PERBUP NO 16 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANA PERATURA DAERAH NOMOR 4 TH 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERBUP NO 12 TH 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGUAN

BUPATI
i
j
j

PACITAN

PERATURAN RUPATI PACITAN jiI
NOMOR 16 T A I I U N 2009
TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN P E I U T U R A N D A E R A l i NOMOR 4 T A I I U N 2009
TENTANG PERUBAIIAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN
NOMOR 12 T A I I U N 2000 TENTANG RETRIBUSI I Z I N GANGGUAN

!
DENGAN R A H M A T T U H A N VANG M A I I A ESA
{
Mcninibiing

BUPATI PACITAN


: bahwa dengan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitaii Nomor 4
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan
Nomor 12 Tahun 2000 tentang Retribusi Izin Gangguan, maka untiik
menunjang kelancaran dan optimallsasi pelaksanaannya perlii ditetapkan
petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah dimaksud dengan meiuiangkan
dalam Peraturan Bupati.
p

-

-

p

Mengingat

:

1. i Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembeiitukan DaerahI Daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Tiiiiur;

2. i Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
I Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Tahun 1997 Nomor 41,
j Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah iI
I dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara
i Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
i

3.1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
; Lingkungan Ilidup;
4. i Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
I (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran
1 Negara Nomor 4247);
5. ] Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
: Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor tfI
I 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);


6. ; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah jiI
I (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 37, Tambahan Lembaran

i Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
; dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
\ Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
I Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, iI
I Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
7. \ Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah
'• (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119 , Tambahan Lembaran
; Negara Nomor 4139);

' Jalan Jaksa Agung Suprapt o Nomor 8 Pacit an Kode Pos S3512
Jawa Timur
!
Telp. (0357) 881032 Fax. (0357) 882472

8.tfI
I Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Bangunan
j Gedung (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 83 , Tambahan
! Lembaran Negara Nomor 4532);
9.iII Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan jiI
I Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

i Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007
' Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
10. Keputusan Menterl Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 Tentang
; Pedoman Tata Cara Pemeriksaan dibidang Retribusi Daerah;

111 Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 12 Tahun 2000 tentang
; Retribusi Izin Gangguan (Lembaran Daerah Kabupaten Pacitan Tahun
•-' 2000 Nomor 12 Seri B) sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah utsrpnmljifedbaYXUTSRPO
I Kabupaten Pacitan Nomor 4 Tahun 2009;
• 12. Peraturan Bupati Pachan Nomor 18 Tahun 2006 tentang Pedoman
i Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat dl Lingkungan Pemerintah
'• Kabupaten Pacitan;
13. Peraturan Bupati Pacitan Nomor 7 Tahun 2007 tentang l*cdoman
f Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Pacitan;
14. Peraturan Bupati Pacitan Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pclinipahan
\ Sebagian Wewenang Bidang Perizinan Kepada Kepala Kantor
; Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan.

i
Mcnelapkan


;

PERATURAN
BUPATI
PACITAN
TENTANG
PE'IUNJUK
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG
PERUBAIIAN
ATAS
PERATURAN
DAERAH
KABUPATEN PACITAN NOMOR 12 T A H U N 2000 TENTANG
RETRIBUSI I Z I N GANGGUAN.

i

BAB I

KETENTUAN U M U M

i

Pasal 1

I
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah, adalah Kabupaten Pacitan ;
b. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kabupaten Pacitan ;
c. Bupati, adalah Bupati Pacitan ;
d. Pejabat, adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
e. Kantor Pelayanan Perizinan, adalah Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan ;
f. Badan, adalah sualu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, pcrseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negera atau Daerah dengan nama dan
bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi
yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnya;
g. Retribusi Izin Gangguan yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pemberian
izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan dilokasi tertentu yang menimbulkan

bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk
oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah ;

I

f

h. Sural Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkal SKRD. adalah surat
keputusan yang rnenentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang;
i. Pemeriksaan, adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data
dan atau keteranganj lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kevvajiban
retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
j.

Perizinan Tertentu. adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin
kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, peiigaturan,
pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepenlingan umum dan
menjaga keiestarian lingkungan;


k. Bangunan Usaha, adalah Bangunan yang dipakal usaha dan sesuai dengan gambar Izin
Mendirikan Bangunan;
I. Luas Ruang Usaha, adalah luas bangunan dan atau lahan yang digunakan untuk menunjang
terhadap kegiatan usaha;
m.Usaha kecil, adalah;usaha dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sampai dengan
Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) lidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
dengan pemilik warga negara Indonesia;
n. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkal AMDAL, adalah
kajian mengenai dampak besar dan penting sualu usaha dan atau kegiatan yang dircneanakaii
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan kegiatan; I
I

o. Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL), adalah suatu dokumen
yang berisi informasi dan data mengenai suatu usaha dan/atau kegiatan serta kajian cvaluasi
tentang dampak dari usaha dan / atau kegiatan yang berjalan terhadap lingkungan hidup serta
mcniuat langkah-bngkah pengelolaan dan pemantauan untuk mencegah penceniaran dan /
atau perusakan lingkungan;
p. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan flidup
(UPL), adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang tldak wajib melakukan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL);
q. Sural Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL), adalah surat pernyataan dari pcngusaha
untuk sanggup mengelola dampak yang timbul dari usaha yang dilakukan.
1

i
i
;
;

BAB I I
KETENTUAN PERIZINAN
Pasal utsrpnmljifedbaYXUTSRPONMLKJIHEDCBA
2

Setiap orang pribadi atau Badan yang melakukan kegiatan usaha di lokasi tertentu yang
menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan wajib memiliki Izin Gangguan dari Bupati.
I


Pasal3

(1) Unluk memperoleh izin gangguan, pemohon mengajukan permohonan izin secara lenulis
kepada Bupati melalui Kepala Kantor Pelayanan Perizinan.
(2) Dalam memproses izin gangguan, Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dibantu oleh Tim
Teknis izin gangguan.
(3) Sebelum izin gangguan diterbitkan, terlebih dahulu dilaksanakan pemeriksaan administrasi
dan peninjauaii lapangan oleh Tim Teknis untuk meneliti atau memeriksa perusahaan atau
kegiatan yang akan dimohonkan izin.
(4) Unluk perpanjangan izin gangguan bagi usaha kecil yang tidak menggunakan mesin dengan
tingkat gangguan rendah cukup dengan pemeriksaan administrasi.
1

(5) Tim Teknis berwenang memberikan rekomendasi diterbitkannya Izin yang dituangkan dalam
Berila Acara Pemeriksaan (BAP).
(6) Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), saran dan
pertimbangan Tim Teknis menjadikan dasar Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten
Pacitan untuk mengambil keputusan baik permohonan diterima atau ditolak.

I


Pasal utsrpnmljifedbaYXUTSRPONMLKJIHEDCBA
4

I

Tim Teknis izin gangguan dimaksud Pasal 3 terdiri dari:
a. Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan;
b. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan;
c. Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Pacitan;
d. Camat lokasi selempat;
e. Kepala Desa/ Lurah lokasi setempat.
t

\
;

BAB I I I
PERSYARATAN PELAYANAN

j

Pasal 5

Permohonan pelayanan - diajukan kepada Bupati Pacitan melalui Kepala Kantor Pelayanan
Perizinan dengan menggunakan formulir yang disediakan pada Kantor Pelayanan Perizinan dan
dilengkapi persyaratan sebagai berikut;
a. Persyaratan izin baru:
1. Mengisi Formulir Permohonan;
2. Fotocopy KTP pemohon;
3. Study kelayakan lingkungan ;
- Dokumen A M D A L atau DPPL yang telah direkomcndasi pejabat yang berwenang.
- Dokumen UKL-UPL / Formulir Isian UKL-UPL / SPPL yang telah direkomcndasi
oleh Kantor Lingkungan Hidup;
4. Surat pernyataan tidak keberatan dari lingkungan terdekat ( berbatasan langsung ) dari
tempat usaha, mengetahui Kepala Desa/ Lurah dan Camat;
5. Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (1MB);
6. Fotocopy Status Tanah;
7. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan (bagi yang berbadan hukum).
i

b.

Persyaratan perpanjangan / balik nama izin:
1. Mengisi Formulir Permohonan;
2. Fotocopy KTP Pemohon;
3. Surat pernyataan tidak keberatan dari lingkungan terdekat ( berbatasan langsung )
mengetahui Kepala Desa/ Lurah;
4. Fotocopy Study kelayakan lingkungan (Dokumen A M D A L / DPPL / Dokumen U K L UPL / Formulir Isian UKL-UPL/ SPPL) yang telah direkomcndasi;
5. Fotocopy Status Tanah;
6. Izin Gangguan (HO) lama(asli).
{

Pasal 6

(1) Jenis usaha yang wajib menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
adalah Jenis usaha = yang mempunyai dampak penting, sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor I t Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan A M D A L ;
(2) Jenis usaha yang wajib menyusun Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (DPPL) adalah jenis usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan kegiatan fisik dari
tahap konstruksi sampai dengan operasi tetapi belum memiliki dokumen lingkungan ;

(3) Jenis usaha yang wajib menyusun UKL-UPL adalah jenis usaha dan/atau kegiatan yang
berdasarkan peraturan teknis pada instansi terkait diwajibkan menyusun UKL- UPL;
(4) Jenis usaha yang wajib menyusun SPPL adalah jenis usaha kecil dengan tingkat gangguan
rendah yang berdasarkan peraturan teknis dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
tidak diwajibkan menyusun A M D A L , DPPL atau UKL-UPL.
\

Pasal7

1
J

(1) Salah satu syarat adalah surat pernyataan tldak keberatan dari lingkungan disahkan atau
diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah dan Camat.
(2) Jika penyanding dan atau warga sekitarnya berkeberatan terhadap usaha yang akan didirikan
maka penyanding dan atau warga sekitar harus menyatakan keberatannya secara tertulis dan
pernyataan tersebut akan diteliti oleh tim Teknis izin gangguan.
(3) Wajar atau tidak wajar keberatan dimaksud ayat (2) akan diputuskan atas pertimbangan Tim
Teknis izin gangguan.

5
\
i
\

BAB I V
PENGGOLONGAN PERUSAHAAN
Pasal 8

f

i

(1) Penggolongan Perusahaan yang wajib memiliki Izin Gangguan terdiri dari pcrusahaanperusahaan yangI I menimbulkan gangguan, kerugian dan bahaya bag! daerah
sckitamya/tetangga terdekat.
(2) Penggolongan Perusahaan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Perusahan yang menggunakan mesin dengan intensitas gangguan tinggi:
1) Industri Perakitan Kendaraan Bermotor
2) Industri Pengolahan Hasil Tambang / kegiatan penambangan
3) Industri Tekstil ( Pemintalan, Pertenunan, Pengelantangan, Pencelupan. Pereetakan,
Penyempurnaan)
4) Industri Farmasi
5) Industri Kiiiiia
6) Industri Semen
7) Industri Penyamakan/Pengawetan Kulit
8) Industri Penggilingan Batu
9) Industri Pengolahan Aspal
10) Industri Kertas/Pulp
11) Industri Batu Baterai Kering
12) Industri Kosmelik
13) Industri Logam Elektro Plating/Pencelupan Logam
14) Industri Separator Accu
15) Industri Marmer
16) Industri Karoseri
17) Industri Besi, Baja, Logam
18) Industri Minyak Goreng, Margarine
19) Industri Pupuk
20) Industri Pengolahan Kayu
21) Industri Plastik
22) Industri Peralatan
23) Industri Tepung ( Beras, Taploka, Ubi Jalar, Ikan Terlgu )
24) Industri Kayu lapis
25) Industri Garmen Dengan Pencucian
26) Industri Gula Pasir
27) Industri Karct Buatan
28) Industri Pemberantasan Hama
29) Industri Cat, Pernis, Lak

I
i

i

f

30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
37)
38)
39)
40)
41)
42)
43)
44)
45)
46)
47)
48)
49)
50)
51)

Industri Sabun, Tapal Gigi
Industri Perekat
Industri Balian Peledak
Industri Korek Api
Industri Pembersih / Penggilingan Minyak
Industri Kaca Lembaran
Industri Kapur
Industri Pengecoran
Industri paku, Engsel, dan Sejenis
Industri Vulkanisir Ban
Industri Panel Listrik
Industri Kapal Perahu
Industri Kendaraan Roda Dua Atau Lebih
Industri Komponen dan Perlengkapan Kendaraan Bermotor
Industri Sepeda Industri Pembekuan / Pengalengan Ikan / Udang
Industri Peti Kemas
PabrikTehi
Pabrik ban \
Pabrik Eternit
Bengkel Kendaraan Bermotor, Bubul, Las
Industri Radio, TV, dan Sejenisnya

b. Perusahan yang menggunakan mesin dengan intensitas Gangguan sedang :
1) Pabrik Mie, Macroni, Spageti dan Sejenisnya
2) Pabrik Sepatu
3) Pabrik Kayu
4) Pereetakan j
5) Industri Bumbu Masak
6) Industri Pengolahan dan Pengawetan Daging
7) Industri Pengolahan Dan Buah-buahan Dan Sayur-sayuran
8) Industri Pengupasan dan Pembersihan Kopl / Kacang- kacangan / Ubi-ubian
9) Industri Roti, Kue, Dan Sejenisnya
10) Industri Gula Merah
11) Industri BubukCoklat
12) Industri Rokok
13) Industri Pemintalan Benang
14) Industri Pertenunan
15) Industri pengelantangan
16) Industri Pereetakan Dan Penyempurnaan Tekstil
17) Industri Batik Rinting
18) Industri Karung Gofii, Karung Plastik, Dan Sejenisnya
19) Industri Makanan Ternak
20) Industri Peiiggergajian Kayu
21) Industri Tinta
22) Industri Porselin
23) Industri Barang Gelas
24) Industri Keramik
25) Industri Alat Pertanian, Pertukangan
26) Industri Alat Komunikasi
27) Industri Alat Dapur dan Alumunium
28) Industri Komponen Elektronika
29) Industri Kabel Listrik dan Telepone
30) Industri Lampu dan Perlengkapannya
31) Industri Alat Fotografi
32) Industri Susu
33) Pabrik Tahu

I

c. Pemsahan dengan menggunakan mesin dengan intensitas gangguan ringan :
1.
Pabrik Data Merah / Batako
2.
Pabrik Batu Es
3.
Pabrik Garam
4.
Tambak Udang
Perusahaan Pencucian Kendaraan
5.
6.
Perusahaan Struum Accu
7.
Konfeksi
8.
Industri Kerajinan Rumah Tangga
9.
Industri Perakitan Elektronika
10. Industri Sirup
11. Industri Perajutan
12. Industri Permadani
13. Industri Kapuk
14. Industri Garment Tanpa Pencucian
15. Industri Kecap / Tauco
16. Industri Krupuk
17. Industri Petis / Terasi
18. Industri Minuman
19. Industri Pengering / Pengolahan Tembakau
20. Industri Alat Musik
21. Industri Mainan Anak-anak
22. Industri Alat-alat Tulls / Gambar
23. Industri Permata / Barang Perhiasan
24. Industri Jamu
25. Meubeler j
26. Penggilingan Padi / Penyosohan Beras
27. Industri Rumah Tangga
d. Perusahaan yang tidak menggunakan mesin dengan Intensitas Gangguan Tinggi
1)
Hotel berbintang
2)
Restoran / Rumah Makan bertaraf Intemasional
3)
Pembibitan Ayam Ras
4)
Peternakan Bab!
5)
Peternakan Ayam / Unggas
6)
Peternakan Sapi Perah
7)
Rumah Potong Unggas
8)
SPBUiI I

9)
Rumah Potong Hewan
10) Rumah Sakit Swasta
11) Kate. Diskotik/Karaoke dan Bar
12) Perusahaan Rokok
13) Paiigkalan Minyak Tanah
14) Garasi Angkutan Barang dan Orang
15) ToweriI I
i

e. Pemsahaan yang tidak menggunakan mesin dengan Intensitas Gangguan Sedang
Hotel Melati kebawah
1)
Perusahaan Penggorengan
2)
Perusahaan Penyullngan
3)
Bengkel Kendaraan Bermotor
4)
Dealer Motor / Mobil
5)
Pergudangan
6)
Supermarket / Swalayan
7)
Distributor
8)
Peibankkan
9)
10) Rumah Dersalin
1

t

11)
12)
13)

Balai Pengobatan
Laboratorium
Apotek
!

d. Perusahaan yang tidak menggunakan mesin dengan Intensitas Gangguan Ringan
1)
Industri Rumah Tangga
2)
Industri Tepung Ikan
3)
liumah / Warung Makan
4)
Motel Melati / Losmen / Penginapan
5)
Tempat Rekreasi
6)
Kolain Renang
7)
Perusahaan Meubeler
8)
Perusahaan Batik
9)
Perusahaan Pencucian Kendaraan
10) Pabrik Teinpe / Oncom
11) Gedung Olali Raga Yang Dikomersialkan
12) Pusat Kesehatan dan Kebugaran
13) Pusat Kecantikan
14) Tempat Praktek Dokler, Perawat. Bidan
15) Opiik
;
16) Kolam Renang / Pemandian Umum
17) WC Yang Dikomersialkan
18) Mini Market
19) Pertokoan j
20) Perkantoran
21) Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum
- Taman Rekreasi
- PadangGolf
- Gelanggang Renang
- Kolam Mcmancing
- Panggung Terbuka / Tertulup
- Pameran Seni/Pasar/Galeri
Pertunjukan Film
- Tempat Billiard
- Gelanggang Permainan dan Ketangkasan
- Gedung Scrba Guna
- Paiiti Pijat
- Pusat Kecantikan/Salon Rias
- Sarana dan Fasilitas Musik
- Baber Shop
i

(3) Jenis-jenis perusahaan yang belum disebutkan pada ayat (2), intensitas gangguan dilcntukan
oleh Tim Teknis izin gangguan.
i

i
i

BAB V
KEWAJIBAN PEMEGANG I Z I N

I

Pasal 9

I

Peniegang izin berkewajiban:
a. Meniasang papan nama perusahaan diiempat yang mudah dilihal, lenib dan sopaji dengan
mencantumkan nomor dan tangga! izin
b. Meniasang /menyimpan izin gangguan dengan baik dan rapi agar tidak nuidah hilang dan
nisak.

c. Melaksanakan semua ketentuan dan persyaratan sesuai dokumen Dokumen A M D A L atau
DPPL atau UKL/UPL atau SPPL.

i

j

i

iI

i
!
!
!

d. Menyampaikan laporan pelaksanaan Dokumen A M D A L atau DPPL atau UKL/UPL atau
SPPL kepada Bupati ineialui Kantor Lingkungan Hidup secara berkala seliap 6 (enam) bulan.

i

BAB V I

I JANGKA VVAKTU BEULAKUNVA I Z I N
j

Pasal 10

i

Jangka waktu berlakunya izin Gangguan selama 5 (Hma) tahun dan dapat dlperpanjang.
j

Pasal 11

Perpanjangan Izin Gangguan sebagaimana dimaksud Pasal 10 harus diajukan selambat-lambatnya
dalam jangka 1 (satu) bulan sebelum jatuh tempo.
I

Pasal 12

J

Peniegang izin wajib mengajukan permohonan izin baru apabila :
a. Jenis kegiatan dan kapasitas usahanya bertambah;
b. Mengadakan perubahan cara kerja dan atau perubahan bahan baku yang dipergunakan; ,
c. Melaksanakan jual beli perusahaaiVbalik nama pemegang izin;
d. Memindahkan lokasi tempat perusahaan.
i tiI
t

I
\
BAB V l l
PENOLAKAN, PENARIKAN, PENCABUTAN I Z I N
I
'

Bagian Pertama
PENOLAKAN

I
t

I

Pasal 13

Penoiakan permohonan izin ditetapkan dengan menyebutkan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Tldak memenuhi syarat -syarat yang telah dilcntukan;
b. Permohonan izin yang memenuhi persyaratan tetapi dari hasil pemeriksaan tim Teknis
dilapangan, usaha tersebut tldak layak diberikan izin;
c. Tidak sanggup melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
lingkungan hidup. |

I
I

Bagian Kedua
PENARIKAN

i

j

Pasal 14

Izin gangguan dapat ditarik kembali apabila :
a. Pengusaha tldak mentaati aturan yang berlaku setelah mendapat teguran secara tertulis 3
(tiga) kali berturut-turut;
b. Pengusaha tidak melaksanakan pengelolaan limbah secara baik, atau tidak melaksanakan
Dokumen A M D A L ' atau DPPL atau UKL/UPL atau SPPL secara baik, sehingga dapat
mengganggu kesehatan dan atau berbahaya bagi lingkungannya sendiri maupiin lingkungan
sekitarnya.
[

Pasal15
(1) Apabila perusahaan yang lelah mendapat izin ternyata sesuai dengan hasil pemeriksaan lim
Teknis Izin
gangguan lelah menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan maka
perusahaan tersebut diwajibkan menelralisir pencemaran tersebut dalam jangka waktu 3
(tiga) bulan terhitung sejak tangga! diterimanya hasil pemeriksaan tim Teknis izin gangguan;
(2) Jika pencemaran tersebut ayat (1) pasal in! telah mencapai ambang batas yang cukup
membahayakan, Bupati dapat memerintahkan untuk menutup sementara kegiatan usaha
tersebut sampai dapat mengatasi pencemaran tersebut.
t
\
;

Bagian ketiga
PENCABUTAN

:

Pasal 16

Izin gangguan yang dimiliki oleh setiap Pengusaha atau pelaksana kegiatan dapat dicabut apabila;
a. Memperoleh izin gangguan secara lidak sah;
b. Bertcntangan dengan kepenlingan dan ketcrtiban umum;
c. Tidak memenuhi ketentuan - ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin gangguan;
d. Menimbulkan bahaya, kerugian, gangguan kesehatan bagi pemilik perusahaan dan atau
lingkungan sekitarnya.
i

Pasal17

'i

Dengan dicabulnya Izin gangguan sesuai Pasal 16 tersebut maka pemegang Izin gangguan harus
menghentikan kegiatannya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah keputusan dan penlnjauan
lapangan untuk meneliti atau memeriksa perusahaan atau kegiatan yang akan dimohonkan izin.


!
'

UAB V I I I
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI

'
:

Bagian Pertama
PENGURANGAN DAN KERINGANAN
RETRIBUSI

t

\

Pasal 18

(1) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi diberikan kepada pemohon baru dan
pemohon perpanjangan izin.
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana ayat (1) dengan mengurangi
koefisien indeks gangguan menjadi:
• Gangguan tinggi j
: indeks 3
• Gangguan sedang
: indeks 2
• Gangguan ringan;
: indeks 1
(3) Apabila setelah pengurangan koofisien indeks gangguan sebagaimana ayat (2) masih
keberatan, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengurangan atau keringanan
retribusi kepada Bupati melalui Kepala Kantor Pelayanan Perizinan.
(4) Kepala Kantor Pelayanan Perizinan meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud ayat
(3) kepada Bupati dengan disertal masukan dan pendapat tentang layak tidaknj a permohonan
dimaksud.
^
(5) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi dapat diberikan dengan memperhatikan
wajib retribusi, antara lain diberikan kepada pcngusaha untuk mengatasi pcngangguran.
(6) Pengurangan atau keringanan retribusi dengan memperhatikan pertimbangan Tim Teknis
izin gangguan.
:

I
i

\

(7) Setelah Bupati memberikan persetujuan berdasarkan masukan dan pendapat sebagaimana
dimaksud ayat (6) , Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dapat memberikan pengurangan,
keringanan retribusi dan memberitahukan kepada wajib retribusi yang bersangkutan.
\

Bagian kedua
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasat 19

)•

(!) Pemberian pembebasan retribusi antara lain diberikan kepada wajib retribusi yang ditimpa
bencana alam.tfI I
(2) Wajib retribusi mengajukan permohonan pembebasan retribusi kepada Bupati melalui
Kepala Kantor Pelayanan Perizinan.
(3) Kepala Kantor Pelayanan Perizinan meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud ayat
(2) kepada Bupati Pacitan dengan disertal masukan dan pendapat tentang layak tidaknya
permohonan dimaksud.
(4) Pembebasan retribusi dengan memperhatikan pertimbangan Tim Teknis izin gangguan.
(5) Setelah Bupati memberikan persetujuan berdasarkan masukan dan pendapat sebagaimana
dimaksud ayat (4)j, Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dapat memberikan pembebasan
retribusi dan memberitahukan kepada wajib retribusi yang bersangkutan
j

BAB I X
j

PENUTUP

I

Pasal 20

Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Bupati Pacitan Nomor 54 Tahun 2000 tentang
Petunjuk Pelaksana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2000 tentang Retribusi Izin Gangguan
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
I
j
Pasal 21
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
f

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pacitan.

"i

\

Ditetapkan di Pacitan
Pada tanggal 18 - 68 -2009

i

I

BUPATI PACITAN

I
i

I I . SUJONO

I
t

I
i

i
t
I

(7) Setelah Bupati memberikan persetujuan berdasarkan masukan dan pendapat sebagaimana
dimaksud ayat (6) ; Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dapat memberikan pengurangan,
keringanan retribusi dan memberitahukan kepada wajib retribusi yang bersangkutan,
i

i
i

Bagian kedua
PEMBEBASAN RETRIBUSI

t

I

Pasal 19

(1) Pemberian pembebasan retribusi antara lain diberikan kepada wajib retribusi yang ditimpa
bencana alam.
j
(2) Wajib retribusi mengajukan permohonan pembebasan retribusi kepada Bupati melalui
Kepala Kantor Pelayanan Perizinan.
(3) Kepala Kantor Pelayanan Perizinan meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud ayat
(2) kepada Bupati Pacitan dengan disertai masukan dan pendapat tentang layak tidaknya
permohonan dimaksud.
(4) Pembebasan retribusi dengan memperhatikan pertimbangan Tim Teknis izin gangguan.
(5) Setelah Bupati memberikan persetujuan berdasarkan masukan dan pendapat sebagaimana
, dimaksud ayat ( 4 ) ' , Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dapat memberikan pembebasan
retribusi dan memberitahukan kepada wajib retribusi yang bersangkutan.
\
I

BAB I X
PENUTUP

i

Pasal 20

Dengan berlakunya Peraturan Ini, maka Keputusan Bupati Pacitan Nomor 54 Tahun 2000 tentang
Petunjuk Pelaksana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2000 tentang Retribusi Izin Gangguan
dinyatakan dicabut dan itidak berlaku lagi.
I

Pasal 21

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
t

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati Ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pacitan.

Ditetapkan di Pacitan
Pada tanggal 18 - 08 -2009
BUPATI PACITAN
Ttd.
H. SUJONO
Diundangkan di Pacitan
Pada tanggal \£ - 08 - 2009
SEKRETARIS DAERAH
K A B U P A T E N PACITAN

Ir.MULYONO. MM.
Pembina Utama Muda
NIP. 19571017 198303 1 014

BERITA D A E R A H K A B U P A T E N P A C I T A N
T A H U N 2009 N O M O R 16