T1 672010149 Full text

Rancangan Kriptografi Block Cipher 128-bit Menggunakan
Motif Anyaman Rejeng pada Gedek

Artikel Ilmiah

Peneliti :
Sri Kusbiyanti (672010149)
Alz Danny Wowor, S.Si., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2016

Rancangan Kriptografi Block Cipher 128-bit Menggunakan
Motif Anyaman Rejeng pada Gedek
Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Peneliti :
Sri Kusbiyanti (672010149)
Alz Danny Wowor, S.Si., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2016

i

ii

iii

iv


v

vi

1. Pendahuluan

Masalah keamanan (security) pada proses pengiriman data teks menjadi
permasalahan yang sering terjadi dengan mamanfaatkan celah keamanan yang ada
untuk dimasuki dan melakukan manipulasi. Terdapat beberapa masalah keamanan
yang ada yaitu kerahasiaan (confidentiality atau privacy), pesan yang diterima
adalah pesan yang telah ditambah-tambah atau dikurangi yaitu integritas data (data
integrity), penerima yakin bahwa pesan tersebut memang benar berasal dari
pengirim, bukan dari orang yang menyamar sebagai pengirim, pengirim yakin
bahwa orang yang dikirim adalah orang yang sesungguhnya yaitu otentikasi
(authentication), membantah pernah mengirim pesan yaitu penyangkalan
(repudiation) [1].
Berbagai cara telah dikembangkan untuk melindungi data atau informasi dari
pelaku kejahatan. Salah satu cara yang dilakukan yaitu menggunakan kriptografi.
Kriptografi tidak hanya menyediakan alat untuk keamanan pesan, tetapi juga
sekumpulan teknik yang berguna. Salah satu kriptografi yang digunakan adalah

block cipher yang merupakan algoritma dimana input dan output-nya berupa satu
block, dan setiap block terdiri dari beberapa bit (64 bit atau 128 bit) [2]. Contoh
penggunaan kriptografi dalam kehidupan sehari-hari yaitu aktifitas pertukaran
informasi rahasia melalui internet, seperti: internet banking. Definisi internet
banking mengacu kepada sistem yang bertujuan untuk customer mengakses
akunnya dan informasi yang umum pada produk atau pelayanan melalui PC atau
device yang lain. Beberapa contoh produk dan servis yang disediakan internet
banking adalah pengaturan keuangan (Cash), informasi saldo, transfer dana,
pembayaran bill, transaksi ACH (Automated Clearing House), aplikasi
peminjaman, dan aktivitas untuk melakukan penanaman modal (investasi). Namun
dengan penerapan internet banking pihak bank memiliki resiko besar dalam
operasi. Misalkan seseorang dapat melakukan transaksi dengan account number
orang lain, sedangkan pemilik account menyangkal adanya transaksi. Hal ini
menyebabkan ketidaknyaman bagi customer untuk menggunakan pelayanan yang
ada pada bank karena tidak terjamin keamanan. Selain itu, penerapan internet
banking rentan terhadap dua serangan yang umum yaitu serangan pencurian rahasia
secara offline bertujuan untuk mengumpulkan informasi penting mengenai data
nasabah bank dengan menggunakan virus, Trojan, atau software lainnya dan
serangan terhadap jalur komunikasi online seperti “man-in-the-mindle”,
merupakan serangan yang lebih berbahaya karena penyusup akan memalsukan

identitas dirinya yang berperan sebagai server sistem online banking. Terdapat dua
jenis autentikasi yang dugunakan untuk mengatasi serangan offline dan online yaitu
short –time password (one time password) dan public key infrastructure (PKI) atau
komunikasi berbasis sertifikat[3].
Ada beberapa macam kriptografi block cipher yang sudah diciptakan dan sudah
dipecahkan algoritmanya. Kriptografi berkembang dengan sedemikian rupa
sehingga melahirkan bidang yang berlawanan yaitu kriptanalisis. Kriptanalisis

1

adalah ilmu dan seni untuk memecahkan cipherteks menjadi plainteks tanpa
mengetahui kunci yang digunakan [1]. Dengan adanya ilmu kriptanalisis,
kriptografi yang dibuat tidak akan selamanya aman karena akan ada waktu dimana
kriptografi dapat dipecahkan. Diperlukan pembaharuan yang sering untuk
meningkatkan kualitas kriptografi tersebut. Berdasarkan permasalahan diatas maka
dilakukan penelitian pembuatan kriptografi algoritma block cipher baru 128-bit
dengan motif anyaman rejeng pada gedek. Motif anyaman rejeng digunakan
sebagai pola pengambilan plainteks dan sebagai pola acak kunci. Pola motif
anyaman rejeng pada gedek dipilih karena pola menunjukan posisi yang berbeda
sesuai dengan transposisi dalam kriptografi. Pembuatan algoritma kriptografi baru

dengan motif rejeng gedek bertujuan untuk menciptakan suatu kriptografi block
cipher yang baru, sehingga dapat membantu memperbaiki dan memperbarui
kriptografi yang ada agar lebih bervariatif.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama berjudul “Perancangan Kriptografi Block Cipher Berbasis
Pada Teknik Anyaman Dasar Tunggal”. Penelitian ini membahas tentang
bagaimana merancang kriptografi block cipher menggunakan teknik anyaman
dasar tunggal (ADT). Menggunakan pola ADT sabagai pola acak setelah plainteks
dan kunci dimasukkan untuk operasi exclusive or (XOR) dan pergeseran. Jumlah
inputan plainteks dan kunci terbatas yaitu 8 karakter. Menggunakan 64-bit dan 5
putaran untuk mendapatkan cipherteks[4]. Kesamaan penelitian di atas dengan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan kriptografi simetris berbasis block
cipher. Penelitian di atas dijadikan dasar dan acuan untuk membuat kriptografi
baru.
Penelitian yang kedua berjudul yaitu “Perancangan Kriptografi Block Cipher
Berbasis pada Teknik Tanam Padi dan Bajak Sawah”. Penelitian ini membahas
tentang bagaimana merancang algoritma kriptografi block cipher yang berbasis
pada tanaman padi sebagai plainteks dan bajak sawah sebagai kunci menggunakan
data teks sebagai inputan. Pola tanam padi digunakan sebagai pola masuk pada
plainteks dan pola bajak sawah sebagai pola masuk kunci. Panjang plainteks dan

kunci terbatas 8 karakter. Menggunakan 64-bit dan 8 putaran untuk mendapat
cipherteks[5]. Kesamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan kriptografi
simetris block cipher.
Penelitian ketiga dengan judul “Perancangan Kriptografi Block Cipher Berbasis
pada Alur Clamshell’s Growth Rings” Penelitian ini membahas bagaimana
merancang kriptografi simetris baru menggunakan alur Clamshell’s Growth Rings
(CGR). Panjang inputan plainteks dan kunci dibatasi menggunakan 8 karakter dan
menggunakan 64-bit. Untuk mendapatkan cipherteks menggunkan 8 putaran
sebagai proses enkripsi. Menggunakan alur Clamshell’s Growth Rings (CGR)

2

sebagai pola acak pada plainteks dan swapbox untuk kunci[6]. Kesamaan penelitian
ini adalah sama-sama merancang kriptografi simetris baru.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang sudah ada, dapat disimpulkan
perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu menggunakan blok berukuran 128-bit.
Menggunakan nilai heksadesimal untuk proses acak pada plainteks dan kunci.
Perbedaan selanjutnya pada penelitian ini adalah menggunakan pola anyaman
rejeng pada gedek sebagai pola pengambilan pada plainteks dan pola pengacakan
pada kunci.

Selanjutnya akan dibahas dasar-dasar teori yang digunakan sebagai dasar untuk
merancang kriptografi baru dalam penelitian ini. Secara garis besar, kritografi
adalah teknik untuk mengamankan data. Terdapat beberapa devinisi kriptografi
diantaranya:
- Kriptografi merupakan ilmu yang mempelajari teknik-teknik yang
berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas
data, dan otentikasi [1].
- Kriptografi berasal dari bahasa yunani yaitu: kripto yang artinya secret
(rahasia) dan graphia artinya writing (tulisan). Menurut terminologinya
kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan
dikirim dari suatu tempat ke tempat yang lain [7].
- Kriptografi merupakan ilmu mengenai teknik enkripsi dimana data diacak
menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca seseorang
yang tidak memiliki kunci dekripsi [8].
Gambaran umum pada proses enkripsi dan dekripsi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses enkripsi dan dekripsi[7]

Terdapat dua proses yang penting pada kriptografi yaitu enkripsi dan
dekripsi. Enkripsi (encriyption) adalah suatu proses dimana pesan data atau

informasi (plainteks) dilakukan proses penyandian sehingga menjadi pesan dalam
bentuk lain (cipherteks) agar tidak dapat dibaca oleh orang lain selain pengirim dan
penerima tanpa merubah isi pesan. Dekripsi (decryption) adalah proses
mengembalian cipherteks menjadi plainteks semula dengan kunci yang sama pada
enkripsi[1].
Kriptografi akan mengalami beberapa perubahan dan tambahan sesuai dengan
keadaan yang ada mendatang. Ada 4 (empat) tujuan mendasar dari ilmu kriptografi
yang merupakan aspek keamanan informasi [1]:
1. Kerahasiaan (confidentiality) adalah layanan untuk menjaga agar pesan
tidak dapat dibaca oleh pihak – pihak yang tidak berhak.

3

2. Integritas data (data integrity) adalah layanan yang menjamin pesan masih
asli tidak dimanipulasi.
3. Otentikasi (authentication) adalah layanan identifikasi untuk
mengidentifikasi kebenaran pihak – pihak yng berkomunikasi.
4. non-repudiation adalah layanan untuk mencegah peyangkalan.
Kriptografi simetri (Symmetric-key cryptography) mengibaratkan pengirim dan
penerima pesan sudah berbagi kunci yang sama sebelum bertukar pesan. Keamanan

sistem kriptografi simetri terletak pada kerahasiaan kuncinya. Kriptografi simetri
merupakan satu-satunya jenis kriptografi yang dikenal dalam catatan sejarah
hingga tahun 1976[1].
Kunci privat, K

Plainteks

Enkripsi
Ek (P) = C

Kunci privat, K

Cipherteks

Dekripsi
Dk (C) = P

Plainteks

Gambar 2. Skema kriptografi simetri. Kunci enkripsi sama dengan kunci dekripsi, yaitu K

[1]

Pada block cipher, rangkaian bit-bit plainteks akan dibagi menjadi blok-blok
bit dengan panjang sama, biasanya 64 bit (tapi adakalanya lebih). Enkripsi
dilakukan terhadap blok bit plainteks menggunakan bit-bit kunci (yang ukurannya
sama dengan ukuran blok plainteks.
Misalkan blok plainteks (P) yang berukuran n bit dinyatakan sebagai vektor
(1)
P   p1 , p 2 ,  , p n 
Yang dalam hal ini pi adalah 0 atau 1 untuk i = 1,2..., n, dan blok cipherteks (C)
adalah

C  c1 , c2 ,, cn 

(2)

Yang dalam hal ini ci adalah 0 atau 1 untuk i = 1, 2..., n. Bila plainteks dibagi
menjadi m buah blok, barisan blok-blok plainteks dinynatakan sebagai

 p1 , p 2 ,, pm 


(3)

Untuk setiap blok plainteks Pi, bit-bit penyusunnya dapat dinyatakan sebagai
vektor

4

pi   p1 , p 2 ,, p m 

(4)

Enkripsi dan dekripsi dengan kunci K dinyatakan berturut-turut dengan persamaan
Ek(P) = C

( enkripsi )

(5)

( dekripsi )

(6)

dan
Dk(C) = P

Fungsi E haruslah fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, sehingga
E1 = D

(7)

Suatu kripto dapat dikatakan teknik, jika lulus dengan suatu pengujian
kriptosistem terlebih dahulu yaitu dengan diuji menggunakan metode Stinson.
Sistem kriptografi terdiri dari 5-tuple (Five Tuple) (P, C, K, E, D) yang memenuhi
kondisi [9] :
1. P adalah himpunan berhingga dari plainteks,
2. C adalah himpunan berhingga dari cipherteks,
3. K merupakan ruang kunci (keyspace), adalah himpunan berhingga dari kunci,
4. E adalah himpunan fungsi enkripsi ek : P→C
5. Dadalah himpunan fungsi dekripsi dk: C → P
Untuk setiap k ∈ , terdapat aturan enkripsi ek ∈ dan berkorespodensi dengan
aturan dekripsi dk ∈ . Setiap ek : P  C dan dk : C  P adalah fungsi
sedemikian hingga dk (ek (x)) = x untuk setiap plainteks x ∈ .
Mode Electronic Code Book (ECB) yaitu salah satu mode block cipher yang
panjang dibagi dalam bentuk sequence binary menjadi satu block tanpa
mempengaruhi block-block yang lain, satu blok terdiri dari 64bit atau 128 bit, setiap
blok merupakan bagian dari pesan yang dienkripsi[2]. Setiap block plainteks Pi
dienkripsi secara individual dan independen menjadi blok cipherteks Ci. Secara
matematis, enkripsi dengan mode ECB dinyatakan sebagai berikut:
Ci = Ek(Pi)
(8)
Dan dekripsi:
Pi = Dk(Ci)

(9)

K adalah kunci sedangkan Pi dan Ci masing-masing blok plainteks dan cipherteks
ke-i [1].
Ada kemungkinan panjang plainteks tidak habis dibagi dengan panjang ukuran
blok yang ditetapkan (seperti 64 bit atau lainnya). Hal ini mengakibatkan blok
terakhir berukuran lebih pendek daripada blok-blok lainnya. Satu cara untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan padding, yaitu proses penambahan

5

karakter NULL pada byte-byte sisa yang masih kosong pada blok terakhir plainteks
sehingga ukurannya menjadi penuh[10].
Ayaman merupakan wujud kebudayaan, yang termasuk dalam artefak. Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa aktifitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan [11]. Anyaman merupakan seni yang mempengaruhi
kehidupan dan kebudayaan masyarakat melayu. Menganyam bermaksud proses
menyilangkan bahan-bahan dari tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun
yang kuat. Bahan tumbuh-tumbuhan yang bisa dianyam adalah lidi, rotan, akar,
bilah, pandan dan beberapa bahan tumbuhan lain yang sudah dikeringkan [12].
Pembuatan kriptografi pada penelitian ini menggunakan pola anyaman rejeng
untuk pembuatan gedek. Gedek adalah anyaman yang terbuat dari bilah-bilah
bambu untuk diding rumah dan sebagainya [13]. Penggunaan anyaman bambu
(gedek) sebagai dinding dan langit-langit rumah telah lama dikenal masyarakat.
Selain harganya yang lebih murah, variasi anyaman ini bisa memperindah
bangunan rumah. Dalam jenisnya anyaman, anyaman motif rejeng pada gedek
masuk dalam jenis anyaman bilik atau anyaman dua-dua. Disebut dengan anyaman
bilik yaitu anyaman yang di buat secara disilang secara berurutan dengan
melewati/langkah dua-dua [14].
Contoh anyaman ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3.Contoh Anyaman Rejeng[15]

Gambar 3 merupakan hasil anyaman, dimana dalam proses menganyam
bambu dengan menempatkan beberapa bambu keatas (vertikal) dan mendatar
(horizontal). Langkah menganyam:
-

Baris pertama : ambil satu, tindih dua, ambil dua, tindih dua, ambil dua, dan
seterusnya kelipatan dua.

6

-

Baris kedua: ambil dua, tindih dua, ambil dua, tindih dua, ambil dua, dan
seterusnya kelipatan dua.
Baris ketiga: tindih satu, ambil dua, tindih dua, ambil dua, tindih dua, dan
seterusnya kelipatan dua.
Baris keempat: tindih dua, ambil dua, tindih dua, ambil dua, dan seterusnya
kelipatan dua.

Pada baris selanjutnya, proses tersebut akan kembali lagi menggunakan pola
baris kedua, ketiga, keempat dan terus berulang sampai anyaman selesai. Sehingga
akan terbentuk motif pola rejeng. Perbedaan hanya berada pada awal melakukan
proses menganyam pada setiap baris.
Perbandingan dasar teori pada pengujian statistika dari penelitian ini
menggunakan korelasi, korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan
kuatnya hubungan antar variabel atau lebih. Dinyatakan dalam bentuk hubungan
positif dan negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya
koefision korelasi [16]. Kekuatan hubungan antara dua variabel biasanya disebut
dengan koefisien korelasi dan dilambangkan dengan simbol “r”. Nilai koefisien
akan selalu diantara -1 sampai +1 sehingga diperoleh persamaan :
(10)

−1 ≤ ≥ +1

Dari persamaan 10, maka secara matematis nilai r diperoleh dari jumlah nilai selisih
perkalian antara x dan y dengan hasil perkalian jumlah total x dan y dibagi dengan
hasil akar dari selisih untuk perkalian jumlah x kuadrat dengan kuadrat pangkat dua
untuk total y dimana x sebagai plainteks dan y sebagai cipherteks sehingga dapat
diperoleh persamaan 11 [17].
=

{ ∑



(∑ )(∑ )

(∑ ) }{ ∑

(11)

(∑ ) }

3. Metode Penelitian dan Perancangan Sistem
Dalam perancangan kriptografi algoritma baru menggunakan motif anyaman
rejeng pada gedek terdiri dari beberapa tahap dalam penyusunan penelitian yaitu(1)
Identifikasi dan perumusan masalah, (2) Perancangan sistem, (3) Implementasi
sistem, (4) Pengujian sistem dan analisis hasil pengujian, dan (5) penulisan laporan.

7

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Perancangan Sistem
Implementasi Sistem
Pengujian Sistem & Analisis Hasil
Pengujian

Penulisan Laporan
Gambar 4. Tahapan Penelitian

Tahapan 1: Identifikasi dan Perumusan Masalah, yaitu mengidentifikasi masalahmasalah yang akan dibahas, dan merumuskannya kedalam kriptografi block cipher
baru menggunakan motif anyaman rejeng pada gedek sebagai algoritma;
Tahapan 2: Perancangan Sistem, yaitu langkah dimana membuat bagan proses
enkripsi dan dekripsi, juga membuat gambaran umum mengenai pembuatan teknik
kriptografi; Batasan masalah yang diberikan untuk tidak memperluas ruang lingkup
pembahasan dalam penelitian ini, yaitu;
1. Penelitian ini hanya membahas bagaimana merancang kriptografi block
cipher menggunakan motif anyaman rejeng pada gedek, pola motif
anyaman digunakan sebagai pola ambil plainteks dan pola acak kunci.
2. Proses enkripsi dan dekripsi dilakukan terhadap teks.
3. Jumlah karakter kunci terbatas sebanyak 128 karakter.
4. Ukuran blok yang digunakan adalah 16×8 (128-bit).
Tahapan 4: Implementasi Sistem, yaitu proses implementasi kedalam
aplikasi/program sesuai kebutuhan sistem berdasarkan perancangan sistem yang
telah dilakukan. Pada penelitian ini menggunakan aplikasi NetBeans IDE 8.0.2
dengan bahasa java ;
Tahapan 5: Pengujian Sistem dan Analisis Hasil Pengujian, yaitu melakukan
pengujian sistem yang dirancang dengan metode 5-Tuple Stinson, kemudian
melakukan analisis algoritma apakah memenuhi metode Stinson. Kemudian
melalukan analisis statistik berdasarkan nilai korelasi antara plainteks dengan hasil
setiap putaran;
Tahapan 6 : Penulisan Laporan, yaitu melakukan penulisan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan dari awal sampai akhir kedalam sebuah tulisan, yang akan
dijadikan laporan penelitian.
8

Dalam rancangan kriptografi block cipher menggunakan motif anyaman rejeng
pada gedek, dilakukan 4 putaran proses enkripsi untuk mendapatkan cipherteks.
Gambaran umum proses jalannya kriptografi pada Gambar 5.
Plainteks 1


Plainteks 2

Kunci 1


Kunci 2

Plainteks 3



Kunci 3

Plainteks 4



Kunci 4

Cipherteks
Gambar 5. Gambaran Umum Proses Kriptografi

Tahapan dan langkah-langkah rancangan proses enkripsi dari kriptografi block
cipher motif anyaman rejeng pada gedek adalah sebagai berikut:
- Inputan karakter plainteks1 dan kunci 1 yang akan dienkripsi diubah menjadi
heksadesimal kemudian dikenakan pola motif rejeng gedek pada pola
pengambilan untuk plainteks dan pola acak pada kunci. Nilai heksadesimal
dirubah kedalam bit untuk di XOR dengan kunci 1. Hasil dari proses XOR ini
menghasilkan plainteks 2. Kunci 1 kemudian dikenakan pola acak motif
anyaman rejeng gedek dan menghasilkan kunci 2.
- Plainteks 2 kemudian dikenakan pola motif anyaman rejeng gedek untuk pola
pengambilan dan di XOR dengan kunci 2 sehingga menghasilkan plainteks 3.
Kunci dikenakan pola acak motif anyaman rejeng gedek menghasilkan kunci
3.
- Plainteks 3 kemudian dikenakan pola ambil motif anyaman rejeng gedek dan
di XOR dengan kunci 3 sehingga menghasilkan plainteks 4. Kunci dikenakan
pola acak motif anyaman rejeng gedek menghasilkan kunci 4.
- Plainteks 4 dikenakan pola ambil motif anyaman rejeng gedek dan di XOR
dengan kunci 4 sehingga menghasilkan plainteks 5. Kunci dikenakan pola
acak motif anyaman rejeng gedek menghasilkan kunci 5.
- Plainteks 5 dikenakan pola ambil motif anyaman rejeng gedek dan di XOR
dengan kunci 5 sehingga menghasilkan cipherteks.

9

Hasil dan Pembahasan
Pada bagian Hasil dan Pembahasan, dijabarkan secara rinci proses perancangan
kriptografi block cipher dengan motif anyaman rejeng pada gedek menjadi sebuah
algoritma. Pada bagian ini dijelaskan secara lengkap mengenai proses enkripsi dan
dekripsi dari kriptografi block cipher dengan menggunakan pola motif anyaman
rejeng pada gedek. Secara keseluruhan proses enkripsi yang dilakukan seperti
gambar di bawah ini Gambar 6:

Gambar 6. Rancangan Proses Enkripsi

Gambar 6 menggambarkan secara lengkap proses enkripsi. Proses enkripsi
dilakukan dengan menggunakan masukkan plainteks (P) sebanyak n karakter dan
masukkan kunci (K) sebanyak jumlah yang diinputkan pada plainteks dan kunci.
Selanjutnya dilakukan pengecekan apakah karakter yang dimasukkan berjumlah
kelipatan 128. Jika karakter yang masuk berjumlah kurang dari 128 atau bukan
kelipatannya, maka dilakukan proses padding sebelum karakter masuk kedalam
tabel ASCII. Proses padding dilakukan dengan menggunakan tambahan karakter
NULL. Tapi jika karakter yang dimasukkan kelipatan 128 karakter tersebut masuk
dalam tabel ASCII untuk merubah nilai karakter plainteks dan kunci kedalam
heksadesimal. Plainteks dengan nilai heksadesimal masuk dalam putaran 1, yaitu
rangkaian plainteks dan kunci dengan nilai heksadesimal dimasukkan ke kolom
block cipher 16 × 8. Didalam kolom masukkan plainteks dan kunci dengan nilai
heksadesimal diacak dan diambil menggunakan pola acak masing – masing yang
sudah dibuat, letak perbedaan proses plainteks dan kunci adalah pola yang
digunakan. Pada plainteks motif anyaman rejeng digunakan sebagai pola
pengambilan dan kunci menggunakan motif anyaman rejeng pada pengacakan.
Putaran-1 pada plainteks menghasilkan P1 dan kunci menghasilkan K1. P1 di-XOR
dengan K1 dengan merubah nilai sebelumnya heksadesimal menjadi biner sehingga

10

menghasilkan hasil1, hasil1 adalah hasil putaran-1. Hasil 1 secara otomatis akan
menjadi plainteks (P2) untuk putaran-2.
Putaran ke-2, ke-3, dan ke-4 juga menggunakan proses yang hampir sama, hanya
perbedaan terletak pada pola yang digunakan berbeda pada setiap putaran, baik dari
putaran ke-1 hingga putaran ke-4. Hasil putaran ke-4 adalah cipherteks.

Gambar 7. Rancangan Proses Dekripsi

Sebagai contoh proses padding, misalkan plainteks dengan karakter 11 maka n
= 11 dan 11