t por 0601351 chapter5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara umum penelitian ini telah mencapai tujuan yang maksud, untuk
mengetahui hubungan anthropometrik, kondisi fisik dan ranking atlet bulutangkis
Junior Jawa Barat, sehingga dapat digunakan sebagai standar bagi pembinaan atlet
bulutangkis di Jawa Barat. Kemudian membandingkan komposisi tubuh (persentase
lemak tubuh) dengan data dari literatur.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan perhitungan serta analisis data yang telah
dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis koefisien korelasi parsial untuk Anthropometrik sebesar 0.936
dengan probabilitas 0.001 < 0.05, yang berarti hipotesis diterima. Hal ini
menunjukkan ada hubungan secara signifikan antara anthropometrik dengan
prestasi atlet, pada atlet bulutangkis junior Jawa Barat. Hal ini berarti bahwa
dengan semakin baik anthropometrik seorang atlet cenderung positif
untuk
meningkatkan prestasinya.
2. Hasil analisis koefisien korelasi parsial untuk kondisi fisik sebesar 2.637 dengan
probabilitas 0.008 < 0.05, yang berarti hipotesis diterima, dengan demikian
kondisi fisik berhubungan secara signifikan dengan prestasi atlit pada atlet
bulutangkis junior Jawa Barat. Hal ini berarti bahwa dengan semakin baiknya
98
99
kondisi fisik seorang atlit, akan diiikuti dengan semakin baiknya prestasi seorang
atlit.
3. Hasil analisis korelasi ganda yang diuji keberartiannya menggunakan uji F
diperoleh Fhitung sebesar 9.645 dengan probabilitas 0.000 < 0.05, yang berarti
hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara anthropometrik dan kondisi fisik dengan prestasi atlet
pada atlet
bulutangkis junior Jawa Barat.
B. Saran
1. Data dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi
pembinaan atlet bulutangkis junior Jawa Barat dan tingkat nasional, baik bagi
atlet, pelatih dalam membuat standar anthropometrik yang ideal sehingga atlet
bisa mencapai prestasi yang maksimal.
2. Penelitian lebih lanjut mengenai prestasi atlet bulutangkis penting dilakukan
dengan memperhatikan variabel-variabel lain selain anthropometrik dan kondisi
fisik.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara umum penelitian ini telah mencapai tujuan yang maksud, untuk
mengetahui hubungan anthropometrik, kondisi fisik dan ranking atlet bulutangkis
Junior Jawa Barat, sehingga dapat digunakan sebagai standar bagi pembinaan atlet
bulutangkis di Jawa Barat. Kemudian membandingkan komposisi tubuh (persentase
lemak tubuh) dengan data dari literatur.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan perhitungan serta analisis data yang telah
dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis koefisien korelasi parsial untuk Anthropometrik sebesar 0.936
dengan probabilitas 0.001 < 0.05, yang berarti hipotesis diterima. Hal ini
menunjukkan ada hubungan secara signifikan antara anthropometrik dengan
prestasi atlet, pada atlet bulutangkis junior Jawa Barat. Hal ini berarti bahwa
dengan semakin baik anthropometrik seorang atlet cenderung positif
untuk
meningkatkan prestasinya.
2. Hasil analisis koefisien korelasi parsial untuk kondisi fisik sebesar 2.637 dengan
probabilitas 0.008 < 0.05, yang berarti hipotesis diterima, dengan demikian
kondisi fisik berhubungan secara signifikan dengan prestasi atlit pada atlet
bulutangkis junior Jawa Barat. Hal ini berarti bahwa dengan semakin baiknya
98
99
kondisi fisik seorang atlit, akan diiikuti dengan semakin baiknya prestasi seorang
atlit.
3. Hasil analisis korelasi ganda yang diuji keberartiannya menggunakan uji F
diperoleh Fhitung sebesar 9.645 dengan probabilitas 0.000 < 0.05, yang berarti
hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara anthropometrik dan kondisi fisik dengan prestasi atlet
pada atlet
bulutangkis junior Jawa Barat.
B. Saran
1. Data dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi
pembinaan atlet bulutangkis junior Jawa Barat dan tingkat nasional, baik bagi
atlet, pelatih dalam membuat standar anthropometrik yang ideal sehingga atlet
bisa mencapai prestasi yang maksimal.
2. Penelitian lebih lanjut mengenai prestasi atlet bulutangkis penting dilakukan
dengan memperhatikan variabel-variabel lain selain anthropometrik dan kondisi
fisik.