Press Release Lampung

Berita Pers

KSEI dan Bank Mandiri Singgah di Bandar Lampung
Bandar Lampung, 6 November 2014 - Memasuki bulan November, PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) kembali menyelenggarakan sosialisasi Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan
Sekuritas). Setelah Banjarmasin, Padang, Solo dan Makassar, Bandar Lampung menjadi kota
kelima yang menjadi target sosialisasi Fasilitas AKSes.
Dikenal sebagai gerbang menuju wilayah Sumatera dari pulau Jawa, provinsi Lampung cukup
potensial untuk perkembangan berbagai industri. Saat ini, perekonomian masyarakat
Lampung ditopang dari 3 sektor utama, yaitu: pertanian, pertambangan dan perdagangan.
Kopi, teh dan rempah-rempah merupakan komoditas ekspor terbesar bagi daerah yang
berada di wilayah paling Selatan di pulau Sumatera ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Lampung yang dikutip dari laman
http://lampungprov.go.id, jumlah dana masyarakat Lampung yang tersimpan di Bank dalam
bentuk tabungan, giro dan deposito per tahun 2013 tercatat sekitar Rp 28 triliun. Banyaknya
jumlah dana masyarakat, rupanya belum diimbangi dengan pengetahuan berinvestasi yang
memadai. Dari jumlah tersebut, ternyata sektor jasa keuangan belum seluruhnya dikenal
dengan baik oleh masyarakat Lampung, termasuk industri pasar modal.
Zylvia Thirda, Kepala Unit Komunikasi Perusahaan KSEI menyampaikan banyak wilayah di
Indonesia yang masyarakatnya mampu secara ekonomi dan berpotensi sebagai basis
investor. Namun berdasarkan data yang ada, secara nasional masih kurang dari setengah

persen saja masyarakat yang telah memanfaatkan dananya di modal sebagai pilihan sarana
penanaman modal atau investasi. Masyarakat masih merasa lebih nyaman untuk melakukan
kegiatan investasi secara konvensional, diantaranya yang paling populer adalah
tanah/properti dan emas. Bahkan bagi sebagian masyarakat, masih umum yang
mengganggap penempatan dana dalam bentuk deposito di bank sebagai bentuk investasi.
Di provinsi Lampung sendiri, dana dalam bentuk deposito jumlahnya cukup besar
dibandingkan dengan tabungan. Berdasarkan data BPS provinsi Lampung per tahun 2013,
jumlah deposito telah mencapai sekitar Rp 15 triliun, hampir 2 kali lipat dari jumlah tabungan
yang sekitar Rp 8 triliun.
Masih kurangnya pemahaman mengenai pentingnya investasi dan juga keterbatasan
informasi maupun sarana yang tersedia untuk melakukan investasi merupakan salah satu
kendala utama mengapa masyarakat belum banyak mengenal cara dan pilihan berinvestasi,
khususnya investasi di pasar modal.

1/2

Kemudahan untuk memantau dan memastikan keberadaan aset investasi di pasar modal ini
juga diharapkan dapat menjawab keraguan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.
Masih enggannya masyarakat untuk berinvestasi di pasar karena dianggap tidak nyata atau
berwujud diharapkan dapat ditepis, karena seperti halnya dana di bank atau investasi

konvensional berupa tanah dan properti, investasi di pasar modal berupa saham, ORI dan
lainnya yang disimpan di KSEI juga jelas dan nyata keberadaannya serta dapat dicek kapan
saja secara mudah. Luasnya jaringan ATM Bank serta kemudahan penggunaannya
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan jumlah investor pasar
modal, tambah Zylvia. Berdasarkan data KSEI per akhir Oktober 2014, jumlah investor yang
login secara nasional hanya sekitar 13% dari sekitar 350.000 investor.
Sementara Ifwanriza, Manager Electronic Banking Bank Mandiri mengungkapkan, "Kami
berkomitmen untuk senantiasa mendukung pasar modal Indonesia, baik dalam mendukung
kebijakan dan program dari Regulator, maupun kebutuhan pelaku pasar modal. Apa yang
kami lakukan saat ini dengan meluncurkan Co-Branding Bank Mandiri dan AKSes KSEI
merupakan wujud nyata Bank Mandiri dalam mendukung secara penuh perkembangan Pasar
Modal Indonesia

2/2