Produk Hukum • Info Hukum per 24 men 2010

DRAFT

PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER.24/MEN/2010
TENTANG
PENYELENGGARAAN KEHUMASAN
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa guna lebih meningkatkan kinerja dan kelancaran
penyelenggaraan kehumasan di lingkungan Kementerian
Kelautan
dan
Perikanan,
serta
seiring
dengan
perkembangan kebutuhan dan adanya penataan organisasi,
dipandang perlu mengatur kembali penyelenggaraan
kehumasan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan

Perikanan;
b. bahwa untuk itu perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan tentang Penyelenggaraan
Kehumasan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan;
Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara;
5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun
2010;
6. Peraturan …

-26. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: PER/12/M.PAN/08/Tahun 2007 tentang Pedoman
Umum Hubungan Masyarakat di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor
373/M.KOMINFO/8/2007
tentang
Revitalisasi
Fungsi
Hubungan Masyarakat dan pada Instansi Pemerintah,
Kesekretariatan Lembaga Negara, Pemerintah Daerah, dan
Badan Usaha Milik Negara/Daerah;
8. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
371/KEP/M.KOMINFO/8/2007 tentang Kode Etik Humas

Pemerintahan;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan
Departemen Kelautan dan Perikanan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
TENTANG
PENYELENGGARAAN
KEHUMASAN
DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Kehumasan adalah segala kegiatan komunikasi dan publikasi yang
ditujukan untuk memberikan informasi berbagai kebijakan dan program

sehingga dapat diwujudkan citra positif Kementerian.
2. Komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi secara timbal balik
sebagai wujud hubungan antara Kementerian dengan masyarakat baik
langsung maupun melalui media.
3. Informasi adalah pesan yang disampaikan kepada pihak lain baik internal
maupun eksternal untuk menambah pengetahuan, pengertian, dan/atau
mengurangi ketidakpastian di sektor kelautan dan perikanan.
4. Konferensi atau jumpa pers adalah pertemuan resmi antara Menteri,
Pimpinan unit kerja eselon I, Pimpinan unit kehumasan Kementerian, atau
Pimpinan unit kehumasan eselon I dengan wartawan guna
mempublikasikan kebijakan atau permasalahan tertentu sebagai pernyataan
resmi pemerintah yang dapat dilengkapi dengan keterangan tertulis.
5. Siaran…

-35. Siaran pers adalah informasi resmi dalam bentuk berita tertulis yang
ditujukan kepada media massa atas beragam kebijakan/program/kegiatan
yang dilaksanakan ataupun pencapaian pembangunan di bidang kelautan
dan perikanan yang bersifat terkini di lingkungan Kementerian dengan
maksud agar dipublikasikan.
6. Keterangan pers adalah penjelasan yang diberikan oleh Menteri, Pimpinan

unit kerja eselon I, Pimpinan unit kehumasan Kementerian, Pimpinan unit
kehumasan eselon I, Pimpinan UPT dalam pertemuan informal dengan
materi bersifat terbatas.
7. Wawancara pers adalah percakapan antara wartawan dan narasumber, di
mana wartawan memberikan pertanyaan untuk menggali informasi dari
narasumber.
8. Liputan pers adalah kegiatan pemantauan, penggalian informasi, dan
pempublikasian yang dilakukan oleh wartawan atas kegiatan, acara, dan
obyek tertentu berkaitan dengan Kementerian.
9. Kunjungan pers (facility visit) adalah acara yang diselenggarakan bagi
wartawan, berupa kegiatan dan/atau peninjauan pada objek tertentu yang
berkaitan dengan kebijakan atau program/kegiatan Kementerian.
10. Orientasi wartawan adalah acara yang disusun secara khusus bagi
wartawan, berisi kegiatan peninjauan dan pemberian materi untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan yang mendasari pemahaman dan
persepsi
wartawan
mengenai
kebijakan
atau

program/kegiatan
Kementerian.
11. Kunjungan redaksi adalah bentuk kegiatan kunjungan Menteri, Pimpinan
unit kehumasan Kementerian secara langsung ke kantor media massa
untuk melakukan dialog dalam membina hubungan baik dengan media
massa.
12. Pertemuan dengan pimpinan redaksi (chief editors meeting) adalah
pertemuan khusus antara Menteri dengan pemimpin redaksi media massa.
13. Advertorial adalah suatu ragam iklan yang berbentuk artikel bergaya
redaksional, berisi promosi berbagai kebijakan atau program/kegiatan
Kementerian.
14. Iklan adalah bentuk publikasi terkontrol yang dilakukan Kementerian melalui
media massa untuk mempromosikan berbagai kebijakan atau
program/kegiatan Kementerian.
15. Dialog TV dan radio adalah penyampaian penjelasan kepada masyarakat
terkait dengan kebijakan atau program/kegiatan Kementerian melalui televisi
dan radio.
16. Publikasi adalah kegiatan penyebarluasan informasi.
17. Media internal adalah publikasi secara khusus dibuat oleh unit kehumasan
Kementerian.

18. Pameran
adalah
kegiatan
memamerkan,
menunjukkan,
dan
mensosialisasikan visi, misi, kebijakan, program/kegiatan Kementerian serta
hasil pembangunan sektor kelautan dan perikanan secara terencana dan
terorganisasi dalam suatu acara dan periode tertentu.
19. Orientasi…

-419. Orientasi humas adalah kegiatan pembekalan pengetahuan, pemahaman
wawasan tentang bidang kehumasan.
20. Monitoring, kliping, dan analisis pemberitaan adalah dokumentasi dan
analisis berita dari media massa dalam periode waktu tertentu.
21. Komunikasi kelembagaan adalah komunikasi antara Kementerian dengan
pemangku kepentingan seperti masyarakat kelautan dan perikanan,
lembaga negara, lembaga pemerintah dan nonpemerintah maupun pihak
lain dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian.
22. Dokumentasi adalah kegiatan pembuatan, penyimpanan, pemeliharaan dan

penyajian kembali dokumen dalam bentuk surat, foto, slide, video, film
tentang pembangunan kelautan dan perikanan.
23. Media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai saluran komunikasi
untuk menyebarluaskan berita atau informasi atau pesan.
24. Majalah adalah media cetak yang diterbitkan setiap minggu, dwi minggu,
bulan atau triwulan, dengan publikasi laporan yang lebih mendalam atas isi
tulisan dibandingkan koran.
25. Buletin adalah media cetak sejenis surat kabar non harian (bisa mingguan,
dwimingguan, dll) dengan format lebih kecil, yang memiliki gaya tulisan lebih
ringan dan fokus pada tema tertentu.
26. Jurnal ilmiah adalah publikasi yang diterbitkan secara berkala, berisi
kumpulan tulisan dari hasil penelitian terbaru di bidang kelautan dan
perikanan yang telah ditelaah/direview oleh para pakar, dengan tujuan untuk
menyebarkan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kelautan dan
perikanan.
27. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan.
28. Unit kerja eselon I adalah Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal,
Inspektorat Jenderal dan Badan.
29. Unit Pelaksana Teknis, yang selanjutnya disebut UPT, adalah unit
pelaksana teknis di lingkungan Kementerian.

30. Unit kehumasan Kementerian adalah unit organisasi di lingkungan
Sekretariat Jenderal yang bertanggung jawab di bidang kehumasan
Kementerian dan Sekretariat Jenderal.
31. Unit kehumasan eselon I adalah unit organisasi di lingkungan unit kerja
eselon I yang yang bertanggung jawab di bidang kehumasan.
32. Unit kehumasan UPT adalah unit organisasi di lingkungan UPT yang
bertanggung jawab di bidang kehumasan.
33. Pemangku kepentingan adalah para pengguna informasi di bidang kelautan
dan perikanan yang mempunyai kepentingan langsung dalam
penyelenggaraan kehumasan di lingkungan Kementerian, seperti
masyarakat, lembaga negara, lembaga pemerintah, akademisi atau
perguruan tinggi dan lembaga atau organisasi nonpemerintah.

34. Badan …

-534. Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat, yang selanjutnya disebut
Bakohumas adalah forum komunikasi antara para pejabat humas lintas
Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian dalam rangka tukar
menukar informasi, memantapkan koordinasi, dan sinkronisasi informasi.
35. Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan.

36. Pimpinan unit kehumasan Kementerian adalah pimpinan unit organisasi
eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yang bertanggung jawab di
bidang kehumasan Kementerian dan Sekretariat Jenderal.
37. Pimpinan unit kehumasan eselon I adalah Sekretaris Direktorat Jenderal,
Badan, Inspektorat Jenderal.
38. Pengelola humas adalah pejabat struktural, pejabat fungsional, dan
pelaksana kehumasan di lingkungan Kementerian.
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Menteri ini adalah sebagai acuan dalam
penyelenggaraan kehumasan di lingkungan Kementerian.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Menteri ini adalah untuk menyamakan
persepsi dan memberikan arah dalam melaksanakan kehumasan yang
dilakukan oleh unit kehumasan di lingkungan Kementerian agar mampu
berperan sebagai media komunikasi dan pemberi informasi terhadap
berbagai arah kebijakan dan keberhasilan Kementerian secara profesional,
objektif, bermoral, efisien, transparan, dan akuntabel serta pemberian
pelayanan berkualitas.
Bagian Ketiga

Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. sasaran dan kegiatan kehumasan;
b. tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab unit kehumasan;
c. forum komunikasi kehumasan;
d. kode etik dan etika kehumasan;
e. pembinaan, monitoring dan evaluasi.
BAB II
SASARAN DAN KEGIATAN KEHUMASAN
Bagian Kesatu
Sasaran Kehumasan
Pasal 4
Sasaran kehumasan meliputi:
a. internal, yaitu seluruh pegawai di lingkungan Kementerian;
b. eksternal …

-6b. eksternal, yaitu:
1) masyarakat;
2) media massa;
3) lembaga negara;
4) lembaga pemerintah;
5) akademisi atau perguruan tinggi;
6) lembaga atau organisasi nonpemerintah.
Bagian Kedua
Kegiatan Kehumasan
Pasal 5
Kehumasan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan:
a. konferensi atau jumpa pers;
b. siaran pers;
c. keterangan pers;
d. wawancara pers;
e. liputan pers;
f. kunjungan pers;
g. orientasi wartawan;
h. kunjungan redaksi;
i.

pertemuan dengan pimpinan redaksi (chief editors meeting);

j.

advertorial dan iklan;

k. dialog TV dan radio;
l.

publikasi;

m. media internal;
n. pameran;
o. orientasi humas;
p. monitoring, kliping dan analisis pemberitaan; dan
q. komunikasi kelembagaan.
Pasal 6
(1) Konferensi atau jumpa pers sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a,
meliputi:
a. konferensi atau jumpa pers berkala; dan
b. konferensi atau jumpa pers insidentil.
(2) Konferensi atau jumpa pers berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, diselenggarakan setiap bulan.
(3) Konferensi…

-7(3) Konferensi atau jumpa pers insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, diselenggarakan apabila terdapat informasi yang bersifat aktual dan
perlu segera diketahui oleh masyarakat.
Pasal 7
(1) Siaran pers sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, yang berkaitan
dengan kebijakan atau program/kegiatan Kementerian, dibuat dan
ditandatangani oleh Pimpinan unit kehumasan Kementerian.
(2) Siaran pers yang berkaitan dengan kegiatan unit kerja eselon I, dibuat dan
ditandatangani oleh Pimpinan unit kehumasan eselon I sesuai dengan
bidang tugasnya dan tembusannya disampaikan kepada Pimpinan unit
kehumasan Kementerian.
(3) Siaran pers yang berkaitan dengan kegiatan UPT, dibuat dan
ditandatangani oleh Pimpinan UPT dan tembusannya disampaikan kepada
Pimpinan unit kehumasan Kementerian dan Pimpinan unit kehumasan
eselon I sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 8
(1) Keterangan pers dan wawancara pers sebagaimana dimaksud pasal 5 huruf
c dan huruf d, diselenggarakan untuk memfasilitasi media massa dalam
memperoleh informasi secara langsung mengenai suatu kebijakan atau
program/kegiatan Kementerian, unit kerja eselon I, dan/atau UPT.
(2) Keterangan pers sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh
pejabat eselon II di lingkungan Kementerian dengan media massa atas
persetujuan Pimpinan unit kerja eselon I sesuai dengan kewenangannya.
(3) Wawancara pers sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri,
Pimpinan unit kerja eselon I, atau Pimpinan UPT sesuai dengan
kewenangannya.
(4) Dalam hal permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan kepada Menteri atau Pimpinan unit kerja eselon I, maka permohonan
tersebut harus diinformasikan kepada Pimpinan unit kehumasan Kementerian.
(5) Dalam hal permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan kepada Pimpinan UPT, maka permohonan tersebut harus
diinformasikan kepada Pimpinan unit kehumasan eselon I sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 9
(1) Liputan pers sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e,
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan media massa dalam
memperoleh informasi secara langsung mengenai suatu kebijakan atau
program/kegiatan Kementerian, unit kerja eselon I, dan/atau UPT.
(2) Liputan pers sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pimpinan
unit …

-8unit kehumasan Kementerian, Pimpinan unit kehumasan eselon I, atau Pimpinan
UPT sesuai dengan kewenangannya.
(3) Dalam hal liputan pers diajukan kepada Pimpinan unit kehumasan eselon I,
maka tembusannya disampaikan kepada Pimpinan unit kehumasan Kementerian.
(4) Dalam hal liputan pers ditujukan kepada Pimpinan UPT, maka tembusannya
disampaikan kepada Pimpinan unit kehumasan eselon I.
Pasal 10
(1) Kunjungan pers dan orientasi wartawan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf f dan huruf g, diselenggarakan untuk memberikan wawasan
dan pemahaman kepada wartawan atas kebijakan atau program/kegiatan
Kementerian.
(2) Kunjungan pers dan orientasi wartawan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilakukan secara langsung ke tempat pelaksanaan kegiatan.
Pasal 11
(1) Kunjungan redaksi dan pertemuan dengan pimpinan redaksi (chief editors
meeting) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf h dan huruf i,
diselenggarakan dalam rangka membina hubungan baik antara Kementerian
dengan media massa.
(2) Pelaksanaan kunjungan redaksi dan pertemuan dengan pimpinan redaksi
(chief editors meeting) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas
inisiatif Kementerian atau media massa.
Pasal 12
Advertorial dan iklan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf j,
diselenggarakan sebagai upaya untuk menyampaikan informasi mengenai
kebijakan atau program/kegiatan Kementerian melalui media massa sesuai
dengan ruang dan waktu.
Pelaksanaan advertorial dan iklan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dikoordinasikan dengan unit kehumasan Kementerian.
Pasal 13
Dialog TV dan radio sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf k,
diselenggarakan sebagai upaya untuk menyampaikan informasi mengenai
kebijakan atau program/kegiatan Kementerian berdasarkan undangan dari
TV/radio atau inisiatif Kementerian.
Pelaksanaan dialog TV dan radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dikoordinasikan oleh unit kehumasan Kementerian.
Pasal 14
(1) Publikasi dan media internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf l
dan huruf m diselenggarakan untuk menyampaikan kebijakan atau
program/kegiatan Kementerian, unit kerja eselon I, dan/atau UPT.
(2) Publikasi…

-9(2) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui
brosur, leaflet, buklet, poster, kalender, buku agenda kerja,
penyelenggaraan radio siaran, internet dan/atau media lain yang dianggap
perlu.
(3) Media internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
melalui penerbitan dan pendistribusian majalah, jurnal ilmiah, tabloid,
dan/atau buletin.
(4) Penerbitan dan pendistribusian media internal sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) selain jurnal ilmiah dilaksanakan oleh Unit kehumasan Kementerian.
(5) Penerbitan dan pendistribusian jurnal ilmiah bidang kelautan dan perikanan
dilaksanakan oleh unit kehumasan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan.
Pasal 15
(1) Pameran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf n, dikoordinasikan
oleh unit kehumasan Kementerian yang dalam pelaksanaannya bekerja
sama dengan unit kehumasan eselon I terkait.
(2) Unit kehumasan Kementerian dalam mengoordinasikan Pameran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus menyusun agenda tahunan penyelenggaraan
pameran.
Pasal 16
(1) Orientasi humas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf o,
diselenggarakan oleh unit kehumasan Kementerian dengan peserta
pengelola humas di lingkungan Kementerian.
(2) Dalam pelaksanaan orientasi humas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
unit kehumasan Kementerian dapat mengundang narasumber.
Pasal 17
(1) Monitoring, kliping, dan analisis pemberitaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf p diselenggarakan oleh unit kehumasan Kementerian dan
disampaikan kepada Menteri dan Pimpinan unit kerja eselon I.
(2) Monitoring, kliping, dan analisis pemberitaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai bahan masukan bagi Menteri dan Pimpinan unit
kerja eselon I dalam menetapkan dan menyempurnakan perumusan kebijakan
serta langkah-langkah pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan.
Pasal 18
Komunikasi kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf q,
diselenggarakan dalam rangka memfasilitasi komunikasi antara Kementerian
dengan pemangku kepentingan seperti lembaga negara, lembaga pemerintah
dan nonpemerintah, maupun pihak lain dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian.
BAB III…

- 10 BAB III
TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, DAN
TANGGUNG JAWAB UNIT KEHUMASAN
Pasal 19
(1) Unit kehumasan bertugas melaksanakan kegiatan dan pengelolaan
kehumasan sesuai dengan kewenangannya.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), unit
kehumasan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan dan penyediaan informasi berkaitan dengan kebijakan atau
program/kegiatan agar terwujud citra dan reputasi yang positif;
b. penyusunan kegiatan kehumasan;
c. pelaksanaan dan peningkatan
kepentingan dan media massa;

komunikasi

dengan

pemangku

d. penyamaan persepsi dengan publik tentang pembangunan kelautan dan
perikanan; dan
e. pendokumentasian kegiatan.
Pasal 20
(1) Dalam pelaksanaan kegiatan kehumasan, Menteri mempunyai wewenang
untuk:
a. konferensi atau jumpa pers;
b. keterangan pers;
c. wawancara pers;
d. kunjungan redaksi;
e. pertemuan dengan pimpinan redaksi (chief editors meeting); dan
f. dialog TV dan radio.
(2) Dalam pelaksanaan kegiatan kehumasan, Pimpinan unit kerja eselon I
sesuai dengan tugas dan fungsinya mempunyai wewenang untuk:
a. konferensi atau jumpa pers insidentil;
b. keterangan pers;
c. wawancara pers; dan
d. dialog TV dan radio.
(3) Dalam pelaksanaan kegiatan kehumasan, Pimpinan unit kehumasan
Kementerian mempunyai wewenang untuk:
a. konferensi atau jumpa pers;
b. siaran pers;
c. keterangan pers;
d. wawancara pers;
e. liputan pers;
f. kunjungan …

- 11 f. kunjungan pers;
g. orientasi wartawan;
h. kunjungan redaksi;
i.

menyiapkan pertemuan dengan pimpinan
meeting);

j.

advertorial dan iklan;

redaksi (Chief editors

k. dialog TV dan radio;
l.

publikasi dan penerbitan media internal selain jurnal ilmiah;

m. pameran;
n. orientasi humas;
o. monitoring, kliping, dan analisis pemberitaan; dan
p. komunikasi kelembagaan.
(4) Dalam pelaksanaan kegiatan kehumasan, Pimpinan unit kehumasan eselon
I sesuai dengan tugas dan fungsinya mempunyai wewenang untuk:
a. konferensi atau jumpa pers insidentil;
b. siaran pers;
c. liputan pers;
d. kunjungan pers;
e. advertorial dan iklan;
f. menyiapkan dialog TV dan radio;
g. publikasi dan penyiapan bahan media internal;
h. analisis pemberitaan; dan
i.

pameran.

(5) Dalam pelaksanaan kegiatan kehumasan, Pimpinan UPT sesuai dengan
tugas dan fungsinya mempunyai wewenang untuk:
a. siaran pers;
b. keterangan pers;
c. wawancara pers;
d. liputan pers; dan
e. pameran.
Pasal 21
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kehumasan:
a. Unit kehumasan Kementerian dapat memperoleh data dan informasi di
lingkungan Kementerian;
b. Unit kehumasan Eselon I dapat memperoleh data dan informasi di
lingkungan unit eselon I yang bersangkutan;
c. Unit kehumasan UPT dapat memperoleh data dan informasi di
lingkungan UPT yang bersangkutan.
(2) Unit…

- 12 (2) Unit kehumasan eselon I atau Unit kehumasan UPT dapat memperoleh data
dan informasi dari unit kerja eselon I atau UPT lain melalui unit kehumasan
yang bersangkutan.
(3) Setiap unit kerja di lingkungan Kementerian wajib memberikan data dan
informasi kepada unit kehumasan Kementerian/unit kehumasan eselon I/unit
kehumasan UPT sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Pasal 22
Unit kehumasan Kementerian dapat mengambil alih penyelenggaraan kegiatan
kehumasan dari unit kehumasan Eselon I dan unit kehumasan UPT apabila
dalam pelaksanaan kegiatan kehumasan tersebut berpotensi menimbulkan citra
yang negatif terhadap Kementerian.
Pasal 23
(1) Unit kehumasan Kementerian bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan yang dihadiri oleh Menteri dan/atau Sekretaris Jenderal melalui
dokumentasi kegiatan oleh fotografer dan/atau penyertaan media massa
untuk liputan pers.
(2) Unit kehumasan eselon I bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
yang dihadiri oleh pimpinan unit kerja eselon I masing-masing melalui
dokumentasi kegiatan oleh fotografer dan/atau penyertaan media massa
untuk liputan pers.
(3) Unit kehumasan UPT bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
yang dihadiri oleh Pimpinan UPT masing-masing melalui dokumentasi
kegiatan oleh fotografer dan/atau penyertaan media massa setempat untuk
liputan pers.
Pasal 24
Dalam hal kegiatan Kementerian dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden, unit kehumasan Kementerian mengadakan koordinasi dengan
Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Pasal 25
(1) Dalam hal terjadi pemberitaan oleh media massa yang keliru dan membuat
citra negatif Kementerian, maka unit kehumasan Kementerian melakukan
hak jawab dengan mengklarifikasi berita melalui surat resmi kepada redaksi
atau membuat siaran pers atau keterangan pers yang pelaksanaannya
berkoordinasi dengan unit kerja terkait.
(2) Dalam hal terjadi pemberitaan oleh media massa lokal yang keliru terhadap
kegiatan UPT, maka unit kehumasan UPT sesuai dengan kewenangannya
melakukan hak jawab dengan mengklarifikasi berita melalui surat resmi
kepada redaksi atau membuat siaran pers atau keterangan pers dengan
tembusan Sekretaris Jenderal dan pimpinan unit kerja eselon I yang
bersangkutan.
(3) Hak jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh unit
kehumasan eselon I atau unit kehumasan Kementerian berdasarkan
permintaan dari pimpinan UPT.
Pasal 26 …

- 13 Pasal 26
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi kehumasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19, pimpinan unit kehumasan wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam unit kehumasan di lingkungan
Kementerian maupun dengan unit lain di luar Kementerian sesuai dengan
bidang tugas masing-masing.
BAB IV
FORUM KOMUNIKASI KEHUMASAN
Pasal 27
(1) Dalam rangka meningkatkan kebersamaan, bertukar wawasan/informasi,
dan keterpaduan kegiatan kehumasan unit kehumasan di lingkungan
Kementerian, dapat dibentuk Forum Komunikasi Kehumasan.
(2) Forum Komunikasi Kehumasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
difasilitasi oleh unit kehumasan Kementerian.
Pasal 28
(1) Unit kehumasan Kementerian sebagai penanggung jawab kehumasan di
lingkungan Kementerian menjadi anggota Bakohumas.
(2) Unit
kehumasan
Kementerian
sebagai
anggota
Bakohumas
mensosialisasikan hasil pertemuan Bakohumas kepada seluruh unit
kehumasan eselon I.
(3) Dalam hal penyelenggaraan pertemuan Bakohumas oleh Kementerian, unit
kehumasan Kementerian dapat berkoordinasi dengan unit kehumasan
eselon I, terkait dengan materi yang akan disampaikan.
BAB V
KODE ETIK DAN ETIKA PROFESI
Pasal 29
(1) Kode etik Pengelola humas meliputi:
a. wajib memperlakukan informasi yang dimilikinya
peraturan perundang-undangan;

sesuai dengan

b. bekerja berdasarkan program dan fakta dengan orientasi pada prinsip
pelayanan dan mengutamakan kepentingan negara dan bukan
kepentingan pribadi; dan
c. dapat menjadi anggota organisasi profesi humas yang ada, baik
nasional, regional, maupun internasional dan taat pada masing-masing
kode etik organisasi profesi.
(2) Etika profesi Pengelola humas meliputi:
a. tunduk kepada kode etik yang berlaku;
b. wajib…

- 14 b. wajib menegakkan asas-asas penyelenggaraan pemerintahan dan asas
umum penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi
dan nepotisme; dan
c. tunduk pada hukum yang berlaku, profesional, proporsional dan
akuntabel, efisien, efektif, bertanggung jawab, bebas, jujur, adil, dan
otonom.
BAB VI
PEMBINAAN, MONITORING, DAN EVALUASI
Pasal 30
(1) Unit kehumasan Kementerian memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk
melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi terhadap unit kehumasan
eselon I dan kinerja Pranata Humas di lingkungan Kementerian.
(2) Unit kehumasan eselon I memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk
melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi terhadap unit kehumasan
UPT sesuai dengan kewenangannya.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
melalui kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis.
(4) Dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi, unit kehumasan
memberikan laporan setiap 3 (tiga) bulan, dengan ketentuan:
a. Pimpinan UPT memberikan laporan kepada Pimpinan unit kehumasan
eselon I sesuai dengan bidang tugas masing-masing;
b. Pimpinan unit kehumasan eselon I memberikan laporan kepada
Pimpinan unit kehumasan Kementerian dan Pimpinan unit kerja eselon I;
c. Unit kehumasan Kementerian memberikan laporan kepada Menteri
melalui Sekretaris Jenderal.
(5) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
meliputi:
a. perencanaan dan pelaksanaan kegiatan; dan
b. pencapaian hasil.
(6) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dijadikan bahan pertimbangan terhadap pelaksanaan kegiatan kehumasan
berikutnya.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, unit kehumasan eselon I masih
dapat menerbitkan dan mendistribusikan 1 (satu) buah majalah, tabloid, atau
buletin sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2011.
BAB VIII …

- 15 BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka:
a. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.13/MEN/2000
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Kehumasan di Lingkungan
Departemen Kelautan dan Perikanan; dan
b. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35 Tahun 2000 tentang
Penerbitan Media Cetak di Lingkungan Departemen Kelautan dan
Perikanan;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 33
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2010
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI,
ttd.
FADEL MUHAMMAD