Pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing terhadap corporate social responsibility - Perbanas Institutional Repository

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu

  Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu, antara lain: 1.

   Ngetich Willy Kiptoo, Neddy Soi, dan Amos Chepsergon (2017)

  Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh dari dewan gender dan ukuran perusahaan terhadap CSR. Sampel yang digunakan yaitu 65 perusahaan yang terdaftar di NSE pada tahun 2005-2015. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, analisis korelasi, dan analisis regresi.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dewan gender berpengaruh negatif terhadap CSR, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh siginifikan positif terhadap CSR. Persamaan pada penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan variabel dependen yaitu Corporate Social Responsibility.

  b.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu menggunakan variabel independen yaitu dewan

  gender dan ukuran perusahaan, sedangkan pada penelitian sekarang

  menggunakan variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2005-2015, sedangkan periode penelitian saat ini adalah tahun 2014-2016.

2. Ni Kadek Ayu Giri Yanti dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih (2016)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan pada pengungkapan CSR. Sampel yang digunakan 35 perusahaan pertambangan di BEI periode tahun 2012-2014. Menggunakan

  

purposive sampling dalam metode pengambilan sampel. Teknik analisis

  menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

  Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  b.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

  c.

  Penelitian menggunakan variabel dependen yaitu Corporate Social Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2012-2014, sedangkan penelitian saat ini tahun 2014-2016.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan variabel independen yaitu profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing.

3. Moh. Ebrahim Nawaiseh, Soliman, Rezk Abou Zaid (2015)

  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ada pengaruh ukuran dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sampel yang digunakan adalah Perusahaan Perbankan di Jordan pada tahun 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

  

sampling. Teknik analisis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil

  penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

  b.

  Penelitian menggunakan variabel dependen yaitu Corporate Social Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu hanya menggunakan 2 variabel independen yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 4 variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan perbankan, sedangkan penelitian sekarang menggunakan perusahaan pertambangan.

  c.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2011, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2014-2016.

4. Meita Wahyu Rindawati dan Nur Fadjrih Asyik (2015)

  Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, dan kepemilikan publik terhadap CSR. Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Alat uji yang digunakan regersi linier berganda. Menggunakan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR, ukuran perusahaan, leverage, dan kepemilikan publik tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

  b.

  Penelitian menggunakan variabel dependen yaitu Corporate Social Responsibility.

  Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu menggunakan variabel independen berupa profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, dan kepemilikan publik.

  Sedangkan penelitian saat ini menggunakan variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan manufaktur, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan sektor pertambangan.

  c.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2011-2013, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2014- 2016.

5. Ni Putu Marni Sepian Dewi dan I G. N. Agung Suaryana (2015)

  Peneliti ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas dan kepemilikan asing terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sampel yang digunakan adalah 42 perusahaan pertambangan. Teknik pengambilan sampel teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan asing memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, sedangkan variabel profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan CSR.

  Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

  b.

  Penelitian menggunakan sampel perusahaan pertambangan.

  c.

  Penelitian menggunakan variabel dependen yaitu Corporate Social Responsibility.

  Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu menggunakan 2 variabel independen yaitu profitabilitas dan kepemilikan asing, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 4 variabel independen yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2011-2013, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2014- 2016.

6. Eka Samsiyah dan Kurnia (2014)

  Penelitian ini mengukur pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan leverage sampel 43 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012. Menggunakan teknik pengambilan sampel berupa purposive

  

sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

  linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, dan

  

leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.

  Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan variabel dependen berupa Corporate Social Responsibility.

  b.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu hanya menggunakan perusahaan manufaktur, sedangkan penelitian saat ini menggunakan perusahaan sektor pertambangan.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2009-2012, sedangkan penelitian saat ini menggunakan periode tahun 2014-2016.

  c.

  Penelitian terdahulu menggunakan variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, dan leverage. Sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel independen yaitu profitabilitas, leverage,

7. Rafika Anggraini Putri dan Yulius Jogi Christiawan (2014)

  Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan

  

leverage terhadap pengungkapan CSR dengan menggunakan sampel 19

  perusahaan yang mendapat penghargaan ISRA dan merupakan perusahaan publik yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

  Sedangkan likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan variabel dependen berupa pengungkapan CSR.

  b.

  Penelitian menggunakan teknik analisis data yaitu analisis regresi linier berganda.

  Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, dan leverage. Sedangkan penelitian saat ini menggunakan profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2010-2012, sedangkan penelitian saat ini menggunakan periode tahun 2014-2016.

8. O.T. Ebiringa, Emeh, E.E. Chigbu, dan Obi (2013)

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Sampel yang digunakan adalah 20 perusahaan minyak dan gas di Nigeria pada tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pengambilan sampel. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap CSR. Sedangkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap CSR. Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

  b.

  Penelitian menggunakan variabel dependen Corporate Social Responsibility.

  Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu hanya menggunakan 2 variabel independen yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2011, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2014-2016.

9. Tia Rahma Putri, Ria Nelly Sari dan Riska Nataria Sari (2013)

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing, kinerja lingkungan dan pengaruh politik terhadap pengungkapan Corporate Social

  

Responsibility. Sampel yang digunakan adalah perusahaan pertambangan yang

  terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. Hasil ini membuktikan bahwa kepemilikan asing, kinerja lingkungan, dan pengaruh politik berpengaruh terhadap Corporate Social

  Responsibility.

  Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

  b.

  Penelitian menggunakan sampel perusahaan sektor pertambangan.

  c.

  Penelitian menggunakan variabel dependen yaitu Corporate Social Responsibility.

  Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Peneltian terdahulu menggunakan variabel kepemilikan asing, kinerja lingkungan, dan pengaruh politik, sedangkan penelitian sekarang menggunakan profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan asing. b.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2009-2011, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2014- 2016.

10. Lian Permata Sari (2014)

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, proporsi dewan komisaris independen dan kepemilikan asing terhadap pengungkapan Corporate

  

Social Responsibility. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

  terdaftar di BEI tahun 2008-2012. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 26 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR.

  Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR. Kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR. Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

  b.

  Penelitian menggunakan variabel dependen Corporate Social Responsibility. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu : a.

  Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 2008-2012, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2014- 2016.

  b.

  Penelitian terdahulu menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian sekarang menggunakan perusahaan sektor perta c. mbangan.

  d.

  Penelitian terdahulu menggunakan variabel independen profitabilitas, proporsi dewan komisaris independen, dan kepemilikan asing, sedangkan penelitian saat ini menggunakan profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan asing.

Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu

  Variabel Independen No. Nama Peneliti

  Profitabilitas Leverage Ukuran Perusahaan Kepemilikan Asing

  1 Ngetich Willy, Neddy Soi, dan Amos Chepsergon (2017) S - - - Ni Kadek Ayu Giri Yanti dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih

  2 S

  • S S (2016)
  • TS
  • 3 Moh. Ebrahim Nawaiseh, Soliman, Rezk Abou Zaid (2015) S
  • 4 Meita Wahyu Rindawati dan Nur Fadjrih Asyik (2015) S TS TS

  5 Ni Putu Marni dan I G. N. Agung (2015)

  • TS

  S

  6 Eka Samsiyah dan Kurnia (2014) S S - -

  7 Rafika Anggraini Putri dan Yulius Jogi Christiawan (2014) TS TS - -

  8 Lian Permata Sari (2014)

  • S

  TS

  9 O.T. Ebiringa, dkk (2013) S TS - -

  10 Tia Rahma, Ria Nelly, dan Riska Nataria (2013)

  TS

2.2.Landasan Teori

  Teori yang digunakan untuk mendasari dan mendukung penelitian ini antara lain meliputi:

2.2.1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

  Studi yang pertama kali mengemukakan mengenai teori stakeholder adalah Freeman (1984). Stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti : pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan, lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan.

  Stakeholder memerlukan informasi mengenai tanggung jawab sosial yang

  dilakukan perusahaan guna menunjukkan kepedulian perusahaan melakukan pengungkapan atas pertanggungjawaban sosial dalam laporan tahunan. Sehingga teori

  

stakeholder jika dikaitkan dengan Corporate Social Responsibility adalah perusahaan

  tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kepentingan perusahaan nya tetapi juga memberikan manfaat bagi para stakeholder. Pengungkapan Corporate Social

  

Responsibility bagi suatu perusahaan sangat penting, hal demikian karena para

stakeholders perlu untuk mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana perusahaan

  dalam melaksanakan peranannya sesuai dengan keinginan stakeholders, sehingga menuntut adanya akuntabilitas perusahaan atas keinginan Corporate Social Responsibility yang telah dilakukannya (Riswari, 2012).

  Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat bagi

  

stakeholder nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi

  oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Teori ini mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder. Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari pada

  

stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaan. Semakin kuat posisi stakeholder

  maka semakin kuat juga kecendrungan perusahaan untuk mengadaptasi dirinya sesuai dengan keinginan para stakeholder-nya. Dalam hal ini, pengungkapan informasi sosial dan lingkungan harus dianggap sebagi wujud dialog antar manajemen dan nya.

  stakeholder 2.2.2.

   Teori Keagenan (Agency Theory)

  Teroi keagenan merupakan teori yang ditemukan oleh Jensen dan Meckling (1976). Menurut Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan adalah suatu kontrak di mana satu atau lebih orang (prinsipal) melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen. Teori agensi akan dapat menyelaraskan kepentingan pihak prinsipal dan agen dalam hal yang terjadi pada perbedaan tujuan dari masing-masing pihak berdasarkan posisi dan kepentingannya terhadap perusahaan. Sebagai agen, manajer bertanggungjawab untuk mengoptimalkan keuntungan pemilik, namun manajer juga menginginkan untuk selalu memperoleh kompensasi sesuai kontrak. Dengan demikian terdapat dua perbedaan kepentingan di dalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai dan mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki.

  Masalah keagenan juga akan timbul jika pihak manajemen atau agen perusahaan tidak atau kurang memiliki saham biasa perusahaan tersebut. Karena dengan keadaan ini menjadikan pihak manajemen tidak lagi berupaya untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan dan mereka berusaha untuk mengambil keuntungan dari beban yang ditanggung oleh pemegang saham. Cara yang dilakukan pihak manajemen adalah dalam bentuk peningkatan kekayaan dan juga dalam bentuk kesenangan dan fasilitas perusahaan. Dijelaskan dalam Jensen dan Meckling (1976), Jensen (1986), Weston dan Brigham (1994), bahwa masalah keagenan dapat terjadi dalam 2 bentuk hubungan, yaitu; (1) antara pemegang saham dan manajer, dan (2) antara pemegang saham dan kreditor. Jika suatu perusahaan berbentuk perusahaan perorangan yang dikelola sendiri oleh pemiliknya, maka dapat diasumsikan bahwa manajer –pemilik tersebut akan mengambil setiap tindakan yang mungkin, untuk memperbaiki kesejahteraannya, terutama diukur dalam bentuk peningkatan kekayaan perorangan dan juga dalam bentuk kesenangan dan fasilitas eksekutif. Tetapi, jika kepemilikannya dengan membentuk perseroan dan menjual sebagian saham perusahaan kepada pihak luar, maka pertentangan kepentingan bisa segera timbul.

  Keadaan ini menjadikan manajer mungkin saja tidak sedemikian gigih lagi untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham karena jatahnya atas kekayaan tersebut telah berkurang sesuai dengan pengurangan kepemilikan mereka. Atau mungkin saja manajer menetapkan gaji yang besar bagi dirinya atau menambah fasilitas eksekutif, karena sebagian di antaranya akan menjadi beban pemegang saham lainnya.

2.2.3. Corporate Social Responsibility

   Corporate Social Responsibility (CSR) adalah gagasan yang membuat

  perusahaan tidak hanya bertanggungjawab dalam hal keuangannya, tetapi masalah lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Perusahaan yang beraktivitas terkait dengan sumber daya alam wajib mengungkapkan CSR, hal tersebut termuat dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Utama, 2007).

  Menurut Rizkia (2012), tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate

Social Responsibility saat ini telah menjadi konsep yang sering diperbincangkan.

  Menurut The World Business Council on Sustainable Development menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk melaksanakan etika keperilakuan dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

  Menurut Post (2002) dalam Nor Hadi (2011 : 61), menyatakan bahwa ragam tanggung jawab perusahaan terdiri dari tiga dimensi yaitu :

  1. Economic Responsibility, keberadaan perusahaan ditujukan untuk meningkatkan nilai bagi shareholder, seperti : meningkatkan keuntungan, harga saham, pembayaran dividen, dan jenis lainnya. Di samping itu, perusahaan juga perlu meningkatkan nilai bagi para kreditur, yaitu kepastian perusahaan dapat mengembalikan pinjaman.

  2. Legal Responsibility, sebagai bagian anggota masyarakat, perusahaan memiliki tanggung jawab mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, termasuk ketika perusahaan sedang menjalankan aktivitas operasi, maka harus dapat dipertanggungjawabkan secara hokum dan perundangan.

  3. Social Responsibility, merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan para pemangku kepentingan social responsibility menjadi satu tuntutan ketika operasional perusahaan mempengaruhi pihak eksternal, terutama ketika terjadi externalities dis-economics. Hal itu, memunculkan resistensi sosial dan dapat memunculkan konflik sosial. Menurut Ali (2006), cakupan Corporate Social Responsibility sangat luas, tidak hanya terkait dengan masalah sosial semata. Secara umum isu Corporate Social

  Responsibility mencakup lime komponen pokok, yaitu :

  1. Hak Asasi Manusia Bagaimana perusahaan menyikapi masalah Hak Asasi Manusia dan strateginya serta bagaimana cara menghindari terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia.

  2. Tenaga Kerja Bagaimana kondisi tenaga kerja mulai dari system pekerjaan, peningkatan keterampilan, serta system penggajiannya.

  3. Lingkungan Hidup Bagaimana cara perusahaan mengetahui dan mengatasi dampak dari lingkungan atas produk dan jasa yang diakibatkan oleh proses produksi.

  4. Sosial Masyarakat Bagaimana strategi yang diterapkan dalam bidan sosial dan pengembangan masyarakat sekitar, serta dampak operasi perusahaan terhadap kondisi tersebut.

  5. Dampak Produk Dan Jasa Terhadap Pelanggan Apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk dan jasanya terbebas dari dampak-dampak negatif sehingga dapat mengganggu kenyamanan pelanggan.

  Pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan berguna dalam memberikan informasi berkaitan dengan praktik Corporate Social dari investor untuk meningkatkan volume perdagangan saham. Corporate Social

  

Responsibility menggunakan perhitungan indeks berdasarkan Global Reporting

Initiative.

  Saat ini standar GRI versi terbaru, yaitu G4 telah telah banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia. GRI-G4 menyediakan kerangka kerja yang relevan secara global untuk mendukung pendekatan yang terstandarisasi dalam pelaporan yang mendorong tingkat transparansi dan konsistensi yang diperlukan untuk membuat informasi yang disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat. Fitur yang ada di GRI-G4 menjadikan pedoman ini lebih mudah digunakan baik bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka yang baru dalam pelaporan keberlanjutan sektor apapun dan didukung oleh bahan-bahan dan layanan GRI lainnya

  GRI-G4 juga menyediakan panduan mengenai bagaimana menyajikan pengungkapan keberlajutan dalam format yang berbeda, baik itu laporan keberlanjuttan mandiri, laporan terpadu, laporan tahunan, laporan yang membahas norma-norma internasional tertentu atau pelaporan online. Dalam standar GRI G-4, indikator kinerja dibagi menjadi tiga komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan hidup dan sosial. Kategori sosial mencakup hak asasi manusia, praktek ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, tanggung jawab produk dan masyarakat. Total indikator yang terdapat dalam GRI mencapai 91 item (www.globalreporting.org).

  Dalam melakukan penilaian luas pengungkapan CSR, item-item yang akan diberikan skor, mengacu kepada indikator kinerja atau item yang disebutkan GRI-G4

  

guideline . Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan maka

  dikasih dengan score 0, sedangkan bagi perusahaan yang mengungkapkan item pada daftar pertanyaan maka dikasih dengan score 1. Berikut merupakan pengukuran dari

  Corporate Social Responsibility :

  Jumlah item yang diungkapkan Pengungkapan CSR =

  Jumlah item yang diterapkan GRI 2.2.4.

   Profitabilitas

  Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan asset atau modal yang menghasilkan laba.

  Perusahaan yang tingkat profitabilitas tinggi cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi tanggung jawab sosial perusahaan tersebut, karena perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan laba yang tinggi, biasanya juga memiliki banyak dana, termasuk untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial, agar bisa mengurangi tekanan sosial dan pandangan negatif dari pasar.

  Manajemen akan menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan CSR kepada pemegang saham karena faktor profitabilitas. Legitimasi dari masyarakat merupakan tujuan dari pengungkapan CSR. Mekanisme profitabilitas memberikan keyakinan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Artinya, dengan mekanisme profitabilitas yang mencukupi, perusahaan tetap akan mendapatkan keuntungan positif, yaitu mendapatkan legitimasi dari masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak meningkatnya keuntungan perusahaan ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi perusahaan akan memiliki dana untuk mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.

  Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi akan lebih mudah menarik investor untuk melakukan penanaman modal dalam perusahaan. Dalam pengukuran profitabilitas perusahaan terdapat beberapa rasio yang digunakan, antara lain : a.

  Return on Asset (ROA) Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan asset untuk menghasilkan keruntungan bersih.

  Semakin besar rasio ini maka semakin baik, hal ini dapat dikatakan bahwa asset akan kebih cepat berputar dan mendapatkan laba. laba Bersih Setelah pajak

  ROA = Total Aset b.

  Return on Asset (ROE) Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan kecil tentu memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkanpun kecil begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar. laba Bersih Setelah pajak

  ROE = Ekuitas 2.2.5.

   Leverage

  Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur besarnya asset yang dibiayai oleh utang atau proporsi total utang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham.

  Rasio leverage digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang.

  Scott (2000) dalam Wardani (2013) menyampaikan pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba di masa depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi akan lebih sedikit mengungkapkan CSR supaya dapat melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi.

  Menurut Belkaoui dan Karpik (1989), keputusan untuk mengungkapkan CSR akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mengakibatkan pengawasan yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan.

  Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial.

  Pengukuran leverage sebagai berikut : a.

  Total Debt to Total Assets Rasio ini mengukur besarnya total asset yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin banyak utang kreditur yang digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan laba.

  = b. Total Debt to Total Equity Ratio

  Rasio yang membandingkan jumlah hutang terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.

  Total kewajiban DTE =

  Total Ekuitas 2.2.6.

   Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok, di antaranya perusahaan besar, sedang, dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total aset perusahaan (Suwito dan Herawaty, 2005). Ukuran perusahaan bisa didasarkan pada jumlah aktiva, jumlah tenaga kerja, volume penjualan dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan diukur dari total aktiva atau asset yang dimiliki perusahaan untuk menggambarkan besar atau kecil dapat dilihat dari total aktiva perusahaan tersebut pada akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, karena biaya-biaya yang mengikuti penjualan cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mengurangi laba.

  Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang pertama adalah ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Lalu, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba (Sawir, 2004).

  Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas untuk mendapat sumber pendanaan dari luar, sehingga untuk memperoleh pinjaman akan menjadi lebih mudah karena dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan dalam sebuah industri.

  Pengukuran ukuran perusahaan sebagai berikut: = (total aset) 2.2.7.

   Kepemilikan Asing

  Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia.

  Selama ini kepemilikan oleh pihak asing merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan.

  Gencarnya investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia khususnya pada perusahaan sektor pertambangan, mereka telah menunjukkan adanya perhatian terhadap lingkungan sosial seperti penghematan energi, peduli lingkungan, keterlibatan terhadap masyarakat dan kesejahteraan pegawai. Oleh karena itu, dimungkinkan dengan adanya kepemilikan asing dalam perusahaan, maka perusahaan tersebut dituntut untuk melakukan CSR, karena pihak asing telah lebih dahulu bersifat sosial dalam keputusan investasi mereka, maka dimungkinkan adanya tuntutan untuk melakukan CSR pada perusahaan yang memiliki investor asing.

  Perusahaan dengan kepemilikan asing cenderung lebih mengungkapkan CSR yang lebih besar karena kepedulian yang besar untuk mendanai kegiatan sosial dan lingkungan.

  Menurut Puspitasari (2009), perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing cenderung memberikan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan yang tidak. Hal ini disebabkan beberapa alasan. Pertama, perusahaan asing terutama dari Eropa dan Amerika lebih mengenal konsep praktik dan pengungkapan CSR. Kedua, perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri. Ketiga, perusahaan tersebut mungkin mempunyai sistem informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk. Keempat, kemungkinan permintaan informasi yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan.

  Semakin besar kepemilikan asing semakin besar dorongan untuk dilakukannya pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini menyangkut CSR di luar negeri yang telah cukup lama, pesat dan mendapat perhatian. Oleh karenanya investor asing diduga cenderung untuk memberikan dorongan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Pengukuran kepemilikan asing sebagai berikut : Jumlah kepemilikan saham oleh pihak asing

  Kepemilikan Asing = x100%

  Jumlah saham yang beredar 2.2.8.

   Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility

  Profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Perusahaan akan meningkatkan profitabilitasnya guna memperbaiki kemampuan dalam mencapai suatu laba. Maka artinya perusahaan akan memperbaiki kinerja keuangan nya untuk menjadi lebih baik lagi. Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin besar pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan laba yang tinggi, biasanya juga memiliki banyak dana, seperti biaya agensi agar bisa mengurangi tekanan sosial dan pandangan negatif dari pasar. Jadi perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi maka akan memperluas pengungkapan Corporate

  

Social Responsibility dalam laporan tahunan perusahaan karena perusahaan harus

  memberikan suatu pertanggungjawaban kepada para pemegang saham dengan memperlihatkan kinerja finansial dari perusahaan tersebut.

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek dan I Gusti (2016) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Corporate Social

  

Responsibility. Pada penelitian yang dilakukan oleh Meita Wahyu dan Nur Fadjrih

  (2015) serta Moh. Ebrahim, Soliman, dan Rezk Abou (2015) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility. Sama halnya dengan penelitian Eka Samsiyah dan Kurnia (2014) serta Lian Permata (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Corporate Social

  Responsibility.

2.2.9. Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social

  Responsibility

  merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan

  Leverage

  tergantung dengan kreditur dalam membiayai asset perusahaannya, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Leverage mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, maka akan semakin luas perusahaan mengungkapkan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Hal tersebut agar dapat membantu kreditur dalam memantau kinerja yang dilakukan oleh perusahaan sehingga tumbuh rasa percaya kreditur kepada perusahaan atas utang yang dipinjamkan. Menurut teori agensi, manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para

  debtholders

  Menurut beberapa penelitian terkait telah menjelaskan bukti hubungan pengaruh leverage terhadap Corporate Social Responsibility. Penelitian yang berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka Samsiyah dan Kurnia (2014) membuktikan bahwa leverage berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility.

2.2.10. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social

  Responsibility

  Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang umum digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan suatu perusahaan.

  Ukuran perusahaan diukur dari total aktiva atau asset yang dimiliki perusahaan untuk menggambarkan besar atau kecil dapat dilihat dari total aktiva perusahaan tersebut.

  Perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk melakukan aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR tercermin dalam teori agensi yang menjelaskan bahwa perusahaan besar mempunyai biaya agensi yang besar, oleh karena itu perusahaan besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi daripada perusahaan kecil. Penjelasan lain yang juga sering diajukan adalah perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.

  Menurut beberapa penelitian terkait telah menjelaskan bukti hubungan pengaruh ukuran perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ngetich Willy, Neddy, dan Amos (2017) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Corporate Social

  

Responsibility. Sejalan pada penelitian yang dilakukan Ni Kadek dan I Gusti (2016)

  menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility.

2.2.11. Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Corporate Social

  Responsibility

  Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia. Sebagian besar perusahaan yang dibentuk oleh investor asing akan menerapkan dan mengungkapkan laporan pertanggungjawaban sosial. Selain itu perusahaan tersebut akan mengungkapkan secara lebih luas dalam pelaroprannya. Hal tersebut dapat diindikasikan karena perusaahaan asing memiliki tingkat teknologi yang cukup serta kesadaran yang tinggi. Dengan adanya investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia akan mendorong perusahaan untuk melaksanakan kegiatan sosial, maka perusahaan dituntut untuk melaksanakan tanggung jawab sosial, karena investor asing telah terlebih dahulu memahami serta menerapkan kegiatan sosial perusahaan. Semakin besar kepemilikan asing maka semakin besar dorongan untuk dilakukannya asing dalam perusahaan mampu menjadikan proses monitoring menjadi lebih baik sehingga informasi yang dimiliki oleh manajemen dapat diberikan secara menyeluruh kepada stakeholders perusahaan.

  Menurut beberapa penelitian terkait telah menjelaskan bukti hubungan pengaruh kepemilikan asing terhadap Corporate Social Responsibility. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu dan I G. N. Agung (2015) menyatakan bahwa kepemilikan asing berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility.

2.3.Kerangka Pemikiran

  Berdasarkan uraian teoritis, uraian penelitian terdahulu dalam penelitian ini profitabilitas (X1), leverage (X2), ukuran perusahaan (X3), dan kepemilikan asing (X4) sebagai variabel independen yang mempengaruhi pengungkapan corporate

  social responsibility (Y) sebagai variabel dependen. Maka dapat dibuat kerangka

  pemikiran sebagai berikut : Profitabilitas (X1)

  Leverage (X2)

  Pengungkapan Corporate

  Social Responsibility (Y)

  Ukuran Perusahaan (X3) Kepemilikan Asing (X4)

   Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.4.Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H

  

1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility

  H

  2

  : Leverage berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility H

  3 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility

  H

  4 : Kepemilikan asing berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility

Dokumen yang terkait

Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik terhadap pengungkapan corporate social responsibility (csr) - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik terhadap pengungkapan corporate social responsibility (csr) - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik terhadap pengungkapan corporate social responsibility (csr) - Perbanas Institutional Repository

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan corporate social responsibility (csr) pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 33

Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan corporate social responsibility (csr) pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di bei - Perbanas Institutional Repository

1 1 8

Pengaruh profitabilitas, kepemilikan Institusional, leverage, dan ukuran perusahaan Terhadap nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 1 19

Pengaruh profitabilitas, kepemilikan Institusional, leverage, dan ukuran perusahaan Terhadap nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 1 15

Pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing terhadap corporate social responsibility - Perbanas Institutional Repository

0 2 16

Pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing terhadap corporate social responsibility - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan asing terhadap corporate social responsibility - Perbanas Institutional Repository

0 0 12