PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA

4.1.Tinjauan Umum

Perencanaan pelabuhan perikanan Glagah ini memerlukan berbagai data meliputi: data angin, Hidro oceanografi, peta batimetri, data jumlah kunjungan kapal dan data jumlah produksi hasil tangkapan ikan.

4.2 Data Angin

4.2.1 Data angin bulanan Januari 2002 - Desember 2006

Data angin yang diperlukan berupa data kecepatan dan arah angin yang didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika Cilacap, yaitu data bulanan angin Januari 2002 – Desember 2006. Dari data tersebut kemudian dibuat penggolongan kecepatan berdasarkan jumlah kecepatan dan arah angin.

Tabel 4.1 Data angin bulanan tahun 2002 – 2006

Bulan Tahun

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2002

Kec

(km/jam) 3,4 3,4 3,4 4,9 6,3 8,1 9,9 10,4 9,9 7,7 5,9 3,4 Arah S B TG TG TG TG TG TG TG TG TG TG

2003

Kec

(km/jam) 4,9 4,1 4,9 6,7 6,1 9,5 9,0 9,0 11,7 8,5 5,4 4,1 Arah BD BD TG TG TG TG TG T TG TG TG TG

2004

Kec

(km/jam) 4,0 4,0 4,1 5,9 5,4 7,2 8,5 10,3 11,9 9,0 6,5 4,3 Arah BD BD B TG TG TG TG TG TG TG TG TG

2005

Kec

(km/jam) 4,1 4,9 4,9 5,0 7,4 6,8 9,2 9,2 9,9 - 6,5 4,5

Arah BD S S TG S TG TG TG TG TG TG BD

2006

Kec

(km/jam) 2,6 2,5 2,6 3,0 3,4 5,8 5,4 6,3 4,1 4,0 3,9 2,9 Arah BL BD BD TG TG TG TG TG TG TG TG TG


(2)

Tabel 4.2 Penggolongan data kecepatan dan arah angin bulanan tahun 2002-2006

Kecepatan (km/jam)

Arah angin dalam jumlah data Jumlah data U TL T TG S BD B BL

1-5 >5-10 >10-15 - - - - - - - 1 - 13 27 4 3 1 - 9 - - 1 - - 1 - - 27 29 4

Jumlah - - 1 44 4 9 1 1 60

Tabel 4.3 Prosentase kecepatan dan arah angin bulanan tahun 2002-2006

Kecepatan (km/jam)

Arah angin (%) Jumlah (%) U TL T TG S BD B BL

1-5 >5-10 >10-15 - - - - - - - 1,67 - 21,66 45,00 6,66 5,00 1,67 - 15,00 - - 1,67 - - 1,67 - - 45,00 48,34 6,66


(3)

Dari tabel di atas dapat dibuat gambar windrose seperti pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Wind rose data angin bulanan tahun 2002-2006

B

S

10- 15 k m / j am

T

TG

BD

BL

TL

0 %

10% 20%

30% 40%

50%

1- 5 k m / j am 60%

70%

U


(4)

Dari gambar Wind rose di atas dapat dilihat bahwa arah angin terbanyak adalah pada arah tenggara dengan prosentase 73,32 % kemudian disusul arah barat daya dengan prosentase 15,00 %, sedangkan kecepatan angin dominan terjadi pada interval 5-10 km/jam. Untuk perencanaan, arah angin yang dipakai adalah arah tenggara dan barat daya.

4.3 Data Hidro Oceanografi

4.3.1 Data Gelombang

Tinggi gelombang (H) dan periode gelombang (T) dicari dengan cara perhitungan berdasarkan data angin dengan penentuan panjang Fetch.

Panjang fetch ditentukan berdasarkan jarak titik tinjauan dengan daratan sekitarnya. Jarak ini diukur dengan sudut tertentu berdasarkan arah datangnya angin. Panjang fetch pada perencanaan ini diperhitungkan untuk tenggara dan barat daya.

Data gelombang ini tidak diperoleh secara langsung, tapi berasal dari bangkitnya gelombang yang dipengaruhi beberapa faktor seperti di bawah ini:

Kecepatan dan arah angin di permukaan laut

Untuk arah dan kecepatan angin maksimum permukaan yang terjadi digunakan data angin bulanan tahun 2002-2006. Data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Data kecepatan dan arah angin maksimum tahun 2002-2006 Waktu kejadian Kecepatan

Tahun Bulan Arah Km/jam m/dt 2002 Januari S 16,20 4,50 Februari B 18,00 5,00 Maret TG 14,40 4,00 April TG 18,00 5,00 Mei TG 16,20 4,50


(5)

Juni TG 19,80 5,50 Juli TG 21,60 6,00 Agustus TG 21,60 6,00 September TG 27,00 7,50 Oktober TG 18,00 5,00 November TG 18,00 5,00 Desember TG 12,60 3,50 2003 Januari BD 18,00 5,00

Februari BD 18,00 5,00 Maret TG 18,00 5,00 April TG 18,00 5,00 Mei TG 18,00 5,00 Juni TG 19,80 5,50 Juli TG 19,80 5,50 Agustus T 19,80 5,50 September TG 25,20 7,00 Oktober TG 25,20 7,00 November TG 21,60 6,00 Desember TG 27,00 7,50 2004 Januari BD 16,20 4,50

Februari BD 18,00 5,00 Maret B 16,20 4,50 April TG 16,20 4,50 Mei TG 21,60 6,00 Juni TG 27,00 7,50 Juli TG 27,00 7,50 Agustus TG 27,00 7,50 September TG 30,60 8,50 Oktober TG 27,00 7,50 November TG 25,20 7,00


(6)

Desember TG 25,20 7,00 2005 Januari BD 25,20 7,00

Februari SS 25,20 7,00 Maret TG 19,80 5,50 April S 18,00 5,00 Mei TG 16,20 4,50 Juni TG 18,00 5,00 Juli TG 23,40 6,50 Agustus TG 23,40 6,50 September TG 25,20 7,00 Oktober TG 25,20 7,00 November TG 21,60 6,00 Desember BD 23,40 6,50 2006 Januari BL 5,00 1,39

Februari BD 5,00 1,39 Maret BD 5,00 1,39 April TG 5,00 1,39 Mei TG 7,00 1,95 Juni TG 9,00 2,50 Juli TG 7,00 1,95 Agustus TG 10,00 2,78 September TG 6,00 1,67 Oktober TG 18,00 5,00 November TG 18,00 5,00 Desember TG 28,00 7,78


(7)

Fetch tenggara dan barat daya untuk data bulanan tahun 2002-2006

Feth yaitu panjang daerah pembangkitan gelombang dimana angin mempunyai kecepatan dan arah konstan. Fetch dapat dihitung dengan rumus:

F eff=

α α

Cos XiCos

Dimana:

Xi = Panjang segmen yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch.

α = Deviasi dari kedua sisi arah angin. F eff = Panjang fetch.


(8)

Gambar 4.2 Penentuan fetch tenggara dari titik observasi gelombang

U

S

T

B


(9)

Tabel 4.5 Panjang fetch efektif untuk arah tenggara dengan panjang fetch maks = 200 km

No α Cos α Jarak ( x )

( km ) x. Cos α

g 42 0,743 - -

f 36 0,809 - -

e 30 0,866 - -

d 24 0,914 - -

c 18 0,951 11,2 10,651

b 12 0,978 200 195,6

a 6 0,995 200 199

0 0 1 200 200

A’ 6 0,995 200 199

b’ 12 0,978 200 195,6

C’ 18 0,951 200 190,2

d’ 24 0,914 200 182,8

E’ 30 0,866 200 173,2

F’ 36 0,809 200 161,8

g’ 42 0,743 200 148,6

13,512 1863,65

F eff ‗ ∑ xi . Cos α‗ 1863,65 ‗ 137,92 ‗ 138 km ∑ Cos α 13,512


(10)

Tabel 4.6 Panjang fetch efektif untuk arah tenggara dengan panjang fetch maks = 400 km

No α Cos α Jarak ( x )

( km ) x. Cos α

g 42 0,743 - -

f 36 0,809 - -

e 30 0,866 - -

d 24 0,914 - -

c 18 0,951 11,2 10,65

b 12 0,978 400 391,20

a 6 0,995 400 398,00

0 0 1 400 400,00

A’ 6 0,995 400 398,00

b’ 12 0,978 400 391,20

C’ 18 0,951 400 380,40

d’ 24 0,914 400 365,6

E’ 30 0,866 400 346,4

F’ 36 0,809 400 323,6

g’ 42 0,743 400 297,2

13,512 3702,251

F eff ‗ ∑ xi . Cos α‗ 3702,251 ‗ 273,99 ‗ 274 km ∑ Cos α 13,512


(11)

Gambar 4.3 Penentuan fetch barat daya dari titik observasi gelombang

U

B

T

S

BD


(12)

Tabel 4.7 Panjang fetch efektif untuk barat daya dengan panjang fetch maks = 200 km

No α Cos α Jarak ( x )

( km ) x. Cos α

g 42 0,743 200 148,6

f 36 0,809 200 161,8

e 30 0,866 200 173,2

d 24 0,914 200 182,8

c 18 0,951 200 190,2

b 12 0,978 200 195,6

a 6 0,995 200 199

0 0 1 200 200

A’ 6 0,995 200 199

b’ 12 0,978 200 195,6

C’ 18 0,951 200 190,2

d’ 24 0,914 200 182,8

E’ 30 0,866 200 173,2

F’ 36 0,809 200 161,8

g’ 42 0,743 200 148,6

13,512 2702,4

F eff ‗ ∑ xi . Cos α‗ 2702,4 ‗ 200 km ∑ Cos α 13,512


(13)

Tabel 4.8 Panjang fetch efektif untuk barat daya dengan panjang fetch maks = 400 km

No α Cos α Jarak ( x )

( km ) x. Cos α

g 42 0,743 400 297,2

f 36 0,809 400 323,6

e 30 0,866 400 346,4

d 24 0,914 400 365,6

c 18 0,951 400 380,4

b 12 0,978 400 391,2

a 6 0,995 400 398,0

0 0 1 400 400,0

A’ 6 0,995 400 398,0

b’ 12 0,978 400 391,2

C’ 18 0,951 400 380,4

d’ 24 0,914 400 365,6

E’ 30 0,866 400 346,4

F’ 36 0,809 400 323,6

g’ 42 0,743 400 297,2

13,512 5404,8

F eff ‗ ∑ xi . Cos α‗ 5404,8 ‗ 400 km ∑ Cos α 13,512


(14)

¾ Perhitungan tinggi dan periode gelombang berdasarkan fetch dan UA Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sulit untuk digambarkan secara matematis karena ketidak-linieran,tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang random. Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan pendekatan gelombang alam. Disini, dalam perhitungan gelombangnya digunakan teori gelombang yang paling sederhana yaitu teori gelombang linier atau amplitudo kecil, yang pertama kali dikemukakan oleh Airy pada tahun 1845, dan selanjutnya disebut dengan teori gelombang Airy.

Bangkitan gelombang yang ditimbulkan angin sebagai berikut:

1. Berdasarkan kecepatan maksimum yang terjadi tiap bulan (tabel 4.4) dicari nilai RL dengan menggunakan grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat ( lihat gambar 4.4 ).

Gambar 4.4 Hubungan antara kecepatan angin di laut di darat Misal: Arah Barat Daya, kecepatan angin 5,00 m/ det (kolom 4). Berdasarkan grafik didapat nilai RL=1,45 (kolom 5).


(15)

2. Hitung UW dengan rumus:

UW = UL × RL (Bambang Triatmodjo. 1996 hal.99) = 5,00 × 1,45

= 7,25 m/ det (kolom 6) 3. Hitung UA dengan rumus:

UA = 0,71 × UW¹’²³ ((Bambang Triatmodjo. 1996 hal.99) = 0,71 × 7,25¹’²³

= 8,118 m/ det (kolom 7)

4. Berdasarkan nilai UA dan besarnya fetch, tinggi dan periode gelombang dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang ( lihat gambar 4.5 ).


(16)

Tabel 4.9 Perhitungan bangkitan gelombang akibat angin dan fetch

tenggara dengan panjang fetch maks = 200 km

Waktu kejadian

Arah

Kec. UL (m/ det)

RL UW

(m/ det) UA (m/ det)

Gelombang

Thn Bulan Tinggi

(m)

Periode (det)

1 2 3 4 5 6 9 10

2002 Januari S 4,50 1,48 6,66 7,313 1,35 6,2

Februari B 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Maret TG 4,00 1,50 6,00 6,430 1,25 6,0

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Mei TG 4,50 1,48 6,66 7,313 1,35 6,2

Juni TG 5,50 1,38 7,59 8,589 1,55 6,5

Juli TG 6,00 1,34 8,04 9,219 1,7 6,7

Agustus TG 6,00 1,34 8,04 9,219 1,7 6,7

September TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,1 7,1

Oktober TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

November TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Desember TG 3,50 1,52 5,32 5,550 1,15 5,9

2003 Januari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Februari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Maret TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Mei TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Juni TG 5,50 1,38 7,59 8,589 1,55 6,5

Juli TG 5,50 1,38 7,59 8,589 1,55 6,5

Agustus T 5,50 1,38 7,59 8,589 1,55 6,5

September TG 7,00 1,28 8,96 10,534 1,9 7

Oktober TG 7,00 1,28 8,96 10,534 1,9 7

November TG 6,00 1,34 8,04 9,219 1,7 6,7

Desember TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,1 7,1

2004 Januari BD 4,50 1,48 6,66 7,313 1,35 6,2

Februari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4


(17)

April TG 4,50 1,48 6,66 7,313 1,35 6,2

Mei TG 6,00 1,34 8,04 9,219 1,7 6,7

Juni TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,1 7,1

Juli TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,1 7,1

Agustus TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,1 7,1

September TG 8,50 1,20 10,20 12,354 2,3 7,4

Oktober TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,1 7,1

November TG 7,00 1,28 8,96 10,534 1,9 7

Desember TG 7,00 1,28 8,96 10,534 1,9 7

2005 Januari BD 7,00 1,28 8,96 10,534 1,9 7

Februari S 7,00 1,28 8,96 10,534 1,9 7

Maret S 5,50 1,38 7,59 8,589 1,55 6,5

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Mei S 4,50 1,48 6,66 7,313 1,35 6,2

Juni TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

Juli TG 6,50 1,36 8,84 10,360 1,8 6,9

Agustus TG 6,50 1,36 8,84 10,360 1,8 6,9

September TG 7,00 1,28 8,96 10,360 1,8 6,9

Oktober TG 7,00 1,28 8,96 10,360 1,8 6,9

November TG 6,00 1,34 8,04 9,219 1,7 6,7

Desember BD 6,50 1,36 8,84 10,360 1,8 6,9

2006 Januari BL 1,39 1,88 2,613 2,313 0,95 4,1

Februari BD 1,39 1,88 2,613 2,313 0,95 4,1

Maret BD 1,39 1,88 2,613 2,313 0,95 4,1

April TG 1,39 1,88 2,613 2,313 0,95 4,1

Mei TG 1,95 1,78 3,471 3,281 0,95 4,1

Juni TG 2,50 1,70 4,25 4,208 0,95 4,1

Juli TG 1,95 1,78 3,471 3,281 0,95 4,1

Agustus TG 2,78 1,68 4,670 4,726 0,95 4,1

September TG 1,67 1,82 3,093 2,786 0,95 4,1

Oktober TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4

November TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,5 6,4


(18)

Untuk perencanaan bangunan-bangunan pantai biasanya dipakai gelombang signifikan (Hs) yaitu H33 atau 1/3 nilai tertingi dari pencatatan gelombang yang telah diurut, begitu juga dengan periodenya. Sehingga tinggi dan gelombang signifikan yang dipakai berdasarkan fetch dan UA dengan n = 33,3 % X 60 = 20 data, yaitu :

Tabel 4.10 Gelombang dan periode yang telah diurutkan ( berdasarkan fetch tenggaradan UA dengan

panjang fetch maks = 200 km)

Gelombang

No Tinggi (m) Periode (s)

1 2,3 7,4

2 2,2 7,2

3 2,1 7,1

4 2,1 7,1

5 2,1 7,1

6 2,1 7,1

7 2,1 7,1

8 1,9 7

9 1,9 7

10 1,9 7

11 1,9 7

12 1,9 7

13 1,9 7

14 1,9 7

15 1,9 7

16 1,9 7

17 1,8 6,9

18 1,8 6,9

19 1,7 6,7


(19)

H33=( 2,3+2,2+2,1+2,1+2,1+2,1+2,1+1,9+1,9+1,9+1,9+1,9+1,9+1,9

+1,9+1,9+1,8+1,8+1,7+1,7): 20 = 2,01 m

T33 = ( 7,4+7,2+7,1+7,1+7,1+7,1+7,1+7+7+7+7+7+7+7

+7+7+6,9+6,9+6,7+6,7) : 20 = 7,06 detik


(20)

Tabel 4.11 Perhitungan bangkitan gelombang akibat angin dan fetch

tenggara dengan panjang fetch maks = 400 km

Waktu kejadian

Arah

Kec. UL (m/ det)

RL UW

(m/ det) UA (m/ det)

Gelombang

Thn Bulan Tinggi

(m)

Periode (det)

1 2 3 4 5 6 9 10

2002 Januari S 4,50 1,48 6,66 7,313 1,9 7,4

Februari B 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Maret TG 4,00 1,50 6,00 6,430 1,7 6,5

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Mei TG 4,50 1,48 6,66 7,313 1,9 7,4

Juni TG 5,50 1,38 7,59 8,589 2,3 8,7

Juli TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,4 9,4

Agustus TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,4 9,4

September TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,9 11,5

Oktober TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

November TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Desember TG 3,50 1,52 5,32 5,550 1,5 5,6

2003 Januari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Februari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Maret TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Mei TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Juni TG 5,50 1,38 7,59 8,589 2,3 8,7

Juli TG 5,50 1,38 7,59 8,589 2,3 8,7

Agustus T 5,50 1,38 7,59 8,589 2,3 8,7

September TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,8 10,7

Oktober TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,8 10,7

November TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,4 9,4

Desember TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,0 11,7

2004 Januari BD 4,50 1,48 6,66 7,313 1,9 7,4

Februari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3


(21)

April TG 4,50 1,48 6,66 7,313 1,9 7,4

Mei TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,4 9,4

Juni TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,0 11,5

Juli TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,0 11,5

Agustus TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,0 11,5

September TG 8,50 1,20 10,20 12,354 3,3 12,6

Oktober TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,0 11,5

November TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,8 10,7

Desember TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,8 10,7

2005 Januari BD 7,00 1,28 8,96 10,534 2,8 10,7

Februari S 7,00 1,28 8,96 10,534 2,8 10,7

Maret S 5,50 1,38 7,59 8,589 2,3 8,7

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Mei S 4,50 1,48 6,66 7,313 1,9 7,4

Juni TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

Juli TG 6,50 1,36 8,84 10,360 2,7 10,4

Agustus TG 6,50 1,36 8,84 10,360 2,7 10,4

September TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,8 10,6

Oktober TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,8 10,6

November TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,4 9,4

Desember BD 6,50 1,36 8,84 10,360 2,7 10,4

2006 Januari BL 1,39 1,88 2,613 2,313 1,3 5,1

Februari BD 1,39 1,88 2,613 2,313 1,3 5,1

Maret BD 1,39 1,88 2,613 2,313 1,3 5,1

April TG 1,39 1,88 2,613 2,313 1,3 5,1

Mei TG 1,95 1,78 3,471 3,281 1,3 5,1

Juni TG 2,50 1,70 4,25 4,208 1,3 5,1

Juli TG 1,95 1,78 3,471 3,281 1,3 5,1

Agustus TG 2,78 1,68 4,670 4,726 1,3 5,1

September TG 1,67 1,82 3,093 2,786 1,3 5,1

Oktober TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3

November TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,2 8,3


(22)

Untuk perencanaan bangunan-bangunan pantai biasanya dipakai gelombang signifikan (Hs) yaitu H33 atau 1/3 nilai tertingi dari pencatatan gelombang yang telah diurut, begitu juga dengan periodenya. Sehingga tinggi dan periode gelombang signifikan yang dipakai berdasarkan fetch dan UA dengan n = 33,3 % X 60 = 20 data, yaitu :

Tabel 4.12 Gelombang dan periode yang telah diurutkan ( berdasarkan fetch tenggaradan UA dengan

panjang fetch maks = 400 km)

Gelombang

No Tinggi (m) Periode (s)

1 3,3 12,6

2 3,0 11,5

3 3,0 11,5

4 3,0 11,5

5 3,0 11,5

6 3,0 11,5

7 3,0 11,5

8 3,0 11,5

9 2,8 10,7

10 2,8 10,7

11 2,8 10,7

12 2,8 10,7

13 2,8 10,7

14 2,8 10,7

15 2,8 10,7

16 2,8 10,7

17 2,7 10,4

18 2,7 10,4

19 2,7 10,4


(23)

H33=( 3,3+3,0+3,0+3,0+3,0+3,0+3,0+3,0+2,8+2,8+2,8+2,8+2,8

+2,8+2,8+2,8+2,7+2,7+2,7+2,4): 20 = 2,86 m

T33 = ( 12,6+11,7+11,7+11,7+11,7+11,7+11,7+11,7+10,7+10,7+10,7

+10,7+10,7+10,7+10,7+10,7+10,4+10,4+10,4+9,4): 20 = 11 detik


(24)

Tabel 4.13 Perhitungan bangkitan gelombang akibat angin dan

fetch barat daya dengan panjang fetch maks = 200 Km

Waktu kejadian

Arah

Kec. UL (m/ det)

RL UW

(m/ det) UA (m/ det)

Gelombang

Thn Bulan Tinggi

(m)

Periode (det)

1 2 3 4 5 6 9 10

2002 Januari S 4,50 1,48 6,66 7,313 1,65 7,0

Februari B 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Maret TG 4,00 1,50 6,00 6,430 1,50 6,8

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Mei TG 4,50 1,48 6,66 7,313 1,65 7,0

Juni TG 5,50 1,38 7,59 8,589 1,90 7,5

Juli TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,0 7,7

Agustus TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,0 7,7

September TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,6 8,2

Oktober TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

November TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Desember TG 3,50 1,52 5,32 5,550 1,70 6,6

2003 Januari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Februari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Maret TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Mei TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Juni TG 5,50 1,38 7,59 8,589 1,90 7,5

Juli TG 5,50 1,38 7,59 8,589 1,90 7,5

Agustus T 5,50 1,38 7,59 8,589 1,90 7,5

September TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,3 8,0

Oktober TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,3 8,0

November TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,0 7,7

Desember TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,6 8,2

2004 Januari BD 4,50 1,48 6,66 7,313 1,65 7,0

Februari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4


(25)

April TG 4,50 1,48 6,66 7,313 1,65 7,0

Mei TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,0 7,7

Juni TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,6 8,2

Juli TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,6 8,2

Agustus TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,6 8,2

September TG 8,50 1,20 10,20 12,354 2,8 8,5

Oktober TG 7,50 1,26 9,45 11,247 2,6 8,2

November TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,3 8,0

Desember TG 7,00 1,28 8,96 10,534 2,3 8,0

2005 Januari BD 7,00 1,28 8,96 10,534 2,3 8,0

Februari S 7,00 1,28 8,96 10,534 2,3 8,0

Maret S 5,50 1,38 7,59 8,589 1,9 7,5

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Mei S 4,50 1,48 6,66 7,313 1,65 7,0

Juni TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

Juli TG 6,50 1,36 8,84 10,360 2,2 7,9

Agustus TG 6,50 1,36 8,84 10,360 2,2 7,9

September TG 7,00 1,28 8,96 10,360 2,2 7,9

Oktober TG 7,00 1,28 8,96 10,360 2,2 7,9

November TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,0 7,7

Desember BD 6,50 1,36 8,84 10,360 2,2 7,9

2006 Januari BL 1,39 1,88 2,613 2,313 1,15 6,2

Februari BD 1,39 1,88 2,613 2,313 1,15 6,2

Maret BD 1,39 1,88 2,613 2,313 1,15 6,2

April TG 1,39 1,88 2,613 2,313 1,15 6,2

Mei TG 1,95 1,78 3,471 3,281 1,15 6,2

Juni TG 2,50 1,70 4,25 4,208 1,15 6,2

Juli TG 1,95 1,78 3,471 3,281 1,15 6,2

Agustus TG 2,78 1,68 4,670 4,726 1,15 6,2

September TG 1,67 1,82 3,093 2,786 1,15 6,2

Oktober TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4

November TG 5,00 1,45 7,25 8,118 1,85 7,4


(26)

Untuk perencanaan bangunan-bangunan pantai biasanya dipakai gelombang signifikan (Hs) yaitu H33 atau 1/3 nilai tertingi dari pencatatan gelombang yang telah diurut, begitu juga dengan periodenya. Sehingga tinggi dan gelombang signifikan yang dipakai berdasarkan fetch dan UA dengan n = 33,3 % X 60 = 20 data, yaitu :

Tabel 4.14 Gelombang dan periode yang telah diurutkan ( berdasarkan fetch barat daya dan UA dengan

panjang fetch maks = 200 km)

Gelombang

No Tinggi (m) Periode (s)

1 2,8 8,5

2 2,7 8,4

3 2,6 8,2

4 2,6 8,2

5 2,6 8,2

6 2,6 8,2

7 2,6 8,2

8 2,3 8,0

9 2,3 8,0

10 2,3 8,0

11 2,3 8,0

12 2,3 8,0

13 2,3 8,0

14 2,3 8,0

15 2,3 8,0

16 2,3 8,0

17 2,2 7,9

18 2,2 7,9

19 2,0 7,7


(27)

H33= ( 2,8+2,7+2,6+2,6+2,6+2,6+2,6+2,3+2,3+2,3+2,3+2,3+2,3

+2,3+2,3+2,3+2,2+2,2+2,0+2,0): 20 = 2,45 m

T33 = ( 8,5+8,4+8,2+8,2+8,2+8,2+8,2+8,0+8,0+8,0+8,0+8,0+8,0

+8,0+8,0+8,0+7,9+7,9+7,7+7,7): 20 = 8,12 detik


(28)

Tabel 4.15 Perhitungan bangkitan gelombang akibat angin dan fetch

barat daya dengan panjang fetch maks = 400 km

Waktu kejadian

Arah

Kec. UL (m/ det)

RL UW

(m/ det) UA (m/ det)

Gelombang

Thn Bulan Tinggi

(m)

Periode (det)

1 2 3 4 5 6 9 10

2002 Januari S 4,50 1,48 6,66 7,313 2,3 8,9

Februari B 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Maret TG 4,00 1,50 6,00 6,430 2,0 7,9

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Mei TG 4,50 1,48 6,66 7,313 2,3 8,9

Juni TG 5,50 1,38 7,59 8,589 2,7 10,5

Juli TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,8 11,3

Agustus TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,8 11,3

September TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,5 13,8

Oktober TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

November TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Desember TG 3,50 1,52 5,32 5,550 1,7 6,8

2003 Januari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Februari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Maret TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Mei TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Juni TG 5,50 1,38 7,59 8,589 2,7 10,5

Juli TG 5,50 1,38 7,59 8,589 2,7 10,5

Agustus T 5,50 1,38 7,59 8,589 2,7 10,5

September TG 7,00 1,28 8,96 10,534 3,3 12,9

Oktober TG 7,00 1,28 8,96 10,534 3,3 12,9

November TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,8 11,3

Desember TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,5 13,8

2004 Januari BD 4,50 1,48 6,66 7,313 2,3 8,9

Februari BD 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9


(29)

April TG 4,50 1,48 6,66 7,313 2,3 8,9

Mei TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,8 11,3

Juni TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,5 13,8

Juli TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,5 13,8

Agustus TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,5 13,8

September TG 8,50 1,20 10,20 12,354 3,8 15,1

Oktober TG 7,50 1,26 9,45 11,247 3,5 13,8

November TG 7,00 1,28 8,96 10,534 3,3 12,9

Desember TG 7,00 1,28 8,96 10,534 3,3 12,9

2005 Januari BD 7,00 1,28 8,96 10,534 3,3 12,9

Februari S 7,00 1,28 8,96 10,534 3,3 12,9

Maret S 5,50 1,38 7,59 8,589 2,7 10,5

April TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Mei S 4,50 1,48 6,66 7,313 2,3 8,9

Juni TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

Juli TG 6,50 1,36 8,84 10,360 3,2 12,7

Agustus TG 6,50 1,36 8,84 10,360 3,2 12,7

September TG 7,00 1,28 8,96 10,534 3,3 12,9

Oktober TG 7,00 1,28 8,96 10,534 3,3 12,9

November TG 6,00 1,34 8,04 9,219 2,8 11,3

Desember BD 6,50 1,36 8,84 10,360 3,2 12,7

2006 Januari BL 1,39 1,88 2,613 2,313 1,6 8,0

Februari BD 1,39 1,88 2,613 2,313 1,6 8,0

Maret BD 1,39 1,88 2,613 2,313 1,6 8,0

April TG 1,39 1,88 2,613 2,313 1,6 8,0

Mei TG 1,95 1,78 3,471 3,281 1,6 8,0

Juni TG 2,50 1,70 4,25 4,208 1,6 8,0

Juli TG 1,95 1,78 3,471 3,281 1,6 8,0

Agustus TG 2,78 1,68 4,670 4,726 1,6 8,0

September TG 1,67 1,82 3,093 2,786 1,6 8,0

Oktober TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9

November TG 5,00 1,45 7,25 8,118 2,5 9,9


(30)

Untuk perencanaan bangunan-bangunan pantai biasanya dipakai gelombang signifikan (Hs) yaitu H33 atau 1/3 nilai tertingi dari pencatatan gelombang yang telah diurut, begitu juga dengan periodenya. Sehingga tinggi dan gelombang signifikan yang dipakai berdasarkan fetch dan UA dengan n = 33,3 % X 60 = 20 data, yaitu :

Tabel 4.16 Gelombang dan periode yang telah diurutkan ( berdasarkan fetch barat daya dan UA dengan

panjang fetch maks = 400 km ) Gelombang

No Tinggi (m) Periode (s)

1 3,8 15,1

2 3,5 13,8

3 3,5 13,8

4 3,5 13,8

5 3,5 13,8

6 3,5 13,8

7 3,5 13,8

8 3,5 13,8

9 3,3 12,9

10 3,3 12,9

11 3,3 12,9

12 3,3 12,9

13 3,3 12,9

14 3,3 12,9

15 3,3 12,9

16 3,3 12,9

17 3,2 12,7

18 3,2 12,7

19 3,2 12,7


(31)

H33= ( 3,8+3,5+3,5+3,5+3,5+3,5+3,5+3,5+3,3+3,3+3,3+3,3+3,3+3,3

+3,3+3,3+3,2+3,2+3,2+2,8): 20 = 3,4 m

T33 = ( 15,1+13,8+13,8+13,8+13,8+13,8+13,8+13,8+12,9+12,9+12,9

+12,9+12,9+12,9+12,9+12,9+12,7+12,7+12,7+11,3): 20 = 13,2 detik

Sehingga perhitungan tinggi dan periode gelombang berdasarkan fetch dan UA dengan 2 (dua) arah angin dominan dan 2 (dua) panjang fetch maksimum yang berbeda akan menghasilkan tinggi dan periode gelombang seperti tabel di bawah :

Tabel 4.17 Hasil perhitungan Tinggi dan Periode Gelombang

Arah Angin H(m) T(detik)

Tenggara, dengan

- Panjang fetch maksimum 200 km - Panjang fetch maksimum 400 km Barat Daya, dengan

- Panjang fetch maksimum 200 km - Panjang fetch maksimum 400 km

2,01 2,86

2,45 3,4

7,06 11

8,12 13,2


(32)

Sebagai bahan referensi, dalam kaitan dengan pekerjaan pengendalian banjir Sungai Tipar, telah dilakukan pengukuran tinggi gelombang sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1989 dan 1992 oleh Puslitbang Air. Pengukuran tinggi gelombang pada tahun 1989 hanya dilakukan selama 4,5 bulan, sedang pada tahun 1992 dilakukan selama satu tahun (Maret 1992 sampai Februari 1993). Hasil analisis data gelombang tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.11., dengan distribusi arah gelombang adalah sebagai berikut: dari arah tenggara 12,39 %, arah selatan 65,79 % dan arah barat daya 21,82 %.

Tinggi Gelombang H (m)

Frekuensi

1989 (4,5 bln) 1992 (12 bln) 0,0 < 0,5 7,16 18,41 0,5 < 1,0 41,90 44,78 1,0 < 1,5 29,70 33,00 1,5 < 2,0 14,08 3,20 2,0 < 2,5 4,08 0,10 2,5 < 3,0 1,68 0,01 3,0 < 3,5 0,40 -

> 3,5 0,20 - Tabel 4.18 Data Frekuensi Gelombang


(33)

Berdasar hasil studi yang dilakukan oleh JICA (1989) pada pekerjaan pengamanan daerah pantai Bali, didapatkan data gelombang laut dalam di selatan pulau Jawa seperti tertera pada mawar gelombang yang terdapat dalam Gambar 4.6.

Data gelombang tersebut didapat dari buku U.S. Navy Marine Climatic Atlas of the World volume 3 Indian Ocean (1976). Mawar gelombang tersebut dibuat berdasar data gelombang yang dikumpulkan selama 120 tahun. Dalam pekerjaan Java Flood Control Project pada tahun 1996, Sogreah melakukan kombinasi data yang diperoleh dari pengukuran gelombang oleh Puslitbang air untuk pekerjaan sungai Tipar dan data peramalan gelombang berdasar data angin di Cilacap, yang hasilnya adalah:


(34)

Tabel 4.19 Gelombang dengan periode ulang Kala Ulang

(Tahunan)

Tinggi gelombang (m)

1 2,1 10 2,6 25 2,8 50 3,1

Dari data gelombang US Army dan BCEOM, gelombang-gelombang besar mempunyai periode gelombang antara 10-15 detik(Bambang Triatmodjo, hal 345,1999).

Selanjutnya dalam perencanaan ini digunakan tinggi gelombang rencana sebesar Ho = 2,8 m dengan periode gelombang = 11 detik


(35)

¾ Perhitungan tinggi gelombang pada kedalaman tertentu.

Untuk perencanaan pemecah gelombang diperlukan data besarnya tinggi gelombang pada lokasi konstruksi (Bambang Triatmodjo, hal 73,1996),

diperhitungkan juga terjadinya refraksi gelombang. Elevasi dasar adalah –12,0 m ( lihat lampiran ) dibawah muka air laut rata-rata (LWL). Arah

gelombang yang diperhitungkan dari tenggara (

α

= 450). Ho = 2,8 m dan T = 11 det.

Panjang gelombang laut dalam :

Lo = 1,56 x T2 = 1,56 x ( 11 )2= 188,76 m. d/Lo = 12/ 188,76 = 0,064

Co = Lo / T = 188,76 / 11 = 17,16 m/dt.

Untuk nilai d/Lo, dengan tabel (A-1,hal 269) didapat : d/L = 0,1082 L = 12/0,10821= 110,895 m. C = L / T = 110,895 / 11 = 10,081 m/dt.

Arah datang gelombang pada kedalaman – 12,0 m : Sin α1 = (C / Co) sin α0.

= (10,081 /17,16) sin 450 1

α = 24,520. Koefisien refraksi dihitung dengan rumus :

Kr = (cosα0 /cosα1) = 0,777

Dengan tabel (A-1, hal 269) untuk d / Lo = 0,154 didapat : n1 =0,8737 dan n0= 0,5 (laut dalam):

Koefisien pendangkalan dihitung dengan rumus :

Ks = (n0.L0/n1.L1)

= 0,987

Maka tinggi gelombang pada kedalaman 12 m didapat : H1 = Ks. Kr. Ho

= 0,987 x 0,777 x 2,8


(36)

¾ Perhitungan tinggi dan kedalaman gelombang pecah.

Kemiringan dasar laut diambil 0,005. Gelombang pada laut dalam Ho = 2,8 m dan T = 11 detik, Kr = 0,777

H’o = Kr. Ho = 0,777 x 2,8 = 2,176 m.

H’o/g.T2= 2,176/ (9,81 x (11)2= 0,001833.

Dari grafik ( lihat gambar 4.4 ),untuk nilai diatas dengan m = 0,005, diperoleh :

Hb / H’o = 1,6 Hb = 3,48 m.


(37)

Menghitung kedalaman gelombang pecah :

Hb /g.T2= 3,48/ (9,81 x (11)2= 0,00293

Dari grafik ( lihat gambar 4.5 ), untuk nilai diatas dengan m = 0,005, diperoleh :

d

b / Hb = 0,96 ~

d

b = 3,341 m.

Gambar 4.8 Kedalaman gelombang pecah dari perhitungan di atas didapat :

Tinggi gelombang pecah (Hb) = 3,48 m.


(38)

4.3.2 Data Pasang Surut

Didalam perencanaan pelabuhan diperlukan data pengamatan pasang surut minimal 15 hari yang digunakan untuk menentukan elevasi muka air rencana. Dengan pengamatan selama 15 hari tersebut telah tercakup satu siklus pasang surut yang meliputi pasang purnama dan pasang perbani. Pengamatan lebih lama (30 hari atau lebih) akan memberikan data yang lebih lengkap. Dalam perencanaan ini data pasang surut yang digunakan didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika Cilacap, yaitu data jam – jaman Januari-Desember 2006.

Dari data pasang surut akan dicari elevasi HHWL, MHWL, MSL, MLWL, dan LLWL.

Dengan melihat hasil analisis data pasang surut yang diperhatikan dalam kurva tersebut ( lihat lampiran ), maka untuk perencanaan dermaga digunakan :

Muka air tinggi tertinggi (HHWL) = 220 cm.

Muka air tinggi rerata (MHWL) = 2510 = 210 cm 12

Muka air laut rerata (MSL) = 2700 = 112,5 cm 24

Muka air rendah rerata (MLWL) = 190 = 16 cm 12

Muka air rendah terendah (LWL) = 10 cm.

Bila LLWL diasumsikan memiliki elevasi sebesar ± 0,00 maka didapat data : HHWL = + 220 – 10 = +210 cm

MHWL = + 210 – 10 = + 200 cm MSL = + 112,5 – 10 = + 102,5 cm MLWL = + 16 – 10 = + 6 cm


(39)

Sebagai bahan referensi, yaitu pengukuran yang dilakukan dalam pekerjaan Pembuatan Detail Desain Pelabuhan Glagah (Pustek Kelautan, 2003). Pengukuran dilakukan di muara sungai Serang selama 17 hari dan dimulai pada tanggal 15 Mei 2003. Data pasang surut yang diperoleh dari pekerjaan tersebut mengaitkan hasil pengukuran di muara Sungai Serang dan pengamatan AWLR (Automatic Water Level Recorder) di Pelabuhan Sadeng.Hasil pengamatan pasang surut menghasilkan beberapa elevasi muka air berikut ini :

HHWL = 215 cm MHWL = 165 cm MSL = 105 cm MLWL = 45 cm LLWL = 20 cm

4.4 Elevasi Muka Air Rencana

¾ Data Teknis :

ƒ Tinggi gelombang (Ho) = 2,8 m

ƒ Periode gelombang (T) = 11 detik

ƒ Kemiringan dasar laut (m) = 0,005

¾ Perhitungan wave set up :

Tinggi dan kedalaman gelombang pecah dari perhitungan sebelumnya didapatkan Hb = 3,48m dan

d

b = 3,34 m.

Wave setup dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sw = 0,19 [1 - 2,82 [ Hb / (g T2)] Hb

= 0,19 [1 - 2,82 [3,48/ (9,81 x 7,062)] 3,48

= 0,56 m. ≈ 56 cm.

¾ Pemanasan global ( SLR = sea level rise )

Pemansan global terjadi karena efek rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas – gas seperti uap air, karbon dioksida, metana, nitrat oksida, dan ozon. Peningkatan konsentrasi gas – gas tersebut diatmosfer menyebabkan kenaikan suhu bumi, dampak dari kenaikan suhu bumi ini adalah curah hujan cenderung meningkat dan mencairnya gunung – gunung es di kutub, yang menimbulkan permukaan air laut cenderung meningkat.


(40)

Untuk memperkirakan kenaikan muka air laut akibat pemanasan global pada tahun 2030 maka digunakan grafik (Bambang Triatmodjo, hal. 115,1996). Dari grafik tersebut diperkirakan kenaikan muka air laut pada tahun 2030 sebesar 20 cm.

Dari perhitungan parameter-parameter penentu DWL ( design water level ) maka untuk perencanaan Pelabuhan digunakan :

DWL = HWL + wave set up + SLR = 210 + 56 + 20 = 286 cm Elevasi DWL = + 2,86 LLWL


(41)

4.5 Data Jumlah Kapal dan Jumlah Produksi Ikan

Analisis data dilakukan terhadap aktifitas penangkapan ikan yang telah dilakukan di sepanjang garis pantai propinsi D.I.Y. Propinsi D.I.Y. memiliki pantai samudra Indonesia sepanjang ± 110 km yang memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat besar (Tabel 4.20).

Tabel 4.20 Potensi lestari sumberdaya ikan di Samudera Indonesia

Jenis Ikan

Perikanan Pantai (1000 ton)

Lepas Pantai dan Samudera Selatan Jawa (1000 ton) Samudera Indonesia (1000 ton) Pelagis kecil Demersial Tuna besar Cakalang Tongkol Tengiri Cucut Udang Penaeid Lobster Cumi-cumi 3,2 0,4 - - - - - 0,55 0,04 0,1 159,0 112,7 32,0 10,0 - - - 5,5 0,4 1,0 430,0 135,0 92,0 113,0 55,0 36,0 28,0 11,0 1,6 3,75

Jumlah 4,29 320,6 905,35

(Sumber:Pustek Kelautan 2001) Namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Usaha penangkapan ikan masih tradisional dengan menggunakan perahu motor kecil, yang hanya dapat beroperasi di wilayah pantai. Sehingga diharapkan dengan pembangunan pelabuhan perikanan di daerah tersebut, nantinya dapat memicu perkembangan dalam usaha penangkapan ikan di daerah tersebut.

Kegiatan penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi angin dan gelombang. Pada musim gelombang besar dan angin kencang pada bulan Juni sampai Agustus kegiatan penangkapan ikan menurun atau nelayan tidak melakukan penangkapan ikan. Lokasi pendaratan ikan tersebar di lima pantai yaitu Pantai Terisik,Bugel,Glagah,Karangwuni dan Congot. Daerah yang


(42)

memiliki tempat pendaratan ikan masing-masing adalah Pantai Terisik, Bugel dan lokasi pendaratan ikan bersama di Pantai Karangwuni dan Glagah.

Perencanaan dilakukan dengan melihat jumlah kapal yang ada, dan untuk produksi ikan perencanaan dilakukan dengan melihat produksi ikan di ketiga TPI diatas selama kurun waktu tiga tahun, dari trend perkembangannya dilakukan prediksi produksi ikan sampai 10 tahun kedepan. Kemudian data yang diperoleh digunakan sebagai acuan pada Perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah.

4.5.1 Jumlah Kapal

Tabel 4.21 Jumlah kapal di ketiga tempat pendaratan ikan pada tahun 2000

Lokasi Jenis Jumlah kapal yang masuk

Terisik KM 15 23 Bugel KM 15 10 Glagah-Krngwuni KM 15 3

(Sumber : Pustek Kelautan 2001) Panjang kapal rata-rata adalah 8m, dalam 1m dan lebar 1m dengan tambahan cadik pada sisi kiri dan kanan kapal dengan lebar rata-rata 3m. Berdasarkan karakteristik sarana penangkapan ikan yang dimilikinya, usaha perikanan di daerah tersebut termasuk usaha perikanan skala kecil.

Dalam perencanaan ini, pelabuhan direncanakan sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai dengan kapasitas menampung kapal disesuaikan dengan PER.16/MEN/2006 yaitu fasilitas tambat sebesar 10-30 GT dan kapasitas menampung kapal >300 GT (ekivalen dengan 30 buah kapal berukuran 10 GT).


(43)

4.5.2 Jumlah Produksi Ikan

Tabel 4.22 Jumlah Produksi Ikan

Tahun Jumlah Produksi Ikan (Kg) 1998 43.668

1999 66.238 2000 82.129

(Sumber : Pustek Kelautan 2001)

¾ Prediksi Jumlah Ikan Menggunakan Analisis Geometrik r1 = [ 66.238 – 43.668] x 100% = 51,68%

43.668

r2 = [ 82.129 – 66.238] x 100% = 23,99% 66.238

r = ∑ r = 75,67 = 37,83% n 2

maka diperoleh persamaan Geometrik : Pn = 43.668 ( 1 + 0,3783 ) n

Prediksi Jumlah Produksi Ikan

Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh prediksi jumlah produksi ikan per-tahun pada tahun kesepuluh mendatang yaitu sebesar 10.209.563 kg. Jadi untuk produksi ikan dalam satu harinya adalah sebesar


(1)

4.3.2 Data Pasang Surut

Didalam perencanaan pelabuhan diperlukan data pengamatan pasang surut minimal 15 hari yang digunakan untuk menentukan elevasi muka air rencana. Dengan pengamatan selama 15 hari tersebut telah tercakup satu siklus pasang surut yang meliputi pasang purnama dan pasang perbani. Pengamatan lebih lama (30 hari atau lebih) akan memberikan data yang lebih lengkap. Dalam perencanaan ini data pasang surut yang digunakan didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika Cilacap, yaitu data jam – jaman Januari-Desember 2006.

Dari data pasang surut akan dicari elevasi HHWL, MHWL, MSL, MLWL, dan LLWL.

Dengan melihat hasil analisis data pasang surut yang diperhatikan dalam kurva tersebut ( lihat lampiran ), maka untuk perencanaan dermaga digunakan :

Muka air tinggi tertinggi (HHWL) = 220 cm. Muka air tinggi rerata (MHWL) = 2510 = 210 cm

12

Muka air laut rerata (MSL) = 2700 = 112,5 cm 24

Muka air rendah rerata (MLWL) = 190 = 16 cm 12

Muka air rendah terendah (LWL) = 10 cm.

Bila LLWL diasumsikan memiliki elevasi sebesar ± 0,00 maka didapat data : HHWL = + 220 – 10 = +210 cm

MHWL = + 210 – 10 = + 200 cm MSL = + 112,5 – 10 = + 102,5 cm MLWL = + 16 – 10 = + 6 cm


(2)

ETI NORSIFA L2A303086 FREDI WIBOWO L2A304021

39 Sebagai bahan referensi, yaitu pengukuran yang dilakukan dalam pekerjaan Pembuatan Detail Desain Pelabuhan Glagah (Pustek Kelautan, 2003). Pengukuran dilakukan di muara sungai Serang selama 17 hari dan dimulai pada tanggal 15 Mei 2003. Data pasang surut yang diperoleh dari pekerjaan tersebut mengaitkan hasil pengukuran di muara Sungai Serang dan pengamatan AWLR (Automatic Water Level Recorder) di Pelabuhan Sadeng.Hasil pengamatan pasang surut menghasilkan beberapa elevasi muka air berikut ini :

HHWL = 215 cm MHWL = 165 cm

MSL = 105 cm MLWL = 45 cm

LLWL = 20 cm

4.4 Elevasi Muka Air Rencana ¾ Data Teknis :

ƒ Tinggi gelombang (Ho) = 2,8 m ƒ Periode gelombang (T) = 11 detik ƒ Kemiringan dasar laut (m) = 0,005 ¾ Perhitungan wave set up :

Tinggi dan kedalaman gelombang pecah dari perhitungan sebelumnya didapatkan Hb = 3,48m dan db = 3,34 m.

Wave setup dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sw = 0,19 [1 - 2,82 [ Hb / (g T2)] Hb

= 0,19 [1 - 2,82 [3,48/ (9,81 x 7,062)] 3,48 = 0,56 m. ≈ 56 cm.

¾ Pemanasan global ( SLR = sea level rise )

Pemansan global terjadi karena efek rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas – gas seperti uap air, karbon dioksida, metana, nitrat oksida, dan ozon. Peningkatan konsentrasi gas – gas tersebut diatmosfer menyebabkan kenaikan suhu bumi, dampak dari kenaikan suhu bumi ini adalah curah hujan cenderung meningkat dan mencairnya gunung – gunung es di kutub, yang menimbulkan permukaan air laut cenderung meningkat.


(3)

Untuk memperkirakan kenaikan muka air laut akibat pemanasan global pada tahun 2030 maka digunakan grafik (Bambang Triatmodjo, hal. 115,1996). Dari grafik tersebut diperkirakan kenaikan muka air laut pada tahun 2030 sebesar 20 cm.

Dari perhitungan parameter-parameter penentu DWL ( design water level ) maka untuk perencanaan Pelabuhan digunakan :

DWL = HWL + wave set up + SLR = 210 + 56 + 20 = 286 cm Elevasi DWL = + 2,86 LLWL


(4)

ETI NORSIFA L2A303086 FREDI WIBOWO L2A304021

41 4.5 Data Jumlah Kapal dan Jumlah Produksi Ikan

Analisis data dilakukan terhadap aktifitas penangkapan ikan yang telah dilakukan di sepanjang garis pantai propinsi D.I.Y. Propinsi D.I.Y. memiliki pantai samudra Indonesia sepanjang ± 110 km yang memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat besar (Tabel 4.20).

Tabel 4.20 Potensi lestari sumberdaya ikan di Samudera Indonesia

Jenis Ikan

Perikanan Pantai (1000 ton)

Lepas Pantai dan Samudera Selatan Jawa (1000 ton) Samudera Indonesia (1000 ton) Pelagis kecil Demersial Tuna besar Cakalang Tongkol Tengiri Cucut Udang Penaeid Lobster Cumi-cumi 3,2 0,4 - - - - - 0,55 0,04 0,1 159,0 112,7 32,0 10,0 - - - 5,5 0,4 1,0 430,0 135,0 92,0 113,0 55,0 36,0 28,0 11,0 1,6 3,75

Jumlah 4,29 320,6 905,35

(Sumber:Pustek Kelautan 2001) Namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Usaha penangkapan ikan masih tradisional dengan menggunakan perahu motor kecil, yang hanya dapat beroperasi di wilayah pantai. Sehingga diharapkan dengan pembangunan pelabuhan perikanan di daerah tersebut, nantinya dapat memicu perkembangan dalam usaha penangkapan ikan di daerah tersebut.

Kegiatan penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi angin dan gelombang. Pada musim gelombang besar dan angin kencang pada bulan Juni sampai Agustus kegiatan penangkapan ikan menurun atau nelayan tidak melakukan penangkapan ikan. Lokasi pendaratan ikan tersebar di lima pantai yaitu Pantai Terisik,Bugel,Glagah,Karangwuni dan Congot. Daerah yang


(5)

memiliki tempat pendaratan ikan masing-masing adalah Pantai Terisik, Bugel dan lokasi pendaratan ikan bersama di Pantai Karangwuni dan Glagah.

Perencanaan dilakukan dengan melihat jumlah kapal yang ada, dan untuk produksi ikan perencanaan dilakukan dengan melihat produksi ikan di ketiga TPI diatas selama kurun waktu tiga tahun, dari trend perkembangannya dilakukan prediksi produksi ikan sampai 10 tahun kedepan. Kemudian data yang diperoleh digunakan sebagai acuan pada Perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah.

4.5.1 Jumlah Kapal

Tabel 4.21 Jumlah kapal di ketiga tempat pendaratan ikan pada tahun 2000

Lokasi Jenis Jumlah kapal yang masuk

Terisik KM 15 23

Bugel KM 15 10

Glagah-Krngwuni KM 15 3

(Sumber : Pustek Kelautan 2001) Panjang kapal rata-rata adalah 8m, dalam 1m dan lebar 1m dengan tambahan cadik pada sisi kiri dan kanan kapal dengan lebar rata-rata 3m. Berdasarkan karakteristik sarana penangkapan ikan yang dimilikinya, usaha perikanan di daerah tersebut termasuk usaha perikanan skala kecil.

Dalam perencanaan ini, pelabuhan direncanakan sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai dengan kapasitas menampung kapal disesuaikan dengan PER.16/MEN/2006 yaitu fasilitas tambat sebesar 10-30 GT dan kapasitas menampung kapal >300 GT (ekivalen dengan 30 buah kapal berukuran 10 GT).


(6)

ETI NORSIFA L2A303086 FREDI WIBOWO L2A304021

43 4.5.2 Jumlah Produksi Ikan

Tabel 4.22 Jumlah Produksi Ikan

Tahun Jumlah Produksi Ikan (Kg)

1998 43.668

1999 66.238

2000 82.129

(Sumber : Pustek Kelautan 2001)

¾ Prediksi Jumlah Ikan Menggunakan Analisis Geometrik r1 = [ 66.238 – 43.668] x 100% = 51,68%

43.668

r2 = [ 82.129 – 66.238] x 100% = 23,99%

66.238

r = ∑ r = 75,67 = 37,83% n 2

maka diperoleh persamaan Geometrik : Pn = 43.668 ( 1 + 0,3783 ) n

Prediksi Jumlah Produksi Ikan

Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh prediksi jumlah produksi ikan per-tahun pada tahun kesepuluh mendatang yaitu sebesar 10.209.563 kg. Jadi untuk produksi ikan dalam satu harinya adalah sebesar


Dokumen yang terkait

PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 14

PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 8

PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 1 5

PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 20

PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 6

PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 14 2

PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 50

PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA (Design port Of Fish Glagah Kulon Progo Regency Yogyakarta) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PERENCANAAN BENDUNG SAPON DI SUNGAI PROGO KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 1

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9