum dilakukan dengan melalui chart filters, lalu pilih select data.

Gambar 51. Penggantian data pada sumbu X

14. Akan muncul kotak Select Data Source. Lalu pada combobox Horizontal (Category) Axis Labels diubah dengan cara klik Edit.

Lalu data waktu dari baris ke 2 sampai seterusnya diblock untuk dimasukkan kedalam grafik.

Gambar 53. Hasil data sumbu X

15. Grafik diberi judul dengan cara Design => Add Chart Element => Chart Title => Above Chart. Judulnya diganti dengan “ Grafik Selisih Suhu Udara di Laut dengan Suhu Air Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun .

Gambar 54. Pemberian judul grafik

16. Pada sudut kanan dari Grafik ditambahkan keterangan Kelompok dan identitas lainnya.

3.3.2.4 Selisih suhu udara di laut dengan suhu air laut

1. Hasil pengukuran suhu udara di darat dan suhu di laut disiapkan dan dimasukkan ke dalam Microsoft Excel untuk diolah. Kemudian selisih suhu udara di darat dengan suhu udara di laut dicari dengan mengurangkannya, lalu hasilnya dimutlakkan dengan menggunakan formula “ =abs ( number) “. Lalu data tersebut ditarik kebawah.

Gambar 56. Input data

2. Kemudian pada bagian ribbon, pilih Insert => Chart. Pada bagian All Charts, chart tipe Stacked Line dipilih. Lalu klik Ok

Gambar 57. Input chart

3. Grafik akan muncul seperti di bawah. Lalu pada bagian ribbon, bagian Design => Change Chart dipilih untuk mengganti type chart.

4. Pada bagian All Charts, chart tipe Line dipilih untuk mengganti jenis grafik menjadi line.

Gambar 59. Editting line grafik

5. Ukuran dari grafik diatur sedemikian menyesuaikan dengan format yaitu dengan panjang grafik 20 cm dan lebar 10 cm.

Gambar 60. Resize grafik

6. Untuk masing-masing grafik diberi nama sesuai dengan grafiknya dengan klik pada bagian kosong chart lalu akan muncul 3 pilihan pada sebelah kanan atas grafik. Pilihan ketiga yaitu Chart Filters dipilih lalu Edit series dipilih untuk mengubah informasi dari grafik tersebut.

7. Di dalam combobox Series name pilih kolom yang merupakan judul dari informasi grafik yang tersedia.

Gambar 62. Pemberian informasi pada tiap tabel

8. Untuk mengganti data pada sumbu-x menjadi waktu praktikum dilakukan dengan melalui chart filters, lalu pilih select data.

Gambar 63. Penggantian nama pada sumbu X

9. Akan muncul kotak Select Data Source. Lalu pada combobox Horizontal (Category) Axis Labels diubah dengan cara klik Edit.

Lalu data waktu dari baris ke 2 sampai seterusnya diblock untuk dimasukkan kedalam grafik .

Gambar 65. Hasil Editting Axis Labels

10. Primary Minor Horizontal Gridlines ditambahkan ke dalam grafik melalui Add Chart Element => Gridlines => Primary Minor Horizontal.

Gambar 66. Penambahan Primary Minor Horizontal Gridlines

11. Untuk mempertebal Major Gridlines pada grafik ,bagian Format yang berada di dalam ribbon dipilih. Pada ujung kiri atas terdapat combobox yang berfungsi untuk melakukan editting terhadap komponen-komponen dari chart itu sendiri. Vertical (Value) Axis Major Gridlines dipilih.

12. Warna dari major gridlines sendiri diganti menjadi lebih tua untuk memperjelas grafik

Gambar 68. Penggantian warna pada grafik

13. Keterangan pada sumbu-x dan sumbu-y ditambahkan melalui Axis Title, melalui Add Chart Elements.

Gambar 69. Pemberian keterangan sumbu X dan Y

14. Grafik diberi judul dengan cara Design => Add Chart Element => Chart Title => Above Chart. Judulnya diganti dengan “ Grafik Selisih Suhu Udara di Laut dengan Suhu Air Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun <nama stasiun> “

15. Pada sudut kanan dari Grafik ditambahkan keterangan Kelompok dan identitas lainnya.

Gambar 71. Penambahan informasi dan identitas kelompok

3.3.2.5 Kecepatan angin

1. Hasil pengukuran suhu udara di darat dan suhu di laut disiapkan untuk membuat grafik hubungan antara suhu udara di darat dengan suhu udara di laut. Data hasil pengukuran dimasukkan ke dalam Microsoft Excel untuk diolah. Kemudian Data – data hasil pengambilan di lapangan diblock.

Gambar 72. Input data Ms. Excel

2. Kemudian pada bagian ribbon, pilih Insert => Chart. Pada bagian All Charts, chart tipe Stacked Line dipilih. Lalu klik Ok

3. Ukuran dari grafik diatur sedemikian menyesuaikan dengan format yaitu dengan panjang grafik 20 cm dan lebar 10 cm

Gambar 74. Resize grafik

4. Untuk masing-masing grafik diberi nama sesuai dengan grafiknya dengan klik pada bagian kosong chart lalu akan muncul 3 pilihan pada sebelah kanan atas grafik. Pilihan ketiga yaitu Chart Filters dipilih lalu Edit series dipilih untuk mengubah informasi dari grafik tersebut.

Gambar 75. Pemberian nama pada tiap grafik

5. Di dalam combobox Series name pilih kolom yang merupakan judul dari informasi grafik yang tersedia.

6. Untuk mengganti data pada sumbu-x menjadi waktu praktikum dilakukan dengan melalui chart filters, lalu pilih select data.

Gambar 77. Penggantian nama sumbu X

7. Akan muncul kotak Select Data Source. Lalu pada combobox Horizontal (Category) Axis Labels diubah dengan cara klik Edit.

Gambar 78. Editting Axiz Labels

8. Keterangan pada sumbu-x dan sumbu-y ditambahkan melalui Axis Title, melalui Add Chart Elements.

9. Untuk Legenda dari grafik dapat ditambahkan melalui ribbon Design => Add Chart Element => Legend => Bottom

Gambar 80. Penambahan informasi grafik

10. Grafik diberi judul dengan cara Design => Add Chart Element => Chart Title => Above Chart. Judulnya diganti dengan “ Grafik Kecepatan Angin dalam m/s, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun <nama stasiun>”

Gambar 81. Pemberian judul grafik

11. Pada sudut kanan dari Grafik ditambahkan keterangan Kelompok dan identitas lainnya.

3.3.2.6 Vektor angin

1. Untuk memasukan data, pertama buka dahulu Microsoft Excel 2016

Gambar 83. Microsoft Excel

2. Kemudian pilih Blank document

Gambar 84. Blank dokumen

3. Setelah itu isi kolom A1, B1, C1, D1, E1, F1 dengan berturut-turut dengan Tahun, Bulan, Tanggal, Jam, Arah Angin dan Kecepatan Angin.

Gambar 85. Kolom

4. Karena pengambilan data sampai 98 kali maka membuat pada kolom A1 diisi 2017 sampai baris ke A98

5. Pada Tabel bulan juga sama diisi bulan “4” sampai kolom A98

Gambar 87. Kolom Bulan

6. Kemudian pada hari pertama pengambilan data sebanyak 69 kali maka isi kolom tanggal dengan “29” sampai kolom A98

Gambar 88. Kolom Hari

7. Kemudian pada kolom tanggal selanjutnya diisi tanggal “30” sampai kolom A98

Gambar 89. Kolom Hari

8. Kemdian pada kolom jam harus diisi 1 sampai 24 karena WRPlot tidak bisa membaca waktu setiap 15 menit sekali, maka dibuat urutan 1 sampai 24, tapi hal ini tidak mempengaruhi hasil windrose yang ada pada hasil.

9. Kemudian di copy dan paste sebanyak 3 kali sampai kolom A98

Gambar 91. Copy dan paste

10. Kemudian pada kolom arah isi dengan data pengamatan sampai kolom A98

Gambar 92. Kolom arah diisi data pengamatan

11. Setelah itu isi kolom kecepatan dengan data pengamatan kecepatan sampai kolom A98

Gambar 93. Isi kolom kecepatan

12. Kemudian save file dengan format Workbook 97-2003 karena WRPlot 7.0.0 hanya bisa membaca data tersebut.

13. Kemudian Buka WRPlot 7.0.0 untuk membuat wind rose

Gambar 95. Buka WRPlot 7.0.0

14. Kemudian klik OK kemudian pilih menu bar tool dan pilih insert from Excel

Gambar 96. Insert from Excel

15. Kemudian upload data angin tadi kedalam WRPlot 7.0.0

Gambar 97. Upload data angin ke WRPlot 7.0.0

16. Kemudian sesuaikan dengan set data fields sesuai kan dengan kolomnya misal Year diisi dikolom A, dan seterusnya

17. Dan jika sudah selesai, klik Station Information untuk mengisi koordinat

Gambar 99. Station information

18. Jika setelah selesai mengisi Station Information kemudian di Import menjadi data berformat *.sam

Gambar 100. Import data

19. Setelah di Import, kembali ke menu utama WRPlot kemudian klik add file dan pilih data yang sudah berformat *sam tadi.

Gambar 101. Add file

20. Setelah di add file, klik menu bar Wind rose seperti dibawah ini :

21. Kemudian Klik Print dan atur Layout dengan penambahan identitas pada Wind rose dan save seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 103. Save Windrose

22. Kemudian beri nama wind rose dengan type file nya berupa .*bmp

Gambar 104. Beri nama Windrose

23. Setelah itu atur resolusinya dan klik save file seperti dibawah ini :

Gambar 105. Atur resolusi dan save file

24. Lihat gambar untuk mengecek wind rose yang telah dibuat

3.3.3 Metode Analisa Data

Data suhu, salinitas, oksigen terlarut, kecepatan angin, dan arah angin diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan. Data- data tersebut kemudian diurutkan berdasarkan waktu pengamatan ke dalam Microsoft Excel. Untuk data angin dikonversikan kedalam satuan knot. Lalu arah angin ditentukan berdasarkan sudut angin yang telah diperoleh. Setelah itu dibuat grafik hubungan antara suhu udara di darat – suhu udara di laut, suhu udara di laut – suhu air laut, selisih suhu udara di darat dengan suhu udara di laut, selisih suhu udara di laut dengan suhu air laut. Pembuatan grafik menggunakan grafik tipe Stacked line , lalu diubah menjadi Line. Setelah itu diperoloeh grafik hubugannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Pengukuran Lapangan Stasiun 1

4.1.1.1 Suhu udara di darat vs Suhu udara di laut

Grafik Suhu Udara di Darat vs Suhu Udara di Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 1

) 25.0 ºC 20.0 u (

h 15.0 Su 10.0 5.0

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Suhu Udara di Darat

Suhu Udara di Laut

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 107. Suhu udara di darat vs Suhu udara di laut Pengukuran Lapangan Stasiun

1, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.1.2 Suhu udara di laut vs Suhu air laut

Grafik Suhu Udara di Laut vs Suhu Air Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 1

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh : Kelompok 4

4.1.1.3 Selisih suhu udara darat dengan suhu di laut

Grafik Selisih Suhu di Darat dengan Suhu di Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 1

) ºC 20.0 (

15.0 h u Su 10.0

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Selisih Suhu di Darat dengan Suhu di Laut

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 109. Selisih suhu udara darat dengan suhu di laut Pengukuran Lapangan Stasiun 1, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.1.4 Selisih suhu udara di laut dengan suhu air laut

Grafik Selisih Suhu Udara di Laut dengan Suhu Air Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 1

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh : Kelompok 4

Selisih Suhu Udara di Laut dengan Suhu Air Laut

Oseanografi 2016

Gambar 110. Selisih suhu udara di laut dengan suhu air laut Pengukuran Lapangan Stasiun 1, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.1.5 Kecepatan angin

Grafik Kecepatan Angin dalam m/s, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 1

07 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Kecepatan angin (m/s)

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 111. Kecepatan angin Pengukuran Lapangan Stasiun 1, Perairan Teluk Awur,

Jepara, 29-30 April 2017

4.1.1.6 Vektor angin

4.1.2 Hasil Pengukuran Lapangan Stasiun 2

4.1.2.1 Suhu udara di darat vs Suhu udara di laut

Grafik Suhu Udara di Darat vs Suhu Udara di Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 2

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Suhu Udara di Darat

Suhu Udara di Laut

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 113. Suhu udara di darat vs Suhu udara di laut Pengukuran Lapangan Stasiun

2, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.2.2 Suhu udara di laut vs Suhu air laut

Grafik Suhu udara di Laut vs Suhu Air Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 2

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh : Kelompok 4

Suhu Udara di Laut

Suhu Air Laut

Oseanografi 2016

Gambar 114. Suhu udara di laut vs Suhu air laut Pengukuran Lapangan Stasiun 2, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.2.3 Selisih suhu udara darat dengan suhu di laut

Grafik Selisih Suhu Udara di Darat dengan Suhu di Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 2

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh : Kelompok 4

Selisih Suhu di Darat dengan Suhu di Laut

Oseanografi 2016

Gambar 115. Selisih suhu udara darat dengan suhu di laut Pengukuran Lapangan Stasiun 2, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.2.4 Selisih suhu udara di laut dengan suhu air laut

Grafik Selisih Suhu Udara di Laut dengan Suhu Air Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 2

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Selisih Suhu Udara di Laut dengan Suhu Air Laut

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 116. Selisih suhu udara di laut dengan suhu air laut Pengukuran Lapangan Stasiun 2, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.2.5 Kecepatan angin

Grafik Kecepatan Angin dalam m/s, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 2

07 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Kecepatan angin (m/s)

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 117. Kecepatan angin Pengukuran Lapangan Stasiun 2, Perairan Teluk Awur,

Jepara, 29-30 April 2017

4.1.2.6 Vektor angin

4.1.3 Hasil Pengukuran Lapangan Stasiun 3

4.1.3.1 Suhu udara di darat vs Suhu udara di laut

Grafik Suhu Udara di Darat vs Suhu Udara di Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 3

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Suhu udara di darat

Suhu udara di laut

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 119. Suhu udara di darat vs Suhu udara di laut Pengukuran Lapangan Stasiun

3, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.3.2 Suhu udara di laut vs Suhu air laut

Grafik Suhu Udara di Laut vs Suhu Air Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 3

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Suhu udara di laut

Suhu air laut

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 120. Suhu udara di laut vs Suhu air laut Pengukuran Lapangan Stasiun 3, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.3.3 Selisih suhu udara darat dengan suhu di laut

Grafik Selisih Suhu Udara di Darat dengan Suhu udara di Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 3

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Selisih Suhu di Darat dengan Suhu di Laut

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 121. Selisih suhu udara darat dengan suhu di laut Pengukuran Lapangan Stasiun 3, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.3.4 Selisih suhu udara di laut dengan suhu air laut

Grafik Selisih Suhu Udara di Laut dengan Suhu Air Laut, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 3

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00 08.30 - 08.45

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh :

Selisih Suhu Udara di Laut dengan Suhu Air Laut

Kelompok 4 Oseanografi 2016

Gambar 122. Selisih suhu udara di laut dengan suhu air laut Pengukuran Lapangan Stasiun 3, Perairan Teluk Awur, Jepara, 29-30 April 2017

4.1.3.5 Kecepatan angin

Grafik Kecepatan Angin dalam m/s, Perairan Teluk Awur Jepara, 29 - 30 April 2017 pada Stasiun 3

07.00 - 07.15 07.45 - 08.00

01.45 - 02.00 02.30 - 02.45 03.15 - 03.30 04.00 - 04.15 04.45 - 05.00 05.30 - 05.45 06.15 - 06.30 07.00 - 07.15

Waktu

Disusun oleh : Kelompok 4

Kecepatan angin (m/s)

Oseanografi 2016

Gambar 123. Kecepatan angin Pengukuran Lapangan Stasiun 3, Perairan Teluk Awur,

Jepara, 29-30 April 2017

4.1.3.6 Vektor angin

4.2 Pembahasan

4.2.1 Data Lapangan

4.2.1.1 Data Lapangan Stasiun 1

Pengukuran data lapangan Stasiun 1 dilakukan di sebelah pintu gerbang dimana data yang dicari yaitu suhu udara di darat, suhu udara di laut, suhu air laut, DO, salinitas, kecepatan angin, sudut angin, dan arah angin. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa dari data yang diambil tersebut merupakan unsur- unsur yang mempengaruhi cuaca atau iklim di suatu tempat. Unsur-unsur iklim sama dengan unsur-unsur cuaca, yaitu terdapat suhu udara, radiasi, tekanan udara, kelembapan udara, angin, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, keadaan awan, dan lain sebagainya. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain yang terdapat hubungan antara semua unsur tersebut dan saling mempengaruhi. Data yang diambil dilakukan pengecekan setiap 15 menit sekali, hal tersebut dilakukan untuk dapat digunakan menentukan jenis iklim atau cuaca yang sedang terjadi di wilayah tersebut.

Berdasarkan data yang diambil pada stasiun 1, didapat suhu yang berbeda-beda namun rangenya tidak terlalu jauh. Analisa suhu udara di darat tertinggi terjadi pada pukul 14.45-15.00 dengan suhu mencapai 34,7 

C. Sedangkan suhu udara di darat terendah terjadi pada pukul 04.15 dengan suhu mencapai 26 

C. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin malam atau dini hari, maka suhu udara akan semakin rendah, adanya pengaruh angin laut dan angin darat dapat membawa panas dari daratan sehingga menyebabkan suhu udara menurun. Analisa data lain pada Stasiun 1 yaitu didapatkan suhu udara di laut lebih kecil daripada suhu air laut, hal ini terjadi karena disebabkan matahari menyinari permukaan air laut sehingga terjadi penguapan yang membawa uap air dan menyebabkanx suhu udara lebih rendah daripada suhu permukaan laut. Data nilai DO dan salinitas pada Stasiun 1 didapat ukuran yang cukup menunjukkan nilai yang normal, hal ini terjadi karena daerah tempat pengambillan data pada stasiun 1 tidak terlalu tercemar.