PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS DAN WEB QUALITY TERHADAP MINAT BELI E-TICKETING PESAWAT DENGAN TRUST SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNA TRAVELOKA)
PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED
MINAT BELI E-TICKETING PESAWAT
DENGAN TRUST SEBAGAI
VARIABEL
INTERVENING
(STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNA TRAVELOKA)
1 2 Berta Vianny Pratiwi , Raisa Pratiwi Juruan Akuntansi STIE Multi Data Palembange-mail:
Abstrak
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan,Persepsi Manfaat dan Kualitas Web terhadap Minat Beli e-ticketing pesawat yang dimediasi oleh
Kepercayaan pada para pengguna Traveloka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,
dengan menyebarkan kuesioner secara online melalui google form dan sebanyak 400 responden. Teknik
analisis data yang digunakan adalah Struktur Equation Model dengan alat uji software SmartPLS. Hasil
penelitian menunjukkan Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan
dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli. Persepsi Manfaat dan Kualitas Web berpengaruh
signifikan terhadap Kepercayaan dan Minat Beli. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
Kepercayaan memediasi secara penuh pengaruh Persepsi kemudahan penggunaan terhadap Minat Beli.
Sedangkan Kepercayaan memediasi secara parsial pengaruh Persepsi Manfaat dan Kualitas Web
terhadap Minat Beli.
Kata Kunci: Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat, Kualitas Web, Kepercayaan, Minat
Beli.
Abstact
The purpose of this research was to determine the impact of Perceived Ease of Use, PerceivedUsefulness and Web Quality on Intention to Buy Airline e-ticketing mediated by Trust in Traveloka Users.
This research used quantitative research methods by distributing questionnaires online through google
form and as many as 400 respondents. Structure Equation Model with SmartPLS software testing tool
was the Data Analysis Technique for this research. The results showed the Perceived Ease of Use has a
significant impact on trust and does not have a significant impact on Intention to Buy. Perceived
Usefulness and Web Quality has a significant impact on Trust and Intention to Buy. The results also
showed that Trust fully mediated the influece of Perceived ease of Ease on Intention to Buy. While Trust
partially mediated the influence of Perceived Usefulness and Web Quality on Intention to Buy.Keyword: Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Web Quality, Trust, Intention to Buy.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang, setiap kegiatan kita pasti tidak luput dari pemakaian teknologi dikarenakan setiap bertambahnya tahun maka kecanggihan dari sistem informasi juga semakin maju, dan menyebabkan segala sesuatu diatur secara teknologi. Dampak yang sangat besar dapat kita rasakan apalagi dalam kegiatan bisnis, dengan adanya teknologi informasi para pengguna teknologi merasa sangat terbantu karena teknologi banyak memberikan kemudahan. Dengan bertambah majunya teknologi sistem informasi semakin banyak juga pengaruhnya pada bidang akuntansi.
Perkembangan internet ini memberikan prospek yang sangat bagus bagi para pengusaha yang ingin bergerak pada bidang bisnis secara online atau yang kita kenal dengan sebutan e-
commerce . Perdagangan elektronik (e-commerce) merupakan kegiatan menjual atau
membeli barang/jasa atau transimisi dana/data melalui jaringan elektronik, terutama internet. Kegiatan yang padat dan kebutuhan yang banyak membuat sebagian masyarakat lebih memilih melakukan pembelian melalui online karena lebih praktis. Dalam bidang akuntansi sekarang, pekerjaan setiap perusahaan pun sudah tergantikan oleh komputer. Perkembangan sistem informasi berbasis komputer sangat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat sekarang.
Sistem informasi akuntansi dan e-commerce merupakan alat yang paling banyak digunakan untuk mengembangkan dunia bisnis. E-commerce memiliki hubungan yang kuat dengan sistem informasi akuntansi (SIA). Sistem informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengontrol masalah keamanan dalam hal e-commerce dan juga dalam hal sistem catatan yang telah dibuat oleh perusahaan untuk menjaga sistem akuntansi dalam fungsi yang berhubungan dengan penjualan, proses pembelian, serta dalam pengambilan keputusan. (Oriental journal of computer science and technology, 2018)
Salah satu bisnis online yang dibutuhkan oleh konsumen adalah pembelian tiket secara
online atau e-ticketing karena masyarakat dapat menghemat waktu. Menurut (Lee & G,
2010) E-ticketing adalah bentuk inovasi teknologi dalam bidang e-commerce dimana proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan dapat diproses tanpa harus mengeluarkan
paper ticket . E-ticketing dapat mengurangi biaya proses tiket dan meningkatkan fleksibilitas
penumpang. Pembelian e-ticketing dapat menarik perhatian dari konsumen karena beberapa hal, diantaranya pembelian tiket secara online tiket lebih mudah diperoleh karena bisa melakukan pembelian kapan saja dan dimana saja.
Berikut Jumlah pemudik menurut alat transportasi disajikan dalam Tabel 1.1:
Tabel 1.1 Jumlah Pemudik (Orang) Menurut Alat Transportasi Tahun 2014 – 2018 Tahun Alat Transportasi Pesawat Kereta Api Bus Kapal Laut2014 4.043.769 3.897.225 5.231.389 910.823 2015 3.570.248 3.931.712 4.697.945 883.681 2016 4.922.176 4.080.319 4.416.119 931.664 2017 5.299.513 4.402.416 4.425.702 947.266 2018 5.740.000 4.730.000 4.280.000 980.000
Sumber: (Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, 2018) Data dan tabel diatas menunjukkan jumlah pemudik berdasarkan alat transportasi yang terdiri dari pesawat, kereta api, bus, dan kapal laut. Moda transportasi yang paling banyak digunakan adalah pesawat. Hal ini cukup membuktikan bahwa daya tarik masyarakat untuk berpergian mengalami peningkatan dan pesawat menjadi salah satu alat transportasi favorit yang digunakan untuk berlibur. Karena kebutuhan akan alat transportasi inilah, semakin banyak travel agent bermunculan di Indonesia.
Jika zaman dulu masih sangat susah untuk mencari tiket pesawat dan kamar hotel dikarenakan harga yang mahal, akan tetapi dengan bertambah majunya teknologi semuanya terasa mudah dan simple. Banyak pelaku bisnis mulai menerapkan dan mengembangkan usaha yang dikelola secara online melalui website dan aplikasi mobile. Disamping untuk menghemat biaya, juga mempermudah para konsumen dalam menikmati produk-produk yang ditawarkan perusahaan.
Diantara banyaknya online travel agent yang ada di Indonesia, PT Traveloka Indonesia merupakan salah satu top travel agent di Indonesia (SimilarWeb, 2018). Traveloka memiliki banyak keunggulan yaitu proses pemesanan yang mudah dan prosesnya cepat, pembayaran pun beragam bisa melalui m-banking, credit card, atm, dan lain-lain. Peneliti memfokuskan penelitian ini hanya pada pembelian tiket pesawat di Traveloka, karena pada awal berdirinya yaitu tahun 2013, Traveloka hanya melayani pembelian tiket pesawat baru beberapa tahun kemudian setelahnya Traveloka membuka pelayanan booking hotel.
Pada Tabel 1.2 menunjukkan peringkat beberapa situs penjualan e-ticketing yang ada di Indonesia menurut situs (SimilarWeb, 2018)
Tabel 1.2 Situs Penjualan Tiket Pesawat Di IndonesiaPeriode Mei 2018 No Nama Situs Peringkat Jumlah Pengunjung (juta orang perdi Indonesia hari)
1 Traveloka 13,04 Juta
2 Tiket.com 6,60 Juta
3 Booking.com 3,25 Juta
4 Pegipegi.com 2,35 Juta
5 Agoda.com 2,33 Juta
Sumber : (SimilarWeb, 2018)
Dapat dilihat pada tabel 1.2 diatas, bahwa Traveloka menempati posisi pertama dan memimpin online travel agent untuk di Indonesia. Berdasarkan hasil dari (SimilarWeb, 2018) dengan 13.040.000 pengunjung setiap harinya dan disusul oleh situs-situs penjualan tiket pesawat online yang lain. Penilaian tersebut dilakukan terhadap seluruh situs web penjualan e-ticketing yang berada di Indonesia. Situs penjualan tiket pesawat online yang berada dibawah bisa saja menjadi situs penjualan tiket pesawat nomor satu (1) di Indonesia mengalahkan Traveloka apabila Traveloka tidak memberikan inovasi-inovasi terbaru yang lebih memudahkan konsumen untuk melakukan pembeliannya dan lebih memberikan keuntungan serta kualitas web yang lebih daripada situs-situs penjualan tiket pesawat secara online yang ada di Indonesia.
Traveloka menargetkan peningkatan jumlah pengunduh aplikasinya sebanyak dua kali lipat pada tahun 2018. “Harapan kami sangat besar dari produk ini. Dari sisi pengguna, saat ini jumlah pengguna Traveloka sudah mencapai 30 juta”. Ujar Senior Vice President
Business Development Traveloka, Caesar Indra. (Wicaksono, 2018). Situs Traveloka juga
telah dikenal oleh masyarakat luar negeri, Situs Traveloka banyak dikunjungi oleh masyarakat dalam dan luar negeri, Berdasarkan sumber dari (SimilarWeb, 2018) jumlah persentase pengunjung situs Traveloka berdasarkan negara dapat dilihat pada Tabel 1.3:
Tabel 1.3 Persentase Pengunjung Situs Traveloka Berdasarkan Negara Periode Juni 2018Negara Pengunjung Persentase (%)
Indonesia
59.89 Vietnam
17.57 Thailand
11.24 Malaysia
4.57 Filipina
2.3 Sumber : (SimilarWeb, 2018) Pada Tabel 1.3 dapat memperlihatkan kita mengenai pengunjung terbanyak situs
Traveloka berasal dari Indonesia yaitu sebesar 59.89% dikarenakan perusahaan Traveloka berasal dari Indonesia dan banyak masyarakat Indonesia bahkan negara tetangga di Asia juga menginginkan kepraktisan dalam melakukan pembelian e-ticketing. Banyak konsumen merasa puas dalam melakukan pembelian e-ticketing yaitu dengan cara membeli tiket pesawat secara online di Traveloka dan faktor yang mempengaruhi konsumen tersebut ialah terpercaya, bertanggung jawab, praktis dalam mencari tiket, harga yang diberikan sesuai, produk yang ditawarkan lengkap, website dan aplikasi yang mudah digunakan. (Trusted
Company , 2018)
Penelitian (Zein, 2017) yang membahas mengenai pengaruh kepercayaan, persepsi risiko, kemudahan dan manfaat terhadap keputusan pembelian online tiket pesawat melalui Traveloka menujukkan bahwa pengaruh kemudahan dan manfaat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian online, hal itu dikarenakan apabila harapan konsumen sesuai dengan yang diinginkan dan mendapatkan umpan balik yang bagus, maka konsumen akan memiliki minat untuk melakukan pembelian online.
Penelitian yang juga menggunakan variabel manfaat dan kemudahan terhadap kepercayaan dan niat beli tiket secara online juga dilakukan oleh (Putra, Sukaatmadja, & Giantari, 2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi manfaat dan kemudahan pengguna berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan, semakin baik persepsi manfaat dan kemudahan, maka kepercayaan juga akan semakin meningkat baik, dengan adanya kepercayaan maka konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Zein, 2017), Penelitian yang dilakukan oleh (Domina, Lee, & MacGillivray, 2012) dengan variabel bebas yang digunakan adalah persepsi kemudahan penggunaan, yang berbeda dalam penelitian ini menujukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian online.
Peneliti juga mengambil referensi dari (Andika, 2016) yang menganalisis Website
quality , trust dan loyalty pelanggan Lazada (Studi pada masyarakat Kota Yogyakarta)
dimana terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kualitas Web terhadap Kepercayaan, hal ini berarti apabila suatu kualitas website yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan penggunanya, semakin baik website quality maka semakin tinggi Trust yang dirasakan oleh konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh (Marsella, 2017) yang berjudul pengaruh kepercayaan, keuntungan yang dirasakan, dan kualitas web pada sikap konsumen atas pembelian tiket pesawat secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan dan kualitas web berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen atas pembelian tiket pesawat secara online, dalam artian apabila konsumen telah mempunyai kepercayaan yang tinggi, dan kualitas web yang menarik sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen mau untuk melakukan pembelian atas jasa/produk online tersebut.
Hasil penelitian terdahulu mengenai kepercayaan terhadap niat beli juga didukung oleh (Li, Jaejon, & Jaesung, 2007) dengan hasil penelitian menemukan bahwa kepercayaan memiliki hubungan signifikan yang kuat dengan niat membeli. Kepercayaan konsumen yang lebih besar memotivasi pelanggan menghasilkan niat lebih untuk membeli di pusat perbelanjaan melalui internet. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis termotivasi untuk meneliti lebih jauh dan membuat penelitian ini dengan judul
“Pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Dan Web Quality Terhadap Minat Beli E- Ticketing Pesawat Dengan Trust Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Pengguna Traveloka)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat?
2. Bagaimana pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Trust?
3. Bagaimana pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web
Quality terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat 2.
Untuk mengetahui pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Trust.
3. Untuk mengetahui pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web
Quality terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening .
1.4 Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis: penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengembangkan teori ilmu akuntansi khususnya dalam bidang sistem informasi akuntansi yang berkaitan dengan konsep Technology Acceptance Model terhadap intention to buy e-ticketing .
2. Manfaat praktis: penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak
Traveloka dalam mengkaji, merumuskan dan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan pembelian e-ticketing.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) menjelaskan bagaimana teknologi baru dan telah diusulkan sebelumnya dalam bidang Sistem Informasi untuk menggambarkan hubungan, model TAM inilah yang telah secara luas diakui dan digunakan. Model ini diusulkan oleh Fred Davis dan Richard Bagozzi dengan mengembangkan Theory of
Reasoned Action (TRA) yang dirumuskan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1980.
TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi.
Perceived Usefulness Attittude Behavioural Actual Towards Intention to Usage of
Use IAS Use IAS
IAS Perceived Ease of Use
Sumber: (Davis, 1989) Gambar 2.1
Technology Acceptance Model (TAM) dalam Penggunaan SIA
Berdasarkan gambar 2.1 terdapat dimensi-dimensi dalam TAM, penjelesan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut (Suhud, 2015).
1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) adalah situasi dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat mempecepat menyelesaikan pekerjaannya.
2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use) adalah keadaan dimana seseorang memiliki kepercayaan bahwa sistem yang mudah akan selalu diperlukan dan digunakan dalam suatu pekerjaan.
3. Sikap terhadap Sistem Informasi Akuntansi (Attittude Towards Using IAS) adalah Perasaan positif atau negatif atau evaluasi yang dihasilkan ketika seorang individu menggunakan teknologi informasi baru
4. Minat Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Behavioural Intention to
Use IAS ), adalah tingkat kesediaan seseorang untuk menggunakan teknologi informasi baru.
5. Penggunaan Sesungguhnya Sistem Informasi Akuntansi (Actual Usage of IAS) adalah keadaan dimana seseorang benar-benar menggunakan sistem informasi akuntansi.
Penggunaan dari Technology Acceptance Model (TAM) sebagai salah satu landasan teori dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), variabel persepsi manfaat (perceived
usefulness ) yang sesuai dengan teori TAM, variabel kepercayaan merupakan sikap
terhadap SIA, dan minat beli merupakan minat perilaku penggunaan SIA yang sesuai dengan teori TAM tersebut.
2.2 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem informasi akuntansi menurut (Bodnar & William, 2010) adalah proses formal untuk mengumpulkan data, memproses data menjadi informasi, dan mendistribusikan informasi itu kepada pengguna. Tujuan dari sistem informasi akuntansi (SIA) adalah untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data keuangan dan akuntansi dan menghasilkan laporan informasi yang dapat digunakan oleh manajer atau pihak lain yang berkepentingan untuk membuat keputusan bisnis. Meskipun SIA dapat menjadi sistem manual, saat ini sebagian besar sistem informasi akuntansi berbasis komputer.
2.3 E-Ticketing
Menurut (Lee & G, 2010), E-ticketing atau electronic ticketing adalah bentuk inovasi teknologi dalam bidang e-commerce dimana proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan dapat diproses tanpa harus mengeluarkan paper ticket. Keuntungan utama dari e- adalah kenyataan bahwa e-ticketing mengurangi biaya pemesanan dengan
ticketing
menghilangkan kebutuhan untuk mencetak dan mengirimkan dokumen kertas. Keuntungan lainnya adalah menghilangkan kemungkinan dokumen-dokumen penting tersesat di surat atau dikirim ke alamat yang salah.
2.4 Perceived Ease of Use (Persepsi Kemudahan)
(Davis, 1989) mendefinisikan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) merupakan suatu tingkatan kepercayaan seseorang bahwa penggunaan software dapat dengan mudah dipahami. Menurut (Adam, Nelson, & Todd, 1992) Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan, sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih mudah dipahami, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah untuk digunakan.
2.5 Perceived Usefulness (Persepsi Manfaat)
(Adam, Nelson, & Todd, 1992) mendefinisikan persepsi kemanfaatan (perceived ) merupakan tingkatan kepercayaan seseorang terhadap penggunaan suatu subyek
usefulness tertentu yang dapat memberikan manfaat bagi orang yang menggunakannya.
2.6 Web Quality (Kualitas Web)
(Gaspersz, 2012) yang menyatakan bahwa definisi strategik dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Petter et. al dalam (Adriany, 2012) mendefinisikan kualitas sistem sebagai karakteristik yang diinginkan dari suatu sistem informasi. Menurut (Laura, 2015), elemen terpenting dalam keberhasilan bisnis ritel online adalah bagaimana cara merancang tampilan dan kualitas website yang menarik. Penting bagi seorang desainer untuk memahami bahwa evaluasi konsumen atas tampilan desain dipengaruhi oleh reaksi afektif seperti self-congruity dan flow.
2.7 Trust (Kepercayaan)
Trust merupakan hal yang sangat penting dalam transaksi bisnis dikarenakan trust dapat disebut sebagai pondasi dari suatu transaksi bisnis. Kepercayaan tidak langsung ada begitu saja, melainkan harus dibangun dari awal dan dapat dibuktikan agar kepercayaan tercipta. (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995) menjelaskan bahwa kepercayaan tidak akan diperlukan jika tindakan bisa dilakukan dengan pasti dan tidak ada risiko. Ada tiga faktor yang membentuk kepercayaan seseorang yaitu kemampuan, kebaikan hati, dan integritas.
2.8 Minat Untuk Membeli (Intention to Buy)
Menurut (Cobb-Walgren, C, & N., 1995) minat beli merupakan suatu pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian suatu produk pada merek- merek tertentu. Dorongan atau pertimbangan tertentu yang menjadi faktor konsumen dalam membeli sebuah produk atau jasa. (Dodds, William, Kent, Monroe, & Dhruv, 1991) mengemukakan bahwa minat beli didefinisikan sebagai kemungkinan seorang untuk
2.9 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka penelitian dapat digambarkan pada gambar berikut:
Sumber : Penulis, 2018
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran2.10 Hipotesis
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah : H 1 : Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh terhadap minat beli e-ticketing pesawat. H 2 : Persepsi Manfaat berpengaruh terhadap minat beli e-ticketing pesawat. H 3 : Kualitas Web berpengaruh terhadap minat beli e-ticketing pesawat. H 4 : Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh terhadap Kepercayaan. H 5 : Persepsi Manfaat berpengaruh terhadap Kepercayaan. H 6 : Kualitas Web berpengaruh terhadap Kepercayaan. H 7 : Kepercayaan berpengaruh terhadap minat beli e-ticketing pesawat. H 8 : Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening. H 9 : Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening. H 10 : Web Quality berpengaruh terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Perspektif pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif, karena jenis penelitian ini memerlukan pengukuran data melalui perhitungan statistik yang berasal dari subjek atau sampel yang diminta menjawab terkait sejumlah pertanyaan tentang masalah yang ada.
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
(Sugiyono, 2016) menjelaskan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pengguna Traveloka sebanyak 30 Juta orang (Wicaksono, 2018).
Penelitian ini menggunaan teknik probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dengan sub jenis simple random sampling. Simple Random Sampling dinyatakan
simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun Teknik Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Slovin menurut Sugiyono (2016, h.87) yaitu: Hitungan:
Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 400 responden.
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh langsung dari responden. Data ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner online kepada responden yang menggunakan aplikasi traveloka dan yang melakukan pembelian e- ticketing di traveloka minimal sekali.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan penulis dalam melakukan pengumpulan data, didapatkan dengan cara penulis menggunakan kuesioner dari Google Form untuk menyebarkan kuesioner melalui link yang akan di kirimkan kepada masing-masing responden dan juga melalui studi literatur yaitu teknik dilakukan agar mandapatkan data secara valid dan untuk membantu melengkapi data dalam menganalisis permasalahan yang akan diteliti. Studi pustaka meliputi buku, jurnal, dan laporan karya ilmiah lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.5 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS) untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis akan dianalisis menggunakan software SmartPLS 3.0 untuk menguji hubungan antar variabel. Partial Least
Square merupakan model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis variance atau component. PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Ghozali, 2006).
Penggunaan PLS cocok untuk prediksi dan membangun teori dan sampel yang dibutuhkan relatif kecil (Ghozali, 2006). Kelebihan lain dalam menggunakan PLS adalah PLS mampu mengestimasi ukuran model pada validitas dan reliabilitas, serta menggunakan indikator konstruk laten.
Pengujian dengan menggunakan metode PLS pada dasarnya terdiri atas dua macam pengujian, yaitu model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model).
Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi).
3.5.1
Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan
dengan variable latennya. Model ini dinilai dengan convergent dan discriminant validity dengan indikatornya dan composite reliability untuk block indikator.
Convergent validity dapat dinilai berdasarkan korelasi antara nilai komponen/indikator
dengan nilai konstruknya. Korelasi indikator dengan konstruk yang diukur bernilai lebih dari 0,70 dikatakan tinggi dalam mengukur refleksif individual. Nilai loading yang disarankan adalah diatas 0,50 (positif) dan T statistik diatas 1,96 pada signifikansi 5%.
Discriminant validity yang baik diukur dengan membandingkan akar AVE setiap
konstruk harus lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model (Susilowati & Guruh, 2014). Composite reliability blok indikator yang digunakan untuk mengukur reliabilitas konstruk. Pengukurannya terdiri dari 2 jenis, yaitu composite reliability dan
cronbach’s alpha. Composite reliability blok
indikator dievaluasi dengan melihat composite reliability masing-masing diatas 0,80 dikatakan sangat baik atau reliable.
3.5.2 Uji Model Struktural atau Inner Model Inner Model menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada
teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, dan uji t serta signifikansi dari koefesien parameter jalur struktural. Dalam menilai model dengan PLS, dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel dependen interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel dependen. Uji t dengan tingkat signifikan pada 0.5 (t hitung > t tabel) dari parameter jalur struktural.
3.5.3 Uji Path Analysis
Analisis jalur bertujuan untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas dengan seperangkat variabel terikat (Sanusi, 2011). Dalam penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitin kausal biasanya menggunakan metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang dapat mempengaruhi
dependent variable pada situasi yang telah direncanakan. Model path analysis
digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Traveloka terlahir dari tangan seorang young entrepreneur jebolan universitas luar negeri, yakni Ferry Unardi. Pria muda yang juga sempat merasakan atmosfir kerja di Microsoft ini berhasil membangun salah satu penyedia layanan tiket pesawat online besar di Indonesia, Traveloka. Ferry perlahan membangun sistem e-commerce perusahaannya, semuanya dilakukan dengan pengetahuan serta pengalaman yang ia miliki selama ada di Amerika. Ide ini muncul disaat Ferry Unardi sering mengalami kesulitan dalam pemesanan pesawat, terutama disaat dia ingin pulang ke Padang, Indonesia, dari Amerika Serikat. Akhirnya bersama dengan dua orang sesama rekan kerja Indonesia di Microsoft, Derianto Kusuma dan Albert, pun sepakat membangun bisnis yang dinamakan Traveloka.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Menilai Hasil Penelitian Outer Model
Menilai outer model adalah untuk melihat hubungan antara indikator dengan variabel latennya. Dalam penelitian ini data diolah menggunakan Smart PLS sehingga didapat hasil sebagai berikut:
Sumber : Data yang diolah, 2018
Gambar 4.6 Model Hasil PenelitianDari gambar 4.6 terlihat bahwa nilai indikator loading factor interaksi jelas dan mudah (X11) sebesar 0.872, tidak memerlukan banyak usaha (X12) sebesar 0.829, mudah digunakan (X13) sebesar 0.855, mudah mengoperasikan sistem (X14) sebesar 0.876 terhadap persepsi kemudahan penggunaan (X1) masing-masing berada diatas
0.70. Hal ini membuktikan bahwa masing-masing konstruk mampu menjelaskan variabel persepsi kemudahan penggunaan.
Persepsi Manfaat (X2) memiliki nilai indikator loading factor menghemat waktu (X21) sebesar 0.884, memberikan keuntungan (X22) sebesar 0.832, mudah melakukan pembelian (X23) sebesar 0.846, membantu melakukan pembelian (X24) sebesar 0.867 sehingga hal ini dapat menggambarkan masing-masing konstruk mampu menjelaskan variabel persepsi manfaat (X2).
Kualitas Web (X3) memiliki nilai indikator loading factor kecepatan mengakses situs (X31) sebesar 0.858, situs/web yang sederhana (X32) sebesar 0.838, informasi mudah dipahami (X33) sebesar 0.887, dan perancangan situs yang baik (X34) sebesar 0.863. Hal ini membuktikan bahwa masing-masing konstruk mampu menjelaskan variabel kualitas web karena hasil loading factor berada diata 0.70.
Kepercayaan (Z) merupakan variabel intervening, yang memiliki nilai indikator
loading factor bertanggung jawab atas kesalahannya (Z1) sebesar 0.794, melindungi
informasi konsumen (Z2) sebesar 0.861, dan tidak menjual data informasi konsumen (Z3) sebesar 0.806. Hal ini menujukkan bahwa masing-masing konstruk mampu menjelaskan variabel kepercayaan (Z).
Minat Beli (Y) memiliki nilai indikator loading factor tiket yang ditawarkan sesuai (Y1) sebesar 0.784, harga dan promosi menarik (Y2) sebesar 0.722, dapat memenuhi kebutuhan (Y3) sebesar 0.846, dan kepuasan pelanggan (Y4) sebesar
Berdasarkan hasil diatas, tidak ditemukan masalah Convergent Validity pada model yang telah diuji. Selanjutnya pengujian menggunakan Discriminant Validity dapat dilakukan dengan membandingkan kuadrat AVE dengan nilai korelasi antar konstruk.
Tabel 4.1 Hasil Uji Discriminant ValidityX1 X2
X3 Y Z X1 0.858 X2 0.521 0.857 X3 0.177 0.241 0.862 Y 0.274 0.362 0.409 0.774 Z 0.280 0.330 0.198 0.464 0.821
Sumber : Data yang diolah, 2018 Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai akar kuadrat dari AVE X1 sebesar 0.858.
Nilai akar kuadrat dari AVE X2 sebesar 0.857 > 0.521. Nilai akar kuadrat AVE X3 sebesar 0.862 > 0.241 dan 0.177, kemudian, nilai akar kuadrat AVE Z sebesar 0.821 > 0.464, 0.198, 0.330, 0.280 dan nilai akar kuadrat AVE Y sebesar 0.774 > 0.409, 0.362, 0.274. Dari hasil analisis tersebut dapat terlihat bahwa tidak terdapat permasalahan pada discriminant validity.
Oleh karena itu, untuk dapat memastikan bahwa tidak terdapat pemasalahan terkait pengukuran maka langkah terakhir dalam evaluasi outer model adalah melakukan uji unidimensionalitas dengan menggunakan indikator Composite
Reliability dan Cronbach’s Alpha. Nilai yang diharapkan pada indikator Composite
dan
Reliability Cronbach’s Alpha adalah diatas 0.70.
Tabel 4.2 Hasil Uji Composite Reliability danCronbach’s Alpha Cronbach's Composite Alpha Reliability
X1 0.881 0.918 X2 0.880 0.917 X3 0.885 0.920 Y 0.775 0.856 Z 0.759 0.861
Sumber : Data yang diolah, 2018
Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh konstruk memiliki nilai
cronbach’s alpha diatas 0.70, dan untuk hasil uji composite reliability juga memiliki
nilai diatas 0.70. Hal ini membuktikan bahwa nilai reliabilitas semua indikator dalam model sudah ideal dan tidak ditemukan adanya masalah pada model yang dibentuk sehingga model dapat dipergunakan untuk menguji hipotesis selanjutnya.
4.2.2 Menilai Hasil Penelitian Inner Model
Menilai model structural (inner model) adalah untuk mengevaluasi hubungan konstruk laten atau variabel yang telah dihipotesiskan, dalam penelitian ini inner
model nya yaitu kepercayaan, minat beli, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi
manfaat dan kualitas web. Model struktural ini dapat dievaluasi dengan menggunakan R-Square.
Tabel 4.3 Nilai R- SquareKonstruk R-Square Y 0.348 Z 0.138
Sumber : Data yang diolah, 2018
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai R-Square konstruk Y sebesar 0.348 atau 34.8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh perceived ease of use (X1),
perceived usefulness (X2), dan web quality (X3) mampu menjelaskan variasi minat
beli (Y) sebesar 34.8%. Sisanya sebesar 65.2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan nilai R-Square konstruk Z sebesar 0.138 atau 13.8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh perceived ease of use (X1), perceived usefulness (X2), dan web quality (X3) mampu menjelaskan variabel
trust (Z) sebesar 13.8%. Sisanya sebesar 86.2% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak digunakan dalam penelitian ini.Berikut adalah perhitungan inner model dari data yang diperoleh dengan menggunakan SmartPLS:
Tabel 4.4 Hasil Output Path CoefficientsSampel Sample Standar T-statistik P Values Asli Mean Deviasi
X1 Y 0.045 0.047 0.054 0.837 0.403 X1 Z 0.141 0.144 0.059 2.378 0.018 X2 Y 0.154 0.154 0.050 3.065 0.002 X2 Z 0.228 0.223 0.063 3.603 0.000 X3 Y 0.297 0.298 0.055 5.439 0.000 X3 Z 0.118 0.121 0.058 2.030 0.043 Z Y 0.342 0.346 0.054 6.342 0.000
Sumber : Data yang diolah, 2018
Pada Output Path Coefficients seperti nampak pada tabel di atas adalah melihat signifikansi pengaruh masing-masing variabel persepsi kemudahan penggunaan (X1), persepsi manfaat (X2), kualitas web (X3), kepercayaan (Z), dan minat beli (Y) dengan melihat nilai koefisien parameter (original sample). Besarnya koefisien parameter untuk variabel persepsi kemudahan Penggunaan (X1) sebesar (original
sample ) 0.045 yang berarti terdapat pengaruh positif antara persepsi kemudahan
penggunaan terhadap Minat Beli (Y). Atau dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik persepsi seseorang tentang kemudahan suatu software maka minat beli akan semakin meningkat. Nilai t-Statistik sebesar 0.837 tidak signifikan (t-tabel signifikansi 5% = 1.96). Oleh karena nilai t statistik lebih kecil dari t-tabel 1.96 (0.837 < 1.96). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis satu (H1) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat beli ditolak.
Sedangkan hipotesis dua (H2) sampai hipotesis tujuh (H7) memiliki nilai t- statistik diatas atau lebih dari t-tabel 1.96. Maka dapat disimpulkan hipotesis dua (H2) sampai hipotesis tujuh (H7) diterima didukung dengan hasil olah data yang ada.
4.3 Uji Path Analysis
4.3.1 Pengujian Variabel Mediasi menggunakan Causal Step Sumber : Data yang diolah, 2018
Gambar 4.7 Model Hasil Penelitian setelahCronbach’s Alpha
Hasil pengujian hipotesis delapan (H8) menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (X1) terhadap kepercayaan (Z) signifikan terlihat dari t hitung 2.378 > t tabel 1.96 dan hubungan kepercayaan (Z) dengan minat beli (Y) signifikan pada t hitung 6.342 > t tabel 1.96. Sedangkan, hubungan persepsi kemudahan penggunaan (X1) dengan minat beli (Y) tidak signifikan terlihat dari t hitung 0.837 < t tabel 1.96. Berdasarkan ketiga hubungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan (Z) memediasi secara penuh (full mediation) hubungan persepsi kemudahan penggunaan (X1) dengan minat beli (Y) sehingga hipotesis delapan (H8) terbukti.
Hasil dari pengujian mediasi persepsi manfaat (X2) dengan metode causal step menunjukkan bahwa pengaruh persepsi manfaat (X2) terhadap kepercayaan (Z) berpengaruh signifikan dengan t hitung 3.603 > t tabel 1.96 dan hubungan persepsi manfaat (X2) dengan minat beli (Y) signifikan pada t hitung 3.065 > t tabel 1.96. Kemudian, hubungan kepercayaan (Z) dengan minat beli (Y) juga signifikan terlihat dari t hitung 6.342 > t tabel 1.96. Dengan signifikannya ketiga hubungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan (Z) memediasi secara parsial (partial
mediation ) hubungan persepsi manfaat (X2) dengan minat beli (Y) sehingga hipotesis sembilan (H9) diterima.
Selanjutnya, Hasil pengujian hipotesis sepuluh (H10) menunjukkan bahwa pengaruh kualitas web (X3) terhadap kepercayaan (Z) signifikan terlihat dari t hitung 2.030 > t tabel 1.96 dan hubungan kepercayaan (Z) dengan minat beli (Y) signifikan pada t hitung 6.342 > t tabel 1.96. Kemudian, hubungan kualitas web (X3) dengan minat beli (Y) juga signifikan terlihat dari t hitung 5.439 > t tabel 1.96. Dengan signifikannya ketiga hubungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan (Z) memediasi secara parsial (partial mediation) hubungan kualitas web (X3) dengan minat beli (Y) sehingga hipotesis sepuluh (H10) diterima.
5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakuka oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil pengujian secara parsial yang didapat dari uji t menunjukkan bahwa perceived minat beli e-ticketing pesawat. Sedangkan perceived usefulness (persepsi manfaat) dan web quality (kualitas web) berpengaruh signifikan terhadap minat beli e-ticketing.
2. Hasil pengujian secara parsial yang didapat dari uji t menunjukkan bahwa perceived
ease of use , perceived usefulness dan web quality berpengaruh signifikan terhadap trust .
3. Hasil pengujian path analysis melalui metode causal steps menunjukkan bahwa trust (kepercayaan) memediasi penuh (full mediation) pengaruh perceived ease of use terhadap minat beli e-ticketing pesawat. Sedangkan, trust memediasi parsial (partial
mediation ) pengaruh perceived usefulness dan web quality terhadap minat beli e- ticketing pesawat.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, D. A., Nelson, R. R., & Todd, P. A. (1992). Perceived Usefulness, Ease of Use, and Usage of Information Technology: A Replication. MIS Quarterly, 16 (2), 227-247. Adriany, F. (2012). Pengaruh Kepuasan Pengguna Sim-Kas Terhadap Kinerja Individu. Skripsi.
Universitas Indonesia. Ahmad, M. A., Zawaideh, F. H., & Bisher, A. (2018). Oriental Journal of Computer Science
and Technology . Retrieved July 28, 2018, from
http://www.computerscijournal.org/vol7no1/the-relation-between-e-commerce-and-ais- in-medium-scale-organizations/ Andika, B. (2016). Analisis Website Quality, Trust, dan Loyalty Pelanggan Lazada (Studi pada Masyarakat Kota Yogyakarta). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social
Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology, 51 (6), 1173-1182. Bodnar, G. H., & William, S. H. (2010). Accounting Information System (10th ed.). United State of America: Pearson Education Inc. Chwen, Y. L., Kwoting, F., & Chien, C. T. (2010). Predicting Consumer Repurchase Intentions to Shop Online. Journal of Computers, 5 (10). Cobb-Walgren, C. J., C, A. R., & N., D. (1995). Brand Equity, and Brand Preference. Journal of Advertising, 26 (3), 25-40. Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13 (3), 319-339. Dodds, William, B., Kent, B., Monroe, & Dhruv, G. (1991). Effects of Price, Brand, and Store
Information on Buyers Product Evaluations. Journal of Marketing Research, 28, 307- 319. Domina, T., Lee, S., & MacGillivray, M. (2012). Understanding Factors Affecting Consumer