CARA MENCEGAH INFLASI

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:24:52 2017 / +0000 GMT

CARA MENCEGAH INFLASI
CARA MENCEGAH INFLASI Menurut Mc.Eachern (2000 : 293) cara mengatur inflasi yaitu dengan menggunakan kebijakan
fiskal,moneter atau kebijakan yang menyangkut kenaikan produksi.a. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai
melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu : (1) Pelaksanaan
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual
atau membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat berharga.
Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ; (2) Penetapan Tingkat Diskonto
(Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank
Umum; (3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu proporsi cadangan minimum yang harus
dipegang Bank umum atas simpanan masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan
sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran
pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi
harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah
serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.c. Kebijakan yang Berkaitan dengan
Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan

kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung
menurunkan harga.d. Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan
pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga
dinaikkan.2.1.5. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)
Perdagangan di dalam suatu negara maupun perdagangan antara satu negara
dengan negara lainnya sebenarnya tidak terdapat banyak perbedaan. Perbedaan yang paling mendasar hanyalah penggunaan mata
uang yang berbeda. Dengan adanya perbedaan inilah maka dibutuhkan suatu nilai tukar. Mengenai nilai tukar atau kurs valuta asing
banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya masing-masing dengan cara pengungkapan atau pendefinisian yang berbeda
pula, namun pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama.
Menurut Nopirin (1997 : 137) nilai tukar ini sebenarnya
merupakan semacam harga di dalam pertukaran barang. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda maka akan
terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan inilah yang sering disebut dengan kurs (exchange
rate). Misalnya, kurs valuta asing (Dollar AS) adalah US $ 1= Rp 678,00 berarti bahwa Rp 678,00 dapat ditukar dengan Dollar
sebanyak US $ 1 atau sama saja Rp 1,00 dapat ditukar dengan US $ 1/678.
Lain halnya dengan menurut Todaro (1987 : 60)
nilai tukar resmi dari suatu negara adalah nilai tukar dimana bank sentral bersedia untuk melakukan transaksi mata uang setempat
dengan mata uang asing di pasar valuta asing yang ditunjuk. Nilai tukar resmi ini terdiri dari harga jual, harga beli dan kurs
tengah.Sedangkan menurut Salvatore (1986 : 124) medefinisikan kurs mata uang asing adalah harga dalam negeri dari mata uang
luar negeri. Mata uang masing-masing negara memiliki harga yang diukur dengan mata uang negara-negara lain. Hal inilah yang

disebut dengan nilai tukar (exchange rate). Selanjutnya perbedaan tingkat kurs ini timbul karena beberapa hal :a. Perbedaan antara
kurs beli dan jual oleh para pedagang valuta asing/Bankb. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu
pembayarannya.c. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan dalam hak pembayaran
Kurs atau nilai tukar
terbentuk melalui pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Pasar tempat terjadinya transaksi jual beli mata
uang asing disebut pasar valuta asing (foreign exchange market). Menurut Nopirin (1990 : 138) pasar valuta asing tidak hanya
menyangkut kurs/harga valuta asing saja, tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara lain : eksportir,
importir, bank, padagang perantara dan bank sentral.
Dalam mekanisme pasar, kurs dari suatu mata uang akan selalu
mengalami fluktuasi (perubahan-perubahan) yang berdampak langsung pada harga barang-barang ekspor dan impor. Secara umum
fluktuasi kurs terjadi melalui depresiasi dan apresiasi serta devaluasi dan revaluasi. Salvatore (1997:12) menjelaskan depresiasi
(deppreciation) mengacu pada kenaikan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik. Sedangkan apresiasi (appreciation)
mengacu pada penurunan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
depresiasi dan apresiasi dapat terjadi di dalam sistem kurs mengambang bebas.
Selanjutnya Dornbusch dan Fisher (1997 :
170-171) menyatakan bahwa devaluasi terjadi apabila harga mata uang asing dalam sistem kurs dapat dinaikkan oleh tindakan resmi.
Sedangkan revaluasi merupakan kebalikan dari devaluasi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa devaluasi merupakan
penurunan secara resmi harga mata uang domestik terhadap mata uang asing yang dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan revaluasi
merupakan langkah kenaikan secara resmi mata uang domestik terhadap mata uang asing yang dilakukan oleh pemerintah dan
berlaku dalam sistem kurs tetap

Depresiasi pada akhirnya akan menaikkan harga barang dalam negeri akibat peningkatan
ekspor baik bagi perusahan ekspor maupun substitusi impor akan menaikkan volume ekspornya, karena peningkatan harga barang

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:24:52 2017 / +0000 GMT

(nilai domestik turun) sehingga mengurangi pasokan barang dalam negeri. Begitupula bagi perusahaan impor yang menggunakan
bahan baku lebih besar dari luar negeri, tentunya akan menyebabkan kenaikan harga barang konsumsi dalam negeri, jika terlalau
apresiatif maka dampaknya akan mempengaruhi penjualan ekspor, dan berakibat terancam bangkrutnya perusahaan eksportir dalam
negeri. Dalam jangka panjang berakibat terjadinya defisit neraca pembayaran maupun perdagangan.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |