Unduh file ini 39 593 1 PB

PENGGUNAAN BLOG SEBAGAI MEDIA PENUNJANG
KOMPETENSI DOSEN
Anne Ratnasari
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung Jl, Tamansari No. 1 Telp. (022) 4264070 Bandung
40116, Hp. 081224506506, email: anneratnasari10@gmail.com

Yusuf Hamdan
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung Jl, Tamansari No. 1 Telp. (022) 4264070 Bandung
40116, Hp. 08122340215, email :yusuf.hamdan@gmail.com
Naskah diterima tanggal 13 Mei 2015, direvisi tanggal 9 November 2015, disetujui tanggal 12 November
2015

THE USE OF BLOG AS SUPPORTING MEDIA FOR COMPETENCE OF
LECTURER
Abstract

Competence is one of the important parts of brand study, while brand it is a part of the
marketing that has an important position by selling product and services. So brand itself not only
for the company, it can also manage individual brands, public figures, and lecturer. This
research aimed for determining the use of blogs as a medium to support the competence of
lecturers from the aspect trustworthiness, commitment, ability to develop themselves practicing a

profession, and a limiting factor in building the competence of lecturers. This research uses a
qualitative approach with a single case study through observation, interviews, focus group
discussions, and literature. The study found that lecturer use blogs to share lectures, ideas about
contemporary events, and upload Islamic articles. Lecturer assessed reliably, because the
lecturer writing on a blog is the result of his work, and a lot of consultation requests from
various circles. The lecturer is committed to making a change for the better in every way when
communicating via blog to maintain conformity with the words of his behavior, and lecturer has
the ability to develop themselves in their profession as a lecturer, that gives him the strength to
continue working.
Keywords: blog, social media, competence, lecturers.

Abstrak
Kompetensi merupakan salah satu bagian dari kajian merek, sedangkan merek sebagai bagian
dari marketing memiliki kedudukan sama penting dengan menjual produk dan jasa. Karena itu
mengelola merek selain untuk perusahaan, dapat juga untuk mengelola merek perseorangan,
tokoh publik, dan dosen. Penelitian ditujukan untuk mengetahui penggunaan blog sebagai media
penunjang kompetensi dosen dilihat dari aspek kedapatdipercayaan, komitmen, kemampuan
mengembangkan diri menjalankan profesi, dan faktor penghambat dalam membangun
kompetensi dosen. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus
tunggal. Pengumpulan data dilakukan kepada dosen melalui observasi, wawancara, Focus Group

Discussion, dan kepustakaan. Penelitian menemukan, dosen menggunakan blog untuk membagi
materi kuliah, pemikiran tentang peristiwa kontemporer, dan up load artikel keislaman. Dosen
dinilai dapat dipercaya, karena tulisan dosen di blog yang merupakan hasil karyanya, dan banyak
permintaan konsultasi dari berbagai kalangan. Dosen berkomitmen membuat perubahan ke arah
89

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 18 No.2, Desember 2015: x-y

lebih baik ketika berkomunikasi melalui blog dengan menjaga kesesuaian perkataan dengan
perilakunya, dan dosen memiliki kemampuan mengembangkan diri dalam menjalankan
profesinya sebagai dosen, aktivitas tersebut memberi kekuatan kepadanya untuk terus berkarya.
Kata kunci: blog, media sosial, kompetensi, dosen.
PENDAHULUAN
Media sosial sebagai salah satu bentuk
dari kemajuan teknologi komunikasi saat ini
berkembang sangat pesat. Talero dan
Gaudette
dalam
Nasution
(2002),

menjelaskan
“perkembangan
tersebut
menyebabkan perubahan pada berbagai segi
kehidupan manusia, pada cara manusia
bekerja, belajar, bermain, dan cara hidup
lainnya”.
Rotunda
et
al.
(2003),
mengungkapkan fungsi media tersebut
sebagai media yang menyediakan informasi
berlimpah, komunikasi antarpribadi dan
pengembangan hubungan, serta eksplorasi
pribadi”.
Baldwin
et
al.
(2004),

menambahkan fungsi media sosial lainnya
yaitu untuk
menjelaskan, menghibur,
transmisi budaya, dan sebagai medium
interaksi sosial”.
Media sosial menjadi sangat populer di
masyarakat karena fasilitas yang dimilikinya.
Internet
digunakan
pengguna
untuk
mengakses berbagai fasilitas di media sosial
dengan berbagai tujuan. Juju dan Sulianta
(2010) menjelaskan, media sosial mengusung
kombinasi antara ruang lingkup elemen dunia
maya, dalam produk-produk layanan online,
dan kekuatan komunitas yang dibangun pada
jejaring sosial. Sejalan dengan perkembangan
media sosial, sebagian orang memanfaatkan
blog sebagai salah satu fasilitas dari media

tersebut. Blog merupakan salah satu bentuk
website, kini berkembang menjadi sebuah
budaya tersendiri di kalangan pengguna
internet. Budaya menulis berbagai catatan
untuk diperlihatkan kepada publik, ternyata
disukai banyak anak muda bahkan orang tua
(Sanjaya, 2007). Melakukan blogging antara
lain dengan mengumpulkan, memberi
informasi, dan publikasi, seperti membuat up
date, dan menulis kisah sehari-hari (Kindarto,
2008).

90

Salah
satu
kalangan
yang
memanfaatkan blog adalah dosen. Diketahui
dosen merupakan satu profesi penting bagi

generasi muda dalam menyiapkan diri di
masa depan. Dosen sebagai profesi diatur
dalam
undang-undang
dan
peraturan
pemerintah yang dibuat oleh Menteri
Pendidikan Nasional. Dalam UU no. 14 tahun
2005 mengenai Guru dan Dosen, dijelaskan,
“guru dan dosen memunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat strategis
dalam
pembangunan nasional dalam bidang
pendidikan..., sehingga perlu dikembangkan
sebagai profesi yang bermartabat.”
Penelitian ini mengkaji bagaimana blog
digunakan di kalangan dosen Universitas
Islam Bandung (Unisba) untuk menunjang
kompetensinya.
Berdasarkan penjelasan

tersebut, perumusan masalah penelitian yakni
bagaimana penggunaan blog sebagai media
penunjang kompetensi dosen.

LANDASAN KONSEP
Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu
mengenai penggunaan blog, baik di tanah air
maupun di luar negeri. Di tanah air, terdapat
dua penelitian mengenai penggunaan blog
yang penulis jadikan sebagai perbandingan.
Adapun perbedaan penelitian yang telah
dilakukan dengan penelitian penulis disajikan
pada tabel 1.
Penelitian-penelitian terdahulu menjadi
pijakan penulis untuk melakukan penelitian
yang berbeda, baik dari segi fokus penelitian,
tujuan penelitian, pendekatan penelitian,
maupun dari segi teknik pengumpulan
datanya. Peneliti ingin mengkaji penggunaan

blog sebagai media penunjang kompetensi
dosen dilihat dari dari aspek kredibilitas,
komitmen, kemampuan mengembangkan diri
menjalankan profesi, dan faktor penghambat

Penggunaan Blog Sebagai Media Penunjang Kompetensi Dosen
Anne Ratnasari dan Yusuf Hamdan

Tabel 1
Perbedaan Penelitian Penggunaan Blog Sebagai Media Penunjang Kompetensi Dosen
dengan Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian

Penulis
Deskripsi
Penelitian

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian


Optimalisasi Penggunaan
Travel Blog Sebagai Sarana
Komunikasi Pemasaran
Pariwisata
Dismas Hayu H.
Perkembangan teknologi
internet melahirkan platform
blog yang kemudian
memunculkan blog wisata.
Optimalisasi blog wisata
sebagai media komunikasi
pemasaran pariwisata.
Mengeksplorasi
pengoptimalan penggunaan
travel blog sebagai sarana
komunikasi pemasaran
pariwisata indonesia.

Pengaruh Kpop Bagi

Penggemarnya: Analisis
Kajian Blog

Penggunaan Blog Sebagai
Media Penunjang
Kompetensi Dosen

Lambok Hermanto Sihombing

Anne Ratnasari dan Yusuf
Hamdan
Melalui blog dosen dapat
mengumpulkan, memberi
informasi, dan publikasi.

Penelitian ini mengkaji
konstruksi identitas pada
penggemar Kpop.
Konstruksi identitas
penggemar Kpop.

Menggali pengaruh konsumsi
Kpop terhadap penggemarnya,
melakukan analisis terhadap
elemen-elemen yang ada pada
blog serta analisis tekstual
terhadap komentar-komentar
pada anggota blog.

Pendekatan
Kualitatif
Penelitian
Teknik
Wawancara dan
Pengumpulan
observasi
Data
Sumber : diolah dari berbagai sumber.

dalam membangun
kompetensi dosen.
Pendekatan
penelitian
menggunakan
pendekatan kualitatif dengan studi kasus.
Penelitian tentang penggunaan blog di
luar negeri telah dilakukan, beberapa di
antaranya penelitian Lisa Harris dan Alan Rae
(2013) yang mengaitkan penggunaan blog
dengan
personal
branding.
Hasil
penelitiannya menemukan, berbagai layanan
online seperti blog dan jejaring sosial dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan dan
meningkatkan personal branding dalam
bisnis.
Selain itu Purjear Jr. (2000) dalam
penelitiannya
mengemukakan,
karakter
merupakan dasar dari suatu kepemimpinan.
Setelah karakter barulah pengetahuan yang
berguna untuk membangun kepercayaan dan
keberanian memutuskan. Pusatkan kekuatan
Anda untuk membentuk karakter diri lebih
dulu, kemudian diikuti dengan proses
marketing untuk membangun reputasi. Oleh

Kualitatif
Wawancara dan observasi

Penggunaan blog sebagai
media penunjang
kompetensi dosen.
Menggali aspek
kedapatdipercayaan,
komitmen, kemampuan
dosen dalam
mengembangkan diri
menjalankan profesi, dan
faktor penghambat dalam
membangun kompetensi
dosen.
Kualitatif
Wawancara dan observasi

karena itu Purjear Jr. menegaskan, character
is what you are, reputation is what people
think you are, artinya karakter adalah diri
Anda yang sebenarnya, sedangkan reputasi
adalah apa yang dipikirkan orang lain tentang
Anda (dalam Haroen, 2014).
Media Sosial
Juju
dan
Sulianta
(2010)
mengemukakan, media sosial memunyai
kekuatan yang khas yaitu “mengusung
kombinasi antara ruang lingkup elemen dunia
maya, dalam produk-produk layanan online
seperti blog, forum diskusi, chat room, email, website, dan juga kekuatan komunitas
yang dibangun pada jejaring sosial”. Media
sosial memiliki kekuatan yang khas artinya
“apa yang dikomunikasikan memberikan efek
power
tersendiri
karena
basis
pembangunannya berupa teknologi dan juga
berbagai
media
interaksi
yang
91

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 18 No.2, Desember 2015: x-y

dikomunikasikan dengan teks, gambar, foto,
audio, juga video. Tujuan menggunakan
media
ini
untuk
terus
terkoneksi,
berkomunikasi, bahkan saling berbagi
(sharing).
Pada
dasarnya
jejaring
sosial
merupakan produk media sosial, tetapi seraya
orang-orang menggunakan dan beraktivitas
dengan keduanya, pembedanya dalam hal
kepentingan yang semakin bias. Manfaat
utama yang akan didapat dari aktivitas
jejaring sosial antara lain membangun
kesadaran akan merek perusahaan, memiliki
hubungan dengan calon pelanggan sebelum
mereka
memutuskan
untuk
menjadi
pelanggan, menjaga hubungan dengan
pelanggan sehingga ketika ada sesuatu yang
baru, Anda bisa langsung menginformasikan
ke
mereka,
meningkatkan
lalu-lintas
kunjungan ke website, menyebarkan pesan
promosi dengan harga yang murah dan cepat,
serta menjangkau audiens yang lebih luas dan
beragam (Rahman, 2012).
Blog pada dasarnya adalah singkatan
dari web blogs, untuk mempermudah,
istilahnya di singkat menjadi blog (MWilson,
2007). Blog awalnya bermula dari catatan
harian (jurnal) yang dipublikasikan di
internet, kini berkembang menakjubkan.
Melalui blog banyak hal yang dapat
dilakukan, antara lain dari menginformasikan
kejadian
yang
ditemui,
menuliskan
pengalaman, hobi, promosi produk, dan
menyampaikan pandangan. Kombinasi antara
kekuatan isi sebuah blog dan keunggulan
media internet untuk menyebarkan informasi
tanpa kendala batas dan waktu, menjadi
kunci utama sebuah blog menjadi kekuatan
baru yang layak diperhatikan. Iklan juga kini
mulai memakai media blog. Keunikan,
keragaman,
kekayaan
konten,
dan
kemampuan mengarahkan opini menjadi
pemicunya (Prasetyo, 2007). Selain itu blog
juga menjadi tempat berbagi (Ariasari, 2007).
Saat ini 50 juta sampai 100 juta
pengguna blog saling berkomunikasi lewat
internet. Mengutarakan pikiran, pengalaman,
dan berbagai informasi mengenai berbagai
hal, termasuk tentang produk dan industri.
Sebuah blog umumnya terbuka dan jujur,
92

yang dibuat oleh otoritas tertentu baik pribadi
maupun perusahaan (Wright, 2007).
Jika dulu hal serupa komunikasi
pemasaran mempunyai peran yang esensial
dalam penciptaan ekuitas merek (brand
equity) yang positif dan membangun loyalitas
merek yang kuat”. Merek didefinisikan
sebagai “nama, istilah, tanda, simbol atau
desain, atau kombinasi dari keseluruhannya
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari penjual” (Kotler, 2005).
Merek telah dikembangkan dalam berbagai
pendekatan, salah satunya dipandang dari
perspektif konsumen. Ekuitas merek, yaitu
sebuah merek memiliki ekuitas sebesar
pengenalan konsumen atas merek tersebut
dan menyimpannya dalam memori mereka
beserta asosiasi merek yang mendukung,
kuat, dan unik. Terdiri atas kesadaran merek
(brand awareness), dan citra merek (brand
image) (Shimp, 2014). Merek mengenai diri
seseorang disebut positif, antara lain apabila
dapat membangun diferensiasi, membangun
positioning, memperkuat persepsi yang
tertanam pada orang lain, dan menjadi
jembatan lahirnya trust (kepercayaan)
(Haroen, 2014).
Kompetensi adalah proses komunikasi
tentang
aspek
kredibilitas,
memiliki
komitmen membuat perubahan ke arah lebih
baik, dan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri menjalankan profesi.
Dengan memiliki kompetensi yang kuat,
seseorang memiliki kunci yang sangat bagus
untuk sukses, di mana tujuannya
agar
dikenal,
dipahami,
dan
dipercaya.
Kompetensi terkait dengan persepsi orang
lain terhadap seseorang. Ini sama dengan
brand yang melekat pada barang atau jasa.
Jadi brand terkait dengan persepsi. Al Ries
berpendapat, persepsi itu lebih penting dari
realitas dan seringkali persepsi itu realitas
juga. Oleh karena itu, dalam membentuk
kompetensi perlu menjalin komunikasi dan
membangun sebuah persepsi yang benar
tentang diri (Haroen, 2014).
Kompetensi
dimaknai
sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir
dan
bertindak.
Kompetensi

Penggunaan Blog Sebagai Media Penunjang Kompetensi Dosen
Anne Ratnasari dan Yusuf Hamdan

merupakan syarat utama yang harus dimiliki
oleh seseorang untuk membentuk brand diri.
Kompetensi adalah isi dari produk (person)
yang akan dijual (Haroen, 2014).
Interaksionisme Simbolik
Penggunaan blog terdapat interaksi
dosen dengan pihak lain seperti mahasiswa,
sesama dosen, civitas akademika, juga relasi
lainnya, di mana dalam interaksi tersebut
seorang dosen memelajari makna dan simbol
yang memungkinkan makna dan simbol yang
terdapat dalam benaknya tersebut dilanjutkan
menjadi tindakan (action).
Interaksionisme simbolik menurut
Herbert Blumer adalah ”suatu aktivitas yang
merupakan ciri khas manusia, yakni
komunikasi atau pertukaran simbol yang
diberi maknanya” (Mulyana, 2002). Makna
muncul dalam suatu interaksi manusia, dapat
juga dalam interaksi kecil antar individu.
Karena itu interaksi simbolik menganalisis
berbagai hal mengenai simbol yang ada di
dalam suatu interaksi. Pada teori ini
dijelaskan, tindakan manusia didasarkan pada
pemaknaan atas sesuatu yang dihadapinya
lewat proses yang disebut self-indication,
yaitu proses komunikasi pada diri individu
yang dimulai dari mengetahui sesuatu,
menilai,
memberinya
makna,
dan
memutuskan untuk bertindak berdasarkan
makna tersebut.
Proses
komunikasi
dalam
interaksionisme simbolis yaitu informasi dari
seseorang kepada orang lain merupakan hasil
pemaknaan simbol melalui perspektif sendiri
kepada orang lain. Orang tersebut sebagai
penerima informasi akan memiliki perspektif
khas dalam memaknai informasi yang
disampaikan aktor pertama. Dengan kata lain
di antara mereka akan terlibat dalam proses
saling memengaruhi sebuah tindakan sosial.
Dengan demikian berdasarkan perspektif
interaksionisme simbolik, seorang dosen
berinteraksi dengan orang lain melalui makna
dan simbol yang mendasari tindakan di antara
mereka, dan dengan menggunakan blog
diharapkan dapat mengelola kompetensinya
dengan baik.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian kualitatif digunakan
dalam penelitian ini. Bogdan dan Taylor
dalam Moleong (2010) menjelaskan, metode
penelitian kualitatif yaitu
“prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati”.
Analisis
data
penelitian
ini
menggunakan studi kasus dalam bentuk
desain kasus tunggal, yaitu peneliti
mengumpulkan data terarah berdasarkan
pertanyaan yang terlebih dahulu ditentukan.
Yin (2002) menerangkan, studi kasus
memungkinkan peneliti
memertahankan
karakteristik holistik dan bermakna dari
peristiwa-peristiwa kehidupan nyata, seperti
siklus
kehidupan
seseorang,
proses
organisasional dan manajerial, perubahan
lingkungan sosial, hubungan internasional
dan kematangan
industri. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Semua yang dikumpulkan berkemungkinan
menjadi kunci terhadap apa yang diteliti”
(Moleong, 2004).
Informan penelitian dipilih berdasarkan
purposive sampling,
peneliti memilih
informan yang dianggap tahu dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data yang
mantap dan mengetahui masalah secara
mendalam (Patton dalam Bungin, 2006).
Informan penelitian adalah dosen Universitas
Islam Bandung (Unisba). Unisba memiliki
10 Fakultas dan Program Pascasarjana. Dari
setiap fakultas dan program pascasarjana
dipilih hanya satu orang dosen yang paling
aktif menggunakan blog.
Cara yang digunakan peneliti dalam
menentukan dosen sebagai informan untuk
penelitian ini dengan menanyakan kepada
pimpinan fakultas yaitu kepada Dekan, para
Pembantu Dekan, juga kepada mahasiswa di
Fakultas tersebut mengenai aktivitas dosen
dalam menggunakan blog. Berdasarkan
informasi dari pimpinan fakultas, dan
mahasiswa maka diperolehlah satu orang
dosen yang sangat aktif menggunakan blog
93

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 18 No.2, Desember 2015: x-y

untuk berbagai keperluan, misalnya untuk
pengumpulan informasi perkuliahan, juga
keperluan lainnya.
Teknik pengumpulan data penelitian ini
yaitu primer dan sekunder. Teknik
pengumpulan data primer dilakukan melalui
focus group discussion (FGD). Selain itu
pada kesempatan lain, wawancara mendalam
dilakukan kepada informan untuk memeroleh
informasi tentang penggunaan blog dengan
menggunakan
pedoman
wawancara.
Sedangkan
teknik
pengumpulan
data
sekunder dilakukan melalui observasi
terhadap aktivitas informan menggunakan
blog untuk menunjang kompetensi dosen, dan
dokumentasi dilakukan untuk memeroleh
kelengkapan data penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Data Informan Penelitian
Berdasarkan wawancara diperoleh data
terdapat 8 (delapan) orang dosen yang paling
aktif menggunakan blog, mereka mewakili 8
(delapan) fakultas yang ada di Unisba, yaitu
dosen Fakultas Dakwah, Tarbiyah, Psikologi,
Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Hukum, MIPA,
dan Teknik. Selanjutnya dosen-dosen yang
terpilih
tersebut diundang dan menjadi
peserta dalam diskusi melalui FGD. Tempat
bekerja dosen di Unisba adalah di Fakultas
Dakwah (Komunikasi dan Penyiaran Islam),
Tarbiyah
(PAI),
Psikologi,
Ekonomi
(Manajemen), Ilmu Komunikasi ( Public
Relations), Hukum (Hukum Pidana), MIPA
(Statistika), Teknik (Teknik Industri).
Status kepegawaian dosen sebagai
Dosen Tetap yayasan dan Dosen Kopertis
Wilayah IV Jawa Barat. Dosen dari Kopertis
IV Jawa Barat pernah meraih penghargaan
sebagai dosen berprestasi. Semua dosen
tersebut aktif menggunakan blog. Terdapat 6
(enam) orang dosen berjenis kelamin lakilaki, dan 2 (dua) orang berjenis kelamin
perempuan. Dosen yang aktif menggunakan
blog paling banyak berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan wawancara mengenai peminatan
94

terhadap blog, dosen laki-laki lebih memiliki
perhatian terhadap penggunaan media
tersebut dibandingkan dosen perempuan.
Usia informan paling muda berusia 25
tahun, dan yang paling senior berusia 53
tahun. Penggunaan blog tidak tergantung
pada usia, meskipun terdapat dua orang
dosen muda yang mewakili fakultasnya
sebagai informan penelitian, namun aktifitas
mereka tak kalah dibandingkan dengan kiprah
dosen-dosen lainnya yang lebih senior. Hasil
penelitian melalui FGD menjadi pijakan awal
peneliti dalam mengamati penggunaan blog
oleh dosen.
Untuk memperoleh informasi lebih
mendalam mengenai penggunaan blog oleh
dosen,
peneliti
menambah
informan
penelitian
yaitu dosen
yang aktif
menggunakan blog untuk berbagai keperluan.
Dosen tersebut berstatus sebagai dosen
Kopertis Wilayah IV Jawa Barat, yang
bekerja di Sekolah Tinggi Ekonomi GICI, dan
pernah meraih predikat sebagai Dosen
Berprestasi dari Kopertis IV Jawa Barat.
Dengan demikian jumlah dosen yang menjadi
informan penelitian sebanyak 9 (sembilan)
orang.
Aktivitas Informan Menggunakan Blog
Pada tabel 2 (dua), mayoritas informan
biasa menggunakan blog, bahkan dengan
frekuensi yang tinggi. Hal ini karena sesuai
tujuan penggunaan media tersebut yaitu
antara lain untuk menyampaikan informasi,
up load materi kuliah, dan sebagai media
komunikasi mahasiswa dan dosen. Adapun
waktu yang digunakan untuk mengakses blog
selama 1-3 jam setiap kali mengakses.
Dari hasil wawancara kepada para
dosen, dilihat dari segi waktu yang dipakai
umumnya mereka menggunakan blog untuk
menyampaikan informasi perkuliahan, dan
berkomunikasi dengan mahasiswa, sebagai
penunjang
tugasnya
sebagai
dosen
berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga
waktu penggunaannya disesuaikan dengan
kebutuhan komunikasi mereka. Tempat dosen
mengakses blog yaitu di rumah, kantor, dan
mobile.

Penggunaan Blog Sebagai Media Penunjang Kompetensi Dosen
Anne Ratnasari dan Yusuf Hamdan

Penggunaan Blog
Blog merupakan satu fasilitas media
sosial yang memerlukan upaya seseorang
yang secara teratur menyajikan informasi
yang relevan terkait informasi (produk,
perusahaan) kepada pembaca atau pelanggan
(Salim, 2011). Para penulis di blog memiliki
beragam fasilitas untuk memudahkan
pengelolaannya. Fasilitas tersebut antara lain
pengiriman undangan untuk menulis dan
membaca blog serta fasilitas untuk mengatur
privasi sebuah blog. Temuan penelitian
menunjukkan,
penggunaan
blog
dimanfaatkan dosen antara lain untuk
memberikan materi kuliah kepada mahasiswa.
Dengan adanya blog sangat membantu
mahasiswa memeroleh bahan kuliah. Seorang
informan berpendapat, blog sebagai media
sosial sifatnya netral, untuk menyampaikan
ilmu, untuk kebaikan hukumnya menjadi
wajib. Memandang media sosial di satu sisi
dibutuhkan, di sisi yang lain diwaspadai,
karena segala hal terbuka di situ. Bila
digunakan untuk kepentingan ilmu, dan
ibadah, maka akan berpahala.
Dosen lainnya berpendapat mengenai
pemanfaatan blog, pendapatnya adalah blog
dimanfaatkan
untuk
share pemikiranpemikirannya tentang suatu peristiwa
kontemporer yang dianalisis berdasarkan
bidang ilmu informan. Pemanfaatan blog
sebagai salah satu media sosial (internet)
seperti itu sejalan dengan pendapat Purbo
(1999), blog sebagai salah satu fasilitas
internet, sebagai sumber informasi dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan sumber daya manusia.
Dengan demikian berdasarkan temuan
penelitian
diperoleh informasi, blog

dimanfaatkan sebagai media untuk memberi
materi kuliah, menyampaikan pemikiran
tentang peristiwa kontemporer, dan kajian
keislaman menyampaikan pesan dalam
bentuk artikel.
Kredibilitas Dosen
Berdasarkan hasil penelitian tentang
kompetensi dosen dilihat dari aspek
kredibilitas ditemukan, dosen dinilai dapat
dipercaya. Hal ini terbukti dengan banyaknya
kunjungan pada blog yang dimiliki dosen,
karena “dosen menyiapkan materi kuliah buat
mahasiswa ke dalam blog, sehingga
memudahkan mahasiswa kalau memerlukan
materi kuliah tersebut.
Dengan adanya blog, sangat membantu
saya dalam menyelenggarakan kuliah, bila
mahasiswa memerlukan materi kuliah, saya
persilahkan mereka mengunjungi blog saya”
(wawancara dengan Wildan Y., 23 Mei
2014).
Aktivitas lainnya yang dilakukan dosen
yaitu berusaha menjawab pertanyaan dengan
cepat bila ada pertanyaan dan konsultasi baik
yang disampaikan mahasiswa maupun
masyarakat terkait dengan persoalan yang
dihadapi oleh mereka. Di samping itu ada
pihak-pihak yang ingin konsultasi dengan
saya, saya respons segera atau berdasarkan
perjanjian” (wawancara dengan Dudung A.,
24 Mei 2014).
Dengan banyaknya pertanyaan yang
masuk dan permintaan dari pihak-pihak
tertentu untuk konsultasi, menandakan bahwa
dosen tersebut dapat dipercaya. Misalnya,
pertanyaan yang masuk mengenai manajemen
keuangan mencakup pengelolaan keuangan
keluarga, mencari penghasilan tambahan

Tabel 2
Aktivitas Informan Menggunakan Blog
No

Aktivitas/Minggu

Frekuensi

1

Sering Sekali (5-7 kali)

8

2

Sering (3-4 kali)
Jumlah

1
9

Sumber: Data penelitian

95

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 18 No.2, Desember 2015: x-y

Tabel 3
Manfaat Blog bagi Dosen
No

Manfaat

1.

Memberi materi kuliah kepada mahasiswa
Untuk share pemikiran tentang suatu peristiwa kontemporer yang
dianalisis berdasarkan bidang ilmu tertentu.
2.
Untuk upload artikel-artikel keagamaan dan share pengetahuan keislaman
yang dimiliki.
3.
Sumber: Data penelitian

belanja hemat, memutuskan kebutuhan yang
harus didahulukan, dan sebagainya. Hal ini
karena dosen berusaha menyampaikan pesan
sesuai, kenyataan yaitu berkata sesuai dengan
apa yang dilakukannya. Dari berbagai
pengalaman bertemu dan berinteraksi dengan
berbagai kalangan, seseorang yang pernah
berbohong, ingkar janji, atau pernah
mengkhianati kepercayaan orang lain, itu
disebut pribadi yang tidak jujur dan tidak
memiliki integritas.
Aktivitas
tersebut
ditinjau
dari
perspektif Interaksi Simbolik, di antara dosen
dan mahasiswa juga pihak lainnya terdapat
pesan-pesan yang dipertukarkan, mereka
memanfaatkan blog dengan baik sebagai
sarana berkomunikasi satu sama lain. Pesan
yang dipertukarkan antara lain informasi
perkembangan pengetahuan tertentu, sharing
atau berbagi informasi dengan blogger lain,
pembuatan
tugas
mahasiswa
dan
penyelesaiannya, dan sebagainya. Dengan
demikian, dalam aktivitas tersebut terjadi
pertukaran pesan dari satu pihak kepada
pihak-pihak lainnya untuk mencapai makna
yang dapat dipahami bersama.
Menjaga Komitmen
Dosen
juga memiliki komitmen
membuat perubahan ke arah lebih baik dalam
menjalankan profesinya sebagai dosen ketika
berkomunikasi melalui blog, berdasarkan
wawancara diperoleh penjelasan, “saya
berusaha menjaga komitmen sebagai dosen
yang baik. Saya bersyukur turut berkiprah
memiliki profesi mulia di masyarakat, karena
itu saya harus menjaga dengan baik”
(wawancara dengan Sri F., 21 Mei 2015).
Bentuk komitmen yang dipegang dosen
antara lain untuk berbagi, baik kepada
96

mahasiswa maupun kepada masyarakat
dengan cara menyebarkan berbagai tulisan,
artikel, penelitian ilmiah maupun modulmodul kuliah yang disusunnya. Sebagai
contoh, dosen memiliki blog untuk berbagai
tulisan yang dapat dimanfaatkan berbagai
kalangan. Karena itu untuk membangun
komitmen
pribadi
dalam
pekerjaan,
diperlukan kesesuaian antara perkataan
dengan kenyataan. Keadaan itu dilihat dari
perspektif Interaksi Simbolik, terdapat
keajegan antara kata-kata yang dipegang
teguh seorang dosen dengan perilakunya.
Ketika seorang dosen berniat untuk menjaga
komitmen, misalnya dia bertekad dalam
dirinya untuk menjadi orang baik, sehingga
berkomitmen pada dirinya sendiri untuk
berbagi bahan kuliah baik dengan mahasiswa
juga dengan pihak lain yang memerlukannya.
Hal itu wujud dari kemampuan dosen dalam
mengelola dirinya, sehingga dipersepsi
sebagai orang yang memiliki keahlian, dan
kejujuran (Rakhmat, 2006).
Dosen memiliki keahlian dalam
berkomunikasi dengan pengguna blog
lainnya, hal itu terjadi ketika seorang
mahasiswa bertanya tentang pembuatan tugas,
di antara dosen dan mahasiswa terjadi proses
komunikasi melalui pengiriman pesan untuk
memeroleh pengertian bersama. Dengan
demikian, seorang dosen akan memberikan
pemahaman dan pengetahuan kepada
mahasiswanya, jika dia konsisten dan
komitmen pada tindakan dan perilakunya.
Mahasiswa akan meneladani apa yang
dikatakan dan dilakukan seorang dosen.
Keteladanan akan bermuara pada hal-hal yang
positif jika dibarengi dengan konsistensi.
Menurut
Fakhruddin
(2012),
menjelaskan konsistensi memberikan kredit
tersendiri dalam dunia pendidikan, sebab ia

Penggunaan Blog Sebagai Media Penunjang Kompetensi Dosen
Anne Ratnasari dan Yusuf Hamdan

menjadi alat pijak keberhasilan pendidikan
dan pembelajaran. Adapun etika adalah
masalah benar atau salah, atau tindakan moral
yang berkenaan dengan setiap aspek dalam
kehidupan manusia. Etika dan moralitas
digunakan secara bergantian dan dianggap
sinonim dengan kejujuran, kehormatan, dan
kebaikan (Shimp, 2014). Aplikasi nyata
dalam pekerjaan seorang dosen, berarti
dituntut untuk senantiasa melaksanakan
sesuai dengan apa yang sudah dijanjikannya,
baik dalam hubungan dengan sesama rekan
kerja, kepada atasan, kepada mahasiswa,
ataupun kepada relasi lainnya.
Kemampuan
Mengembangkan
Diri
Menjalankan Profesi Sebagai Dosen
Temuan lainnya dalam penelitian ini,
dosen
memiliki
kemampuan
untuk
mengembangkan diri dalam menjalankan
profesinya sebagai dosen, berikut wawancara
dengan Dadi A. (19 Mei 2015), “saya
berusaha mengembangkan diri saya sebagai
dosen, misalnya, saya selain mengajar,
melakukan penelitian dan PKM, juga
mengikuti training untuk meningkatkan
kemampuan saya baik secara kognitif, afektif,
konatif, dan behavioral”.
Ketika
menulis
melalui
blog,
kemampuan menuangkan ide, pikiran, dan
pengalaman seorang dosen terasah dan
terlatih dengan baik. Temuan penelitian
lainnya, seorang dosen mampu memotivasi
mahasiswanya
untuk
mengembangkan
kreativitas,
memimpin
dengan
cara
menyarankan, dan membimbing mahasiswa
agar aktif dalam unit-unit kegiatan yang ada
di kampus.
Temuan penelitian lainnya, seorang
dosen mampu memotivasi mahasiswanya
untuk
mengembangkan
kreativitas,
memimpin dengan cara menyarankan, dan
membimbing mahasiswa agar aktif dalam
unit-unit kegiatan yang ada di kampus.
Berdasarkan
penjelasan
tersebut,
ditelaah dari Interaksi Simbolik, dosen
memiliki kemampuan mengembangkan diri
menjalankan profesi sebagai dosen karena
dosen aktif berinteraksi dengan berbagai
pihak baik dalam kampus seperti dengan

mahasiswa, sesama dosen, pimpinan, staf, dan
sebagainya dalam menjalankan Tri Dharma
Perguruan
Tinggi,
juga
mampu
mengembangkan diri salah satunya dengan
banyak menulis artikel yang disimpan dalam
blog pribadinya. Dengan interaksi tersebut
membuat dosen kreatif dalam mengatur
berbagai kegiatan, termasuk mengisi beragam
tulisan dalam blognya. Aktivitas tersebut
memberi kekuatan kepada dosen untuk terus
berkarya, karena misalnya, tulisannya dapat
menginspirasi banyak orang, menjadi bahan
negosiasi untuk melakukan training mengenai
aspek tertentu sesuai keilmuannya, maupun
mempengaruhi orang lain dalam mengambil
keputusan.
Melalui blog sebagai salah satu
teknologi baru, suatu informasi bisa didapat
hanya dalam beberapa saat saja. Teknologi
komunikasi baru didefinisikan sebagai
“metode baru dalam
penyimpanan,
penyampaian, dan penerimaan informasi yang
meliputi bentuk informasi apapun dari
teknologi digital” (Baldwin et al., 2004).
Kekuatan khas blog atau media sosial yaitu
“apa yang dikomunikasikan memberikan efek
tersendiri, karena basis pembangunannya
berupa teknologi dan juga berbagai media
interaksi yang dikomunikasikan dengan teks,
gambar, foto, audio, juga video. Adapun
tujuan menggunakan media ini antara lain
untuk terus terkoneksi, berkomunikasi,
bahkan saling berbagi/sharing” (Juju dan
Sulianta, 2010).
Dengan demikian, jika seorang dosen
“mampu menumbuhkan rasa ingin tahu dalam
diri anak didiknya, mereka akan memiliki
kesempatan yang lebih baik untuk meraih
kesuksesan, kebahagiaan, dan hubungan yang
kuat dengan orang lain dalam kehidupan
mereka” (Fahkruddin, 2012). Semangat baik
pada diri dosen maupun mahasiswa,
berhubungan dengan gairah dalam dirinya
untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi
daya dorong untuk segera mewujudkannya.
Bila bertanya kepada individu yang terlihat
begitu gembira, produktif, dan berprestasi
dalam pekerjaannya, sering kita mendengar
bahwa bagi mereka kuncinya adalah
“passion” pada pekerjaannya.
97

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 18 No.2, Desember 2015: x-y

Memberi semangat kepada orang lain
penting karena semangat itu menular. Tentu
saja dalam hal yang positif. Memberi
semangat kepada orang lain
membuat
seseorang semakin bersemangat, apalagi bila
semangat yang diberikan membuat orang
tersebut berhasil. Sama seperti manfaat yang
diberikan kepada orang lain, nikmatnya tidak
bisa digantikan dengan apapun.
Seorang dosen yang berhasil adalah
dosen yang mampu memompa semangat
mahasiswanya untuk “belajar dengan tekun,
menghadapi kesusahan dengan senyum dan
keterbatasan dengan semangat berubah.
Motivasi semacam ini akan membuat
semangat mereka kembali menyala terang.
Dalam Psikologi, “motivasi mengacu pada
konsep yang untuk menerangkan kekuatankekuatan yang ada dan bekerja pada diri
organisme atau individu yang menjadi
penggerak tingkah laku individu tersebut”
(Fakhruddin, 2012).
Kekuatan pada diri dosen antara lain
selain lulus dari bidang tertentu, juga
memiliki kepribadian yang menarik sangat
besar peranannya dalam pengajaran kepada
mahasiswa. Mahasiswa juga akan menilai
kemampuan dosen dalam mengajar dengan
baik dan berhubungan baik dengan mereka.
Karena itu dosen juga perlu pengembangan
diri, khususnya mengenai kepribadian
dan soft skill.
Selain itu yang juga peranannya penting
adalah karakter yang dimiliki seorang dosen,
karena mereka menduduki posisi atas dalam
institusi. Seorang dosen idealnya memiliki
karakter kepemimpinan.
Zaccaro (2004,
dalam Haroen, 2014) menjelaskan
ada
sejumlah sifat dominan yang dimiliki oleh
seorang pemimpin, yaitu: pertama, cerdas
dalam hal kemampuan berbicara, bernalar,
dan menafsirkan lebih kuat. Kedua, percaya
diri di mana pemimpin yakin akan
kompetensi, keahlian yang dimiliki, dan juga
meliputi harga diri serta keyakinan diri.
Ketiga, jujur di mana pemimpin memiliki
kualitas kejujuran dan dapat dipercaya.
Kejujuran membuat seorang pemimpin dapat
dipercaya dan layak untuk diberi kepercayaan
oleh pengikutnya. Keempat, determinasi
98

adalah hasrat menyelesaikan pekerjaan yang
meliputi ciri seperti inisiatif, gigih, serta dapat
memengaruhi dan mengarahkan. Kelima,
interaktif yaitu pemimpin memiliki sifat
dapat
menjalin
hubungan
yang
menyenangkan dengan individu lainnya.
Pemimpin yang menunjukkan sifat interaktif
cenderung bersahabat,
ramah,
sopan,
bijaksana, dan diplomatis. Mereka sensitif
terhadap kebutuhan orang lain dan
menunjukkan perhatian atas kehidupan
mereka.
Bill Newman (1993) dalam bukunya
The Ten Laws of Leadership mengatakan,
pemimpin berkarakter mampu memadukan
realitas emosi dengan apa yang mereka lihat
sehingga dapat menghasilkan pengaruh yang
mendalam bagi pengikutnya dan menjadikan
visi yang mampu membangkitkan inspirasi
(Haroen, 2014). Unsur daya cipta ini menjadi
satu bagian penting dalam perspektif Interaksi
Simbolik, karena dalam perspektif tersebut
selain simbol (pesan) yang dipertukarkan,
juga memunculkan interaksi sosial di antara
mereka. Dosen yang aktif mengajak
mahasiswa untuk terus belajar dan
mengembangkan diri dengan baik, misalnya,
merupakan salah satu bentuk dari interaksi
yang melahirkan hubungan-hubungan positif
di antara keduanya.
Faktor Penghambat Dalam Membangun
Kompetensi Dosen
Faktor penghambat dalam membangun
kompetensi dosen melalui blog, antara lain
penguasaan terhadap teknik operasi blog,
fitur-fitur yang selalu up grade oleh setiap
provider menuntut dosen untuk selalu
memperbaharui tampilan dan layout blog dan
content.
Keterbatasan
waktu
untuk
mempelajari sesuatu yang baru tersebut,
terkadang menyebabkan blog yang dimiliki
dosen out of date.
Dosen lain berpendapat, media sosial
yang digunakan hanya memakai blog dan
tidak menggunakan facebook, dan twitter
karena ada pengalaman orang lain yang
menggunakan facebook menjadi ketagihan
dan lupa waktu.

Penggunaan Blog Sebagai Media Penunjang Kompetensi Dosen
Anne Ratnasari dan Yusuf Hamdan

PENUTUP
Simpulan
Dosen menggunakan blog
untuk
membagi materi kuliah, pemikiran tentang
peristiwa kontemporer, dan up load artikel
keagamaan dan pengetahuan keislaman yang
dimiliki. Kompetensi dosen dilihat dari aspek
kedapatdipercayaan ditemukan, dosen dinilai
sebagai pribadi yang dapat dipercaya. Dosen
menyiapkan tulisan dalam blog, sehingga
memudahkan mahasiswa dan pihak lainnya
untuk memilikinya. Selain itu dengan adanya
blog, tugas sebagai dosen sangat terbantu.
Tulisan di blog tersebut merupakan hasil
karya dosen. Dosen menjawab pertanyaan
dan permintaan konsultasi baik dari
mahasiswa maupun masyarakat dengan cepat.
Kedua, dosen memiliki komitmen
membuat perubahan ke arah lebih baik ketika
berkomunikasi melalui blog.
Bentuk
komitmen antara lain berusaha menjaga
kesesuaian
antara
perkataan
dengan
kenyataan, karena itu terdapat keajegan antara
kata-kata dan perilaku dosen, sehingga dosen
mampu mengelola dirinya untuk memiliki
keahlian dalam berkomunikasi dengan
pengguna blog lainnya, di antara mereka
terjadi proses komunikasi melalui pengiriman
pesan untuk memeroleh pengertian bersama.
Ketiga, dosen memiliki kemampuan
untuk
mengembangkan diri dalam
menjalankan profesinya sebagai dosen.
Dengan menulis di blog, kemampuan
menuangkan
ide,
pikiran,
dan
pengalamannya terasah dan terlatih dengan
baik. Selain itu, seorang dosen mampu
memotivasi
mahasiswanya
untuk
mengembangkan kreativitasnya. Kemampuan
tersebut terwujud karena dosen aktif
berinteraksi dengan berbagai pihak baik di
dalam kampus maupun di luar kampus.
Dengan interaksi tersebut membuat dosen
kreatif dalam mengatur berbagai kegiatan,
termasuk mengisi beragam tulisan dalam
blognya.
Aktivitas tersebut memberi
kekuatan kepada dosen untuk terus berkarya,
karena
dapat
menginspirasi,
dan
memengaruhi orang lain dalam menjalani
kehidupan dengan baik. Keempat, faktor

penghambat kompetensi dosen antara lain
penguasaan terhadap teknik operasi blog, dan
keterbatasan waktu dosen untuk mempelajari
dan memperbaharui isi blog.
Saran
Pertama, dosen dinilai dapat dipercaya
dalam berkomunikasi melalui blog. Hal itu
agar terus dipelihara, dan ditingkatkan
menjadi lebih baik, antara lain bekerja dengan
ikhlas, memiliki target yang jelas, selalu
berupaya melakukan yang terbaik, sehingga
selain memenuhi kewajiban menyebarkan
ilmu juga bernilai ibadah. Kedua, komitmen
dosen perlu terus dijaga agar selalu
menghasilkan karya ilmiah yang dibagikan
(share) di blog yang dapat membantu dan
mencerahkan
banyak
kalangan
yang
memerlukannya.
Ketiga,
dosen
perlu
meningkatkan kemampuan diri dalam
menjalankan profesinya, hal itu perlu
dukungan
berbagai
aspek,
seperti
ketersediaan
waktu,
konsistensi,
dan
penambahan pengetahuan dan keahlian,
sehingga menjadi dosen memiliki kompetensi
yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ariasari. Fany. (2007). Pernak-pernik Blog:
Cantik, Atraktif, Fungsional. Jakarta:
Mediakita.
Baldwin, J. R., Perry, S.D., & Moffit, M.A.
(2004).
Communication
Theories
for Everyday Life. Boston: Pearson
Education Inc.
Bungin,
Burhan.
(2006).
Sosiologi
Komunikasi : Teori, Paradigma, dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat. Jakarta : Prenada Media
Grup.
Fakhruddin Asef Umar. (2012). Menjadi
Guru Favorit!. Yogyakarta:Diva Press.
Haroen, Dewi. (2014). Personal Branding :
Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia
Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

99

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 18 No.2, Desember 2015: x-y

Juju, Dominikus, dan Sulianta, Feri. (2010).
Branding Promotion With Social
Network. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Kindarto, Asdani. (2008). Membuat Blog
cantik dengan Flickr . Jakarta : PT
Gramedia.
Kotler.
Philip.
(2005).
Manajemen
Pemasaran. Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Moleong, Lexy J, 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.
Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2002. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mwilson. (2007). Panduan praktis membuat
Situs Pribadi & Template Blog. Jakarta
: Mediakita.
Nasution, Zulkarimen. (2002). Komunikasi
Pembangunan : Pengenalan Teori
dan Penerapannya .
Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada.
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian
Naturalistik Kualitatif. Tarsito :
Bandung.
Prasetyo, Agus Hery. (2007). Meraup Dollar
Lewat Blog. Yogyakarta : Gardien
Mediatama.
Purbo,
Onno W. 1999.
Teknologi
Warung Internet. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
Rahman, Su. 2012. Internet Marketing.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

100

Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Psikologi
Komunikasi. Bandung: CV. Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya, Ridwan. (2007). Membuat Blog
dengan Blogspot. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Shimp, Terence A. (2014). Periklanan
Promosi. Jakarta : Erlangga.
Salim, Joko. (2011). Mengoptimalkan Blog
dan Social Media untuk Small Business.
Jakarta: Gramedia.
UU No. 14 Tahun 2005. Guru dan Dosen.
Wright, Jeremy. (2007). Blog Marketing.
Jakarta : Gramedia.
Yin, Robert K. 2002. Studi Kasus. Jakarta:
Raja Grafindo.
Jurnal :
Harris, L. dan R. Alan ( 2011). “Building a
Personal
Brand
through
Social
Networking”, Journal of Business
Strategy, Vol. 32 Iss:5, pp. 14-21.
www.emeraldinsight.com.
[Accessed
20 April 2013].
Tesis :
Hayu S., Dismas (2015).Optimalisasi
Penggunaan Travel Blog sebagai
Sarana
Komunikasi
Pemasaran
Pariwisata .
Tesis.
Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Sihombing, Lambok Hermanto (2013).
Pengaruh Kpop Bagi Penggemarnya:
Analisis Kajian Blog. Tesis. Jakarta:
Universitas Indonesia.