PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN LONCAT ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PKK Pengaruh Permainan Engklek Terhadap Kemampuan Loncat Anak Usia 4-5 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Pkk Semanding Dan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Pabelan.

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN
LONCAT ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PKK
SEMANDING DAN TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH PABELAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Annisa Gitya Margareta
J 120 110 042

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK
TERHADAP KEMAMPUAN LONCAT ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK PKK
SEMANDING DAN TK AISYIYAH PABELAN


Diajukan Oleh :

ANNISA GITYA MARGARETA
J120110040

Telah membaca dan mencermati naskah publikasi karya ilmiah yang merupakan
ringkasan skripsi ( Tugas Akhir ) dari mahasiswa tersebut.

Surakarta, 6 Agustus 2015

Pembimbing 1

Umi Budi Rahayu, SSt.Ft.,M.Kes

Pembimbing 2

Agus Widodo, SSt.Ft., M.Fis

ABSTRAK


PROGRAM S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI, JUNI 2015
ANNISA GITYA MARGARETA / J120110042
“PENGARUH PERMAINAN ENGKELK TERHADAP KEMAMPUAN
LONCAT ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK PKK SEMANDING DAN TK
AISYIYAH PABELAN”
(Dibimbing oleh Umi Budi Rahayu SST.FT.,M.Kes, Agus Widodo S.Fis.,
M.Fis)
Latar belakang masalah : Perkembangan teknologi kini berkembang pesat,
banyak orang dimanjakan dengan fasilitas yang serba modern dan canggih seperti
TV, Play station dan Smart Phone. Namun disisi lain hal tersebut menimbulkan
kerugian yang tidak disadari oleh berbagai pengguna, bahkan anak-anak sudah
menjadi korbanya. Hal tersebut menyebabkan aktivitas anak semakin berkurang,
sehingga menimbulkan perkembangan motorik kasar anak menjadi terhambat.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui kemampuan loncat anak usia 4-5 tahun
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain
penelitian Pre and Post with control group design, yaitu sampel pada kelompok
perlakuan diberikan permainan engklek sebanyak 3 kali dalam satu minggu

selama 1 bulan dan kelompok kontrol tanpa diberikan permainan engklek.
Pengukuran ini menggunakan loncat jauh tanpa awalan. Tehnik analisa data
menggunakan Uji wilcoxon.
Hasil penelitian : ada pengaruh permainan engklek terhadap kemampuan loncat
pada anak usia 4-5 tahun dengan mean pada pre test 111,25 pada post test 123,56
dengan p-value=0,000. Uji beda pengaruh menggunakan Mann-Wihitney Test
didapatkan p-value-0,000.
Kesimpulan : ada pengaruh pemainan engklek terhadap kemampuan loncat anak
usia 4-5 tahun.
Kata kunci : Permainan engklek, kemampuan loncat, anak usia 4-5 tahun.

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi kini berkembang pesat, banyak orang
dimanjakan dengan fasilitas yang serba modern dan canggih seperti TV, Play
station dan Smart Phone. Namun disisi lain hal tersebut menimbulkan
kerugian yang tidak disadari oleh berbagai pengguna, bahkan anak-anak
sudah menjadi korbanya. Hal tersebut menyebabkan aktivitas anak semakin
berkurang, sehingga menimbulkan perkembangan motorik kasar anak
menjadi terhambat (Anwar, 2005).
Motorik kasar adalah gerakan yang dikendalikan keseluruh anggota

badan seperti olahraga, gerakan ayunan, gerak naik turun tangga, lari-lari
kecil, melompat, meloncat, melempar, menendang yang mampu melakukan
aktifitas fisik secara terkoordinasi dalam melatih kelenturan, keseimbangan
dan kelincahan (Wicaksono, 2013).
Melalui latihan motorik, anak memperoleh keterampilan penguasaan
keseimbangan badan yang nantinya akan sangat diperlukan disetiap kegiatan
dan stimulasi motorik kasar di usia dini akan meningkatkan kemampuan
motorik

halus

dimasa

mendatang

(Wicaksono,

2013).

Salah


satu

perkembangan kemampuan motorik kasar adalah meloncat. Masa periode
emas (Golden Age) yaitu periode dimana 90% otak anak berkembang pada
rentan usia 1-5 tahun (Syafrida, 2012). Rangsangan yang diberikan untuk
perkembangan motorik kasar anak pada usia ini menentukan perkembangan
fisik anak dimasa mendatang khususnya rangsangan untuk meloncat.
Meloncat membantu menumbuhkan kemampuan keseimbangan, koordinasi
dan kecepatan. Meloncat juga berfungsi sebagai peningkatan kekuatan otot
kaki (Utari, 2014).
Menurut Rahmawati (2009) salah satu permainan tradisional yang
berfungsi untuk meningkatkan aktifitas fisik meloncat adalah permainan
engklek. Permainan engklek akan melatih keseimbangan fisik anak dan
mental anak, dapat disimpulkan bahwa efek dari permainan engklek akan
meningkatkan keseimbangan, koordinasi dan kecepatan.

Dan hasil wawancara diketahui anak-anak lebih menyukai permainan
yang serba modern seperti mobil remot, HP, smart phone dan play station.
Hasil tes menggunakan lompat tanpa awalan pada Taman kanak-kanak PKK

Semanding dari 21 anak 53% mendapatkan hasil kurang sekali, 19%
mendapatkan hasil kuraang dan 28,5% mendapat hasil kurang sedangkan
pada Taman kanak-kanak Aisyiyah Pabelan dari 25 anak 60% mendapat
hasil kurang sekali, 12% anak mendapat hasil kurang, 4% mandapatkan hasil
cukup, 4% anak mendapatkan cukup baik 20% anak lainnya tidak mau
melakukan.
Berdasarkan rumusan masalah diatas pentingnya pemberian stimulasi
kemampuan melompat maka peneliti tertarik mengambil judul penelitian
“Pengaruh Permainan engklek terhadap kemampuan meloncat Anak Usia 4-5
Tahun di Taman kanak-kanak PKK Semanding dan Taman kanak-kanak
Aisyiyah Pabelan”
LANDASAN TEORI
Menurut Diana (2014) meloncat adalah suatu gerakan mengangkat
tubuh dari satu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau tinggi dengan
ancang-ancang lari cepat atau tidak lari. kemudian menumpu dua kaki dan
mendarat dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan.
Engklek adalah permainan yang sudah ada secara turun temurun,
permainanan ini dilakukan dengan cara berjalan atau melompat dengan
menggunakan satu kaki (Lindawati dkk., 2013). Sedangkan menurut (Aisyah
dkk., 2013) engklek adalah jenis permainan tradisional yang dilakukan di

halaman dengan menggambar kotak-kotak kemudian melompat lompat ke
kotak selanjutnya.
Menurut Aisyah (2013) alat ukur yang tepat untuk mengukur panjang
lompatan menggunakan lompat jauh tanpa awalan. Loncat jauh tanpa awalan
adalah loncat yang dilakukan tanpa adanya approach run atau lari awalan
sehingga langsung melakukan loncatan (Pristianto, 2011). Disini selain untuk

mengukur komponen power tungkai juga digunakan sebagai mengukur
panjang loncatan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Eksperimental semu
(Quasi-experimental research). Desain penelitian yang digunakan adalah pre
and post with control group design. Penelitian ini bertempat di Taman kanakkanak PKK Semanding dan Taman kanak-kanak Aisyiyah Pabelan. Waktu
penelitian dilaksanakan pada Juni 2015 sampai Juli 2015 dengan populasi
berjumlah 25 orang pada TK PKK Semanding dan 25 orang

pada TK

Aisyiyah Pabelan. Namun yang rutin melakukan latihan permainan engklek
pada TK PKK semanding berjumlah 17 orang dan pada TK Aisyiyah Pabelan

bejumlah 16 orang.
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini kelas yang digunakan adalah kelas A TK PKK
Semanding sebagai kelompok perlakuan dengan jumlah siswa 16 anak dan
kelas A TK Aisyiyah Pabelan sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa
16 anak. Sebelum mengikuti sesi latihan setiap responden mengikuti pre test
untuk mengukur kemapuan loncatan anak menggunakan lompat jauh tanpa
awalan dan menggunakan parameter pita ukur. Kemudian setelah mengikuti
pre test pada kelompok perlakuan diberikan latihan menggunakan permainan
engklek sebanyak 3 kali selama 1 minggu, selanjutnya setiap responden
mengikuti post test untuk mengukur seberapa panjang loncatan pada anak
yang telah diberikan latihan pada kelompok perlakuan dan tanpa diberikan
latihan pada kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji man whitney didapatkan hasil 0,000 dapat
disimpulkan ada beda pengaruh antara kelompok perlakuan dan kontrol. Hal
tersebut terjadi karena pada kelompok perlakuan diberikan stimulasi berupa
latihan engklek

seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa permainan


engklek merupakan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan meloncat
(Ilham, 2011)
Pada

kelompok

kontrol

dengan

tidak

diberikan

latihan

kemampuan meloncat terjadi berbeda dengan kelompok yang diberi
perlakuan. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu faktor lingkungan,
fisikal, motifasi dan faktor psikologis. Ditinjau dari perkembangan
psikososial adalah niat untuk melakukan, sikap terhadap kegiatan dan rasa

percaya diri untuk mampu melakukan kegiatan (Lutan, 2002).
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelakuan menggunakan
media permainan yang terarah, akan menunjukkan kemampuan terarah yang
dimilikinya sehingga perlakuan tersebut dapat meningkatkan kemampuan
responden. Dapat disimpulkan media pemainan yang terarah perlu dilakukan
agar dapat meningkatkan kemampuan responden yang nantinya dapat
menjadikan responden menjadi lebih aktif dalam melakukan sesuatu (Nafiah,
2015).

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Marzuki dan Isti D.P. 2013. Peninkatan Kemampuan Gerak Melompat
Melalui Permainan Tradisional engklek. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaraan. 2013. 2 (7): 1-13.
Diana H. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Melompat Melalui Gerak
Irama Bagi Anak Tuna Grahita Sedang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus.
2014. 3 (1): 128-138.
Ilham. 2011. Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Peningkatan Kemampuan
Lompat Jauh Tanpa Awalan Siswa sekolah Dasar Negeri No52/IV Kota
Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora. 2011. 13 (2):

19-24.
Lindawati D dan Siti M. 2013. Pengaruh Permainan Tradisional engklek Terhadap
Kemampuan Motorik Kasar Lompat Satu Kaki di Kelompok A TK
Pembina Srengat Blitar. Jurnal PAUD Teratai. 2013. 2 (3): 1-5.
Lutan R. 2002. Menuju Sehat Bugar. Jakarta: Penerbit C-10.
Nafiah. 2015. Pengaruh Permainan Shutel Run Terhadap Kelincahan Anak Usia 4
-5 Tahun. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhamadiyah Surakarta.
Pristianto A. 2011. Pengaruh Latihan Polimetrik Squat Jump dan Two Foot Ankle
hop terhadap power tungkai siswa kelas VII SMPN 25 Surakarta Tahun
2011 dengan parameter Lompat Jauh Tanpa Awalan. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Rahmawati A. 2009. “Permainan tradisional untuk anak usia 3-4 tahun”.
Bandung: Sandrata sukses
Syafrida R. 2012. Kajian Peningkatan Ketrampilan Motorik Kasar Anak di Kota
Banda Aceh. Jurnal Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh.
2012. 3 (2): 79-89.
Utari E., Fatmawati dan Irdamurni. 2014. Modifikasi permainan bambu loncat
untuk meningkatkan kemampuan melompat anak tuna grahita sedang kelas
D.III/C1 di SLB 02 Padang”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. 2014. 3 (2):
61-70.
Wicaksono D. dan Nurhayati F. 2013. “Survey Kemampuan Motorik Siswa
Sekolah Dasar Muhamadiyah Tahun Ajaran 2012-2013”. Jurnal Pendidikan
Olahraga. 2013. 1 (1): 98-103