SUBDIT DAU DBH DAPER

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN
DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2017

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 31 TAHUN 2016
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD
TAHUN ANGGARAN 2017

PRINSIP
PENYUSUNAN
KEMENTERIAN
DALAM NEGERI APBD
Sesuai Dengan Kebutuhan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Berdasarkan Urusan Dan Kewenangannya

Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat

Tepat Waktu
Transparan

Partisipatif
Tidak Bertentangan Dengan Kepentingan Umum, Peraturan
Yang Lebih Tinggi Dan Peraturan Daerah Lainnya

KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD

PENDAPATAN DAERAH

PAD

DANA
PERIMBANGAN


LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG
SAH

5

PENDAPATAN DAERAH
Dana Perimbangan
Penganggaran

DBH

DAU
DAK
6

DANA BAGI HASIL (DBH)
Penganggaran
Pendapatan dari DBH-Pajak yang terdiri atas DBH-Pajak Bumi dan Bangunan

(DBH-PBB) selain PBB Perkotaan dan Perdesaan, dan DBH-Pajak Penghasilan
(DBH-PPh) dan DBH-CHT dianggarkan sesuai Perpres mengenai Rincian
APBN TA 2017 atau PMK mengenai Alokasi DBH-Pajak TA 2017.
Apabila Perpres atau PMK dimaksud belum ditetapkan, penganggaran
pendapatan dari DBH-Pajak dan DBH-CHT didasarkan pada:

 Realisasi pendapatan DBHPajak 3 (tiga) tahun terakhir
yaitu Tahun Anggaran 2015,
Tahun Anggaran 2014 dan
Tahun Anggaran 2013; atau

 Informasi
resmi
dari
Kementerian
Keuangan
mengenai
daftar
alokasi
transfer ke daerah TA 2017.

7

Lanjutan ….
Dalam hal Perpres atau PMK mengenai
Alokasi DBH-Pajak TA 2017 terdapat
perubahan dan ditetapkan setelah Perda
tentang APBD TA 2017 ditetapkan, Pemda
harus menyesuaikan alokasi DBH-Pajak
pada Perda ttg Perubahan APBD TA
2017 atau dicantumkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) bagi Pemda
yang tidak melakukan Perubahan APBD
TA 2017.
8

Lanjutan ….
Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2017 atau
Peraturan
Menteri
Keuangan

mengenai
Rincian
DBH-CHT
menurut
provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017 terdapat perubahan dan ditetapkan
setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, pemerintah
daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-CHT dimaksud dengan terlebih dahulu
melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun
Anggaran 2017 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya
ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD TA 2017 atau
dicantumkan dalam LRA bagi pemda yang tidak melakukan Perubahan APBD TA 2017.

Penggunaan DBH-CHT diarahkan untuk meningkatkan kualitas
bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial,
sosialisasi ketentuan dibidang cukai dan/atau pemberantasan
barang kena cukai palsu (cukai illegal) sesuai dengan amanat
dalam Pasal 66C Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang
Cukai dan Peraturan Menteri Keuangan yang dijabarkan dengan
keputusan gubernur.

9

Lanjutan ….
Penganggaran
Pendapatan DBH-SDA, yang terdiri dari DBH-Kehutanan, DBH-Pertambangan
Mineral dan Batubara, DBH-Perikanan, DBH-Minyak Bumi, DBH-Gas Bumi,
dan DBH-Pengusahaan Panas Bumi dianggarkan sesuai Peraturan Presiden
mengenai Rincian APBN Tahun 2017 atau Peraturan Menteri Keuangan
m e n g e n a i A l o k a s i D B H - S D A Ta h u n A n g g a r a n 2 0 1 7 .
Apabila Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum ditetapkan,
penganggaran pendapatan dari DBH-SDA didasarkan pada:

 Realisasi pendapatan DBH-SDA 3 tahun terakhir, yaitu TA 2015, TA 2014 dan TA 2013,
dengan mengantisipasi kemungkinan tidak stabilnya harga dan hasil produksi (lifting)
minyak bumi dan gas bumi TA 2017;

 Informasi resmi dari Kementerian Keuangan mengenai daftar alokasi transfer ke
daerah Tahun Anggaran 2017.
10


Lanjutan ….
Dalam hal Peraturan Presiden atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi
DBH-SDA diluar Dana Reboisasi yang merupakan bagian dari DBH-Kehutanan
dimaksud terdapat perubahan dan ditetapkan setelah peraturan daerah tentang
APBD TA 2017 ditetapkan, Pemda harus menyesuaikan alokasi DBH-SDA
dimaksud pada peraturan daerah tentang P-APBD TA 2017 atau
dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan PAPBD TA 2017
Apabila terdapat pendapatan lebih DBH-SDA diluar Dana Reboisasi TA 2017
seperti pendapatan kurang salur tahun-tahun sebelumnya atau selisih pendapatan
TA 2016, pendapatan lebih tersebut dianggarkan dalam peraturan daerah tentang
P-APBD TA 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak
melakukan P-APBD TA 2017 dengan terlebih dahulu melakukan perubahan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD TA 2017, untuk selanjutnya
diberitahukan kepada Pimpinan DPRD.
Dalam rangka optimalisasi penggunaan DBH-DR tahun-tahun anggaran sebelumnya
yang belum dimanfaatkan dan masih ada di rekening kas umum daerah kabupaten/kota
sampai dengan akhir TA 2016, Pemerintah Kabupaten/Kota menganggarkan kembali
dalam Peraturan daerah tentang APBD TA 2017 atau Peraturan daerah tentang P-APBD
TA 2017 untuk menunjang program dan kegiatan yang terkait dengan rehabilitasi hutan
dan lahan dengan berpedoman pada peraturan per-UU-an.

11

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN DBH
DALAM APBD TA 2018
• Dana Transfer Umum (DBH dan DAU) diarahkan penggunaannya, yaitu
sekurang-kurangnya-kurangnya 25% (dua puluh lima persen) untuk
belanja infrastruktur daerah yang langsung terkait dengan percepatan
pembangunan fasilitas pelayanan publik dan ekonomi dalam rangka
meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan
mengurangi kesenjangan penyediaan layanan publik antar daerah.
• UU No. 18 Tahun 2016 tentang APBN TA 2017

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN DBH
DALAM APBD TA 2018
• Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari DBH dapat
dianggarkan di bawah besaran/jumlah yang ditetapkan dalam Perpres
tentang Rincian Alokasi APBN untuk mengantisipasi fluktuasi penerimaan
Negara dan indikator/asumsi makro Indonesia Crude Price/harga komoditas
SDA dan kemampuan hasil produksi (lifting) Minyak Bumi dan Gas Bumi
masing-masing daerah penghasil pada Tahun Anggaran 2018

• Mengakomodir usulan Pemda agar Pemerintah membuat aturan yang
memberi keleluasaan bagi daerah untuk menganggarkan DBH dalam APBD
tidak harus 100% dari besaran/jumlah dalam Perpres tentang Rincian
alokasi APBN, untuk mengantisipasi fluktuasi penerimaan negara dan
indikator/asumsi makro seperti: ICP/harga komoditas SDA, Kurs, Lifting,
Cost Recovery).

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN DBH
DALAM APBD TA 2018
• DBH Kehutanan khusus Dana Reboisasi (DR) yang sebelumnya
disalurkan ke Kab/Kota mulai tahun 2017 disalurkan ke provinsi
penghasil untuk membiayai kegiatan reboisasi dan rehabilitasi hutan
di wilayah Provinsi tersebut.
• UU No. 18 Tahun 2016 tentang APBN TA 2017
• UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemda

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN DBH
DALAM APBD TA 2018
• Pengaturan penggunaan DBH yang bersifat earmarked (DBH
CHT dan DBH DR) penggunaannya tidak perlu diatur rinci

cukup disebutkan ͞penggunaannya berpedoman pada
peraturan perundang-undangan͟
• Disesuaikan dengan kebijakan yang diatur dalam APBN TA
2018

DANA ALOKASI UMUM (DAU)

DAU
Penganggaran
sesuai dengan :

Perpres
belum
ditetapkan

Perpres tentang DAU
Daerah
Provinsi,
Kabupaten, dan Kota
TA 2017

16

Lanjutan…
Perpres atau
Informasi
Kemenkeu
belum terbit

DAU
Perpres atau
Informasi
Kemenkeu
terbit setelah
Perda APBD

17

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAU
DALAM APBD TA 2018
• Pagu DAU nasional dalam APBN tidak bersifat final atau dapat
berubah sesuai perubahan PDN neto dalam Perubahan APBN.
• Apabila pagu DAU Nasional dalam APBN Perubahan mengalami
perubahan baik kenaikan maupun penurunan, Pemerintah Daerah
perlu mengantisipasi perubahan tersebut dalam APBD Perubahan dan
daerah dapat menyesuaikan hal-hal yang terkait dengan perubahan
tersebut antara lain alokasi dana desa dan kontrak-kontrak dengan
pihak ketiga

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN TRANSFER UMUM
DALAM APBD TA 2018
Transfer ke Daerah yang penggunaannya bersifat umum setelah dikurangi
Alokasi Dana Desa dialokasikan untuk belanja infrastruktur Daerah.
Dana Transfer Umum (DBH dan DAU) diarahkan penggunaannya, yaitu
sekurang-kurangnya-kurangnya 25% (dua puluh lima persen) untuk
belanja infrastruktur daerah yang langsung terkait dengan percepatan
pembangunan fasilitas pelayanan publik dan ekonomi dalam rangka
meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan
mengurangi kesenjangan penyediaan layanan publik antar daerah.
Dalam rangka pengawasan terhadap ketentuan ini, Daerah wajib
menyampaikan laporan Belanja Infrastruktur Daerah yang bersumber dari
Dana Transfer Umum

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

DAK dan/atau DAK Tambahan
didasarkan

(Perpres mengenai Rincian APBN TA 2017 atau
PMK mengenai Alokasi DAK TA 2017)
Perpres atau
PMK
Belum
Ditetapkan

Alokasi DAK daerah provinsi,
kabupaten dan kota TA 2017 yang
diinformasikan secara resmi oleh
Kementerian Keuangan setelah RUU
tentang APBN TA 2017 disetujui
bersama antara Pemerintah dan
DPR-RI

Perpres atau
PMK
terbit setelah
Perda

Pemda harus menyesuaikan alokasi DAK
dimaksud dengan melakukan perubahan
Perkada tentang penjabaran APBD TA
2017 dengan pemberitahuan kepada
Pimpinan DPRD, untuk ditampung
dalam Perda tentang P-APBD TA 2017
atau dicantumkan dalam LRA bagi
pemda yang tidak melakukan P-APBD
TA 2017.

20

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAK
DALAM APBD TA 2018
Paragraf 1: penghapusan “Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK TA 2018” karena
Alokasi DAK Fisik cukup diatur dalam Perpres tentang Rincian APBN 2018 dan tidak ada
aturan turunan Permenkeu tentang Alokasi DAK TA 2018. Kecuali ada perubahan pengaturan.
Paragraf 2: tidak perlu diatur “dengan diinformasikan oleh Kemenkeu” karena Permendagri
dimaksud harusnya berdasarkan Perpres tentang Rincian APBN 2018 bukan “informasi”
walaupun pada prakteknya website DJPK meng upload rincian DAK TA 2018 dengan tujuan
kemudahan penyusunan APBD. Sehingga dikuatirkan Perda APBD yang merupakan produk
hukum menjadi tidak valid karena hanya berdasarkan informasi Kemenkeu walaupun Alokasi
DAK yang di upload merupakan materi dari Perpres tentang

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

Dana Otsus

Perpres atau
PMK belum
ditetapkan

didasarkan

Perpres
mengenai
rincian APBN TA 2017
atau PMK mengenai
Pedoman Umum dan
Alokasi Dana Otsus TA
2017

Perpres atau PMK
terbit setelah
perda ditetapkan

22

Lanjutan ....

DANA DESA

didasarkan

Perpres
mengenai
Rincian
APBN TA 2017 atau PMK
mengenai Alokasi Dana Desa
TA 2017

Perpres atau
PMK
Belum
Ditetapkan

Perpres atau
PMK terbit
setelah perda
ditetapkan

Pemda harus menyesuaikan alokasi
Dana Desa dengan terlebih dahulu
melakukan perubahan Perkada tentang
penjabaran APBD TA 2017 dengan
pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD,
untuk selanjutnya ditampung dalam
Perda tentang P-APBD TA 2017 atau
dicantumkan dalam LRA bagi pemda
yang tidak melakukan P-APBD TA 2017.

23

Lanjutan ....
DANA
TRANSFER
LAINNYA
didasarkan

Perpres mengenai Rincian
APBN TA 2017 atau PMK
mengenai
Pedoman
Umum dan Alokasi Dana
Transfer Lainnya TA 2017

Perpres atau
PMK terbit
setelah perda
ditetapkan

Pemda harus menyesuaikan alokasi
Dana Transfer Lainnya dengan
terlebih
dahulu
melakukan
perubahan
Perkada
tentang
penjabaran APBD TA 2017 dengan
pemberitahuan kepada Pimpinan
DPRD,
untuk
selanjutnya
ditampung dalam Perda tentang PAPBD TA 2017 atau dicantumkan
dalam LRA bagi pemda yang tidak
melakukan P-APBD TA 2017.

Penggunaan

Pendapatan Pemerintah Prov/Kab/Kota yang bersumber dari dana transfer
lainnya, penggunaannya harus berpedoman pada masing-masing
Peraturan/Petunjuk Teknis yang melandasi penerimaan dana transfer
lainnya dimaksud.

24

Percepatan Pelaksanaan
Krn Keterlambatan Pagu & Juknis
Program dan kegiatan yang dibiayai dari DBH-CHT, DBH-DR, DAK, Dana
BOS, Dana Otonomi Khusus, Dana Infrastruktur untuk Provinsi Papua dan
Papua Barat, Dana Insentif Daerah, Dana Darurat, dan dana transfer lainnya
yang sudah jelas peruntukannya serta pelaksanaan kegiatan dalam
keadaan darurat dan/atau mendesak lainnya yang belum cukup tersedia
dan/atau belum dianggarkan dalam APBD, dapat dilaksanakan mendahului
penetapan perda P-APBD (Permendagri No.31/2016)

dengan cara
A

Menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang Perubahan
Penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD
APBD-P

Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan

C

BAPBD-P

Lebih lanjut, ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan
APBD, atau dicantumkan dalam LRA, apabila pemerintah daerah
telah menetapkan P-APBD atau tidak melakukan P-APBD

25

Teknis Penganggaran
Dalam kolom penjelasan pada perkada tentang penjabaran
APBD/P-APBD dicantumkan lokasi kegiatan untuk kelompok
belanja langsung.
Khusus untuk kegiatan yang pendanaannya bersumber dari
DBH Dana Reboisasi (DBH-DR), DAK, Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus, Hibah, Bantuan Keuangan yang bersifat
khusus, Pinjaman Daerah serta sumber pendanaan lainnya
yang kegiatannya telah ditentukan, juga dicantumkan sumber
APBD-P
pendanaannya.
Selain itu, untuk penganggaran kegiatan tahun jamak agar
dicantumkan jangka waktu pelaksanaannya sesuai nota
kesepakatan antara kepala daerah dan DPRD dalam kolom
penjelasan pada perkada tentang penjabaran APBD TA 2017.
26

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENDAPATAN DAERAH

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

PAD
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

PROPORSI KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH
AGREGAT APBD PROVINSI SE-INDONESIA TA 2016

DANA PERIMBANGAN

Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2016

Jawa Timur
DKI Jakarta
Banten
Bali
Jawa Tengah
Jawa Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan
Kalimantan Timur
Sumatera Utara
Riau
Lampung
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
D.I.Yogyakarta
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Utara
Jambi
Kepulauan Riau
Bengkulu
Sulawesi Tengah
Bangka Belitung
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Aceh
Sulawesi Barat
Kalimantan Utara
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

STRUKTUR PENDAPATAN
APBD PROVINSI SE-INDONESIA TA 2016
42.000
40.000
38.000
36.000
Total Pendapatan: 282,079.40
34.000
32.000
30.000
28.000
26.000
PAD
24.000
22.000
4.090,45
20.000
18.000
16.000
14.000
12.000
10.000
8.000
Lain1.244,24
6.000
Lain
4.000
2.961,77
DAPER 2.000
PD
Yang
Sah
Rata-Rata Provinsi Se-Indonesia

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

miliar rupiah

PAD

DANA PERIMBANGAN

Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2016

LAIN-LAIN PENDPTAN DRH YG SAH

80,00%

70,00%

60,00%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%

67,27%
66,64%
65,49%
62,85%
62,70%
60,36%
58,37%
51,25%
49,43%
46,43%
46,06%
45,71%
41,23%
40,39%
40,09%
39,61%
38,84%
38,71%
38,02%
37,01%

rata-rata

36,64%
30,84%
30,32%
28,16%
24,94%
21,27%
21,14%
16,39%
16,34%
16,18%
12,63%
8,82%
5,13%

Rata-Rata = 37.82%

20,76%

DERAJAT OTONOMI FISKAL PROVINSI
(PROPORSI PAD TERHADAP TOTAL PENDAPATAN TA 2016)

Rasio PAD thdp Total Pendapatan

Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2016

Jawa Timur
DKI Jakarta
Banten
Bali
Jawa Tengah
Jawa Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan
Kalimantan Timur
Sumatera Utara
Riau
Lampung
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
D.I. Yogyakarta
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Utara
Jambi
Kepulauan Riau
Bengkulu
Sulawesi Tengah
Bangka Belitung
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Aceh
Sulawesi Barat
Kalimantan Utara
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

Terima Kasih

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA BAGI HASIL (DBH), DAN Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dana Bagi Hasil (Dbh), Dan Pertumbuhan Ek

0 3 15

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS(DAK), DANA BAGI HASIL (DBH) TERHADAP BELANJA MODAL Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota/Kabupate

0 3 14

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS(DAK), DANA BAGI HASIL (DBH) TERHADAP BELANJA MODAL Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota/Kabupate

0 2 17

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Bagi Hasil (Dbh), Dana Alokasi Umum (Dau), Dan Dana Alokasi Khusus (Dak) Terhadap Pengalokasian Belanja Modal (Studi Em

0 3 17

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Bagi Hasil (Dbh), Dana Alokasi Umum (Dau), Dan Dana Alokasi Khusus (Dak) Terhadap Pengalokas

0 2 11

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekono

0 1 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN ALOKASI KHUSUS (DAK) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekon

0 0 18

KEMAMPUAN PERTUMBUHAN EKONOMI MEMODERASI PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAU DAN DBH PADA BELANJA MODAL.

0 1 28

kuantitas subdit januari

0 2 1

kuantitas subdit februari

0 0 1