Perdirjen 47 PB 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 47 /PB/2016
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan
Presiden Nomor 85 Tahun 2016 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Mengingat

: 1.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);

4.


Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2016 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 197);

5.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190 / PMK.05/ 2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:

1.

Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.

2.

Pegawai di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan adalah PNS dan Pegawai Lainnya yang
berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang diangkat
dalam suatu jabatan dan bekerja secara penuh pada satuan
organisasi di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.


3.

Pegawai Lainnya adalah pegawai yang diangkat pada jabatan
yang telah mendapat persetujuan dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.

4.

Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna
Anggaran (PA) untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.

5.

Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK
adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA

untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).

6.

Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang
selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah
pembayaran.

7.

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja
Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/ Satker
Kementerian Negara/Lembaga.


8.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut
DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan
sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan
kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya
disebut SPP-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK,
dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/
Bendahara Pengeluaran.

9.

10.

Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut
SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk
mencairkan dana yang bersumber dari DIPA dalam rangka
pembayaran tagihan kepada penerima hak/ Bendahara
Pengeluaran.


11.

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak, yang selanjutnya
disingkat SPTJM adalah Surat yang dibuat oleh KPA yang
memuat pernyataan bahwa seluruh pengeluaran untuk
pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai telah dihitung dengan
benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan
kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran.
-2-

12.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya
disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari Bendahara
Umum Negara untuk melaksanakan sebagian fungsi Kuasa
Bendahara Umum Negara.

13.


Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D
adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku
Kuasa Bendahara Umum Negara u.ntuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur petunjuk
pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
BAB III
PRINSIP DASAR PELAKSANAAN
Pasal 3
Pegawai yang mempunyai jabatan di lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, selain diberikan penghasilan
se suai
ketentuan peraturan perundang-undangan, diberikan
Tunjangan Kinerja setiap bulan.

Pasal 4
( 1)

Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
tidak diberikan kepada:
a.
b.

c.

d.

e.

f.

Pegawai di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang tidak mempunyai jabatan tertentu;
Pegawai di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang diberhentikan untuk sementara atau

dinonaktifkan;
Pegawai di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang diberhentikan dari jabatan
organiknya dengan diberikan uang tunggu dan belum
diberhentikan sebagai Pegawai;
Pegawai di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang diperbantukan/dipekerjakan pada
badan/instansi lain di luar lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Pegawai di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang diberikan cuti di luar tanggungan
negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa
persiapan pensiun; dan
Pegawai pada Badan Layanan Umum yang telah
mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012.


-3-

(2)

Ketentuan lebih lanjut mengenai Pegawai di Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tidak
diberikan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup dan kehutanan.

(3)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertanggung
jawab terhadap kebenaran pembayaran Tunjangan Kinerja.
Pasal 5

Alokasi dana pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan disediakan dalam
DIPA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pasal 6
(1)

Tunjangan Kinerja diberikan sesuai dengan besaran
Tunjangan Kinerja Pegawai sebagaimana Lampiran Peraturan
Presiden Nomor 85 Tahun 2016 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan seba ai berikut:
KELAS JABATAN

TUNJANGAN KINERJA
PER KELAS JABATAN

.

17

Rp22.842.000,00

2.

16

Rp17.413.000,00

3.

15

Rp12.518.000,00

4.

14

Rp 9.600.000,00

5.

13

Rp 7.293.000,00

6.

12

Rp 6.045.000,00

7.

11

Rp 4.519.000,00

8.

10

Rp 3.952.000,00

9.

9

Rp 3.348.000,00

10.

8

Rp 2.927.000,00

11.

7

Rp 2.616.000,00

12.1

6

Rp 2.399.000,00

13.

5

Rp 2.199.000,00

14.

4

Rp 2.082.000,00

15.

3

Rp 1.972.000,00

16.

2

Rp 1.867.000,00

17.

1

Rp 1.766.000,00

No.

(2)

Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat
dibayarkan terhitung mulai bulan April 2016.

2r

(1)

(3)

Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan dengan memperhitungkan capaian kinerja pegawai
setiap bulannya.
Pasal 7

(1)

(2)

Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang diangkat sebagai pejabat fungsional dan
mendapatkan tunjangan profesi maka tunjangan kinerja
dibayarkan sebesar selisih antara tunjangan kinerja pada
kelas jabatannya dengan tunjangan profesi pada jenjangnya.
Apabila tunjangan profesi yang diterima sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari pada tunjangan
kinerja pada kelas jabatannya maka yang dibayarkan adalah
tunjangan profesi pada jenjangnya.
Pasal 8

Pajak Penghasilan atas Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, dibebankan pada APBN pada tahun anggaran
bersangkutan.

BAB IV
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 9
( 1)

Pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilaksanakan oleh KPA
melalui penerbitan SPM-LS kepada rekening Pegawai.

(2)

Dalam hal pembayaran langsung ke rekening Pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dilaksanakan, maka:
a. Pembayaran Tunjangan Kinerja dilaksanakan melalui
SPM-LS ke rekening Bendahara Pengeluaran;
b. Bendahara
Pengeluaran
melakukan
pembayaran
Tunjangan Kinerja melalui transfer ke rekening Pegawai.
Pasal 10

(1)

PPK menyusun Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja untuk
kebutuhan setiap bulan.

(2)

Berdasarkan Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun Rekapitulasi
Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja.

(3)

Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) termasuk kebutuhan tunjangan pajak yang
ditanggung oleh Pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.

(4)

Berdasarkan Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan
Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PPK
mengajukan SPP-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja kepada
PPSPM.
5-

(5)

Pengajuan SPY LS sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilampiri dengan:
a. Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja; dan
b. Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja.
Pasal 11
Atas dasar SPP-LS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (4), PPSPM menerbitkan SPM-LS Pembayaran Tunjangan
Kinerja.
SPM-LS diterbitkan untuk kebutuhan pembayaran Tunjangan
Kinerja bulan berkenaan.
Dalam hal terjadi keterlambatan dalam pembayaran
Tunjangan Kinerja, SPM-LS dapat diajukan ke KPPN untuk
beberapa bulan sekaligus.
Pasal 12
SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja melalui rekening
Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
disampaikan ke KPPN mitra kerja dengan dilampiri dokumen
sebagai berikut:
a.

b.

c.
d.
(2)

SPTJM dari KPA yang dibuat sesuai dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Direktur Jenderal ini;
Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja yang
memuat kebutuhan pembayaran untuk seluruh Pegawai
yang berhak menerima tunjangan serta telah
memperhitungkan kewajiban pajak, yang dibuat sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal ini;
Daftar Nominatif Pembayaran Tunjangan Kinerja; dan
Surat Setoran Pajak (SSP).

SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
dengan memperhitungkan potongan Pajak Penghasilan.
Pasal 13

(1)

SPM-LS Pembayaran Tunjangan Kinerja melalui Bendahara
Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
disampaikan ke KPPN mitra kerja dengan dilampiri dokumen
sebagai berikut:
a. SPTJM dari KPA yang dibuat sesuai dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Direktur Jenderal ini; dan
b. Rekapitulasi Daftar Pembayaran Tunjangan Kinerja yang
memuat kebutuhan pembayaran untuk seluruh Pegawai
yang berhak menerima tunjangan serta telah
memperhitungkan kewajiban pajak, yang dibuat sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2)

SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
tanpa potongan Pajak Penghasilan.
-6-

(3)

Bendahara Pengeluaran sebagai wajib potong/wajib pungut
segera menyetorkan Pajak Penghasilan ke Kas Negara sesuai
perhitungan pajak yang seharusnya dipungut oleh Bendahara
Pengeluaran mengacu pada tata cara pemungutan dan
penyetoran pajak.
Pasal 14

(1)

Dalam hal terdapat sisa dana penyaluran pembayaran
Tunjangan Kinerja yang dibayarkan melalui Bendahara
Pengeluaran sebagairnana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2),
sisa dana dimaksud disetor ke Kas Negara paling lambat pada
akhir tahun anggaran.

(2)

Penyetoran ke Kas Negara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menggunakan Bukti Penerimaan Negara (BPN).
Pasal 15

Tata cara pengajuan SPM dan penerbitan SP2D dilakukan sesuai
ketentuan yang mengatur tentang tata cara pembayaran dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 16
(1)

Kekurangan Tunjangan Kinerja pada Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan sejak diberlakukannya peraturan ini,
dibayarkan dengan memperhitungkan Tunjangan Kinerja yang
selama ini telah diterima.

(2)

Pembayaran Kekurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan SPM-LS tersendiri
dengan dilampiri Rekapitulasi Daftar Kekurangan Pembayaran
Tunjangan Kinerja.

(3)

Rekapitulasi Daftar Kekurangan Pembayaran Tunjangan
Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang memuat
kebutuhan pembayaran untuk seluruh pegawai yang berhak
menerima tunjangan serta telah memperhitungkan kewajiban
pajak, yang dibuat sesuai dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 17

KPA wajib menyusun laporan keuangan dana pembayaran
Tunjangan Kinerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
instansi.

-7-

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, ketentuan
mengenai pembayaran tunjangan kinerja di lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PERI 7 / PB / 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Tun i angan
Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal

15

November

2016

„--DgniSTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

4

it.\\
V:fit

RWA 0 HARJOWIRYONO

-8-

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 47 /PB/2016 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA
PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN
1110UP DAN KEHUTANAN.


SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama •
(1)
2. NIP
(2)
3. Jabatan •
selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(3 )
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggung jawab
penuh atas pencairan dan penggunaan dana pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai sebesar Rp (4) ( ( 5 ) rupiah) termasuk
bertanggung jawab terhadap kebenaran perhitungan dan penyaluran kepada yang
berhak menerima.
Apabila di kemudian hari, atas pencairan dan penggunaan dana Tunjangan
Kinerja Pegawai tersebut di atas mengakibatkan terjadinya kerugian Negara maka
saya bersedia dituntut penggantian kerugian Negara tersebut sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bukti-bukti pengeluaran terkait dengan pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai disimpan sesuai ketentuan pada satuan kerja kami, untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.

(6)
Kuasa Pengguna Anggaran,
(7)

NIP.

-9-

(8)
(9)

20.

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

No

Keterangan

(1)

Diisi dengan nama lengkap KPA

(2)

Diisi dengan NIP KPA

(3)

Diisi dengan jabatan struktural KPA

(4)

Diisi jumlah rupiah penarikan dana dengan angka

(5)

Diisi jumlah rupiah penarikan dana dengan huruf

(6)

Diisi dengan tempat, tanggal, bulan, dan tahun

(7)

Diisi dengan nama Satuan Kerja

(8)

Diisi dengan nama lengkap KPA

(9)

Diisi dengan NIP KPA

v
(- •
IREKTUftlIENDERAL PERE ENDAHARAAN,
t

A

riv

HARJOWIRYONO t6z,

ti

REKAPITULASI DAFTA R PEMBAYARANTUNJANGA N K INERJAPEGAWA

z

Ura ian Kelas Ja ba tan

Jum lahTunjangan
Paja k
Jum la h

Tunjangan Kinerja per Ke las
Jaba tan

Ju m la hPenerima

2.

Potongan Pajak
Jum la hNe tto

-

ON

(c)

Is)

l o t)
Is)

I
t)

I

1-i

^. CI