IDENTIFIKASI FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI JLABAN SENTOLO KULON PROGO.
IDENTIFIKASI FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI JLABAN
SENTOLO KULON PROGO
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MAULIDA GANIS PURWANDARI
11108241115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MARET 2015
i
ii
iii
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)1
IDENTIFIKASI
FAKTOR
PENGHAMBAT
PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI JLABAN SENTOLO KULON
PROGO
IDENTIFICATION THE OBSTACLE FACTORS OF IMPLEMENTING
CURRICULUM 2013 AT SD NEGERI JLABAN SENTOLO KULON PROGO
Oleh : maulida ganis purwandari, pgsd/ppsd/fip, universitas negeri yogyakarta,
ganispurwandari@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penghambat pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SD Negeri Jlaban Sentolo Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara
dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah, reduksi data,
display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Subjek yang
digunakan dalam penetilian ini yaitu kepala sekolah, guru kelas I, II, IV dan V serta peserta
didik. Sedangkan objek penelitian ini yaitu faktor penghambat pelaksanaan Kurikulum 2013 di
SD Negeri Jlaban Sentolo Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor
intern dan ekstern yang menjadi penghambat pelaksanaan Kurikulum 2013. Faktor internal
pengetahuan guru yang berupa RPP yang belum memuat pendekatan scientific, pengelolaan
kelas, pengelolaan waktu menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013, sedangkan psikologis dan
jasmaniah tidak menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013. Faktor eksternal yang berupa
peserta didik yang belum beradaptasi, pendekatan scientific yang masih sulit dilakukan, materi
yang tidak sampai mendalam, sarana prasarana yang belum mendukung, penilaian yang terlalu
banyak, memakan waktu yang lama, rumit dan mendetail serta belum adanya blangko rapor
(hasil belajar peserta didik selama satu semester) resmi dari pemerintah pusat dan hasil rapor
yang membuat orangtua/ wali peserta didik merasa tidak puas karena berupa deskripsi
menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013.
Kata kunci: faktor penghambat, Kurikulum 2013, sekolah dasar.
ABSTRACT
This research aims for identifying the obstacle factors of implementing Curriculum
2013 at SD Negeri Jlaban Sentolo Kulon Progo. This research is a descriptive qualitative
research. The technique for collecting data is by doing observation, interview and
documentation study. The data are analyzed by using steps, data reduction, data display, and
making a conclusion. The technique for investigating data validity is by using triangulation,
such as technique triangulation and source triangulation. The subjects which are used in this
research are the headmaster, the classroom teachers of 1st, 2nd, 4th, and 5th grade, and the
students. While the object of this research is the obstacle factors of implementing Curriculum
2013 at SD Negeri Jlaban Sentolo Kulon Progo. The result of this research shows that there are
internal and external factors which obstruct the implementation of Curriculum 2013. Internal
factors include the teacher’s ability on making RPP which has not accommodated the scientific
approach, class management, and time management obstructs the implementation of
Curriculum 2013, while psychological and bodily do not obstruct the implementation of
Curriculum 2013. External factors include the students who have not adapted, the scientific
approach which is difficult to be done, the materials which have not been materialized deeply,
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
unsupported mediums and infrastructure, too many assessments, spend much time, complicated,
and detail also there is no legitimate report blank (students’ result of learning during one
semester) from the central government and the report which makes the parents are not satisfied
because it is a description that obstruct the implementation of Curriculum 2013.
Keywords : the obstacles factors, Curriculum 2013, elementary school.
strategi
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar
dan
terencana
suasana
untuk
belajar
mewujudkan
dan
proses
pelaksanaan
pendidikan.
Pemerintah menyusun strategi tersebut
melalui suatu kurikulum. Kurikulum
dilihat sebagai rencana
adalah suatu
pembelajaran agar peserta didik secara
program pendidikan yang disediakan
aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk
untuk
spiritual
(Oemar Hamalik, 2011: 17). Dengan
diri,
program tersebut para peserta didik
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
melakukan berbagai kegiatan, sehingga
serta keterampilan yang diperlukan
terjadi perubahan dan perkembangan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
tingkah laku peserta didik, sesuai
(UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
dengan tujuan pendidikan.
memiliki
keagamaan,
kekuatan
pengendalian
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1).
Pendidikan
peserta
didik
Kurikulum merupakan suatu alat
kekuatan
yang penting bagi keberhasilan suatu
dalam
pendidikan, sebab pendidikan tanpa
kehidupan manusia di masa depan.
adanya kurikulum sangatlah sulit untuk
Pendidikan
dilaksanakan.
(pengaruh)
memiliki
mencerdaskan
yang
dinamis
yang
baik
dapat
Pendidikan
tanpa
mengembangkan berbagai potensi yang
kurikulum
dimiliki peserta didik secara optimal,
berjalan tidak tahu arah. Jika seseorang
yaitu pengembangan potensi individu
tersebut berjalan dengan tidak tahu arah,
yang setinggi-tingginya dalam aspek
maka sulit baginya untuk sampai pada
fisik, intelektual, emosional, sosial dan
tujuan
spiritual,
tahap
pendidikan, kurikulum adalah pedoman
karakteristik
atau acuan kemana pendidikan harus
sesuai
perkembangan
dengan
serta
seseorang
perjalanannya.
lingkungan fisik dan lingkungan sosio-
berjalan.
budaya dimana dia hidup.
mengarahkan
Perencanaan
ibarat
Pedoman
Begitu
ini
pendidikan
yang
juga
akan
untuk
penyelenggaraaan
mencapai tujuan yang telah dicita-
pendidikan secara sistematis dibutuhkan
citakan. Sama halnya dengan sekolah,
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)3
jika
kurikulumnya
bagus
disertai
kurikulum
tersebut.
Bahkan
sangat
dengan guru yang profesional maka
dimungkinkan, dalam satu sekolah,
proses akan berjalan dengan baik dan
belum
diharapkan tujuan-tujuan pendidikan di
menerapkannya.
Setelah
Indonesia dapat tecapai.
Perkembangan
Indonesia
sangatlah
semua
setahun
akan
pelaksanaan
di
kurikulum 2013 ini, banyak sekali
terbukti
permasalahan yang muncul. Mulai dari
pendidikan
pesat,
kelas
berbagai pembaharuan, pengembangan
guru
dalam bidang pendidikan dilakukan
menggunakan
pemerintah
media yang harus selalu disertakan
sumber
baik
daya
kurikulum
dari
peningkatan
pengajar
yang
akan
maupun
digunakan.
yang
kurang
siap
kurikulum
dalam
baru
ini,
dalam setiap proses pembelajaran yang
belum
tentu
semua
guru
Perubahan dan perbaikan kurikulum
mempersiapkannya, metode dan strategi
pendidikan di Indonesia tentunya tidak
yang harus disusun agar sesuai dengan
begitu saja diubah, namun harus melalui
acuan
prinsip-prinsip
pengembangan
penilaian proses dan hasil yang dirasa
kurikulum agar suatu perubahan dan
rumit oleh guru dan kesiapan siswa atau
perbaikan dapat lebih terarah sesuai
sekolah itu sendiri.
mensosialisasikan
Kurikulum
2013,
Berdasarkan
dengan tujuan pendidikan Indonesia.
Pemerintah
kurikulum
observasi
sampai
yang
telah
telah peneliti lakukan di SD N Jlaban
2013
Sentolo
Kabupaten
Kulon
Progo,
sebelum tahun pelajaran baru 2013,
kurikulum 2013 ini telah diterapkan
namun
justru
pada kelas 1, 2, 4 dan kelas 5. Guru
kesiapan pemerintah sendiri yang belum
yang mengajar di kelas 1, 2, 4 dan kelas
maksimal dalam implementasi terhadap
5 wajib menggunakan tema dalam
para guru. Menurut Muhammad Nuh
proses pembelajarannya. Setiap kali
(2013), Pelaksanaan Kurikulum 2013
proses pembelajaran berlangsung, guru
untuk jenjang Sekolah Dasar hingga
harus
Sekolah
Atas/Sekolah
scientific. Selain itu, guru juga harus
Menengah Kejuruan akan diterapkan
menyiapkan rubrik penilaian untuk
secara bertahap dan terbatas. Artinya,
menilai
belum semua sekolah akan menerapkan
pembelajaran
pada
kenyataannya
Menengah
menggunakan
siswa
mulai
pendekatan
dari
sampai
proses
hasil
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
pembelajaran yang dilakukan. Menurut
dan mengkomunikasikan banyak yang
guru, proses penilaian ini lah yang
tidak dilakukan.
dirasa paling sulit karena guru harus
Kepala
sekolah
menyebutkan
mengamati tiga aspek keterampilan
bahwa guru kelas I, II, IV dan V telah
peserta didik, yaitu kognitif, afektif, dan
siap dalam melaksanakan Kurikulum
psikomotor yang diwujudkan dalam
2013 di SD Negeri Jlaban ini. Namun,
rubrik penilaian. Rubrik penilaian ini
menurut kepala sekolah, guru kelas I, II,
dibuat sendiri oleh guru sesuai dengan
IV dan V masih harus belajar banyak
tujuan yang ingin dicapai dan kondisi
mengenai Kurikulum 2013 terutama
siswa.
pada pengelolaan waktu dan penilaian.
Dalam melaksanakan Kurikulum
Hal
ini
karena
Kurikulum
2013
2013 ini, guru kelas I, II, IV dan V
merupakan sesuatu yang baru dan beda
seringkali
dalam
dari kurikulum sebelumnya sehingga
pembelajaran.
guru harus dapat beradaptasi terlebih
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
dahulu. Sedangkan untuk peserta didik,
yaitu satu pembelajaran disampaikan
kepala sekolah menerangkan bahwa
dalam satu hari. Namun, di SD Negeri
peserta didik butuh waktu untuk belajar
Jlaban banyak mata pelajaran yang
menggunakan metode baru, dalam hal
harus
selain
ini pendekatan scientific. Peserta didik
pembelajaran tema seperti Agama, Pkn,
terlihat masih bingung dalam mengikuti
Olahraga, Bahasa Inggris untuk kelas
pembelajaran Kurikulum 2013 yang
atas, Seni Tari, Seni Lukis, dan Seni
menggunakan pendekatan scientific ini.
terlihat
mengelola
waktu
diajarkan
kesulitan
juga
Musik sehingga pembelajaran dalam
Guru kelas I, II, IV dan V masih
Kurikulum 2013 tidak selalu dapat
terus belajar mengenai penilaian dalam
diselesaikan dalam satu hari. Karena
Kurikulum 2013. Hal ini disampaikan
keterbatasan waktu juga, pendekatan
oleh guru kelas I bahwa untuk penilaian
scientific
dapat
guru-guru seringkali berdiskusi dan
Banyak
bertanya jawab mengenai kesulitan
kegiatan yang hanya diwujudkan dalam
yang dihadapi. Kesulitan ini seperti
membaca
tugas.
pembuatan rubrik, penggunaan rubrik
Untuk kegiatan mengamati, mencoba
dan pengisiannya. Selain itu guru juga
ini
dilaksanakan
dan
juga
belum
sepenuhnya.
mengerjakan
masih belajar mengenai metode yang
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)5
digunakan
dalam
melakukan
pembelajaran Kurikulum 2013 karena
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah
metode yang digunakan banyak dan
menggunakan pendekatan kualitatif.
berganti-ganti.
Kurikulum
2013
telah
Subjek Penelitian
diterapkan di SD N Jlaban hampir satu
Subjek dalam penelitian ini yaitu
tahun. Dalam periode satu tahun ini
kepala sekolah, guru kelas I, II, IV dan
pasti ada kendala dan hambatan yang
V, serta peserta didik
ditemui dalam melaksanakan kurikulum
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
2013. Oleh karena itu, peneliti ingin
dilakukan
mulai
mengetahui apa saja faktor penghambat
tanggal 12 Januari 2015 sampai tanggal
pelaksanaan kurikulum 2013 di SD N
24 Februari 2015 di SD Negeri Jlaban
Jlaban Sentolo Kabupaten Kulon Progo.
Sentolo Kulon Progo.
Maka dengan adanya penelitian ini
Teknik Pengumpulan Data
diharapkan
dapat
menjadi
Teknik pengumpulan data pada
evaluasi
berbagai pihak mengenai penerapan
penelitian
kurikulum 2013 yang telah berlangsung
wawancara, dan studi dokumentasi.
hampir satu tahun ini dan juga untuk
Instrumen Penelitian
meningkatkan
mutu
pendidikan
ini
adalah
Instrumen
dalam
observasi,
penelitian
terutama di sekolah dasar di Dinas
kualitatif adalah peneliti itu sendiri,
Pendidikan Kabupaten Kulon Progo
namun peneliti membutuhkan alat bantu
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
untuk mendukung pengambilan data
Rumusan
masalah
dalam
dalam penelitian ini yaitu pedoman
penelitian ini yaitu “Apa saja faktor
observasi dan pedoman wawancara.
penghambat
Teknik Analisis Data
pelaksanaan
Kurikulum
2013 di SD N Jlaban Sentolo kulon
Progo.”
Data
dianalisis
dengan
menggunakan langkah-langkah reduksi
Penelitian
ini
dilaksanakan
data,
display
data
dengan tujuan untuk mengidentifikasi
kesimpulan.
faktor
Keabsahan Data
penghambat
pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SD N Jlaban
Sentolo Kulon Progo.
dan
penarikan
Teknik pemeriksaan keabsahan
data
dengan
menggunakan
teknik
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
triangulasi
sumber
dan
triangulasi
teknik.
kepala sekolah atau guru senior yang
ditunjuk
oleh
kepala
sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan
oleh guru secara berkelompok melalui
MGMP antarsekolah atau antarwilayah
penelitian
yang
dikoordinasikan dan disupervisi oleh
telah dilakukan, faktor intern yang
pengawas
atau
dinas
pendidikan
berupa psikologis dan jasmaniah guru
(Permendikbud, 2013:38). Jadi, agar
tidak mengalami hambatan atau tidak
pembelajaran
berjalan
menjadi penghambat Kurikulum 2013.
hendaknya
sudah
Guru yang keadaan psikologisnya stabil
pembelajaran di awal semester dimulai.
lancar,
siap
RPP
ketika
dan memiliki kematangan emosi, akan
RPP yang disiapkan guru masih
dapat mengemban tugasnya dengan
mengacu pada Permendikbud No 81 A
baik. Jika guru mempunyai keadaan
Tahun 2013. Sedangkan untuk saat ini
psikologis yang telah dipaparkan di
sudah ada permendikbud baru yang
atas, maka guru dapat menyelesaikan
mengatur
hambatan dalam mengajar dengan baik.
Permendikbud No 103 Tahun 2014.
Salah satu komponen yang harus
Penggunaan RPP yang masih mengacu
ada dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
pada permendikbud lama dikarenakan
yaitu
belum
RPP.
Namun,
guru
yang
tentang
ada
RPP
sosialisasi
yaitu
mengenai
mengampu Kurikulum 2013 di SD
penggunaan RPP yang baru berdasar
Negeri Jlaban ini tidak semuanya
Permendikbud No 103 Tahun 2014.
Setelah dianalisis, RPP yang
menyiapkan RPP ketika akan mengajar.
Namun,
berdasarkan
Permendikbud
dibuat
guru
belum
sesuai
Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun
himbauan
2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Tahun 2013. Ketidaksesuaian tersebut
menyatakan bahwa Pengembangan RPP
terdapat pada kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh guru secara mandiri
yang belum mengacu pada proses
dan/atau secara bersama-sama melalui
pendekatan scientific.
musyawarah
guru
(MGMP)
dalam
tertentu
di
difasilitasi
Mata
pelajaran
Kurikulum
2013
No
81A
menuntut
sekolah
peserta didik aktif dalam pembelajaran.
disupervisi
Namun, guru mengalami kesulitan saat
suatu
dan
Permendikbud
dengan
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)7
memancing pengetahuan peserta didik
kurang antusias karena merasa hal
karena sebelumnya guru lah yang aktif,
tersebut susah. Ini merupakan tugas
sedangkan sekarang peserta didik lah
guru untuk membuat peserta didik
yang
mencari
antusias. Guru hendaknya melakukan
Guru
pembelajaran yang inovatif, kreatif dan
hendaknya selalu memancing sikap
menyenangkan sesuai dengan imbauan
kritis peserta didik agar peserta didik
Permendikbud Nomor 81 A Tentang
mau
Implementasi Kurikulum (2013: 43-44)
aktif
dalam
pengetahuannya
sendiri.
berbicara,
berpendapat
dan
yang berbunyi
menyampaikan hasil pekerjaannya.
Pengelolaan
dilakukan
waktu
karena
tidak
“Kegiatan inti merupakan
proses pembelajaran untuk
mencapai
tujuan,
yang
dilakukan secara interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta didik untuk secara
aktif
menjadi
pencari
informasi, serta memberikan
ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan
bakat,
minat
dan
perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.”
Berdasarkan penelitian yang
sulit
semua
pembelajaran dapat selesai satu hari,
jika tidak selesai dijadikan PR atau
kalau masih ada waktu dilanjutkan di
hari berikutnya. Begitu pula dengan
pengelolaan kelas. Dalam Kurikulum
2013, pengelolaan kelas disesuaikan
dengan kebutuhan materi. Pengelolaan
kelas yang menuntut kondisi kelas
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
dilakukan, peserta didik masih merasa
materi menyulitkan guru.
Berdasarkan
penelitian
yang
kesulitan untuk melakukan kegiatan
dilakukan, antusiasme peserta didik
yang
terhadap pembelajaran Kurikulum 2013
scientific sehingga perlu beradaptasi
tergantung pada materi yang diberikan.
dengan
Misalnya untuk
Kurikulum
materi mengamati,
menggunakan
model
2013.
pendekatan
pembelajaran
Hal
ini
di
karena
simulasi dan permainan peserta didik
pendekatan scientific yang digunakan
antusias. Namun, jika untuk mencari
dirasa terlalu tinggi untuk peserta didik.
sendiri
Peserta didik dituntut untuk melakukan
materi,
mengungkapkan
hasil
berbagai hal untuk mencapai sebuah
pekerjaan dan membuat sesuatu dari
materi sedangkan peserta didik belum
hasil pembelajaran peserta didik masih
siap.
pendapat,
menyampaikan
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Berdasarkan wawancara dengan
Selain itu, pendekatan scientific juga
peserta didik, peserta didik mengeluh
terkendala oleh waktu dan sarana
jika
prasarana.
pembelajaran
yang
dilakukan
Berdasarkan data yang diperoleh
melalui proses yang banyak. Misalnya
peserta didik diminta untuk mencari
peneliti,
materi sendiri di internet. Hal ini bukan
Kurikulum
hanya menyulitkan peserta didik, tetapi
sehingga guru masih harus mencarinya
juga orangtua/wali peserta didik yang
di sumber lain seperti internet, buku,
tidak
internet.
maupun narasumber. Sebenarnya buku
Selain itu, peserta didik mengeluh jika
untuk Kurikulum 2013 telah diberikan
terlalu banyak diminta untuk membaca
oleh
teks,
lainnya,
sekolah berupa buku teks pelajaran atau
menanggapi
buku siswa. Untuk buku siswa dan guru
dapat
menggunakan
buku
diminta
atau
referensi
berpendapat,
pendapat
teman
dan
mengkomunikasikan
hasil
secara
materi
yang
2013
pemerintah
terlalu
telah
pada
dalam
dangkal
kepada
spesifik
sebelumnya
ada
sekolah-
dijelaskan
konsep
dasar
pekerjaannya. Berdasarkan wawancara
Kurikulum 2013, di mana buku siswa
dengan
didik
dan buku guru merupakan salah satu
membutuhkan waktu untuk beradaptasi
komponen dari konsep dasar Kurikulum
dengan model pembelajaran Kurikulum
2013. Namun, materi dalam buku teks
2013.
untuk
dirasa kurang mendalam khususnya
membiasakan peserta didik mempunyai
untuk kelas tinggi sehingga hal ini
sikap
membuat guru dan peserta didik kadang
guru,
peserta
Guru
kritis
bertugas
dan
tanggap
melalui
pendekatan scientific ini.
scientific
Pendekatan
meliputi
harus mencari di referensi lain.
mengamati,
mencoba,
yang
Alasan
menanya,
membebankan
menalar
pemerintah
materi
terlalu
tidak
berat
dan
kepada peserta didik adalah karena
mengkomunikasikan ini belum dapat
untuk peserta didik sekolah dasar
dilaksanakan
pemerintah
sepenuhnya.
Hal
ini
menekankan
pada
dipengaruhi berbagai faktor antara lain
pembentukan sikap di mana peserta
materi,
dapat
didik dibentuk budi pekerti dan karakter
menggunakan
yang baik. Hal ini juga sesuai dengan
tidak
diajarkan
pendekatan
semua
dengan
scientific
materi
sepenuhnya.
wawancara
dengan
kepala
sekolah
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)9
bahwa untuk jenjang sekolah dasar
fakta perseptual, artinya anak mampu
materi yang diberikan hanya sedikit,
berfikir logis, tetapi masih terbatas pada
lebih ditekankan kepada pembentukan
objek-objek
sikap sebagai bekal untuk melanjutkan
melakukan konservasi. Oleh karena itu,
pendidikan di jenjang berikutnya.
pengadaan
Kelancaran
pembelajaran
kongkret
media
dan
dalam
mampu
suatu
pembelajaran sangatlah diperlukan.
Dalam
dalam Kurikulum 2013 juga dilihat dari
wawancara
yang
ada atau tidaknya sarana dan prasarana
dilakukan dengan guru, media dalam
yang mendukung pembelajaran. Sarana
pembelajaran sering dibuat oleh guru
atau alat adalah sesuatu yang diperlukan
sendiri seperti media gambar, alat
dalam pembelajaran, mudah dipindah
percobaan bunyi, bangun datar, bangun
atau dapat dibawa oleh pelakunya
ruang dan sebagainya. Namun, media
(Agus
4).
ini tidak setiap pembelajaran dibuat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
Media ini menyesuaikan dengan materi
terdapat sarana prasarana yang perlu
yang akan diberikan kepada peserta
perbaikan seperti bangku dan kursi
didik. Dalam observasi, hanya guru
untuk semua kelas, jam dinding dan
kelas V yang menggunakan media
lampu untuk kelas II, dan LCD yang
konkret yang berupa media gambar
dibutuhkan untuk pembelajaran serta
untuk menjelaskan organ pada hewan.
alat peraga seperti microskop, alat-alat
Guru yang lain hanya menggunakan alat
percobaan untuk IPA dan lain-lain yang
yang ada di kelas dan di sekitar sekolah.
S.
Suryobroto,
2004:
Penilaian
memerlukan pengadaan.
Sarana prasarana yang dibuat
usaha
guru
merupakan
untuk
suatu
mendapatkan
sendiri oleh guru yang biasa disebut
informasi tentang proses dan hasil
media merupakan hal yang sangat
belajar yang telah dicapai oleh peserta
penting dalam proses pembelajaran di
didik. Pada saat penelitian, guru tidak
sekolah dasar. Hal ini dijelaskan oleh
menggunakan penilaian rubrik saat
Jean Piaget dalam Sugihartono (2007:
pembelajaran. Berdasarkan wawancara
109) bahwa peserta didik berada pada
kepada guru, penilaian rubrik dilakukan
tahap operasional kongkret. Pada tahap
setelah
ini anak mengembangkan pemikiran
mengingat-ingat kembali sikap peserta
logis, masih sangat terikat pada fakta-
didik pada saat pembelajaran.
pembelajaran
selesai.
Guru
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Berdasarkan
Permendikbud
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
penilaian
kinerja/unjuk
kerja
dan
portofolio.
Sedangkan
2013 tentang standar proses pendidikan
untuk
membuat
dasar dan menengah Bab V Penilaian
rapor, guru kesulitan karena tidak ada
Hasil dan Proses Pembelajaran yang
blangko yang pasti dari dinas. Blangko
menyatakan bahwa penilaian proses
tersebut juga dikerjakan secara manual
pembelajaran menggunakan pendekatan
sehingga
penilaian autentik (authentic assesment)
banyak
yang menilai kesiapan peserta didik,
Disebutkan dalam Imas Kurinasih dan
proses, dan hasil belajar secara utuh.
Berlin (2014: 7) bahwa kekurangan dan
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat
kelemahan
digunakan
kurikulum bisa saja bersumber pada
sebagai
memperbaiki
sesuai
bahan
proses
dengan
Pendidikan
untuk
pembelajaran
Standar
(2013:11).
persepsi
guru
harus
meluangkan
waktu
untuk
menulisnya.
dalam
yang
berbeda
implementasi
di
antara
Penilaian
komponen-komponen pelaksana dalam
Mengenai
hal ini kepala dinas, pengawas, kepala
dapat
sekolah, dan guru, dan juga kurang
menilai
mampunyai menerjemahkan kurikulum
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
ke dalam operasi pembelajaran. Hal ini
keterampilan
ada
yang terjadi pada guru-guru di Sentolo
setidaknya 4 penilaian yang digunakan,
bahwa blangko untuk pengisisan rapor
yaitu penilaian kinerja/unjuk kerja,
belum ada dan jika pun ada formatnya
penilaian diri, penilaian proyek, dan
berbeda. Blangko tersebut juga baru ada
penilaian portopolio. Kendala yang
ketika waktu pembagian rapor tinggal
dialami adalah waktu yang sangat
beberapa hari sehingga persiapan guru
banyak untuk melakukan penilaian.
kurang.
konsep
penilaian
dijelaskan
Autentik
bahwa
untuk
peserta
didik
Penilaian yang sangat banyak dan
Hasil akhir dari Kurikulum 2013
harus
merupakan akumulasi dari berbagai
mengeluarkan tenaga dan waktu yang
penilaian yang berupa deskripsi. Rapor
tidak sedikit. Guru juga masih merasa
yang dibagikan kepada orangtua/ wali
sulit
rubrik.
peserta didik berupa deskripsi. Hal ini
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
yang menuai protes dari orangtua/ wali
guru dalam menilai baru menggunakan
peserta didik. Orangtua/ wali peserta
mendetail
membuat
untuk
guru
membuat
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)11
didik tidak dapat mengetahui berapa
Hasil penelitian menunjukkan
nilai anak dan berapa rankingnya. Hal
bahwa terdapat faktor internal dan
ini menyebabkan ketidakpuasan yang
eksternal yang menjadi penghambat
dirasakan oleh orangtua/wali peserta
pelaksanaan Kurikulum 2013. Faktor
didik. Oleh karena itu, orangtua/ wali
internal pengetahuan guru yang berupa
peserta didik berharap agar hasil rapor
RPP yang belum memuat pendekatan
untuk Kurikulum 2013 dapat direvisi
scientific,
pengelolaan
atau dirubah lagi agar orangtua/ wali
pengelolaan
waktu
peserta didik dapat memahami secara
pelaksanaan
konkret
sedangkan psikologis dan jasmaniah
kelebihan
dan
kekurangan
kelas,
menghambat
Kurikulum
anaknya dalam belajar di sekolah dan
tidak
diharapkan dapat melakukan tindakan
Kurikulum 2013. Faktor eksternal yang
selanjutnya untuk memperbaiki prestasi
berupa
anaknya yang dianggap kurang.
beradaptasi, pendekatan scientific yang
Pada saat penelitian dilakukan,
menghambat
2013,
peserta
didik
pelaksanaan
yang
belum
masih sulit dilakukan, materi yang tidak
oleh
sampai mendalam, sarana prasarana
pemerintah mengenai kurikulum yang
yang belum mendukung, penilaian yang
dijalankan. Pada tanggal 5 Desember
terlalu banyak, memakan waktu yang
2013,
Anies
lama, rumit dan mendetail serta belum
untuk
adanya blangko rapor (hasil belajar
menghentikan Kurikulum 2013 dan
peserta didik selama satu semester)
menggantinya dengan Kurikulum KTSP
resmi dari pemerintah pusat dan hasil
(surat
terlampir).
rapor yang membuat orangtua/ wali
dilandasi
peserta didik merasa tidak puas karena
terjadi
perubahan
Menteri
Baswedan
kebijakan
Pendidikan
memutuskan
pemberitahuan
Pergantian
kurikulum
ini
karena Kurikulum 2013 merupakan
berupa
deskripsi
menghambat
kurikulum yang setengah matang dan
pelaksanaan Kurikulum 2013.
perlu dikaji ulang serta banyak sekali
kendala di sana sini.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Agus S. Suryobroto. (2004) Sarana dan
Prasarana Pendidikan Jasmani.
Universitas Negeri Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Simpulan
12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Imas Kurinasih dan Berlin Sani. (2014).
Implementasi Kurikulum 2013
Konsep dan Penerapan. Surabaya:
Kata Pena.
Iwan Kusdian. (2013). Kurikulum 2013.
https://www.academia.edu/53553
70/Kurikulum_2013
diakses
tanggal 14 Oktober 2014)
Kemdikbud. (2013). Permendikbud No
65 tahun 2013 tentang Standar
Proses. Jakarta:Kemdikbud
_________. (2013). Permendikbud RI
No 81A tahun 2013 Tentang
Implementasi
Kurikulum.
Jakarta:Kemdikbud
_________. (2014). Permendikbud
Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kemdikbud.
Kepres. UU RI Nomor 20 Tahun 2003
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional.
Oemar Hamalik. (2006). Manajemen
Pengembangan
Kurikulum.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.
KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI JLABAN
SENTOLO KULON PROGO
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MAULIDA GANIS PURWANDARI
11108241115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MARET 2015
i
ii
iii
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)1
IDENTIFIKASI
FAKTOR
PENGHAMBAT
PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI JLABAN SENTOLO KULON
PROGO
IDENTIFICATION THE OBSTACLE FACTORS OF IMPLEMENTING
CURRICULUM 2013 AT SD NEGERI JLABAN SENTOLO KULON PROGO
Oleh : maulida ganis purwandari, pgsd/ppsd/fip, universitas negeri yogyakarta,
ganispurwandari@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penghambat pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SD Negeri Jlaban Sentolo Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara
dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah, reduksi data,
display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Subjek yang
digunakan dalam penetilian ini yaitu kepala sekolah, guru kelas I, II, IV dan V serta peserta
didik. Sedangkan objek penelitian ini yaitu faktor penghambat pelaksanaan Kurikulum 2013 di
SD Negeri Jlaban Sentolo Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor
intern dan ekstern yang menjadi penghambat pelaksanaan Kurikulum 2013. Faktor internal
pengetahuan guru yang berupa RPP yang belum memuat pendekatan scientific, pengelolaan
kelas, pengelolaan waktu menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013, sedangkan psikologis dan
jasmaniah tidak menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013. Faktor eksternal yang berupa
peserta didik yang belum beradaptasi, pendekatan scientific yang masih sulit dilakukan, materi
yang tidak sampai mendalam, sarana prasarana yang belum mendukung, penilaian yang terlalu
banyak, memakan waktu yang lama, rumit dan mendetail serta belum adanya blangko rapor
(hasil belajar peserta didik selama satu semester) resmi dari pemerintah pusat dan hasil rapor
yang membuat orangtua/ wali peserta didik merasa tidak puas karena berupa deskripsi
menghambat pelaksanaan Kurikulum 2013.
Kata kunci: faktor penghambat, Kurikulum 2013, sekolah dasar.
ABSTRACT
This research aims for identifying the obstacle factors of implementing Curriculum
2013 at SD Negeri Jlaban Sentolo Kulon Progo. This research is a descriptive qualitative
research. The technique for collecting data is by doing observation, interview and
documentation study. The data are analyzed by using steps, data reduction, data display, and
making a conclusion. The technique for investigating data validity is by using triangulation,
such as technique triangulation and source triangulation. The subjects which are used in this
research are the headmaster, the classroom teachers of 1st, 2nd, 4th, and 5th grade, and the
students. While the object of this research is the obstacle factors of implementing Curriculum
2013 at SD Negeri Jlaban Sentolo Kulon Progo. The result of this research shows that there are
internal and external factors which obstruct the implementation of Curriculum 2013. Internal
factors include the teacher’s ability on making RPP which has not accommodated the scientific
approach, class management, and time management obstructs the implementation of
Curriculum 2013, while psychological and bodily do not obstruct the implementation of
Curriculum 2013. External factors include the students who have not adapted, the scientific
approach which is difficult to be done, the materials which have not been materialized deeply,
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
unsupported mediums and infrastructure, too many assessments, spend much time, complicated,
and detail also there is no legitimate report blank (students’ result of learning during one
semester) from the central government and the report which makes the parents are not satisfied
because it is a description that obstruct the implementation of Curriculum 2013.
Keywords : the obstacles factors, Curriculum 2013, elementary school.
strategi
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar
dan
terencana
suasana
untuk
belajar
mewujudkan
dan
proses
pelaksanaan
pendidikan.
Pemerintah menyusun strategi tersebut
melalui suatu kurikulum. Kurikulum
dilihat sebagai rencana
adalah suatu
pembelajaran agar peserta didik secara
program pendidikan yang disediakan
aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk
untuk
spiritual
(Oemar Hamalik, 2011: 17). Dengan
diri,
program tersebut para peserta didik
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
melakukan berbagai kegiatan, sehingga
serta keterampilan yang diperlukan
terjadi perubahan dan perkembangan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
tingkah laku peserta didik, sesuai
(UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
dengan tujuan pendidikan.
memiliki
keagamaan,
kekuatan
pengendalian
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1).
Pendidikan
peserta
didik
Kurikulum merupakan suatu alat
kekuatan
yang penting bagi keberhasilan suatu
dalam
pendidikan, sebab pendidikan tanpa
kehidupan manusia di masa depan.
adanya kurikulum sangatlah sulit untuk
Pendidikan
dilaksanakan.
(pengaruh)
memiliki
mencerdaskan
yang
dinamis
yang
baik
dapat
Pendidikan
tanpa
mengembangkan berbagai potensi yang
kurikulum
dimiliki peserta didik secara optimal,
berjalan tidak tahu arah. Jika seseorang
yaitu pengembangan potensi individu
tersebut berjalan dengan tidak tahu arah,
yang setinggi-tingginya dalam aspek
maka sulit baginya untuk sampai pada
fisik, intelektual, emosional, sosial dan
tujuan
spiritual,
tahap
pendidikan, kurikulum adalah pedoman
karakteristik
atau acuan kemana pendidikan harus
sesuai
perkembangan
dengan
serta
seseorang
perjalanannya.
lingkungan fisik dan lingkungan sosio-
berjalan.
budaya dimana dia hidup.
mengarahkan
Perencanaan
ibarat
Pedoman
Begitu
ini
pendidikan
yang
juga
akan
untuk
penyelenggaraaan
mencapai tujuan yang telah dicita-
pendidikan secara sistematis dibutuhkan
citakan. Sama halnya dengan sekolah,
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)3
jika
kurikulumnya
bagus
disertai
kurikulum
tersebut.
Bahkan
sangat
dengan guru yang profesional maka
dimungkinkan, dalam satu sekolah,
proses akan berjalan dengan baik dan
belum
diharapkan tujuan-tujuan pendidikan di
menerapkannya.
Setelah
Indonesia dapat tecapai.
Perkembangan
Indonesia
sangatlah
semua
setahun
akan
pelaksanaan
di
kurikulum 2013 ini, banyak sekali
terbukti
permasalahan yang muncul. Mulai dari
pendidikan
pesat,
kelas
berbagai pembaharuan, pengembangan
guru
dalam bidang pendidikan dilakukan
menggunakan
pemerintah
media yang harus selalu disertakan
sumber
baik
daya
kurikulum
dari
peningkatan
pengajar
yang
akan
maupun
digunakan.
yang
kurang
siap
kurikulum
dalam
baru
ini,
dalam setiap proses pembelajaran yang
belum
tentu
semua
guru
Perubahan dan perbaikan kurikulum
mempersiapkannya, metode dan strategi
pendidikan di Indonesia tentunya tidak
yang harus disusun agar sesuai dengan
begitu saja diubah, namun harus melalui
acuan
prinsip-prinsip
pengembangan
penilaian proses dan hasil yang dirasa
kurikulum agar suatu perubahan dan
rumit oleh guru dan kesiapan siswa atau
perbaikan dapat lebih terarah sesuai
sekolah itu sendiri.
mensosialisasikan
Kurikulum
2013,
Berdasarkan
dengan tujuan pendidikan Indonesia.
Pemerintah
kurikulum
observasi
sampai
yang
telah
telah peneliti lakukan di SD N Jlaban
2013
Sentolo
Kabupaten
Kulon
Progo,
sebelum tahun pelajaran baru 2013,
kurikulum 2013 ini telah diterapkan
namun
justru
pada kelas 1, 2, 4 dan kelas 5. Guru
kesiapan pemerintah sendiri yang belum
yang mengajar di kelas 1, 2, 4 dan kelas
maksimal dalam implementasi terhadap
5 wajib menggunakan tema dalam
para guru. Menurut Muhammad Nuh
proses pembelajarannya. Setiap kali
(2013), Pelaksanaan Kurikulum 2013
proses pembelajaran berlangsung, guru
untuk jenjang Sekolah Dasar hingga
harus
Sekolah
Atas/Sekolah
scientific. Selain itu, guru juga harus
Menengah Kejuruan akan diterapkan
menyiapkan rubrik penilaian untuk
secara bertahap dan terbatas. Artinya,
menilai
belum semua sekolah akan menerapkan
pembelajaran
pada
kenyataannya
Menengah
menggunakan
siswa
mulai
pendekatan
dari
sampai
proses
hasil
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
pembelajaran yang dilakukan. Menurut
dan mengkomunikasikan banyak yang
guru, proses penilaian ini lah yang
tidak dilakukan.
dirasa paling sulit karena guru harus
Kepala
sekolah
menyebutkan
mengamati tiga aspek keterampilan
bahwa guru kelas I, II, IV dan V telah
peserta didik, yaitu kognitif, afektif, dan
siap dalam melaksanakan Kurikulum
psikomotor yang diwujudkan dalam
2013 di SD Negeri Jlaban ini. Namun,
rubrik penilaian. Rubrik penilaian ini
menurut kepala sekolah, guru kelas I, II,
dibuat sendiri oleh guru sesuai dengan
IV dan V masih harus belajar banyak
tujuan yang ingin dicapai dan kondisi
mengenai Kurikulum 2013 terutama
siswa.
pada pengelolaan waktu dan penilaian.
Dalam melaksanakan Kurikulum
Hal
ini
karena
Kurikulum
2013
2013 ini, guru kelas I, II, IV dan V
merupakan sesuatu yang baru dan beda
seringkali
dalam
dari kurikulum sebelumnya sehingga
pembelajaran.
guru harus dapat beradaptasi terlebih
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
dahulu. Sedangkan untuk peserta didik,
yaitu satu pembelajaran disampaikan
kepala sekolah menerangkan bahwa
dalam satu hari. Namun, di SD Negeri
peserta didik butuh waktu untuk belajar
Jlaban banyak mata pelajaran yang
menggunakan metode baru, dalam hal
harus
selain
ini pendekatan scientific. Peserta didik
pembelajaran tema seperti Agama, Pkn,
terlihat masih bingung dalam mengikuti
Olahraga, Bahasa Inggris untuk kelas
pembelajaran Kurikulum 2013 yang
atas, Seni Tari, Seni Lukis, dan Seni
menggunakan pendekatan scientific ini.
terlihat
mengelola
waktu
diajarkan
kesulitan
juga
Musik sehingga pembelajaran dalam
Guru kelas I, II, IV dan V masih
Kurikulum 2013 tidak selalu dapat
terus belajar mengenai penilaian dalam
diselesaikan dalam satu hari. Karena
Kurikulum 2013. Hal ini disampaikan
keterbatasan waktu juga, pendekatan
oleh guru kelas I bahwa untuk penilaian
scientific
dapat
guru-guru seringkali berdiskusi dan
Banyak
bertanya jawab mengenai kesulitan
kegiatan yang hanya diwujudkan dalam
yang dihadapi. Kesulitan ini seperti
membaca
tugas.
pembuatan rubrik, penggunaan rubrik
Untuk kegiatan mengamati, mencoba
dan pengisiannya. Selain itu guru juga
ini
dilaksanakan
dan
juga
belum
sepenuhnya.
mengerjakan
masih belajar mengenai metode yang
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)5
digunakan
dalam
melakukan
pembelajaran Kurikulum 2013 karena
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah
metode yang digunakan banyak dan
menggunakan pendekatan kualitatif.
berganti-ganti.
Kurikulum
2013
telah
Subjek Penelitian
diterapkan di SD N Jlaban hampir satu
Subjek dalam penelitian ini yaitu
tahun. Dalam periode satu tahun ini
kepala sekolah, guru kelas I, II, IV dan
pasti ada kendala dan hambatan yang
V, serta peserta didik
ditemui dalam melaksanakan kurikulum
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
2013. Oleh karena itu, peneliti ingin
dilakukan
mulai
mengetahui apa saja faktor penghambat
tanggal 12 Januari 2015 sampai tanggal
pelaksanaan kurikulum 2013 di SD N
24 Februari 2015 di SD Negeri Jlaban
Jlaban Sentolo Kabupaten Kulon Progo.
Sentolo Kulon Progo.
Maka dengan adanya penelitian ini
Teknik Pengumpulan Data
diharapkan
dapat
menjadi
Teknik pengumpulan data pada
evaluasi
berbagai pihak mengenai penerapan
penelitian
kurikulum 2013 yang telah berlangsung
wawancara, dan studi dokumentasi.
hampir satu tahun ini dan juga untuk
Instrumen Penelitian
meningkatkan
mutu
pendidikan
ini
adalah
Instrumen
dalam
observasi,
penelitian
terutama di sekolah dasar di Dinas
kualitatif adalah peneliti itu sendiri,
Pendidikan Kabupaten Kulon Progo
namun peneliti membutuhkan alat bantu
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
untuk mendukung pengambilan data
Rumusan
masalah
dalam
dalam penelitian ini yaitu pedoman
penelitian ini yaitu “Apa saja faktor
observasi dan pedoman wawancara.
penghambat
Teknik Analisis Data
pelaksanaan
Kurikulum
2013 di SD N Jlaban Sentolo kulon
Progo.”
Data
dianalisis
dengan
menggunakan langkah-langkah reduksi
Penelitian
ini
dilaksanakan
data,
display
data
dengan tujuan untuk mengidentifikasi
kesimpulan.
faktor
Keabsahan Data
penghambat
pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SD N Jlaban
Sentolo Kulon Progo.
dan
penarikan
Teknik pemeriksaan keabsahan
data
dengan
menggunakan
teknik
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
triangulasi
sumber
dan
triangulasi
teknik.
kepala sekolah atau guru senior yang
ditunjuk
oleh
kepala
sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan
oleh guru secara berkelompok melalui
MGMP antarsekolah atau antarwilayah
penelitian
yang
dikoordinasikan dan disupervisi oleh
telah dilakukan, faktor intern yang
pengawas
atau
dinas
pendidikan
berupa psikologis dan jasmaniah guru
(Permendikbud, 2013:38). Jadi, agar
tidak mengalami hambatan atau tidak
pembelajaran
berjalan
menjadi penghambat Kurikulum 2013.
hendaknya
sudah
Guru yang keadaan psikologisnya stabil
pembelajaran di awal semester dimulai.
lancar,
siap
RPP
ketika
dan memiliki kematangan emosi, akan
RPP yang disiapkan guru masih
dapat mengemban tugasnya dengan
mengacu pada Permendikbud No 81 A
baik. Jika guru mempunyai keadaan
Tahun 2013. Sedangkan untuk saat ini
psikologis yang telah dipaparkan di
sudah ada permendikbud baru yang
atas, maka guru dapat menyelesaikan
mengatur
hambatan dalam mengajar dengan baik.
Permendikbud No 103 Tahun 2014.
Salah satu komponen yang harus
Penggunaan RPP yang masih mengacu
ada dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
pada permendikbud lama dikarenakan
yaitu
belum
RPP.
Namun,
guru
yang
tentang
ada
RPP
sosialisasi
yaitu
mengenai
mengampu Kurikulum 2013 di SD
penggunaan RPP yang baru berdasar
Negeri Jlaban ini tidak semuanya
Permendikbud No 103 Tahun 2014.
Setelah dianalisis, RPP yang
menyiapkan RPP ketika akan mengajar.
Namun,
berdasarkan
Permendikbud
dibuat
guru
belum
sesuai
Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun
himbauan
2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Tahun 2013. Ketidaksesuaian tersebut
menyatakan bahwa Pengembangan RPP
terdapat pada kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh guru secara mandiri
yang belum mengacu pada proses
dan/atau secara bersama-sama melalui
pendekatan scientific.
musyawarah
guru
(MGMP)
dalam
tertentu
di
difasilitasi
Mata
pelajaran
Kurikulum
2013
No
81A
menuntut
sekolah
peserta didik aktif dalam pembelajaran.
disupervisi
Namun, guru mengalami kesulitan saat
suatu
dan
Permendikbud
dengan
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)7
memancing pengetahuan peserta didik
kurang antusias karena merasa hal
karena sebelumnya guru lah yang aktif,
tersebut susah. Ini merupakan tugas
sedangkan sekarang peserta didik lah
guru untuk membuat peserta didik
yang
mencari
antusias. Guru hendaknya melakukan
Guru
pembelajaran yang inovatif, kreatif dan
hendaknya selalu memancing sikap
menyenangkan sesuai dengan imbauan
kritis peserta didik agar peserta didik
Permendikbud Nomor 81 A Tentang
mau
Implementasi Kurikulum (2013: 43-44)
aktif
dalam
pengetahuannya
sendiri.
berbicara,
berpendapat
dan
yang berbunyi
menyampaikan hasil pekerjaannya.
Pengelolaan
dilakukan
waktu
karena
tidak
“Kegiatan inti merupakan
proses pembelajaran untuk
mencapai
tujuan,
yang
dilakukan secara interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta didik untuk secara
aktif
menjadi
pencari
informasi, serta memberikan
ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan
bakat,
minat
dan
perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.”
Berdasarkan penelitian yang
sulit
semua
pembelajaran dapat selesai satu hari,
jika tidak selesai dijadikan PR atau
kalau masih ada waktu dilanjutkan di
hari berikutnya. Begitu pula dengan
pengelolaan kelas. Dalam Kurikulum
2013, pengelolaan kelas disesuaikan
dengan kebutuhan materi. Pengelolaan
kelas yang menuntut kondisi kelas
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
dilakukan, peserta didik masih merasa
materi menyulitkan guru.
Berdasarkan
penelitian
yang
kesulitan untuk melakukan kegiatan
dilakukan, antusiasme peserta didik
yang
terhadap pembelajaran Kurikulum 2013
scientific sehingga perlu beradaptasi
tergantung pada materi yang diberikan.
dengan
Misalnya untuk
Kurikulum
materi mengamati,
menggunakan
model
2013.
pendekatan
pembelajaran
Hal
ini
di
karena
simulasi dan permainan peserta didik
pendekatan scientific yang digunakan
antusias. Namun, jika untuk mencari
dirasa terlalu tinggi untuk peserta didik.
sendiri
Peserta didik dituntut untuk melakukan
materi,
mengungkapkan
hasil
berbagai hal untuk mencapai sebuah
pekerjaan dan membuat sesuatu dari
materi sedangkan peserta didik belum
hasil pembelajaran peserta didik masih
siap.
pendapat,
menyampaikan
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Berdasarkan wawancara dengan
Selain itu, pendekatan scientific juga
peserta didik, peserta didik mengeluh
terkendala oleh waktu dan sarana
jika
prasarana.
pembelajaran
yang
dilakukan
Berdasarkan data yang diperoleh
melalui proses yang banyak. Misalnya
peserta didik diminta untuk mencari
peneliti,
materi sendiri di internet. Hal ini bukan
Kurikulum
hanya menyulitkan peserta didik, tetapi
sehingga guru masih harus mencarinya
juga orangtua/wali peserta didik yang
di sumber lain seperti internet, buku,
tidak
internet.
maupun narasumber. Sebenarnya buku
Selain itu, peserta didik mengeluh jika
untuk Kurikulum 2013 telah diberikan
terlalu banyak diminta untuk membaca
oleh
teks,
lainnya,
sekolah berupa buku teks pelajaran atau
menanggapi
buku siswa. Untuk buku siswa dan guru
dapat
menggunakan
buku
diminta
atau
referensi
berpendapat,
pendapat
teman
dan
mengkomunikasikan
hasil
secara
materi
yang
2013
pemerintah
terlalu
telah
pada
dalam
dangkal
kepada
spesifik
sebelumnya
ada
sekolah-
dijelaskan
konsep
dasar
pekerjaannya. Berdasarkan wawancara
Kurikulum 2013, di mana buku siswa
dengan
didik
dan buku guru merupakan salah satu
membutuhkan waktu untuk beradaptasi
komponen dari konsep dasar Kurikulum
dengan model pembelajaran Kurikulum
2013. Namun, materi dalam buku teks
2013.
untuk
dirasa kurang mendalam khususnya
membiasakan peserta didik mempunyai
untuk kelas tinggi sehingga hal ini
sikap
membuat guru dan peserta didik kadang
guru,
peserta
Guru
kritis
bertugas
dan
tanggap
melalui
pendekatan scientific ini.
scientific
Pendekatan
meliputi
harus mencari di referensi lain.
mengamati,
mencoba,
yang
Alasan
menanya,
membebankan
menalar
pemerintah
materi
terlalu
tidak
berat
dan
kepada peserta didik adalah karena
mengkomunikasikan ini belum dapat
untuk peserta didik sekolah dasar
dilaksanakan
pemerintah
sepenuhnya.
Hal
ini
menekankan
pada
dipengaruhi berbagai faktor antara lain
pembentukan sikap di mana peserta
materi,
dapat
didik dibentuk budi pekerti dan karakter
menggunakan
yang baik. Hal ini juga sesuai dengan
tidak
diajarkan
pendekatan
semua
dengan
scientific
materi
sepenuhnya.
wawancara
dengan
kepala
sekolah
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)9
bahwa untuk jenjang sekolah dasar
fakta perseptual, artinya anak mampu
materi yang diberikan hanya sedikit,
berfikir logis, tetapi masih terbatas pada
lebih ditekankan kepada pembentukan
objek-objek
sikap sebagai bekal untuk melanjutkan
melakukan konservasi. Oleh karena itu,
pendidikan di jenjang berikutnya.
pengadaan
Kelancaran
pembelajaran
kongkret
media
dan
dalam
mampu
suatu
pembelajaran sangatlah diperlukan.
Dalam
dalam Kurikulum 2013 juga dilihat dari
wawancara
yang
ada atau tidaknya sarana dan prasarana
dilakukan dengan guru, media dalam
yang mendukung pembelajaran. Sarana
pembelajaran sering dibuat oleh guru
atau alat adalah sesuatu yang diperlukan
sendiri seperti media gambar, alat
dalam pembelajaran, mudah dipindah
percobaan bunyi, bangun datar, bangun
atau dapat dibawa oleh pelakunya
ruang dan sebagainya. Namun, media
(Agus
4).
ini tidak setiap pembelajaran dibuat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
Media ini menyesuaikan dengan materi
terdapat sarana prasarana yang perlu
yang akan diberikan kepada peserta
perbaikan seperti bangku dan kursi
didik. Dalam observasi, hanya guru
untuk semua kelas, jam dinding dan
kelas V yang menggunakan media
lampu untuk kelas II, dan LCD yang
konkret yang berupa media gambar
dibutuhkan untuk pembelajaran serta
untuk menjelaskan organ pada hewan.
alat peraga seperti microskop, alat-alat
Guru yang lain hanya menggunakan alat
percobaan untuk IPA dan lain-lain yang
yang ada di kelas dan di sekitar sekolah.
S.
Suryobroto,
2004:
Penilaian
memerlukan pengadaan.
Sarana prasarana yang dibuat
usaha
guru
merupakan
untuk
suatu
mendapatkan
sendiri oleh guru yang biasa disebut
informasi tentang proses dan hasil
media merupakan hal yang sangat
belajar yang telah dicapai oleh peserta
penting dalam proses pembelajaran di
didik. Pada saat penelitian, guru tidak
sekolah dasar. Hal ini dijelaskan oleh
menggunakan penilaian rubrik saat
Jean Piaget dalam Sugihartono (2007:
pembelajaran. Berdasarkan wawancara
109) bahwa peserta didik berada pada
kepada guru, penilaian rubrik dilakukan
tahap operasional kongkret. Pada tahap
setelah
ini anak mengembangkan pemikiran
mengingat-ingat kembali sikap peserta
logis, masih sangat terikat pada fakta-
didik pada saat pembelajaran.
pembelajaran
selesai.
Guru
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Berdasarkan
Permendikbud
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
penilaian
kinerja/unjuk
kerja
dan
portofolio.
Sedangkan
2013 tentang standar proses pendidikan
untuk
membuat
dasar dan menengah Bab V Penilaian
rapor, guru kesulitan karena tidak ada
Hasil dan Proses Pembelajaran yang
blangko yang pasti dari dinas. Blangko
menyatakan bahwa penilaian proses
tersebut juga dikerjakan secara manual
pembelajaran menggunakan pendekatan
sehingga
penilaian autentik (authentic assesment)
banyak
yang menilai kesiapan peserta didik,
Disebutkan dalam Imas Kurinasih dan
proses, dan hasil belajar secara utuh.
Berlin (2014: 7) bahwa kekurangan dan
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat
kelemahan
digunakan
kurikulum bisa saja bersumber pada
sebagai
memperbaiki
sesuai
bahan
proses
dengan
Pendidikan
untuk
pembelajaran
Standar
(2013:11).
persepsi
guru
harus
meluangkan
waktu
untuk
menulisnya.
dalam
yang
berbeda
implementasi
di
antara
Penilaian
komponen-komponen pelaksana dalam
Mengenai
hal ini kepala dinas, pengawas, kepala
dapat
sekolah, dan guru, dan juga kurang
menilai
mampunyai menerjemahkan kurikulum
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
ke dalam operasi pembelajaran. Hal ini
keterampilan
ada
yang terjadi pada guru-guru di Sentolo
setidaknya 4 penilaian yang digunakan,
bahwa blangko untuk pengisisan rapor
yaitu penilaian kinerja/unjuk kerja,
belum ada dan jika pun ada formatnya
penilaian diri, penilaian proyek, dan
berbeda. Blangko tersebut juga baru ada
penilaian portopolio. Kendala yang
ketika waktu pembagian rapor tinggal
dialami adalah waktu yang sangat
beberapa hari sehingga persiapan guru
banyak untuk melakukan penilaian.
kurang.
konsep
penilaian
dijelaskan
Autentik
bahwa
untuk
peserta
didik
Penilaian yang sangat banyak dan
Hasil akhir dari Kurikulum 2013
harus
merupakan akumulasi dari berbagai
mengeluarkan tenaga dan waktu yang
penilaian yang berupa deskripsi. Rapor
tidak sedikit. Guru juga masih merasa
yang dibagikan kepada orangtua/ wali
sulit
rubrik.
peserta didik berupa deskripsi. Hal ini
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
yang menuai protes dari orangtua/ wali
guru dalam menilai baru menggunakan
peserta didik. Orangtua/ wali peserta
mendetail
membuat
untuk
guru
membuat
Identifikasi Faktor Penghambat .... (Maulida Ganis Purwandari)11
didik tidak dapat mengetahui berapa
Hasil penelitian menunjukkan
nilai anak dan berapa rankingnya. Hal
bahwa terdapat faktor internal dan
ini menyebabkan ketidakpuasan yang
eksternal yang menjadi penghambat
dirasakan oleh orangtua/wali peserta
pelaksanaan Kurikulum 2013. Faktor
didik. Oleh karena itu, orangtua/ wali
internal pengetahuan guru yang berupa
peserta didik berharap agar hasil rapor
RPP yang belum memuat pendekatan
untuk Kurikulum 2013 dapat direvisi
scientific,
pengelolaan
atau dirubah lagi agar orangtua/ wali
pengelolaan
waktu
peserta didik dapat memahami secara
pelaksanaan
konkret
sedangkan psikologis dan jasmaniah
kelebihan
dan
kekurangan
kelas,
menghambat
Kurikulum
anaknya dalam belajar di sekolah dan
tidak
diharapkan dapat melakukan tindakan
Kurikulum 2013. Faktor eksternal yang
selanjutnya untuk memperbaiki prestasi
berupa
anaknya yang dianggap kurang.
beradaptasi, pendekatan scientific yang
Pada saat penelitian dilakukan,
menghambat
2013,
peserta
didik
pelaksanaan
yang
belum
masih sulit dilakukan, materi yang tidak
oleh
sampai mendalam, sarana prasarana
pemerintah mengenai kurikulum yang
yang belum mendukung, penilaian yang
dijalankan. Pada tanggal 5 Desember
terlalu banyak, memakan waktu yang
2013,
Anies
lama, rumit dan mendetail serta belum
untuk
adanya blangko rapor (hasil belajar
menghentikan Kurikulum 2013 dan
peserta didik selama satu semester)
menggantinya dengan Kurikulum KTSP
resmi dari pemerintah pusat dan hasil
(surat
terlampir).
rapor yang membuat orangtua/ wali
dilandasi
peserta didik merasa tidak puas karena
terjadi
perubahan
Menteri
Baswedan
kebijakan
Pendidikan
memutuskan
pemberitahuan
Pergantian
kurikulum
ini
karena Kurikulum 2013 merupakan
berupa
deskripsi
menghambat
kurikulum yang setengah matang dan
pelaksanaan Kurikulum 2013.
perlu dikaji ulang serta banyak sekali
kendala di sana sini.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Agus S. Suryobroto. (2004) Sarana dan
Prasarana Pendidikan Jasmani.
Universitas Negeri Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Simpulan
12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Imas Kurinasih dan Berlin Sani. (2014).
Implementasi Kurikulum 2013
Konsep dan Penerapan. Surabaya:
Kata Pena.
Iwan Kusdian. (2013). Kurikulum 2013.
https://www.academia.edu/53553
70/Kurikulum_2013
diakses
tanggal 14 Oktober 2014)
Kemdikbud. (2013). Permendikbud No
65 tahun 2013 tentang Standar
Proses. Jakarta:Kemdikbud
_________. (2013). Permendikbud RI
No 81A tahun 2013 Tentang
Implementasi
Kurikulum.
Jakarta:Kemdikbud
_________. (2014). Permendikbud
Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kemdikbud.
Kepres. UU RI Nomor 20 Tahun 2003
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional.
Oemar Hamalik. (2006). Manajemen
Pengembangan
Kurikulum.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.