Official Website Provinsi Jambi
GUBERNUR JAMBI
PERATURAN GUBERNUR JAMBI
NOMORs
7
TAHUN 2013
TENTANG
PELITTIPAHAN KEWENANGAN DIBIDANG PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN ITIODAL DAN PEI.AYANAN PERIZINAN TERPADU
PROVINSIJAMBI
GUBERNUR JAMBI,
Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka kelancaran tugas-tugas pelayanan perizinan pada
Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Provinsi Jambi, sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 15 Tahun
2008 tentang organisasi dan Tata Kerja (Lembaran Daerah Provinsi Jambi
Tahun 2008 Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Provinsi
Jambi Tahun 2010 Nomor 6) perlu ditetapkan Peraturan Gubemur Jambi
tentang Pelimpahan Kewenangan di Bidang Pelayanan Perizinan dan Non
Perizinan Kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan pelayanan
Perizinan Terpadu Provinsi Jambi;
b.
bahwa untuk memenuhi maksud pada huruf a, perlu ditetapkan dengan
Peraturan Gubemur Jambi.
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang pembenfukan
Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1gS7 Nomor lS)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1gS8
tentang Penetapan Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I sumatera Barat, Jambi
dan Riau menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik rndonesia
Tahun 1958 Nonbr 112,Tambahan Lembaran Negara Republik rndonesia
Nomor 1M6);
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
3Ml) sebagaimana
terah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 3890);
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia nomor 3851);
4.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun lggg Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3874)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun lggg tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia ltlornor 3874);
a
,
5,
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tlndak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
4250);
6.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Repubtik lndonesia
\
4844)',
7. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Lembaran Negara Rl
Nomor
(Lembaran Negara Rl Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan
Nomor 4724);
B.
25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang Nomor
Undang
(Lembaran Negara Rl Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Rl
-
Nomor 5038);
g,
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 20-11 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5234):
10.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembangian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah.Provinsi dan Pemerintahan
Daerah KabupateniKota (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4737);
1i
Keputusan Menteri Sosial Nomor 40/HUK/KEP/X/1980 tentang Organisasi
Sosial;
12.
'13.
14,
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun 1988 tentang lzin Usaha
Pengurusan Transportasi (JPT) ;
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 200'1 tentang lzin Usaha
Perusahaan Pelayaran Rakyat;
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2002 tentang lzin Usaha
Perusahaan Bongkar Muat (PBM);
15. Keputusan l4enteri
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Nomor
KM,3/HK.001 /MKP.02 tentang Penggolongan Kelas Hotel;
'i6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/20/M.PAN/04/2006
tentang Pedoman Penyusunan
Standar
Pelayanan Publik;
17.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26/Permentanl01140l2l2007 tentang
Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan;
18,
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
02/MEN1l1/2008 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja
Asing;
19. Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Pedoman 0rganisasi Unit Pelayanan Perizinan Terpadu;
20.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor4I/M-|ND/PER/6/2008 tentang
Ketenuan dan Tata Cara Pemberian lzin Usaha;
21.
Keputusan Menterl Perhubungan Nomor
lzin Usaha Depo Peti Kemas;
47 Tahun 2008
tentang
t
22.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/PERMENTAN/OT.1401X12008
tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pangan Segar Asal Tumbuhan;
23.
Permenhut Nomor P,35/MENHUT-I| Tahun 2008 tentang lzin Usaha
lndustri Primer Hasil Hutan sebagaimana diubah dengan Permenhut Nomor
P.9/MN HUT-l l/2009 Tahun 2009;
24.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/MENKESiSKiXi2009 tentang
Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintah bidang Kesehatan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
25.
Peraturan Kepaia Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun
2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal;
26.
Peraturan Daerah Nomor t15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja lnspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dan
Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2008
Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi iambi
Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Jambi (Lembaran Daerah Provinsi JambiTahun 2010 Nomor 6);
27.
Peraturan Darerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pemberian lnsentif dan
Kemudahan Penanaman Modal Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jambi
Tahun 2012 Nomor 10);
28.
Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok
dan Fungsi lnspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah ProvinsiJambi sebagai mana telah diubah dengan
Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok
dan Fungsi lnspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi,
Memperhatikan
: 1,
2
Menetapkan
pE
lnstruksi Menteri Dalam Negeri Rl Nomor 570/3203/SJ/ tanggal 29 Agustus
2012 tentang Percepatan Pembuatan lzin dan Non lzin Berusaha;
Surat ltrlenteri Dalam Negeri Nomor 061/3023/3.l tanggat 9 Agustus 2012
perihal Percepatan Pelimpahan Kewenangan Perizinan dan Non Perizinan
Berusaha di Daerah Kepada Lembaga PTSP,
-,
r,1tJ';:tJ:l;
pA !{ A
N K EWE N A N G A N
KEPADA
KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN
TERPADU PROVINSIJAMBI
RAT u RA r,r c u a E R N,
M
PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
DI BIDANG PELAYANAN ^-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal
1
Dalam Peraturan Daerah iniyang dimaksud dengan
1.
2.
:
Daerah adalah Provinsi Jambi;
Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebaEai unsur
penyelenggara pemerintah daerah,
3.
4.
Gubernur adalah Gubernur Jambi;
Dewan Penruakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
lembaga penruakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintah daerah;
5.
Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jambi;
6,
Badan Penanaman Modal Daerah danlPelayanan Perizinan Terpadu adalah
Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPMD-PPT) Provinsi Jambi;
7.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
adalah Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
ProvinsiJambi;
B,
Perangkat Daerah yang terdiri dari Dinas dan Lembaga Teknis Daerah
adalah Perangkat Daerah Provinsi Jambi;
9.
Pelayanan Perizinan Terstruktur adalah pelayanan perizinan yang
memerlukan kegiatan pemeriksaan dan penelitian di lapangan dan
dikoordinasi secara teknis dengan perangkat daerah/instansi terkait yang
mempunyai kewenangan teknls;
10, Pelayanan
Perizinan tidak terstruktur adalah pelayanan perizinan yang tidak
memerlukan pemeriksaan dan penelitian lapangan, namun apabila
dipandang perlu dapat dikoordinasikan dengan perangkaUinstansi terkait;
11. Tim Teknis adalah kelompok keqa yang terdiri dari unsur-unsur SKPD
terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan
perizinan dan rekomendasi teknis;
12.
Rekomendasi Teknis adalah Rekomendasi dari instansi terkait tentang
persetujuju an u ntu k penerbitana su atu perizin an ;
13. Tim Pembina adalah Tim yang dibentuk dalam rangka pembinaan,
pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan Terpadu;
14 Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD
adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ProvinsiJambi;
15. lzin adalah dokumen yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi
berdasarkan Peraturan Gubernur atau produk hukum lainnya yang
merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau memperbolehkan
seseorang atau badan hukum untuk melakukan kegiatan usaha tertentu;
16, Non lzin adalah pemberian legalitas kepada seseorang dalam
bentuk
tanda daftar, rekomendasiatau bentuk lainnya;
17. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau
badan
hukum dalam bentuk izin dan/atau non izin;
18. Pelimpahan
Kewenangan adalah Hak Seorang Pejabat untuk mengambil
tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab dapat
dilaksanakan defgan baik;
19.
Penyelenggaraan Pelayanan Peiizinan Terpadu adalah penyelenggaraan
perizinan
dan
pelayanan
non perizinan yang proses
pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya
dokumen dilakukan dalam satu tempat,
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud Pelimpahan kewenangan di Bidang Perizinan dan Non Perizinan sebagai
upaya:
a.
tenvujudnya pelayanan perizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan
dan memberikan kepastian hukum;
b.
terwujudnya hak-hak masyarakat dan investor untuk
mendapatkan
pelayanan di bidang penzinan,
Pasal 3
Tujuan Pelimpahan Kewenangan di Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Penzinan
adalah rrnhrk meninokatkan kualitas nelavanan nerizinan di Pemerintah Provinsi
BAB
lll
't
PENYELENGGARAAN
Pasal 4
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu secana administrasi dilaksanakan
oleh Bidang Pelayanan Perizinan pada Badan Penanaman Modal Daerah dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jambi.
Pasal 5
Penerbitan atau penolakan surat izin dilaksanakan dan ditandatangani oleh
Kepala Badan Penanaman MoQl Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
ProvinsiJambi atas nama Gubernur.
Pasal 6
-
(1) Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu, BPMD-PPT dibantu
I
oleh Tim Teknis;
(2)Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dariperwakilan
SKPD terkait yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 7
(1) Untuk teruujudnya pelayanan perizinan yang cepat, efektif, efisien,
transparan dan memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ditetapkan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP);
(2) Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
ProvinsiJambi.
BAB IV
JENIS PERIZINAN
Pasal
I
(1) Jenis perizinan di BPMD-PPT Provinsi Jambi meliputi bidang-bidang
a.
b,
c.
d.
e,
f.
g.
h.
:
Penaman Modal;
Perencanaan dan Pembangunan Daerah;
Pekerjaan Umum;
Sosialdan Ketenaga Kerjaan;
Koperasidan UKM;
Pertanian,
Perkebunan;
Kebudayaan dan Pariwisata;
Kesehatan;
i.
j Perikanan dan Kelautan;
k. Perindustrian dan Perdagangan;
l, Energidan Sumber Daya Mineral;
m.
Kehutanan;
n. Lingkungan Hidup;
o. Peternakan;
p, Perhubungan,
(2) Rincian jenis perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)sebagaimana
tercantum dalam lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
BABV
1
PELIMPAHAN WEWENANG
Pasal 9
(1) Gubernur menarik sebagian kewenangan dibidang perizinan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 8 Pada SKPD;
(2) Gubernur melimpahkan sebagian wewenang sebagaimana dimaksud pada
ayat ('l) kepada Badan Penanaman Modaldan Pelayanan Perizinan Terpadu
ProvinsiJambi,
(3) Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPMD-PPT) Provinsi Jambi menandatangani dokumen perizinan atas nama
Gubernur.
\
BAB VI
PENGADUAN
Pasal 10
(1) Apabila pelayanan perizinan oleh BPMD-PPT tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, maka pemohon dapat
menyampaikan pengaduan;
(2)
Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),
ditakukan secara lisan
dan/atau tertulis melalui media yang disediakan;
(3)
Pengaduan yang disampaikan harus ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh Bidang
Pelayanan Perizinan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja.
BAB VII
PEMBINMN, PENGAWASAN, MONITORING
DAN EVALUASI
Pasal
11
(1) Pembinaan,pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan teknis izin
dan non izin secara fungsional dilakukan oleh Peiabat SKPD selaku Tim
Pembina;
(2) Pembinaan,
ptnfir*asrn dan
pengendalian secara administrasi di Bidang
Pelayanan Perizinan dilakukan oleh Kepala BPMD-PPT.
Pasal 12
(1)
Masing-masing SKPD melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perizinan
yang diterbitkan oleh BPMD-PPT sesuai dengan kewenangannya;
(2) Terhadap pelaksanaan perizinan yang
tidak sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku,
BAB VIII
PELAPOMN
Pasal 13
Kepala BPMD-PPT membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan
administrasi pelayanan perizinan secara tertulis setiap 3 (tiga) bulan kepada
Gubemur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Jambi.
1
BAB
IX
PEMBIAYAAN
Pasal 14
(1)
Penyelenggara Pelayanan Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugasnya
diberikan insentif sesuai dengan kemampuan daerah,
(2) lnsentif dimaksud pada ayat (1) diatur dan ditetapkan dengan Keputusan
Gubemur;
(3) Sumber pembiayaan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu
dibebankan pada APBD Provinsi Jambi.
BAB X
KETENTUAN PEMLIHAN
t
Pasal 15
(1) Sejak diundangkannya Peraturan Gubemur ini, Peraturan Gubemur Jambi
Nomor 37 Tahun 20'11 tentang Pelimpahan Sebaglan Kewenangan di Bidang
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman
Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jambi dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi;
(2) Semua perizinan yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Gubernur
ini
diundangkan dinyatakan tetap berlaku,
Pasal 16
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala
Badan,
BAB XI
PENUTUP
Pasal
lT
Peraturan Gubernur ini mulai bedaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah Provinsi Jambi,
Ditetapkan di Jambi
pada tanggal, 28 Januari 2013
I{ BASRI AGUS
Diundangkan diJambi
Januari 2013
PROVTNSURtnAt,
BERITA DAERAH PROVINSIJAMBITAHUN 2013 NOMOR
I-AMPIRAN PERATUMN GUBERNUR JAMBI
NOMOR i 7 T-AIIIIIi201J
TANGGAL: 28 Janu:ri 2011
PELIMPAI.IAN KEWENANGAN DI BIDANG PEIAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAT DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
PROVINSIJAMB!
NO
BIDANG
PERIZINAN
NON IZIN
1
2
3
4
1
PENANAMAN MODAL
1.
2.
lzin Prinsip Penanarnan Modal
lzin Prinsip
Perluasan
1.
Angka Pengenal lmportir
Produsen (APl-P)
r
Penanaman Modal
3.
lzin Prinsip Perubahan
Penanaman ModaI
4.
5.
6.
lzin Usaha
lzin Usaha Perluasan
lzin Usaha Penggabungan
Perusahaan Penanaman Modal
(Merger)
2
PERENCANAAN DAN
7.
Surat lzin Usaha Perubahan
8.
lzin Pemanfaatan Ruangan
9.
lzin Pemakaian Tanah pada
Ruang Milik Jalan Provinsi
10.
lzirr Pemakaian Tanah
PEMBANGUNAN
DAERAH
3
PEKERJAAN TJMUM
Pengairan
11.
lzin Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Permukaan
4
SOSIAL DAN TENAGA
KERJA
72. lzin Pengumpulan Uang atau
2.
Rekomendasi Undian Gratis
3.
Rekomendasi Pengumpulan
Berhadiah
Barang
Uang atau Barang
4.
Tanda Pendaftaran Organisasi
Sosial/Yayasan/LSM
5.
U KS
Tanda Pendaftaran Ulang
Organisasi Sosial/Yayasa n/LSM
UKS
6.
Pe rpa
njangan Pengesa han
Rencana Penggunaan Tenaga
Kerja Asing (RPTKA)
7.
Perpanjangan lzin
Mempekerja kan Tenaga Kerja
Asing (IMTA)
5
KOPERASI DAN UKM
13. lzin Usaha Simpan Pinjam
1.4. lzin Pembukaan Kantor
Koperasi
8.
Pengesahan Akta Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi
Cabang
9.
10.
PernbubaranKoperasi
Sertifikat Hasii Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam/Usaha Simpan Pinjarrr
Koperasi.
6
4
3
2
1
11.
PERTANIAN
Persetujuan Pendaftaran
Pangan Segar Asal Tumbuhan
(Jaminan Mutu Ketahanan
Pangan)
12.
Persetujuan Pendaftaran
Pangan Segar Asal Tumbuhan
(Non Jaminan Mutu Ketahanan
Pangan)
7
PERKEBUNAN
L5. lzin Usaha
16, lzin Usaha
13.
Sertifikat Prima
14.
Rekomendasi Usulan Kerja
lndustri Seni, Budaya untuk
Perkebunan (lUPl
Perkebunan Untuk
Budidaya (lUP-B)
17.
lzin Usaha Perkebunan Untuk
Pengolahan (lUP-P)
8
KEBUDAYAAN DAN
18. lzin Operasional
Pramuwisata
PARIWISATA
di Patenkan
15.
Rekomendasi Pengisian
Kesenian Dalam Rangka Luar
Negeri
L6.
Rekomendasi Persyaratan
Dasar Pengolongan Kelas Hotel
17. Sertifikat
Penggolongan
Restoran/Rumah Makan
9
KESEHATAN
19
21.
22
lzin Prinsip lndustri Kecil Obat
Tradisional (IKOI)
lzin Usaha lndustri Kecil Obat
Tradisional (IKOT)
Rekomendasi lzin Usaha
lrrdustri Kecil Obat Tradisional
Cabang
(rKor)
lzin Cabang Penyalur Alat
Rekomendasi lzin Produksi
Kesehatan
Kosmetika
Kese hata n
25
lzin Pendirian RSU Pemerintah
L9.
2L. Rekomendasi Sertifikat
Produksi Alat Kesehatan
22. Rekomendasi Sertifikat
Kelas B Non Pendidikan
Produksi Perbekalan Kesehatan
lzin Penyelenggaraan
Rumah Tangga (PKRT)
RSU
Pendidikan
Rekomendasi lzin Pedagang
Besar Farmasi (PBF) Pusat
lzin Perpanjangan
Rekomendasi lzin Pedagang
Pemerintah Kelas B Non
26
Penyelenggaraan
23
Besar Bahan Baku Farmasi
RSU
Pemerintah Kelas B Non
(
Pendidikan
27.
lzin Pendirian
24
RS
25
B
Izin Penyelenggaraan
RS
Kelas
30.
31
26.
RSU
Pemerintah Kelas A
lzin Penyelenggaraan Rumah
lzin Perpanjangan
Rekomendasi lzin
Penyelanggaraan
RSU Swasta
B
Sakit Umum Swasta Kelas
Rekomendasi lzin Pendirian
RSU Pemerintah Kelas A
Khusus
Pemerintah Kelas B
29. lzin Pendirian
PBBBF)
Rekomendasi lzin Penyalur
Alat Kesehatan
Khusus
Pemerintah Kelas
28
Rekomendasi lzin Prinsip
lndustri Kecil Obat Tradisional
(rKor)
lzin Pedagang Besar Farmasi
23. lzin Sub Penvalur
,, Alat
24
18.
B
27.
Rekomendasi lzin Pendirian
RS Khusus
Pemerintah Kelas A
28. Rekomendasi lzin
4
3
2
1.
29. Rekomendasi lzin Perpanjangan
Penyelanggaraan RS Khusus
Pemerintah Kelas A
30.
Rekomendasi lzin Pendirian
RSU Pemerintah Kelas B
Pendidikan
31
Rekomendasi lzin
Penyelanggaraan
RSU
Pemerintah Kelas B Pendidikan
32. Rekomendasi lzin Perpanjangan
Penyelanggaraan
RSU
Pemerintah Kelas B Pendidikan
33.
Rekomendasi lzin Pendirian
RS PMA/PMDN
34. Rekomendasi lzin
Penyelengaraan RS PMA/PtylDN
10 PERIKANAN DAN
32.
Surat lzin Usaha Perikanan
(SIUP) Perikanan Budidaya/
KELAUTAN
33.
34.
Kelautan Perikanan Tangkap
Surat lzin Usaha Kelautan (SIUK)
Surat lzin Penangkapan lkan
(slPl)
35. Surat Pembudidayaan lkan (SPl)
36. Surat lzin Kapal Pengangkut
lkan (Sll(Pl)
37.
Surat lzin Pemanfaatan iasa
38.
Kelautan (SlP JK)
Daftar Ulang SlPl/SPl/SlKPl/
SIP JK
39. Perpanjangan/Pembaharuan
srPr/sPr/srKPr/srP JK
11
PERINDUSTRIAN DAN
40
Persetujuan Prinsip
35.
PERDAGANGAN
41.
lzin Usaha lndustri melalui
Persetujuan Prinsip
Angka Pengenal lmportir Umum
(APr-u)
36
Rekomendasi Reparatir/
42
43
44
lzin Usaha
lndutri tanpa
Perbaikan Alat Ukur, Takar,
melalui Persetujuan Prinsip
lzin Perluasan Usaha lndustri
melalui Persetujuan Prinsip
lzin Perluasan Usaha lndustri
tanpa melalui Persetujuan
Timbang dan Perlengkapannya
(urrP)
Prinsip
5
lzin Perubahan Nama, Alamat
dan Penanggunga Jawab
46
Surat lzin Usaha Perdagangan
I
ndustri
Bahan Berbahaya(Sl UP-B2) bagi
Pengecer terdaftar Bahan
Berbahaya
47
Surat lzin Usaha Perdagangan
Minuman Berakhohol (SIUP-MB)
bagi Toko Bebas Bea (TBB)
12
ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
48.
lzin Usaha Perlambangan (lUP)
Explorasi
37.
Penganglcutan/Penimbunan
dan Pemakaian Bahan-Bahan
7
2
3
49. lzin Usaha
Pertambangan (lUP)
Operasi Produksi
50.
38. Kartu izin Meledakan
39. Rekomendasi Pembelian
dan
Penggunaan Bahan Peledak
Rekomendasi Teknis Air Tanah
lzin Usaha Pertambangan (lUP)
Operasi Produksi Khusus
Pengangkutan dan Penjualan
5L.
4
lzin Usaha Pertambangan (lUP)
40.
4L. Surat Keterangan Terdaftar
42. Persetujuan Pengusahaan
Operasi Produksi Khusus
Pengolahan dan Pemurnian
52.
Penambangan Minyak Bumi
Pada Sumur Tua
lzin Usaha Jasa Pertambangan
(tuJP)
13 KEHUTANAN
53.
lzin Usaha lndustri Primer Halil
43
Hutan Kayu (IUIPHHK) s.d 5000
M3/Tahun
54
Perluasan lzin Usaha lndustri
Primer Hasil Hutan Kayu
Kapasitas Produksis.d 6000 M3/
Tahun
55.
44. Rekomendasi Dalam rangka
lzin Usaha lndustri Primer Hasil
Hutan Kayu (IUIPHHK) > 5000
M3/Tahun
45. Rekomendasi Dalam rangka
Pembaharuan lzin Usaha
Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Rekomendasi Dalam rangka
lndustri Primer Hasil Hutan
Kayu Kapasitas Produksi s.d
56.
5000 M3fl-ahun
Izin Pembuatan dan Penggunaan
Tukar Menukar Kawasan Hutan
46. Tanda Terima Penyampaian
RPBBI Kapasitas Produksi s.d
Koridor
57. lzin Perubahan Komposisi Jenis
Relokasi IUIPHHK s.d 5000 M3/
Tahun
5000 M3/Tahun
47.
Rekomenddsi TUPHHK - HA/HT|
48.
Persetujuan Kelayakan
Lingkungan
Produksi
58.
lzin Penurunan Kapasitas
Produksi
59.
lzin Perubahan Nama dan
Penggantian Pemegang I U IPHHK
60.
lzin Rencana Kerja Tahunan -
61.
IUPHHK Hutan Alam
lzin Rencana Kerja Tahunan IUPHHK HTI
L4. LINGKUNGAN HIDUP
62. lzin Lingkungan
53. lzin Penyimpanar{ dan
Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (83)
49.
50.
Rekomendasi UKL-UPL
RekomendasiPenyimpanan
dan Pengumpulan Limbah (83)
L5.
54.
lzin Pengeluaran dan atau
pemasukan ternak potong antar
provinsidan pulau.
Izin Pemasukan dan/atau
pengeluaran hewan kesayangan,
hewan konservasi, hewan
negara antar provinsi/pulau
lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran bibi/benih/semen
beku antar provinsi/pulau
67.
lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran Day Old Chick
(Doc)/ Day old Duck (DoD)
antar provinsi/pulau
2
L
4
3
68.
lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran unggas antar
provinsi/pulau
59. lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran produk pangan
asal hewan (daging) antar
provinsi dan pulau
70. lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran produk pangan
asal hewan (susu olahan) antar
provinsi/pulau
r
77. lzin Pemasukan dan/ atau
pengeluaran produk pangan
asal hewan (telur konsumsi)
antar provinsi/pulau
72. lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran produk pangan
asal hewan (kulit untuk pangan)
antar provinsi/pulau
73. lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran produk non pangan
asal hewan (bahan baku pakan
ternak) yaitu tepung tulang,
tepung darah, Chicken Feather
Meal(CFMldan Fish Meal (FM)
antar provinsi dan pulau
74. lzin Pemasukan dan/atau
Pengeluaran produk non pangan
asal hewan (kulit bahan industri)
antar pulau dan provinsi.
75. lzin Pengeluaran Obat Hewan
antar Provinsi/ Pulau.
1_6.
PERHUBUNGAN DAN
76. lzin Trayek Baru Angkutan Antar
LLAJ
77.
51.
Kota Dalam Provinsi (AKDP)
Antar Kota Antar Provinsi.
lzin Trayek Perpaniangan Masa
Reksmendasi Pengerukan dan
Berlaku Surat K6putusan lzin
Reklamasi
Trayek (SKIT)
53.
78. lzin Trayek Penambahan
Armada/Frekuensi Pelayanan
79. lzin Trayek Perubahan Trayek
lzin Trayek Pengalihan
lzin Trayek Penggantian SKIT
Rusak
/
Hilang
lzin Trayek Baru MPU/Mikrobis
AKDP
2.
lzin Trayek MPU/Mikrobis
Perpanjangan Masa Berlaku
SKIT
lzin Trayek Penambahan Armada
MPU/Mikrobis
lzin Trayek Perubahan Trayek
MPU/Mikrobis
lzin Trayek Pengalihan
Rekomendasi Rencana lnduk
Pelabuhan Regional
Rekomendasi Dermaga Untuk
Kepentingan Sendiri (DU KS)
55.
Rekomendasi Pembangunan
Tower
Kepemilikan
81.
Rekomenasi (Advis) lzin Trayek
55.
Rekomendasi Pembangunan
Landasan Pendaratan Pesawat
Keci
l/Helikopter ( Helyport)
7
T
3
2
85.
lzin Trayek Penggantian SKIT
Rusak
87
/
Hilang MPU/Mikrobis
lzin Trayek Baru Angkutan Antar
Jemput Antar Kota Dalam
Provinsi (AKDP)
88
lzin Trayek Perpanjangan Masa
Berlaku Surat Keputusan lzin
Trayek (Antar Jemput)
89.
lzin Trayek Penambahan
Armada/Frekuensi Pelaya nan
Antar Jemput AKDP
90
lzin Trayek Penggantian SKIT
Rusak/Hilang Antar Jemput
AKDP
91. lzin Operasi Baru Angl
PERATURAN GUBERNUR JAMBI
NOMORs
7
TAHUN 2013
TENTANG
PELITTIPAHAN KEWENANGAN DIBIDANG PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN ITIODAL DAN PEI.AYANAN PERIZINAN TERPADU
PROVINSIJAMBI
GUBERNUR JAMBI,
Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka kelancaran tugas-tugas pelayanan perizinan pada
Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Provinsi Jambi, sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 15 Tahun
2008 tentang organisasi dan Tata Kerja (Lembaran Daerah Provinsi Jambi
Tahun 2008 Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Provinsi
Jambi Tahun 2010 Nomor 6) perlu ditetapkan Peraturan Gubemur Jambi
tentang Pelimpahan Kewenangan di Bidang Pelayanan Perizinan dan Non
Perizinan Kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan pelayanan
Perizinan Terpadu Provinsi Jambi;
b.
bahwa untuk memenuhi maksud pada huruf a, perlu ditetapkan dengan
Peraturan Gubemur Jambi.
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang pembenfukan
Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1gS7 Nomor lS)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1gS8
tentang Penetapan Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I sumatera Barat, Jambi
dan Riau menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik rndonesia
Tahun 1958 Nonbr 112,Tambahan Lembaran Negara Republik rndonesia
Nomor 1M6);
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
3Ml) sebagaimana
terah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 3890);
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia nomor 3851);
4.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun lggg Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3874)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun lggg tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia ltlornor 3874);
a
,
5,
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tlndak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
4250);
6.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Repubtik lndonesia
\
4844)',
7. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Lembaran Negara Rl
Nomor
(Lembaran Negara Rl Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan
Nomor 4724);
B.
25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang Nomor
Undang
(Lembaran Negara Rl Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Rl
-
Nomor 5038);
g,
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 20-11 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5234):
10.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembangian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah.Provinsi dan Pemerintahan
Daerah KabupateniKota (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4737);
1i
Keputusan Menteri Sosial Nomor 40/HUK/KEP/X/1980 tentang Organisasi
Sosial;
12.
'13.
14,
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun 1988 tentang lzin Usaha
Pengurusan Transportasi (JPT) ;
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 200'1 tentang lzin Usaha
Perusahaan Pelayaran Rakyat;
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2002 tentang lzin Usaha
Perusahaan Bongkar Muat (PBM);
15. Keputusan l4enteri
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Nomor
KM,3/HK.001 /MKP.02 tentang Penggolongan Kelas Hotel;
'i6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/20/M.PAN/04/2006
tentang Pedoman Penyusunan
Standar
Pelayanan Publik;
17.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26/Permentanl01140l2l2007 tentang
Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan;
18,
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
02/MEN1l1/2008 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja
Asing;
19. Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Pedoman 0rganisasi Unit Pelayanan Perizinan Terpadu;
20.
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor4I/M-|ND/PER/6/2008 tentang
Ketenuan dan Tata Cara Pemberian lzin Usaha;
21.
Keputusan Menterl Perhubungan Nomor
lzin Usaha Depo Peti Kemas;
47 Tahun 2008
tentang
t
22.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/PERMENTAN/OT.1401X12008
tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pangan Segar Asal Tumbuhan;
23.
Permenhut Nomor P,35/MENHUT-I| Tahun 2008 tentang lzin Usaha
lndustri Primer Hasil Hutan sebagaimana diubah dengan Permenhut Nomor
P.9/MN HUT-l l/2009 Tahun 2009;
24.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/MENKESiSKiXi2009 tentang
Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintah bidang Kesehatan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
25.
Peraturan Kepaia Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun
2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal;
26.
Peraturan Daerah Nomor t15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja lnspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dan
Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2008
Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi iambi
Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Jambi (Lembaran Daerah Provinsi JambiTahun 2010 Nomor 6);
27.
Peraturan Darerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pemberian lnsentif dan
Kemudahan Penanaman Modal Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jambi
Tahun 2012 Nomor 10);
28.
Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok
dan Fungsi lnspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah ProvinsiJambi sebagai mana telah diubah dengan
Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok
dan Fungsi lnspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi,
Memperhatikan
: 1,
2
Menetapkan
pE
lnstruksi Menteri Dalam Negeri Rl Nomor 570/3203/SJ/ tanggal 29 Agustus
2012 tentang Percepatan Pembuatan lzin dan Non lzin Berusaha;
Surat ltrlenteri Dalam Negeri Nomor 061/3023/3.l tanggat 9 Agustus 2012
perihal Percepatan Pelimpahan Kewenangan Perizinan dan Non Perizinan
Berusaha di Daerah Kepada Lembaga PTSP,
-,
r,1tJ';:tJ:l;
pA !{ A
N K EWE N A N G A N
KEPADA
KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN
TERPADU PROVINSIJAMBI
RAT u RA r,r c u a E R N,
M
PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
DI BIDANG PELAYANAN ^-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal
1
Dalam Peraturan Daerah iniyang dimaksud dengan
1.
2.
:
Daerah adalah Provinsi Jambi;
Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebaEai unsur
penyelenggara pemerintah daerah,
3.
4.
Gubernur adalah Gubernur Jambi;
Dewan Penruakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
lembaga penruakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintah daerah;
5.
Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jambi;
6,
Badan Penanaman Modal Daerah danlPelayanan Perizinan Terpadu adalah
Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPMD-PPT) Provinsi Jambi;
7.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
adalah Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
ProvinsiJambi;
B,
Perangkat Daerah yang terdiri dari Dinas dan Lembaga Teknis Daerah
adalah Perangkat Daerah Provinsi Jambi;
9.
Pelayanan Perizinan Terstruktur adalah pelayanan perizinan yang
memerlukan kegiatan pemeriksaan dan penelitian di lapangan dan
dikoordinasi secara teknis dengan perangkat daerah/instansi terkait yang
mempunyai kewenangan teknls;
10, Pelayanan
Perizinan tidak terstruktur adalah pelayanan perizinan yang tidak
memerlukan pemeriksaan dan penelitian lapangan, namun apabila
dipandang perlu dapat dikoordinasikan dengan perangkaUinstansi terkait;
11. Tim Teknis adalah kelompok keqa yang terdiri dari unsur-unsur SKPD
terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan
perizinan dan rekomendasi teknis;
12.
Rekomendasi Teknis adalah Rekomendasi dari instansi terkait tentang
persetujuju an u ntu k penerbitana su atu perizin an ;
13. Tim Pembina adalah Tim yang dibentuk dalam rangka pembinaan,
pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan Pelayanan
Perizinan Terpadu;
14 Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD
adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ProvinsiJambi;
15. lzin adalah dokumen yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi
berdasarkan Peraturan Gubernur atau produk hukum lainnya yang
merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau memperbolehkan
seseorang atau badan hukum untuk melakukan kegiatan usaha tertentu;
16, Non lzin adalah pemberian legalitas kepada seseorang dalam
bentuk
tanda daftar, rekomendasiatau bentuk lainnya;
17. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau
badan
hukum dalam bentuk izin dan/atau non izin;
18. Pelimpahan
Kewenangan adalah Hak Seorang Pejabat untuk mengambil
tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab dapat
dilaksanakan defgan baik;
19.
Penyelenggaraan Pelayanan Peiizinan Terpadu adalah penyelenggaraan
perizinan
dan
pelayanan
non perizinan yang proses
pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya
dokumen dilakukan dalam satu tempat,
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud Pelimpahan kewenangan di Bidang Perizinan dan Non Perizinan sebagai
upaya:
a.
tenvujudnya pelayanan perizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan
dan memberikan kepastian hukum;
b.
terwujudnya hak-hak masyarakat dan investor untuk
mendapatkan
pelayanan di bidang penzinan,
Pasal 3
Tujuan Pelimpahan Kewenangan di Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Penzinan
adalah rrnhrk meninokatkan kualitas nelavanan nerizinan di Pemerintah Provinsi
BAB
lll
't
PENYELENGGARAAN
Pasal 4
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu secana administrasi dilaksanakan
oleh Bidang Pelayanan Perizinan pada Badan Penanaman Modal Daerah dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jambi.
Pasal 5
Penerbitan atau penolakan surat izin dilaksanakan dan ditandatangani oleh
Kepala Badan Penanaman MoQl Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
ProvinsiJambi atas nama Gubernur.
Pasal 6
-
(1) Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu, BPMD-PPT dibantu
I
oleh Tim Teknis;
(2)Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dariperwakilan
SKPD terkait yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 7
(1) Untuk teruujudnya pelayanan perizinan yang cepat, efektif, efisien,
transparan dan memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ditetapkan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP);
(2) Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
ProvinsiJambi.
BAB IV
JENIS PERIZINAN
Pasal
I
(1) Jenis perizinan di BPMD-PPT Provinsi Jambi meliputi bidang-bidang
a.
b,
c.
d.
e,
f.
g.
h.
:
Penaman Modal;
Perencanaan dan Pembangunan Daerah;
Pekerjaan Umum;
Sosialdan Ketenaga Kerjaan;
Koperasidan UKM;
Pertanian,
Perkebunan;
Kebudayaan dan Pariwisata;
Kesehatan;
i.
j Perikanan dan Kelautan;
k. Perindustrian dan Perdagangan;
l, Energidan Sumber Daya Mineral;
m.
Kehutanan;
n. Lingkungan Hidup;
o. Peternakan;
p, Perhubungan,
(2) Rincian jenis perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)sebagaimana
tercantum dalam lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
BABV
1
PELIMPAHAN WEWENANG
Pasal 9
(1) Gubernur menarik sebagian kewenangan dibidang perizinan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 8 Pada SKPD;
(2) Gubernur melimpahkan sebagian wewenang sebagaimana dimaksud pada
ayat ('l) kepada Badan Penanaman Modaldan Pelayanan Perizinan Terpadu
ProvinsiJambi,
(3) Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPMD-PPT) Provinsi Jambi menandatangani dokumen perizinan atas nama
Gubernur.
\
BAB VI
PENGADUAN
Pasal 10
(1) Apabila pelayanan perizinan oleh BPMD-PPT tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, maka pemohon dapat
menyampaikan pengaduan;
(2)
Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),
ditakukan secara lisan
dan/atau tertulis melalui media yang disediakan;
(3)
Pengaduan yang disampaikan harus ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh Bidang
Pelayanan Perizinan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja.
BAB VII
PEMBINMN, PENGAWASAN, MONITORING
DAN EVALUASI
Pasal
11
(1) Pembinaan,pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan teknis izin
dan non izin secara fungsional dilakukan oleh Peiabat SKPD selaku Tim
Pembina;
(2) Pembinaan,
ptnfir*asrn dan
pengendalian secara administrasi di Bidang
Pelayanan Perizinan dilakukan oleh Kepala BPMD-PPT.
Pasal 12
(1)
Masing-masing SKPD melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perizinan
yang diterbitkan oleh BPMD-PPT sesuai dengan kewenangannya;
(2) Terhadap pelaksanaan perizinan yang
tidak sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku,
BAB VIII
PELAPOMN
Pasal 13
Kepala BPMD-PPT membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan
administrasi pelayanan perizinan secara tertulis setiap 3 (tiga) bulan kepada
Gubemur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Jambi.
1
BAB
IX
PEMBIAYAAN
Pasal 14
(1)
Penyelenggara Pelayanan Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugasnya
diberikan insentif sesuai dengan kemampuan daerah,
(2) lnsentif dimaksud pada ayat (1) diatur dan ditetapkan dengan Keputusan
Gubemur;
(3) Sumber pembiayaan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu
dibebankan pada APBD Provinsi Jambi.
BAB X
KETENTUAN PEMLIHAN
t
Pasal 15
(1) Sejak diundangkannya Peraturan Gubemur ini, Peraturan Gubemur Jambi
Nomor 37 Tahun 20'11 tentang Pelimpahan Sebaglan Kewenangan di Bidang
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman
Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jambi dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi;
(2) Semua perizinan yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Gubernur
ini
diundangkan dinyatakan tetap berlaku,
Pasal 16
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala
Badan,
BAB XI
PENUTUP
Pasal
lT
Peraturan Gubernur ini mulai bedaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah Provinsi Jambi,
Ditetapkan di Jambi
pada tanggal, 28 Januari 2013
I{ BASRI AGUS
Diundangkan diJambi
Januari 2013
PROVTNSURtnAt,
BERITA DAERAH PROVINSIJAMBITAHUN 2013 NOMOR
I-AMPIRAN PERATUMN GUBERNUR JAMBI
NOMOR i 7 T-AIIIIIi201J
TANGGAL: 28 Janu:ri 2011
PELIMPAI.IAN KEWENANGAN DI BIDANG PEIAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAT DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
PROVINSIJAMB!
NO
BIDANG
PERIZINAN
NON IZIN
1
2
3
4
1
PENANAMAN MODAL
1.
2.
lzin Prinsip Penanarnan Modal
lzin Prinsip
Perluasan
1.
Angka Pengenal lmportir
Produsen (APl-P)
r
Penanaman Modal
3.
lzin Prinsip Perubahan
Penanaman ModaI
4.
5.
6.
lzin Usaha
lzin Usaha Perluasan
lzin Usaha Penggabungan
Perusahaan Penanaman Modal
(Merger)
2
PERENCANAAN DAN
7.
Surat lzin Usaha Perubahan
8.
lzin Pemanfaatan Ruangan
9.
lzin Pemakaian Tanah pada
Ruang Milik Jalan Provinsi
10.
lzirr Pemakaian Tanah
PEMBANGUNAN
DAERAH
3
PEKERJAAN TJMUM
Pengairan
11.
lzin Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Permukaan
4
SOSIAL DAN TENAGA
KERJA
72. lzin Pengumpulan Uang atau
2.
Rekomendasi Undian Gratis
3.
Rekomendasi Pengumpulan
Berhadiah
Barang
Uang atau Barang
4.
Tanda Pendaftaran Organisasi
Sosial/Yayasan/LSM
5.
U KS
Tanda Pendaftaran Ulang
Organisasi Sosial/Yayasa n/LSM
UKS
6.
Pe rpa
njangan Pengesa han
Rencana Penggunaan Tenaga
Kerja Asing (RPTKA)
7.
Perpanjangan lzin
Mempekerja kan Tenaga Kerja
Asing (IMTA)
5
KOPERASI DAN UKM
13. lzin Usaha Simpan Pinjam
1.4. lzin Pembukaan Kantor
Koperasi
8.
Pengesahan Akta Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi
Cabang
9.
10.
PernbubaranKoperasi
Sertifikat Hasii Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam/Usaha Simpan Pinjarrr
Koperasi.
6
4
3
2
1
11.
PERTANIAN
Persetujuan Pendaftaran
Pangan Segar Asal Tumbuhan
(Jaminan Mutu Ketahanan
Pangan)
12.
Persetujuan Pendaftaran
Pangan Segar Asal Tumbuhan
(Non Jaminan Mutu Ketahanan
Pangan)
7
PERKEBUNAN
L5. lzin Usaha
16, lzin Usaha
13.
Sertifikat Prima
14.
Rekomendasi Usulan Kerja
lndustri Seni, Budaya untuk
Perkebunan (lUPl
Perkebunan Untuk
Budidaya (lUP-B)
17.
lzin Usaha Perkebunan Untuk
Pengolahan (lUP-P)
8
KEBUDAYAAN DAN
18. lzin Operasional
Pramuwisata
PARIWISATA
di Patenkan
15.
Rekomendasi Pengisian
Kesenian Dalam Rangka Luar
Negeri
L6.
Rekomendasi Persyaratan
Dasar Pengolongan Kelas Hotel
17. Sertifikat
Penggolongan
Restoran/Rumah Makan
9
KESEHATAN
19
21.
22
lzin Prinsip lndustri Kecil Obat
Tradisional (IKOI)
lzin Usaha lndustri Kecil Obat
Tradisional (IKOT)
Rekomendasi lzin Usaha
lrrdustri Kecil Obat Tradisional
Cabang
(rKor)
lzin Cabang Penyalur Alat
Rekomendasi lzin Produksi
Kesehatan
Kosmetika
Kese hata n
25
lzin Pendirian RSU Pemerintah
L9.
2L. Rekomendasi Sertifikat
Produksi Alat Kesehatan
22. Rekomendasi Sertifikat
Kelas B Non Pendidikan
Produksi Perbekalan Kesehatan
lzin Penyelenggaraan
Rumah Tangga (PKRT)
RSU
Pendidikan
Rekomendasi lzin Pedagang
Besar Farmasi (PBF) Pusat
lzin Perpanjangan
Rekomendasi lzin Pedagang
Pemerintah Kelas B Non
26
Penyelenggaraan
23
Besar Bahan Baku Farmasi
RSU
Pemerintah Kelas B Non
(
Pendidikan
27.
lzin Pendirian
24
RS
25
B
Izin Penyelenggaraan
RS
Kelas
30.
31
26.
RSU
Pemerintah Kelas A
lzin Penyelenggaraan Rumah
lzin Perpanjangan
Rekomendasi lzin
Penyelanggaraan
RSU Swasta
B
Sakit Umum Swasta Kelas
Rekomendasi lzin Pendirian
RSU Pemerintah Kelas A
Khusus
Pemerintah Kelas B
29. lzin Pendirian
PBBBF)
Rekomendasi lzin Penyalur
Alat Kesehatan
Khusus
Pemerintah Kelas
28
Rekomendasi lzin Prinsip
lndustri Kecil Obat Tradisional
(rKor)
lzin Pedagang Besar Farmasi
23. lzin Sub Penvalur
,, Alat
24
18.
B
27.
Rekomendasi lzin Pendirian
RS Khusus
Pemerintah Kelas A
28. Rekomendasi lzin
4
3
2
1.
29. Rekomendasi lzin Perpanjangan
Penyelanggaraan RS Khusus
Pemerintah Kelas A
30.
Rekomendasi lzin Pendirian
RSU Pemerintah Kelas B
Pendidikan
31
Rekomendasi lzin
Penyelanggaraan
RSU
Pemerintah Kelas B Pendidikan
32. Rekomendasi lzin Perpanjangan
Penyelanggaraan
RSU
Pemerintah Kelas B Pendidikan
33.
Rekomendasi lzin Pendirian
RS PMA/PMDN
34. Rekomendasi lzin
Penyelengaraan RS PMA/PtylDN
10 PERIKANAN DAN
32.
Surat lzin Usaha Perikanan
(SIUP) Perikanan Budidaya/
KELAUTAN
33.
34.
Kelautan Perikanan Tangkap
Surat lzin Usaha Kelautan (SIUK)
Surat lzin Penangkapan lkan
(slPl)
35. Surat Pembudidayaan lkan (SPl)
36. Surat lzin Kapal Pengangkut
lkan (Sll(Pl)
37.
Surat lzin Pemanfaatan iasa
38.
Kelautan (SlP JK)
Daftar Ulang SlPl/SPl/SlKPl/
SIP JK
39. Perpanjangan/Pembaharuan
srPr/sPr/srKPr/srP JK
11
PERINDUSTRIAN DAN
40
Persetujuan Prinsip
35.
PERDAGANGAN
41.
lzin Usaha lndustri melalui
Persetujuan Prinsip
Angka Pengenal lmportir Umum
(APr-u)
36
Rekomendasi Reparatir/
42
43
44
lzin Usaha
lndutri tanpa
Perbaikan Alat Ukur, Takar,
melalui Persetujuan Prinsip
lzin Perluasan Usaha lndustri
melalui Persetujuan Prinsip
lzin Perluasan Usaha lndustri
tanpa melalui Persetujuan
Timbang dan Perlengkapannya
(urrP)
Prinsip
5
lzin Perubahan Nama, Alamat
dan Penanggunga Jawab
46
Surat lzin Usaha Perdagangan
I
ndustri
Bahan Berbahaya(Sl UP-B2) bagi
Pengecer terdaftar Bahan
Berbahaya
47
Surat lzin Usaha Perdagangan
Minuman Berakhohol (SIUP-MB)
bagi Toko Bebas Bea (TBB)
12
ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
48.
lzin Usaha Perlambangan (lUP)
Explorasi
37.
Penganglcutan/Penimbunan
dan Pemakaian Bahan-Bahan
7
2
3
49. lzin Usaha
Pertambangan (lUP)
Operasi Produksi
50.
38. Kartu izin Meledakan
39. Rekomendasi Pembelian
dan
Penggunaan Bahan Peledak
Rekomendasi Teknis Air Tanah
lzin Usaha Pertambangan (lUP)
Operasi Produksi Khusus
Pengangkutan dan Penjualan
5L.
4
lzin Usaha Pertambangan (lUP)
40.
4L. Surat Keterangan Terdaftar
42. Persetujuan Pengusahaan
Operasi Produksi Khusus
Pengolahan dan Pemurnian
52.
Penambangan Minyak Bumi
Pada Sumur Tua
lzin Usaha Jasa Pertambangan
(tuJP)
13 KEHUTANAN
53.
lzin Usaha lndustri Primer Halil
43
Hutan Kayu (IUIPHHK) s.d 5000
M3/Tahun
54
Perluasan lzin Usaha lndustri
Primer Hasil Hutan Kayu
Kapasitas Produksis.d 6000 M3/
Tahun
55.
44. Rekomendasi Dalam rangka
lzin Usaha lndustri Primer Hasil
Hutan Kayu (IUIPHHK) > 5000
M3/Tahun
45. Rekomendasi Dalam rangka
Pembaharuan lzin Usaha
Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Rekomendasi Dalam rangka
lndustri Primer Hasil Hutan
Kayu Kapasitas Produksi s.d
56.
5000 M3fl-ahun
Izin Pembuatan dan Penggunaan
Tukar Menukar Kawasan Hutan
46. Tanda Terima Penyampaian
RPBBI Kapasitas Produksi s.d
Koridor
57. lzin Perubahan Komposisi Jenis
Relokasi IUIPHHK s.d 5000 M3/
Tahun
5000 M3/Tahun
47.
Rekomenddsi TUPHHK - HA/HT|
48.
Persetujuan Kelayakan
Lingkungan
Produksi
58.
lzin Penurunan Kapasitas
Produksi
59.
lzin Perubahan Nama dan
Penggantian Pemegang I U IPHHK
60.
lzin Rencana Kerja Tahunan -
61.
IUPHHK Hutan Alam
lzin Rencana Kerja Tahunan IUPHHK HTI
L4. LINGKUNGAN HIDUP
62. lzin Lingkungan
53. lzin Penyimpanar{ dan
Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (83)
49.
50.
Rekomendasi UKL-UPL
RekomendasiPenyimpanan
dan Pengumpulan Limbah (83)
L5.
54.
lzin Pengeluaran dan atau
pemasukan ternak potong antar
provinsidan pulau.
Izin Pemasukan dan/atau
pengeluaran hewan kesayangan,
hewan konservasi, hewan
negara antar provinsi/pulau
lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran bibi/benih/semen
beku antar provinsi/pulau
67.
lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran Day Old Chick
(Doc)/ Day old Duck (DoD)
antar provinsi/pulau
2
L
4
3
68.
lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran unggas antar
provinsi/pulau
59. lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran produk pangan
asal hewan (daging) antar
provinsi dan pulau
70. lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran produk pangan
asal hewan (susu olahan) antar
provinsi/pulau
r
77. lzin Pemasukan dan/ atau
pengeluaran produk pangan
asal hewan (telur konsumsi)
antar provinsi/pulau
72. lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran produk pangan
asal hewan (kulit untuk pangan)
antar provinsi/pulau
73. lzin Pemasukan dan/atau
pengeluaran produk non pangan
asal hewan (bahan baku pakan
ternak) yaitu tepung tulang,
tepung darah, Chicken Feather
Meal(CFMldan Fish Meal (FM)
antar provinsi dan pulau
74. lzin Pemasukan dan/atau
Pengeluaran produk non pangan
asal hewan (kulit bahan industri)
antar pulau dan provinsi.
75. lzin Pengeluaran Obat Hewan
antar Provinsi/ Pulau.
1_6.
PERHUBUNGAN DAN
76. lzin Trayek Baru Angkutan Antar
LLAJ
77.
51.
Kota Dalam Provinsi (AKDP)
Antar Kota Antar Provinsi.
lzin Trayek Perpaniangan Masa
Reksmendasi Pengerukan dan
Berlaku Surat K6putusan lzin
Reklamasi
Trayek (SKIT)
53.
78. lzin Trayek Penambahan
Armada/Frekuensi Pelayanan
79. lzin Trayek Perubahan Trayek
lzin Trayek Pengalihan
lzin Trayek Penggantian SKIT
Rusak
/
Hilang
lzin Trayek Baru MPU/Mikrobis
AKDP
2.
lzin Trayek MPU/Mikrobis
Perpanjangan Masa Berlaku
SKIT
lzin Trayek Penambahan Armada
MPU/Mikrobis
lzin Trayek Perubahan Trayek
MPU/Mikrobis
lzin Trayek Pengalihan
Rekomendasi Rencana lnduk
Pelabuhan Regional
Rekomendasi Dermaga Untuk
Kepentingan Sendiri (DU KS)
55.
Rekomendasi Pembangunan
Tower
Kepemilikan
81.
Rekomenasi (Advis) lzin Trayek
55.
Rekomendasi Pembangunan
Landasan Pendaratan Pesawat
Keci
l/Helikopter ( Helyport)
7
T
3
2
85.
lzin Trayek Penggantian SKIT
Rusak
87
/
Hilang MPU/Mikrobis
lzin Trayek Baru Angkutan Antar
Jemput Antar Kota Dalam
Provinsi (AKDP)
88
lzin Trayek Perpanjangan Masa
Berlaku Surat Keputusan lzin
Trayek (Antar Jemput)
89.
lzin Trayek Penambahan
Armada/Frekuensi Pelaya nan
Antar Jemput AKDP
90
lzin Trayek Penggantian SKIT
Rusak/Hilang Antar Jemput
AKDP
91. lzin Operasi Baru Angl