T1 232008224 Full text

MINAT PELAKU UMKM UNTUK MENYUSUN LAPORAN
KEUANGAN: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
(Studi pada UMKM di Wilayah Bandungan)

Oleh :
ARRINDI SILFIANA GRAFITI
NIM : 232008224

KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS
PROGRAM STUDI

: EKONOMIKA DAN BISNIS
: AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014

i

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60
:(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 - Indonesia
Fax. (0298) -3 21433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: ARRINDI SILFIANA GRAFITI


NIM

: 232008224

Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul

: MINAT PELAKU UMKM UNTUK MENYUSUN LAPORAN
KEUANGAN: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
(Studi pada UMKM di Wilayah Bandungan)

Pembimbing

: Prof. Supramono, SE., MBA., DBA

Tanggal di uji : 29 Januari 2014

adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan orang lain
yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangakaian kalimat atau simbol
yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis
aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan
orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga,
termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, Januari 2014
Yang memberi pernyataan,

ARRINDI SILFIANA GRAFITI

ii

PENDAHULUAN
Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini
terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah

menjadi keharusan penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah yang
melibatkan banyak pihak. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang, yaitu
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Pada saat krisis Tahun 1997 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
mampu bertahan tetap berdiri bahkan semakin berkembang.
Namun pada umumnya UMKM tidak memiliki catatan laporan keuangan yang
baik. Meskipun pelaku UMKM memiliki pencatatan laporan keuangan yang sederhana
tetapi pelaku UMKM tidak dapat menunjukkan arus kas yang terjadi pada transaksi saat
mereka menerima atau mengeluarkan kas. Sebagai patokan selama usaha mereka masih
bisa berjalan dan masih mendapat kelebihan dana pada saat itulah UMKM mengakui
adanya laba. Padahal jika UMKM menerapkan pencatatan laporan keuangan dengan
baik, UMKM dapat mengetahui arus kas yang terjadi pada usahanya. Sehingga dapat
mengetahui asset atau perkembangan modal yang menyebabkan pengelolaan akan
menjadi lebih baik. Maka perlu adanya penerapan pencatatan laporan keuangan yang
lebih baik dan teratur. Penerapan pencatatan laporan keuangan sangat diperlukan karena
UMKM yang menghasilkan laba yang besar, tidak menjadi jaminan mendapatkan
pinjaman dari Bank dikarenakan sulitnya investor yang bersedia untuk meminjamkan
atau menanamkan modalnya pada UMKM. Alasan yang mendasar adalah UMKM
tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional dan keuntungan perusahaan dalam

bentuk laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan selain untuk menarik investor,
memang merupakan tahap awal dari penerapan akuntansi yang akan menghasilkan
informasi dan mempunyai peranan penting, baik untuk penyusunan perencanaan,
pengendalian,

maupun

untuk

pengambilan

keputusan

keuangan.

(http://www.suaramedia.com, 19 Januari 2012).
Wahyudi (2009) mengemukakan bahwa informasi akuntansi merupakan salah
satu alat yang digunakan manajemen untuk membantu menghadapi persaingan bisnis.
Informasi akuntansi menghasilkan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk
perencanaan, pengendalian, pembuatan keputusan dan evaluasi kinerja. Informasi


1

akuntansi memungkinkan manajemen untuk mengimplementasikan strategi dan
melakukan aktivitas operasional yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
secara keseluruhan.
Dengan adanya penyusunan laporan keuangan dapat memudahkan UMKM
untuk mengembangkan usaha. Laporan keuangan juga mempermudah memperoleh
pinjaman dana untuk mengembangkan usahanya. Penerapan Business Technology
dalam aktivitas perusahaan maupun dalam penyusunan laporan keuangan berdampak
terhadap

peningkatan

produktivitas

perusahaan

serta


mempermudah

dalam

mengembangkan usaha (Nitisastro, 2009).
Laporan keuangan menjadi salah satu komponen yang mutlak harus dimiliki
oleh UMKM jika mereka ingin mengembangkan usaha dengan mengajukan modal
kepada para kreditur yang dalam hal ini adalah pihak perbankan (Setyawan, dalam
Sariningtyas dan Diah, 2011). Apabila UMKM dapat menunjukkan laporan keuangan
yang mereka miliki maka UMKM akan lebih diperhatikan dan lebih mudah
mendapatkan sumber pendanaan untuk mengembangkan usahanya. Laporan keuangan
juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam memperhitungkan keuntungan yang
diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui
bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang
diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi
keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada laba semata
(Ma’rifatul, 2012).
UMKM tidak lepas adanya berbagai kendala yang dihadapi yang mana salah
satunya disebabkan karena rendahnya minat pelaku UMKM untuk menyusun laporan
keuangan. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Lauracita (2012) bahwa banyak

UMKM tidak memiliki laporan keuangan yang memadai. Winarni (2009) juga
mengungkapkan hal yang sama bahwa masih banyak UMKM yang belum
menyelenggarakan pencatatan atas laporan keuangan usahanya. Berdasarkan hasil pra
survey yang penulis lakukan terhadap pelaku UMKM di wilayah Bandungan, ada yang
mengungkapkan bahwa mereka kurang tertarik untuk membuat laporan keuangan untuk
mendukung perkembangan usahanya. Pelaku UMKM lainnya yang mengungkapkan
bahwa ia belum berkeinginan untuk membuat laporan keuangan dalam waktu dekat ini.
Namun demikian ada juga yang mengungkapkan bahwa mereka tertarik untuk membuat
laporan keuangan untuk mendukung perkembangan usahanya.
2

Sesungguhnya penyusunan laporan keuangan diperlukan UMKM bukan hanya
untuk kemudahan memperoleh kredit dari kreditur, tetapi untuk pengendalian aset,
kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya yang
terjadi yang pada akhirnya sebagai alat untuk pengambilan keputusan perusahaan
(Winarni, 2009). Akan tetapi yang terjadi adalah rendahnya minat UMKM dalam
menyusun laporan keuangan (Indah, 2010). Oleh sebab itu diperlukan kajian untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang yang mempengaruhi minat UMKM untuk
menyusun laporan keuangan.
Penerapan laporan keuangan dipengaruhi oleh minat pelaku UMKM dalam

menyusun laporan keuangan. Minat diasumsikan mampu menangkap faktor-faktor
motivasional yang mempunyai suatu dampak pada suatu perilaku. Faktor - faktor yang
mempengaruhi minat adalah indikasi tentang seberapa keras pelaku UMKM mau
mencoba, atau seberapa banyak usaha direncanakan supaya dapat melakukan
perilakunya (Jogiyanto, 2007). Munculnya minat beperilaku ditentukan oleh tiga faktor
penentu, yaitu: sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian
(Ajzen, 1991). Tumbuhnya minat pelaku UMKM dapat dipengaruhi oleh beberapa
kondisi, diantaranya adalah Status ekonomi, pendidikan dan tempat tinggal. Menurut
Muhib dan Saleh (dalam Utami (2011), faktor- faktor yang yang dapat menimbulkan
minat terhadap sesuatu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bersumber dari dalam
diri individu yang bersangkutan dan yang berasal dari luar individu.
The Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan salah satu model psikologi
sosial yang paling sering digunakan untuk meramalkan perilaku. Salah satu riset atas
The Theory of Planned Behavior (TPB) adalah yang dilakukan oleh Dharmmesta (1998)
yang menyebutkan bahwa minat itu sendiri dipengaruhi oleh sikap, norma sujektif, dan
kontrol perilaku. Minat berperilaku (behavioral intention) mengukur kekuatan tujuan
untuk melakukan tindakan tertentu (Fishbein dan Ajzen, 1975 dalam Tsung-Lu et al.,
2010). Perlu diperhatikan bahwa minat dan perilaku adalah dua hal yang sangat
berbeda. Minat (intention) adalah keinginan untuk melakukan perilaku. Jadi minat
belum merupakan perilaku yang telah diwujudkan. Sedangkan perilaku (behavior)

adalah tindakan nyata yang dilakukan (Jogiyanto, 2007).
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengapa pelaku
UMKM enggan menyusun laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap minat pelaku UMKM
3

untuk menyusun laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah sikap berpengaruh
terhadap minat pelaku UMKM untuk menyusun laporan keuangan?, 2) Apakah norma
subjektif berpengaruh terhadap minat pelaku UMKM untuk menyusun laporan
keuangan?, 3) Apakah kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat pelaku UMKM
untuk menyusun laporan keuangan?.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Theory
of planned behavior guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat pelaku
UMKM untuk menyusun laporan keuangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan dalam bidang akuntansi, terutama dalam
menyusun laporan keuangan untuk umkm dalam mengembangkan usahanya.

TINJAUAN LITERATUR
Laporan Keuangan

Menurut Copeland (dalam Sawir, 2001), “Laporan keuangan adalah laporan
yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja
keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Menurut Kieso, (2007:2) laporan
keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada
pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang
dikuantifikasi dalam nilai moneter.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009).

Teori Perilaku Rencanaan (Theory of Planned Behavior atau TPB)
Teori perilaku rencanaan (theory of planned behavior atau TPB) merupakan
pengembangann lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (TRA). The theory of
planned behavior (TPB) memiliki kelebihan dari teori pendahulunya Theory of
reasoned action (TRA) yaitu kemampuan teori perilaku rencanaan dalam menganalisis
4

suatu situasi di saat individu-individu tidak memiliki kontrol sendiri terhadap sumbersumber daya yang mereka perlukan, pengetahuan, dan kesempatan yang mereka
peroleh, teori ini mampu menganalisis kondisi ini dibanding teori tindakan beralasan.
Inti dari The theory of planned behavior (TPB) adalah minat individu untuk melakukan
perilaku tertentu. Dalam konteks pengadopsian sistem informasi, model teori tindakan
beralasan ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan teori ini diungkapkan Jogiyanto
(2007) yaitu hanya dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku-perilaku yang akan
dikerjakan secara sukarela, tidak untuk perilaku-perilaku yang diwajibkan.
Teori ini dikembangkan oleh Ajzen (1985) dengan menambahkan sebuah
konstruk yaitu persepsi control keperilakuan (perceived behavioral control) yang
dipersepsikan akan mempengaruhi minat dan perilaku. Konstruk ini ditambahkan di
TPB untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh sekurang-kurangnya dan
keterbatasan – keterbatasan dari kekurangan sumber daya yang digunakan untuk
melakukan perilaku (Chau dan Hu, 2002 dalam Jogiyanto, 2007).

Attitude
Toward the
Behavior
Intention
Behavior

Subjective
Norm

Perceived
Behavioral
Control

Gambar 1. The Theory of Planned Behavior
Sumber : Ajzen (1991)

Model Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang dilakukan
oleh individu timbul karena adanya minat untuk berperilaku. Minat berperilaku
ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu: (1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu
akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil yang diterima (beliefs strength dan
outcome evaluation), (2) normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif dari
orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs dan
5

motivation to comply), dan (3) control beliefs, yaitu keyakinan tentang hal-hal yang
mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (control beliefs).
Hambatan yang mungkin timbul pada saat berperilaku dapat berasal dari dalam
diri sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan
sikap terhadap perilaku positif atau negatif (attitude), control beliefs menghasilkan
perilaku yang ditampilkan (perceived behavioral control) ,normative beliefs
menghasilkan norma subyektif (subjective norm) (Ajzen, 1991).

Sikap (attitude)
Sikap terhadap perilaku didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan
positif atau negatif seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan.
Sikap didefinisikan sebagai tingkat evaluasi diri saat seseorang merasa menguntungkan
atau tidak menguntungkan saat penilaian terhadap perilaku yang dimaksud
(Ajzen,1991). Selanjutnya menurut George (2004) bahwa persepsi sikap mempunyai
pengaruh positif terhadap minat diadopsinya.

Norma subjektif (subjective norm)
Norma subjektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap
kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan
atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Norma subjektif merupakan fungsi
dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di sekitarnya
(misalnya, saudara, teman sejawat) menyetujui perilaku tertentu dan memotivasi
individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 1991).

Kontrol Perilaku (behavioral control)
Persepsi kontrol keperilakuan (perceived behavioral control) didefinisikan oleh
Ajzen (1991) sebagai kemudahan atau kesulitan yang dipersepsikan untuk melakukan
perilaku. TPB mengasumsikan bahwa persepsi kontrol keperilakuan mempunyai
implikasi motivasional terhadap minat berperilaku. Orang yang tidak percaya bahwa
mereka memiliki sumber daya atau kesempatan untuk melakukan perilaku, tentu tidak
akan membentuk minat yang kuat untuk melakukan perilaku (Jogiyanto, 2007).

6

Minat
Minat untuk menggunakan laporan keuangan merupakan indikator yang layak
untuk mengukur penggunaan sistem dimasa datang (Jackson et al., 1997). Minat
diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997). Minat adalah
sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan
dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995).

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Sikap terhadap Minat UMKM menyusun Laporan Keuangan
Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan hubungan yang
signifikan antara sikap dengan minat penggunaan sistem informasi. Penelitian tersebut
dilakukan oleh Davis et al. (1989), Sandberg and Wahlberg (2000), Kartika (2009),
Ozer dan Yilmaz (2008). Namun penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Taylor and Todd (1995) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap dengan minat penggunaan sistem informasi.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menguji pengaruh sikap (attitude) terhadap minat
(intention) penggunaan laporan keuangan di UMKM Bandungan. Dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesa sebagai berikut:
H1 :

Sikap (attitude) berpengaruh terhadap minat (intention) UMKM untuk
menyusun Laporan keuangan.

Pengaruh Norma Subyektif terhadap minat UMKM menyusun laporan keuangan
Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan hubungan yang
signifikan antara norma subyektif dengan minat penggunaan sistem informasi berbasis
teknologi. Penelitian tersebut dilakukan oleh Davis et al. (1989), Taylor and Todd
(1995), Sandberg and Wahlberg (2000), Zahra (2009), dan Ozer dan Yilmaz (2008).
Dari beberapa penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menguji pengaruh norma
subyektif (subjective norms) terhadap minat (intention) UMKM dalam menyusun
laporan keuangan. Dalam penelitian ini dirumukan hipotesa sebagai berikut :
H2 :

Norma subyektif (subjective norms) berpengaruh terhadap minat (intention)
UMKM untuk menyusun laporan keuangan.
7

Pengaruh Kontrol Perilaku terhadap minat UMKM menyusun laporan keuangan
Hasil penelitian Manzari (2008) menunjukkan bahwa kontrol perilaku
berpengaruh secara signifikan terhadap minat digunakannya sistem e-ticketing. Hasil
penelitian tersebut mendukung penelitian George (2004) yang meneliti tentang
hubungan antara theory of planned behaviour (TPB) dan pembelian melalui internet.
Hasil penelitian Karami (2006) mengenai penemuan kontrol perilaku yang
dirasakan menjadi hal penting lainnya dalam mempengaruhi persepsi minat pengguna
membeli tiket online. Hal ini tidak sependapat dengan hasil penelitian Denbashi (2007)
yang menyebutkan kontrol perilaku (kondisi Self-efficacy dan fasilitator) belum
berdampak signifikan terhadap minat dalam menggunakan e-tiket . Penelitian Arini
(2010) menunjukkan bahwa kontrol perilaku perepsian berpengaruh positif terhadap
minat penggunaan sistem e-ticketing. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesa sebagai
berikut :
H3:

Kontrol perilaku (Behavioral Control) berpengaruh terhadap minat untuk
menyusun laporan keuangan.

Model Penelitian
Berdasarkan persoalan penelitian, tujuan penelitian dan landasan teoritis di atas
maka dapat dibuat suatu model penelitian seperti tampak pada gambar 2. berikut ini
Sikap
H1

Norma
Subyektif

H2
Minat
H3

Kontrol
Perilaku

Gambar 2. Model Penelitian

8

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian (Supramono dan Sugiarto, 1993). Dalam penelitian ini, tidak diketahui
jumlah populasi pelaku UMKM di wilayah Bandungan. Mengingat jumlah populasi
tidak diketahui jumlahnya maka dalam pengambilan sampel didasarkan pada
kemudahan dalam mendapatkan anggota sampel dan tentunya anggota sampel tersebut
bersedia menjadi responden, atau dengan kata lain pengambilan sampel menggunakan
teknik convinience sampling (Supramono dan Haryanto, 2003). Setelah melakukan
penyebaran ke beberapa UMKM selama 2 minggu untuk mengumpulkan kuesioner,
yaitu dari tanggal 28 Juli – 10 Agustus. Di dapatkan sampel sebanyak 60 orang pelaku
UMKM di wilayah Bandungan.

Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
Supramono dan Sugiarto (1993) data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah
sendiri oleh peneliti langsung dari obyeknya. Data primer dalam penelitian ini berupa
data tentang penilaian responden tentang sikap, norma subyektif, kontrol perilaku dan
minat menyusun laporan keuangan.

Sumber data primer berasal dari 60 orang

responden yang terpilih sebagai sampel penelitian.

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode kuesioner. Adapun kuisioner yang digunakan adalah kuisioner
yang terstruktur (structured questionnaire) artinya jawaban pertanyaan yang diajukan
sudah disediakan.

Pengukuran Variabel
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel sikap, norma
subyektif, kontrol perilaku dan minat pelaku UMKM untuk menyusun laporan
keuangan. Variabel-variabel tersebut dapat diukur pada aras pengukuran ordinal karena
setiap indikator empirik dinyatakan dalam bentuk pernyataan dengan kategori jawaban
serta diberi skor menurut skala likert (Ghozali. 2005). Untuk memudahkan dalam
9

menganalisis data, maka variabel yang digunakan diukur dengan menggunakan skala
likert dengan 5 poin yaitu dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 5 (sangat
setuju). Skala likert adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam
risert pemasaran (Simamora, 2004). Skala ini memungkinkan responden untuk
mengekspresikan persetujuan maupun ketidaksetujuan responden terhadap masingmasing pernyataan yang ada dalam serangkaian pernyataan mengenai objek stimulasi.
Berikut ini adalah indikator empirik (IE) untuk masing-masing variabel, sebagai
berikut :
Tabel 1. Pengukuran Variabel
Variable
Sikap (X1)

Definisi
Sikap
merupakan
kecenderungan
tingkah laku individu yang merupakan
evaluasi positif maupun negatif trhadap
orang, obyek, peristiwa dan ide-ide
tertentu, dalam berbagai situasi sikap
mengontrol perilaku individu karena
sikap berkaitan erat dengan perilaku
(Walgito (1991).

1.

2.
3.

4.

Norma
Subjektif (X2)

Persepsi atau pandangan seseorang
terhadap kepercayaan-kepercayaan yang
akan mempengaruhi minat untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu
perilaku (Ajzen, 1991)

1.
2.

3.

Kontrol
Perilaku (X3)

Sebagai kemudahan atau kesulitan yang
dipersepsikan untuk melakukan perilaku
/ menggunakan laporan keuangan
(Ajzen, 1991)

1.

2.

3.
4.
Minat (Y)

Minat diartikan sebagai kehendak,
keinginan atau kesukaan (Kamisa,
1997).

1.

2.

3.

10

Indikator Empirik
Laporan
keuangan
memiliki
peranan
penting
untuk
memperoleh informasi mengenai
posisi keuangan perusahaan
Laporan
keuangan
dapat
membantu pengembangan usaha
Laporan keuangan merupakan
salah satu alat yang digunakan
manajemen untuk menghadapi
persaingan bisnis
Membuat
laporan
keuangan
bukanlah
pekerjaan
yang
membuang-buang waktu
Pengusaha
lain
sudah
menggunakan laporan keuangan
Pengusaha
lain
menyarankan
menggunakan laporan keuangan
untuk mengembangkan usaha
Mitra binaan untuk UMKM
menyarankan membuat laporan
keuangan
untuk
membantu
mendapatkan tambahan modal
Dapat mencari karyawan yang
dapat membantu membuat laporan
keuangan
untuk
mendukung
perkembangan usaha
Mampu menyewa tenaga ahli
untuk membantu membuat laporan
keuangan
Tidak akan kesulitan dalam
membuat laporan keuangan
Tidak akan kesulitan dalam
memahami laporan keuangan
Tertarik
membuat
laporan
keuangan untuk perkembangan
usaha
Memilih
membuat
laporan
keuangan
untuk
mendukung
perkembangan usaha
Berkeinginan membuat laporan
keuangan dalam waktu dekat ini

Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda. Sebelumnya dilakukan uji
validitas dan reliabilitas terhadap variabel penelitian.

Pengujian validitas butir

menggunakan teknik corrected item-total correlation. Angka pada kolom corrected
item-total correlation menunjukkan nilai r hasil. Dasar pengambilan keputusannya
adalah (Ghozali, 2005) Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau
variabel tersebut valid. Untuk pengujian reliabilitas menggunakan nilai cronbach Alpha
dimana dasar pengambilan keputusannya adalah bahwa variabel dikatakan reliabel jika
cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005).
Selanjutnya dilakukan penilaian rata-rata skor untuk masing-masing variabel
penelitian.

Untuk dapat melakukan penilaian maka perlu dihitung rentang (range),

dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Supramono dan Sugiarto, 1993):
Range = (nilai terbesar – nilai terkecil) / jumlah kelas
= (5 – 1) / 5 = 0,80
Penilaian rata-rata skor untuk masing-masing variabel penelitian diklasifikasikan
sebagai berikut:

Tabel 2. Penilaian Rata-rata Skor Variabel Penelitian
Rata-rata

Kategori

1,00 – 1,80

Sangat Tidak Setuju

1,81 – 2,60

Tidak Setuju

2,61 – 3,40

Cukup Setuju

3,41 – 4,20

Setuju

4,21 – 5,00

Sangat Setuju

Tahap analisis selanjutnya adalah melakukan analisis regresi berganda, dimulai
dengan melakukan uji asumsi klasik regresi linear berganda yang meliputi pengujian
normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

Setelah memenuhi syarat uji

asumsi klasik regresi linear berganda, baru dapat dilakukan pengujian terhadap hasil
11

analisis regresi berganda.

Adapun bentuk persamaan garis regresi yang digunakan

dengan metode Least Square, yaitu :
Y = 0 + 1X1+ 2X2 + 3X3 + e
Dimana :
Y

= Minat menyusun laporan keuangan

X1.. .X3

= Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku

0

= konstanta (intersep)

1.. 7

= koefisien regresi dari X1... X3

e

= kesalahan pengganggu (error)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Gambaran karakteristik responden dalam penelitian ini mencakup usia, jenis
kelamin, lama usaha, omset per bulan, jumlah karyawan dan latar belakang pendidikan
terakhir. Adapun karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada table 3 berikut ini.
Table 3. Karakteristik Responden
Karakteristik
Usia

Jenis kelamin

Lama usaha

Omset per
bulan

Jumlah
karyawan

Pendidikan

Kategori
< 20
21-40
> 40
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
≤ 5 tahun
6 - 10 tahun
> 10 tahun
Total
≤ 25.000.000
25.000.000 - 50.000.000
> 50.000.000
Total
5-10 orang
11-20 orang
21-30 orang
Total
SD
12

Jumlah
0
18
42
60
42
18
60
4
19
32
60
43
13
4
60
49
11
0
60
0

%
0
30.0
70.0
100.0
70.0
30.0
100.0
6.7
31.7
61.7
100.0
71.7
21.7
6.7
100.0
81.7
18.3
0
100.0
0

Karakteristik
terakhir

Kategori

SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Sumber: Data primer yang diolah (2014)

Jumlah
0
19
41
60

%
0
31.7
68.3
100.0

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa umur responden yang terbanyak
adalah pada kelompok umur > 40 tahun yaitu sebanyak 42 orang atau 70%, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa mayoritas responden berusia dewasa. Selain itu lebih
banyak laki-laki yaitu sebanyak 42 orang (70%) dibanding perempuan yang hanya 18
orang (30%). Sehubungan dengan lama usaha, sebagian besar responden lebih dari 10
tahun dalam melakukan usaha yaitu sebanyak 37 orang (61.7%), ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden telah lama menjalankan usahanya. Terkait dengan omset
usaha per bulan, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki omset per bulan
masih di bawah Rp. 25.000.000 yaitu sebanyak 43 orang (71.7%). Dalam hal
kepemilikan jumlah karyawan, diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai
karyawan antara 5-10 orang berjumlah 49 orang (81.7%). Berkaitan dengan tingkat
pendidikan terakhir, tampak bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah dari
kelompok responden yang pendidikannya dari perguruan tinggi yaitu sebanyak 41 orang
(68.3%) dan yang berpendidikan SMA sebanyak 19 responden (31.7%). Ini berarti
tingkat pendidikan responden sudah tergolong dalam pendidikan menengah ke atas.

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Terdapat empat variabel penelitian yaitu variabel sikap, norma subyektif, kontrol
perilaku dan minat pelaku UMKM untuk menyusun laporan keuangan.

Berikut

dijabarkan statistik deskriptif masing-masing variabel tersebut.

Deskripsi Variabel Sikap
Variabel sikap pada penelitian ini diukur melalui 4 buah pertanyaan yang
mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap
variabel sikap dapat dijelaskan pada tabel 4 berikut.

13

Tabel 4. Statistik Deskriptif Sikap
Variabel
Sikap

Indikator
Laporan keuangan
memiliki perana penting
untuk memperoleh
informasi mengenai posisi
keuangan perusahaan
Laporan keuangan dapat
membantu pengembangan
usaha
Laporan keuangan
merupakan salah satu alat
yang digunakan
manajemen untuk
menghadapi persaingan
bisnis
Membuat laporan
keuangan bukanlah
pekerjaan yang
membuang-buang waktu

Frekuensi Jawaban
Responden
1
2
3
4
5

Total
skor

Ratarata

SD

1

6

29

20

4

200

3.33

0.82

0

8

26

22

4

202

3.37

0.80

0

8

20

25

7

211

3.52

0.87

1

5

24

22

8

211

3.52

0.89

Rata-rata Sikap
Sumber: Data primer yang diolah (2014)

3.43

Berdasarkan tabel 4 di atas, tampak bahwa untuk indikator sikap yang pertama
diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.33 yang menunjukkan bahwa responden
memberikan tanggapan yang Cukup Setuju bahwa laporan keuangan memiliki perana
penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan.

Nilai

standar deviasi sebesar 0.82 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari
nilai skor tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator
sikap yang pertama tersebut. Untuk indikator sikap yang kedua diperoleh nilai rata-rata
skor sebesar 3.37 yang menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang
Cukup Setuju bahwa laporan keuangan dapat membantu pengembangan usaha. Nilai
standar deviasi sebesar 0.80 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari
nilai skor tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator
sikap yang kedua tersebut.
Indikator sikap yang ketiga mempunyai nilai rata-rata skor sebesar 3.52 yang
menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang Setuju bahwa dirinya
beranggapan bahwa laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan
14

manajemen untuk menghadapi persaingan bisnis. Nilai standar deviasi sebesar 0.87
menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari nilai skor tertinggi dengan
nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator sikap yang ketiga tersebut.
Untuk indikator sikap yang keempat diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.52 yang
menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang Setuju bahwa membuat
laporan keuangan bukanlah pekerjaan yang membuang-buang waktu. Nilai standar
deviasi sebesar 0.89 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari nilai skor
tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator sikap yang
keempat tersebut.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel sikap sebesar 3.43.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata sikap responden akan laporan keuangan adalah
berada pada kategori Setuju.

Deskripsi Variabel Norma Subyektif
Variabel Norma Subyekif pada penelitian ini diukur melalui 3 buah indikator.
Hasil tanggapan terhadap variabel norma subjektif dapat dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5. Statistik Deskriptif Norma Subyektif
Variabel

Indikator
1

Norma
Subjektif

Frekuensi Jumlah
Responden
2
3
4

Total
skor

Ratarata

SD

5

Pengusaha lain
sudah menggunakan
laporan keuangan

1

6

29

20

4

200

3.33

0.82

Pengusaha lain
menyarankan
menggunakan
laporan keuangan
untuk
mengembangkan
usaha

0

8

25

18

9

208

3.47

0.91

23

9

213

3.55

0.91

Mitra binaan untuk
UMKM
menyarankan
membuat
laporan
0
8
20
keuangan
untuk
membantu
mendapatkan
tambahan modal
Rata-rata Norma Subyektif
Sumber: Data primer yang diolah (2014)
15

3.45

Berdasarkan tabel 5 di atas, tampak bahwa untuk indikator norma subyektif yang
pertama diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.33 yang menunjukkan bahwa responden
memberikan tanggapan yang Cukup Setuju bahwa pengusaha lain sudah menggunakan
laporan keuangan. Nilai standar deviasi sebesar 0.82 menunjukkan bahwa terdapat
kesenjangan yang kecil dari nilai skor tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban
responden atas indikator norma subyektif yang pertama tersebut. Untuk indikator norma
subyektif yang kedua diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.47 yang menunjukkan
bahwa responden memberikan tanggapan yang Setuju bahwa pengusaha lain
menyarankan menggunakan laporan keuangan untuk mengembangkan usaha. Nilai
standar deviasi sebesar 0.91 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari
nilai skor tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator
norma subyektif yang kedua tersebut. Untuk indikator norma subyektif yang ketiga
diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.55 yang menunjukkan bahwa responden
memberikan tanggapan yang Setuju bahwa mitra binaan untuk UMKM menyarankan
membuat laporan keuangan untuk membantu mendapatkan tambahan modal. Nilai
standar deviasi sebesar 0.91 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari
nilai skor tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator
norma subyektif yang ketiga tersebut.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel norma subyektif
sebesar 3.45.

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pelaku UMKM

mempunyai norma subyektif pada kategori Setuju.

Deskripsi Variabel Kontrol Perilaku
Variabel kontrol perilaku pada penelitian ini diukur melalui 4 buah indikator.
hasil tanggapan terhadap kontrol perilaku dapat dijelaskan pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Statistik Deskriptif Kontrol Perilaku
Variabel
Kontrol
Perilaku

Indikator
Dapat mencari
karyawan yang dapat
membantu membuat
laporan keuangan
untuk mendukung

Frekuensi Jawaban
Responden
1
2
3
4
5

0

7

16

27

21

5

Total
skor

Ratarata

SD

204

3.40

0.81

Variabel

Indikator

Frekuensi Jawaban
Responden
1
2
3
4
5

perkembangan usaha
Mampu menyewa
tenaga ahli untuk
0
7
27
membantu membuat
laporan keuangan
Tidak akan kesulitan
dalam membuat
0
8
21
laporan keuangan
Tidak akan kesulitan
dalam memahami
1
5
24
laporan keuangan
Rata-rata Kontrol Perilaku
Sumber: Data primer yang diolah (2014)

Total
skor

Ratarata

SD

17

9

208

3.47

0.89

20

11

214

3.57

0.94

22

8

211

3.52

0.89
3.49

Berdasarkan tabel 6 di atas, tampak bahwa untuk indikator kontrol perilaku yang
pertama diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.40 yang menunjukkan bahwa responden
memberikan tanggapan yang Cukup Setuju bahwa dirinya dapat mencari karyawan yang
bisa membantu membuat laporan keuangan untuk mendukung perkembangan usaha.
Nilai standar deviasi sebesar 0.81 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil
dari nilai skor tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator
kontrol perilaku yang pertama tersebut. Untuk indikator kontrol perilaku yang kedua
diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.47 yang menunjukkan bahwa responden
memberikan tanggapan yang Setuju bahwa dirinya mampu menyewa tenaga ahli untuk
membantu membuat laporan keuangan. Nilai standar deviasi sebesar 0.89 menunjukkan
bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari nilai skor tertinggi dengan nilai skor
terendah dari jawaban responden atas indikator kontrol perilaku yang kedua tersebut.
Indikator kontrol perilaku yang ketiga mempunyai nilai rata-rata skor sebesar
3.57 yang menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang Setuju bahwa
dirinya tidak akan kesulitan dalam membuat laporan keuangan. Nilai standar deviasi
sebesar 0.94 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari nilai skor
tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator kontrol
perilaku yang ketiga tersebut. Untuk indikator kontrol perilaku yang keempat diperoleh
nilai rata-rata skor sebesar 3.52 yang menunjukkan bahwa responden memberikan
tanggapan yang Setuju bahwa dirinya beranggapan tidak akan kesulitan dalam
memahami laporan keuangan. Nilai standar deviasi sebesar 0.89 menunjukkan bahwa
17

terdapat kesenjangan yang kecil dari nilai skor tertinggi dengan nilai skor terendah dari
jawaban responden atas indikator kontrol perilaku yang keempat tersebut.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel kontrol perilaku
sebesar 3.45.

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pelaku UMKM

mempunyai kontrol perilaku berada pada kategori Setuju.

Deskripsi Variabel Minat
Variabel minat

pada penelitian ini diukur melalui 3 buah indikator. Hasil

tanggapan terhadap minat dapat dijelaskan pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Statistik Deskriptif Minat
Variabel
Minat

Indikator
Tertarik membuat
laporan keuangan
untuk perkembangan
usaha
Memilih membuat
laporan keuangan
untuk mendukung
perkembangan usaha
Berkeinginan
membuat laporan
keuangan dalam
waktu dekat ini

Frekuensi Jawaban
Responden
1
2
3
4
5

Total
skor

Ratarata

SD

0

5

27

23

5

208

3.47

0.77

0

5

20

26

9

219

3.65

0.84

0

6

21

22

11

218

3.63

0.90

Rata-rata Minat
Sumber: Data primer yang diolah (2014)

3.58

Berdasarkan tabel 7 di atas, tampak bahwa untuk indikator minat yang pertama
diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.47 yang menunjukkan bahwa responden
memberikan tanggapan yang Setuju bahwa dirinya tertarik membuat laporan keuangan
untuk perkembangan usaha. Nilai standar deviasi sebesar 0.77 menunjukkan bahwa
terdapat kesenjangan yang kecil dari nilai skor tertinggi dengan nilai skor terendah dari
jawaban responden atas indikator minat yang pertama tersebut. Untuk indikator minat
yang kedua diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.65 yang menunjukkan bahwa
responden memberikan tanggapan yang Setuju bahwa dirinya memilih membuat
laporan keuangan untuk mendukung perkembangan usaha. Nilai standar deviasi sebesar
18

0.84 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari nilai skor tertinggi
dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator minat yang kedua
tersebut. Untuk indikator minat yang ketiga diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 3.63
yang menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang Setuju bahwa dirinya
berkeinginan membuat laporan keuangan dalam waktu dekat ini. Nilai standar deviasi
sebesar 0.90 menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang kecil dari nilai skor
tertinggi dengan nilai skor terendah dari jawaban responden atas indikator minat yang
ketiga tersebut.
Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor variabel minat sebesar 3.58.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pelaku UMKM Setuju bahwa mereka
mempunyai minat yang tinggi atas penyusunan laporan keuangan.

Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat pengukur
dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian validitas
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel

Sikap

Norma Subyektif

Kontrol Perilaku

Minat

Indikator
Empirik
S1
S2
S3
S4
NS1
NS2
NS3
KP1
KP2
KP3
KP4
M1
M2
M3

Validitas
(Corrected item –
Total Correlation)
0.573
0.717
0.648
0.625
0.591
0.493
0.565
0.521
0.603
0.658
0.581
0.461
0.399
0.634

Sumber: Data primer yang diolah (2014)

19

Reliabilitas
(Cronbach’s
Alpha)
0.818

0.726

0.784

0.678

Semua indikator empirik masing-masing variabel mempunyai nilai r hit positif
dan r hit > r0,05 (0,214) sehingga indikator empirik yang diujikan tersebut dinyatakan
valid. Demikian halnya dengan uji reliabilitasnya, menunjukkan nilai Cronbach alpha
masing-masing variabel > 0,60 sehingga indikator-indikator empirik dari setiap variabel
tersebut dinyatakan reliabel.

Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
Uji Normalitas
Penggunaan analisis regresi berganda harus memenuhi salah satu syarat yaitu
bahwa dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual harus memiliki
distribusi normal. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Adapun hasil
uji normalitas disajikan pada Tabel 9. berikut ini.

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z
0,828
Asymp. Sig (2-tailed)
0,499
Sumber: Data primer yang diolah (2014)

Tabel 9. di atas menunjukkan bahwa angka Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,828
mempunyai nilai signifikan sebesar 0,499 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
distribusi data residualnya adalah normal.

Uji Multikolinearitas
Identifikasi multikolinearitas diantara variabel bebas (independent variable)
dapat diketahui dengan melihat nilai Tolerance dan VIF dari hasil output regresi.
Adapun hasil uji multikolinear disajikan pada Tabel 10. berikut ini.

Tabel 10. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance
VIF
Sikap
0.215
4.650
Norma Subyektif
0.215
4.647
Kontrol Perilaku
0,179
5.574
Sumber: Data primer yang diolah (2014)

20

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa berdasar pada nilai tolerance tampak bahwa
semua nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) >
0,10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Berdasar pada nilai
VIF tampak bahwa semua nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas (independent
variable) < 10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya.

Uji Heterokedastisitas
Identifikasi heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini
menggunakan uji glejser. Adapun hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 11.
berikut ini.
Tabel 11. Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel
t hitung
Sig
Sikap
1.782
0.080
Norma Subyektif
-1.364
0.178
Kontrol Perilaku
-0,875
0.385
Sumber: Data primer yang diolah (2014)

Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan uji glejser, koefisien
parameter untuk masing-masing variabel bebasnya tidak ada yang signifikan (angka sig
> 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam
model regresi.

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subyektif dan
kontrol perilaku terhadap minat pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan,
maka dilakukan uji parsial (Uji t) yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 12. berikut.

Tabel 12. Hasil Uji t dengan Minat Pelaku UMKM dalam Menyusun Laporan
Keuangan sebagi Variabel Dependen
Variabel
Koef B
t hitung
Sig
Sikap
0.169
2.069
0.043
Norma Subyektif
0.220
2.103
0.040
Kontrol Perilaku
0.348
3.948
0.000
Sumber: Data primer yang diolah (2014)

21

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa sikap mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat pelaku UMKM dalam menyusun laporan
keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 2.069 dengan angka signifikan 0.043
< 0.05 sehingga H1 yang menyatakan bahwa sikap (attitude) berpengaruh terhadap
minat (intention) pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan dapat diterima.
Norma subyektif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung
2.103 dengan angka signifikan 0.040 < 0.05 sehingga H2 yang menyatakan bahwa
norma subyektif berpengaruh terhadap minat (intention) pelaku UMKM dalam
menyusun laporan keuangan dapat diterima.
Kontrol perilaku mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung
3.948 dengan angka signifikan 0.000 < 0.05 sehingga H3 yang menyatakan bahwa
control perilaku berpengaruh terhadap minat (intention) pelaku UMKM dalam
menyusun laporan keuangan dapat diterima.

Pembahasan
Pengaruh Sikap terhadap Minat Pelaku UMKM dalam Menyusun Laporan
Keuangan
Hasil pengujian hipotesis membuktikan adanya pengaruh sikap terhadap minat
pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Arah koefisien regresi yang positif
menunjukkan bahwa semakin baik sikap maka semakin tinggi minat pelaku UMKM
dalam menyusun laporan keuangan.

Dari hasil analisis deskriptif memang terlihat

bahwa rata-rata responden pelaku UMKM mempunyai sikap dalam kategori setuju akan
pentingnya laporan keuangan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya pendapat dari
responden seperti misalnya mereka memandang bahwa laporan keuangan memiliki
peran penting agar dapat diperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan.
Sikap yang baik juga ditunjukkan dengan pendapat responden bahwa informasi dalam
laporan keuangan dapat membantu pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya.
Adanya sikap yang baik tersebut yang mempengaruhi minat pelaku UMKM dalam
menyusun laporan keuangan.
Temuan penelitian ini mendukung sejumlah penelitian sebelumnya yang
mengkaitkan antara sikap terhadap minat. Seperti misalnya temuan George (2004)
22

menunjukkan bahwa persepsi sikap mempunyai pengaruh positif terhadap minat
diadopsinya sistem e-ticketing. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Abadi dan Gharibpoor (2012) bahwa sikap berpengaruh terhadap minat
pengguna untuk menggunakan e-service.

Pengaruh Norma Subyektif terhadap Minat Pelaku UMKM dalam Menyusun
Laporan Keuangan
Hasil pengujian hipotesis membuktikan adanya pengaruh norma subyektif
terhadap minat pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Arah koefisien
regresi yang positif menunjukkan bahwa semakin baik norma subyektif maka semakin
tinggi minat pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Dari hasil analisis
deskriptif memang terlihat bahwa rata-rata responden pelaku UMKM mempunyai
norma subyektif pada kategori setuju.

Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya

pendapat dari responden yang menyatakan bahwa mitra binaan untuk UMKM
menyarankan mereka membuat laporan keuangan untuk membantu mendapatkan
tambahan modal. Demikian halnya adanya saran dari rekan-rekan pengusaha lainnya
agar responden mau menggunakan laporan keuangan untuk pengembangan usaha.
Adanya norma subyektif berupa pandangan-pandangan ataupun saran dari orang lain
yang dinilai baik tersebut pada akhirnya mempengaruhi minat pelaku UMKM dalam
menyusun laporan keuangan.
Temuan penelitian ini mendukung sejumlah penelitian sebelumnya yang
mengkaitkan antara norma subyektif terhadap minat.

Seperti misalnya temuan

Denbashi (2007) menyebutkan bahwa norma subjektif berpengaruh sebagai efek sosial
yang memiliki dampak signifikan terhadap minat untuk menggunakan e-tiketing.
Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Manzari (2008)
menunjukkan

adanya hubungan positif antara norma subjektif (subjective norm)

terhadap minat menggunakan sistem reservasi online.

Pengaruh Kontrol Perilaku terhadap Minat Pelaku UMKM dalam Menyusun
Laporan Keuangan
Hasil pengujian hipotesis membuktikan adanya pengaruh kontrol perilaku
terhadap minat pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Arah koefisien
regresi yang positif menunjukkan bahwa semakin baik kontrol perilaku maka semakin
23

tinggi minat pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Dari hasil analisis
deskriptif memang terlihat bahwa rata-rata responden pelaku UMKM mempunyai
kontrol perilaku pada kategori setuju. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya pendapat
dari responden yang menyatakan bahwa tidak akan banyak kesulitan dalam membuat serta
memahami laporan keuangan.

Responden juga menyatakan bahwa mereka dapat

mempekerjakan karyawan yang bisa membantu mereka untuk membuat laporan
keuangan untuk mendukung perkembangan usahanya. Dengan demikian, adanya
kontrol perilaku yang dinilai baik tersebut pada akhirnya mempengaruhi minat pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan.
Temuan penelitian ini mendukung sejumlah penelitian sebelumnya yang
mengkaitkan antara norma subyektif terhadap minat. Seperti misalnya temuan Arini
(2010) bahwa kontrol perilaku perepsian berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan sistem e-ticketing, dan penelitian Karami (2006) yang menyatakan bahwa
kontrol perilaku yang dirasakan menjadi hal penting lainnya dalam mempengaruhi
persepsi minat pengguna membeli tiket online.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat pelaku UMKM
dalam menyusun laporan keuangan.
2. Norma subyektif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan.
3. Kontrol perilaku mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan.

Implikasi Terapan
Implikasi terapan dari penelitian ini berkaitan dengan sarana yang diberikan atas
dasar hasil penelitian yang telah dilakukan. Untuk itu bebarapa saran yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaku UMKM diharapkan agar melakukan penyusunan laporan keuangan,
karena dengan adanya penyusunan laporan keuangan maka kegiatan-kegiatan
24

yang dilakukan-pun akan ada data-data atau laporannya secara detail. Hal ini
akan membuat kemudahan sebuah UMKM untuk beroperasi secara baik dan
efisien, serta UMKM tersebut pun akan dapat menganalisis kekurangankekurangan untuk menjadi sebuah lebih baik lagi kedepannya.
2. Pihak pemerintah dalam hal ini melalui dinas koperasi dan UMKM setempat
perlu melakukan pelatihan mengenai tata cara penyusunan laporan keuangan
sehingga pelaku UMKM menjadi tahu bagaimana menyusun laporan keuangan
tersebut. Hal ini tentunya akan dapat mendorong minat pelaku UMKM dalam
menyusun laporan keuangan.

Keterbatasan dan Agenda Penelitian
Penelitian ini tentu memiliki keterbatasan. Adapun sejumlah keterbatasan itu
diantaranya adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dalam penelitian ini hanya terdiri dari
tiga variabel, yaitu sikap, norma subjetif dan kontrol perilaku. Tentunya masih
terdapat faktor lain yang mempengaruhi minat pelaku UMKM dalam membuat
laporan keuangan. Untuk itu maka agenda penelitian mendatang disarankan
agar peneliti dapat menambah variabel lain yang dianggap dapat mempengaruh
minat dalam membuat laporan keuangan seperti: persepsi kegunaan (perceived
usefulness), keyakinan diri (self efficacy), skala usaha, atau variabel lainnya.
2. Penelitian ini hanya mengambil sampel dari satu wilayah saja yaitu pelaku
UMKM yang berada di Bandungan. Tentu saja temuan penelitian ini belum
bersifat general untuk keseluruhan pelaku UMKM di Indonesia. Untuk itu
maka agenda penelitian mendatang disarankan agar peneliti dapat memperluas
wilayah penelitian, atau melakukan studi perbandingan antar dua wilayah
misalnya.
3. Indikator empirik kedua dari variabel minat yakni “memilih membuat laporan
keuangan untuk mendukung perkembangan usaha” sesungguhnya tidak tepat
untuk mengukur minat, karena indikator empirik tersebut sudah menunjukkan
perilaku (behavior). Perilaku itu sendiri tidak akan muncul bilamana sesorang
sudah tidak memiliki minat. Untuk itu