Auditorium Universitas Diponegoro Di Tembalang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
(LP3A)
AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO
DI TEMBALANG

Diajukan Untuk Memenuhi SebagianPersyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Diajukan Oleh
PULUNG ATMOKO
L2B099256
PERIODE 87

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2004

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Universitas Diponegoro ( Undip ) Merupakan salah satu
Universitas Negeri terbesar di Jawa Tengah, dengan didukung oleh
sumber daya manusianya yang handal dan terampil serta dilengkapi
dengan fasilitas yang cukup memadai. Dalam perkembangannya
Undip cukup pesat, terlihat dari pembangunan fasilitas-fasilitas serta
gedung-gedung baru sebagai penunjang dan pelengkap aktivitas
kampus. Hingga saat ini Undip telah memiliki 10 fakultas dan
beberapa program pasca sarjana. Setiap tahun Undip menerima
kurang lebih 6000-8000 mahasiswa baru dari 10 fakultas tersebut.
Pada tahun akademik 2003/2004 ini tercatat mahasiswa Undip
berjumlah 36.183 orang yang terdiri dari 18.755 orang dari fakultas
eksak dan 17.428 orang dari fakultas non eksak( sumber : Biro
Administrasi Undip).
Dengan adanya jumlah mahasiswa yang cukup besar dan
kampus yang luasnya mencapai 300 Ha yang tersebar di berbagai
tampat, maka dibutuhkan beragam fasilitas. Fasilitas-fasilitas ini
diharapkan dapat melancarkan kegiatan-kegiatan civitas Undip, baik

mahasiswa maupun dosen.
Salah satu fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh civitas Undip
adalah Auditorium. Walaupun saat ini Undip telah memiliki
auditorium yang terletak di kampus Undip pleburan, namun
keberadaan auditorium ini dianggap kurang memadai untuk kegiatan-

kegiatan civitas Undip saat ini. Daya tampung yang sdikit, fasilitas
gedung yang masih sederhana bila dibandingkan dengan universitas
yang lainnya, apalagi letak auditorium yang berjauhan dengan kampus
induk yang ada di tembalang membuat keberadaan sarana tersebut
menjadi kurang representative.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan jaman serta
beragan aktifitas civitas kampus menuntut sebuah perguruan tinggi
yang besar seperti Undip untuk memiliki sebuah sarana auditorium
yang mampu memadai semua kegiatan civitas kampus yang beragam
seperti upacara wisuda, dies natalis, lokakarya, seminar, pameran dan
lain-lain serta penggunaan teknologi modern seperti akustik
bangunan, tata lampu, tata panggung,pengkondisian udara, tata suara,
dan lain-lain. Memadai disini dalam artian mempunyai kapasitas dan
daya tampung yang cukup besar dan dapat digunakan untuk kegiatan

orang banyak.
Sejalan dengan pemberlakuan dengan otonomi kampus,
diharapkan

setiap

Perguruan

Tinggi

dapat

mengatur

segala

keperluannya, baik dari pemasukkan maupun pengeluarannya, dan
sekaligus dapat mencari alternative pembiayaan penyelenggaraan
pendidikannya. Oleh karena itu, keberadaan auditorium Undip yang
modern dan representative dapat menjadi sarana untuk mencari dana

dengan

cara

menyewakannya

kepada

pihak-pihak

yang

membutuhkannya
Maka dipandang perlu bagi Undip untuk memiliki sebuah
sarana penunjang seperti auditorium yang mampu mewadahi semua
kegiatan civitas Undip guna kalancaran kegiatan akademis maupun
kegiatan non akademis perguruan tinggi. Untuk itu dibutuhkan adanya

perencanaan dan perancangan Auditorium Undip di Tembalang
sebagai kampus induk Undip

Untuk penekanan dasain Arsitektur pada bangunan auditorium Undip
tersebut disesuaikan dengan iklim dan tropis lingkungan sekitarnya.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menggali dan
merumuskan landasan program perencanaan dan perancangan
arsitektur sehingga mewujudkan suatu landasan yang konseptual bagi
perancangan bangunan auditorium Undip di Tembalang.
Adapun sasarannya adalah agar dapat merencanakan dan
merancang suatu bangunan auditorium yang ideal, dapat mewadahi
segala aktifitas yang ada didalamnya dengan fungsi pelayanan dan
penunjang yang sesuai dengan yang diharapkan.
1.3 Lingkup Pembahasan
Pembahasan yang akan dilaksanakan meliputi, penganalisaan
yang berkaitan dengan bangunan auditorium ditinjau dari disiplin
arsitektur,

pembahasan

diluar


disiplin-disiplin

arsitektur

vans

menunjang permasalahan dibahas secara garis besar dengan asumsi
yang cukup rasional dan logis dengan menggunakan standar-standar
perancangan yang dipilih untuk dijadikan landasan dan pedoman
perancangan.
1.4 Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan adalah metode diskriptif
dokumentatif, yang dilakukan dengan pengumpulan data primer dan
sekunder.
Data-data tersebut kemudian di analisa untuk mendapatkan
suatu kesimpulan.

Dalam pengumpulan data, ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:
1.


Metode studi literature adalah pengumpulan data dengan
cara mengkaji dari bahan-bahan pustaka dan referensi
yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
perencanaan dan perancangan.

2.

Metode wawancara, adalah pengumpulan data dengan
cara mewawancarai narasumber yang berkompeten
dengan permasalahan yang dibahas.

3.

Metode observasi lapangan, dilakukan dengan cara
pengumpulan data secara langsung di lapangan dan
diadakan dokumentasi serta mengambil beberapa objek
untuk dijadikan studi kasus (pembanding)

1.5 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:


BAB 1. PENDAHULUAN
Bab 1 terdiri dari latar belakang permasalahan, tujuan dan
sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan serta
sistematika pembahasan

BAB II. TINJAUAN AUDITORIUM
Bab ini berisi tinjauan pustaka mengenai pengertian, fungsi,
jenis, macam, syarat-syarat perencanaan auditorium dan studi
banding baik langsung di lapangan maupun dengan studi
literature.

BAB III. TINJAUAN AUDITORIUM UNDIP
Bab ini berisi tantang tinjauan auditorium secara fisik maupun
non fisik yang meliputi, pengguna, penggunaan, fungsi
auditorium, serta analisa kegiatan-kegiatan di auditorium
Undip, juga berisi rencana induk pengembangan Undip
meliputi, rencana pengembangan akademik dan rencana
pengembangan fisik Undip.
BAB IV. KESIMPULAN,BATASAN DAN ANGGAPAN

Bab ini berisi tantang kesimpulan pembahasan sebelumnya,
batasan permasalahan sehingga permasalahan tidak melebar
dan anggapan-anggapan yang diperlukan dalam menyusun
program perencanaan dan perancangan.
BAB V. PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
Bab V adalah pendekatan program perencanaan dan
perancangan yang berisi titik tolak pendekatan kegiatan,
pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang, aspek fisiologis,
utilitas, struktur bangunan, penataan ruang dalam dan ruang
luar, serta alternative pemilihan tapak.
BAB VI. KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN
Bab ini berisi konsep dasar perancangan, program ruang,dan
luasan tapak.