61027338 Jurnal Ilmiah Model Pendidikan Karakter Untuk SMK Di DIY
1
MODEL PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ABSTRAK
Oleh:
Untung Kurniawan, Uswatun Khasanah, Ihsan Ibrahim, Doni Sarosa,
Rahmahtyasari
Pembimbing : Zamtinah, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan menyusun desain model pendidikan karakter dan
menguji dampak dari penerapan model tersebut di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penelitian ini termasuk jenis Research dan Development (R&D) dengan
pengolahan data menggunakan teknik analisis deskriptif kulaitatif. Populasi pada
penelitian ini adalah SMK Negeri dan Swasta di DIY. Pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan teknik purpose random sampling. Sampel penelitian yang
diambil adalah 2 sekolah, yaitu 1 sekolah sebagai tempat untuk uji terbatas dari
model pendidikan karakter, dan 1 sekolah lain untuk uji luas (Uji pemakaian) dari
model pendidikan karakter.
Desain model pendidikan karakter yang telah dibuat berupa diskusi teman
sejawat. Model pendidikan karakter ini dibentuk berdasarkan studi literatur dan
wawancara ke beberapa guru SMK. Model pendidikan karakter ini telah diteliti di
SMK N 2 Wonosari dan dikembangkan di SMK Muda Patria Kalasan. Hasil dari
pengujian model pendidikan karakter di SMK N 2 Wonosari, menunjukan bahwa
karakter siswa SMK setelah pelaksanaan diskusi teman sejawat adalah “Baik”.
Model yang telah direvisi setelah pengujian akan diterakan di SMK Muda Patria
Kalasan. Hasil dari pengujian model pendidikan karakter di Muda Patria Kalasan,
menunjukan bahwa karakter siswa SMK setelah pelaksanaan diskusi teman
sejawat adalah “Cukup baik”
Kata kunci
: karakter siswa, model pendidikan karakter, diskusi teman sejawat.
2
I.
PENDAHULUAN
Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, setiap warga Negara
Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai minat dan
bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan
gender. Pemerataan kesempatan dan pencapaian mutu pendidikan akan
membuat warga Negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life skill)
sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi
masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani
dan modern yang dijiwai nilai – nilai Pancasila.
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun
2003 menjabarkan tujuan Negara Republik Indonesia dalam fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Bab II pasal 3 UU Sisdiknas no.20 tahun 2003 berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Dengan mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sebagaimana tersebut di atas, Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun
2010 mengembangkan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan,
termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Penanaman nilai dalam rangka pembentukan watak siswa telah dilakukan
dalam mata pelajaran pendidikan agama, kewarganegaraan, dan bahasa
Indonesia. Namun penanaman nilai tersebut masih dirasa kurang berhasil. Hal
tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya tindakan yang menunjukan
adanya penurunan moral. Tawuran pelajar, bolos sekolah, “tongkrangtongkrong”, “palak-malak”, pacaran, dan masih banyak lagi kasus kenakalan,
baik yang terekam maupun yang tidak terekam oleh media masa.
Merespons sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak
dan budi pekerti tersebut, mulai tahun 2010, kemendiknas telah
mengupayakan inovasi pendidikan karakter yang terintegrasi. Inovasi tersebut
adalah:
1. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua mata
pelajaran
2. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam pembinaan
kesiswaan
3. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi melalui pengelolaan
sekolah.
3
Melihat pada upaya inovasi pendidikan karakter yang telah dilakukan
oleh Kemendiknas, penelitian ini bertujuan untuk mencari model pendidikan
karakter seperti apa yang efektif untuk diterapkan. dengan ditemukannya
model pendidikan ini, diharapkan proses transformasi nilai-nilai keluhuran
dapat terlaksana secara efektif di sekolah.
Diharapkan dengan adanya model pendidikan karakter, penanaman
karakter kepada peserta didik akan lebih mudah dilakukan. Sehingga karakter
baik pada peserta didik akan membudaya dimanapun mereka berada.
II. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan
karakter yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan, proses pembuatan desain
model pendidikan karakter yang sesuai untuk diterapkan di Sekolah
Menengah Kejuruan, dan dampak dari penerapan model pendidikan karakter
di Sekolah Menengah Kejuruan.
III. METODE
A. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Research and Development (R&D).
Metode Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifannya
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah SMK di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Adapun sampel penelitian SMK N 2 Wonosari, SMK 1 PIRI
Yogyakarta, dan SMK Muda Patria Kalasan. Teknik purpose random
sampling digunakan untuk menentukan sampel penelitian.
C. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan
teknik analisis data deskriptif kualitatif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4
A. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMK
Pendidikan karkater di SMK secara terintegrasi dilaksanakan melalui
tiga cara. Ketiga cara tersebut adalah pendidikan karkater yang terintegrasi
melalui pengelolaan sekolah (manajemen sekolah), kegiatan pembelajaran,
dan pembinaan kesiswaan.
Pendidikan karakter tidak secara sepenuhnya dilakukan di beberapa
SMK. Beberapa SMK bahkan belum menerapkan pendidikan karakter.
Dan beberapa SMK hanya menerapkan SMK melalui kegiatan
pembelajaran di kelas.
B. Model Pendidikan Karakter
Salah satu upaya penanaman karakter mulia kepada peserta didik di
SMK dilakukan melalui kegitan pembinaan kesiswaan. Melalui proses
yang observasi dan wawancara, maka didapatkan salah satu model
pendidikan karakter. Model pendidikan tersebut adalah diskusi teman
sejawat.
Salah satu kegiatan kesiswaan di SMK dalah pendampingan siswa.
Pendampingan siswa merupakan kegiatan siswa yang dilakukan oleh guru
Bimbingan Konseling (BK). Diskusi teman sejawat merupakn inovasi dari
pelaksanaan pendampingan siswa.
1.
Draft awal model pendidikan karakter
Draft awal model pendidikan karakter dihasilkan setelah
melakukan berbagai studi literatur dan wawancara. Secara garis besar,
draft awal dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Draft awal model pendidikan karakter dengan diskusi
teman sejawat
Draft ini yang dikonsultasikan ke ahli pendidikan sebelum dibuat
model hipotetik. Setelah mendapat banyak masukan, maka draft
tersebut diperbaiki. Secara garis besar, model tersebut tampak seperti
gambar 2. Setelah diperbaiki, dan divalidasi, maka model pendidikan
ini menjadi model hipotetik sebagai kegiatan uji terbatas di SMK N 2
Wonosari.
5
Gambar 2. Desain model hipotetik pendidikan karakter dengan
diskusi teman sejawat
2. Uji model hipotetik (Uji terbatas)
Pelaksaan uji model hipotetik dilaksanakan di SMKN 2
Wonosari. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut
menyatakan bahwa karakter siswa SMK N 2 wonosari setelah
pelaksanaan diskusi teman sehawat adalah “Baik”.
Model tersebut juga telah mendapat banyak masukan dari guru
BK di SMK N 2 Wonosari. Setelah direvisi, maka model pendidikan
karakter secara garis besar terlihat pada gambar 3.
Gambar 3. Revisi desain model pendidikan karakter setelah uji
terbatas
3. Uji pemakaian (Uji Luas)
Pelaksaan uji model hipotetik dilaksanakan di SMK Muda Patria
Kalasan. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut
menyatakan bahwa karakter siswa SMK Muda Patria Kalasan setelah
pelaksanaan diskusi teman sehawat adalah “Cukup”.
Model tersebut juga telah mendapat banyak masukan dari guru
BK di tersebut. Setelah direvisi, maka model pendidikan karakter
secara garis besar terlihat pada gambar 4.
6
Gambar 4. Model Pendidikan Karakter dengan diskusi teman sejawat
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMK dilakukan secara terintegrasi
melalui pengelolaan sekolah, kegiatan pembelajaran, dan pembinaan
kesiswaan. Namun belum semua sekolah melaksanakan pendidikan
karakter secara terintegrasi.
2. Model pendidikan karakter dengan diskusi teman sejawat, secara garis
besar terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Pada tahap perencanaan, dicatat semua karakter yang akan
ditanamkan kepada peserta didik. Karakter tersebut akan ditanamkan
melalui pelaksanaan diskusi teman sejawat. Pelaksanaan diskusi teman
sejawat, diawali dengan pemberian materi sebagai usaha untuk
membangun konsep awal pada peserta didik. Selanjutnya, kegiatan
diskusi dilakukan untuk membahas suatu topik tertentu. Selanjutnya
dilakukan evaluasi untuk melihat ketercapaian dari pendidikan karakter.
3. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut menyatakan
bahwa karakter siswa SMK N 2 wonosari setelah pelaksanaan diskusi
teman sehawat adalah “Baik”. Sementara itu, hasil penelitian dari
penerapan model hipotetik tersebut menyatakan bahwa karakter siswa
SMK Muda Patria Kalasan setelah pelaksanaan diskusi teman sehawat
adalah “Cukup baik”.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta: hal. 297-298.
Dwi Siswoyo. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Hlm 20-50.
Alicia Komputer. 2008. Teori Pembentukan Karakter. Diambil dari URL:
http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html.
Diakses pada tanggal: 26 Mei 2010
7
Yahya Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri Mendongkrak
Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing. Hal: 1-3.
Depdiknas. 2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem pendidikan nasional. Hlm: 20-50.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di SMP. Tidak diterbitkan.
Monks, FJ & Knoers, AMP, Haditono, (1999). Psikolagi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Terjemahan Siti Rahayu Haditono).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
MODEL PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ABSTRAK
Oleh:
Untung Kurniawan, Uswatun Khasanah, Ihsan Ibrahim, Doni Sarosa,
Rahmahtyasari
Pembimbing : Zamtinah, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan menyusun desain model pendidikan karakter dan
menguji dampak dari penerapan model tersebut di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penelitian ini termasuk jenis Research dan Development (R&D) dengan
pengolahan data menggunakan teknik analisis deskriptif kulaitatif. Populasi pada
penelitian ini adalah SMK Negeri dan Swasta di DIY. Pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan teknik purpose random sampling. Sampel penelitian yang
diambil adalah 2 sekolah, yaitu 1 sekolah sebagai tempat untuk uji terbatas dari
model pendidikan karakter, dan 1 sekolah lain untuk uji luas (Uji pemakaian) dari
model pendidikan karakter.
Desain model pendidikan karakter yang telah dibuat berupa diskusi teman
sejawat. Model pendidikan karakter ini dibentuk berdasarkan studi literatur dan
wawancara ke beberapa guru SMK. Model pendidikan karakter ini telah diteliti di
SMK N 2 Wonosari dan dikembangkan di SMK Muda Patria Kalasan. Hasil dari
pengujian model pendidikan karakter di SMK N 2 Wonosari, menunjukan bahwa
karakter siswa SMK setelah pelaksanaan diskusi teman sejawat adalah “Baik”.
Model yang telah direvisi setelah pengujian akan diterakan di SMK Muda Patria
Kalasan. Hasil dari pengujian model pendidikan karakter di Muda Patria Kalasan,
menunjukan bahwa karakter siswa SMK setelah pelaksanaan diskusi teman
sejawat adalah “Cukup baik”
Kata kunci
: karakter siswa, model pendidikan karakter, diskusi teman sejawat.
2
I.
PENDAHULUAN
Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, setiap warga Negara
Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai minat dan
bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan
gender. Pemerataan kesempatan dan pencapaian mutu pendidikan akan
membuat warga Negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life skill)
sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi
masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani
dan modern yang dijiwai nilai – nilai Pancasila.
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun
2003 menjabarkan tujuan Negara Republik Indonesia dalam fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Bab II pasal 3 UU Sisdiknas no.20 tahun 2003 berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Dengan mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sebagaimana tersebut di atas, Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun
2010 mengembangkan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan,
termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Penanaman nilai dalam rangka pembentukan watak siswa telah dilakukan
dalam mata pelajaran pendidikan agama, kewarganegaraan, dan bahasa
Indonesia. Namun penanaman nilai tersebut masih dirasa kurang berhasil. Hal
tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya tindakan yang menunjukan
adanya penurunan moral. Tawuran pelajar, bolos sekolah, “tongkrangtongkrong”, “palak-malak”, pacaran, dan masih banyak lagi kasus kenakalan,
baik yang terekam maupun yang tidak terekam oleh media masa.
Merespons sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak
dan budi pekerti tersebut, mulai tahun 2010, kemendiknas telah
mengupayakan inovasi pendidikan karakter yang terintegrasi. Inovasi tersebut
adalah:
1. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua mata
pelajaran
2. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam pembinaan
kesiswaan
3. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi melalui pengelolaan
sekolah.
3
Melihat pada upaya inovasi pendidikan karakter yang telah dilakukan
oleh Kemendiknas, penelitian ini bertujuan untuk mencari model pendidikan
karakter seperti apa yang efektif untuk diterapkan. dengan ditemukannya
model pendidikan ini, diharapkan proses transformasi nilai-nilai keluhuran
dapat terlaksana secara efektif di sekolah.
Diharapkan dengan adanya model pendidikan karakter, penanaman
karakter kepada peserta didik akan lebih mudah dilakukan. Sehingga karakter
baik pada peserta didik akan membudaya dimanapun mereka berada.
II. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan
karakter yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan, proses pembuatan desain
model pendidikan karakter yang sesuai untuk diterapkan di Sekolah
Menengah Kejuruan, dan dampak dari penerapan model pendidikan karakter
di Sekolah Menengah Kejuruan.
III. METODE
A. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Research and Development (R&D).
Metode Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifannya
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah SMK di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Adapun sampel penelitian SMK N 2 Wonosari, SMK 1 PIRI
Yogyakarta, dan SMK Muda Patria Kalasan. Teknik purpose random
sampling digunakan untuk menentukan sampel penelitian.
C. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan
teknik analisis data deskriptif kualitatif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4
A. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMK
Pendidikan karkater di SMK secara terintegrasi dilaksanakan melalui
tiga cara. Ketiga cara tersebut adalah pendidikan karkater yang terintegrasi
melalui pengelolaan sekolah (manajemen sekolah), kegiatan pembelajaran,
dan pembinaan kesiswaan.
Pendidikan karakter tidak secara sepenuhnya dilakukan di beberapa
SMK. Beberapa SMK bahkan belum menerapkan pendidikan karakter.
Dan beberapa SMK hanya menerapkan SMK melalui kegiatan
pembelajaran di kelas.
B. Model Pendidikan Karakter
Salah satu upaya penanaman karakter mulia kepada peserta didik di
SMK dilakukan melalui kegitan pembinaan kesiswaan. Melalui proses
yang observasi dan wawancara, maka didapatkan salah satu model
pendidikan karakter. Model pendidikan tersebut adalah diskusi teman
sejawat.
Salah satu kegiatan kesiswaan di SMK dalah pendampingan siswa.
Pendampingan siswa merupakan kegiatan siswa yang dilakukan oleh guru
Bimbingan Konseling (BK). Diskusi teman sejawat merupakn inovasi dari
pelaksanaan pendampingan siswa.
1.
Draft awal model pendidikan karakter
Draft awal model pendidikan karakter dihasilkan setelah
melakukan berbagai studi literatur dan wawancara. Secara garis besar,
draft awal dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Draft awal model pendidikan karakter dengan diskusi
teman sejawat
Draft ini yang dikonsultasikan ke ahli pendidikan sebelum dibuat
model hipotetik. Setelah mendapat banyak masukan, maka draft
tersebut diperbaiki. Secara garis besar, model tersebut tampak seperti
gambar 2. Setelah diperbaiki, dan divalidasi, maka model pendidikan
ini menjadi model hipotetik sebagai kegiatan uji terbatas di SMK N 2
Wonosari.
5
Gambar 2. Desain model hipotetik pendidikan karakter dengan
diskusi teman sejawat
2. Uji model hipotetik (Uji terbatas)
Pelaksaan uji model hipotetik dilaksanakan di SMKN 2
Wonosari. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut
menyatakan bahwa karakter siswa SMK N 2 wonosari setelah
pelaksanaan diskusi teman sehawat adalah “Baik”.
Model tersebut juga telah mendapat banyak masukan dari guru
BK di SMK N 2 Wonosari. Setelah direvisi, maka model pendidikan
karakter secara garis besar terlihat pada gambar 3.
Gambar 3. Revisi desain model pendidikan karakter setelah uji
terbatas
3. Uji pemakaian (Uji Luas)
Pelaksaan uji model hipotetik dilaksanakan di SMK Muda Patria
Kalasan. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut
menyatakan bahwa karakter siswa SMK Muda Patria Kalasan setelah
pelaksanaan diskusi teman sehawat adalah “Cukup”.
Model tersebut juga telah mendapat banyak masukan dari guru
BK di tersebut. Setelah direvisi, maka model pendidikan karakter
secara garis besar terlihat pada gambar 4.
6
Gambar 4. Model Pendidikan Karakter dengan diskusi teman sejawat
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMK dilakukan secara terintegrasi
melalui pengelolaan sekolah, kegiatan pembelajaran, dan pembinaan
kesiswaan. Namun belum semua sekolah melaksanakan pendidikan
karakter secara terintegrasi.
2. Model pendidikan karakter dengan diskusi teman sejawat, secara garis
besar terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Pada tahap perencanaan, dicatat semua karakter yang akan
ditanamkan kepada peserta didik. Karakter tersebut akan ditanamkan
melalui pelaksanaan diskusi teman sejawat. Pelaksanaan diskusi teman
sejawat, diawali dengan pemberian materi sebagai usaha untuk
membangun konsep awal pada peserta didik. Selanjutnya, kegiatan
diskusi dilakukan untuk membahas suatu topik tertentu. Selanjutnya
dilakukan evaluasi untuk melihat ketercapaian dari pendidikan karakter.
3. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut menyatakan
bahwa karakter siswa SMK N 2 wonosari setelah pelaksanaan diskusi
teman sehawat adalah “Baik”. Sementara itu, hasil penelitian dari
penerapan model hipotetik tersebut menyatakan bahwa karakter siswa
SMK Muda Patria Kalasan setelah pelaksanaan diskusi teman sehawat
adalah “Cukup baik”.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta: hal. 297-298.
Dwi Siswoyo. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Hlm 20-50.
Alicia Komputer. 2008. Teori Pembentukan Karakter. Diambil dari URL:
http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html.
Diakses pada tanggal: 26 Mei 2010
7
Yahya Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri Mendongkrak
Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing. Hal: 1-3.
Depdiknas. 2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem pendidikan nasional. Hlm: 20-50.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di SMP. Tidak diterbitkan.
Monks, FJ & Knoers, AMP, Haditono, (1999). Psikolagi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Terjemahan Siti Rahayu Haditono).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.