PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN, KINERJA PELAYANAN PAJAK DAN MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DALAM PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PPH FINAL DI KOTA PALEMBANG
PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN, KINERJA PELAYANAN PAJAK DAN MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DALAM PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PPH FINAL DI KOTA PALEMBANG 1 2 Ervita , Icha Fajriana Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palembang e-mail:
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkatpemahaman, kinerja pelayanan pajak dan mekanisme pajak terhadap pelaporan dan
pembayaran PPh final sebagai Wajib Pajak Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan jenis data adalah
data primer dengan sampel sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan
tingkat pemahaman berpengaruh terhadap pelaporan PPh final dan berpengaruh
signifikan terhadap pembayaran PPh final. Kinerja pelayanan pajak tidak berpengaruh
terhadap pelaporan PPh final dan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap
pembayaran PPh final. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mekanisme
pembayaran pajak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pelaporan PPh
final, dan memiliki hubungan yang positif dengan pembayaran PPh final.
Kata kunci : Pemahaman, Kinerja Pelayanan, Pelaporan Pajak, Pembayaran Pajak, PPh
Final
Abstract
This research has a purpose was to analyse the factors that influence the levelofunderstanding, perfomance of tax services and mechanism of tax payment and
mechanism of tax payment for reporting and payment as Small and Medium Busines.
This Study uses quantitative method, with the type of data is primary with sample as 100
respondents. The result showed that the level of understanding affected the reporting of
PPh final and had a significant effect on the payment of PPh final. Perfomance of tax
services does not affect reporting of Pph final and doesn’t have a significant relation
with the payment of PPh final. The result also show that the mechanism of tax payment
has a significant and positive effect on the reporting of PPh final and has a positive
relation with the payment of PPh final.
Keywords: Understanding, service performance, tax reporting, payment of taxes, PPh
Final1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan sumber utama pembiayaan Negara. Penerimaan pajak negara mendapat peningkatan pada Januari 2018. Kota Palembang berkontribusi besar dalam penerimaan pajak di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak (DJP) Sumsel Babel. Tercacat lebih dari setengah penerimaan pajak disumbang dari Wajib Pajak di Kota Palembang. Kota Palembang menjadi kota terbesar Kota Palembang memiliki ciri khasnya yang unik sehingga menarik masyarakat luar untuk datang dengan berbagai maksud dan tujuan yaitu untuk keperluan mencari pekerjaan, membuka peluang bisnis, mencari ilmu dan berwisata
Keberadaan UKM menjadi faktor pendukung negara untuk mendorong peningkatan ekonomi, terbukti dari kemampuan UKM yang dapat bertahan dari terpaan ketidakstabilan dan krisis ekonomi. Di bidang perpajakan UKM juga dapat mendorong peningkatan penerimaan negara, walaupun jumlah penerimaan pajak tidak terlalu tinggi, tetapi jumlah UKM yang tumbuh dan berkembang sangat diharapkan menambah jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) final baik dalam pelaporan maupun pembayaran. Pelaporan dan pembayaran pajak perorangan setiap tahunnya dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di masing-masing daerah Wajib Pajak terdaftar. Setiap tahunnya, pemerintah memasang target dalam mencapai penerimaan pajak yang digunakan untuk pembangunan daerah.
Pemerintah menerapkan berbagai macam sosialisasi mengenai pajak. Pemerintah perlu untuk mencapai peningkatan jumlah Wajib Pajak aktif dengan kegiatan intensifikasi karena tentunya jumlah Wajib Pajak akan sangat mempengaruhi jumlah penerimaan Pajak Dengan banyaknya jenis usaha, baik yang berskala kecil maupun menengah diharapkan benar-benar dapat menjadi sumber pajak yang dapat digunakan untuk menambah pendapatan Negara. Salah satu faktor yang mendasari Negara berkembang menganggap pentingnya keberadaan UKM karena dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, realisasi penerimaan pajak UKM semester I 2018 masih terlampau rendah. Dengan penurunan PPh final UKM dari 1% menjadi 0,5%, diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melapor dan membayar. (kompas.com/ekonomi/read/sri-mulyani-akui- penerimaan-pajak-umkm-masih-rendah).
Penyebab dari rendahnya kepatuhan tingkat pelaporan dan pembayaran Wajib Pajak UKM antara lain disebabkan oleh pemahaman dan pengetahuan Wajib Pajak tentang pajak serta pelayanan petugas pajak masih rendah Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya jumlah Wajib Pajak UKM dalam pelaporan dan pembayaran PPh final adalah kualitas pelayanan di kantor pajak.
Pelaporan dan pembayaran pajak merupakan pemasalahan yang biasa terjadi sejak dulu dan menjadi permasalahan yang terus-menerus terjadi di bidang perpajakan. Di dalam negeri, kepatuhan Wajib Pajak pemilik UKM dalam pelaporan dan pembayaran perpajakan dari tahun ke tahun masih belum menunjukkan persentase peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari hasil perbandingan jumlah Wajib Pajak yang memenuhi syarat patuh di Indonesia terhadap perbandingan jumlah total Wajib Pajak terdaftar, hasilnya jumlah Wajib Pajak yang patuh dengan kewajiban perpajakannya sangat sedikit. Jika tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan dan pembayaran pajak rendah, maka akan berdampak secara langsung terhadap penurunan penerimaan pajak, sehingga tingkat penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ikut menurun.
Dalam sistem self assessment, Wajib Pajak memiliki kewajiban untuk menghitung, melaporkan dan menyetor kewajiban perpajakannya, tidak terkecuali Wajib Pajak usaha kecil, dimana mereka memiliki kewajiban setara dengan Wajib Pajak dalam negeri yang lain. Tetapi, bagi sebagian besar Wajib Pajak usaha kecil, untuk melakukan pembukuan transaksinya akan terasa sulit untuk dilakukan. Terutama kebijakan dan peraturan perpajakan yang membebani Wajib Pajak usaha kecil ini akan mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam pelaporan dan pembayaran kewajiban perpajakannya. Selain itu, kurangnya pemahaman mengenai kebijakan dan peraturan perpajakan bagi Wajib Pajak usaha kecil akan menghambat pelaksanaan kewajiban perpajakan (Widodo, 2010).
Pemerintah telah menetapkan kebijakan dan peraturan mengenai Pajak Penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013. Hal tersebut dimaksudkan agar memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban dan kepatuhan perpajakan. Selain itu, PP No. 46 tahun 2013 tersebut dilengkapi dengan tata cara perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang diatur dalam PMK Nomor 107 Tahun 2013.
Berdasarkan uraian diatas dan adanya fenomena didalam perusahaan pertambangan terkait kelangsungan usahanya, maka penulis mengambil judul
“Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kinerja Pelayanan Pajak dan Mekanisme Pembayaran Pajak Terhadap Wajib Pajak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dalam Pelaporan dan Pembayaran PPh Final di Kota Palembang “.
1.2 Rumusan Masalah 1.
Bagaimana tingkat pemahaman terhadap kepatuhan Wajib Pajak pemilik UKM dalam pelaporan PPh final di kota Palembang ?
2. Bagaimana kinerja pelayanan kantor pajak yang mempengaruhi Wajib Pajak pemilik UKM mengenai kewajiban dalam pelaporan PPh final di kota Palembang ? 3. Bagaimana mekanisme pembayaran pajak oleh wajib pajak pemilik UKM terhadap pelaporan PPh final di kota Palembang ?
4. Bagaimana tingkat pemahaman terhadap kepatuhan Wajib Pajak pemilik UKM dalam pembayaran PPh final di kota Palembang ?
5. Bagaimana kinerja pelayanan pajak yang mempengaruhi Wajib Pajak pemilik
UKM mengenai kewajiban dalam pembayaran PPh final di kota Palembang ? 6. Bagaimana mekanisme pembayaran pajak oleh Wajib Pajak UKM terhadap pembayaran PPh final di kota Palembang ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.
Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat pemahaman terhadap kepatuhan Wajib Pajak pemilik UKM dalam pelaporan PPh final di kota Palembang 2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kinerja pelayanan kantor pajak yang mempengaruhi Wajib Pajak pemilik UKM mengenai kewajiban dalam pelaporan PPh final di kota Palembang
3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh mekanisme pembayaran pajak oleh Wajib Pajak pemilik UKM terhadap pelaporan PPh final di kota Palembang 4. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat pemahaman mengenai kemauan Wajib Pajak pemilik UKM dalam pembayaran PPh final di kota
Palembang 5. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kinerja pelayanan kantor pajak yang mempengaruhi Wajib Pajak pemilik UKM mengenai kewajiban dalam pembayaran PPh final di kota Palembang 6. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh mekanisme pembayaran pajak oleh Wajib Pajak pemilik UKM terhadap pembayaran PPh final di kota
Palembang
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, kepatuhan merujuk pada kata tunduk atau patuh pada peraturan. Yang berarti, kepatuhan merupakan motivasi atau dorongan seseorang, kelompok atau organisasi untuk bertindak sesuai aturan yang ditetapkan.
Teori Kepatuhan adalah perilaku yang di timbulkan oleh individu karena adanya niat untuk berperilaku. Seperti yang dikemukakan Tyler (Susilowati, 2004 dalam Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dasar kepatuhan pada hukum, yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental berarti individu dengan kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi. Seseorang lebih cenderung patuh pada hukum yang dianggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through morality) berarti patuh pada hukum karena hukum dianggap suatu keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi ( normative commitment through legitimacy ) berarti patuh pada peraturan karena otoritas penyusun hukum yang memiliki hak untuk mendikte perilaku (Sudaryanti, 2008 dalam Sulistyo, 2010).
Kelman membedakan kualitas ketaatan atau kepatuhan terhadap aturan dalam tiga jenis, yaitu : a.
Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan hanya karena ia takut terkena sanksi.
b.
Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan hanya karena takut hubungan baiknya dengan seseorang menjadi rusak.
c.
Ketaatan yang bersifat internalisation, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan karena benar-benar ia merasa bahwa aturan tersebut materi dan spiritnya sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang dianutnya.
2.2 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka penelitian dapat digambarkan pada gambar berikut:
H1 Tingkat 1 Pelaporan Perpajakan pemahaman ( X ) Pemilik UKM 1 (Y )
H4 H8
Kinerja Pelayanan 2 Pajak ( X ) H7 H3
Pembayaran H2 H5
Perpajakan Pemilik UKM 2 Mekanisme 3
(Y ) Pembayaran Pajak ( X
H6
) Sumber : Penulis, 2018
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran2.3 Hipotesis
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah : H1 : Tingkat Pemahaman mempunyai pengaruh terhadap pelaporan PPh final. H2 : Kinerja Pelayanan Pajak mempunyai pengaruh terhadap pelaporal PPh final H3 : Mekanisme Pembayaran Pajak mempunyai pengaruh dalam pelaporan PPh final H4 : Tingkat Pemahaman mempunyai pengaruh dalam pembayaran PPh final. H5 : Kinerja Pelayanan Pajak mempunyai pengaruh dalam pembayaran PPh final. H6 : Mekanisme Pembayaran Pajak mempunyai pengaruh dalam pembayaran PPh final. H7 : Tingkat Pemahaman, Kinerja Pelayanan Pajak dan Mekanisme Pembayaran Pajak mempunyai mempengaruhi Pelaporan PPh Final. H8 : Tingkat Pemahaman, Kinerja Pelayanan Pajak dan Mekanisme Pembayaran Pajak mempunyai mempengaruhi Pembayaran PPh Final.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel independen yang meliputi tingkat pemahaman, kinerja pelayanan pajak dan mekanisme pembayaran pajak dengan variabel dependennya yaitu pelaporan PPh final dan pembayaran PPh final. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka- angka serta dihitung dengan menggunakan teknik perhitungan statistik.
3.2 Objek dan Subyek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh tingkat pemahaman, kinerja pelayanan pajak dan mekanisme pembayaran pajak terhadap pelaporan PPh final dan pembayaran PPh final. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di wilayah Ilir Barat.
3.3 Populasi dan Sampel
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, uji koefisien determinasi, uji statistik t dan uji statistik F. Persamaan regresi bertujuan untuk memprediksi besar variable. Berikut persamaan regresi berganda :
Uji multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variable.
3.5.3.3 Uji Multikolonieritas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
3.5.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu dan residual memiliki distribusi normal.
3.5.3.1 Uji Normalitas
Sugiharto dan Situnjak (2006) mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk mendapat informasi yang digunakan dapat dipercaya.
Populasi dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah Populasi pada penlitian ini adalah Pelaku UKM di Kota Palembang. Pemilihan populasi di Kota Palembang, Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Kota Palembang.. Penentuan sampel dengan menggunakan metode Cluster Sampling di wilayah KPP Pratama Ilir Barat diperoleh sampel penelitian sebanyak 100 responden.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur dan menilai valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu tes akan dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya.
3.5.1 Uji Validitas
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu peneliti menampilkan angka-angka, menganalisis dengan menggunakan rasio, menampilkan gambar atau tabel yang dapat menggambarkan dan menjelaskan kondisi riil dilapangan. Alat pengolahan data untuk menganalisis penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 23 for Windows.
3.5 Teknik Analisis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data dari penelitian ini diperoleh dengan melakukan penyebaran kuisioner kepada pemilik UKM di daerah Palembang khususnya Illir Barat I.
3.4 Jenis Data
3.5.4 Uji Hipotesis
Y1 = a + β1X1 + β2X2+ β3X3 Y2 = a + β1X1 + β2X2+ β3X3
: Y1 : Pelaporan PPh Final Y2 : Pembayaran PPh Final a : Konstanta
: Koefisien Regresi
β
X1 : Tingkat Pemahaman X2 : Kinerja Pelayanan Pajak X3 : Mekanisme Pembayaran Pajak 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Berdasarkan dengan Peraturan Mentri Keuangan Nomor 132/PMK 01/2006 yang telah diubah menjadi 67/PMK 01/2008 maka didirikannya Kantor Pelayanan Pajak Ilir Barat Palembang. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ilir Barat yang beralamat Jalan tasik, Kambang Iwak, Palembang 30135, Kantor Pelayanan Pajak bersatu dengan gedung Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung dan Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ilir Barat sebagai wujud dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern.
KPP Pratama Ilir Barat memiliki 6 wilayah kerja meliputi Ilir Barat I, Ilir Barat II, Sukarame, Alang-Alang Lebar, Gandus dan Bukit Kecil. Dalam susunan struktur organisasi , KPP memiliki 9 seksi yang meliputi kelompok fungsional pemeriksaan, satu sub-bagian umum di KPP Pratama Ilir Barat Palembang dikepalai oleh kepala sub-bagian umum.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Validitas
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas X1Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas X2Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas X3Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Y1Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Y2Sumber : Data diolah SPSS 23, 2018
Berdasarkan hasil pengujian di atas menunjukkan hasil uji validitas pada tabel X1,X2,X3,Y1,Y2 menunjukkan bahwa semua indikator dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai r-hitung yang lebih besar dari 0.205 dan nilai Sig. Dari masing-masing item lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan
4.2.2 Uji Reliabilitas
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas X1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,954
4 Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas X2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,933
4 Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas X3 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items ,961
4 Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Y1 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items ,948
4 Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Y2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items ,960
4 Sumber : Data diolah SPSS 23, 2018
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
Cronbach’s Alpha pada variabel X1,X2,X3,Y1 dan Y2 lebih besar dari 0,7 sehingga alat ukur dalam penelitian ini reliabel.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Normalitas
Tabel 4.11 Kolmogorov-Smirnov Terhadap Y1Tabel 4.12 Kolmogorov-Smirnov Terhadap Y2Sumber : Data Diolah SPSS 23, 2018
Dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov data berdistribusi normal jika nilai Sig. > 0,05. Hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,197 pada Y1 dan 0,200 pada Y2 yang berarti data residual terdistribusi secara normal.
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Terhadap Y1Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Terhadap Y2Sumber : Data Diolah SPSS 23, 2018
Nilai signifikansi pada Tingkat Pemahaman (X1) terhadap pelaporan PPh final (Y1) 0,467 lebih besar dari 0,05. Kinerja Pelayanan Pajak (X2) 0,834 dan Mekanisme Pembayaran Pajak (X3) 0,797 yang membuktikan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Nilai signifikan Tingkat Pemahaman (X1) terhadap pembayaran PPh final (Y2) 0,196. Kinerja Pelayanan Pajak (X2) 0,756 dan Mekanisme Pembayaran Pajak (X3) 0,324 yang membuktikan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.
4.2.3.3 Uji Multikolonieritas
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikoloniaritas Terhadap Y1Tabel 4.16 Hasil Uji Multikoloniaritas Terhadap Y2Sumber : Data Diolah SPSS 23, 2018
Variabel Tingkat Pemahaman (X1) terhadap pelaporan PPh Final (Y1) nilai tolerance 0,194 lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF 5,160 lebih kecil dari 10, kinerja pelayanan pajak (X2) nilai tolerance 0,197 dan nilai VIF 5,084 dan mekanisme pembayaran pajak (X3) nilai
tolerance 0,145 dan nilai VIF 6,901 maka semua variabel independen tidak terjadi multikolonieritas terhadap variabel dependen Y1.
Sedangkan untuk variabel Tingkat Pemahaman (X1) terhadap pembayaran PPh final (Y2) nilai tolerance 0,194 dan nilai VIF 5,160, kinerja pelayanan pajak (X2) nilai tolerance 0,197 dan nilai VIF 5,084 dan mekanisme pembayaran pajak (X3) nilai tolerance sebesar 0,145 dan nilai VIF 6,901 maka semua variabel independen tidak terjadi multikolonieritas terhadap variabel dependen Y2.
4.2.4 Uji Hipotesis
Tabel 4.17 Uji Regresi Linier Terhadap Y1Sumber : Data Diolah SPSS 23, 2018
Persamaan regresi linier dalam penelitian ini adalah :
Y1 = 1.001 + 0.389X1 + 0.177X2 + 0.408X3
Pelaporan PPh Final dinilai konstan dengan nilai 1,001. Setiap satu kenaikan variabel X1 memberikan kenaikan nilai pada variabel Y1 sebesar 0,389 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap. Begitu juga dengan variabel X2 dan X3 terhadap Y1.
Tabel 4.18 Uji Regresi Linier Terhadap Y2Sumber : Data Diolah SPSS 23, 2018
Persamaan regresi linier dalam penelitian ini adalah :
Y2 = 0.559 + 0.360X1 + 0.058X2 + 0.549X3 Pembayaran PPh Final dinilai konstan dengan nilai sebesar 0,559.
Setiap satu kenaikan variabel X1 memberikan kenaikan nilai pada variabel Y2 sebesar 0,360 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap. Begitu juga dengan variabel X2 dan X3 terhadap Y2.
4.2.4.1 Uji Statistik t
Tabel 4.18 Uji Statistik t Terhadap Y1Tabel 4.19 Uji Statistik t Terhadap Y2Sumber : Data Diolah SPSS 23, 2018 Data dikatakan berpengaruh apabila t hitung > t tabel dan Sig < 0,05.
Nilai t tabel 1,661 maka Tingkat Pemahaman (H1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaporan PPh final karena nilai t-tabel sebesar 4,332 dan nilai signifikan 0,000. Kinerja pelayanan pajak (H2) tidak signifikan terhadap pelaporan PPh final karena nilai t-tabel sebesar 1,949 dan nilai signifikan 0,054. Sedangkan Mekanisme Pembayaran Pajak (H3) berpengaruh positif dan signifikan karena nilai t-tabel sebesar 3,913 dan nilai signifikan 0,000.
Tingkat Pemahaman (H1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembayaran PPh final karena nilai t-tabel sebesar 3,880 dan nilai signifikan 0,000. Mekanisme pembayaran pajak (H3) berpengaruh positif dan signifikan karena nilai t-tabel sebesar 5,095 dan nilai signifikan 0,000. Sedangkan pengaruh kinerja pelayanan pajak adalah tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari nilai T statistiknya ( 0,615 ) maka hipotesis enam ( H2 ) yang menyatakan bahwa kinerja pelayanan pajak terhadap pembayaran PPh final ditolak.
4.2.4.2 Uji Statistik F
Tabel 4.20 Uji Statistik F Terhadap Y1Tabel 4.21 Uji Statistik F Terhadap Y2Sumber : Data Diolah SPSS 23, 2018
Data dikatakan berpengaruh apabila F hitung > F tabel dan Sig < 0,05. Nilai F sebesar 185,057 yang lebih besar dari F tabel yang memiliki nilai sebesar 2,76 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Y1). Nilai F sebesar 174,068 yang lebih besar dari F tabel yang memiliki nilai sebesar 2,76 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Y2).
4.2.4.3 Uji R² (Koefisien Determinasi)
Tabel 4.22 Uji Statistik F Terhadap Y1Tabel 4.23 Uji Statistik F Terhadap Y2Sumber : Data Diolah SPSS 23, 2018
Nilai R Square sebesar 0,853 atau sebesar 85,3% pada variabel Y1 yang menunjukkan variabel X1, X2, X3 mempengaruhi variabel Y1 dan sisanya sebesar 14,7% dipengarui oleh variabel lain diluar data yang diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan, nilai R Square sebesar 0,845 atau sebesar 84,5% pada variabel Y2 yang menunjukkan variabel X1,X2,X3 mempengaruhi variabel Y2 dan sisanya sebesar 15,5% dipengarui oleh variabel lain diluar data yang diteliti dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Tingkat Pemahaman Terhadap Pelaporan PPh Final
Berdasarkan hasil uji t, didapat nilai nilai t hitung sebesar 4,332 dengan signifikansi 0,000 dimana t abel adalah 1,661 dan data dikatakan berpengaruh jika t hitung > t tabel dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sejalan dengan teori kepatuhan yang bersifat
internalisation bahwa Wajib Pajak akan taat pada aturan apabila sesuai
dengan nilai yang sudah ditetapkan sehingga pemahaman yang mendasar dan mendalam terhadap Wajib Pajak sangat berkaitan dengan sikap yang diambil Wajib Pajak UKM dalam mentaati aturan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardhani ( 2005 ) yang menyatakan bahwa pemahaman dari Wajib Pajak mempengaruhi tingkah laku Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Sebagaimana yang terjadi di wilayah Ilir Barat I bahwa Wajib Pajak UKM belum memahami dengan baik mengenai sistem pelaporan PPh Final untuk usaha kecil dan menengah.
4.3.2 Pengaruh Kinerja Pelayanan Pajak Terhadap Pelaporan PPh Final
Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa kinerja pelayanan pajak ditolak, dimana t statistik 1,949 > t tabel 1,661. Hal ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Cindy & Yenny ( 2013 ) dan Wilda (2015) dalam penelitiannya yang menghasilkan bahwa pelayanan kantor pajak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan pajak penghasilan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan pajak yang diberikan oleh aparat pajak tidak mempengaruhi keinginan Wajib Pajak UKM dalam pelaporan PPh Final di Kota Palembang khususnya di KPP Pratama Ilir Barat. Karena pada dasarnya, Wajib Pajak yang melapor PPh final harus memiliki kesadaran sendiri untuk melakukan pelaporan.
4.3.3 Pengaruh Mekanisme Pembayaran Pajak Terhadap Pelaporan PPh Final
Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa mekanisme pembayaran pajak diterima, dimana t statistik 3,913 > t tabel 1,661. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusro dan Kiswanto (2014) yang menyatakan bahwa suatu mekanisme pembayaran pajak yang baik akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan pajak penghasilan.. Hipotesis ini muncul disebabkan oleh Wajib Pajak di wilayah Ilir Barat I merasa bahwa sistem pelaporan atas pajak penghasilan sulit untuk diikuti sehingga diharapkan direktorat jendral pajak akan lebih memberikan kemudahan serta mekanisme yang dinilai cukup mudah untuk dipraktekkan oleh Wajib Pajak di Indonesia.
4.3.4 Pengaruh Tingkat Pemahaman Terhadap Pembayaran PPh Final hitung
Berdasarkan hasil uji t, didapat nilai nilai t sebesar 3,880 dengan signifikansi 0,000 dimana t tabel adalah 1,661 dan data dikatakan berpengaruh jika t hitung > t tabel dan 0,000 < 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Penelitian tersebut serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani, Faturokhman, dan Pratiwi (2012) yang menyatakan jika pengetahuan dan pemahaman perpajakan dari Wajib Pajak yaitu suatu ingatan dan hafalan tentang definisi perpajakan, peraturan dan ketentuan mengenai undang-undang yang mengatur tentang kegiatan perpajakan dan ketentuan umum serta tata cara perpajakan dalam pelaporan dan pembayaran yang harus dipahami agar dapat terealisasi. Dengan tingginya tingkat pemahaman masyarakat terkait kebijakan dan peraturan perpajakan akan lebih mendorong tingkat Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya dengan membayar PPh final secara rutin dan patuh.
4.3.5 Pengaruh Kinerja Pelayanan Pajak Terhadap Pembayaran PPh Final
Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan kinerja pelayanan pajak tidak berpengaruh terhadap pembayaran PPh final dimana t statistik 0,615 < t tabel 1,661 yang berarti H2 ditolak.. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sartika (2008) yang menyatakan bahwa kinerja pelayanan pajak tidak memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak. Teori kepatuhan menyatakan kepatuhan berasal dari motivasi atau dorongan seseorang untuk bertindak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, sehingga Wajib Pajak UKM yang memang memiliki motivasi untuk membayar PPh final pasti memiliki dorongan yang kuat untuk melaksanakannya. Hal ini berkaitan dengan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa kinerja pelayanan pajak tidak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pelaporan PPh final, maka pembayaran PPh final juga tidak berpengaruh.
4.3.6 Pengaruh Mekanisme Pembayaran Pajak Terhadap Pembayaran PPh Final
Hasil pengujian hipotesis keenam (H6) menunjukkan bahwa mekanisme pembayaran pajak diterima, dimana t statistik 5,059 > t tabel 1,661. Mekanisme pembayaran pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembayaran PPh final. Hipotesis ini muncul disebabkan oleh Wajib Pajak merasa bahwa sistem perhitungan serta sistem pembayaran pajak sekarang sulit untuk diikuti sehingga Wajib Pajak perlu diberikan kemudahan serta pemahaman yang baik mengenai hal tersebut. Mekanisme pembayaran yang baik akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan wajib pajak.
4.3.7 Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kinerja Pelayanan Pajak dan
Mekanisme Pembayaran Pajak Terhadap Pelaporan PPh Final
Hasil pengujian hipotesis keenam (H7) diterima, karena berdasarkan pengujian dimana F statistic 185,057 > F tabel 2,76. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pemahaman, kinerja pelayanan pajak dan mekanisme pembayaran pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pelaporan PPh final. Hipotesis ini muncul disebabkan oleh Wajib Pajak merasa bahwa pemahaman mengenai pelaporan PPh Final dirasa sulit dan tidak mudah diikuti, sehingga menyebabkan Wajib Pajak enggan dan malas untuk mentaati aturan pajak tersebut, yang pada akhirnya Wajib Pajak UKM benar-benar melepas tanggung jawab dalam pelaporan PPh final.
4.3.8 Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kinerja Pelayanan Pajak dan Mekanisme Pembayaran Pajak Terhadap Pembayaran PPh Final
Hasil pengujian hipotesis keenam (H8) diterima, karena berdasarkan hasil pengujian dimana F statistic 174,068 > F tabel 2,76. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pemahaman, kinerja pelayanan pajak dan mekanisme pembayaran pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembayaran PPh final. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa tingkat pemahaman Wajib Pajak dan kualitas pelayanan fiskus pajak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan dan pembayaran PPh final.
5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengujian pengaruh tingkat pemahaman terhadap pelaporan PPh final di Kota Palembang memiliki pengaruh yang signifikan dan positif.
2. Hasil pengujian pengaruh kinerja pelayanan pajak terhadap pelaporan PPh final di Kota Palembang memiliki pengaruh yang tidak signifikan.
3. Hasil pengujian pengaruh mekanisme pembayaran pajak terhadap pelaporan PPh final di Kota Palembang memiliki pengaruh yang signifikan dan positif.
4. Hasil pengujian pengaruh tingkat pemahaman terhadap pembayaran PPh final di Kota Palembang memiliki pengaruh yang signifikan dan positif.
5. Hasil pengujian pengaruh kinerja pelayanan pajak terhadap pembayaran PPh final di Kota Palembang memiliki pengaruh yang tidak signifikan.
6. Hasil pengujian pengaruh mekanisme pembayaran pajak terhadap pembayaran PPh final di Kota Palembang memiliki pengaruh yang signifikan dan positif.
7. Hasil pengujian pengaruh tingkat pemahaman, kinerja pelayanan pajak dan mekanisme pembayaran pajak terhadap pelaporan PPh final memiliki pengaruh secara bersama-sama.
8. Hasil pengujian pengaruh tingkat pemahaman, kinerja pelayanan pajak dan mekanisme pembayaran pajak terhadap pembayaran PPh final memiliki pengaruh secara bersama-sama.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk Usaha Kecil dan Menegah diharapkan lebih memperhatikan tingkat pemahaman dan mekanisme pembayaran pajak ini dikarenakan dari tiga variabel yang penulis teliti yaitu tingkat pemahaman, kinerja pelayanan pajak dan mekanisme pajak.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat djadikan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya dan dapat juga dijadikan untuk penelitian lanjutan dengan menambah variabel lainnya seperti motivasi Wajib Pajak, kesadaran Wajib Pajak atau ketegasan sanksi perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, Hermawan, 2014, Pengaruh Tingkat Pemahaman Peraturan Pajak Wajib Pajak
dan Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh
Pasal 25 Badan , Diakses 14 Maret 2014, di http://epository.unhas.ac.id C Zahidah, 2010, Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kepatuhan dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kewajiban Perpajakan Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di wilayah Jakarta Selata, Diakses 15 Juni 2010, di
http://repository.uinjkt.ac.id/ Dianawati , Susi, 2008, Analisis Pengaruh Motivasi dan Tingkat Pendidikan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang ,
Diakses 12 Juni 2008, di http://repository.uinjkt.ac.id Hardingsih, Pancawati, 2013, Implementasi Pajak Penghasilan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah , Diakses 3 Maret 2014, di http://www.unisbank.ac.id Lubis, Muhammad Rizal Lubis, 2011, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesadaran dalam Melaporkan Kewajiban Perpajakan pada Sektor UKM di Kota Medan , Diakses 14 November 2015, di
Mardiasmo. 2011. “Perpajakan”. Penerbit Andi. Yogyakarta. M Rahmatika, 2010, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kesadaran
Kewajiban Perpajakan Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) , Diakses
30 September 2010, di Nidya Prajogo , Josephine, 2013, Pengaruh Tingkat Pemahaman Peraturan Pajak Wajib
Pajak, Kualitas Pelayanan Petugas Pajak , dan Persepsi Atas Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Wilayah Sidoarjo . Diakses 14
November 2013, di http://media.neliti.com Rahayu, Siti Kurnia. 2010. “Perpajakan Indonesia”. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta
Sartika, 2009, Pengaruh Kecerdasan Spiritual , Kinerja Pelayanan Pajak dan Ketegasan
Sanksi Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban
Perpajakan . Diakses 14 Desember 2010, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Siregar, Yuli Anita Saryadi, dan Listyorini, Sari, 2012, Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis , Volume 1, Nomor. 1: 1-9. Universitas Diponegoro, Semarang Tengah.
Waluyo, 2010. Perpajakan Indonesia Buku 1 Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Wahyuningsih , Tri . 2016 . Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak , Tarif Pajak, Mekanisme
Pembayaran Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Bidang Mebel Di Surakrta , Diakses 10 Agustus 2016, di http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/ Undang-Undang No.20 tahun 2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Peraturan Pemerintah No.23 tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas PPh Final.