PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ESTOMIHI MEDAN

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM
MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT
ESTOMIHI MEDAN

Deskriptif
Acticity Based Costing merupakan metode baru yang dapat meningkatkan ketelitian dalam
perincian biaya, dan ketetapan pembebanan biaya yang lebih akurat. Metode ini merupakan suatu
sistem kalkulasi biaya pertama kali menelusuri biaya ke aktivitas dan kemudian produk, produk
disini bukan bukan hanya produk dari perusahaan manufaktur saja tetapi juga dari bidang jasa
seperti rumah sakit misalnya. Activity Based Costing akan sangat membantu manajemen dalam
usaha mencapai target laba yang telah ditetapkan. Dengan demikian unit usaha tersebut akan
mampu menawarkan harga jual yang kompetitif.
Perbandingan Biaya Produk Tradisional dan ABC
Menurut Tunggal (2000) perbedaan antara sistem biaya tradisional dan ABC adalah
sebagai berikut :
a. Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemicu biaya (cost driver)
untuk .menentukan seberapa besar konsumsi overhead dan setiap produk. Sedangkan
sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead berdasarkan satu atau dua basis
alokasi yang non representatif.
b. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem biaya
tradisional berfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti laba. Apabila

sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan profitabilitas produk,
angka-angkanya tidak dapat diandalkan.
c. Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini
mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan panduan fungsional
silang mengenai organisasi.
d. System biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian dari
pada sistem tradisional, karena kelompok biaya (cost pools) dan pemicu biaya (cost
driver) jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC dapat menggunakan data biaya historis
pada akhir periode untuk menghilangkan biaya actual apabila kebutuhan muncul.

Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan system ABC
Menurut Mulyadi (1993:94) prosedur pembebanan biaya overhead dengan system ABC melalui
dua tahap kegiatan:
A. Tahap Pertama
Pengumpulan biaya dalam cost pools yang memiliki aktivitas yang sejenis atau homogen, terdiri
dari 4 (empat) langkah yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktivitas
2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas, pada langkah ini biaya
digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: Unit level activity
costing, Batch related activity costing, Product sustaining activity costing, Facility

sustaining activity costing.
Penjelasan :
A. Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit (Unit-Level activities)
Aktivitas berlevel unit (unit level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali
satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang
diproduksi. Biaya yang timbul karena aktivitas berlevel unit ini dinamakan biaya aktivitas
berlevel unit (unit level activities cost), contoh biaya overhead untuk aktvitas ini adalah biaya
listrik dan biaya operasi mesin. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung juga termasuk
kedalam biaya aktivitas berlevel unit. Namun tidak termasuk kedalam biaya overhead.
B. Aktivitas-aktivitas berlevel Batch (Batch-Level activities)
Aktivitas-aktivitas yang berlevel batch (batch level activities) adalah aktivitas yang
dikerjakan setiap kali suatu hatch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi
oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini
adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan (gerak bahan dan
order pembelian), aktivitas inspeksi. Biaya yang timbul akibat dari aktivitas ini adalah biaya
aktivitas berlevel batch (batch level activities), biaya ini bervariasi batch produk yang
diproduksi, namun bersifat tetap jika dihubungkan dengan jumlah unit produk yang diproduksi
dalam setiap batch.
C. Aktivitas-aktivitas berlevel produk (Product level activities) disebut juga sebagai
aktivitas penopang produk (product sustaining activities) yaitu aktivitas yang dikerjakan untuk

mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi
masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual.
Aktivitas ini dapat dilacak pada produk secara individual, namun sumber-sumber yang
dikonsumsi oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk yang
diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan
pengembangan produk, perekayasaan proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan
peningkatan produk. Biaya yang timbul dari aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas berlevel
produk (product-level activities cost)

D. Aktivitas-aktivitas berlevel fasilitas (Facility level activities)
Aktivitas berlevel fasilitas (facility level activities) disebut juga sebagai aktivitas
penopang fasilitas (facility sustaining activities) adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses
manufaktur secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik
untuk memproduksi produk, namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan
volume atau bauran produk yang diproduksi. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh
berbagai jenis produk yang berbeda, atau dengan kata lain aktivitas ini dilakukan untuk
mempertahankan eksistensi perusahaan. Contoh aktivitas ini mencakup misalnya : manajemen
pabrik, pemeliharaan kebersihan, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta depresiasi pabrik.
3. Mengidentifikasi Cost Driver
Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif / unit cost driver.

4. Menentukan tarif / unit cost driver
Adalah biaya per unit cost Driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif / unit cost
driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Tarif per unit Cost Driver =

jumlah aktivitas
Cost Driver

B.Tahap Kedua
Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing product yang menggunakan cost
driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sebagai berikut :
BOP yang dibebankan = tarif /unit Cost Driver X Cost Driver yang dipilih
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, yaitu sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas dan pusat aktivitas
- Aktivitas langsung : depresiasi gedung, depresiasi peralatan medis, gaji perawat, biaya
bahan habis pakai, konsumsi pasien, biaya administrasi, biaya listrik dan air.
- Aktivitas tidak langsung : depresiasi peralatan non medis, biaya kebersihan, biaya
laundry.
2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas.

3. Mengidentifikasi cost driver.
4. Menentukan tarif per unit cost driver.
5. Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif cost driver dan ukuran aktivitas.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

1 1 11

PENDAHULUAN PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

0 0 6

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 9

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus pada RSUD Dr Moewardi Surakarta).

0 2 8

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Survey Pada RSUD Kabupaten Sukoharjo).

0 0 7

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 14

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 14

PENDAHULUAN PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 6

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (STUDI KASUS PADA RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG).

0 0 1

Penerapan metode activity based costing system dalam menentukan besarnya tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit SM (Rssm) Kabupaten Gresik - UWKS - Library

0 0 18