MENYELAMI POTENSI EKSPOR REMPAH REMPAH I

MENYELAMI POTENSI EKSPOR REMPAH – REMPAH INDONESIA
KE PASAR AMERIKA DAN EROPA

Tugas Individu Mata Kuliah Manajemen Pemasaran
Dosen : Dr. Eka Maya Sari S.C., B.Ec. M.P.

Disusun oleh :
Heri Nuryaman NIM. 2016520182

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN....................................................................................................... 3
1.1.


Latar Belakang.................................................................................................. 3

1.2.

Identifikasi Masalah........................................................................................... 4

BAB II..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN......................................................................................................... 4
2.1.

Memahami Konsumen Amerika dan Eropa...............................................................4

2.1.1.

Siapakah Konsumen..........................................................................................................5

2.1.2.

Memahami Konsumen.......................................................................................................5


2.1.3.

Karakteristik Konsumen Amerika dan Eropa.....................................................................6

2.2.

Branding Rempah – Rempah Indonesia di Pasar Amerika dan Eropa...............................7

2.3.

Tahapan Dalam Melakukan Ekspor.........................................................................9

BAB III.................................................................................................................. 11
PENUTUP.............................................................................................................. 11
3.1.

Kesimpulan dan Saran...................................................................................... 11

3.1.1.


Kesimpulan......................................................................................................................11

3.1.2.

Saran................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12

BAB I

2

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Rempah - rempah merupakan unsur penting sebagai bahan makanan yang
diperlukan untuk menghasilkan sebuah rasa dan citarasa makanan. Rempah rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat – obatan herbal.
Penggunaan rempah – rempah sebagai bahan makanan dan pengobatan telah
dimulai sejak jaman bangsa Mesir Kuno. Rempah – rempah menjadi komoditas

perdagangan utama dunia dan paling berharga pada abad ke 16 dan 17.
Konsumsi rempah – rempah diberbagai Negara dibelahan dunia mengalami
kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Selain pengaruh bertambahnya
jumlah populasi penduduk dunia, meningkatnya kesadaran akan manfaat
penggunaan rempah – rempah alami sebagai perisa makanan terhadap kesehatan
tubuh dibandingkan dengan perisa sintetik yang dapat membahayakan kesehatan
menjadi pelecut tingginya permintaan rempah – rempah dipasar global.
Eropa dengan jumlah penduduk sebanyak 500 juta jiwa dan terdiri dari 27
negara anggota merupakan pasar yang sangat potensial. Begitu juga dengan
Amerika, berdasarkan data survei dar U.S. Department of Agriculture, konsumsi
bumbu dan rempah – rempah di Amerika meningkat tiga kali lipat dalam 50 tahun
terakhir.
Rasa keingintahuan yang meningkat terhadap citarasa baru membuat
konsumen Amerika dan Eropa lebih terbuka akan tradisi kuliner yang berbeda
yang datang dari negara di benua lain. Dampak dari proses internasionalisasi pola
makan dan semakin bertambahnya populasi etnik di Amerika dan Eropa, pada
akhirnya mendorong konsumen berangsur - angsur mengadopsi kebiasaan makan
dan memasak yang dianggap asing bagi sebagian besar penduduk Amerika dan
Eropa. Dua hal ini juga menadi pemicu naiknya konsumsi rempah – rempah di
negara tersebut.

Besarnya pangsa pasar komoditas rempah – rempah ini menjadi peluang
sekaligus tantangan bagi negara penghasil rempah – rempah seperti Indonesia
untuk melakukan ekspansi pasar dengan melakukan ekspor produk ke mancanegara
khususnya Amerika dan Eropa.

1.2.

3

Identifikasi Masalah

Peluang pasar ekspor produk rempah – rempah ke mancanegara sangat terbuka
lebar namun besarnya peluang pasar tersebut juga dimbangi dengan tantangan yang
tidak mudah.
Identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini tertuang dalam 3
pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana memahami konsumen yang ada di Amerika dan Eropa?
2. Bagaimana membentuk branding rempah – rempah Indonesia di pasar
Amerika dan Eropa?
3. Jika anda adalah pengusaha rempah tersebut, tahapan apa yang anda

lakukan jika akan melakukan ekspor?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Memahami Konsumen Amerika dan Eropa
Memahami kebutuhan konsumen adalah langkah awal yang harus dilakukan
untuk menetapkan proses bisnis selanjutnya yang akan dilakukan. Berikut adalah
faktor – faktor yang perlu dianalisa untuk memahami perilaku pembelian
konsumen :
a) Faktor Budaya
Faktor budaya mempunya pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap
perilaku konsumen.
b) Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok acuan,
keluarga, peran dan status sosial.
c) Faktor Pribadi
Keputusan konsumen dipengaruhi oleh krakteristik pribadi misalnya, usia
konsumen, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian
konsumen.

d) Faktor Psikologis
Faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta
keyakinan dan sikap mempengaruhi perilaku konsumen.

4

2.1.1. Siapakah Konsumen
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.”
Konsumen produk rempah – rempah terbagi dalam beberapa segmen
diantaranya adalah :
a. Konsumen Individu; Rumah Tangga
b. Konsumen Organisasi;
-

Perusahaan penyedia layanan makanan; restoran, hotel dan kafe

-


Perusahaan ritel

-

Perusahaan obat – obatan herbal

-

Industri makanan olahan dan makanan ringan

Fragmentasi pasar konsumen rempah – rempah saat ini terbagi menjadi
empat kategori: (1) generik dan harga terjangkau, (2) premium, (3) organic dan
(4) etnik. Penjualan segmen premium biasanya menonjolkan merek dan kemasan
yang menarik (botol kaca dengan label yang cantik). Sedangkan, bumbu organik
mengutamakan kualitas produksi, yaitu tidak menggunakan pestisida maupun
bahan-bahan kimia dan pengawet. Untuk segmen entik, kategori etnik terbesar di
Amerika Serikat adalah Amerika Latin (Hispanic), lalu diikuti dengan Asia (Cina,
Thailand, Vietnam dan Malaysia). Di Eropa seperti di Inggris, etnik India,
Pakistan dan Bangladesh terus berkembang, sementara etnik Indonesia dan

Maroko perlahan bertumbuh populasinya di Belanda.
2.1.2. Memahami Konsumen
Cara terbaik memahami konsumen untuk mengetahui harapan apa yang
konsumen inginkan adalah dengan bertanya langsung kepada mereka. Hal ini
dapat dilakukan dalam bentuk pengambilan data formulir atau angket sederhana
(multiple choice or simple essay) dan wawancara langsung dapat memberikan
kita banyak informasi lebih akurat jika survei yang dilakukan dengan jumlah
reseponden yang cukup banyak. Mintalah konsumen untuk memberi penilaian
dari yang sangat dibutuhkan sampai yang tidak begitu dibutuhkan. Produsen
rempah –rempah bisa memulai mengembangkan gambaran yang jelas tentang
keinginan konsumen akan kebutuhan rempah- rempah, baik dari segi jenis,
kemasan, kualitas dan lainnya. Informasi survei dapat menentukan bagaimana

5

kita menjalani bisnis dan mencegah adanya kekurangan resiko terhadap
konsumen. Ketika sudah mengetahui harapan mereka, produsen dapat melakukan
hal terbaik untuk memenuhi harapan tersebut, dan dapat mengkaji informasi
secara objektif, terbuka dan yang paling penting bersedia mengambil tindakan
atas dasar umpan balik tersebut.

2.1.3. Karakteristik Konsumen Amerika dan Eropa
Konsumen Amerika dan Eropa sangat selektif dalam memilih produk, dalam
hal makanan, keamanan dan kualitas menjadi pilihan nomor satu.
a) Mutu produk adalah aspek utama motif pembelian
Konsumen di Amerika dan Eropa sangat memperhitungkan aspek
mutu sebuah produk sebelum melakukan keputusan pembelian. Konsumen
berani membayar lebih untuk sebuah produk dengan mutu yang benar-benar
terjamin. Untuk memastikan mutu produk, Amerika dan Eropa mensyaratkan
kepada produsen untuk melakukan sertifikasi produk. Di Eropa dibentuk
sebuah lembaga yang dikhususkan untuk menetapkan standar minimum mutu
rempah-rempah dan bahan-bahan herbal bernama ESA (European Spice
Association) yang diekspor ke negaranya.
Produk rempah-rempah juga harus memenuhi syarat pengolahan
Good Agricultural Practice (GAP) dan Good Manufacturing Practice
(GMP).
b) Meningkatnya pola gaya hidup sehat
Konsumsi rempah-rempah digaungkan untuk menggantikan perisa
sintetik yang dapat membahayakan bagi kesehatan, mengurangi konsumsi
sodium dan garam yang berkorelasi dengan penyakit jantung dan tekanan
darah tinggi. Hal ini dipelopori oleh McCormick Science Institute di Amerika

dan Unilever di Belanda.
Rempah-rempah yang akan di ekspor ke Amerika harus lulus uji oleh
Food and Drug Administration (FDA) sebelum dipasarkan.
c) Konsumen Eropa lebih memerhatikan keberlanjutan sosial dari produk
yang mereka beli
Konsumen akan lebih cenderung memilih produk yang dihasilkan
oleh produsen – produsen yang memiliki komitmen terhadap perbaikan sosial
masyarakat

dan

lingkungan,

hak



hak

asasi

manusia,

praktik

ketenagakerjaan yang adil, praktik operasi yang adil, isu – isu konsumen,
pelibatan dan pengembangan masyarakat. Dengan membeli produk dari
produsen yang memerhatikan keberlanjutan sosial, konsumen juga akan
merasa dilibatkan secara langsung.

6

2.2.

Branding Rempah – Rempah Indonesia di Pasar Amerika dan Eropa
Brand adalah merek atau identitas yang melekat pada sebuah produk,
sedangkan branding adalah sekumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka proses mengenalkan, membangun dan membesarkan
sebuah brand.
Untuk mengenalkan produk rempah – rempah Indonesia ke negara Amerika dan
Eropa berikut adalah branding yang dapat dilakukan:
a) Menciptakan brand yang mudah diingat oleh konsumen.
Untuk mengenalkan sebuah produk perlu dibuatkan identitas yang mewakili
sebuah produk. Identitas tersebut dapat berupa logo, nama dan slogan. Logo
yang bagus dan berkelas harus diimbangi dengan kualitas produk dan layanan
yang baik. Perlu diingat bahwa pembuatan brand juga harus memperhatikan
aspek bahasa, sosial dan budaya lokal agar dapat diterima oleh konsumen.
b) Kemasan produk yang menarik dan tetap ramah lingkungan.
Konsumen di Amerika dan Eropa memiliki tingkat kesadaran lingkungan yang
cukup tinggi, menggunakan kemasan produk rempah – rempah yang ramah
lingkungan akan mengangkat citra produk yang dihasilkan oleh perusahaan
yang bertanggung jawab dan berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan
hidup.
c) Sertifikasi untuk meningkatkan brand image
i.
Melakukan sertifikasi ISO 9000, 14000 dan 26000
Selain mendapatkan keuntungan dari adanya sertifikasi ISO 9000 berupa
terjaminnya mutu produk kareana diproses sesuai dengan standar, sertifikasi
ISO 9000 mempunyai dampak langsung untuk meningkatkan brand image
produk yang berkualitas sehingga menciptakan kepercayaan pasar yang
semakin besar. ISO 14000 akan meningkatkan brand image sebagai
perusahaan yang ramah dan peduli terhadap lingkungan, sementara ISO 26000
akan meningkatkan brand image perusahaan yang bertangggung jawab secara
sosial.

ii.

Sertifikasi keamanan pangan
Kebanyakan pembeli Uni Eropa (misalnya pedagang, pengolah makanan,
pengecer) menginginkan implementasi sistem manajemen keamanan pangan
(berdasarkan HACCP). Sistem manajemen keamanan pangan yang paling
penting di Uni Eropa adalah BRC, IFS, FSSC22000 dan SQF. Pembeli yang
berbeda mungkin memiliki pilihan sistem manajemen tertentu dan oleh karena

7

itu, sebelum membandingkan satu sertifikasi dengan standar-standar ini, harus
diketahui standar mana yang diperlukan (misalnya, pengecer di Inggris
menginginkan BRC sedangkan pengecer di Eropa daratan lebih umum
menggunakan IFS).
iii.

Melakukan sertifikasi lainnya
- Sertifikasi organik akan meningkatkan brand image perusahaan yang
ramah lingkungan menghasilkan produk yang aman dan sehat untuk
dikonsumsi.
- Sertifikasi Fair Trade akan mengangkat brand image sebagai perusahaan
yang bertanggung jawab secara sosial dan dapat menyediakan produk

secara berkelanjutan.
d) Membuat website dan menggunakan media sosial yang populer
Internet menyediakan akses informasi tanpa batasan ruang dan waktu.
Hal ini memungkinkan informasi produk dapat diakses oleh calon konsumen
kapanpun dan dimanapun. Membuat akun Facebook dan Twitter, serta sosial
media lain yang sedang booming untuk mengenalkan produk dan bisnis
kepada calon konsumen. Website dan akun ini juga dapat digunakan sebagai
sarana menampung testimoni dari konsumen yang telah menggunakan produk.
Konsumen biasanya akan lebih mempercayai sebuah produk baru berdasarkan
dari pengalaman orang lain yang sudah pernah mencoba produk tersebut.
Mereka cenderung meyakini bahwa produk itu baik, jika mereka mendengar
cerita atau mendapatkan rekomendasi dari orang – orang disekitar mereka,
dengan tujuan bahwa pelanggan mereka akan membawa banyak cerita kepada
orang lain tentang brand dan produk.
e) Pameran
i. Aktif mengikuti pameran komoditas rempah – rempah internasional untuk
ii.

mengenalkan produk kepada calon konsumen.
Pameran di dunia virtual melalui website http://www.nafedve.com, website
tersebut diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
sebagai sarana untuk mengenalkan produk kepada pelanggan potensial

2.3.

diluar negeri.
f) Beriklan melalui media cetak
Tahapan Dalam Melakukan Ekspor
Proses ekspor barang membutuhkan biaya dan proses yang tidak sebentar dan
prosedur yang cukup menantang. Selain dokumen perijinan dan sertifikasi produk
ekspor dari dalam negeri sendiri, eksportir juga diharuskan memenuhi persyaratan
perijinan dan sertifikasi dari Negara tujuan ekspor. Diperlukan pertimbangan

8

secara mendalam sebelum mengambil keputusan ekspor suatu produk, karena
kesalahan dalam melangkah akan sangat berakibat fatal bagi keberlangsungan
usaha di masa depan, apalagi produk yang diekspor ternyata pada gilirannya tidak
dapat memenuhi persyaratan mutu dan ekspektasi pelanggan.
Seorang pengusaha ekspor harus mengetahui alur dan proses ekspor sebuah
produk agar kegiatan ekspor dapat berjalan dengan lancar.
Untuk dapat melakukan ekspor rempah – rempah ke pasar Eropa dan Amerika
berikut ini adalah tahapan – tahapan yang perlu dilalui :
1. Tahap Perencanaan
a)

Memiliki badan usaha yang sah secara legal dan hukum untuk melakukan
kegiatan ekspor impor dengan melengkapi semua dokumen yang
dipersyaratkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

b) Melakukan studi pasar dari berbagai sumber dan literatur mengenai
kebutuhan impor produk rempah – rempah di Amerika dan Eropa.
Gunakan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dari kombinasi produk dan Negara tujuan ekspor.
c)

Menentukan jenis rempah – rempah yang akan diekspor berdasarkan
kebutuhan pasar dan tujuan negara ekspor.

d) Menerapkan standar proses Good Agricultural Practices (GAP) dan Good
Manufacturing Practices (GMP) serta Hazard Analysis and Critical
Control Points (HACCP) sebagai syarat utama proses pengolahan produk
rempah – rempah sebelum melakukan ekspor ke Negara Amerika atau
Eropa untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi.
e)

Melakukan sertifikasi dan pengetesan produk agar memenuhi standar
minimum kelayakan mutu yang ditetapkan oleh Negara Amerika dan
Eropa.

f)

Melakukan promosi dan penawaran produk melalui kegiatan pameran
dagang internasional, beriklan disurat kabar maupun menghubungi
importir secara langsung untuk menawarkan produk.

2. Realisasi Ekspor
a)

Menyiapkan komoditas yang akan diekspor sesuai dengan ketentuan yang
ada didalam kontrak, baik itu jumlah dan spesifikasinya.

b) Melengkapi dokumen – dokumen sebagaimana diminta didalam kontrak.

9

c)

Menyiapkan dokumen - dolkumen ekspor dengan melampirkan semua
dokumen yang diperlukan untuk pemeriksaan kepabeanan.

d) Menyewa armada pengangkutan dari perusahaan ekspedisi
e)

Melakukan pembayaran bea – bea

f)

Menerima pembayaran dari pihak importir sesuai dengan ketentuan yang
ada didalam kontrak, setelah barang diterima oleh pihak importir dan
dokumen – dokumen persyaratan pencairan pembayaran telah dipenuhi.
Pembayaran transaksi ekspor biasanya dilakukan dengan menggunakan
Letter of Credit (L/C).

Gbr.1. Alur Diagram Proses Ekspor
3. Paska Ekspor
Untuk memelihara hubungan kerjasama dengan pihak importir di Amerika dan
Eropa komunikasi yang baik perlu terus dijalin untuk terciptanya kerjasama
jangka panjang yang saling menguntungkan.
BAB III
PENUTUP
3.1.

10

Kesimpulan dan Saran

3.1.1. Kesimpulan
1. Konsumen di Negara Amerika dan Eropa sangat mementingkan aspek
standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi. Agar dapat melakukan
ekspor produk rempah – rempah, Indonesia harus memenuhi persyaratan
tersebut sehingga produknya dapat diterima oleh konsumen. Untuk
memahami konsumen Amerika dan Eropa perlu dilakukan analisa faktor –
faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen seperti faktor
budaya, sosial, pribadi dan psikologis.
2. Untuk lebih mengenalkan produk rempah – rempah Indonesia di Negara
Amerika dan Eropa diperlukan strategi branding yang tepat. Selain mutu
produk yang bagus, logo, kemasan, sertifikasi adalah hal yang dapat
meningkatkan brand image produk rempah – rempah Indonesia.
Komunikasi dengan calon konsumen perlu terus dibina secara rutin
dengan menghadiri pameran – pameran dan penggunaan saluran media
cetak sehingga brand produk rempah – rempah Indonesia akan lebih
dikenal dipasar.
3. Proses ekspor harus dilakukan dengan perencanaan yang matang. Seorang
eksportir harus mengetahui alur dan prosedur ekspor untuk menyusun
strategi ekspor yang tepat dari mulai tahap perencanan, realisasi ekspor,
dan cara membangun hubungan dengan importir untuk keberlangsungan
usaha jangka panjang.
3.1.2. Saran
1. Indonesia sangat kaya akan komoditas rempah – rempah, peran
pemerintah sangat vital dalam mengedukasi para petani, pengusaha dan
industri pengolahan rempah – rempah untuk menghasilkan produk dengan
mutu yang memenuhi standar permintaan pasar Amerika dan Eropa.
2. Kementerian perdagangan diharapkan dapat melakukan kegiatan pameran
komoditas rempah – rempah secara rutin pada level internasional untuk
mengenalkan rempah – rempah Indonesia kepada calon konsumen
potensial di pasar Amerika dan Eropa sehingga dapat meningkatkan
volume ekspor ke mancanegara.
3. Pemerintah selaku regulator dan fasilitator dalam kegiatan ekspor
diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada eksportir.

11

4. Keterbatasan pengetahuan penulis membuat karya ini jauh dari kata
sempurna untuk itu informasi, saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Crown Dirgantoro. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Grasindo
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Tri Listiyani. 2015. Peluang

Ekspor

Rempah

Masih

Terbuka

Lebar,

http://www.beritasatu.com/ekonomi/324499-peluang-ekspor-rempah-masihterbuka-lebar.html: diakses 14 November 2016 Pkl. 16:47 WIB
__________. _______. http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/34grand-flowchart-of-export-activity; diakses 15 November 2016 Pkl. 12:13
WIB
__________. 2015. Menyibak Rekam Sejarah Rempah-Rempah Indonesia;
http://biz.kompas.com/read/2015/10/30/091823528/Menyibak.Rekam.Sejarah.
Rempah-Rempah.Indonesia; diakses 16 November 2016 Pkl. 10:03 WIB
__________. _______. http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/94flowchart-besar-kegiatan-ekspor; diakses 18 November Pkl. 11.11 WIB

12