Karakteristik Komposit Berpori Berbahan Dasar Sampah Sebagai Alternatif Pengganti Core Komersial.

Karakteristik Komposit Berpori Berbahan Dasar Sampah Sebagai Alternatif Pengganti Core
Komersial
Wijang Wisnu Raharjo, Heru Sukanto, Dody Ariawan)
Konstruksi sandwich mempunyai keunggulan diantaranya ringan, kuat dan kaku, sehingga
digunakan secara luas dalam industri. Sifat unggul konstruksi sandwich dihasilkan oleh core yang
terpasang diantara dua buah skin. Kriteria core yang ideal adalah murah, ringan, tahan
kelembaban, mampu bentuk dan mampu permesinan (Schlotter, 2002). Core komersial yang
banyak digunakan pada saat ini diantaranya: kayu, foam, honeycomb dan metallic foam. Harga
core komersial ini di pasaran relatif mahal. Dari permasalahan diatas, maka diperlukan suatu
bahan core alternatif yang ekonomis dari segi biaya, dengan tanpa mengabaikan spesifikasi
teknis yang diperlukan. Pengembangan material core yang memanfaatkan sampah anorganik
(daun dan ranting) sebagai filler dan sampah anorganik (HDPE) sebagai matrik dengan proses
pressure sintering untuk membentuk pori merupakan langkah tepat dalam mengatasi
permasalahan diatas
Penelitian ini berorientasi untuk mengetahui karakteristik mekanik dan fisik core (komposit
berpori) berbahan dasar sampah. Informasi yang dihasilkan melalui penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengembangan produk berbasis komposit HDPEsampah organik. Karakteristik mekanik yang dipelajari meliputi kekuatan bending, kekuatan
geser tekan, kekuatan impak. Sedangkan karakteristik fisik yang dipelajari berupa densitas,
serapan air, konduktivitas panas. Perilaku ikatan yang terbentuk antara HDPE dan sampah
organik diamati melalui analisa Foto SEM terhadap patahan lentur. Penelitian ini dilakukan
dalam dua tahap. Tahap I (dasar) merupakan tahap untuk menngetahui karakteristik dasar

komposit HDPE-sampah organik dan tahap II (lanjutan) merupakan tahap untuk mengetahui
lebih dalam karateristik dasar komposit HDPE–sampah organik dibawah pembebanan
lingkungan (hygrotermal dan thermal cyclic).
Seluruh data diperoleh melalui experimen di laboratorium dengan menggunakan alat dan
prosedur yang sesuai dengan masing-masing jenis pengujian. Hasil yang diperoleh berupa tabel
dan grafik yang menggambarkan hubungan karakteristik geser tekan, lentur, impak, serapan air,
konduktivitas panas, densitas terhadap fraksi volume HDPE, proses sintering (temperatur, waktu
dan tekanan), serta pembebanan lingkungan (Hygrothermal dan thermal cyclic). Disamping itu
dihasilkan pula foto SEM yang dapat menunjukkan secara kualitatif ikatan yang terjadi antara
HDPE dan sampah organik.
Penelitian tahun pertama menghasilkan penemuan sebagai berikut : Karakteristik mekanik dan
fisik komposit HDPE-sampah organik dipengaruhi oleh jumlah Kandungan HDPE dan proses
sintering (waktu, temperatur dan tekanan). Penambahan fraksi volume HDPE dalam komposit
akan meningkatkan kekuatan geser tekan, kekuatan impak, kekuatan lentur, konduktivitas
panas, dan densitas komposit serta menurunkan % serapan air komposit. Fenomena yang
hampir sama terlihat pada penambahan proses sintering (waktu, temperatur dan tekanan).
Penambahan waktu sintering, temperatur sintering, dan tekanan sintering akan meningkatkan

kekuatan impak, kekuatan geser tekan, kekuatan lentur, densitas serta menurunkan % serapan
air dan konduktivitas panas komposit HDPE-sampah organik. Analisa foto SEM menunjukkan

adanya perbaikan ikatan antara HDPE-sampah organik dengan peningkatan fraksi volume HDPE,
waktu sintering, temperatur sintering dan tekanan sintering.
Kata kunci: sandwich, komposit pori, sampah organik/anorganik, tekanan sint ering