IMPLEMENTASI PROGRAM SIMPANAN KELUARGA SEJAHTERA DI KANTOR POS TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG
IMPLEMENTASI PROGRAM SIMPANAN
KELUARGA SEJAHTERA DI KANTOR POS
TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh: Mentari Ratna Dewi
NIM. 6661120735
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
ABSTRAK
Mentari Ratna Dewi. NIM 6661120735. Skripsi. Implementasi Program
Simpanan Keluarga Sejahtera di Kantor Pos Tigaraksa Kabupaten
Tangerang. Pembimbing I: Leo Agustino, Ph.D dan Pembimbing II: Riny
Handayani, M.SiProgram Simpanan Keluarga Sejahtera adalah program pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan pemerintah dalam rangka kompensasi atas kenaikan harga BBM yang sifatnya seperti buku tabungan. Tujuan dari Program Simpanan Keluarga Sejahtera adalah untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat dan kompensasi menyusul pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak. Adapun permasalahannya yakni penentuan penerima dana masih menggunakan data Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011, kurangnya sosialisasi, penetapan lokasi pencairan dana dan penetapan jadwal pencairan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana proses implementasi Program Simpanan Keluarga Sejahtera di Kantor Pos Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah masyarakat penerima dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera di Kantor Pos Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Teori yang digunakan adalah teori Van Metter dan Van Horn. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, kuesioner dan studi dokumen. Uji hipotesis yang digunakan adalah t-test satu sampel. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa hasil menunjukkan bahwa presentase Program Simpanan Keluarga Sejahtera hanya mencapai 54.94% dan belum berjalan dengan baik karena dibawah angka minimal 60%. Saran peneliti adalah lebih meningkatkan komunikasi antar pihak terkait guna untuk memperlancar jalannya Program Simpanan Keluarga Sejahtera yang lebih baik.
Kata kunci: Kemiskinan, Implementasi, Program Simpanan Keluarga
Sejahtera.
ABSTRACT
Mentari Ratna Dewi. NIM 6661120735. Research Paper. Implementation of
Prosperous Family Saving Program in Tigaraksa Post Office, Tangerang
Regency. Advisor I:Leo Agustino, Ph.D and Advisor II: Riny Handayani, M.Si
Prosperous Family Saving Program is a program which provides cash assistance
to the Targeted Households which was set by the government in order to
compensate for the rising in fuel prices, similar to a passbook. The purpose of
Prosperous Family Saving Program is to prevent a decline in consumer
purchasing power and compensation following the reduction in fuel subsidies.
The problem is that the determination of the beneficiary are still using the Social
Protection Program Data Collection in 2011, lack of socialization, the
determination on the location of the funds disbursement, and funds disbursement
schedule determination of the Prosperous Family Saving Program. The purpose
of this study was to describe the implementation process of Prosperous Family
Saving Program in Tigaraksa Post Office, Tangerang Regency. The research
method used was quantitative descriptive. The subject of research is the
beneficiary communities of Prosperous Family Saving Program in Tigaraksa Post
Office, Tangerang Regency. The theory used were the theory of Van Metter and
Van Horn. Data collection techniques used were observations, interviews,
questionnaires and document studies. Hypothesis test used was one sample t-test.
Based on the research results, it can be seen that the percentage of Prosperous
Family Saving Program only reached 54.94% and has not gone well for at least
60% below the figure. The suggestion from the researcher is improve a better
communication between the related parties in order to reinforce the better
Prosperous Family Saving Program.Keywords: Poorness, Implementation, Prosperous Family Savings Program
Motto : Maka Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan Maka Apabila Engkau Telah Selesai (Dari Sesuatu Urusan), Tetaplah Bekerja Keras (Untuk Urusan Yang Lain) Dan Hanya Kepada Tuhan-mu lah Engkau Berharap… (Q.S: Al-Insyirah 5-8)
Persembahan : “Skripsi ini saya Persembahkan untuk Mamah - Bapak Tercinta beserta Kakak - Adik Terkasih dan Nenek serta Alm. Kakek Tersayang yang telah memberikan semangat dan do’a tulusnya serta motivasi secara moral dan materiil dalam penyelesaiin skripsi ini.”
4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, M.Si, Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ipah Ema Jumiati, S.IP, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir.
8. Leo Agustino, Ph. D selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu dan bantuannya.
9. Riny Handayani, M.Si selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah memberikan ilmunya serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11. Kesbanglinmas Kabupaten Tangerang yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.
12. Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tangerang yang telah memberikan informasi kepada peneliti.
13. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang yang telah memberikan
14. Kantor Pos Tangerang yang telah memberikan informasi kepada peneliti.
15. Para penerima dana PSKS yang telah bersedia untuk meluangkan waktunya dan memberikan informasi kepada peneliti.
16. Kedua orang tua tersayang dan tercinta yang selalu membimbing dan mengantarkan anaknya sampai ke dalam tahap perguruan tinggi serta selalu memberikan semangat dan selalu menemani sehingga penulis dapat termotivasi untuk cepat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Terimakasih banyak Bapak Sabrawi dan Mamah Umi Mar’ati.
17. Kakak dan Adikku, Mega Puspa Sari dan Gilang Firmansyah serta keluarga besar yang tidak hentinya memberikan do’a serta semangat untuk penulis.
18. Muhammad Ridwan Nurcholis yang selalu memberikan semangat dan selalu menemani sehingga penulis dapat termotivasi untuk cepat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terimakasih banyak atas waktunya dan sukses selalu.
19. Teman-teman seperjuangan Ilmu Administrasi Negara angkatan 2012, khususnya teman-teman kelas C dan teman-teman ‘Ngebet Lulus’ (Pipi, Ndew, Acut, Nong, Tangen, Upeh) semoga kami semua dapat berjuang dan sukses bersama.
20. Sahabat-sahabat sekolah yang selalu memberikan semangat sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama peneliti melakukan penelitian.
Terimakasih.
Serang, November 2016 Mentari Ratna Dewi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAKABSTRACT LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI …………………………….………...……………………………. v
DAFTAR TABEL .…………………………………….…………………….. viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….... x
DAFTAR GRAFIK …………..………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………...…………………………….. 1
1.2 Identifikasi Masalah ……………...………………………………… 18
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………………. 19
1.4 Perumusan Masalah ……………….……….……………………….. 19
1.5 Tujuan Penelitian …………………………………………………… 20
1.6 Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 20
1.6.2 Manfaat Praktis …………………………………………….. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.5.1 Uji Validitas ……………………..…………………………… 54
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……………………………... 52
3.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 50
3.3 Instrumen Penelitian ………………………………………………... 47
3.2.2 Sampel ……………………..…………………………………. 45
3.2.1 Populasi ………………………..……………………………... 44
3.2 Populasi dan Sampel ……………………………………………….. 44
3.1 Metode Penelitian …………………………………………………... 43
2.4 Hipotesis Penelitian .………………………………………………... 41
1.7 Sistematika Penulisan Penelitian …………………………………… 21
2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………….. 39
2.2 Penelitian Terdahulu ……………………………………………….. 35
2.1.5 Model-Model Implementasi Kebijakan Publik ..……………... 30
2.1.4 Implementasi Kebijakan Publik …………………………..….. 28
2.1.3 Definisi Kebijakan Publik .…………………………………… 27
2.1.2 Definisi Publik ……………………………………………….. 26
2.1.1 Definisi Kebijakan ………………………………………..….. 25
2.1 Studi Kepustakaan ………………………………………………….. 24
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
3.5.2 Uji Reliabilitas ………………………..……………………… 55
3.6 Jadwal Penelitian …………………………………………………… 56
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian …………………………………………. 58
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Tangerang …………………… 58
4.1.2 Deskripsi Responden Penelitian ……………………………… 61
4.1.2.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……………… 61
4.1.2.2 Responden Berdasarkan Usia ………………………… 62
4.1.2.3 Responden Berdasarkan Pendidikan …………………. 63
4.1.2.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan …………………... 64
4.1.2.5 Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ………... 65
4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ………………………………………. 66
4.3 Hasil Uji Reliabilitas ……………………………………………….. 69
4.4 Pengujian Hipotesis ………………………………………………… 70
4.5 Analisis Data ……………………………………………………….. 73
4.6 Interpretasi Hasil Penelitian ………………………………………. 132
4.7 Pembahasan ……………………………………………………….. 133
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 146
5.2 Saran …………………………………………………………….… 148
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.5 Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Penerima Dana ProgramTabel 3.4 Instrumen Penelitian ………………………………………………… 49Tabel 3.3 Skoring Item Instrumen ……………………………………………... 48Tabel 3.2 Perhitungan Sampel Penelitian ……………………………………… 47Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kantor Pos Bayar Tigaraksa Kabupaten Tangerang Tahun 2014-2015 ………………… 45
Tabel 3.1 Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Penerima Dana ProgramSimpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) Per-Kantor Pos Bayar di Kabupaten Tangerang Tahun 2014-2015 ………………………… 12
Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) per-Kecamatan Kabupaten Tangerang Tahun 2014-2015 …………………………… 11
Halaman
Tabel 1.4 Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Penerima Dana ProgramSimpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) per-Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2014-2015 …………………………………………… 10
Tabel 1.3 Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Penerima Dana ProgramTabel 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tangerang Tahun 2009-2013 6Tahun 2010–2014 (Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional) ………… 6
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin per-kabupaten Kabupaten TangerangTabel 3.5 Jadwal Penelitian …………………………………………………….. 57Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten TangerangTahun 2013 …………………………………………………………... 60
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ……………………………………….. 68Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………………… 70Tabel 4.4 Kategorisasi Indikator Standar dan Sasaran Kebijakan ……………. 134Tabel 4.5 Kategorisasi Indikator Sumber Daya ………………………………. 136Tabel 4.6 Kategorisasi Indikator Karakteristik Agen Pelaksana ……………... 138Tabel 4.7 Kategorisasi Indikator Sikap Para Pelaksana ………………………. 140Tabel 4.8 Kategorisasi Indikator Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas AgenPelaksana …………………………………………………………... 142
Tabel 4.9 Kategorisasi Indikator Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik ….. 143
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………………………………………………… 40Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ……………………... 72Gambar 4.2 Mekanisme Pengambilan Dana Program Simpanan KeluargaSejahtera …………………………………………………………… 85
DAFTAR GRAFIK
HalamanGrafik 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………………... 62 Grafik 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia …………………………….. 63 Grafik 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ……………………… 64 Grafik 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ……………………….. 65 Grafik 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan …………….. 66 Grafik 4.6 Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan …………………………… 74 Grafik 4.7 Hasil Pernyataan Pertama Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan .. 75 Grafik 4.8 Hasil Pernyataan Kedua Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan …. 77 Grafik 4.9 Hasil Pernyataan Ketiga Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan … 78 Grafik 4.10 Hasil Pernyataan Keempat Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan 80 Grafik 4.11 Hasil Pernyataan Kelima Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan . 81 Grafik 4.12 Hasil Pernyataan Keenam Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan 82 Grafik 4.13 Hasil Pernyataan Ketujuh Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan 83 Grafik 4.14 Indikator Sumber Daya ……………………………………………. 86 Grafik 4.15 Hasil Pernyataan Kedelapan Indikator Sumber Daya ……………... 87 Grafik 4.16 Hasil Pernyataan Kesembilan Indikator Sumber Daya …………… 88 Grafik 4.17 Hasil Pernyataan Kesepuluh Indikator Sumber Daya …………….. 90 Grafik 4.18 Hasil Pernyataan Kesebelas Indikator Sumber Daya ……………... 91 Grafik 4.19 Hasil Pernyataan Kedua belas Indikator Sumber Daya …………… 92
Grafik 4.21 Indikator Karakteristik Agen Pelaksana …………………………... 96 Grafik 4.22 Hasil Pernyataan Keempat belas Indikator Karakteristik Agen
Pelaksana ………………………...………………………………... 97 Grafik 4.23 Hasil Pernyataan Kelima belas Indikator Karakteristik Agen
Pelaksana ………………………...………………………………... 98 Grafik 4.24 Hasil Pernyataan Keenam belas Indikator Karakteristik Agen
Pelaksana ………………………...………………………………... 99 Grafik 4.25 Hasil Pernyataan Ketujuh belas Indikator Karakteristik Agen
Pelaksana ………………………...………………………………. 100 Grafik 4.26 Hasil Pernyataan Kedelapan belas Indikator Karakteristik Agen
Pelaksana ………………………...……………………………….. 102 Grafik 4.27 Indikator Sikap Para Pelaksana ………………………………….. 104 Grafik 4.28 Hasil Pernyataan Kesembilan belas Indikator Sikap Para
Pelaksana ……………………………………………………….... 105 Grafik 4.29 Hasil Pernyataan Kedua puluh Indikator Sikap Para Pelaksana …. 106 Grafik 4.30 Hasil Pernyataan Kedua puluh satu Indikator Sikap Para
Pelaksana …………………………………………………………. 108 Grafik 4.31 Hasil Pernyataan Kedua puluh dua Indikator Sikap Para
Pelaksana ......................................................................................... 109 Grafik 4.32 Indikator Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Agen
Pelaksana …………………………………………………………. 111 Grafik 4.33 Hasil Pernyataan Kedua puluh tiga Indikator Komunikasi
Grafik 4.34 Hasil Pernyataan Kedua puluh empat Indikator Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Agen Pelaksana …………………. 113
Grafik 4.35 Hasil Pernyataan Kedua puluh lima Indikator Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Agen Pelaksana ……………......... 115
Grafik 4.36 Hasil Pernyataan Kedua puluh enam Indikator Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Agen Pelaksana …………………. 116
Grafik 4.37 Hasil Pernyataan Kedua puluh tujuh Indikator Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Agen Pelaksana …………………. 117
Grafik 4.38 Hasil Pernyataan Kedua puluh delapan Indikator Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Agen Pelaksana …………………. 119
Grafik 4.39 Indikator Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik ……………... 121 Grafik 4.40 Hasil Pernyataan Kedua puluh sembilan Indikator Lingkungan
Ekonomi, Sosial dan Politik …………………………………….... 122 Grafik 4.41 Hasil Pernyataan Ketiga puluh Indikator Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik ………………………………………………………... 123 Grafik 4.42 Hasil Pernyataan Ketiga puluh satu Indikator Lingkungan Ekonomi,
Sosial dan Politik ……………………………………………......... 125 Grafik 4.43 Hasil Pernyataan Ketiga puluh dua Indikator Lingkungan Ekonomi,
Sosial dan Politik ……………………………………………......... 126 Grafik 4.44 Hasil Pernyataan Ketiga puluh tiga Indikator Lingkungan Ekonomi,
Sosial dan Politik ……………………………………………......... 127 Grafik 4.45 Hasil Pernyataan Ketiga puluh empat Indikator Lingkungan Ekonomi,
Grafik 4.46 Hasil Pernyataan Ketiga puluh lima Indikator Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik ……………………………………………......... 130
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi ini, semakin meningkatnya pertambahan penduduk, maka semakin bertambah pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan masyarakat akan hidup layak dari hari ke hari semakin meningkat. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhan hariannya, seperti sulitnya mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan karena rendahnya tingkat kesejahteraan dalam keluarga. Hal itu disebabkan karena masih tingginya angka kemiskinan.
Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi suatu bangsa karena kemiskinan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Kemiskinan merupakan kondisi di mana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam kehidupan sehari-harinya.
Kemiskinan dapat membuat masyarakat menjadi terbelakang karena lingkup kemiskinan bukan hanya ekonomi saja, tetapi mencakup aspek sosial dan politik. Masyarakat yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya dapat terlihat dari segi ekonominya. Hal ini dapat terjadi di mana masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan serta pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan karena hal ini dapat menghambat dan menghalangi seseorang untuk mendapatkan informasi guna memanfaatkan kesempatan yang ada. Hubungan sosial yang baik mendukung seseorang mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan atau bahkan memiliki keahlian agar taraf kesejahteraannya meningkat. Politik yang tidak sehat juga dapat menyebabkan kemiskinan yang berlarut-larut. Hal ini dapat terjadi karena sebagian pihak yang mempunyai kekuasaan salah dalam menggunakan kekuasaannya, sebagian pihak menggunakan kekuasaannya hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Seharusnya para elit politik dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap masyarakat miskin agar dapat memperkecil jumlah kemiskinan yang ada di Indonesia.
Kondisi kemiskinan yang terjadi di Indonesia menuntut pemerintah untuk menanggulangi, mengurangi bahkan memberantas permasalahan yang sudah merajalela ini. Pemerintah harus mampu mengatasi permasalahan kemiskinan dengan memberikan kebijakan atau program yang berorientasi kepada masyarakat miskin agar angka kemiskinan di Indonesia dapat berkurang karena pada hakikatnya masyarakat miskin dipelihara oleh negara jadi pemerintah mempunyai kewajiban dalam menganggulangi kemiskinan. Hal ini disebutkan dalam Pasal 34 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat (1) tertanam jelas bahwa fakir miskin merupakan tanggung jawab dan wewenang pemerintah. Hal tersebut Sosial Pasal 24 ayat (1) yang menyatakan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.
Pemerintah memegang peranan penting dalam memberantas kemiskinan. Untuk itu, pemerintah wajib memberikan kebijakan atau program yang mengutamakan masyarakat miskin agar dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat miskin menjadi sejahtera. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah dalam menangani permasalahan kemiskinan dari pemerintah.
Dalam penanggulangan kemiskinan memerlukan keterlibatan berbagai pihak yang berkepentingan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah serta masyarakat merupakan pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab yang sama terhadap penanggulangan kemiskinan. Pemerintah telah melaksanakan penanggulangan kemiskinan melalui berbagai kebijakan atau program dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga negara secara layak dan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat miskin. Untuk menunjang penanggulangan kemiskinan dan mewujudkan percepatan penanggulangan kemiskinan maka dibuat program yang merujuk pada masyarakat miskin guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin.
Pada era Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi berbagai program penanggulangan kemiskinan dicetuskan oleh pemerintah dengan nama yang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengurangi tingkat kemiskinan bahkan memberantas kemiskinan di Indonesia, seperti Program BLT diselenggarakan sebagai respon kenaikan tetap memenuhi kebutuhan hariannya. Kedua Program ini menyalurkan bantuan berupa pemberian kompensasi uang tunai dengan besaran untuk Program BLT adalah senilai Rp. 100.000,- dan untuk Program BLSM sebesar Rp. 150.000,- per keluarga
Penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian SMERU terkait kajian cepat pelaksanaan Program BLT 2008 dan evaluasi penerima Program BLT 2005 di Indonesia dan penggunaan KPS dan pelaksanaan BLSM 2013 menarik kesimpulan bahwa Program BLT masih relevan dan dapat membantu masyarakat miskin tetapi dalam pelaksanaannya masih terjadi ketegangan dan bahkan konflik di tingkat masyarakat. Konflik bersumber dari kecemburuan sosial dan tidak transparannya proses verifikasi penerima program. Pemotongan dana BLT terjadi di tingkat masyarakat dengan jumlah yang cenderung bertambah dan dilakukan secara sistematis. Keadaan ini tidak diantisipasi dan ditangani oleh aparat terkait, bahkan aparat cenderung menutup mata atas kondisi tersebut. Adanya BLT pun tidak mengakibatkan kemalasan dan perubahan jam kerja RTS. Jumlah dana yang terbatas dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam jangka pendek menyebabkan masyarakat miskin harus bertindak rasional dengan tetap bekerja masih terjadi kesalahan penetapan sasaran dan ketidak tercakupan penerima BLT karena verifikasi tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu, pelaksanaan BLSM tidak menimbulkan permasalahan sosial yang berarti, meskipun sosialisasi program cenderung terbatas dan terlambat. Umumnya rumah tangga menerima dana dari kantor pos sesuai ketentuan, namun di beberapa desa terdapat pemotongan ditingkat lokal yang hasilnya dibagikan kepada rumah tangga lain yang tidak menjadi penerima.
Di Kabupaten Tangerang, banyak keluarga miskin yang tidak mendapatkan bantuan BLT maupun BLSM. Perataan terkait pembagian dana dirasa masih kurang menyentuh semua keluarga miskin. Akibat tidak tepat sasaran, banyak keluarga miskin yang mengembalikan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) ke kantor desa setempat maupun ke kantor pos karena perbandingannya lebih banyak yang tidak menerima dari pada yang menerima 20 Januari 2016). Mereka tidak ingin konflik terjadi di tengah masyarakat karena kecemburuan sosial antara keluarga miskin yang mendapatkan KPS dan yang tidak mendapatkannya.
Dengan adanya program dari pemerintah yang ditujukan untuk keluarga miskin. Pada tahun 2010-2014, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tangerang mengalami penurunan. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2011 dengan angka penurunan sebesar 0,76 % (BPS Kabupaten Tangerang). Untuk lebih jelasnya, hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin per-kabupaten Kabupaten Tangerang
Tahun 2010–2014
(Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional)
No. Tahun Jumlah Presentase (%)
1. 2010 (Juli) 205.097
7.18 2. 2011 (September) 188.653
6.42 3. 2012 (September) 175.978
5.71 4. 2013 (September) 183.889
5.78 5. 2014 (September)* 176.202
5.36 Catatan: *Angka Sangat Sementara Sumber: BPS Kabupaten Tangerang (2015)
Selain menurunnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Tangerang, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2011. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tangerang
Tahun 2009-2013
No. Tahun Presentase
1. 2009 4,41 2. 2010 6,33 3. 2011 6,39 4. 2012 5,86 5. 2013 6,11
Sumber: BPS, IPM Kabupaten Tangerang (Hal: 28) Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tangerang tahun 2009 sebesar
4,41 persen naik menjadi 6,33% di tahun 2010 kemudian pada tahun 2011 menjadi 6,39% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan 5,86% kemudian sedikit meningkat di tahun 2013 sebesar 6,11%. (Sumber: BPS, IPM Kabupaten
Untuk meminimalisir permasalahan kesejahteraan sosial, khususnya kemiskinan, Pemerintah mencetuskan program yang ditujukan untuk masyarakat miskin guna menanggulangi bahkan memberantas kemiskinan di Indonesia. Pada tahun 2014 pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal (2) ayat (2) Program tersebut meliputi Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat. Dengan dikeluarkannya Perpres tersebut, selanjutnya dikeluarkan pula Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat untuk membangun Keluarga Produktif pada tanggal
3 November 2014.
Program nasional dalam upaya penanggulangan kemiskinan tersebut merupakan bentuk perlindungan sosial yang diperlukan bagi masyarakat miskin guna untuk mencegah terjadinya guncangan dan kerentanan sosial, salah satu diantaranya melalui Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS). Program Simpanan Keluarga Sejahtera merupakan program yang diberikan dalam bentuk kompensasi yang sifatnya seperti buku tabungan.
Program Simpanan Keluarga Sejahtera adalah program pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan pemerintah dalam rangka kompensasi atas kenaikan harga BBM. Tujuan dari PSKS adalah untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat dan kompensasi menyusul BBM yang diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehingga daya beli masyarakat menurun terutama keluarga miskin. Untuk itulah PSKS disalurkan (http://blsm.posindonesia.co.id/umum.php 3 April 2016).
Program Simpanan Keluarga Sejahtera diberikan karena untuk memperbaiki efektivitas dalam penyaluran bantuan sosial, jadi pemerintah memutuskan untuk memberikan dalam bentuk simpanan. Alasan pemberian dalam bentuk simpanan adalah:
1. Simpanan/tabungan merupakan bentuk kegiatan produktif,
2. Simpanan/tabungan merupakan bagian dari strategi nasional keuangan inklusif,
3. Perbaikan dari program BLSM 2013 yang sekedar membagikan uang tunai, dan
4. Mengurangi antrian d/program/program-membangun- keluarga-produktif/mengapa-bantuan-dalam-bentuk-simpanan/
21 Desember 2015). Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin. Melalui program simpanan keluarga sejahtera ini diharapkan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga miskin karena di tingkat keluarga, program perlindungan sosial dapat mendorong perkembangan anggota keluarga yang lebih baik, seperti adanya asupan gizi yang cukup dalam keluarga dan juga dapat mendorong terciptanya ketahanan keluarga secara ekonomi.
Program Simpanan Keluarga Sejahtera yang diperuntukkan bagi pemegang KKS merupakan program pemberian bantuan non tunai dalam bentuk simpanan yang diberikan kepada 15,5 Juta Keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia, sejumlah Rp. 200.000/Keluarga/Bulan. Untuk tahun 2014, dibayarkan sekaligus Rp. 400.000 untuk bulan November dan Desember. Program Simpanan Keluarga Sejahtera diberikan kepada keluarga kurang mampu, secara bertahap diperluas mencakup penghuni panti asuhan, panti jompo dan panti-panti sosial lainnya.Saat ini, 1 Juta keluarga diberikan dalam bentuk layanan keuangan digital dengan pemberian SIM Card, sedangkan 14,5 Juta keluarga diberikan dalam bentuk simpanan giro pos Pada tahun anggaran 2015, bantuan yang akan diberikan dalam waktu 3 bulan dengan total Rp.
600.000,-. 13 Januari 2016).
Provinsi Banten merupakan satu dari 34 provinsi yang ada di Indonesia yang menjalankan Program Simpanan Keluarga Sejahtera. Di Provinsi Banten, RTS penerima dana PSKS berjumlah 417.532 keluarga yang meliputi delapan kabupaten/kota. Adapun data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.3 Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS)
Penerima Dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS)
Provinsi Banten
Tahun 2014-2015
No. Kabupaten/Kota Rumah TanggaSasaran
1. Kabupaten Tangerang 146.278
2. Kabupaten Lebak 118.021
3. Kabupaten Serang 58.432
4. Kota Tangerang 46.239
5. Kota Serang 17.121
6. Kota Tangerang Selatan 16.439
7. Kota Cilegon 11.489
8. Kabupaten Pandeglang 3.513 Jumlah 417.532
Sumber(4 November 2015) Berdasarkan tabel jumlah RTS penerima dana PSKS per-kabupaten/kota diatas, dapat diketahui bahwa Kabupaten Tangerang memiliki jumlah RTS penerima dana PSKS terbanyak diantara delapan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten dengan jumlah 146.278 keluarga yang tersebar di 29 kecamatan.
Kabupaten Tangerang sendiri menjalankan Program Simpanan Keluarga Sejahtera dalam bentuk simpanan giro pos offline. Selanjutnya, untuk dapat melihat jumlah RTS penerima dana PSKS per-kecamatan dan per-kantor pos bayar di Kabupaten Tangerang, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.4 Jumlah RTS Penerima Dana PSKS
per-Kecamatan di Kabupaten TangerangTahun 2014-2015
No. Kecamatan Rumah Tangga Sasaran
1. Pakuhaji 11.388
2. Rajeg 10.456
3. Teluknaga 9.733
4. Mauk 6.750
5. Tigaraksa 6.620
6. Sepatan Timur 6.513
7. Kosambi 6.412
8. Cisoka 6.069
9. Kresek 5.772
10. Solear 5.716
11. Kemiri 5.197
12. Sindang Jaya 5.036
13. Gunung Kaler 5.026
14. Sukamulya 4.966
15. Kronjo 4.731
16. Mekar Baru 4.591
17. Legok 4.517
18. Sepatan 4.147
19. Jayanti 3.748
20. Sukadiri 3.728
21. Balaraja 3.637
22. Pasar Kemis 3.482
23. Panongan 3.474
24. Jambe 3.467
25. Pagedangan 2.901
26. Cisauk 2.860
27. Curug 2.150
28. Cikupa 2.149
29. Kelapa Dua 1.042 Jumlah 146.278
Sumber: Kantor Pos Tangerang (2016)
Tabel 1.5 Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS)
Penerima Dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS)
per-Kantor Pos Bayar di Kabupaten Tangerang
Tahun 2014-2015
No. Kantor Bayar Kecamatan RTS Jumlah
1. Tigaraksa Tigaraksa 6.620 47.170 Cisoka 6.069 Kresek 5.772
Solear 5.716 Gunung Kaler 5.026
Sukamulya 4.966 Jayanti 3.748
Balaraja 3.637 Jambe 3.467
Cikupa 2.149
2. Tangerang Pakuhaji 11.388 32.362 Sepatan Timur 6.513
Kosambi 6.412 Sepatan 4.147
Cisauk 2.860 Kelapa Dua 1.042
3. Villa Regency Dua Rajeg 10.456 29.430 Sindang Jaya 5.036
Pasar Kemis 3.482
4. Mauk Mauk 6.750 24.997 Kemiri 5.197 Kronjo 4.731
Mekar Baru 4.591 Sukadiri 3.728
5. Curug Legok 4.517 13.042 Panongan 3.474
Pagedangan 2.901 Curug 2.150
6. Teluknaga Teluknaga 9.733 9.733 Jumlah 146.278
Sumber: Kantor Pos Tangerang (2016) Berdasarkan tabel di atas, dari 6 kantor pos bayar di Kabupaten Tangerang yang ditunjuk untuk menyalurkan dana PSKS kepada RTS penerima dana PSKS,
PSKS terbanyak, yaitu berjumlah 47.170 RTS penerima dana yang tersebar pada 10 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Adapun kecamatan tersebut yaitu, kecamatan Tigaraksa, Cisoka, Solear, Jambe, Cikupa, Balaraja, Jayanti, Sukamulya, Kresek dan Gunung Kaler.