132043 AKJ 2010 03 29 Gua Selarong

GUA SELARONG TAK LAGI PENGHASIL JAMBU
Narasi:
Belasan siswa SMP Kulonprogo Yogyakarta Minggu siang itu sepakat/ ingin berekreasi
sambil menapak sejarah yang mengandung nilai-nilai luhur// Maka dipilihlah Gua Selarong/
yang berlokasi di perbukitan padukuhan Kembang Putihan/ Pajangan Kabupaten Bantul/ atau
sekitar 14 kilometer selatan Yogyakarta// Dari lokasi sekolah anak-anak SMP Temon
Kulonprogo itu/ jaraknya mencapai 20 kilometer lebih//
Dalam sejarah perjuangan bangsa/ gua Selarong digunakan sebagai markas gerilya Pangeran
Diponegoro/ dalam perjuangannya melawan penjajah Belanda/ di sekitar tahun 1825 sampai
1830//
Namun sesampai di lokasi gua/ sebagaimana pengunjung lain/ pelajar Kulonprogo itu tidak
begitu tertarik lokasi gua yang ada di bagian atas// Hampir seluruh pengunjung lebih tertarik
untuk menikmati pemandangan alam/ berupa air terjun yang ada di sekitar gua/ maupun
menikmati alam sekitar dari gardu-gardu pandang yang tersedia//
Secara fisik/ pemerintah kabupaten Bantul telah menata lokasi obyek wisata gua Selarong ini//
Tangga naik ke gua serta gardu pandangnya dibangun cukupan bagus// Pelataran parkir juga
cukup menampung belasan kendaraan roda empat// Sementara tempat parkir sepeda motor dan
sepeda kayuh juga tersedia//
Sayangnya/ tidak ada brosur yang bisa dibawa pulang para pelancong yang menceritakan
tentang gua Selarong/ yang pernah digunakan sebagai markas Pangeran Diponegoro/ putra Sri
Sultan Hamengkubuwono III yang bernama kecil Raden Mas Ontowiryo itu//

Relief di bawah patung Diponegoro yang panjangnya sekitar tiga meter itupun tidak cukup
jelas menceritakan apa yang digambarkan/ karena tidak ada teks yang menyertainya//
Sendang yang konon ada nilai sejarahnyapun tidak banyak yang mendekatinya// Padahal
hanya 200 meter dari jalan naik menuju bukit tempat gua kakung itu berlokasi//
Di depan gua/ hampir tidak ada pelancong yang berlama-lama berhenti// Sebagian besar
wisatawan hanya numpang lewat saja menuju ke dekat air terjun//
Bila lokasi gua hanya dinikmati secara sepintas/ ada satu lagi yang hilang dari sejarah gua
selarong/ yakni sebagai penghasil jambu biji// Simbah-simbah yang menjajakan dagangannya
di sekitar lokasi gua/ hampir tidak ada yang menjual jambu biji yang dikenal dengan sebutan
jambu klutuk// Hanya mbah Adi yang menyediakannya// Itupun hanya dua kilogram saja/ dan
buahnya banyak yang sudah busuk// Kata Mbah Adi/ satu dari penjual di gua Selarong/ sudah
bertahun-tahun/ jambu biji tidak dapat tumbuh dengan baik./ karena tertutup pohon mahoni//
Di pinggir jalan masuk ke lokasi gua yang dulu banyak ditumbuhi pohon jambu biji/ kini
terlihat meranggas// Kalaupun terlihat hidup/ banyak yang daunnya menguning//
Hanya satu hal yang patut diapresiasi adalah/ sampai saat ini generasi muda masih banyak
yang mau berkunjung ke obyek wisata yang mengandung nilai - nilai luhur//
Bila dikaitkan dengan program pembinaan generasi muda/ gua Selarong dapat dijadikan
sarana untuk menciptakan dan membangun semangat patriotisme dan nasionalisme di
kalangan generasi muda//
Widi Nugroho / a – er – em / melaporkan untuk apakabarjogja rbtv//


Gua Selarong adalah sebuah gua yang saat ini merupakan objek wisata dengan pemandangan
alam yang indah serta cocok untuk digunakan sebagai bumi perkemahan. Objek ini berlokasi
sekitar 14 km arah selatan Yogyakarta, tepatnya di Dukuh Kembang Putihan, Kecamatan
Pajangan, Kabupaten Bantul dan berada di puncak bukit yang ditumbuhi banyak pohon jambu
biji dan pohon sawo kecik yang merupakan ciri khas dari objek tersebut.
Di masa lampau gua ini digunakan sebagai markas gerilya Pangeran Diponegoro dalam
perjuangannya melawan penjajahan Belanda. Pangeran Diponegoro pindah setelah rumahnya
di Tegalrejo diserang dan dibakar habis oleh Belanda.
Di sekitar Gua Selarong terdapat sentra kerajinan kayu yang menghasilkan patung, topeng dan
lain-lain. Pemerintah Kabupaten Bantul sedang mengembangkan kawasan Gua selarong
sebagai objek agrowisata dengan tanaman klengkeng.

Gua Selarong, Markas Gerilya Pangeran Diponegoro
Kawasan objek wisata ini memiliki pemandangan alam yang indah serta cocok untuk digunakan
sebagai Bumi Perkemahan (Camping Ground). Di masa lampau gua ini digunakan sebagai markas
gerilya Pangeran
Diponegoro dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda pada tahun 1825–1830.
Pangeran Diponegoro pindah ke Gua Selarong setelah rumahnya di Tegalrejo diserang dan dibakar
habis oleh Belanda.

Gua Selarong berlokasi sekitar 14 km arah utara Yogyakarta tepatnya di kecamatan Pajangan dan
berada di puncak bukit yang ditumbuhi banyak pohon jambu biji yang merupakan khas dari objek
tersebut.
Di sekitar gua Selarong terdapat sentra kerajinan kayu yang menghasilkan patung, topeng dan lainlain. Pemerintah Kabupaten Bantul sedang mengembangkan kawasan Gua selarong sebagai objek
agrowisata dengan tanaman klengkengnya.

Wisata Alam: Gua
Gua selarong

Di masa silam Goa Selarong merupakan markas besar dari laskar Pangeran Dipo-negoro,
dalam perjuangan-nya melawan pemerintah Hindia Belanda, antara tahun 1825 - 1830.
Kini goa tersebut menjadi salah satu obyek wisata peninggalan sejarah yang mengandung nilai
- nilai luhur, utamanya berkaitan dengan program pembinaan generasi muda dan khususnya
dalam rangka menciptakan dan membangun semangat patriotisme dan nasionalisme di
kalangan generasi muda.
Goa Selarong jauhnya 13 kilometer di sebelah Selatan kota Yogyakarta. Hasil kebun dari
masyarakat setempat adalah buah jambu biji (jambu kluthuk), yang dapat dibeli sebagai oleh oleh, disamping itu fasilitas seperti toilet, gardu pandang sebagai sarana untuk menikmati
pemandangan sekitar Goa dengan hamparan lembah yang begitu indah.