Rekayasa Sosial Merajut Harmoni Etnis Tionghoa dan Jawa Melalui Optimalisasi Potensi Wisata Seni Pertunjukan Barongsai sebagai Strategi Mewujudkan Stabilitas Multikultural dan Meningkatkan Daya Tarik Pariwisata Budaya di Surakarta.

(B. Sosial)
Rekayasa Sosial Merajut Harmoni Etnis Tionghoa dan Jawa Melalui Optimalisasi Potensi
Wisata Seni Pertunjukan Barongsai sebagai Strategi Mewujudkan Stabilitas Multikultural dan
Meningkatkan Daya Tarik Pariwisata Budaya di Surakarta
Wahyuni, Sri; Yuniyanto, Tri; Sulistyaningrum I., Cicilia Dyah
Fakultas KIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Fundamental, 2012
Penelitian ini dilakukan di Surakarta tahun 2012 yang bertujuan untuk menciptakan stabilitas sosial
multikultural yang kokoh, utamanya antara etnis Tionghoa dan Jawa di Surakarta. Cara untuk mencapai
tujuan tersebut yakni dengan mengkaji, menggali, serta mengembangkan seni pertunjukan Tionghoa
khusunya barongsai. Melalui pengembangan barongsai ini mampu membentuk identitas kultural
Surakarta sehingga antara Jawa dan Tionghoa tidak terpisahkan secara sosial, mengingat budaya adalah
sarana perekat sosial yang paling mudah diterapkan. Dampak yang timbul dari pengembangan seni
pertunjukan ini yakni adanya ikatan sosial yang erat antara Jawa dan Tionghoa yang diharapkan mampu
meningkatkan daya tarik wisata budaya di Surakarta. Tujuan khusus penelitian ini yakni mendapatkan
data secara ilmiah tentang kondisi multikultural Kota Surakarta, serta mengkaji potensi seni pertunjukan
barongsai untuk dikembangkan sebagai perekat sosial.
Dalam penelitian ini dilakukan eksploratif yang menjadi tekanan adalah:
1. Mengidentifikasi potensi berbagai seni pertunjukan Tionghoa;
2. Mengkaji makna dan filosofi barongsai;
3. Mengkaji konsep kebudayaan Tionghoa;
4. Mengkaji konsep kebudayaan Jawa;

5. Mencari ikatan historis yang terbentuk dari budaya Jawa dan Tionghoa;
6. Mengidentifikasi modal sosial (social capital) Jawa dan Tionghoa dalam kerangka kehidupan
multikultural di Surakarta;
7. Menelusuri sejauhmana potensi modal sosial khususnya seni pertunjukan barongsai
dikembangkan sebagai perekat sosial, dan;
8. Menemukan model serta strategi optimalisasi seni pertunjukan barongsai untuk dikembangkan
sebagai pariwisata budaya.
Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung, wawancara mendalam, kajian arsip, analisis
historis, serta FGD. Mekanisme pengembangan model strategi dilakukan secara partisipatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian fundamental ini, yakni:
1. Ikatan sosial Tionghoa dengan Jawa telah terjadi sejak kota ini didirikan;
2. Tionghoa Surakarta secara sosial mampu menjalin hubungan harmonis, namun secara politis
tidak selalu demikian;
3. terdapat banyak kebudayaan Tionghoa di Surakarta, seperti: Liong, Barongsai, Wayang Potehi,
Gailusin, Jenggi;
4. Barongsai memiliki potensi paling besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik pariwisata serta
perekat sosial di Kota Surakarta;
5. Barongsai juga berdampak pada peningkatan ekonomi para anggotanya yang lebih banyak
dimaikan orang Jawa asli.
Berdasarkan fakta-fakta hasil temuan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:


1. Perlu ada kajian lebih lanjut tentang topik-topik baru yang ditemukan dalam penelitian ini,
utamanya penelitian yang bertujuan untuk mempererat ikatan sosial Tionghoa-Jawa, karena
interaksi kedua etnis ini selama ini mengalami pasang-surut antara harmoni dan disharmoni.
2. Perlu dikembangkan lagi berbagai penelitian kebudayaan Tionghoa selain Liong dan Barongsai,
seperti: gailusin, Jenggi, dan Wayang potehi.
3. Pengembangan barongsai harus dikembangan untuk empat fungsi utama, yakni: ritual, wisata,
hiburan, dan olahraga.
4. Bagi Pemerintah Kota Surakarta, swasta, dan masyarakat memiliki tugas penting untuk
mengapresiasi lebih dengan mengikutsertakan barongsai dalam berbagai event budaya dan
wisata, sehingga lebih barongsai memasyarakat lagi.
Out put yang dihasilkan adalah kajian ilmiah dan data yang akurat tentang seni pertunjukan Tionghoa
serta strategi pengembangannya sebagai perekat sosial. Out come yang dihasilkan yakni meningkatnya
kesadaran stake holders dalam mewujudkan harmoni multikultural melalui pengembangan pariwisata
budaya.