S SOS 1105942 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki ragam budaya dan tradisi.
Budaya bangsa Indonesia tercermin melalui ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”
yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Ungkapan tersebut merupakan
suatu konsep yang melandasi pola hidup dan perilaku sosial, sehingga masyarakat
Indonesia dipandang sebagai bangsa yang bermartabat, berbudi pekerti luhur,
beretika, sopan dan ramah. Karakter dan budi pekerti yang luhur ini dituntun oleh
nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi pola pewarisan
tradisi yang diwariskan oleh manusia sebelumnya yang memiliki warisan yang
harus dilestarikan. Pengertian Tradisi menurut Sztompka (2011, hlm. 69) yaitu :
“Tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa
lalu namun benar-benar masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak, atau
dilupakan.”
Kekayaan yang begitu banyak sayang sekali jika tidak dilestarikan dan
dikembangkan oleh generasi penerusnya sebagai bentuk wujud kepedulian
generasi muda terhadap budaya yang dimiliki. Upaya pelestarian diperlukan untuk
melindungi sejarah, sehingga generasi yang akan datang masih dapat menikmati
budaya yang ada sejak dulu. Ranjabar (2006, hlm. 23) menyatakan :

Pelestarian budaya merupakan suatu upaya untuk mempertahankan nilai-nilai
warisan seni budaya dan nilai tradisional, dengan cara mengembangkan
perwujudan yang bersifat dinamis, dan selektif, serta menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.
Banyak ragam tradisi yang perlu dilestarikan oleh generasi penerus, agar
suatu tradisi tersebut tidak hilang, salah satunya adalah pewarisan tradisi
membatik. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang masih ada
sampai sekarang. Batik sebagai salah satu warisan budaya nenek moyang
Indonesia berhasil tumbuh berkembang tidak tersisihkan dengan arus globalisasi

1
Azrina Syafitri, 2015
POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mode dunia. Bahkan batik mampu menjadi tren berbusana untuk masyarakat
lokal maupun dunia, semua lembaga mewajibkan seluruh pegawainya
menggunakan batik disetiap kesempatan yang ditentukan. Batik di Indonesia
sudah ada sejak kerajaan Majapahit. Pada zaman dahulu batik hanya
diperuntuhkan untuk keluarga raja-raja saja. Seiring perkembangan zaman, batik

di Indonesia pun ikut berkembang hampir ada diseluruh wilayah Indonesia.
Dalam perkembangannya batik ditiru oleh seluruh masyarakat luas dan menjadi
pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu senggang.
Membatik merupakan sebuah tradisi yang diwariskan secara turun temurun,
dari generasi ke generasi. Hal ini diwujudkan sebagai salah satu bentuk
kepedulian masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri yang harus tetap
dilestarikan. Dalam hal ini salah satunya yang kita kenal sebagai sentral pengrajin
batik yang ada di Jawa Barat yaitu Kota Cirebon tepatnya di Desa Trusmi yang
sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai pusat pengrajin batik.
Pengembangan industri batik yang dilakukan dengan mempertahankan proses
pembuatan batik secara tradisional. Upaya pengembangan industri batik ini secara
tidak langsung juga ikut mengembangkan kondisi sosial budaya di kampung batik
Desa Trusmi. Semenjak adanya kegiatan membatik tersebut, kaum wanita
khususnya ibu-ibu rumah tangga cenderung mengisi waktu luangnya untuk
membatik pada salah satu rumah pengusaha batik. Kondisi tersebut menyebabkan
hubungan kekerabatan di desa tersebut semakin kuat dan erat. Kegiatan membatik
ini juga dijadikan salah satu mata pencaharian masyarakat di Desa Trusmi.
Kebanyakan masyrakat di Desa Trusmi bekerja sebagai pengrajin batik dan
menjadi salah satu pekerjaan tetap masyarakatnya. Sehingga tidak aneh lagi jika
seluruh


masyarakat

di

Desa

Trusmi

kebanyakan

berpartsipasi

dalam

mengembangkan industri batik.
Fenomena yang ada di Desa Trusmi, berdasarkan hasil observasi ditemukan
bahwa umumnya masyarakat di Desa Trusmi masih memegang teguh tradisi yang
sudah ada. Kegiatan membatik sampai saat ini masih terus berkembang bahkan
anak muda pun mengikuti dan menyukai kegiatan membatik. Generasi muda yang

melakukan pewarisan tradisi membatik semata-mata karena mereka menyenangi
batik, dan mereka sudah mengenal batik sejak mereka berusia dini, batik juga

2
Azrina Syafitri, 2015
POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan salah satu warisan yang sudah ada sejak nenek moyangnya dahulu,
sehingga mereka mau mengembangkan pewarisan tradisi membatik ini.
Perkembangan batik Desa Trusmi mengalami perkembangan yang sangat pesat,
mulai dari model, motif, warna sampai dengan pemasarannya. Pemasaran batik
tidak hanya berpusat di Desa Trusmi saja tetapi sudah berkembang hingga seluruh
wilayah di Indonesia. Bahkan sudah merambah pasar dunia. Batik khas Cirebon
ini merupakan salah satu daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk
singgah ke Kota Cirebon. Banyak pengunjung yang datang khusus untuk
berbelanja batik, karena memang kualitas batik Cirebon sudah terkenal dengan
motif yang beranekaragam dan banyak pilihan untuk semua kalangan.
Batik merupakan salah satu kesenian budaya yang bernilai tinggi yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia, jadi dengan cara apa pun semua generasi bangsa

Indonesia wajib menjaga dan melestarikannya agar batik tidak diklaim oleh
negara lain dan juga tidak akan pernah punah meskipun adanya era globalisasi
seperti saat ini. Manfaat melestarikan batik adalah supaya para generasi muda
dapat mengetahui dan merasakan keberadaan batik di Indonesia sebagai
kebudayaan Indonesia. Batik adalah budaya yang sangat perlu untuk dilestarikan
supaya terhindar dari kepunahan dan pengklaiman dari negara lain. Banyak cara
yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam melestarikan batik, salah satunya
adalah dengan cara menggelar kegiatan pameran batik guna menghilangkan kesan
dan anggapan batik hanya cocok dikonsumsi oleh kelompok tua dan hanya
digunakan untuk kegiatan formal.
Alasan mengapa peneliti mengambil judul “Pola Pewarisan Tradisi
Membatik” karena peneliti berupaya agar pewarisan tradisi membatik tidak
punah, dan tetap terjaga kelestariannya, walaupun sudah banyak generasi penerus
yang tidak memiliki keahilan sebagai pengrajin batik. Peneliti menyadari bahwa
saat ini rasa cinta kepada budaya batik ini masih minim. Selain itu batik
merupakan salah satu kekayaan Bangsa Indonesia. Peneliti juga mengharapkan
supaya batik tetap terjaga kelestariannya dan tidak pernah pudar ditelan jaman.
Kajian yang dilakukan Aini Lolita (2014) dari skripsi mengenai “Pola
Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang” menunujukkan bahwa batik
Kasumedangan dinilai menampilkan nilai-nilai budaya daerah Sumedang. Hal ini


3
Azrina Syafitri, 2015
POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terwujud dalam setiap motif pada batik Kasumedangan yang banyak terinspirasi
dari lingkungan geografis daerah Sumedang, sosial ekonomi, simbol-simbol
daerah Sumedang dan benda-benda yang terdapat pada peninggalan jejak sejarah
masa-masa kerajaan Prabu Geusan Ulun. Motif-motif batik tersebut memiliki ciri
kedaerahan yang dimiliki oleh kabupaten Sumedang sehingga merupakan jejak
rekam visual kebudayaan Sumedang yang sangat bagus melalui motif-motif batik
yang tercipta. Batik Kasumedangan bisa menjadi media informasi bagi generasi
muda dan kelompok masyarakat luar Sumedang mengenai nilai-nilai luhur dalam
budaya Sumedang, sehingga dapat menjembatani pewarisan nilai-nilai luhur
budaya kepada generasi muda sekaligus sebagai pelestarian budaya itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Aini Lolita dengan penelitian yang akan
peneliti ambil sama-sama membahas tentang Pola Pewarisan. Tapi dalam
penelitian yang akan peneliti ambil lebih membahas mengenai pewarisan tradisi
membatik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Karena peneliti

mengganggap bahwa adanya masalah yang harus diteliti dalam pewarisan tradisi
membatik, karena jika dilihat dari observasi awal yang peneliti lakukan kurangnya
minat generasi muda terhadap tradisi membatik. Jika dikaitkan dengan penelitian
terhdaulu memang sama-sama mengambil pola pewarisan dalam bidang batik.
Tetapi bedaya disini adalah jika penelitian yang dilakukan oleh Aini Lolita lebih
terhadap motif-motif batik sumedang dan ciri khasnya, sedangkan penelitian yang
akan peneliti ambil mengenai pola pewarisan tradisi membatik.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengetahui lebih dalam proses pola pewarisan. Karena menurut peneliti,
sangat penting mengetahui pola pewarisan dalam tradisi membatik. Dengan kita
mengetahui itu, maka kita akan berpartisipasi dalam melestarikan budaya yang
sudah dilestarikan oleh nenek moyang kita. Oleh sebab itu, peneliti akan
melakukan penelitian tersebut dengan judul : ”POLA PEWARISAN TRADISI
MEMBATIK (Studi Deskriptif pada Pengrajin Batik di Desa Trusmi Kabupaten
Cirebon”.

4
Azrina Syafitri, 2015
POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Dari Latar belakang masalah yang sudah dijabarkan di atas, maka peneliti
akan merumuskan beberapa masalah penelitian yang akan dibahas. Permasalahan
pokok yang ada dalam penelitian ini adalah “bagaimana pola pewarisan tradisi
membatik terhadap pengrajin Batik yang ada di Desa Trusmi Kabupaten
Cirebon?” Untuk membatasi ruang lingkup penelitian peneliti akan terfokus untuk
merumuskan masalah yang akan diteliti dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimana pola atau cara yang dilakukan dalam proses pewarisan tradisi
membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?
2. Sejauhmana keberhasilan pola pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi
Kabupaten Cirebon?
3. Apa saja hambatan yang ditemukan dalam proses pewarisan tradisi
membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?
4. Upaya yang dilakukan dalam pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi
Kabupaten Cirebon?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan kepada rumusan masalah yang sudah dikemukakan di atas maka
tujuan dari pelaksaan penelitian ini adalah sebagai berikut :


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana pola pewarisan tradisi
membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Serta bagaimana proses pewarisan
tradisi membatik agar tidak pudar dan bisa diteruskan oleh generasi selanjutnya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Dari tujuan penelitian secara umum yang sudah dipaparkan diatas, tujuan
khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana cara yang dilakukan dalam proses pewarisan
tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?

5
Azrina Syafitri, 2015
POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menggambarkan keberhasilan pola pewarisan tradisi membatik di Desa
Trusmi Kabupaten Cirebon?
3. Mengetahui apa saja hambatan yang ditemukan dalam proses pewarisan

tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?
4. Menjelaskan apa saja upaya yang dilakukan dalam proses pewarisan
tradisi membatik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang ada dalam penelitian ini diharapkan memperkaya tradisi
membatik dan mengetahui teori-teori tentang pola pewarisan dan sebagai salah
satu cara mengetahui serta menambah wawasan serta memberikan gambaran
persepsi mengenai pola-pola pewarisan tradisi membatik yang berada di Desa
Trusmi Kabupaten Cirebon baik bagi peneliti maupun bagi pihak lain. Penelitian
ini juga dapat dijadikan bahan bacaan bagi yang memerlukan sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian yang akan datang.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi masyarakat Cirebon, diharapkan penelitian ini menjadi salah satu
cara dan upaya melestarikan budaya membatik yang ada di Cirebon.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon, Penelitian ini sebagai salah satu
cara untuk melatih dan membina masyarakat Cirebon dalam pelestarian
tradisi membatik
3. Bagi peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai pengalaman dan menambah
pengetahuan tentang pola pewarisan tradisi membatik di Desa Trusmi

Kabupaten Cirebon
4. Bagi Pendidikan Sosiologi, agar penelitian ini bsia dijadikan refensi ilmu
pengetahuan Tradisi Membatik.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka dari itu penulisan
skripsi disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

6
Azrina Syafitri, 2015
POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I Pendahluan, dalam bab ini penulis memaparkan dan menjelaskan
mengenai latar belakang masalah penelitian yang menjadi alasan peneliti untuk
melakukan penelitian ini, rumusan masalah yang dibagi menjadi beberapa
pemasalahan penelitian yang ada dilapangan, dan memfokuskan kajian penelitian
sesuai dengan permasalahan utama penelitian, tujuan penelitian dari penelitian
yang dilakukan, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.
Bab II Kajian Pustaka, dalam bab ini akan dijabarkan mengenai literatur yang
dipergunakan dalam penelitian serta dapat mendukung dalam penulisan terhadap
masalah yang diteliti. Pada bagian bab dua, mengenai penjelasan mengenai
permasalahan yang diteliti dengan mengacu pada tinjuan pustaka melalui suatu
metode studi pustaka, sehingga peneliti mengharapkan tinjauan pustaka ini bisa
menjadi bahan acuan peneliti dalam melakukan penelitian dan memperjelas isi
pembahasan yang diuraikan dalam penelitian.
Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini dijelaskan menganai langkahlangkah penelitian yang akan dilakukan. Metode penelitian mencakup lokasi,
subjek, instrumen, dan teknik pengumpulan data. Dari semua prosedur serta
tahapan-tahapan penelitian mulai dari awal penelitian hingga penelitian berakhir
harus diuraikan secara rinci. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti
dalam mengolah dan analisis data yang diperoleh.
Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini dijabarkan
mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang didapatkan selama penelitian
berlangsung. Membahas menganai keterangan-keterangan dari data-data temuan
yang ada dilapangan. Data-data temuan yang sudah ditemukan dalam penelitian
tersebut peneliti paparkan secara deskriptif untuk memperjelas maksud dan tujuan
yang terkandung dalam data-data temuan peneliti, khususnya bagi peneliti dan
umumnya bagi pihak lain.
Bab V Simpulan, Rekomendasi dan Saran, dalam bab yang terakhir ini berisi
tentang kesimpulan dari bahasan pada bab sebelumnya dan hasil analisis yang
peneliti lakukan merupakan kesimpulan secara menyeluruh dari awal penelitian
hingga akhir yang menggambarkan bagaimana pola pewarisan tradisi membatik di
Desa Trsumi Kabupaten Cirebon berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian
ini.

7
Azrina Syafitri, 2015
POLA PEWARISAN TRADISI MEMBATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu