RSUP Dr. Sardjito | File dan Dokumen

PENGENDALIAN GRATIFIKASI
DI RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

Apa itu GRATIFIKASI ?
Gratifikasi adalah pemberian uang, barang,

rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma,
dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan sengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik yang
berhubungan dengan jabatan atau tanpa
sarana elektronik yang berhubungan dengan
jabatan atau kewenangan.

DASAR HUKUM
Undang – undang nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara


Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
Undang – Undang nomor 31 tahun 1999 yang telah
diamandemen berdasarkan Undang – Undang nomor 20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang – Undang nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
HK.02.02/MENKES/306/2014 tentang Petunjuk Teknis
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

TIM PENGENDALIAN GRATIFIKASI RSUP Dr.
SARDJITO
Telah dibentuk Tim Pengendalian Gratifikasi

RSUP Dr. Sardjito dengan Surat Keputusan
Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito nomor
HK.02.04/ II / 8759 / 2014 tanggal 1 Agustus

2014

Timeline RSUP Dr. Sardjito menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

Tahun 2014
No
Uraian Kegiatan
1 Pembentukan Tim Pengendalian Gratifikasi RSS
2 Penyusunan Juknis Pengendalian Gratifikasi di RSUP Dr.
Sardjito
3 Penyusunan Formulir Konsultasi dan Pelaporan
Gratifikasi
4 Rapat Tim Pengendalian Gratifikasi RSS
5 Pengiriman Draft Juknis Pengendalian Gratifikasi kepada
seluruh anggota Tim melalui e-mail
6 Workshop Gratifikasi oleh Itjen Kemenkes RI
7 Penyiapan Ruang Unit Pengendalian Gratifikasi
8 Peresmian Ruang Unit/Tim Pengendalian Gratifikasi
9 Sosialisasi Anti Gratifikasi kepada seluruh Civitas
Hospitalia dan Mitra Kerja RSUP Dr. Sardjito, serta RS

Jejaring bersama Itjen Kementerian Kesehatan RI pada
acara HKN ke-50 di RSUP Dr. Sardjito

Agust
1

Sept
 

Okt
 

Nov
 

Des
 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


17

 

 

 

 

23

 

 

 

 
 

 

 
 
 

 
 
 

27-30
 
 

 
6
7

 


 

 

 

7

Timeline RSUP Dr. Sardjito menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
Tahun 2015 - Semester 1
No
Uraian Kegiatan
1 Rapat Pembahasan Juknis Pengendalian Gratifikasi
di RSUP Dr. Sardjito
2 Sosialisasi dan Pengisian Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Laporan Harta
Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN)
3 Pemasangan Banner / Tulisan Himbauan Anti
Gratifikasi untuk Satuan Kerja di Lingkungan RSUP
Dr. Sardjito. Contoh : "Terima kasih, kami melayani

dengan hati"
4 Membuat SE Penayangan Video Anti Gratifikasi
sebelum rapat
5 Pengusulan RSUP Dr. Sardjito sebagai Wilayah
Bebas Korupsi (WBK)
6 Rapat Rutin Tim Pengendali Gratifikasi RSUP Dr.
Sardjito
7 Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di RSUP Dr.
Sardjito dan Penanda tanganan komitmen anti
gratifikasi oleh RSUP Dr. Sardjito dan Rekanan
bersama Itjen Kemenkes
8 Sosialisasi melalui komputer billing di lingkungan
RSUP Dr. Sardjito

Jan

Feb

Mar


Apr

Mei

Jun

26

 

 

 

 

 

 


 

 

20 - 22

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

MG I

 

 

 

 

 

MG I

 

 

 

 

 

MG I

 

 

 

 

 

16

 

 

 

 

 

MG I

Timeline RSUP Dr. Sardjito menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
Tahun 2015 - Semester 2
No
Uraian Kegiatan
Juli Agts Sept Okt Nov Des
8 Pengesahan Juknis Pengendalian
Gratifikasi di RSUP Dr. Sardjito oleh
MG I  
 
 
 
Direktur Utama
 
9 Mapping data peningkatan kompetensi
 
 
 
 
 
dokter, contoh : PIT.
 
10 Rapat Rutin Tim Pengendali Gratifikasi
RSUP Dr. Sardjito
MG I MG I MG I MG I MG I MG I
11 Pendampingan RSUP Dr. Sardjito menuju
MG I
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
12 Pekan Anti Korupsi dan Gratifikasi di
RSUP Dr. Sardjito
 
 
 
 
  7 - 12
13 Penyusunan Laporan Kegiatan Tim
 
 
 
 
  MG
Pengendalian Gratifikasi RSS
III

KEGIATAN PENGENDALIAN
GRATIFIKASI RSUP Dr. SARDJITO
Peresmian UPG RSUP Dr. Sardjito oleh Inspektorat

Jenderal
Kementerian
Kesehatan
RI
pada
Peringatan HKN 2014 pada tanggal 7 Desember
2014
Teleconference Wilayah Bebas dari Korupsi
dengan Menteri Kesehatan RI pada tanggal 9
Januari 2015
Pembuatan banner, photo booth anti korupsi
Sosialisasi Pengisian LHKPN dan LHKASN bersama
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Peresmian UPG RSUP Dr. Sardjito oleh
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
RI pada Peringatan HKN 2014 pada tanggal 7
Desember 2014

Teleconference Wilayah Bebas dari Korupsi
dengan Menteri Kesehatan RI pada tanggal 9
Januari 2015

Pembuatan banner, photo booth anti korupsi

Sosialisasi Pengisian LHKPN dan LHKASN bersama
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Dokumen
LHKPN
LHKASN

Wajib
Mengisi

53
2.044

Jumlah SDM

Sudah
Mengumpulkan

48
1.867

Kirim ke Itjen

48
1.865

Ket

Belum
Mengumpulkan

5
177

 

2 orang baru
mengumpulkan ke SPI
tgl 15 Juni 2015

Sosialisasi Pengisian LHKPN dan LHKASN bersama
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Kegiatan Tim Pengendalian Gratifikasi mempersiapkan RSUP Dr.
Sardjito menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
Penandatanganan Komitmen di RSUP Dr. Sardjito
dalam rangka Penetapan Zona Integritas dalam
persiapan RSUP Dr. Sardjito sebagai Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani

YOGYAKARTA
Selasa Tgl 16/6/2015

ZI MENUJU WBK/WBBM

TAHAPAN PEMBANGUNAN
ZI MENUJU WBK
TAHAP
PENCANANG
AN

Penandatanganan
Pakta Integritas

PencaNangan
ZI

WBBM

TAHAP
PEMBANGU
NAN

TAHAP
PENILAI
AN

Fasilitasi/dorongan
dari UPI dan UPbI

Reviu TPN

9 DESEMBER – HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA
Diusulkan oleh
Pimp. K/L/P
(maks. 2 unit)

Tidak lulus

Tidak lulus

Proses
pembangunan
WBK

Penilaian
TPI

SATKER

WBK

20 PROGRAM
KEGIATAN WBK

•Indikator proses
•Indikator hasil
WDP – BPK
SAKIP C- MENPAN

Usulan
< 30 agst.

Lul
us
SEREMONIAL

Z
i

Penetapan
oleh
Kemenkes

Penilaian
TPN

WBBM
Lul
us

•Indikator proses
•Indikator hasil

Penetapan oleh
Menteri PAN dan RB

WDP – BPK
SAKIP C- MENPAN

Catatan :
Penetapan WBK/WBBM berlakuWRS.IRVEST_KES.11.2012
satu tahun, dan dpt dicabut apabila terbukti ada hal-hal yg menggugurkan indikator.
15

PENGERTIAN ZI,
WBK/WBBM.

Z
i

Zona
Zona Integritas
Integritas (ZI)
(ZI) adalah
adalah
sebutan
sebutanatau
ataupredikat
predikatyang
yang
diberikan
kepada
K/L
dan
diberikan kepada K/L dan
Pemda
Pemda yang
yang pimpinan
pimpinan dan
dan
jajarannya
jajarannya mempunyai
mempunyai niat
niat
(komitmen)
untuk
(komitmen)
untuk
mewujudkan
mewujudkan WBK/WBBM
WBK/WBBM
melalui
upaya
pencegahan
melalui upaya pencegahan
korupsi,
korupsi,reformasi
reformasibirokrasi
birokrasi
dan
dan peningkatan
peningkatan kualitas
kualitas
pelayanan
pelayananpublik.
publik.

WRS.IRVEST_KES.11.2012

16

WBK
DAN

WBB
M
Wilayah Bebas dari Korupsi
Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK) adalah sebutan atau predikat yang
(WBK)
adalah sebutan atau predikat yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang
memenuhi syarat indikator hasil WBK dan
memenuhi syarat indikator hasil WBK dan
memperoleh hasil penilaian indikator proses di
memperoleh hasil penilaian indikator proses di
atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini
atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK atas
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK atas
laporan keuangannya.
laporan keuangannya.

Wilayah
Wilayah Birokrasi
Birokrasi Bersih
Bersih dan
dan Melayani
Melayani
(WBBM)
sebutan atau predikat yang
(WBBM) adalah
adalah sebutan atau predikat yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi
diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi
syarat indikator hasil WBBM dan memperoleh hasil
syarat indikator hasil WBBM dan memperoleh hasil
penilaian indikator proses di atas 75 pada ZI yang
penilaian indikator proses di atas 75 pada ZI yang
telah memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian
telah memperoleh
opini Wajar Dengan Pengecualian 17
WRS.IRVEST_KES.11.2012

PENGERTIAN (PERMENPAN 52 TH 2014)
Zona
Integritas

ZI

Predikat yang diberikan kepada instansi
pemerintah yang pimpinan dan jajarannya
mempunyai komitmen untuk mewujudkan
WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi,
khususnya dalam hal pencegahan korupsi
dan peningkatan kualitas pelayanan
publik.

Wilayah Bebas Predikat yang diberikan kepada suatu unit
dari Korupsi
kerja yang memenuhi sebagian besar:
1.Manajemen Perubahan,
2.Penataan Tatalaksana,
3.Penataan Sistem Manajemen SDM,
4.Penguatan Pengawasan, dan
5.Penguatan Akuntabilitas Kinerja.

WBK

Wilayah
Birokrasi
Bersih dan
Melayani

Predikat yang diberikan kepada suatu unit
kerja yang memenuhi sebagian besar
indikator Menuju WBK + indikator
Penguatan Kualitas Pelayanan Publik .

PERAN UPI, UPbI, TPI
DI DALAM PEMBANGUNAN WBK
(Permen PAN dan RB 60/2012)

Z
i

UPI

Unit Penggerak Integritas (UPI) adalah unit kerja
yang ditugasi untuk memberikan dorongan dan
dukungan administratif dan teknis kepada unit
kerja dalam melaksanakan kegiatan pencegahan
korupsi. Tugas UPI secara ex-officio dilaksanakan
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
pada masing-masing K/L dan Pemda.

UPbI

Unit Pembangun Integritas (UPbI) untuk
mendorong terwujudnya WBK/WBBM pada
masing-masing instansi. Unsur-unsur UPbI
terdiri dari Sekretariat dan unit kerja/satuan
kerja di luar APIP. UPbI dan UPI bekerja sama
untuk
mempercepat
pembangunan
Zona
Integritas.
WRS.IRVEST_KES.11.2012

19

MEMBANGUN 20 INDIKATOR PROSES
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

UNSUR INDIKATOR PROSES
Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas
Pemenuhan Kewajiban LHKPN
Pemenuhan Akuntabilitas kinerja
Pemenuhan Kewajiban Laporan keuangan
Penerapan Kebijakan Disiplin PNS *)
Penerapan Kode Etik Khusus
Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik *)
Penerapan whistle blower system Tindak Pidana
Korupsi
Pengendalian gratifikasi
Penanganan benturan kepentingan (conflict of
interest)
Kegiatan Pendidikan/ Pembinaan & Promosi Anti
Korupsi
Pelaksanaan saran perbaikan yg diberikan o/
BPK/KPK/APIP
Kebijakan pembinaan purna tugas *)
Pelaporan transaksi keuangan yang tidak wajar oleh
PPATK
Promosi jabatan secara terbuka *)
Rekruitment secara terbuka
Mekanisme pengaduan masyarakat
WRS.IRVEST_KES.11.2012
E-Procurement

BOBOT
(%)
5
6
6
5
5
4
6
6
6
6
6
5
4
6
3
3
6
6

20

PEMENUHAN 8 INDIKATOR HASIL (BERSIFAT MUTLAK)
NO

INDIKATOR

NILAI

CARA MENGHITUNG

Minimal 7,0 Berdasarkan Hasil Survei KPK

Hasil
survei

1

Nilai Integritas (Indeks)

2

Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik

Minimal
550

3

Persentase Kerugian Negara(KN) yang
belum diselesaikan

0%

Nilai KN yang diselesaikan dibagi nilai KN yang
ditemukan - dalam 2 tahun terakhir

4

Persentase Maksimum Temuan In-Efektif
(% anggaran)

3%

Nilai temuan in-efektif dibagi dengan anggaran
unit kerja - dalam 2 tahun terakhir

5

Persentase Maksimal Temuan In-efisien (%
anggaran)

5%

Nilai temuan in-efisien dibagi dengan anggaran
unit kerja - dalam 2 tahun terakhir

6

Persentase maksimal jumlah pegawai yang
dijatuhi hukuman disiplin karena
penyalahgunaan keuangan

1%

7

Persentase Pengaduan Masyarakat Yang
Belum Ditindaklanjuti

5%

8

Persentase Pegawai Yang Melakukan
tindak Pidana Korupsi

0%

WRS.IRVEST_KES.11.2012

Berdasarkan Permenpaan dan RB No.38/2012

Jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
dibagi dengan jumlah seluruh pegawai yang ada di
dalam unit kerja
Jumlah pengaduan masyarakat yang belum
diselesaikan dibagi dengan jumlah pengaduan
masyarakat yang masuk ke unit kerja
Jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman karena
KKN dibagi dengan jumlah seluruh pegawai yang
ada di dalam unit kerja
21

Kategori GRATIFIKASI
Gratifikasi yang Dianggap Suap
Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap

GRATIFIKASI yang dianggap SUAP
Marketing fee atau imbalan yang bersifat

transaksional yang terkait dengan pemasaran
suatu produk;
Cashback yang diterima instansi yang
digunakan untuk kepentingan pribadi;
Gratifikasi yang terkait dengan pengadaan
barang dan jasa, pelayanan publik, atau
proses lainnya; dan
Sponsorship yang terkait dengan pemasaran
satau penelitian suatu produk.

GRATIFIKASI yang TIDAK dianggap SUAP
Gratifikasi yang tidak dianggap suap yang

terkait kedinasan yaitu pemberian yang
diterima secara resmi oleh Aparatur
Kementerian Kesehatan sebagai wakil resmi
instansi dalam suatu kegiatan dinas, sebagai
penghargaan atas keikutsertaan atau
kontribusinya dalam kegiatan tersebut; dan
Gratifikasi yang tidak dianggap suap yang
terkait kedinasan.

CONTOH KASUS
GRATIFIKASI yang dianggap SUAP

Marketing fee..
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk uang/barang/fasilitas seminar

kesehatan/fasilitas lainnya secara langsung dari perusahaan obat atau
langsung dari perusahaan alat kesehatan, sebelum jenis obat tertentu
diresepkan oleh profesi kesehatan atau sebelum alat kesehatan tertentu
direkomendasikan atau sebelum ditetapkannya keputusan-keputusan lainnya
dalam kewenangannya atau dalam kekuasaannya selaku Aparatur
Kementerian Kesehatan , padahal patut diduga bahwa penerimaan gratifikasi
tersebut dapat menimbulkan konflik kepentingan.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari pihak produsen/distributor

obat karena meresepkan obat baik di dalam maupun di luar formularium.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari pihak produsen/distributor

alat kesehatan karena mengusulkan atau menetapkan merk atau jenis alat
kesehatan tertentu yang digunakan.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk uang/barang/fasilitas yang

berhubungan jabatannya atau kewenangannya terkait kegiatan/proses
pemasukan jenis obat/alat kesehatan tertentu ke dalam daftar
obat/formularium di rumah sakit yang bertentangan dengan kewajiban atau
tugasnya.

Marketing fee..
Penerimaan gratifikasi, padahal diketahui atau patut diduga bahwa pemberian

tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya atau dalam kekuasaan atau
kewenangannya dalam menjalankan profesi kesehatan yang bertentangan
dengan kewajibannya.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk uang/barang/fasilitas seminar

kesehatan/fasilitas lainnya, padahal diketahui atau patut diduga bahwa
uang/barang/fasilitas seminar kesehatan/fasilitas lainnya tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan selaku Aparatur Kementerian Kesehatan
yang berhubungan dengan jabatannya atau menurut pikiran orang yang
memberikan uang/barang/fasilitas seminar kesehatan/fasilitas lainnya ada
hubungan dengan jabatan atau profesi kesehatannya.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun oleh Tim Penetapan Formularium

Obat baik secara pribadi maupun kolektif terkait penetapan suatu merk obat
yang akan digunakan.
Penerimaan gratifikasi dari distributor alat kesehatan (alkes) dalam penentuan

jenis dan merk alat kesehatan sehubungan dengan kegiatan Kerja Sama
Operasional (KSO) atau konsinyasi.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk kompensasi dalam rangka promosi

produk.

Cashback..

Penerimaan gratifikasi dari lembaga

keuangan (bank terkait pengelolaan gaji,
pinjaman dan tabungan pegawai (misal :
komisi, voucher, uang, barang, dan
sebagainya).
Penerimaan gratifikasi dari hotel dan/atau biro

travel tertentu sebagai akibat dari kontrak
hotel/biro travel dalam pelaksanaan
pertemuan atau perjalanan dinas.

Terkait pengadaan
barang/jasa..

Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari mitra

kerja/rekanan sebelum, pada saat dan/atau sesudah
proses pengadaan barang/jasa.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari mitra

kerja atas pemeriksaan jasa pelayanan penunjang.
(Misal : Pemeriksaan laboratorium, Radiologi,
pengiriman resep keluar rumah sakit, dan lain-lain.)
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk pemberian pulsa

dan makanan dari rekanan sebagai tanda terima kasih.

Sponsorship..
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk pembiayaan untuk

mengikuti atau menghadiri penelitian, baik bagi peserta maupun
narasumber yang dibiayai atau disponsori secara individu oleh
produsen, distributor obat/alat kesehatan/makanan/susu.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk bantuan tiket perjalanan

dari produsen, distributor obat/alat kesehatan/makanan/susu
dalam rangka keperluan pribadi dan/atau dinas tanpa melalui
institusi.
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk fasilitas akomodasi dan

transportasi dari produsen, distributor obat/alat
kesehatan/makanan/susu kepada pegawai RSUP Dr. Sardjito
(misal : fasilitas hotel, fasilitas mobil, dan sebagainya).
Penerimaan gratifikasi dalam bentuk pembiayaan short course

kesehatan di dalam maupun di luar negeri kepada individu atau
pribadi.

Layanan Publik..

Penerimaan gratifikasi dari pasien kepada petugas

rumah sakit agar pasien didahulukan dalam pelayanan.
Penerimaan gratifikasi dari pasien/keluarga dalam

rangka mendapatkan fasilitas ruang rawat inap.
Penerimaan gratifikasi dalam rangka pelayanan

kesehatan kunjungan rumah, penggunaan ambulans
pada jam kerja dengan tambahan biaya diluar tarif
resmi.
Penerimaan gratifikasi dalam rangka pemberian

rekomendasi untuk tenaga kesehatan warna negara
asing yang memberikan pelayanan kesehatan di
Indonesia.

Layanan Publik..

Penerimaan gratifikasi dalam rangka penerimaan

pegawai atau mahasiswa baru/Tugas Belajar,
penetapan lokasi pelaksanaan internship tenaga
kesehatan.
Penerimaan gratifikasi dalam rangka pengurusan

kepegawaian (misal : surat keputusan mutasi
kepegawaian, penetapan peserta tugas belajar
dan penetapan angka kredit).
Penerimaan gratifikasi dalam rangka pengurusan

izin Material Transfer Agreement (MTA),
persetujuan etik penelitian (ethical clearance),
pemberian data hasil penelitian.

CONTOH KASUS
GRATIFIKASI yang
TIDAK dianggap SUAP

Sponsorship..

Penerimaan gratifikasi (doorprize, event olahraga, dan

sebagainya) dalam rangka perayaan/hari besar institusi yang
dibiayai oleh sponsor, produsen, distributor obat/alat
kesehatan dan/atau pihak ketiga yang diberikan kepada
RSUP Dr. Sardjito melalui Direksi.
Penerimaan gratifikasi dari bank pengelola dana APBN yang

diberikan melalui Direksi dalam rangka pengembangan RSUP
Dr. Sardjito atau perayaan/hari besar RSUP Dr. Sardjito.
Penerimaan gratifikasi dari sponsor yang ditujukan untuk

penelitian kepentingan pengembangan formularium,
pengembangan alat kesehatan, penelitian yang berhubungan
dengan uji coba penggunaan obat, mengikuti seminar
nasional/internasional dan/atau kegiatan lain yang sejenis,
jika mekanisme pengelolaannya melalui RSUP Dr. Sardjito.

CONTOH PELAPORAN GRATIFIKASI KE KPK

Boneka Kristal seharga Rp 3.000.000,dari Prof Du Jian Tsai – Mitra Kerja dari Taiwan

Format Laporan ke KPK

Distribusi Barang Gratifikasi Kls 3
Bangsal Dahlia dan Melati

PELAPORAN GRATIFIKASI
ONLINE MELALUI WEB
KEMENKES

KPK

15 hari

30 hari

5 hari

5 hari

5 hari

Apa yang harus dilakukan?
Jika mengetahui atau mengalami praktik

gratifikasi, laporkan ke :
1. Tim Pengendalian Gratifikasi RSUP Dr.

Sardjito
2. Website Kementerian Kesehatan RI :
https://gratifikasi.ropeg-kemenkes.or.id/
3. Website KPK : http://www.kpk.go.id/

SISTEM INFORMASI
PELAPORAN GRATIFIKASI
https://gratifikasi.ropeg-kemenkes.or.id

MEKANISME
PELAPORAN GRATIFIKASI ONLINE
YBS/UPG
1A

ENTRY
PELAPORAN
1. Data
Pribadi
2. Data
Gratifikasi
3. Bukti

PERIKSA
LAPORAN/
MONITORIN
G LAPORAN

UPG
SATKER
2A

VALIDASI
PELAPORAN

UPG UNIT
UTAMA
2B

VALIDASI
PELAPORAN

UPG
PUSAT
VALIDASI 3
PELAPORA
N
PENGANTA 4
R
KE KPK

FEEDBACK
DARI KPK

5

FEEDBACK 6
KE
SATKER/YB
S

Halaman Home

Halaman Entry Data Pelapor

Halaman Entry Data Laporan

Halaman Data Laporan

Halaman Print Data Laporan

INPRES 7 TAHUN 2015
AKSI PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN KORUPSI

,

Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK)

Peraturan Presiden No 55 Tahun 2012
Tentang
STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
KORUPSI JANGKA PANJANG TAHUN 2012-2025 DAN JANGKA
MENENGAH TAHUN 2012-2014

AKSI PPK TAHUN 2015
(AKSI KE-2 untuk penanggung jawab
Kemenkes)
AKSI

Pelaksanaan
upaya
pengendalia
n Gratifikasi
di
Kementerian
Kesehatan

KRITERIA
UKURAN
KEBERHASI KEBERHASILAN
LAN
Meningkatny
a efektifitas
pengendalia
n gratifikasi

TARGET CAPAIAN AKSI

1. Berfungsinya
1. Bimtek untuk 4 UPG RS
UPG pada satuan terpilih salah satunya
kerja BLU Rumah ( RSUP Dr Sardjito )
Sakit
2. Terbentuknya
komitmen antara
Satuan Kerja
dengan Mitra
Kerja tentang
pengendalian
gratifikasi

2. Fasilitasi pemahaman
Permenkes No.14/2014
oleh 4 BLU RS terpilih
dengan mitra kerja dan
seluruh pegawai RS
3. Terlaksananya
pembahasan komitmen
bersama antara pimpinan
Satker di 4 BLU RS dengan
mitra kerja
4. Terlaksananya
penandatanganan
komitmen bersama di 4
BLU RS dengan mitra kerja
5. Laporan pengendalian

DATA DUKUNG

Laporan kegiatan
Bimtek
(undangan, daftar
hadir, materi,
dokumentasi)
- Laporan fasilitasi

- Draf komitmen
bersama

- Komitmen
bersama yg sudah
ditantatangani
- Scan laporan
pengendalian
gratifikasi

PERSIAPAN
RSUP DR SARDJITO
MENJADI WILAYAH BEBAS KORUPSI
( WBK )

PREASSESMENT ZI
 Pada tanggal 9 SD 10

September 2015
dilakukan di RSUP Dr
Saedjito pendampingan
oleh Tim Dri Itjen
Kemenkes dan Tim WBK
RSUP dr Sardjito

SYARAT PENGAJUAN
SATKER BERPREDIKAT WBK
1. Pada level instansi pemerintah:
a. Opini WTP dari BPK atas opini LK.
b. Nilai AKIP minimal “CC”.
2. Pada level unit kerja:
a. Setingkat Es I sd Es III.
b. Memiliki peran dan penyelenggaraan fungsi

pelayanan strategis.
c. Dianggap telah melaksanakan programprogram reformasi birokrasi secara baik.
d. Mengelola sumber daya yang cukup besar.

SYARAT PENGAJUAN
SATKER BERPREDIKAT WBBM
1. Pada level instansi pemerintah:
a. Opini WTP dari BPK atas LK selama

minimal 2 tahun berturut-turut.
b. Nilai AKIP minimal “CC”.
2. Pada level unit kerja:
Sebelumnya telah mendapat predikat WBK.

LINGKUP KEGIATAN
1) Pre Assessment
2) Pendampingan terhadap satuan kerja oleh

unit utama
3) Self Assessment
4) Penyampaian laporan hasil self
assessment kepada Menteri Kesehatan
5) Pengusulan satker yang diusulkan untuk
mendapatkan predikat menuju WBK dan
WBBM dari Kemenkes ke Menpan & RB
6) Reviu oleh Tim Penilai Nasional (Menpan,
KPK, Ombudsman)

Yang Perlu dipersiapkan
1.Internalisasi WBK >> Bersihkan satker

dari Korupsi, Pelajari Permenpan 52 Th
2014
2.Tuntaskan TL HA Itjen, BPK, BPKP
3.Tuntaskan LHKPN & LHKASN
4.Bentuk Tim
5.Siapkan data SDM, Data Keuangan
6.Scan Semua Dokumen Terkait
7.Persiapan pelaksanaan penilaian oleh TPI
& TPN

Yang Perlu dipersiapkan
1.Internalisasi WBK >> Bersihkan satker

dari Korupsi, Pelajari Permenpan 52 Th
2014
2.Tuntaskan TL HA Itjen, BPK, BPKP
3.Tuntaskan LHKPN & LHKASN
4.Bentuk Tim
5.Siapkan data SDM, Data Keuangan
6.Scan Semua Dokumen Terkait
7.Persiapan pelaksanaan penilaian oleh TPI
& TPN

KOMPONEN YANG HARUS DIBANGUN
PADA
SATUAN KERJA(60%)
TERPILIH
PENGUNGKIT

HASIL (40%)
Peningkatan
Pelayanan
Publik

Pemerintah
yang Bersih
dan Bebas
KKN

PERBAIKAN DAN PEMBELAJARAN

KOMPONEN PENGUNGKIT &
INDIKATOR HASIL
N
0

KOMPONEN
PENGUNGKIT
(60%)

BOBO
T

1.

Manajemen
Perubahan

5%

2.

Penataan
Tatalaksana

5%

3.

Penataan Sistem
Manajemen SDM

15%

4.

Penguatan
Akuntabilitas
Kinerja

10%

5.

Penguatan
Pengawasan

15%

6.

Penguatan
Kualitas

10%

N
O

INDIKATOR
HASIL (40%)

BOBO
T

1.

Terwujudnya
Pemerintahan
yang Bersih dan
Bebas KKN

20%

2.

Terwujudnya
Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
Publik kepada
Masyarakat

20%

INDIKATOR KOMPONEN PENGUNGKIT
N
O

KOMPONEN
PENGUNGKIT

INDIKATOR

I.

MANAJEMEN
PERUBAHAN

1.Penyusunan Tim Kerja
2.Dokumen Rencana Pembangunan
Zona Integritas menuju
WBK/WBBM
3.Pemantauan dan Evaluasi
Pembangunan Zona Integritas
menuju WBK/WBBM
4.Perubahan Pola Pikir dan Budaya
Kerja

II.

PENATAAN
TATALAKSANA

1.Prosedur Operasional Tetap
Kegiatan Utama;
2.E-Office
3.Keterbukaan Informasi Publik

III. PENATAAN SISTEM
MANAJEMEN SDM

1.Perencanaan Kebutuhan Pegawai
sesuai dengan Kebutuhan
Organisasi
2.Pola Mutasi Internal
3.Pengembangan Pegawai Berbasis

INDIKATOR KOMPONEN PENGUNGKIT
N
O

KOMPONEN
PENGUNGKIT

INDIKATOR

IV.

PENGUATAN
AKUNTABILITAS

1.Keterlibatan Pimpinan
2.Pengelolaan Akuntabilitas
Kinerja

V.

PENGUATAN
PENGAWASAN

1.Pengendalian Gratifikasi
2.Penerapan Sistem Pengawasan
Internal Pemerintah (SPIP)
3.Pengaduan Masyarakat
4.Whistle Blowing System
5.Penanganan Benturan
Kepentingan

VI.

PENINGKATAN
KUALITAS
PELAYANAN
PUBLIK

1.Standar Pelayanan
2.Budaya Pelayanan Prima
3.Penilaian Kepuasan Terhadap
Pelayanan

Manajemen Perubahan
Tim Kerja (1)

68

Manajemen Perubahan
Pemantauan

69

Penataan
Tatalaksana
Prosedur

70

Penataan Tatalaksana
Keterbukaan

71

Penataan Sistem Manajemen SDM
Perencanaan

72

Penataan Sistem Manajemen SDM
Penetapan

73

Penguatan Akuntabilitas Kinerja
keterlibatan pimpinan (5)

74

Penguatan Pengawasan
Pengendalian Gratifikasi (3)

75

Penguatan Pengawasan
Whistle-Blowing Syste

76

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Standar Pelayanan (3)

77

HASIL (40)
Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN

78

WBBM

1.Nilai Total
Pengungkit dan
Hasil Min 75.
2.Nilai Terwujudnya
Pemerintah yg
Bersih dan bebas
KKN Min 18.
a.Survei Persepsi
Anti Korupsi Min
13,5
b. Persentase TLHP
Min 3,5

WBK

SYARAT PENETAPAN WBK/WBBM
1.Nilai Total
Pengungkit dan
Hasil Min 85.
2.Nilai Terwujudnya
Pemerintah yg
Bersih dan bebas
KKN Min 18.
a.Survei Persepsi
Anti Korupsi Min
13,5.
b. Persentase TLHP
Min 3,5.
3. Nilai Terwujudnya
Kualitas Yan Publik
Min 16.

USULAN 2015
DITJEN P2PL
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dit P2B2
BBTKLPP Surabaya
BBTKL Yogyakarta
KKP Klas I Tanjung Periuk
KKP Klas II Semarang
KKP Klas II Padang

BADAN LITBANG KES
1.
2.
3.
4.

SETJEN ??

5.
6.

BINFAR
7.
DITJEN BUK
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Balai Besar Litbang Vektor dan
Reservoir Penyakit Salatiga
Balai Besar Litbang Tanaman
Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu
Balai Litbang Biomedis Papua
Balai Penelitian Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium Magelang
Balai litbang Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang
Donggala
Balai Litbang Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang
Banjar Negara
Balai Litbang Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang
Tanah Bumbu

2014 MENDAPAT
PENGHARGAAN
MENKES SBG SATKER
YG MENERAPKAN
INDIKATOR WBK:
1.
2.
3.

1.
2.

RSUP KARIADI
SEMARANG
RSUP FATMAWATI
POLTEKKES
JAKARTA 3

BADAN PPSDM
Poltekkes Menado
Poltekkes Jakarta II

DITJEN GIKIA
Balai Kesehatan Olahraga
Masyarakat (BKOM)
Bandung

TERIMA KASIH
STOP GRATIFIKASI, MARI MELAYANI

DENGAN HATI ..