Website Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum BPK RI UU No.40 TH 2007

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 40 TAHUN 2007
TENTANG
PERSEROAN TERBATAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: a.

b.

c.

d.

e.


Mengingat

bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar
at as demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, ef isiensi
berkeadilan,
berkelanj ut an,
berwawasan
lingkungan,
kemandirian, sert a dengan menj aga keseimbangan kemaj uan dan
kesat uan ekonomi nasional, perlu didukung oleh kelembagaan
perekonomian
yang kokoh
dalam
rangka
mewuj udkan
kesej aht eraan masyarakat ;
bahwa dalam rangka lebih meningkat kan pembangunan
perekonomian nasional dan sekaligus memberikan landasan yang
kokoh bagi dunia usaha dalam menghadapi perkembangan
perekonomian dunia dan kemaj uan il mu penget ahuan dan

t eknologi di era globalisasi pada masa mendat ang, perlu
didukung oleh suat u undang-undang yang mengat ur t ent ang
perseroan t erbat as yang dapat menj amin t erselenggaranya iklim
dunia usaha yang kondusif ;
bahwa perseroan t erbat as sebagai salah sat u pilar pembangunan
perekonomian nasional perlu diberikan landasan hukum unt uk
lebih memacu pembangunan nasional yang disusun sebagai usaha
bersama berdasar at as asas kekeluargaan;
bahwa Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 t ent ang Perseroan
Terbat as dipandang
sudah
t idak
sesuai
lagi
dengan
perkembangan hukum dan kebut uhan masyarakat sehingga perlu
digant i dengan undang-undang yang baru;
bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membent uk UndangUndang t ent ang Perseroan Terbat as;


: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan Perset uj uan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menet apkan

MEMUTUSKAN:
: UNDANG-UNDANG TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-2-

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1.
Perseroan Terbat as, yang selanj ut nya disebut Perseroan, adalah
badan hukum yang merupakan persekut uan modal, didirikan
berdasarkan perj anj ian, melakukan kegiat an usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya t erbagi dalam saham dan
memenuhi persyarat an yang dit et apkan dalam Undang-Undang
ini sert a perat uran pelaksanaannya.
2.
Organ Perseroan adal ah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi,
dan Dewan Komisaris.
3.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komit men
Perseroan unt uk berperan sert a dalam pembangunan ekonomi
berkelanj ut an guna meningkat kan kualit as kehidupan dan
lingkungan yang bermanf aat , baik bagi Perseroan sendiri,
komunit as set empat , maupun masyarakat pada umumnya.
4.
Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanj ut nya disebut RUPS,
adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang t idak

diberikan kepada Direksi at au Dewan Komisaris dalam bat as
yang dit ent ukan dalam Undang-Undang ini dan/ at au anggaran
dasar.
5.
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan
bert anggung j awab penuh at as pengurusan Perseroan unt uk
kepent ingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan t uj uan
Perseroan sert a mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di
luar pengadilan sesuai dengan ket ent uan anggaran dasar.
6.
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bert ugas
melakukan pengawasan secara umum dan/ at au khusus sesuai
dengan anggaran dasar sert a memberi nasihat kepada Direksi.
7.
Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik at au Perseroan yang
melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ket ent uan
perat uran perundang-undangan di bidang pasar modal .
8.
Perseroan Publik adalah Perseroan yang memenuhi krit eria
j umlah pemegang saham dan modal diset or sesuai dengan

ket ent uan perat uran perundang-undangan di bidang pasar
modal.
9.
Penggabungan adalah perbuat an hukum yang dilakukan oleh
sat u Perseroan at au lebih unt uk menggabungkan diri dengan
Perseroan lain yang t elah ada yang mengakibat kan akt iva dan
pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena
hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan
selanj ut nya st at us badan hukum Perseroan yang menggabungkan
diri berakhir karena hukum.
10. Peleburan adalah perbuat an hukum yang dilakukan oleh dua
Perseroan at au lebih unt uk meleburkan diri dengan cara

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-3-

11.


12.

13.

14.
15.
16.

mendirikan sat u Perseroan baru yang karena hukum
memperoleh akt iva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan
diri dan st at us badan hukum Perseroan yang meleburkan diri
berakhir karena hukum.
Pengambil alihan adal ah perbuat an hukum yang dilakukan oleh
badan hukum at au orang perseorangan unt uk mengambil alih
saham Perseroan yang mengakibat kan beralihnya pengendalian
at as Perseroan t ersebut .
Pemisahan adalah perbuat an hukum yang dilakukan oleh
Perseroan unt uk memisahkan usaha yang mengakibat kan seluruh
akt iva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada dua
Perseroan at au lebih at au sebagian akt iva dan pasiva Perseroan

beralih karena hukum kepada sat u Perseroan at au lebih.
Surat Tercat at adalah surat yang dialamat kan kepada penerima
dan dapat dibukt ikan dengan t anda t erima dari penerima yang
dit andat angani dengan menyebut kan t anggal penerimaan.
Surat Kabar adalah surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
beredar secara nasional.
Hari adalah hari kalender.
Ment eri adalah ment eri yang t ugas dan t anggung j awabnya di
bidang hukum dan hak asasi manusia.

Pasal 2
Perseroan harus mempunyai maksud dan t uj uan sert a kegiat an usaha
yang t idak bert ent angan dengan ket ent uan perat uran perundangundangan, ket ert iban umum, dan/ at au kesusilaan.

(1)

(2)

Pasal 3
Pemegang saham Perseroan t idak bert anggung j awab secara

pribadi at as perikat an yang dibuat at as nama Perseroan dan
t idak bert anggung j awab at as kerugian Perseroan melebihi
saham yang dimiliki.
Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t idak berlaku
apabila:
a. persyarat an Perseroan sebagai badan hukum belum at au
t idak t erpenuhi;
b. pemegang saham yang bersangkut an baik l angsung maupun
t idak langsung dengan it ikad buruk memanf aat kan
Perseroan unt uk kepent ingan pribadi;
c. pemegang saham yang bersangkut an t erlibat dalam
perbuat an melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan;
at au
d. pemegang saham yang bersangkut an baik l angsung maupun
t idak langsung secara melawan hukum menggunakan
kekayaan Perseroan,
yang mengakibat kan kekayaan
Perseroan menj adi t idak cukup unt uk melunasi ut ang
Perseroan.


PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-4-

Pasal 4
Terhadap Perseroan berlaku Undang-Undang ini, anggaran dasar
Perseroan, dan ket ent uan perat uran perundang-undangan lainnya.

(1)

(2)
(3)

Pasal 5
Perseroan mempunyai nama dan t empat kedudukan dalam
wilayah negara Republik Indonesia
yang dit ent ukan dalam
anggaran dasar.
Perseroan mempunyai alamat lengkap sesuai dengan t empat

kedudukannya.
Dalam surat -menyurat , pengumuman yang dit erbit kan oleh
Perseroan, barang cet akan, dan akt a dalam hal Perseroan
menj adi pihak harus menyebut kan nama dan alamat lengkap
Perseroan.

Pasal 6
Perseroan didirikan unt uk j angka wakt u t erbat as at au t idak t erbat as
sebagaimana dit ent ukan dalam anggaran dasar.

(1)
(2)
(3)
(4)

(5)

(6)

BAB II
PENDIRIAN, ANGGARAN DASAR DAN
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, DAFTAR
PERSEROAN DAN PENGUMUMAN
Bagian Kesat u
Pendirian
Pasal 7
Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang at au lebih dengan akt a
not aris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
Set iap pendiri Perseroan waj ib mengambil bagian saham pada
saat Perseroan didirikan.
Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) t idak berlaku
dalam rangka Peleburan.
Perseroan memperoleh st at us badan hukum pada t anggal
dit erbit kannya Keput usan Ment eri mengenai pengesahan badan
hukum Perseroan.
Set elah Perseroan memperol eh st at us badan hukum dan
pemegang saham menj adi kurang dari 2 (dua) orang, dalam
j angka wakt u paling lama 6 (enam) bulan t erhit ung sej ak
keadaan t ersebut pemegang saham yang bersangkut an waj ib
mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain at au
Perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
Dalam hal j angka wakt u sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
t elah dilampaui, pemegang saham t et ap kurang dari 2 (dua)
orang, pemegang saham bert anggung j awab secara pribadi at as
segala perikat an dan kerugian Perseroan, dan at as permohonan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-5-

(7)

(1)
(2)

(3)

(1)

(2)

pihak
yang berkepent ingan,
pengadilan
negeri
dapat
membubarkan Perseroan t ersebut .
Ket ent uan yang mewaj ibkan Perseroan didirikan oleh 2 (dua)
orang at au lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
ket ent uan pada ayat (5), sert a ayat (6) t idak berlaku bagi :
a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; at au
b. Perseroan yang mengelola bursa ef ek, lembaga kliring dan
penj aminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan
lembaga lain sebagaimana diat ur dalam Undang-Undang
t ent ang Pasar Modal.
Pasal 8
Akt a pendirian memuat anggaran dasar dan ket erangan lain
berkait an dengan pendirian Perseroan.
Ket erangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
sekurang-kurangnya :
a. nama lengkap, t empat dan t anggal lahir, pekerj aan, t empat
t inggal , dan kewarganegaraan pendiri perseorangan, at au
nama, t empat kedudukan dan alamat lengkap sert a nomor
dan t anggal Keput usan Ment eri mengenai pengesahan badan
hukum dari pendiri Perseroan;
b. nama lengkap, t empat dan t anggal lahir, pekerj aan, t empat
t inggal, kewarganegaraan anggot a Direksi dan Dewan
Komisaris yang pert ama kali diangkat ;
c. nama pemegang saham yang t elah mengambil bagian
saham, rincian j umlah saham, dan nilai nominal saham yang
t elah dit empat kan dan diset or.
Dalam pembuat an akt a pendirian, pendiri dapat diwakili oleh
orang lain berdasarkan surat kuasa.
Pasal 9
Unt uk memperoleh Keput usan Ment eri mengenai pengesahan
badan hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (4), pendiri bersama-sama mengaj ukan permohonan
melalui j asa t eknologi inf ormasi sist em administ rasi badan
hukum secara elekt ronik kepada Ment eri dengan mengisi f ormat
isian yang memuat sekurang-kurangnya:
a. nama dan t empat kedudukan Perseroan;
b. j angka wakt u berdirinya Perseroan;
c. maksud dan t uj uan sert a kegiat an usaha Perseroan;
d. j umlah modal dasar, modal dit empat kan, dan modal
diset or;
e. alamat lengkap Perseroan.
Pengisian f ormat isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus didahului dengan pengaj uan nama Perseroan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-6-

(3)

(4)

(1)

(2)
(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Dalam hal pendiri t idak mengaj ukan sendiri permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pendiri hanya
dapat memberi kuasa kepada not aris.
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara pengaj uan dan
pemakaian
nama
Perseroan
diat ur
dengan
Perat uran
Pemerint ah.
Pasal 10
Permohonan unt uk memperoleh Keput usan Ment eri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) harus diaj ukan kepada Ment eri
paling l ambat 60 (enam puluh) hari t erhit ung sej ak t anggal akt a
pendirian dit andat angani, dilengkapi ket erangan mengenai
dokumen pendukung.
Ket ent uan mengenai
dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diat ur dengan Perat uran Ment eri.
Apabila f ormat isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) dan ket erangan mengenai dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) t elah sesuai dengan ket ent uan
perat uran perundang-undangan, Ment eri langsung menyat akan
t idak berkeberat an at as permohonan yang bersangkut an secara
elekt ronik.
Apabila f ormat isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) dan ket erangan mengenai dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) t idak sesuai dengan ket ent uan
perat uran
perundang-undangan,
Ment eri
langsung
memberit ahukan penolakan besert a alasannya kepada pemohon
secara elekt ronik.
Dalam j angka wakt u paling lambat 30 (t iga puluh) hari t erhit ung
sej ak t anggal pernyat aan t idak berkeberat an sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), pemohon yang bersangkut an waj ib
menyampaikan secara f isik surat permohonan yang dilampiri
dokumen pendukung.
Apabila semua persyarat an sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
t elah dipenuhi secara lengkap, paling lambat 14 (empat bel as)
hari, Ment eri menerbit kan keput usan t ent ang pengesahan badan
hukum Perseroan yang dit andat angani secara elekt ronik.
Apabila persyarat an t ent ang j angka wakt u dan kelengkapan
dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (5) t idak
dipenuhi, Ment eri langsung memberit ahukan hal t ersebut
kepada pemohon secara elekt ronik, dan pernyat aan t idak
berkeberat an sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menj adi
gugur.
Dalam hal pernyat aan t idak berkeberat an gugur, pemohon
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat mengaj ukan kembali
permohonan unt uk memperoleh Keput usan Ment eri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1).

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-7-

(9)

Dalam hal permohonan unt uk memperoleh Keput usan Ment eri
t idak diaj ukan dalam j angka wakt u sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), akt a pendirian menj adi bat al sej ak lewat nya j angka
wakt u t ersebut dan Perseroan yang belum memperoleh st at us
badan hukum bubar karena hukum dan pemberesannya
dilakukan oleh pendiri.
(10) Ket ent uan j angka wakt u sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku j uga bagi permohonan pengaj uan kembali.
Pasal 11
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pengaj uan permohonan unt uk
memperoleh Keput usan Ment eri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (4) bagi daerah t ert ent u yang belum mempunyai at au t idak
dapat digunakan j aringan el ekt ronik diat ur dengan Perat uran
Ment eri.

(1)

(2)

(3)

(4)

(1)

(2)

(3)

Pasal 12
Perbuat an hukum yang berkait an dengan kepemilikan saham dan
penyet orannya yang dilakukan oleh calon pendiri sebelum
Perseroan didirikan, harus dicant umkan dalam akt a pendirian.
Dalam hal perbuat an hukum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dinyat akan dengan akt a yang bukan akt a ot ent ik, akt a
t ersebut dilekat kan pada akt a pendirian.
Dalam hal perbuat an hukum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dinyat akan dengan akt a ot ent ik, nomor, t anggal dan nama
sert a t empat kedudukan not aris yang membuat akt a ot ent ik
t ersebut disebut kan dalam akt a pendirian Perseroan.
Dalam hal ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) t idak dipenuhi, perbuat an hukum t ersebut
t idak menimbulkan hak dan kewaj iban sert a t idak mengikat
Perseroan.
Pasal 13
Perbuat an hukum yang dilakukan calon pendiri unt uk
kepent ingan Perseroan yang belum didirikan, mengikat
Perseroan set elah Perseroan menj adi badan hukum apabil a
RUPS pert ama Perseroan secara t egas menyat akan menerima
at au mengambil alih semua hak dan kewaj iban yang t imbul dari
perbuat an hukum yang dilakukan oleh calon pendiri at au
kuasanya.
RUPS pert ama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diselenggarakan dalam j angka wakt u paling lambat 60 (enam
puluh) hari set elah Perseroan memperoleh st at us badan hukum.
Keput usan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sah
apabila RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili
semua saham dengan hak suara dan keput usan diset uj ui dengan
suara bulat .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-8-

(4)

(5)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(1)

Dalam hal RUPS t idak diselenggarakan dalam j angka wakt u
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) at au RUPS t idak berhasil
mengambil keput usan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
set iap calon pendiri yang melakukan perbuat an hukum t ersebut
bert anggung j awab secara pribadi at as segala akibat yang
t imbul.
Perset uj uan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) t idak
diperlukan apabila perbuat an hukum t ersebut dilakukan at au
diset uj ui secara t ert ulis oleh semua cal on pendiri sebelum
pendirian Perseroan.
Pasal 14
Perbuat an hukum at as nama Perseroan yang belum memperoleh
st at us badan hukum, hanya boleh dilakukan oleh semua anggot a
Direksi bersama-sama semua pendiri sert a semua anggot a
Dewan Komisaris Perseroan dan mereka semua bert anggung
j awab secara t anggung rent eng at as perbuat an hukum t ersebut .
Dalam hal perbuat an hukum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh pendiri at as nama Perseroan yang bel um
memperoleh st at us badan hukum, perbuat an hukum t ersebut
menj adi t anggung j awab pendiri yang bersangkut an dan t idak
mengikat Perseroan.
Perbuat an hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), karena
hukum menj adi t anggung j awab Perseroan set elah Perseroan
menj adi badan hukum.
Perbuat an hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya
mengikat dan menj adi t anggung j awab Perseroan set elah
perbuat an hukum t ersebut diset uj ui ol eh semua pemegang
saham dal am RUPS yang dihadiri oleh semua pemegang saham
Perseroan.
RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah RUPS pert ama
yang harus diselenggarakan paling lambat 60 (enam puluh) hari
set elah Perseroan memperoleh st at us badan hukum.
Bagian Kedua
Anggaran Dasar dan Perubahan
Anggaran Dasar
Paragraf 1
Anggaran Dasar
Pasal 15
Anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
memuat sekurang-kurangnya:
a. nama dan t empat kedudukan Perseroan;
b. maksud dan t uj uan sert a kegiat an usaha Perseroan;
c. j angka wakt u berdirinya Perseroan;
d. besarnya j umlah modal dasar, modal dit empat kan, dan
modal diset or;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-9-

e.

(2)

(3)

(1)

(2)
(3)

(4)

(1)

(2)

j umlah saham, klasif ikasi saham apabila ada berikut j umlah
saham unt uk t iap kl asif ikasi, hak-hak yang melekat pada
set iap saham, dan nilai nominal set iap saham;
f . nama j abat an dan j umlah anggot a Direksi dan Dewan
Komisaris;
g. penet apan t empat dan t at a cara penyelenggaraan RUPS;
h. t at a cara pengangkat an, penggant ian, pemberhent ian
anggot a Direksi dan Dewan Komisaris;
i. t at a cara penggunaan laba dan pembagian dividen.
Selain ket ent uan sebagaimana di maksud pada ayat (1) anggaran
dasar dapat j uga memuat ket ent uan lain yang t idak
bert ent angan dengan Undang-Undang ini.
Anggaran dasar t idak boleh memuat :
a. ket ent uan t ent ang penerimaan bunga t et ap at as saham; dan
b. ket ent uan t ent ang pemberian manf aat pribadi kepada
pendiri at au pihak lain.
Pasal 16
Perseroan t idak boleh memakai nama yang:
a. t elah dipakai secara sah oleh Perseroan lain at au sama pada
pokoknya dengan nama Perseroan lain;
b. bert ent angan
dengan
ket ert iban
umum
dan/ at au
kesusilaan;
c. sama at au mirip dengan nama lembaga negara, lembaga
pemerint ah, at au lembaga int ernasional, kecuali mendapat
izin dari yang bersangkut an;
d. t idak sesuai dengan maksud dan t uj uan, sert a kegiat an
usaha, at au menunj ukkan maksud dan t uj uan Perseroan saj a
t anpa nama diri;
e. t erdiri at as angka at au rangkaian angka, huruf at au
rangkaian huruf yang t idak membent uk kat a; at au
f . mempunyai art i sebagai Perseroan, badan hukum, at au
persekut uan perdat a.
Nama Perseroan harus didahului dengan f rase “ Perseroan
Terbat as” at au disingkat “ PT” .
Dalam hal Perseroan Terbuka selain berlaku ket ent uan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pada akhir nama
Perseroan dit ambah kat a singkat an “ Tbk” .
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara pemakaian nama
Perseroan diat ur dengan Perat uran Pemerint ah
Pasal 17
Perseroan mempunyai t empat kedudukan di daerah kot a at au
kabupat en dalam wilayah negara Republik Indonesia yang
dit ent ukan dalam anggaran dasar.
Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekaligus merupakan kant or pusat Perseroan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 10 -

Pasal 18
Perseroan harus mempunyai maksud dan t uj uan sert a kegiat an usaha
yang dicant umkan dalam anggaran dasar Perseroan sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang-undangan.

(1)
(2)

(1)
(2)

(1)
(2)

(3)
(4)

(5)

(6)

(7)

Paragraf 2
Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 19
Perubahan anggaran dasar dit et apkan oleh RUPS.
Acara mengenai perubahan anggaran dasar waj ib dicant umkan
dengan j el as dalam panggilan RUPS.
Pasal 20
Perubahan anggaran dasar Perseroan yang t elah dinyat akan
pailit t idak dapat dilakukan, kecuali dengan peset uj uan kurat or.
Perset uj uan kurat or sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampirkan
dalam
permohonan
perset uj uan
at au
pemberit ahuan perubahan anggaran dasar kepada Ment eri.
Pasal 21
Perubahan anggaran dasar t ert ent u harus mendapat perset uj uan
Ment eri.
Perubahan anggaran dasar t ert ent u sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliput i:
a. nama Perseroan dan/ at au t empat kedudukan Perseroan;
b. maksud dan t uj uan sert a kegiat an usaha Perseroan;
c. j angka wakt u berdirinya Perseroan;
d. besarnya modal dasar;
e. pengurangan modal dit empat kan dan diset or; dan/ at au
f . st at us Perseroan yang t ert ut up menj adi Perseroan Terbuka
at au sebal iknya.
Perubahan anggaran dasar selain sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) cukup diberit ahukan kepada Ment eri.
Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) dimuat at au dinyat akan dalam akt a not aris dalam
bahasa Indonesia.
Perubahan anggaran dasar yang t idak dimuat dalam akt a berit a
acara rapat yang dibuat not aris harus dinyat akan dalam akt a
not aris paling lambat 30 (t iga puluh) hari t erhit ung sej ak
t anggal keput usan RUPS.
Perubahan anggaran dasar t idak boleh dinyat akan dalam akt a
not aris set elah lewat bat as wakt u 30 (t iga puluh) hari
sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
Permohonan
perset uj uan
perubahan
anggaran
dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaj ukan kepada Ment eri,
paling lambat 30 (t iga puluh) hari t erhit ung sej ak t anggal akt a
not aris yang memuat perubahan anggaran dasar.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 11 -

(8)

(9)

(1)

(2)

(1)

(2)

(3)

(1)

(2)

(1)

Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) mut at is
mut andis berlaku bagi pemberit ahuan perubahan anggaran
dasar kepada Ment eri.
Set elah lewat bat as wakt u 30 (t iga puluh) hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) permohonan perset uj uan at au
pemberit ahuan perubahan anggaran dasar t idak dapat diaj ukan
at au disampaikan kepada Ment eri.
Pasal 22
Permohonan perset uj uan perubahan anggaran dasar mengenai
perpanj angan j angka wakt u berdirinya Perseroan sebagaimana
dit et apkan dalam anggaran dasar harus diaj ukan kepada Ment eri
paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum j angka wakt u
berdirinya Perseroan berakhir.
Ment eri
memberikan
perset uj uan
at as
permohonan
perpanj angan j angka wakt u sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pal ing l ambat pada t anggal t erakhir berdirinya Perseroan.
Pasal 23
Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 ayat (2) mulai berlaku sej ak t anggal dit erbit kannya
Keput usan Ment eri mengenai perset uj uan perubahan anggaran
dasar.
Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 ayat (3) mulai berlaku sej ak t anggal dit erbit kannya surat
penerimaan pemberit ahuan perubahan anggaran dasar oleh
Ment eri.
Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
t idak berlaku dalam hal Undang-Undang ini menent ukan lain.
Pasal 24
Perseroan yang modal dan j umlah pemegang sahamnya t elah
memenuhi krit eria sebagai Perseroan Publik sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang-undangan di bidang pasar
modal, waj ib mengubah anggaran dasarnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf f dalam j angka wakt u 30
(t iga puluh) hari t erhit ung sej ak t erpenuhi krit eria t ersebut .
Direksi Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) waj ib
mengaj ukan pernyat aan pendaf t aran sesuai dengan ket ent uan
perat uran perundang-undangan di bidang pasar modal .
Pasal 25
Perubahan anggaran dasar mengenai st at us Perseroan yang
t ert ut up menj adi Perseroan Terbuka mulai berlaku sej ak
t anggal:

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 12 -

a.

(2)

ef ekt if pernyat aan pendaf t aran yang diaj ukan kepada
lembaga pengawas di bidang pasar modal bagi Perseroan
Publik; at au
b. dilaksanakan penawaran umum, bagi Perseroan yang
mengaj ukan pernyat aan pendaf t aran kepada lembaga
pengawas di bidang pasar modal
unt uk melakukan
penawaran umum saham sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan di bidang pasar modal .
Dalam hal pernyat aan pendaf t aran Perseroan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a t idak menj adi ef ekt if at au
Perseroan yang t elah mengaj ukan pernyat aan pendaf t aran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b t idak
melaksanakan penawaran umum saham, Perseroan harus
mengubah kembali anggaran dasarnya dalam j angka wakt u 6
(enam) bul an set elah t anggal perset uj uan Ment eri.

Pasal 26
Perubahan anggaran dasar
yang dilakukan dalam
rangka
Penggabungan at au Pengambilal ihan berlaku sej ak t anggal:
a.
perset uj uan Ment eri;
b.
kemudian yang dit et apkan dalam perset uj uan Ment eri; at au
c.
pemberit ahuan perubahan anggaran dasar dit erima Ment eri,
at au t anggal
kemudian yang dit et apkan dalam akt a
Penggabungan at au akt a Pengambilalihan .
Pasal 27
Permohonan
perset uj uan
at as
perubahan
anggaran
dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) dit olak apabila:
a.
bert ent angan dengan ket ent uan mengenai t at a cara perubahan
anggaran dasar;
b.
isi perubahan bert ent angan dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan, ket ert iban umum, dan/ at au kesusilaan;
at au
c.
t erdapat keberat an dari kredit or at as keput usan RUPS mengenai
pengurangan modal .
Pasal 28
Ket ent uan mengenai t at a cara pengaj uan permohonan unt uk
memperoleh Keput usan Ment eri mengenai pengesahan badan hukum
Perseroan, dan keberat annya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,
Pasal 10, dan Pasal 11 mut at is mut andis berlaku bagi pengaj uan
permohonan
perset uj uan
perubahan
anggaran
dasar
dan
keberat annya.
Bagian Ket iga
Daf t ar Perseroan dan Pengumuman
Paragraf 1

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 13 -

(1)
(2)

(3)

(4)

(5)
(6)

Daf t ar Perseroan
Pasal 29
Daf t ar Perseroan diselenggarakan oleh Ment eri.
Daf t ar Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
dat a t ent ang Perseroan yang meliput i:
a. nama dan t empat kedudukan, maksud dan t uj uan sert a
kegiat an usaha, j angka wakt u pendirian, dan permodal an;
b. alamat lengkap Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5;
c. nomor dan t anggal akt a pendirian dan Keput usan Ment eri
mengenai pengesahan badan hukum Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4);
d. nomor dan t anggal akt a perubahan anggaran dasar dan
perset uj uan Ment eri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1);
e. nomor dan t anggal akt a perubahan anggaran dasar dan
t anggal
penerimaan
pemberit ahuan
oleh
Ment eri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2);
f . nama dan t empat kedudukan not aris yang membuat akt a
pendirian dan akt a perubahan anggaran dasar;
g. nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggot a
Direksi, dan anggot a Dewan Komisaris Perseroan;
h. nomor dan t anggal akt a pembubaran at au nomor dan
t anggal
penet apan pengadilan t ent ang pembubaran
Perseroan yang t elah diberit ahukan kepada Ment eri;
i. berakhirnya st at us badan hukum Perseroan;
j . neraca dan laporan laba rugi dari t ahun buku yang
bersangkut an bagi Perseroan yang waj ib diaudit .
Dat a Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dimasukkan dalam daf t ar Perseroan
pada t anggal yang
bersamaan dengan t anggal:
a. Keput usan Ment eri mengenai pengesahan badan hukum
Perseroan, perset uj uan at as perubahan anggaran dasar yang
memerlukan perset uj uan;
b. penerimaan pemberit ahuan perubahan anggaran dasar yang
t idak memerlukan perset uj uan; at au
c. penerimaan pemberit ahuan perubahan dat a Perseroan yang
bukan merupakan perubahan anggaran dasar.
Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g
mengenai nama lengkap dan alamat pemegang saham Perseroan
Terbuka sesuai dengan ket ent uan perat uran perundangundangan di bidang pasar modal .
Daf t ar Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t erbuka
unt uk umum.
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai daf t ar Perseroan diat ur dengan
Perat uran Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 14 -

(1)

(2)

(3)

(1)
(2)

(1)
(2)

(3)

(1)

Paragraf 2
Pengumuman
Pasal 30
Ment eri mengumumkan dalam Tambahan Berit a Negara Republik
Indonesia:
a. akt a pendirian Perseroan besert a Keput usan Ment eri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4);
b. akt a perubahan anggaran dasar Perseroan besert a
Keput usan Ment eri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1);
c. akt a perubahan anggaran dasar yang t elah dit erima
pemberit ahuannya ol eh Ment eri.
Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Ment eri dalam wakt u paling lambat 14 (empat belas) hari
t erhit ung sej ak t anggal dit erbit kannya Keput usan Ment eri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b at au
sej ak dit erimanya pemberit ahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c.
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara pengumuman
dilaksanakan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundangundangan.
BAB III
MODAL DAN SAHAM
Bagian Kesat u
Modal
Pasal 31
Modal dasar Perseroan t erdiri at as seluruh nilai nominal saham.
Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t idak menut up
kemungkinan perat uran perundang-undangan di bidang pasar
modal mengat ur modal Perseroan t erdiri at as saham t anpa nilai
nominal.
Pasal 32
Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp 50. 000. 000, 00 (lima
puluh j ut a rupiah).
Undang-Undang yang mengat ur kegiat an usaha t ert ent u dapat
menent ukan j umlah minimum modal Perseroan yang lebih besar
daripada ket ent uan modal dasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Perubahan besarnya modal dasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 33
Paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 harus dit empat kan dan
diset or penuh.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 15 -

(2)
(3)

(1)
(2)

(3)

(1)

(2)

(3)

(1)

Modal dit empat kan dan diset or penuh sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibukt ikan dengan bukt i penyet oran yang sah.
Pengeluaran saham lebih lanj ut yang dilakukan set iap kali unt uk
menambah modal yang dit empat kan harus diset or penuh.
Pasal 34
Penyet oran at as modal saham dapat dilakukan dalam bent uk
uang dan/ at au dalam bent uk l ainnya.
Dalam hal penyet oran modal saham dilakukan dalam bent uk
lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penilaian set oran
modal saham dit ent ukan berdasarkan nilai waj ar yang
dit et apkan sesuai dengan harga pasar at au oleh ahli yang t idak
t eraf iliasi dengan Perseroan.
Penyet oran saham dalam bent uk benda t idak bergerak harus
diumumkan dalam 1 (sat u) Surat Kabar at au lebih, dalam j angka
wakt u 14 (empat belas) hari set elah akt a pendirian
dit andat angani at au set elah RUPS memut uskan penyet oran
saham t ersebut .
Pasal 35
Pemegang saham dan kredit or lainnya yang mempunyai t agihan
t erhadap Perseroan t idak dapat menggunakan hak t agihnya
sebagai kompensasi kewaj iban penyet oran at as harga saham
yang t elah diambilnya, kecuali diset uj ui oleh RUPS.
Hak t agih t erhadap Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang dapat dikompensasi dengan set oran saham adalah hak
t agih at as t agihan t erhadap Perseroan yang t imbul karena:
a. Perseroan t elah menerima uang at au penyerahan benda
berwuj ud at au benda t idak berwuj ud yang dapat dinilai
dengan uang;
b. pihak yang menj adi penanggung at au penj amin ut ang
Perseroan t elah membayar lunas ut ang Perseroan sebesar
yang dit anggung at au dij amin; at au
c. Perseroan menj adi penanggung at au penj amin ut ang dari
pihak ket iga dan Perseroan t elah menerima manf aat berupa
uang at au barang yang dapat dinilai dengan uang yang
langsung at au t idak langsung secara nyat a t elah dit erima
Perseroan.
Keput usan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sah
apabila dilakukan sesuai dengan ket ent uan mengenai panggilan
rapat , kuorum, dan j umlah suara unt uk perubahan anggaran
dasar sebagaimana diat ur dalam Undang-Undang ini dan/ at au
anggaran dasar.
Pasal 36
Perseroan dilarang mengeluarkan saham baik unt uk dimiliki
sendiri maupun dimiliki oleh Perseroan lain, yang sahamnya

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 16 -

(2)

(3)

(4)

(1)

(2)

(3)

(4)

(1)

secara langsung at au t idak langsung t elah dimiliki oleh
Perseroan.
Ket ent uan larangan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) t idak berlaku t erhadap kepemilikan saham yang
diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, at au
hibah wasiat .
Saham yang diperol eh berdasarkan ket ent uan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dalam j angka wakt u 1 (sat u) t ahun
set elah t anggal perolehan harus dialihkan kepada pihak lain
yang t idak dilarang memiliki saham dalam Perseroan.
Dalam hal Perseroan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan
perusahaan ef ek, berlaku ket ent uan perat uran
perundang-undangan di bidang pasar modal .
Bagian Kedua
Perlindungan Modal dan Kekayaan
Perseroan
Pasal 37
Perseroan dapat membeli kembali saham yang t elah dikeluarkan
dengan ket ent uan:
a. pembelian kembali saham t ersebut t idak menyebabkan
kekayaan bersih Perseroan menj adi lebih kecil dari j umlah
modal yang dit empat kan dit ambah cadangan waj ib yang
t elah disisihkan; dan
b. j umlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh
Perseroan dan gadai saham at au j aminan f idusia at as saham
yang dipegang oleh Perseroan sendiri dan/ at au Perseroan
lain yang sahamnya secara langsung at au t idak langsung
dimiliki oleh Perseroan, t idak melebihi 10% (sepuluh persen)
dari j umlah modal yang dit empat kan dalam Perseroan,
kecuali diat ur lain dalam perat uran perundang undangan di
bidang pasar modal.
Pembelian kembali saham, baik secara langsung maupun t idak
langsung, yang bert ent angan dengan ayat (1) bat al karena
hukum.
Direksi secara t anggung rent eng bert anggung j awab at as
kerugian yang diderit a pemegang saham yang berit ikad baik,
yang t imbul akibat pembelian kembali yang bat al karena hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Saham yang dibeli kembali Perseroan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hanya boleh dikuasai Perseroan paling lama 3
(t iga) t ahun.
Pasal 38
Pembelian kembali saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal
37 ayat (1)
at au pengalihannya lebih lanj ut hanya boleh
dilakukan berdasarkan perset uj uan RUPS, kecuali dit ent ukan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 17 -

(2)

(1)

(2)
(3)

(1)

(2)

(1)
(2)

(3)

(1)

lain dalam perat uran perundang-undangan di bidang pasar
modal.
Keput usan RUPS yang memuat perset uj uan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sah apabila dilakukan sesuai dengan
ket ent uan mengenai panggilan rapat , kuorum, dan perset uj uan
j umlah suara unt uk perubahan anggaran dasar sebagaimana
diat ur dalam Undang-Undang ini dan/ at au anggaran dasar.
Pasal 39
RUPS dapat menyerahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris
guna menyet uj ui pelaksanaan keput usan RUPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 unt uk j angka wakt u paling lama 1
(sat u) t ahun.
Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
set iap kali dapat diperpanj ang unt uk j angka wakt u yang sama.
Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sewakt u-wakt u dapat dit arik kembali oleh RUPS.
Pasal 40
Saham yang dikuasai Perseroan karena pembelian kembali,
peralihan karena hukum, hibah at au hibah wasiat , t idak dapat
digunakan unt uk mengeluarkan suara dalam RUPS dan t idak
diperhit ungkan dalam menent ukan j umlah kuorum yang harus
dicapai sesuai dengan ket ent uan Undang-Undang ini dan/ at au
anggaran dasar.
Saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t idak berhak
mendapat pembagian dividen.
Bagian Ket iga
Penambahan Modal
Pasal 41
Penambahan
modal
Perseroan
dil akukan
berdasarkan
perset uj uan RUPS.
RUPS dapat menyerahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris
guna menyet uj ui pelaksanaan keput usan RUPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) unt uk j angka wakt u paling lama 1 (sat u)
t ahun.
Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sewakt u-wakt u dapat dit arik kembali oleh RUPS.
Pasal 42
Keput usan RUPS unt uk penambahan modal dasar adalah sah
apabila dilakukan dengan memperhat ikan persyarat an kuorum
dan j umlah suara set uj u unt uk perubahan anggaran dasar sesuai
dengan ket ent uan dalam Undang-Undang ini dan/ at au anggaran
dasar.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 18 -

(2)

(3)

(1)

(2)

(3)

(4)

(1)

(2)

Keput usan RUPS unt uk penambahan modal dit empat kan dan
diset or dalam bat as modal dasar adalah sah apabila dilakukan
dengan kuorum kehadiran lebih dari 1/ 2 (sat u perdua) bagian
dari seluruh j umlah saham dengan hak suara dan diset uj ui oleh
lebih dari 1/ 2 (sat u perdua) bagian dari j umlah seluruh suara
yang dikeluarkan, kecuali dit ent ukan lebih besar dalam
anggaran dasar .
Penambahan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) waj ib
diberit ahukan kepada Ment eri unt uk dicat at dalam daf t ar
Perseroan.
Pasal 43
Seluruh saham yang dikeluarkan unt uk penambahan modal harus
t erlebih dahulu dit awarkan kepada set iap pemegang saham
seimbang dengan pemilikan saham unt uk klasif ikasi saham yang
sama.
Dalam hal saham yang akan dikeluarkan unt uk penambahan
modal merupakan saham yang klasif ikasinya belum pernah
dikeluarkan, yang berhak membeli t erlebih dahulu adal ah
seluruh pemegang saham sesuai dengan perimbangan j umlah
saham yang dimilikinya.
Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t idak berlaku
dalam hal pengeluaran saham:
a. dit uj ukan kepada karyawan Perseroan;
b. dit uj ukan kepada pemegang obligasi at au ef ek lain yang
dapat dikonversikan menj adi saham, yang t elah dikeluarkan
dengan perset uj uan RUPS; at au
c. dilakukan
dalam
rangka
reorganisasi
dan/ at au
rest rukt urisasi yang t elah diset uj ui oleh RUPS.
Dalam hal pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) t idak menggunakan hak unt uk membeli dan membayar lunas
saham yang dibeli dalam j angka wakt u 14 (empat belas) hari
t erhit ung sej ak
t anggal
penawaran,
Perseroan
dapat
menawarkan sisa saham yang t idak diambil bagian t ersebut
kepada pihak ket iga.
Bagian Keempat
Pengurangan Modal
Pasal 44
Keput usan RUPS unt uk pengurangan modal Perseroan adalah sah
apabila
dilakukan
dengan
memperhat ikan
persyarat an
ket ent uan kuorum dan j umlah suara set uj u unt uk perubahan
anggaran dasar sesuai ket ent uan dalam Undang-Undang ini
dan/ at au anggaran dasar.
Direksi
waj ib
memberit ahukan
keput usan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada semua kredit or dengan
mengumumkan dalam 1 (sat u) at au lebih Surat Kabar dalam

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 19 -

j angka wakt u paling lambat 7 (t uj uh) hari t erhit ung sej ak
t anggal keput usan RUPS.

(1)

(2)

(3)

(1)
(2)

(1)

(2)

(3)

Pasal 45
Dalam j angka wakt u 60 (enam puluh) hari t erhit ung sej ak
t anggal pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
ayat (2), kredit or dapat mengaj ukan keberat an secara t ert ulis
disert ai
alasannya
kepada
Perseroan
at as
keput usan
pengurangan modal dengan t embusan kepada Ment eri.
Dalam j angka wakt u 30 (t iga puluh) hari t erhit ung sej ak
keberat an sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit erima,
Perseroan waj ib memberikan j awaban secara t ert ulis at as
keberat an yang diaj ukan.
Dalam hal Perseroan:
a. menolak keberat an at au t idak memberikan penyelesaian
yang disepakat i kredit or dalam j angka wakt u 30 (t iga puluh)
hari t erhit ung sej ak t anggal j awaban Perseroan dit erima;
at au
b. t idak memberikan t anggapan dalam j angka wakt u 60 (enam
puluh) hari t erhit ung sej ak t anggal keberat an diaj ukan
kepada Perseroan,
kredit or dapat mengaj ukan gugat an ke pengadilan negeri yang
daerah hukumnya meliput i t empat kedudukan Perseroan.
Pasal 46
Pengurangan modal Perseroan merupakan perubahan anggaran
dasar yang harus mendapat perset uj uan Ment eri.
Perset uj uan Ment eri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan apabila:
a. t idak t erdapat keberat an t ert ulis dari kredit or dalam j angka
wakt u sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1);
b. t elah dicapai penyelesaian at as keberat an yang diaj ukan
kredit or; at au
c. gugat an kredit or dit olak oleh pengadilan berdasarkan
put usan yang t elah memperol eh kekuat an hukum t et ap.
Pasal 47
Keput usan RUPS t ent ang pengurangan modal dit empat kan dan
diset or dil akukan dengan cara penarikan kembali saham at au
penurunan nilai nominal saham.
Penarikan kembali saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan t erhadap saham yang t elah dibeli kembali oleh
Perseroan at au t erhadap saham dengan klasif ikasi yang dapat
dit arik kembali.
Penurunan nilai nominal saham t anpa pembayaran kembali
harus dilakukan secara seimbang t erhadap seluruh saham dari
set iap klasif ikasi saham.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 20 -

(4)

(5)

(1)
(2)

(3)

(1)
(2)
(3)

(1)

Keseimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dikecualikan dengan perset uj uan semua pemegang saham yang
nilai nominal sahamnya dikurangi.
Dalam hal t erdapat lebih dari 1 (sat u) klasif ikasi saham,
keput usan RUPS t ent ang pengurangan modal hanya boleh
diambil set elah mendapat perset uj uan t erlebih dahulu dari
semua pemegang saham dari set iap klasif ikasi saham yang
haknya dirugikan oleh keput usan RUPS t ent ang pengurangan
modal t ersebut .
Bagian Kelima
Saham
Pasal 48
Saham Perseroan dikel uarkan at as nama pemiliknya.
Persyarat an kepemilikan saham dapat dit et apkan dalam
anggaran dasar dengan memperhat ikan persyarat an yang
dit et apkan oleh inst ansi yang berwenang sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang-undangan.
Dalam hal persyarat an kepemilikan saham sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) t elah dit et apkan dan t idak dipenuhi,
pihak yang memperoleh kepemilikan saham t ersebut t idak dapat
menj alankan hak selaku pemegang saham dan saham t ersebut
t idak diperhit ungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai
dengan ket ent uan Undang-Undang ini dan/ at au anggaran dasar.
Pasal 49
Nilai saham harus dicant umkan dalam mat a uang rupiah.
Saham t anpa nilai nominal t idak dapat dikeluarkan.
Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) t idak menut up
kemungkinan diat urnya pengeluaran saham t anpa nilai nominal
dalam perat uran perundang-undangan di bidang pasar modal.
Pasal 50
Direksi Perseroan waj ib mengadakan dan menyimpan daf t ar
pemegang saham, yang memuat sekurang-kurangnya:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. j umlah, nomor, t anggal perol ehan saham yang dimiliki
pemegang saham, dan klasif ikasinya dalam hal dikel uarkan
lebih dari sat u klasif ikasi saham;
c. j umlah yang diset or at as set iap saham;
d. nama dan alamat dari orang perseorangan at au badan
hukum yang mempunyai hak gadai at as saham at au sebagai
penerima j aminan f idusia saham dan t anggal perolehan hak
gadai at au t anggal pendaf t aran j aminan f idusia t ersebut ;
e. ket erangan penyet oran saham
dalam
bent uk
lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2).

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 21 -

(2)

(3)

(4)

(5)

Selain daf t ar pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Direksi Perseroan waj ib mengadakan dan menyimpan daf t ar
khusus yang memuat ket erangan mengenai saham anggot a
Direksi dan Dewan Komisaris besert a keluarganya dalam
Perseroan dan/ at au pada Perseroan lain sert a t anggal saham it u
diperoleh.
Dalam daf t ar pemegang saham dan daf t ar khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicat at j uga set iap
perubahan kepemilikan saham.
Daf t ar pemegang saham dan daf t ar khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disediakan di t empat
kedudukan Perseroan agar dapat dilihat oleh para pemegang
saham.
Dalam hal perat uran perundang-undangan di bidang pasar modal
t idak mengat ur lain, ket ent uan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) berlaku j uga bagi Perseroan
Terbuka.

Pasal 51
Pemegang saham diberi bukt i pemilikan saham unt uk saham yang
dimilikinya.

(1)

(2)

(3)

(4)
(5)

(1)
(2)

Pasal 52
Saham memberikan hak kepada pemiliknya unt uk:
a. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
b. menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil
likuidasi;
c. menj alankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang ini.
Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku set elah
saham dicat at dalam daf t ar pemegang saham at as nama
pemiliknya.
Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf c t idak berlaku bagi klasif ikasi saham t ert ent u
sebagaimana dit et apkan dalam Undang-Undang ini.
Set iap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang t idak
dapat dibagi.
Dalam hal 1 (sat u) saham dimiliki oleh lebih dari 1 (sat u) orang,
hak yang t imbul dari saham t ersebut digunakan dengan cara
menunj uk 1 (sat u) orang sebagai wakil bersama.
Pasal 53
Anggaran dasar menet apkan 1 (sat u) klasif ikasi saham at au
lebih.
Set iap saham dalam klasif ikasi yang sama memberikan kepada
pemegangnya hak yang sama.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 22 -

(3)

(4)

(1)
(2)

(3)

Dalam hal t erdapat lebih dari 1 (sat u) klasif ikasi saham,
anggaran dasar menet apkan salah sat u di ant aranya sebagai
saham biasa.
Klasif ikasi saham sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ant ara
lain:
a. saham dengan hak suara at au t anpa hak suara;
b. saham dengan hak khusus unt uk mencalonkan anggot a
Direksi dan/ at au anggot a Dewan Komisaris;
c. saham yang set elah j angka wakt u t ert ent u dit arik kembali
at au dit ukar dengan klasif ikasi saham lain;
d. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya unt uk
menerima dividen lebih dahulu dari pemegang saham
klasif ikasi lain at as pembagian dividen secara kumulat if
at au nonkumulat if ;
e. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya unt uk
menerima lebih dahul u dari pemegang saham klasif ikasi lain
at as pembagian sisa kekayaan Perseroan dal am likuidasi.
Pasal 54
Anggaran dasar dapat menent ukan pecahan nilai nominal
saham.
Pemegang pecahan nilai nominal saham t idak diberikan hak
suara perseorangan, kecuali pemegang pecahan nilai nominal
saham, baik sendiri at au bersama pemegang pecahan nilai
nominal saham lainnya yang klasif ikasi sahamnya sama memiliki
nilai nominal sebesar 1 (sat u) nominal saham dari klasif ikasi
t ersebut .
Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (4) dan
ayat (5) mut at is mut andis berlaku bagi pemegang pecahan nilai
nominal saham.

Pasal 55
Dalam anggaran dasar Perseroan dit ent ukan cara pemindahan hak
at as saham sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan.

(1)
(2)
(3)

Pasal 56
Pemindahan hak at as saham dilakukan dengan akt a pemindahan
hak.
Akt a pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) at au
salinannya disampaikan secara t ert ulis kepada Perseroan.
Direksi waj ib mencat at pemindahan hak at as saham, t anggal,
dan hari pemindahan hak t ersebut dalam daf t ar pemegang
saham at au daf t ar khusus sebagaimana dimaksud dal am Pasal 50
ayat (1) dan ayat (2) dan memberit ahukan perubahan susunan
pemegang saham kepada Ment eri unt uk dicat at dalam daf t ar
Perseroan paling lambat 30 (t iga puluh) hari t erhit ung sej ak
t anggal pencat at an pemindahan hak.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 23 -

(4)

(5)

(1)

(2)

(1)

(2)

(3)

(1)

Dalam hal pemberit ahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
belum dil akukan, Ment eri menolak permohonan perset uj uan
at au pemberit ahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan
nama pemegang saham yang bel um diberit ahukan t ersebut .
Ket ent uan mengenai t at a cara pemindahan hak at as saham yang
diperdagangkan di pasar modal diat ur dalam perat uran
perundang-undangan di bidang pasar modal .
Pasal 57
Dalam anggaran dasar dapat diat ur persyarat an mengenai
pemindahan hak at as saham, yait u:
a. keharusan menawarkan t erlebih dahulu kepada pemegang
saham dengan klasif ikasi t ert ent u at au pemegang saham
lainnya;
b. keharusan mendapat kan perset uj uan t erlebih dahulu dari
Organ Perseroan; dan/ at au
c. keharusan mendapat kan perset uj uan t erlebih dahulu dari
inst ansi yang berwenang sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan.
Persyarat an sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t idak berlaku
dalam hal pemindahan hak at as saham disebabkan peralihan hak
karena hukum, kecuali keharusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c berkenaan dengan kewarisan.
Pasal 58
Dalam hal anggaran dasar mengharuskan pemegang saham
penj ual menawarkan t erlebih dahulu sahamnya kepada
pemegang saham klasif ikasi t ert ent u at au pemegang saham lain,
dan dalam j angka wakt u 30 (t iga puluh) hari t erhit ung sej ak
t anggal penawaran dilakukan t ernyat a pemegang saham
t ersebut t idak membeli, pemegang saham penj ual dapat
menawarkan dan menj ual sahamnya kepada pihak ket iga.
Set iap pemegang saham penj ual yang diharuskan menawarkan
sahamnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak menarik
kembali penawaran t ersebut , set elah lewat nya j angka wakt u 30
(t iga puluh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Kewaj iban menawarkan kepada pemegang saham klasif ikasi
t ert ent u at au pemegang saham lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya berl aku 1 (sat u) kali.
Pasal 59
Pemberian perset uj uan pemindahan hak at as saham yang
memerlukan perset uj uan Organ Perseroan at au penolakannya
harus diberikan secara t ert ulis dalam j angka wakt u paling lama
90 (sembilan puluh) hari t erhit ung sej ak t anggal Organ
Perseroan menerima permint aan perset uj uan pemindahan hak
t ersebut .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

- 24 -

(2)

(3)

(1)
(2)
(3)

(4)

(1)

(2)

(1)

(2)

Dalam hal j angka wakt u sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
t elah lewat dan Organ Perseroan t idak memberikan pernyat aan
t ert ulis, Organ Perseroan dianggap menyet uj ui pemindahan hak
at as saham t ersebut .
Dalam hal pemindahan hak at as saham diset uj ui oleh Organ
Perseroan, pemindahan hak harus dilakukan sesuai dengan
ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 dan dilakukan
dalam j angka wakt u paling lama 90 (sembilan puluh) hari
t erhit ung sej ak t anggal perset uj uan diberikan.
Pasal 60
Saham merupakan benda bergerak dan member