PROPOSAL BBPTU LENGKAP

PENERAPAN KAPABILITAS PROSES MULTIVARIAT DAN
DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT T2 HOTELLING PADA
KUALITAS SUSU SAPI SEGAR
(Studi Kasus: BBPTU-HPT Baturaden)

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
Luxsma Ariesta Andhani
24010213120006

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Penelitian Tugas Akhir (TA):

Nama

NIM

: Luxsma Ariesta Andhani

:24Afi213120006

Departemen : Statistika

Tempat : Balai Besar Pembibitan Ternak unggul
Ternak

dan Hijauan pakan

(BBPIU-IfPD Baturaden, purwokerto,

Jawa Tengah

Dengan Judul:

"Penerapan Krpabilitas Proses Multivariat dan Diagram Kontrol


Multivariat

t'

Hotelling pada Kuatitas Susu Sapi Segar

(Studi Kasus: BBPTU-HPT Baturraden),,
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai proposal penelitian tugas
akhir.
Semarang, 24 Agusbts 2017

Menyetujui,
Dosen Pembipbing

LI

I

Dosen Pembipbing


ll

(
,,
VLt

I

Prof. Drs. Mustafid.lVLEne. Ph.D
trrP. 19s50528198003 1002

lI

)

Dra. Sunarti, M.Si
F{IP. 19650913199003200

I


Mengetahui,

(s*

Statistika

Tugas

s=q--

a'*Z
=ff"*

Koordinator

Akhir

N


\

\9' i

\u*
\..:*--

Moch. AMul Mukid. S.Si.M.Si
1991021001

t[rP. I 978081 7200s01 100 I

I.

JUDUL
Penerapan

Kapabilitas

Proses


Multivariat

dan

Diagram

Kontrol

Multivariat T2 Hotelling pada Kualitas Susu Sapi Segar (Studi Kasus:
BBPTU-HPT Baturraden)
II.

LATAR BELAKANG
Peningkatan kualitas pada makanan (gizi) dapat dilakukan dengan
meminum susu sebagai pelengkap nutrisi tubuh. Susu merupakan salah satu
bahan makanan yang lezat, mudah dicerna, dan bernilai gizi cukup tinggi.
Susu segar adalah air susu yang tidak dikurangi atau ditambah apa pun,
yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat secara kontinu dan sekaligus
sampai apuh (sempurna). Di Indonesia dalam rangka pengawasan higiene

susu,

yang

dilakukan

adalah

pengawasan

di

perusahaan,

tempat

penampungan air susu, cara pengangkutan air susu, dan kepada para loper
(Kanisius, 1974).
Produksi susu sapi segar di Indonesia pada tahun 2016 sebesar
852951 ton, sedangkan kebutuhan terhadap susu sapi segar di Indonesia

pada tahun 2016 sebesar 972619 ton (Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian, 2016). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu sapi segar,
Indonesia masih harus mengimpor dalam bentuk skim milk powder,
anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari beberapa negara seperti
Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Eropa. Banyak hal yang
menyebabkan produksi susu nasional semakin menurun antara lain sulitnya
pakan hijauan, mahalnya harga bahan baku pakan konsentrat, penurunan
1

genetik sapi perah dan manajemen peternakan yang belum optimal.
Menurunnya produksi susu nasional lebih karena menurunnya kualitas sapi
perah itu sendiri. Karena jika kualitas sapinya saja sudah kurang baik maka
bukan tidak mungkin produksinya juga akan menurun. Sulitnya mencari
pakan hijauan serta harga pakan konsentrat yang mengalami kenaikan juga
merupakan salah satu faktor turunnya kualitas, karena petani pun terkadang
mengurangi kadar konsentrat untuk pakan ternaknya. Akibatnya terjadi
penurunan genetik dari sapi tersebut. Selain itu disebabkan karena
komoditas susu di dalam negeri belum menjadi target pemerintah dalam
mengejar target swasembada, sehingga pemerintah belum fokus pada
perbaikan mutu dan kualitas produksi susu sapi.

Sifat susu yang perlu diketahui adalah bahwa susu merupakan
media

yang

baik

bagi

pertumbuhan

mikrobia

sehingga

apabila

penanganannya tidak baik dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya
(zoonosis). Disamping itu susu sangat mudah sekali menjadi rusak terutama
karena susu merupakan bahan biologik. Air susu selama didalam ambing

atau kelenjar air susu dinyatakan steril, akan tetapi begitu berhubungan
dengan udara air susu tersebut patut dicurigai sebagai sumber penyakit.
Dalam rangka meningkatkan peran susu segar dalam negeri dan
perlindungan terhadap konsumen dan produsen, telah ditetapkan standar
nasional

SNI

01-3141-1998

terkait

standar

susu

segar.

Seiring


perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, maka direvisi menjadi
SNI 3141.1:2011 dengan ruang lingkup persyaratan mutu, pengambilan
2

contoh,

pengujian,

pengemasan,

dan

pelabelan

susu

sapi

segar

(Saleh, 2004). Oleh karena itu, sebagai pusat pembibitan sapi perah dan
pemeliharaan ternak di bawah Direktorat Jenderal Peternakan, Balai Besar
Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT)

Baturraden selalu menjaga kualitas sapi perah berdasarkan pakan dan
tempat tinggal agar menghasilkan susu sapi segar yang berkualitas.
Menurut Legowo, dkk (2009), komponen–komponen air susu
seperti air mempengaruhi kualitas susu sapi segar. Hal ini dikarenakan air
sebagai pelarut bahan kering. Faktor lingkungan seperti suhu juga dapat
mempengaruhi produksi susu, suhu lingkungan yang tinggi secara jelas
menurunkan produksi susu. Komponen susu selain air disebut sebagai bahan
padat (solid materials). Bahan padat tersebut memiliki kandungan seperti
vitamin, laktosa, dan albumin (protein).
Kontrol proses produksi dalam memenuhi standar kualitas yang
dapat diterima konsumen dengan menggunakan suatu alat statistika, yaitu
Statistical Process Control (SPC). Statistical Process Control (SPC) adalah
kajian

dari

ilmu

statistika

mengenai

pengontrolan

suatu

proses

(Montgomery, 2009). Salah satu alat yang digunakan untuk mengontrol
proses secara statistik adalah diagram kontrol. Diagram kontrol berfungsi
mengendalikan suatu karakteristik kualitas. Proses disebut stabil, apabila
titik-titik pengamatan berada pada batas kendali. Diagram kontrol dibagi
menjadi dua macam, yaitu diagram kontrol univariat dan multivariat.
Diagram kontrol univariat digunakan untuk mengontrol proses dengan satu
3

karakteristik kualitas, sedangkan diagram kontrol multivariat digunakan
untuk mengontrol proses lebih dari satu karakteristik kualitas dimana antar
variabel memiliki hubungan (korelasi).
Pada

suatu

proses

produksi

sering

ditemukan

beberapa

karakteristik kualitas yang saling berhubungan (Johnson dan Winchern,
2007), sehingga dalam melakukan pengontrolan proses secara bersamaan
antar karakteristik kualitas digunakan diagram kontrol multivariat. Menurut
Montgomery (2009), diagram kontrol T2 Hotelling merupakan salah satu
diagram kendali multivariat yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
pergeseran mean proses.
Indeks kapabilitas proses merupakan teknik statistik yang dapat
membantu untuk menganalisis produk, termasuk untuk menganalisis
keragaman variabel yang ada atau dibutuhkan oleh perusahaan. Pada proses
multivariat, indeks kapabilitas proses dapat dihitung, jika hasil pengontrolan
proses dengan diagram kontrol sudah terkendali dan data berdistribusi
normal multivariat sudah terpenuhi (Montgomery, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengaplikasikan metode kapabilitas multivariat pada
diagram multivariat nonparametrik T2 Hotelling terkait pengukuran kualitas
susu sapi segar dengan judul “Penerapan Kapabilitas Proses Multivariat dan
Diagram Kontrol Multivariat T2 Hotelling pada Kualitas Susu Sapi Segar”.
Penelitian tersebut dilaksanakan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul

4

dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden yang berlokasi di
Kecamatan Baturaden, Purwokerto, Jawa Tengah
III.

RUMUSAN MASALAH
Penelitian dan pengawasan yang pernah dilakukan pada Balai
Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT)
Baturraden terkait susu sapi segar berdasarkan produksi harian susu sapi
segar, masa laktasi sapi (pemroduksian susu), dan faktor-faktor penyebab
rendahnya produksi susu sapi segar. Sedangkan penelitian dan pengawasan
mutu berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia pada susu sapi segar belum
pernah dilakukan. Oleh karena itu, metode diagram kontrol T2 Hotelling dan
indeks kapabilitas multivariat (MCpm) digunakan untuk melakukan analisis
terhadap kualitas susu sapi segar berdasarkan standar.

IV. BATASAN MASALAH
Penelitian terkait hasil produksi susu sapi segar dibatasi pada
permasalahan kualitas susu sapi berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia.
Kualitas hasil produksi susu sapi segar berdasarkan sifat fisika diukur
dengan variabel suhu dan bahan kering tanpa lemak (BKTL), dan titik beku.
Sedangkan kualitas susu sapi segar berdasarkan sifat kimia diukur dengan
variabel air. Berdasarkan variabel-variabel tersebut menyebabkan perlunya
pengendalian secara multivariat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan menerapkan metode Kapabilitas Proses
Multivariat dan Diagram Kontrol Multivariat T2 Hotelling. Penelitian
tersebut dilaksanakan pada Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan
5

Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden yang berlokasi di
Kecamatan Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah.
V. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan

penelitian

tugas

akhir adalah

menerapkan

indeks

kapabilitas proses multivariat dan diagram kontrol Multivariat T2 Hotelling
untuk analisis kualitas susu sapi segar sesuai dengan standar.
VI. METODOLOGI PENELITIAN
Penulisan Tugas Akhir ini menggunakan teknik analisis sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan data terkait karakteristik kualitas susu sapi segar
pada BBPTU Baturaden, Banyumas yaitu suhu, bahan kering tanpa
lemak (BKTL), air dan titik beku
2. Melakukan pemeriksaan asumsi normal multivariat sebagai uji
asumsi yang diperlukan
3. Pembuatan diagram kontrol Multivariat T2 Hotelling melalui
tahapan:
a. Menghitung rata-rata per variabel
b. Menghitung nilai matriks varian kovarian
c. Menghitung invers dari matriks varian kovarian
d. Menghitung nilai Ti2
e. Membuat diagram kontrol multivariat T2 Hotelling
4. Menghitung indeks kapabilitas proses multivariat
5. Membuat diagram Fishbone
6

6. Membuat diagram pareto
VII.

PENUTUP
Demikian Proposal Penelitian Tugas Akhir ini Saya buat. Besar
harapan Saya untuk dapat melakukan kerjasama dengan instansi /
perusahaan Bapak. Atas perhatian dan

kerjasama Bapak, Saya

mengucapkan terima kasih.

Semarang, 24 Agustus 2017

7