Arakteristik komposit partikel arang kayu ulin bermatrik epoxy sebagai salah satu alternatif pengganti kampas rem dengan fraksi volume 25%, 35%, 45%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KARAKTERISTIK KOMPOSIT PARTIKEL ARANG KAYU
ULIN BERMATRIK EPOXY SEBAGAI SALAH SATU
ALTERNATIF PENGGANTI KAMPAS REM DENGAN
FRAKSI VOLUME 25%, 35%, 45%

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Mesin

oleh

SIGIT TRI RATNA
NIM : 135214092

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CHARACTERISTIC OF ULIN CHARCOAL PARTICLE
COMPOSITE WITH EPOXY MATRIX AS SUBTITUDE
ALTERNATIVE BRAKE CANVAS WITH FRACTION
VOLUME 25%, 35%, 45%

A FINAL PROJECT
Submitted For The Partial Fulfillment of The Requrements For The Degree of
Mechanical Engineering In Mechanical Engineering Study Program

by

SIGIT TRI RATNA
Student Number : 135214092

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017
ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI
Limbah kayu semakin banyak dihasilkan dari tempat-tempat
penggergajian kayu maupun dari tempat pengrajin perabotan berbahan dasar kayu,
terutama limbah kayu yang berbentuk serbuk dan partikel masih banyak yang
belum dimanfaatkan secara maksimal. Melalui penelitian ini yang bertujuan untuk

memaksimalkan pemanfaatan limbah partikel kayu sebagai penguat dalam
pembuatan komposit partikel dengan matrik epoxy.
Partikel kayu yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah dari kayu
ulin, kemudian diarangkan pada suhu 2000 C selama 120 menit untuk mengurangi
kadar air didalam partikel yang dapat menimbulkan void pada komposit.
Sehingga dengan komposit partikel arang kayu ulin ini diharapkan dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti kampas rem sepeda motor yang
ramah lingkungan. Pembuatan komposit ini dilakukan pencampuran partikel arang
kayu ulin dan resin epoxy dengan variasi fraksi volume penguat 25%, 35% dan
45%. Pencetakan komposit dilakukan pada metode tertutup menggunakan cetakan
berbahan dasar kaca dengan tebal 5 mm. Pengujian impak dilakukan dengan
menggunakan alat uji impak Charpy dengan dimensi benda uji impak mengacu
pada standar ASTM A370. Pengujian koefisien gesek dilakukan dengan
menggunakan media piringan cakram dengan beban pembanding air. Pengujian
keausan dilakukan dengan menggunakan alat uji keausan Ogoshi High Speed
Universal Wear Testing Machine (Type OAT-U). Bentuk benda uji keausan dan
koefisien gesek dibuat sama, mengacu pada alat uji keausan dengan ukuran
30×30×10 (mm).
Hasil rata-rata tenaga patah tertinggi terjadi pada fraksi volume komposit
partikel arang kayu ulin 35% yakni sebesar 0,26336 joule. Hasil rata-rata harga

keuletan uji impak komposit partikel arang kayu ulin dengan fraksi volume 35%
juga memiliki harga keuletan yang lebih tinggi yakni sebesar 0,00324 joule/mm2.
Komposit partikel arang kayu ulin yang memiliki nilai koefisien gesek paling
tinggi yaitu pada komposit dengan fraksi volume 35% sebesar 0,511 dan nilai
koefisien gesek paling rendah yaitu pada fraksi volume 45% sebesar 0,479. Ratarata laju keausan spesifik yang memiliki nilai keausan paling tinggi yaitu sebesar
5,248×10-8 mm2/kg pada komposit fraksi volume 45% dan laju keausan spesifik
yang paling rendah yaitu pada komposit dengan fraksi volume 25% sebesar
2,448×10-8 mm2/kg. Dari hasil uji keausan dan uji koefisen gesek, maka nilai
keausan dari komposit partikel arang kayu ulin 45% sebesar 5,248×10-8 mm2/kg
paling mendekati dengan nilai keausan pada kampas rem sepeda motor yang
sudah ada di pasaran yakni sebesar 8,555×10-8 mm2/kg dan koefisien gesek dari
komposit partikel arang kayu ulin 45% sebesar 0,479 juga paling mendekati
dengan koefisien gesek kampas rem yakni sebesar 0,470. Penambahan partikel
arang kayu ulin pada pembuatan bahan komposit untuk kampas rem sangat
berpengaruh pada nilai keausan komposit tersebut, terutama pada laju keausan
komposit partikel arang kayu ulin fraksi volume 45% dan pada koefisien gesek
fraksi volume 35%.
Kata kunci: komposit, epoxy, kayu ulin, keausan, impak, gesek.

vii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
A lot of wood waste which produced by many sawmills and wooden
furniture craftsman especially a wood waste in a form of sawdust and wooden
pieces are not utilized maximally. This research aim is to maximize the use of
wooden pieces as an amplifier in producing the composite particle with epoxy
matric.
Wooden pieces which used in this research is ironwood, it will be burn
into charcoal at 2000C for 120 minutes to decrease the water content in a particle
which can cause void in the composite. Therefore, this composite ironwood
charcoal particle is expected to be used as an alternative to change motorcycle
brake lining which is environmentally friendly. The production of this composite
is done by mixing of ironwood charcoal particles and epoxy resin with variation
of volume fraction of reinforcement 25%, 35% and 45%. The composite molding
was done on closed method using 5 millimeter glass-based mold. The impact test
was performed using Charpy impact test tool with the dimension of the impact
test object refers to ASTM A370 standard. The test of friction coefficient is done
by using a disc with water comparison load. The wear testing is performed by

using the Ogoshi High Speed Universal Wear Testing Machine (OAT-U) wear
test apparatus. The shape of the test specimen wear and the coefficient of friction
are made equal, referring to the wear test instrument of size 30 × 30 × 10
(millimeter).
The result of highest breaking power average occurred in fraction which
has 35% fraction volume of ironwood charcoal particle composite is in the
amount of 0.26336 joules. The average result of ductility test on ironwood
charcoal which has 35% fraction volume is 0.00324 joule/mm2. Ironwood
charcoal composite particle which has the highest friction coefficient value is in
35% friction volume level in the amount of 0.511 and the lowest friction
coefficient is in 45% friction volume which is 0.479. The average specific wear
rate which has the highest wear value is 5.248 × 10-8 mm2/kg is in the 45%
volume fraction composite and the lowest specific wear rate is in the composite
with a 25% volume fraction of 2,448 × 10-8 mm2/kg. From the result of wear test
and friction coefficient test, the wear value of ironwood charcoal composite
particles 45% at 5.248 × 10-8 mm2/kg is the closest related to the wear value of
existing motorcycle brake lining on the market which is 8.555 × 10-8 mm2/kg and
the friction coefficient of 45% ironwood charcoal composite particle which has
the result 0.479 also be the closest related with brake coefficient of brake linings
that is equal to 0.470. The addition of ironwood charcoal particles to the

manufacture of composite materials for brake lining has big effects to the value of
composite wear, especially in the wear rate of ironwood composite particle which
has 45% fraction volume and 35% fraction volume.
Keywords: composite, epoxy, ironwood, wear, impact, friction.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul Karakteristik Komposit
Partikel Arang Kayu Ulin Bermatrik Epoxy Sebagai Salah Satu Alternatif
Pengganti Kampas Rem Dengan Fraksi Volume 25%, 35%, 45%. Dalam Skripsi
ini, akan dibahas tentang penggunaan Komposit Rem Kendaraan Bermotor
dengan menggunakan bahan-bahan organik. Untuk perkembangan selanjutnya alat
ini dapat disempurnakan dan dapat dipergunakan untuk pengganti bahan asbes
yang terdapat di rem kendaraan bermotor.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib untuk setiap mahasiswa
mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa
dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi ini melibatkan banyak
pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Budi Setyahandana, S.T., M.T., Sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan petunjuk, pengarahan, dan saran selama penyusunan
Skripsi ini.
4. Wibowo Kusbandono, S.T., M.T., Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., Selaku Kepala Laboratorium Teknik mesin.
6. Ignatius Tri Widaryanto selaku Staff Sekretariat Program studi Teknik Mesin.
7. Martono selaku Laboran di Laboratorium Ilmu Logam Jurusan Teknik Mesin.
8. Intan selaku Laboran di Laboratorium Manufaktur Jurusan Teknik Mesin.
9. Kayatno selaku Staff Laboratorium Anatomi Fisiologi Fakultas Farmasi.
10. Sunhaji selaku Laboran di Laboratorium Bahan Teknik Jurusan Teknik Mesin
Universitas Gajah Mada.

ix


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Kepada Bardi Adi Mulyono dan Tri Suwarsini selaku Orang Tua yang telah
memberi doa, semangat, dukungan serta membiayai penulis dalam
menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
12. Yuni Suryanti selaku adik yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis.
13. Hamdhani Dimas Berniko, Puguh Ratino Prasetya, Era yoska selaku teman
seperjuangan dalam pengerjaan skripsi ini.
14. Eko Romadhoni, Ekin Theophilus Bangun dan Yuga Indrawan selaku teman
yang selalu memberikan dukungan moril dalam pengerjaan skripsi ini.
15. Gloria Elan Deovita yang selalu mendampingi dan memberikan motivasi bagi
penulis.
16. Rekan-rekan mahasiswa

Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta angkatan 2013.
17. Seluruh Staff pengajar dan karyawan Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan

Ilmu Pengetahuan kepada penulis.
18. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Tugas Akhir
ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan
masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Terima
kasih.
Yogyakarta, 11 Juli 2017

Penulis

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
TITLE COVER .................................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
INTISARI .......................................................................................................................... vii
ABSTRACT...................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang masalah ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................... 4
1.3 Tujuan penelitian ..................................................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian ................................................................................................... 4
1.5 Batasan masalah ...................................................................................................... 5
BAB II DASAR TEORI ...................................................................................................... 6
2.1 Pengertian komposit ................................................................................................ 6
2.2 Penggolongan komposit .......................................................................................... 9
2.3 Komponen bahan komposit................................................................................... 14
2.4 Matrik .................................................................................................................... 15
2.5 Resin epoxy ........................................................................................................... 16
2.6 Fraksi penguat (kayu) ............................................................................................ 16
2.7 Fraksi volume penguat .......................................................................................... 18

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.8 Uji impak............................................................................................................... 18
2.9 Uji keausan ............................................................................................................ 21
2.10 Koefisien gesek ................................................................................................... 28
2.11 Rem ..................................................................................................................... 30
2.12 Material untuk lapisan rem.................................................................................. 32
2.13 Prinsip dasar pengereman ................................................................................... 33
2.14 Sifat mekanik kampas rem .................................................................................. 33
2.15 Tinjauan pustaka ................................................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 36
3.1 Skema penelitian ................................................................................................... 36
3.2 Bahan baku pembuatan komposit ......................................................................... 37
3.3 Alat bantu pembuatan komposit............................................................................ 39
3.4 Pembuatan Cetakan ............................................................................................... 45
3.5 Mencetak komposit ............................................................................................... 45
3.6 Pembuatan benda uji komposit ............................................................................. 51
3.7 Pengujian mekanik ................................................................................................ 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 57
4.1 Uji keausan ............................................................................................................ 57
4.2 Uji impak............................................................................................................... 62
4.3 Koefisien gesek ..................................................................................................... 69
4.3 Perbandingan setiap pengujian .............................................................................. 69
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................................... 74
KESIMPULAN ........................................................................................................... 74
SARAN ....................................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 76
LAMPIRAN ................................................................................................................ 79

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kayu ulin ................................................................................................... 3
Gambar 2.1 Komposit partikel .................................................................................... 12
Gambar 2.2 Serat memanjang ..................................................................................... 13
Gambar 2.3 Komposit berlapis ................................................................................... 14
Gambar 2.4 Matrik pada komposit.............................................................................. 14
Gambar 2.5 Reinforcement agent pada komposit ....................................................... 15
Gambar 2.6 Resin epoxy dan hardener ........................................................................ 16
Gambar 2.7 Komponen kimia kayu ............................................................................ 17
Gambar 2.8 Mekanisme alat uji impak ....................................................................... 19
Gambar 2.9 Skematis alat uji impak ........................................................................... 20
Gambar 2.10 Metode pengujian keausan dengan metode Ogoshi ............................. 22
Gambar 2.11 Keausan adhesive ................................................................................. 24
Gambar 2.12 Keausan metode adhesive .................................................................... 24
Gambar 2.13 Kerusakan abrasif ................................................................................. 25
Gambar 2.14 Keausasn metode abrasif ...................................................................... 25
Gambar 2.15 Mekanisme keausan fatik ..................................................................... 26
Gambar 2.16 Mekanisme keausan fatik ketika dilakukan pengujian ......................... 26
Gambar 2.17 Mekanisme keausan oksidasi/korosif ................................................... 27
Gambar 2.18 Mekanisme keausan erosi .................................................................... 27
Gambar 2.19 Mencari koefisien gesek ........................................................................ 29
Gambar 2.20 Sistem rem cakram ............................................................................... 31
Gambar 2.21 Sistem rem tromol ................................................................................ 32
Gambar 3.1 Skematis jalannya penelitian .................................................................. 36
Gambar 3.2 (A) Partikel kayu yang sebelum dioven dan (B)Partikel kayu ulin
yang setelah diarangkan dengan suhu 2000C .............................................................. 37
Gambar 3.3 Resin epoxy dan hardener ....................................................................... 38
Gambar 3.4 Release agent dengan merk mirror glaze .............................................. 39
Gambar 3.5 Oven yang digunakan untuk mengarangkan partikel kayu ulin ............. 40
Gambar 3.6 Timbangan digital .................................................................................. 40
Gambar 3.7 Gelas ukur plastik 1000 ml ..................................................................... 41

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.8 Jangka sorong ......................................................................................... 41
Gambar 3.9 Tembikar dari tanah liat ......................................................................... 42
Gambar 3.10 Kuas pengoles ...................................................................................... 42
Gambar 3.11 Gergaji besi .......................................................................................... 43
Gambar 3.12 Tang penjepit oven ............................................................................... 43
Gambar 3.13 Alat pemotong kaca .............................................................................. 43
Gambar 3.14 Mesin milling ....................................................................................... 44
Gambar 3.15 Mesin skrap .......................................................................................... 44
Gambar 3.16 Cetakan komposit berbahan dasar kaca ............................................... 45
Gambar 3.17 Proses pengadukan resin epoxy dan hardener ...................................... 46
Gambar 3.18 (A) Spesimen benda uji keausan resin, (B) Spesimen benda uji
keausan komposit partikel kayu ulin .......................................................................... 51
Gambar 3.19 Bentuk dan dimensi benda uji impak (ASTM A370) .......................... 52
Gambar 3.20 (A) Spesimen benda uji impak matrik, (B) Spesimen benda uji
impak komposit partikel kayu ulin ............................................................................. 52
Gambar 3.21 Alat uji keausan type mesin Ogoshi High Speed Universal Wear
Testing Machine (type OAT-U) ................................................................................. 53
Gambar 3.22 Pengamatan benda uji dengan mikroskop ............................................ 54
Gambar 3.23 Alat uji impak ....................................................................................... 55
Gambar 3.24 Alat uji gesek ........................................................................................ 56
Gambar 3.25 Pemasangan benda uji dengan pemberat .............................................. 56
Gambar 4.1 (A) Goresan setelah dilakukan uji keausan, (B) Goresan terlihat pada
mikroskop dengan pembesaran 50x ........................................................................... 57
Gambar 4.2 Grafik rata-rata nilai keausan spesifik .................................................... 61
Gambar 4.3 Grafik tenaga patah rata-rata .................................................................. 67
Gambar 4.4 Grafik harga keuletan rata-rata ................................................................ 68
Gambar 4.5 Grafik nilai koefisien gesek .................................................................... 72

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pengambilan data uji keausan ................................................................. 58
Tabel 4.2 Hasil penghitungan nilai uji keausan spesifik ......................................... 60
Tabel 4.3 Data uji impak spesimen 1 ...................................................................... 63
Tabel 4.4 Data uji impak spesimen 2 ...................................................................... 64
Tabel 4.5 Data uji impak spesimen 3 ...................................................................... 65
Tabel 4.6 Data uji impak rata-rata ........................................................................... 66
Tabel 4.7 Data pengujian dan nilai koefisien gesek ................................................ 71

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar pengamatan uji impak spesimen 1 .......................................... 79
Lampiran 2 Lembar pengamatan uji impak spesimen 2 ......................................... 80
Lampiran 3 Lembar pengamatan uji impak spesimen 3 ........................................ 81

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Pada saat ini perkembangan dan pembangunan industri otomotif di dunia
sudah semakin pesat. Perkembangan industri otomotif ini meliputi komponenkomponen pada sepeda motor dengan berbagai macam produk dan merk. Hal ini
menyebabkan persaingan antar produsen untuk menghasilkan mutu produk yang
baik dan berkualitas. Akan tetapi produk yang dihasilkan masih menggunakan
bahan-bahan yang kurang ramah lingkungan. Sebagian besar bahan yang
digunakan merupakan bahan-bahan yang cenderung merusak lingkungan dan
mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini menuntut manusia untuk berfikir maju
serta dapat menemukan dan memberikan terobosan baru untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh banyak perusahaan ini.
Penggunaan bahan asbestos terutama dalam pembuataan kampas rem
merupakan komponen yang kurang ramah lingkungan serta bersifat karsinogenik
bagi kesehatan manusia. Karena asbes sangat berbahaya terutama bagi kesehatan,
maka salah satu alternatif untuk menggantinya dengan menggunakan komposit
berbahan dasar limbah produk alami seperti partikel kayu yang tidak merusak
lingkungan.
Serbuk kayu masih banyak dijumpai pada daerah pedesaan yang di sekitar
rumahnya masih banyak memiliki pohon-pohon maupun di tempat-tempat
penggergajian kayu dan pengrajin perabotan yang berbahan dasar kayu. Menurut
Purwanto dkk, (1994) pada setiap penggergajian kayu dapat menghasilkan 10,6%
limbah serbuk gergaji kayu dari jumlah kayu yang digergaji. Kemudian serbuk
kayu tersebut sebagian besar hanya dibiarkan menumpuk di tempat penggergajian
atau hanya digunakan masyarakat sekitar sebagai bahan bakar memasak pada
tungku tradisional (as cited in Puja, 2011). Pada umumnya pemanfaatan limbah
serbuk kayu ini hanya untuk pembuaatan arang briket oleh produsen rumahan.
Oleh karena itu melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

lebih dalam memaksimalkan pemanfaatan limbah serbuk kayu selain digunakan
untuk membuat briket.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencoba menjadikan limbah serbuk kayu
sebagai bahan penguat dalam pembuatan komposit, khususnya pada kayu ulin
yang berasal dari Kalimantan. Sebagai pertimbangan menjadikan serbuk kayu ulin
ini sebagai bahan yang digunakan dalam pembuatan komposit adalah ketersediaan
limbah kayu ulin masih cukup banyak berasal dari pengrajin perabotan dan
penggergajian. Selain itu kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) atau biasa disebut
kayu besi adalah salah satu kayu yang terkenal dan terkuat di habitatnya hutan
Kalimantan. Ada berbagai nama daerah untuk ulin, antara lain bulian, bulian
rambai, onglen (Sumatera Selatan), belian, tabulin, telian, tulian dan ulin
(Kalimantan) (Abdurachman, 2011). Ulin termasuk jenis pohon besar yang
tingginya dapat mencapai 50 meter dengan diameter sampai 2 meter. Pohon ulin
umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 meter diatas permukaan laut dengan
medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan
campuran. Kayu ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan
pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras.
Martawijaya et al. (1989) menyatakan bahwa kayu ulin sangat kuat dan awet,
dengan kelas kuat I dan kelas awet I. Kayu ulin tahan akan serangan rayap dan
serangga penggerek batang, tahan akan perubahan kelembaban dan suhu serta
tahan pula terhadap air laut. Karena ketahanannya tersebut maka wajar jika
dikatakan kayu ulin, kayu sepanjang masa dan kayu primadona. Kayu ini sangat
sukar dipaku dan digergaji tetapi mudah dibelah. Selanjutnya Departemen
Kehutanan (1992) menyatakan bahwa kayu ulin ini merupakan salah satu jenis
kayu mewah/indah yang masuk dalam daftar jenis pohon untuk ditanam untuk
berbagai tujuan.
Komposit partikel kayu ulin yang berasal dari bahan organik dengan
pengikatnya mengunakan epoxy, diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
pengganti kampas rem sepeda motor di masa depan. Melalui komposit dari
partikel arang kayu ulin ini di masa mendatang dapat mengurangi bahaya akibat
pencemaran lingkungan. Bahan yang digunakan sebagai matrik atau pengikat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

arang kayu ulin dalam komposit ini adalah resin epoxy. Karena pada resin epoxy
memiliki beberapa keunggulan anatara lain bahan mudah didapat dari pasaran,
tahan terhadap minyak dan korosi serta dalam proses pencampurannya mudah.
Gambar 1.1 berikut ini merupakan potongan kayu ulin.

Gambar 1.1 Kayu ulin
Penelitian ini bertujuan untuk mencoba menjadikan komposit sebagai salah
satu alternatif kampas rem sepeda motor yang ramah lingkungan. Karena
pertumbuhan kendaraan yang semakin meningkat serta aktifitas masyarakat yang
semakin padat dengan menggunakan kendaraan. Kampas rem sebagai salah satu
komponen penting dalam kendaraan maka perlu dicarikan alternatif lain sebagai
bahan pembuatannya yang lebih ramah lingkungan. Bahan–bahan yang digunakan
dalam komposit ini terjangkau dan cukup banyak di pasaran sehingga mudah
didapatkan. Sebagai pertimbangan lain untuk menguranggi penggunaan asbestos
dalam pembuatan kampas rem.
Kampas rem merupakan komponen yang berfungsi memperlambat dan
menghentikan putaran poros, mengendalikan poros dan untuk keselamatan
pengendara sendiri. Kampas rem yang terlalu keras menyebabkan umur drum atau
cakram menjadi pendek, sedangkan jika terlalu lunak maka umur kampas rem
akan pendek. Temperatur kampas rem akan naik akibat gesekan yang terjadi
selama pengereman. Waktu pengereman menentukan temperatur yang timbul
pada kampas rem (Susilo Adi Widayanto, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di kemukakan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh kadar partikel arang kayu ulin ketika digunakan
sebagai bahan penguat komposit terhadap kekuatan impak?
2. Berapakah koefisien gesek komposit partikel arang kayu ulin?
3. Berapa laju keausan komposit partikel arang arang kayu ulin?
4. Apa pengaruh memberikan variasi penguat terhadap data dari masingmasing pengujian?
5. Bagaimana hasilnya jika material komposit partikel arang kayu ulin
dibandingkan dengan kampas rem sepeda motor bebek yang sudah ada
dipasaran?

1.3 Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Mendapatkan data kekuatan impak komposit arang partikel kayu ulin.
2. Mendapatkan data koefisien gesek komposit partikel arang kayu ulin.
3. Mendapatkan data laju keausan komposit partikel arang kayu ulin.
4. Membandingkan hasil pengujian keausan dan koefisien gesek
komposit arang kayu ulin dengan kampas rem sepeda motor bebek
yang sudah ada di pasaran.
5. Mengetahui pengaruh pemberian variasi fraksi volume penguat 25%,
35%, 45% terhadap masing-masing pengujian.

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan
jenis arang dari bahan organik yang dapat dipakai untuk memperoleh kekuatan
impak, koefisien gesek dan laju keausan yang diinginkan dari partikel arang kayu
ulin. Selain itu dapat digunakan sebagai refrensi serta menambah informasi dalam
pengembangan pembuatan komposit yang dapat di akses melalui Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

1.5 Batasan Masalah
Pada saat penelitian akan ada banyak hal yang dapat mempengaruhi
karakteristik dari komposit ini, maka perlu diberikan batasan-batasan masalah
sebagai berikut:
1. Pengujian yang dilakukan terhadap komposit ini adalah untuk mengetahui
laju keausan, pengujian uji impak, dan pengujian untuk mencari nilai
koefisien gesek.
2. Matrik yang akan digunakan adalah resin epoxy dengan merek dagang
Eposchon.
3. Durasi pengarangan selama 120 menit dengan asumsi panas merata pada
partikel kayu ulin yang ditempatkan didalam sebuah tembikar yang terbuat
dari tanah dengan suhu pengarangan dalam oven 2000C.
4. Dimensi partikel arang kayu ulin yang digunakan dalam komposit ini di
batasi antara 5 mm – 12 mm.
5. Pembuatan komposit menggunakan perbandingan fraksi volume penguat
25%, 35%, dan 45%.
6. Kampas rem sepeda motor bebek digunakan sebagai acuan pembanding
dengan komposit hasil penelitian kami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian komposit
Komposit merupakan gabungan dua bahan atau lebih dengan fase yang
berbeda. Fase pertama disebut dengan matrik, yang berfungsi sebagai pengikat.
Matrik umumnya lebih elastis tetapi mempunyai kekuatan dan kekakuan yang
lebih rendah. Sedangkan fase yang kedua disebut dengan reinforcement yang
memiliki fungsi untuk memperkuat bahan komposit secara keseluruhan.
Reinforcement atau penguat yang mempunyai sifat kurang elastis tetapi lebih kaku

serta lebih kuat. Sehingga melalui pencampuran kedua material yang berbeda
tersebut maka akan membentuk material baru yaitu komposit yang mempunyai
sifat mekanik dan karakteristik yang diinginkan dari material pembentuknya.
Menurut Matthews dkk. (1993), komposit adalah suatu material yang
terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran
yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material
pembentuknya berbeda. Dari campuran tersebut akan dihasilkan material
komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik ini yang berbeda dari
material pembentuknya. Material komposit mempunyai sifat dari material
konvensional, pada umumnya dari proses pembuatannya melalui pencampuran
yang tidak homogen, sehingga kita leluasa merencanakan kekuatan material
komposit yang kita inginkan dengan jalan mengatur komposisi dari material
pembentuknya. Komposit merupakan sejumlah sistem multi fasa sifat dengan
gabungan, yaitu gabungan antara bahan matrik atau pengikat dengan penguat.
Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa tahap seperti yang telah
dikemukakan oleh Schwartz (1997):
1. Tahap/Peringkat Atas
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bisa
dikatakan sebagai bahan komposit. Komposit jenis ini termasuk ke dalam
alloy polimer dan keramik.

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

2. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa
merupakan suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara
tradisional dikenal sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam. Contoh
besi keluli yang merupakan alloy multifungsi yang terdiri dari karbon dan
besi.
3. Tahap/Peringkat Makrostruktur
Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk
mendapatkan suatu sifat atau ciri tertentu. Dengan konstituen gabungan masih
tetap dalam bentuk asal, dimana dapat ditandai secara fisik dan melihatkan
kesan antara muka antara satu sama lain.
Menurut Agarwal dan Broutman, menyatakan bahwa bahan komposit
mempunyai ciri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan
yang mempunyai sifat dan ciri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen
asalnya. Disamping itu konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui
suatu antar muka. Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari
dari fasa tersebar dan fasa yang berterusan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahan komposit (atau komposit) adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang
terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu
sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisika dan tetap terpisah dalam hasil
akhir bahan tersebut (bahan komposit). Jika perpaduan ini terjadi dalam skala
makroskopis, maka disebut sebagai komposit. Sedangkan jika perpaduan ini
bersifat mikroskopis (molekular level), maka disebut sebagai alloy (paduan).
Komposit berbeda dengan paduan, untuk menghindari kesalahan dalam
pengertiannya, oleh Van Vlack (1994) menjelaskan bahwa alloy (paduan) adalah
kombinasi antara dua bahan atau lebih dimana bahan-bahan tersebut terjadi
peleburan sedangkan komposit adalah kombinasi terekayasa dari dua atau lebih
bahan yang mempunyai sifat-sifat seperti yang diinginkan dengan cara kombinasi
sistematik pada kandungan-kandungan yang berbeda tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

Bahan komposit yang diperkuat cukup dikenal pada skala makroskopik.
Contohnya : beton bertulang dan plastik yang diperkuat dengan serat (FRP).
Dalam karakteristiknya komposit mempunyai keunggulan dan juga kekurangan,
menurut (Jones, R.M, 1975: 1) bahan komposit memiliki beberapa keunggulan
yaitu (as cited in Nurun,2013):
1. Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan bahan konvensional. Ini memberikan implikasi
yang penting dalam konteks penggunaan karena komposit akan
mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari
bahan konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang
dihasilkan akan mempunyai kerut yang lebih rendah dari logam.
2. Komposit dapat dirancang untuk terhindar dari korosi. Hal ini akan
sangat menguntungkan pemakai pada pemakaian sebagian elemenelemen tertentu pada kendaraan bermotor.
3. Bahan komposit dapat menghasilkan penampilan (appearance) dan
kehalusan permukaan yang baik.
4. Dengan bahan komposit dimungkinkan untuk mendapatkan sifat-sifat
yang lebih baik dari keramik, logam, dan polimer.
5. Sifat produk dapat diatur dulu sesuai terapannya.
Selain memiliki beberapa keunggulan, menurut Hadi (2000) bahan
komposit juga memiliki beberapa kekurangan antara lain (as cited in
Swandono,2008):
1. Sifat anisotropik yaitu sifat mekanik bahan dapat berbeda antara lokasi
yang satu dengan lokasi yang lain tergantung arah pengukuran.
2. Banyak bahan pengikat atau matrik komposit terutama polimer dan
termoset cenderung tidak aman terhadap serangan zat-zat kimia atau
larutan tertentu.
3. Untuk beberapa teori komposit, bahan baku dan proses pembuatan
biayanya cukup mahal.
4. Proses pembuatannya relatif sulit dan rumit.
5. Proses pembuatan komposit cukup memakan waktu yang lama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

2.2 Penggolongan Komposit
2.2.1. Klasifikasi komposit berdasarkan matriknya menurut Schwartz (1997):
1. Komposit matriks-polimer (Polymer Matrix Composite, PMC)
Komposit dengan matriknya dapat berupa resin thermosseting epoxy dan
polyester dengan reinforcing agents berupa fiber. Seperti phenolik dipadukan
dengan serbuk kayu, thermoplastik dipadukan dengan serbuk dan bahan
elastomer atau grafit.
Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composite, PMC)

ini

memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu:
a. Biaya pembuatan lebih rendah.
b. Dapat dibuat dengan produksi massal.
c. Ketangguhan baik.
d. Siklus pabrikasi dapat dipersingkat.
e. Kemampuan mengikuti bentuk.
f. Lebih ringan.
Komposit Matrik Polimer merupakan matriks yang paling umum
digunakan. Menurut Surdia, (1985) pada matriks polimer tersebut terbagi
menjadi 2 yaitu:
a. Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastic yang dapat dilunakkan berulang kali
(recycle) dengan menggunakan panas. Thermoplastic merupakan polimer
yang akan menjadi keras apabila didinginkan. Thermoplastic meleleh
pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai
sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras
bila didinginkan. Contoh dari thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66,
PP, PTFE, PET, Polieter sulfon, PES, dan Polieter eterketon (PEEK).
b. Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel).
Apabila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat
dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan
termoset melainkan akan membentuk arang dan terurai karena sifatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis
melamin. Plastik jenis termoset tidak begitu menarik dalam proses daur
ulang karena selain sulit penanganannya juga volumenya jauh lebih
sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat
termoplastik. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida, Bismaleimida
(BMI), dan Poli-imida (PI).

2.

Komposit matrik logam (Metal Matrix Composite, MMC)
Metal Matrix Composites adalah salah satu jenis komposit yang

memiliki matrik logam. Material MMC mulai dikembangkan sejak tahun
1996. Pada mulanya yang diteliti adalah Continous Filamen MMC yang
digunakan dalam aplikasi aerospace. Contoh : Almunium beserta
paduannya, Titanium beserta paduannya, Magnesium beserta paduannya.
Kelebihan MMC dibandingkan dengan PMC yaitu:
a.

Transfer tegangan dan regangan yang baik.

b.

Ketahanan terhadap temperature tinggi.

c.

Tidak menyerap kelembapan.

d.

Tidak mudah terbakar.

e.

Kekuatan tekan dan geser yang baik.

f.

Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik.

g.

Mempunyai keuletan yang tinggi.

h.

Mempunyai titik lebur yang rendah.

i.

Mempunyai densitas yang rendah
Sedangkan kekurangan dari Metal Matrix Composites yaitu:

a. Biayanya mahal.
b. Standarisasi material dan proses yang sedikit.

3.

Komposit polimer matriks keramik (Ceramic Matrix Composite,CMC)
Komposit yang merupakan campuran antara logam dengan

keramik seperti karbida wolfram (wolfram carbide). CMC merupakan
material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai reinforcement dan 1 fasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

sebagai matriks, dimana matriksnya terbuat dari keramik. Reinforcement
yang umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid. Salah
satu proses pembuatan dari CMC yaitu dengan proses DIMOX, yaitu proses
pembentukan komposit dengan reaksi oksidasi leburan logam untuk
pertumbuhan matriks keramik disekeliling daerah filler (penguat). Matrik
yang sering digunakan pada CMC adalah:
a. Gelas anorganic.
b. Keramik gelas.
c. Alumina.
d. Silikon Nitrida
Keuntungan dari Ceramic Matrix Composite (CMC) yaitu:
a. Dimensinya stabil bahkan lebih stabil daripada logam.
b. Sangat tangguh , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast
iron.
c. Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus.
d. Unsur kimianya stabil pada temperature tinggi.
e. Tahan pada temperatur tinggi (creep).
f. Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi tinggi.
Sedangkan kekurangan dari Ceramic Matrix Composite (CMC)
a. Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar.
b. Relative mahal dan non-cot effective.
c. Hanya untuk aplikasi tertentu

2.2.2. Pengelompokan komposit berdasarkan jenis reinforcement menurut
kilduff (1994) yaitu:
1. Particulated Composites (komposit partikel)
Particulated composites terdiri dari partikel-partikel yang ada dalam
matrik. Material partikel dapat dibuat dari satu jenis ataupun lebih dari satu
jenis material, dan biasanya material partikel ini terbuat dari bahan metal atau
dari bahan non-metal. Jenis-jenis Particulated composites yaitu Partikel
komposit

organik

dan

Partikel

komposit

non



organik.

Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

pembuatannya, Komposit partikel dapat dibuat dari partikel dan matrik logam
maupun non-logam atau kombinasi keduanya. Seperti pada gambar 2.1
menujukan komposit dengan komposisi penguat partikel.

Gambar 2.1 Komposit partikel
(Sumber: http://dokumen.tips/documents/teori-serat-fiber.html, diakses
tanggal 21 maret 2017)
Komposit merupakan material yang mampu menggantikan logam,
khusunya pada aplikasi penggunaan material dengan berat yang rendah.
Komposit partikel merupakan suatu bahan yang terbentuk dari partikelpartikel yang tersebar didalam matrik pengikat. Komposit partikel dapat
dirancang untuk mendapatkan sifat mekanik yang baik. Sifat mekanis yang
biasanya ingin didapatkan adalah tahan aus, ulet, tidak mudah pecah, tahan
panas, gaya gesek yang baik, density rendah, dan lainnya. Komposit partikel
dibuat dari partikel matrik logam maupun non-logam atau bisa juga dari
kombinasi dan keduanya.
Keuntungan dari komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk
partikel (Particulate composites) diantaranya:
a. Kekuatan lebih seragam pada berbagai arah.
b. Dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan meningkatkan
kekerasan material.
c. Cara penguatan dan pengerasan oleh partikulat adalah dengan
menghalangi pergerakan dislokasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

2. Fibrous Composites (komposit serat)
Pada komposit ini bahan penguat yang digunakan adalah serat (dapat
berupa serat organik atau serat sintetik) yang memiliki kekuatan dan
kekakuan lebih besar bila dibandingkan dengan bahan pengikat atau matriks.
Bahan pengikat yang digunakan dapat berupa polymer, logam ataupun
keramik. Agar dapat

membentuk produk yang efektif dan baik maka

komponen penguat harus memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi dari
pada matriknya selain itu juga harus ada ikatan permukaan antara komponen
penguat dan matrik.
Penyusunan serat penguat dalam jenis komposit serat ada beberapa
metode, yaitu dengan disusun secara acak, memanjang, dan membentuk
seperti anyaman. Perbedaan cara penyusunan serat akan mempengaruhi sifat
mekanik komposit yang berbeda-beda juga, terutama terhadap kekuatan tarik
dan harga keuletannya. Seperti pada gambar 2.2 menujukan komposit dengan
serat memanjang.

Gambar 2.2 Serat memanjang
(Sumber: http://dokumen.tips/documents/teori-serat-fiber.html, diakses
tanggal 21 maret 2017)
3. Structural Composite Materials (komposit berlapis)
Komposit ini terdiri dari dua atau lebih material yang disusun berlapislapis. Pelapisan ini bertujuan unutuk mendapatkan sifat-sifat yang baru
seperti kekuatan, kekakuan, ketahanan korosi, sifat termal juga untuk
penampilan yang lebih atraktif. Seperti pada gambar 2.3 menujukan komposit
dengan komposisi penguat berlapis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Gambar 2.3 Komposit berlapis
(Sumber: http://dokumen.tips/documents/teori-serat-fiber.html, diakses
tanggal 21 maret 2017)
2.3 Komponen bahan komposit
Penelitian yang dilakukan penulis didasari oleh teori komposit partikel.
Komposit partikel ini menggunakan partikel kayu ulin yang diarangkan kemudian
baru bisa dipergunakan sebagai penguat. Matrik yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu matrik epoxy yang berguna sebagai bahan pengikat. Dari hasil penelitian
dengan melakukan beberapa pengujian terhadap benda komposit ini diharapkan
dapat menghasilkan kampas rem yang ramah lingkungan, karena menggunakan
bahan organik sebagai bahan penguatnya.
Bahan komposit merupakan penggabungan dua macam bahan atau lebih
yaitu matrik dan reinforcement agent. Penguat reinforcement agent ini dapat
disisipkan ke dalam matrik tetapi tidak larut dalam matrik. Matrik pada komposit
dapat berbentuk logam, keramik dan polimer. Seperti pada gambar 2.4
menunjukan bentuk matrik pada komposit.

Gambar 2.4 Matrik pada komposit
(Sumber: https://www.slideshare.net/restuputraku5/komposit-4563338,
diakses tanggal 21 maret 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

Sedangkan reinforcement agent pada komposit dapat berbentuk fiber
(serat), partikel dan flake. Reinforcement (penguat) yang berfungsi sebagai
penanggung beban utama pada komposit. Pada gambar 2.5 menunjukan
perbedaan dari masing-masing reinforcement agent.

Gambar 2.5 Reinforcement agent pada komposit
(Sumber: https://yudiprasetyo53.wordpress.com/2012/05/18/kompositaluminium-untuk-aplikasi-tegangan-tinggi/, diakses tanggal 21 maret 2017)

2.4 Matrik
Matrik dalam komposit berfungsi sebagai bahan pengikat serat menjadi
sebuah unit struktur, melindungi dari perusakan eksternal, meneruskan atau
memindahkan beban eksternal pada bidang geser antara serat dan matrik,
sehingga matrik dan serat saling berhubungan. Matrik merupakan komponen
penyusun komposit dengan jenis yang bermacam-macam. Matrik pada umumnya
terbuat dari bahan yang lunak dan liat. Polimer plastik merupakan bahan umum
yang biasa digunakan. Polimer adalah bahan matrik yang tidak dapat menerima
suhu tinggi. Poliester, vinillester dan epoksi adalah beberapa jenis bahan polimer
termoset yaitu mempunyai sifat dapat memadat bila dipanaskan pada tekanan
tertentu dan tidak dapat dilelehkan kembali. Resin polyester tak jenuh adalah
bahan matrik thermosetting yang paling luas dalam penggunaan sebagai matrik
pengikat plastik, dari bagian yang menggunakan proses pengerjaan yang sangat
sederhana sampai produk yang dikerjakan dengan proses menggunakan cetakan
mesin (Kilduff, 1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

2.5 Resin epoxy
Epoxy adalah bahan yang terdiri dari dua komponen yaitu resin dan

hardener bila dicampur dengan perbandingan yang tepat akan menghasilkan
massa yang padat dan dapat melekat dengan baik pada logam, kulit, kayu maupun
beton. Karakteristik epoxy yaitu ringan dan tidak menimbulkan tegangan, tahan
bahan kimia dan tahan korosi, tahan minyak, kuat tapi dapat dimesin dan dicat,
mudah pemakaiannya dan tak perlu panas, kurang tahan temperatur tinggi, kurang
tahan benturan. Jenis epoxy ini dapat diperkuat dengan logam, keramik,
bermacam-macam serat atau partikel (Surdia, 1995:258). Seperti pada gambar 2.6
merupakan contoh resin epoxy dan hardener.

Gambar 2.6 Resin epoxy dan hardener
Kekerasan dan keuletan dapat ditentukan dengan mengatur perbandingan
antara resin dan hardener serta proses pengeringannya, epoxy kebanyakan dipakai
untuk perbaikan peralatan dari logam, perawatan mesin, perekat bagi logam yang
tidak boleh dilas. Keistimewaan lain yaitu mempunyai sifat susut yang sangat
rendah, tahan tekanan, erosi dan abrasi (Surdia, 1995:258).

2.6 Fraksi penguat (kayu)
Fraksi penguat dalam penelitian ini menggunakan partikel kayu ulin. Kayu
banyak digunakan dan meskipun rumit, struktur dan sifat-sifatnya telah dikenal.
Kayu adalah bahan teknik yang sangat penting. Perbandingan kekuatan-