Mall dengan Konsep City Walk di Semarang
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
MALL DENGAN KONSEP CITY WALK
DI SEMARANG
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
DISUSUN OLEH :
WIWIN HANDAYANI
L2B 002 256
Kepada
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2006
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Layaknya kota-kota dibelahan dunia, Semarang sebagai ibukota Propinsi Jawa
Tengah mengidentifikasikan kemajuan bangsanya dengan membangun berbagai fasilitas
tempat hiburan (entertainment center). Namun, tidak semua adaptasi dapat diterapkan di
Indonesia akibat faktor climate dan budaya. Indonesia sebenarnya bukan kering akan
gagasan sebuah pusat hiburan. Kalau sedikit menengok ke belakang, sejakjaman raja-raja
Jawa dahulu, didekat pusat pemerintahan (keraton) selalu berdampingan dengan apa yang
disebut alun-alun. Kini, lokasinya bisa ditemukan di kota-kota tua di Pulau Jawa, didepan
sebuah kantor pemrintahan atau kabupaten, serta biasanya bersisihan dengan Masjid
Agung.
Perkembangan informasi membuat taraf hidup meningkat, kebutuhan semakin
bertambah, serta sifat konsumerisme manusia semakin mengemuka. Pada awal tahun 90an mulai marak dibangun pusat-pusat perbelanjaan (shopping center) yang kemudian
seiring perkembangannya dipadukan dengan konsep hiburan (entertainment), yang
selanjutnya memicu perkembangan mall dengan berbagai konsep yang berbeda. Terlihat
perkembangan ketertarikan konsumen akan tempat hang out lebih diminati daripada
sekedar tempat belanja. Seperti juga fashion, trend mall mutakhir pun berulang pada
konsep dimana secara primitif manusia mengangankan sebuah pusat keramaian.
Perkembangan mall sebagai tempat belanja kemudian bergeser dengan menerapkan open
space sebagai main anchor yang disebut sebagai konsep city walk. Kalau diingat, konsep
city walk di Indonesia pada awalnya terjadi secar alamiah yaitu di kawasan MalioboroYogyakarta dan Cihampelas-Bandung. Konsep ini kemudian diadaptasi untuk mendesain
sebuah mall dengan konsep city walk. Desain mall dengan konsep city walk sebagai
atraksi utama diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif positif ditengah maraknya mall
dengan bentuk masih padat. (Indonesia Design, 2006)
Penyusunan naskah ini berdasarkan atas aktualita bahwa di Semarang belum
ada sebuah mall dengan konsep city walk sebagai tempat berbelanja sekaligus refreshing
yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas hiburan serta open plaza untuk mengadakan
pertunjukkan bagi pengnjung. Aktivitas-aktivitas seperti itu sangat baik untuk membantu
mengangkat suasana city walk ke dalam mall. Keberadaan mall dengan konsaep city walk
diharapkan dapat menjadi alternatif dalam upaya menghidupkan serta mengangkat
kawasan kota yang memiliki potensi yang belum dikembangkan sehinggaa dapat sedikit
memecah konsentrasi publik di kawasan pusat kota yang sudah terlalu padat dengan
berbagai kegiatan.
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan Perencanaan dan Perancangan
sebuah Mall dengan Konsep City Walk di Semarang.
1. 2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan penyusunan naskah LP3A adalah mengungkapkan semua hal yang
berhubungan dengan Mall dengan Konsep City Walk yang digunakan sebagai pusat
wadah aktifitas refreshing sekaligus berbelanja.
Sasaran pembahasannya adalah mengungkapkan dan meumuskan konsep dasar
perencanaan dan perancangan Mall dengan Konsep City Walk di Semarang, serta
program dan kapasitas ruangnya.
1. 3. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan menitikberatkan berbagai hal yang berkaitan dengan Mall
dengan Konsep City Walk ditinjau dari disiplin ilmu Arsitektur. Hal-hal diluar ilmu
arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung masalah
utama.
1. 4. Metode Pembahasan
Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan
menjelaskan data, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara :
▪
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu, data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan dan perancangan.
▪
Wawancara
Wawancara yaitu dialog langsung dengan pelaku aktifitas. Hal ii dilakukan untuk
menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik.
▪
Observasi lapangan
Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan
langsung di lokasi.
1. 5. Sistematika Pembahasan
Sistematika
pembahasan
dalam
Landasan
Program Perencanaan
dan
Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan,
metode pembahasan, dan sistematika pembahasan LP3A.
BAB II
Tinjauan Umum Mall dengan Konsep City Walk
Menguraikan tentang Mall dengan Konsep City Walk yang meliputi
pengertian, peran dan fungsi serta teori-teori perencanaan dan perancangan
Mall dengan Konsep City Walk. Menguraikan hasil studi banding Cilandak
Town Square Jakarta dan Cihampelas Mall Bandung dengan Konsep City
Walk serta kesimpulan studi banding.
BAB III
Tinjauan Mall dengan Konsep City Walk di Semarang
Menguraikan
tentang
Kota
Semarang,
serta
faktor
pendukung
pengembangan Mall dengan Konsep City Walk di Semarang.
BAB IV
Batasan dan Anggapan
Mengungkapkan batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya.
BAB V
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Mall dengan Konsep City Walk
di Semarang
Menguraikan dasar-dasar pendekatan pada dan menguraikan pendekatan
aspek fungsional, aspek konstektual, aspek kinerja, aspek teknis dan aspek
arsitektural.
BAB VI
Program Perencanaan dan Perancangan Mall dengan Konsep City Walk di
Semarang
Membahas mengenai konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep
bentuk, penekanan desain yang digunakan, serta mengenai program
perencanaan yang meliputi program ruang, lokasi dan tapak terpilih, serta
utilitas bangunan.
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
MALL DENGAN KONSEP CITY WALK
DI SEMARANG
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
DISUSUN OLEH :
WIWIN HANDAYANI
L2B 002 256
Kepada
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2006
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Layaknya kota-kota dibelahan dunia, Semarang sebagai ibukota Propinsi Jawa
Tengah mengidentifikasikan kemajuan bangsanya dengan membangun berbagai fasilitas
tempat hiburan (entertainment center). Namun, tidak semua adaptasi dapat diterapkan di
Indonesia akibat faktor climate dan budaya. Indonesia sebenarnya bukan kering akan
gagasan sebuah pusat hiburan. Kalau sedikit menengok ke belakang, sejakjaman raja-raja
Jawa dahulu, didekat pusat pemerintahan (keraton) selalu berdampingan dengan apa yang
disebut alun-alun. Kini, lokasinya bisa ditemukan di kota-kota tua di Pulau Jawa, didepan
sebuah kantor pemrintahan atau kabupaten, serta biasanya bersisihan dengan Masjid
Agung.
Perkembangan informasi membuat taraf hidup meningkat, kebutuhan semakin
bertambah, serta sifat konsumerisme manusia semakin mengemuka. Pada awal tahun 90an mulai marak dibangun pusat-pusat perbelanjaan (shopping center) yang kemudian
seiring perkembangannya dipadukan dengan konsep hiburan (entertainment), yang
selanjutnya memicu perkembangan mall dengan berbagai konsep yang berbeda. Terlihat
perkembangan ketertarikan konsumen akan tempat hang out lebih diminati daripada
sekedar tempat belanja. Seperti juga fashion, trend mall mutakhir pun berulang pada
konsep dimana secara primitif manusia mengangankan sebuah pusat keramaian.
Perkembangan mall sebagai tempat belanja kemudian bergeser dengan menerapkan open
space sebagai main anchor yang disebut sebagai konsep city walk. Kalau diingat, konsep
city walk di Indonesia pada awalnya terjadi secar alamiah yaitu di kawasan MalioboroYogyakarta dan Cihampelas-Bandung. Konsep ini kemudian diadaptasi untuk mendesain
sebuah mall dengan konsep city walk. Desain mall dengan konsep city walk sebagai
atraksi utama diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif positif ditengah maraknya mall
dengan bentuk masih padat. (Indonesia Design, 2006)
Penyusunan naskah ini berdasarkan atas aktualita bahwa di Semarang belum
ada sebuah mall dengan konsep city walk sebagai tempat berbelanja sekaligus refreshing
yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas hiburan serta open plaza untuk mengadakan
pertunjukkan bagi pengnjung. Aktivitas-aktivitas seperti itu sangat baik untuk membantu
mengangkat suasana city walk ke dalam mall. Keberadaan mall dengan konsaep city walk
diharapkan dapat menjadi alternatif dalam upaya menghidupkan serta mengangkat
kawasan kota yang memiliki potensi yang belum dikembangkan sehinggaa dapat sedikit
memecah konsentrasi publik di kawasan pusat kota yang sudah terlalu padat dengan
berbagai kegiatan.
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan Perencanaan dan Perancangan
sebuah Mall dengan Konsep City Walk di Semarang.
1. 2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan penyusunan naskah LP3A adalah mengungkapkan semua hal yang
berhubungan dengan Mall dengan Konsep City Walk yang digunakan sebagai pusat
wadah aktifitas refreshing sekaligus berbelanja.
Sasaran pembahasannya adalah mengungkapkan dan meumuskan konsep dasar
perencanaan dan perancangan Mall dengan Konsep City Walk di Semarang, serta
program dan kapasitas ruangnya.
1. 3. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan menitikberatkan berbagai hal yang berkaitan dengan Mall
dengan Konsep City Walk ditinjau dari disiplin ilmu Arsitektur. Hal-hal diluar ilmu
arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung masalah
utama.
1. 4. Metode Pembahasan
Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan
menjelaskan data, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara :
▪
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu, data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan dan perancangan.
▪
Wawancara
Wawancara yaitu dialog langsung dengan pelaku aktifitas. Hal ii dilakukan untuk
menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik.
▪
Observasi lapangan
Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan
langsung di lokasi.
1. 5. Sistematika Pembahasan
Sistematika
pembahasan
dalam
Landasan
Program Perencanaan
dan
Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan,
metode pembahasan, dan sistematika pembahasan LP3A.
BAB II
Tinjauan Umum Mall dengan Konsep City Walk
Menguraikan tentang Mall dengan Konsep City Walk yang meliputi
pengertian, peran dan fungsi serta teori-teori perencanaan dan perancangan
Mall dengan Konsep City Walk. Menguraikan hasil studi banding Cilandak
Town Square Jakarta dan Cihampelas Mall Bandung dengan Konsep City
Walk serta kesimpulan studi banding.
BAB III
Tinjauan Mall dengan Konsep City Walk di Semarang
Menguraikan
tentang
Kota
Semarang,
serta
faktor
pendukung
pengembangan Mall dengan Konsep City Walk di Semarang.
BAB IV
Batasan dan Anggapan
Mengungkapkan batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya.
BAB V
Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Mall dengan Konsep City Walk
di Semarang
Menguraikan dasar-dasar pendekatan pada dan menguraikan pendekatan
aspek fungsional, aspek konstektual, aspek kinerja, aspek teknis dan aspek
arsitektural.
BAB VI
Program Perencanaan dan Perancangan Mall dengan Konsep City Walk di
Semarang
Membahas mengenai konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep
bentuk, penekanan desain yang digunakan, serta mengenai program
perencanaan yang meliputi program ruang, lokasi dan tapak terpilih, serta
utilitas bangunan.